Modul 2 - Project Delivery Method
Modul 2 - Project Delivery Method
Modul 2 - Project Delivery Method
Krishna S Pribadi
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB
ISI MODUL 2:
Sistem Pelaksanaan Proyek
Project Management
Functions:
i.e. ‘What’ we manage:
Management Process:
1. Scope.
i. e. ‘How’ we manage:
2. Time.
1. Plan.
3. Cost.
2. Organize.
4. Quality.
3. Staffing
5. Communication.
4. Execute.
6. Resources.
5. Monitor & Control.
7. Risk.
8. Procurement
9. Integration (cross
discipline)
Project Stages (Life
Cycle):
10. Stakeholders
i.e. “When” we manage:
1. Conceive.
Dynamic Linkage 2. Develop.
3. Execute.
4. Finish.
Apa itu PDS?
Setiap proyek melalui suatu daur hidup proyek.
Sistem pelaksanaan seluruh tahapan yang terkait
dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam
setiap tahapan disebut Project Delivery
System (PDS) atau sistem penyelenggaraan
proyek.
Yang memilih dan menetapkan PDS adalah owner
dengan pertimbangan:
◦ Pengalaman, kebiasaan
◦ Saran konsultan
◦ Sumber dan kendala pembiayaan
◦ Penggunaan sumber daya yang dimiliki
◦ Keinginan stakeholder dari proyek
Pemilik
Perancang Pelaksana
Procurement
BUMN BUMN/
Swasta
17
Tradisional (DBB) 1
Merupakan PDS yang ditetapkan oleh perundangan
untuk pelaksanaan proyek pemerintah. Namun owner
swasta pun banyak pula yang menggunakannya.
PDS ini digunakan jika owner membutuhkan baik
perancang maupun pelaksana konstruksi.
PDS ini dibutuhkan owner dalam rangka:
◦ Pengendalian yang tinggi kepada pihak2 yang ada
◦ Owner dari fasilitas publik dan harus akuntabel dalam
pengeluaran dana milik publik
◦ Ditetapkan oleh peraturan: menggunakan metoda seleksi
perancang berbasis kualifikasi serta menggunakan metoda
kompetisi untuk pemilihan kontraktor
Contractual
Contractual
relationship
relationship
Field
Field
Architect/ General (prime)
Engineer Observation
Observation
Contractor
only
only
Sub-
Suppliers Fabricators
Contractors
21
Manajemen Konstruksi (CM)
Owner menugaskan CM untuk
membantunya membuat dokumen
pengadaan dan mengawasi pelaksanaan
konstruksi. Namun demikian, saat ini
lingkup CM dalam membantu owner bisa
melebar mulai dari awal daur hidup
proyek.
Terdapat 2 jenis CM
◦ Agency Construction Management (ACM)
◦ Construction Manager-at-Risk (CM-at-Risk)
23
Agency Construction Manager
Seorang CM berlaku sebagai agen dari owner untuk
melakukan tugasnya sebagai owner dalam suatu
proyek. CM dapat bertugas hanya dengan panggilan
(on-call) atau selama proyek berlangsung. CM
berlaku sebagai bagian dari internal organisasi
owner.
Layanan CM ini dapat mencakup berbagai jenis PDS.
Tanggung jawab CM mencakup :
• memberikan input pada tahap desain
• mengevaluasi penawaran harga dari kontraktor
• mengontrol proyek dan mengatur keuangan, jadwal
• Mengontrol kualitas kerja kontraktor
OWNER
Contractual
Contractual Contractual
Contractual
relationship
relationship relationship
relationship
Working
Working
relationship
Professional
relationship
Construction Manager
Working
Working
Architect/ Engineer relationship
relationship
25
Construction Manager-at-Risk
CM@Risk melakukan kontrak dengan owner
dalam dua tahap:
◦ Pada saat planning dan conceptual design,
bergabung dengan designer untuk perancangan.
Dengan demikian, CM akan memberikan masukan
kepada perancangan mengenai jadwal, biaya dan
juga constructability.
◦ Pada saat pelaksanaan konstruksi berlaku sebagai
general contractor.
Dapat diterapkan strategi fast track.
Banyak dipakai oleh owner swasta.
Construction
OWNER
Manager
27
Fast Tracking
Normal
Perancangan
Konstruksi
Fast Track
Perancangan
Konstruksi
Penghematan
Waktu
Construction Management is a
professional service that applies effective
management techniques to the planning,
design and construction of a project from
inception to completion for the purpose of
controlling time, cost and quality.
A professional CM firm
can augment the owner’s
existing resources with
pre-planning, design,
construction, engineering
and management
expertise that can assure
the best possible project
outcome no matter what
type of project delivery
method is used.
CONSTRUCTION MANAGER
Safety
Time Cost
Quality
Designer/Builder
(Joint-venture,
(Joint-venture, subcontractor,
subcontractor,
or
or Single
Single Firm)
Firm)
Sub-
Suppliers Fabricators
Contractors
35
Rancang-Bangun (DB) 2
Biasanya pemilihan design-builder dilakukan
dengan pra-kualifikasi terlebih dahulu untuk
mendapatkan daftar calon yang memenuhi
kualifikasi tertentu, seperti pengalaman, reputasi,
sumber dana, upaya lain yang terkait kesuksesan
DB.
Untuk bangunan industri seperti pabrik dan
power plant dikenal istilah yang mirip dengan DB,
yaitu Engineering, Procurement, Construction
(EPC). Dalam EPC satu entitas bertugas untuk
melakukan kegiatan perancangan engineering,
pembelian bahan dan alat, serta melakukan
pelaksanaan konstruksi.
OWNER
EPC Contractor
Supplier Sub-contractor
37
Variasi DB
Terdapat beragam arrangement untuk
kontrak DB yang menyediakan berbagai
fungsi lain untuk melaksanakan proyek,
seperti fungsi pendanaan, penyewaan,
operasi dan pemeliharaan.
Beberapa ragam tersebut:
◦ Turnkey
◦ Variasi Turnkey
◦ Variasi Pendanaan
Government
Financial Infrastructure
Institution Facilities
Private
PUBLIC
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Variasi Turnkey
Terkadang skema pendanaan
diperkenalkan dalam turnkey, sehingga
terdapat beberapa ragam lain:
◦ Finance, Design, Build, Transfer
◦ Finance, Design, Build, Operate, Transfer
◦ Finance, Design, Build, Own, Operate, Transfer
43
Alternatif PDS
Project Stages
Delivery
Methods
Preliminary Project Design Construction Operation Transfer
Studies Implement.
Design-bid-
award
Design-build
Turn-key
Build-operate
Build-
operate-
transfer
Public
Public Funds and Operator
Funded Turnkey
Joint Venture
Build Transfer Operate
Privatization
Public
Private
Partnership
Build Operate Transfer
Build Own Operate Transfer
Build Own Operate
Private Build Own Sell
46
Information is often missed
in the handoffs
47
IPD Vs. Traditional Method
(7)
• IPD Vs. Traditional Method (knowledge development)
48
Tugas (Kelompok)
49
Tugas Kelompok (2)
Memilih PDS yang sesuai untuk
Pembangunan Cable Car di
Kota Bandung