Peran Guru Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar
Peran Guru Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar
Peran Guru Kelas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar
65
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi yang baik dan
intens dari guru kelas, akan menstimulus siswa untuk memiliki kesiapan belajar yang lebih
baik. Kesiapan belajar yang baik, akan mempermudah siswa mengikuti pembelajaran dengan
aktif, sehingga mudah menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada akhirnya,
motivasi belajar akan berdampak secara tidak langsung pada pencapaian hasil belajar siswa itu
sendiri.
PEMBAHASAN
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan Problematika Rendahnya Motivasi
teknik analisis model Miles & Huberman Belajar Siswa di SD
67
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
Motivasi menentukan tingkat berhasil Berbagai hal tersebut dapat terjadi,
atau gagalnya kegiatan siswa dalam salah satunya disebabkan oleh motivasi
pembelajaran di SD. Motivasi belajar belajar yang rendah pada siswa. Rendahnya
berperan dalam hal penumbuhan gairah, motivasi belajar tersebut disebabkan oleh
merasa senang, dan semangat untuk belajar. beberapa faktor. Menurut Sari, dkk. (2017),
Keinginan/dorongan dan ketertarikan siswa adapun penyebabnya, yakni rendahnya
dalam belajar merupakan salah satu kunci kedisipilinan belajar; siswa yang tidak
untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di
Tinggi-rendahnya keinginan dalam belajar kelas; kurangnya tingkat keaktifan siswa
bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ditandai dengan kurang mendengarkan
diantaranya, harapan, kesanggupan, keadaan penjelasan guru, kurang perhatian terhadap
fisik, lingkungan, serta tata cara guru dalam tugas individu dan kelompok; rasa ingin tahu
membimbing siswa. Jadi, belajar tanpa rendah, serta tidak memiliki keberanian
motivasi akan sulit untuk mencapai dalam bertanya dan menjawab. Sedangkan
keberhasilan secara optimal (Hamalik, 2013). menurut Sabrina, dkk. (2017), ada tiga faktor
Namun dalam kenyataan, terdapat penyebab rendahnya motivasi belajar, yaitu:
sejumlah problematika yang menunjukkan (1) kemampuan siswa dalam menyerap
bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. informasi dan menyelesaikan tugas-tugas
Sari, dkk. (2017) menjelaskan bahwa adapun yang diberikan guru masih kurang
kondisi belajar peserta didik saat memuaskan; (2) kondisi lingkungan siswa
berlangsungnya pembelajaran di kelas, ada yang tidak mendukung pada saat belajar
yang mengantuk; corat-coret buku atau matematika membuat peserta didik tidak
menggambar sendiri; mengobrol dengan berkonsentrasi dalam mengikuti proses
teman sebangku; serta melamun pada waktu pembelajaran di sekolah. Siswa sulit
guru menjelaskan materi pelajaran. Sabrina, menyerap materi pelajaran yang diberikan
dkk. (2017) juga menambahkan bahwa, guru karena fasilitas yang kurang memadai;
peserta didik juga memiliki dan (3) tata cara guru dalam membimbing
keinginan/dorongan dan ketertarikan yang siswa. Proses pembelajaran di kelas terasa
rendah dalam belajar. Siswa terlihat bosan membosankan dan monoton. Guru hanya
dengan cara pembelajaran yang monoton, menjelaskan materi dengan berceramah
yaitu peserta didik hanya mendengarkan dan tanpa menggunakan media belajar. Siswa
mencatat. Selain itu, Sabrina, dkk. (2017) menjadi pasif karena hanya mendengarkan
mengemukakan beberapa indikator yang penjelasan guru melalui ceramah.
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar
siswa seperti, siswa sulit memahami materi Guru Kelas Sebagai Motivator Dalam
pelajaran; siswa kurang berkonsentrasi; Proses Belajar Siswa di SD
siswa kurang aktif, serta sikap dan kebiasaan Guru kelas memiliki peran penting
belajar siswa dalam kelas. Selanjutnya, dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Artika, dkk. (2017) juga memaparkan bahwa Makna pembelajaran dikatakan berhasil bila
siswa tampak kurang termotivasi dalam siswa mempunyai motivasi dalam belajar
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh sehingga terbentuk perilaku belajar siswa
guru. Ketika belajar, siswa terlihat murung, yang efektif. Oleh karena itu, peran seorang
kurang bergairah, dan kurang semangat guru bukan hanya mentransfer ilmu kepada
dalam belajar. Siswa merasa belajar itu siswa, tetapi juga sebagai motivator bagi
membosankan. siswa agar memiliki orientasi dalam belajar.
