Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah IAIN Bukittinggi: Kori Lilie Muslim
Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah IAIN Bukittinggi: Kori Lilie Muslim
Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah IAIN Bukittinggi: Kori Lilie Muslim
Diterima: 04 April 2017 Direvisi :03 Mei 2017 Diterbitkan:15 Juni 2017
Abstract
This paper aims to analyze the influence of Islamic values in Indonesia in the form of culture and local
wisdom of the Minangkabau people. We will discover the extraordinary fact that Minangkabau local culture
and wisdom has a very high Islamic value. Culture is something very important in society, because culture is
identity. Culture makes a society different from another society. In society, culture has its own value, just like
the Arabic culture and Indonesian culture. The different from Arabic culture and Indonesian culture is
influenced by desert. The arabic live in difficult way whereas the Indonesian live in prosperous area. The
prosperous area. will create an extraordinary culture. Besides, the local wisdom in Indonesia is influenced by
the sharia value. That is because of Islam has become the majority that affects everyone in Indonesia, espe
cially Minangkabau people. The presence of Islam in Malay brought new concepts and values that replace the
mystical values toward rational thinking. Islam also capable in solving unresolved problems in previous
Malay beliefs. The deep influence makes Malay culture identicl with Islam. This is due to the proverb
mention “ "syarak mengata adat memakai", which implies that custom is an operational of Islamic values.
In addition, Malay culture are sourced from Islam and there is nothing opposite to Islam, if there is a conflict
among the custom, the custum must succumb. This is expressed in “tradition be upon the religion, the religion
be upon the Qur’an”
Abstrak
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai Islam di Indonesia
dalam Budaya dan kearifan lokal orang Minangkabau. Kita akan menemukan fakta yang luar
biasa, bahwa budaya dan kearifan lokal Minangkabau memiliki nilai Islam yang sangat tinggi.
Berbicara tentang budaya, budaya adalah Sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat,
karena budaya adalah identitas. Budaya membuat suatu masyarakat berbeda dengan
masyarakat lainnya. Dalam masyarakat, budaya memiliki nilai, tapi itu berbeda disetiap
masyarakat. Kalau kita bandingkan dengan budaya Arab, penyebab budaya Indonesia
berbeda dengan budaya Arab adalah budaya Arab dipengaruhi oleh padang pasir, jadi mereka
hidup dalam kehidupan yang sulit sedangkan kehidupan orang Indonesia, mereka hidup pada
daerah subur. Kawasan subur akan menciptakan budaya yang luar biasa. Kearifan lokal dalam
masyarakat bisa dipengaruhi oleh Agama. Di Indonesia, kearifan lokal dipengaruhi oleh nilai
syariah. Itu terjadi, karena Islam telah menjadi mayoritas yang mempengaruhi setiap orang di
Indonesia, masyarakat Minangkabau khususnya. Kehadiran Islam di dunia Melayu membawa
konsep-konsep dan nilai-nilai baru yang menggeser nilai-nilai yang berbau mistis ke arah
pemikiran yang rasional. Islam juga mampu memecahkan persoalan-persoalan yang tak
terpecahkan dalam keyakinan orang Melayu sebelumnya. Begitu dalamnya pengaruh Islam
dalam kebudayaan Melayu sehingga banyak kalangan mengatakan bahwa Melayu identik
dengan Islam. Hal ini disebabkan karena adanya pepatah adat yang menyebutkan “syarak
mengata adat memakai”, yang mengandung arti bahwa adat merupakan operasional dari nilai-
nilai Islam. Di samping itu adat dalam kebudayaan Melayu bersumber dari Islam dan tidak
boleh ada pertentangan adat dengan Islam, jika terdapat pertentangan maka adatlah yang
mengalah. Hal ini diungkapkan dalam pepatah adat “adat bersendi syarak, syarak bersendi
kitabullah”.
Manusia akal budinya disinari oleh sinar ruh B. TINJAUAN UMUM TENTANG
melahirkan budaya dan kearifan luhur dan KEARIFAN LOKAL
menjadi penuntun masyarakatnya. Budaya 1. Pengertian kearifan lokal
dan kearifan yang dilahirkan dalam Secara etimologi, kearifan lokal (local
masyarakat lokal tertentu menjadi warisan wisdom) terdiri dari kata: kearifan (wisdom) dan
secara turun temurun dan menjadi budaya lokal (local). Dalam Kamus Inggris-Indonesia
dan kearifan lokal atau local wisdom. Budaya Purwono Sastro Amijoyo dan Robert K.
kearifan lokal meskipun berlaku sebelum Cunningham, local berarti setempat1, sedangkan
hadirnya agama di masyarakat lokal wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan2.
setempat, akan tetapi kearifan lokal sarat Dalam kearifan local terkandung pula
dengan nilai-nilai agama, karena beberapa kearifan budaya lokal. Secara umum makna
faktor. local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami
Adapun faktor pertama yaitu dari sebagai gagasan setempat (local) yang bersifat
segi asal-usulnya, budaya kearifan lokal bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
merupakan proses cipta rasa manusia yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat.
berpusat dari hati nurani yang jujur, ikhlas, Bisa dikatakan kearifan lokal (local wisdom)
amanah dan cerdas yang memancar di akal adalah kebenaran yang telah mentradisi dalam
pikiran manusia, dan dilaksanakan dengan suatu daerah. Kearifan lokal merupakan
tindakan dan perbuatan. Kedua segi perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan
kehadirannya, budaya dan kearifan lokal dan berbagai nilai yang ada.
menjadi budaya kearifan lokal karena telah Kearifan lokal terbentuk sebagai
teruji dan melalui proses seleksi dari keunggulan budaya masyarakat setempat
penilaian anggota-anggota masyarakat yang maupun kondisi geografis dalam arti luas.
mendambakan hal yang sama. Ketiga, dari Kearifan maupun produk budaya masa lalu
segi kegunaannya, kearifan lokal terbukti yang patut secara terus-menerus dijadikan
menjadi barometer dari tindakan dan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi
perbuatan masyarakat lokal bersangkutan. nilai yang terkandung di dalamnya dianggap
Tindakan yang bernilai budi luhur dan yang sangat universal.
diakui secara bersama. Pada bagian lain, secara
Dari penjelasan tersebut dapatlah konsepsual, kearifan lokal dan keunggulan
diketahui titik temu antara nilai agama lokal merupakan kebijaksanaan manusia
dengan budaya dan kearifan lokal. yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika,
Menurut pandangan Ali Syahbana cara-cara dan perilaku yang melembaga
mengatakan bahwa sebenarnya budaya secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai
hanya satu yaitu kebudayaan manusia. yang dianggap baik dan benar sehingga
Tidak ada budaya Timur atau budaya Barat. dapat bertahan dalam waktu yang lama dan
Budaya dan kearifan Barat juga budaya dan bahkan melembaga.Jadi, dapat kita pahami
kearifan kita semua. Budaya Islam adalah bahwa Kearifan lokal merupakan perpaduan
budaya umat manusia. Ada tidaknya nilai antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan
Islam dalam sebuah budaya dan peradaban berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal
dapat diukur dari sisi kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya
masyarakat setempat, termasuk budaya dan
kearifan lokal masyarakat Minangkabau. 1
Amijoyo, Purwono Sastro.2007. Kamus
Inggris-Indonesia. Semarang: Widya Karya.h, 226
2
Amijoyo, Purwono Sastro.2007. Kamus
Inggris-Indonesia. Semarang: Widya Karya.h, 354.
dalam perang, dimaafkan sebelum minta Islam dengan merek “tahun hijriyah”.
maaf. 3 Budaya menulis dan kodifikasi riwayat
Setelah Islam bertemu dengan budaya lisan di atas kertas digunakan oleh Khalifah
dan kearifan lokal di luar Jazirah Arab, Usman bin Affan untuk menulis al-Qur`an
Islam sama sekali tidak membuang sebagai suatu bentuk “bid`ah hasanah” atau
keseluruhan atau mengambil keseluruhan “pembaruan yang baik”.