Dalam hal ini, guru harus mampu
68
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
menumbuhkan dan meransang semua potensi besar dalam meningkatkan hasil belajar
yang ada pada siswa serta mengarahkannya siswa. Peran guru diharapkan mampu
agar dapat memanfaatkan potensinya secara membangkitkan motivasi dan dapat
efektif. memanfaatkannya menjadi penggerak kuat
Oleh karena itu, anak membutuhkan para siswa untuk meraih prestasi yang
situasi lingkungan yang memungkinkan diharapkan. Guru yang profesional harus
segala potensinya dikembangkan. Hal menyadari bahwa dirinya harus berperan
tersebut berlandaskan teori perkembangan sebagai motivator, yang bertugas
dari Jhon Locke (Sit, 2012), yaitu teori memberikan inspirasi atau dorongan supaya
enviromentalisme yang menyatakan bahwa proses pemebelajaran lebih menyenangkan
perkembangan ditentukan oleh lingkungan. dan harus menolong siswanya supaya
Locke mengakui kalau individu memiliki memiliki hasrat untuk belajar.
temperamen yang berbeda, namun secara Selain itu, Rosyidah (2019)
keseluruhan, lingkunganlah yang menjelaskan bahwa guru kelas berperan
membentuk jiwa. Pada saat jiwa dalam dalam menciptakan suasana pembelajaran
kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak yang efektif dan menyenangkan dengan
mudah dididik menurut kemauan menggunakan metode-metode ceramah, card
pendidiknya. Salah satu pihak yang sort, dan reading guide; setting kelas untuk
memungkinkan terciptanya situasi mengatur proses belajar meliputi kelas
lingkungan yang memungkinkan segala tradisional, berbentuk lingkaran, berbentuk
potensi siswa dapat dikembangkan adalah regu, berebntuk huruf U. Selain itu, memberi
guru kelas. reward berupa pujian; memberikan nilai
Motivasi yang baik dan intens dari kepada peserta didikyang aktif dalam
guru kelas, akan menstimulus siswa untuk pembelajaran; serta memberi punishment
memiliki kesiapan belajar yang lebih baik. berupa memindahkan posisi duduk, dan
Kesiapan belajar yang baik, akan berdiri di depan kelas kepada siswa yang
mempermudah siswa mengikuti tidak tertib ketika proses pembelajaran
pembelajaran dengan aktif, sehingga mudah berlangsung.
menyerap materi pelajaran yang disampaikan Suryani (2018) juga berargumentasi
oleh guru. Pada akhirnya, motivasi belajar bahwa guru kelas berkontribusi dalam
akan berdampak secara tidak langsung pada memotivasi siswa untuk belajar. Lebih lanjut,
pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri. Suryani (2018), menyarankan bahwa, guru
Sumiati (2018) menjelaskan bahwa kelas perlu berperan sebagai motivator untuk
guru kelas berperan dalam meningkatkan siswa dengan hal-hal sebagai berikut: a)
motivasi belajar siswa. Adapun pendekatan memperjelas tujuan yang ingin di capai; b)
yang dilakukan guru kelas adalah dengan membangkitkan minat siswa; c) menciptakan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk suasana belajar yang menyenangkan; d)
menambah ilmu pengetahuan mereka, menggunakan metode yang bervariasi; e
dengan mencari di media-media elektronik memberikan pujian terhadap setiap
maupun cetak, kemudian memberikan keberhasilan siswa; f) memberikan penilaian;
nasehat, perhatian, pujian, serta memberikan g) memberikan komentar terhadap setiap
hadiah sederhana kepada siswa yang berhasil hasil pekerjaan siswa; h) menciptakan
memperoleh nilai tertinggi serta memberikan persaingan dan kerjasama; dan i) memberi
teguran ringan kepada siswa yang malas. hukuman.