budaya dankearifan lokal. Islam Penerimaan Islam terhadap budaya
memberikan muatan prinsip-prinsip dan lokal setempat pada masa Bani Umayyah,
nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan,
Penguasa Bani Umayyah mengambil budaya
kemanusiaan, kesamaan, dan
bernegara dengan sistem monarchi heredity yang
disesuaikannya yang tidak sesuai. digunakan oleh kerajaan Romawi sebelumnya
Pengangkatan Abu Bakar, Umar, menggantikan budaya Arab yang menggunakan
Usman, Ali sebagai umara (jamaknya amir sistem kesenioran dalam memilih
yang berarti “pemimpin”) yang dilakukan pemimpinnya. Budaya “kerajaan” dengan
dengan pertimbangan kesenioran dan istananya serta pengawal kerajaannya warisan
personal capability, merupakan sistem budaya Romawi juga dipakai.
budaya dan kearifan lokal dalam sistem Masa Bani Abbas sebagai masa
kesukuan masyarakat Arab. Sedangkan Bani kebanggaan kejayaan sejarah peradaban Islam
Umayyah yang dalam masa
tidak terlepas dari sumbangan budaya dan
pemerintahannya selama sekitar 90 tahun, peradaban masyarakat Yunani, Romawi, atau
mengikuti budaya local RomawiPersia. Bani Abbas meneruskan budaya ilmu
sebelumnya yang menggunakan sistem pengetahuan yang telah ada di Persia
monarchi heredity atau aristokrasi. sebelumnya dan menjadi budaya dan
Demikian pula Dinasti Bani Abbas, peradaban Islam. Semua yang dikemukakan
meraka menggunakan system budaya tersebut merupakan contoh kongkrit bahwa
kerajaan Persia sebelumnya. Dalam konsep Islam lahir dalam wilayah yang tidak hampa
kenegaraan Budaya Persia, raja adalah budaya dan kearifan lokal.
turunan Dewa yang menjelma di bumi. Islam mulai bertemu dengan budaya
Oleh Bani Abbas para raja mereka Arab, kemudian masuk budaya Persia, Turki,
dipandang sebagai ( ظﻞﷲ ﻰﻓاﻻضرbayang- seterusnya Bar-Bar, India, Cina, dan Melayu di
bayang Tuhan di Bumi), dengan gelar Asia Tenggara, serta Barat. Dalam budaya
ketuhanan lokal yang didatangi Islam itu juga tidak hampa
seperti al-hadibillah atau al-
mutawakkil billah. dari muatan nilai Islam. Karena itu, Islam tidak
Penggunaan lembaga Baital Mal bisa hanya di identikkan dengan budaya Arab,
sebagai tempat penyimpanan uang yang atau sebaliknya. Islam memasuki budaya lokal
merupakan warisan Romawi juga dan menjadikannya sebagai budaya dan
digunakan oleh Umat Islam sejak Khalifah kearifan lokal yang sekaligus menjadi
Umar bin Khattab. Tarikh atau penaggalan kebudayaan Islam, termasuk budaya dan
Arab yang menggunakan perhitungan kearifan Minangkabau.
tahun qamariyyah digunakan oleh Umar dan Dalam membicarakan kebudayaan
dijadikannya sebagai penanggalan umat Islam di Minangkabau terlebih dahulu
dibahas kapan Islam tersebut masuk ke
3
daerah Minangkabau. Islam masuk
Nabi Muhamad melakukannya dalam
Penaklukan Mekah. Orang-orang Quraisy dimaafkan
diperkirakan oleh para sejarawan sudah
setelah mereka kalah. berlangsung mulai pada abad ke 7 M.
Kedatangan ini melalui jalur Timur Sumber lain menyebutkan Pada tahun 100
Sumatera atau Minangkabau Timur yang Hijriyah (718 Masehi) Maharaja Sriwijaya
terhubung dengan selat Malaka. Sementara bernama Sri Indrawarman mengirimkan
melalui jalur pantai barat sejarawan baru sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin
memperkirakan pada abad 16/17 M Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umayyah,
walaupun dibantah oleh beberapa ahli yang berisi permintaan kepada Khalifah
karena tidak sesuai dengan beberapa fakta untuk mengirimkan ulama yang dapat
yang diungkap oleh temuan penelitian para menjelaskan ajaran dan hukum Islam
sejarawan. kepadanya. Dalam surat itu tertulis:
Teori jalur timur didasarkan
kepada intensifnya jalur perdagangan " Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah
melalui sungai-sungai yang mengalir dari keturunan ribuan raja, yang isterinya pun
gugusan bukit barisan ke selat Malaka yang adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun
dilayari oleh para pedagang termasuk binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang
pedagang Arab untuk mendapatkan wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai
komoditi lada dan emas. Intensifnya jalur yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah
dagang ini malah dipandang sudah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma
berlangsung berabad-abad bahkan sebelum harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada
kelahiran agama Islam. Pelayaran ke selat Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan
Malaka ditempuh melalui lembah Sinamar lain selain Allah. Aku telah mengirimkan
di sekitar Buo dan Sumpur Kudus, kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai
melintasi Silukah, Durian Gadang menuju tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi
sungai Indragiri atau melintasi Padang Sarai mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran
yang terletak di jalur anak sungai Kampar Islam dan segala hukum-hukumnya
Kiri.4 kepadaku.". (Surat Maharaja Sriwijaya, Sri
Perebutan monopoli perdagangan Indrawarman kepada Khalifah Umar bin Abdul
lada antara kekhalifahan Umayyah dan Aziz)7.
Dinasti T’ang mendorong pedagang-
Sumber di atas menggambarkan
pedagang muslim untuk mengambil bahwa hubungan diplomatik Nusantara
langsung komoditi lada dari wilayah dengan Dinasti Umayyah sudah terjalin
Minangkabau Timur.5 Kesimpulan mulai dari abad ke 8 M atau bahkan sudah
masuknya Islam ke Minangkabu pada abad mulai dari abad ke 7 M. Sebagaimana ditulis
ke 7 M ini juga lahir pada seminar Mas’ud Abidin, awal abad ke-7 M atau abad
masuknya Islam ke Minangkabau yang I Hijriah rantau timur Minangkabau telah
diadakan di Padang pada tahun 1969.6
menerima dakwah Islam. Bahkan J.C. Van
Vanleur dalam bukunya Indonesian Trade &
4
Irhash A. Shamad dan Danil M. Chaniago,
Socety (1955) menyatakan bahwa pada
Islam dan Praksis Kultural Masyarakat Minangkabau,
(Jakarta: Tintamas, 2007),
5
Mansoer, dkk., Sejarah Minangkabau,
(Jakarta: Bhratara, 1970), h. 44-45
6
Seminar diselenggarakan atas kerjasama
Center for Minangkabau Studies, LKAAM dan Zuber Usman, Muhammad Rajab, MD. Mansoer, dll.
BKPUI di IAIN Imam Bonjol Padang yang dihadiri Lihat Irhash A. Shamad , op cit., h. 26
7
oleh 268 peserta. Peserta yang hadir di antaranya Azyumardi Azra, Islam in the Indonesian
Hamka, Zakiyah Darajat, Mukti Ali, Sidi Gazalba, world: an account of institutional formation. Mizan
Ibrahim Buchari, Amura, M.O Parlindungan, Alfian, Pustaka. 2006.