Lebih lanjut Sumiati (2018) menjelaskan Peran guru kelas sebagai motivator
bahwa kontribusi motivasi belajar cukup dalam belajar siswa adalah memberikan
69
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
rangsangan atau stimulus, walaupun pada a. Terdapat sejumlah problematika yang
dasarnya motivasi berasal dari dalam diri menunjukan bahwa motivasi belajar
seseorang yang dapat dilihat dala bentuk siswa masih rendah. Adapun kondisi
aktivitas. Dalam kaitannya dengan proses belajar peserta didik saat berlangsungnya
belajar, salah satu peran guru kelas yang pembelajaran di kelas, ada yang
terpenting adalah melakukan usaha-usaha mengantuk; corat-coret buku atau
dan menciptakan kondisi yang mengarahkan menggambar sendiri; mengobrol dengan
anak didik melakukan aktivitas belajar. Guru teman sebangku; melamun pada waktu
memiliki peran penting bagi perkembangan guru menjelaskan materi pelajaran;
pribadi anak, baik sosial, emosional maupun keinginan/dorongan dan ketertarikan
intelektual. yang rendah dalam belajar. Siswa terlihat
Adapun peran dan fungsi guru kelas bosan dengan cara pembelajaran yang
menurut Kompri (2015) adalah sebagai monoton, yaitu peserta didik hanya
berikut. Kesatu, guru harus dapat mendengarkan dan mencatat. Siswa juga
merangsang dan memberikan dorongan tampak kurang termotivasi dalam proses
untuk mendinamisasikan potensi siswa; belajar mengajar yang dilakukan oleh
menumbuhkan swadaya (aktivitas); daya guru. Ketika belajar, siswa terlihat
cipta (kreativitas); sehingga akan terjadi murung, kurang bergairah, dan kurang
dinamika di dalam proses belajar mengajar. semangat dalam belajar. Siswa merasa
Dalam semboyan pendidikan di taman siswa belajar itu membosankan.
sudah lama dikenal dengan istilah “ing b. Guru kelas memiliki peran penting dalam
madya mangun karsa”. Peran guru sebagai meningkatkan motivasi belajar siswa.
motivator ini sangat penting dalam interaksi Motivasi yang baik dan intens dari guru
belajar mengajar, karena menyangkut esensi kelas, akan menstimulus siswa untuk
pekerjaaan pendidik yang membutuhkan memiliki kesiapan belajar yang lebih
kemahiran sosial menyangkut performance baik. Kesiapan belajar yang baik, akan
dalam arti personalisasi dan sosialisai diri. mempermudah siswa mengikuti
Kedua, guru sebagai pendorong kreativitas. pembelajaran dengan aktif, sehingga
Kreativitas merupakan hal yang sangat mudah menyerap materi pelajaran yang
penting dalam pembelajaran, dan guru disampaikan oleh guru. Pada akhirnya,
dituntut untuk mendemonstrasikan dan motivasi belajar akan berdampak secara
menunjukan proses kreativitas tersebut. tidak langsung pada pencapaian hasil
Oleh karena itu, dapat disimpulkan belajar siswa itu sendiri.
bahwa guru kelas memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SD. Dalam hal ini, guru kelas
adalah sosok teladan yang sering berjumpa
dengan siswa saat proses pembelajaran,
sehingga guru kelas mempunyai pengaruh
besar dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas, Arikantoro, S. 2006. Prosedur Penelitian
peneliti menyimpulkan sebagai berikut. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
70
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
Artika, D., Fauziah, T., Adnan. 2017. Upaya Siswa. Tarbawi Jurnal Pendidikan
Guru Memberikan Motivasi Belajar Agama Islam, 3( 2), 145-164.
Siswa dalam Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar Negeri Unggul Suryani, M. 2018. Upaya Guru Dalam
Lampeunerut Besar. Jurnal Ilmiah Meningkatkan Motivasi Belajar
Guru Sekolah Dasar, 2 (1), 150-155. Siswa. Skripsi. Ruteng: STKIP St.
Paulus.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakary.
Rosyidah, Iffah. 2019. Peran Guru Kelas
Dalam Menciptakan Suasana
Pembelajaran yang Efektif dan
Menyenangkan untuk Meningkatkan
Motiasi Belajar Siswa. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Wali Songo Semarang.
Sabrina, R., Fauzi, F., Yamin, M. 2017.
Faktor-faktor Penyebab Rendahnya
Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Matematika di Kelas V
SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, (2) 4, 108-118.
Sari, F. S., Yusmansyah, Y., Utaminingsih,
D. 2017. Hubungan Motivasi Belajar
Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP
Negeri 1 Sukadana Kabupaten
Lampung Timur. Alibkin Jurnal
Bimbingan Konseling, 5 (6).
Sit, M. 2012. Perkembangan Peserta Didik.
Medan: Perdana Publishing.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sumiati. 2018. Peranan Guru Kelas dalam
Meningkatakan Motivasi Belajar
71