permulaan tahun 674 Pantai Barat Sumatera (pelanjut kekuasaan Samudera Pasai) sangat
telah dihuni koloni Arab. 8 besar. Intensifnya perkembangan Islam
Sedangkan asumsi masuknya Islam pada masa inilah dinilai oleh beberapa kajian
ke Minangkabau melalui pesisir barat peneliti dijadikan sebagai dasar kajian
didasari oleh intensifnya kegiatan masuknya Islam ke Minangkabau yang
perdagangan pantai barat Sumatera pada sering dihubungkan dengan Syekh
abad 16/ 17 M sebagai akibat dari kejatuhan Burhanuddin Ulakan (1066 H/ 1646 M –
Malaka ke tangan Portugis. Pada masa ini 1111 H/ 1691 M) yang merupakan murid
pengaruh kekuasaan Aceh Darussalam Syekh Abdurrauf Singkel yang telah belajar
di Aceh selama 10 tahun. 9
8 Syekh Burhanuddin Ulakan meninggal
Ketika itu Kerajaan Sriwijaya yang
berpusat di Palembang telah menyebarkan agama + dalam usia 45 tahun dan dipandang sebagai
Hindu ke Nusantara dari abad ke-7 hingga ke-13 M. penggagas pendidikan dengan menjadikan
Kemaharajaan Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai
Surau sebagai model dan sentralnya. Dalam
dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan
Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di konteks peranan Burhanuddin Ulakan sebagai
bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 pembawa agama Islam ke Minangkabau ini,
ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua
kerajaan yaituMalayu dan Kedah menjadi bagian
melalui fakta-fakta sejarah telah dibantah oleh
kemaharajaan Sriwijaya. Masuknya Islam pada masa Mahmud Yunus. Pertama, Mahmud Yunus
itu menimbulkan persaingan perdagangan sekaligus mengemukakan alasan bahwa sebelum belajar
pengaruh untuk mengembangkan agama masing-
masing. Sebagaimana pernah terjadi persaingan sengit di Aceh kepada Abdurrauf Singkel,
antara angkatan Laut Sriwijaya dengan pedagang Burhanuddin telah terlebih dahulu belajar di
Islam di Malaka. Pedagang muslim Arab dan Parsi kampung halamannya kepada beberapa orang
akhirnya menuju pesisir timur dan barat Sumatera.
Kemudian akibat ‘perkawinan politik’ antara saudagar guru. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sudah
Islam dengan putri kerajaan setempat, maka berkembang sebelum Burhanuddin. Fakta
terbentuklah kerajaan Islam Perlak dengan sultan kedua menjelaskan bahwa ada tiga muballig
pertamanya Syekh Maulana Abdul Aziz Syah yang
menganut Islam Syiah (840 M-888/913 M). Namun Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk
akhirnya di Perlak juga berkembang aliran Sunni. Patimang, dan Datuk ri Tiro pergi menyiarkan
Sriwijaya kembali menyerang Perlak namun kemudian Islam ke Sulawesi pada tahun 1603 M yang
dimenangkan oleh Perlak. Setelah itu Perlak dipimpin
oleh seorang Sunni yaitu Sultan Makhudum Alaiddin pada saat itu Burhanuddin belum lahir.
Malik Ibrahim Syah Johan berdaulat (1006 M). Fakta ini menunjukkan bahwa
Sriwijaya kemudian berhadapan dengan Kerajaan Islam sudah berkembang di Mingkabau
Darma Wangsa di Pulau Jawa, setelah itu dengan
Majapahit, dan Majapahit menang sejak tahun 1477 sebelum Burhanuddin. Berdasarkan ini,
M. Seluruh Pantai Timur Minang jatuh ke tangan Mahmud Yunus berkesimpulan bahwa
Majapahit sampai akhirnya Majapahit lemah setelah
Burhanuddin Ulakan bukanlah pembawa
raja Hayam Wuruk meninggal. Semenjak itu pula
kerajaan Pagarruyung diperintah oleh Adityawarman. Islam pertama ke Minangkabau, namun
Sementara itu tahun 1400 Malaka dan Samudera Pasai, diakuinya bahwa Burhanuddin adalah orang
masing-masingnya menjadi kota dagang dan kerajaan
Islam. Pengaruh Islam berkembang sampai ke Pantai
yang pertama mendirikan lembaga
Barat Minang. Akan tetapi, dinamika perkembangan pendidikan Surau secara teratur dan
dakwah Islamiyah agak lamban di sana, sebab sering tersistem sebagaimana mengikuti pola dan
terjadi pertentangan mazhab Syiah dengan Sunni di
Aceh dan masalah perebutan Selat Malaka. sistem pendidikan gurunya Abdurrauf
Kemudian rantau Alam Minang sudah mulai Singkel di Aceh.10
didominasi pemeluk Islam. Sementara Yang Dipertuan
Adityawarman masih memeluk Budha. Baca, Mas’ud 9
Irhash A. Shamad, ibid.,
Abidin, Piagam Sumpah Sati Bukik Marapalam, 10
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan
http://www.pandaisikek.net/ , (Download tgl. 30
Islam di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1979) cet.
Agustus 2017).
II.,
pemimpin seperti sultan, raja, perdana Hal ini disebabkan karena adanya pepatah
menteri, menteri, panglima, penghulu, ketua adat yang menyebutkan “syarak mengata
mukim, dan lain-lainnya. adat memakai”, yang mengandung arti
Orang Melayu perlu memiliki bahwa adat merupakan operasional dari
pemimpin yang adil, bijaksana, bisa nilai-nilai Islam. Adat akan mengalah jika hal
diperaya (amanah), selalu berusaha untuk tersebut bertentangan dengan Islam.
benar dalam hidup, dan lain-lainnya.
Pemimpin menjadi sebuah kewajiban dalam D. KESIMPULAN
tata pemerintahan dan politik dalam Sebagai penutup makalah ini, penulis
kebudayaan Melayu. Seperti tercermin dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa
dalam ajaran adat: Apa tanda Melayu jati/ kerafian lokal sebagai warisan budaya nenek
mengangkat pemimpin bijak bestari/ Apa moyang yang mempunyai nilai luhur, hampir
tanda Melayu jati/ Pemimpin dan ulama setiap-kalau tidak dapat dikatakan semua-suku
mesti bersebati. Dengan adanya pemimpin di Indonesia memiliki acuan norma-norma dari
dan rakyat yang dipimpin menjadikan umat budaya lokal masing dalam berinteraksi baik
Melayu memiliki tata pemerintahnya dan secara individu maupun kelompok dari sesama
selanjutnya ketika nasionalisme muncul suku atau dengan suku lain dalam kehidupan
mereka membentuk negara bangsa. Ini sosial-keagamaan, baik intern (sesama
salah satu karakter kepemimpinan yang bisa penganut agama yang sama) maupun ekstern
diterapkan dalam konteks menuju karakter (antar penganut agama yang berbeda)
bangsa. Dapat diketahui bahwa nilai Islam
Dalam adat Melayu juga dikenal dalam budaya dan kearifan lokal orang
kearifan lokal, bahwa hidup dikandung Minangkabau ditemukan fakta yang luar biasa,
adat, biar mati anak asal jangan mati adat. bahwa budaya dan kearifan lokal Minangkabau
Artinya bahwa orang Melayu sangatlah memiliki nilai Islam yang sangat tinggi.
memperhatikan kesinambungan dan Kehadiran Islam di dunia Melayu membawa
pendidikkan kebudayaan. Bila adat itu konsep-konsep dan nilai-nilai baru yang
lestari maka akan lestarilah kebudayaan menggeser nilai-nilai yang berbau mistis ke arah
Melayu. Jika keturunan kita berbuat salah pemikiran yang rasional. Islam juga mampu
maka kita jangan segan memberikan memecahkan persoalan-persoalan yang tak
hukuman atau sangsi sosial sebagaimana terpecahkan dalam keyakinan orang Melayu
yang berlaku sebelumnya.
Sebenarnya, hampir semua kalau tidak Begitu dalamnya pengaruh Islam
bisa dikatakan seluruh- masyarakat memiliki dalam kebudayaan Melayu sehingga banyak
kebijakan lokal (local wisdom) sendiri- kalangan mengatakan bahwa Minngkabau
sendiri yang bersumber dari kebudayaan identik dengan Islam. Hal ini disebabkan
masing-masing. Di Minangkabau sangat karena adanya pepatah adat yang
jelas Etnik ini mempunyai ungkapan : Adat menyebutkan “syarak mengata adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah, memakai”, yang mengandung arti bahwa
syarak mangato adat mamakai. Artinya : “adat adat merupakan operasional dari nilai-nilai
tidak bisa dilepaskan dari agama (Islam), apalagi Islam. Di samping itu adat dalam
saling bertentangan”. Begitu dalamnya kebudayaan Melayu bersumber dari Islam
pengaruh Islam dalam kebudayaan Melayu dan tidak boleh ada pertentangan adat
sehingga banyak kalangan mengatakan dengan Islam, jika terdapat pertentangan
bahwa Minangkabau identik dengan Islam. maka adatlah yang mengalah. Hal ini