Tugas Artikel Metlit Siap Print

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

FARMASAINS Vol. 01. No.

01, Juli 2019

STUDI FARMAKOGNOSI RIMPANG dan UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA


MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L)

STUDY OF BREAKING PHARMACOGNOSION AND ANTIMICROBIC ACTIVITY TEST OF


ATTRACTIVE OILS (Alpinia galanga L)

Utami Khoerunnisa

Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga


UtamiKhoerunnisa210@gmail.com, 08984055126

Submitted : 14 Agustus 2015 Reviewed : 10 Juli 2019 Accepted : 1 Agustu 2019

ABSTRACT
Alpinia galanga is accepted from the Zngiberaceae family. This family is
widespread in the tropics specifically in the Southeast Asian region (Habsah
1999). Pharmacognosic studies using anatomy and morphology, phytochemical
screening, and physicochemical parameters. Phytochemical screening is done
to find out the groups contained in this plant. The results that can be obtained
from macropopical observation are that the rhizome has a length of 12 cm, with
a width that can reach 2 cm, cylindrical in shape, and has various forms of
rhizomes. In observing the microcopic cross section obtained epidermis, cortical
parenchyma, cells containing essential oils, endodermis, starch seeds,
scelerenchymal fibers and collateral type propellers. In the results of screening,
the groups of flavonoids and terpenoids are obtained. For physicochemical
values obtained in the determination of air-soluble juice content (33.1228 ±
0.6608)%, the soluble extract content in ethanol (16.9661 ± 0.3599)%,
determination of essential oil content of 0.35% v / b, determination of additional
shrinkage (14,3990 ± 0,1720)%, determination of ash content (7,5285 ±
0,1623)%, determination of ash content (7,5285 ± 0,1623)%, determination of
ash content not available soluble acid (2.9255 ± 0.1157)%, determination of air
soluble ash content (2.9720 ± 0.0328). The antimicrobial activity test obtained
essential oil can inhibit the growth of Staphyloccocus aureus bacteria and
Candida albacans fungi.
Keywords : Galangal, anti microbial.
ABSTRAK
Alpinia galanga berasal dari Famili Zngiberaceae. Famili ini tersebar luas pada
daerah tropis khususnya daerah Asia tenggara (Habsah 1999). Studi
farmakognosi meliputi anatomi dan morfologi, skrining fitokimia, dan parameter
fisikokimia. Skrining fitokimia di lakukan untuk mengetahui golongan senyawa
yang terkandung dalam tumbuhan ini. Hasil yang di dapat dari pengamatan
makropkopis adalah rimpang mempunyai panjang 12 cm, dengan lebar dapat
mencapai 2 cm, berbentuk silindris, mempunyai bentuk rimpang yang
bermacam-macam. Pada pengamatan irisan melintang secara mikrokopis
didapatkan epidermis, parenkim kortek, sel sekresi berisi minyak atsiri,
endodermis, butir pati, serabut skelerenkim dan berkas pembulu tipe kolateral.
Pada hasil skrining di dapatkan senyawa golongan flavonoid dan terpenoid.
Untuk nilai fisikokimia di dapatkan pada penetapan kadar sari yang larut dalam
air (33,1228 ± 0,6608) %, kadar sari yang larut dakam etanol (16,9661 ±
0,3599) %, penetapan kadar minyak atsiri 0,35% v/b, penetapan susut
pengeringan (14,3990± 0,1720) %, penetapan kadar abu (7,5285 ± 0,1623 ) %,
penetapan kadar abu (7,5285 ±0,1623)%, penetapan kadar abu larut tidak larut
asam (2,9255 ± 0,1157) %, penetapan kadar abu larut air (2,9720 ± 0,0328). Uji
aaktivitas antimikroba didaptkan bahwa minyak atsiri dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphyloccocus aureus dan jamur Candida albacans.
Kata Kunci : Lengkuas , anti mikroba.

1
STUDI FARMAKOGNOSI RIMPANG (Eva kurnia)

PENDAHULUAN Bahan

Indonesia merupakan negara kepulaan Minyak atsiri yang didapatkan dari


yang memliki kekayaan alam sangat destilasi dengan n-heksan dengan
melimpah, salah satu conoth adalah perbandingan 1:1,analisa GC-MS, bakteri
keanekaragaman tanaman berkhasiat yang Esherchia coli, jamur Candida albicans, kertas
digunakan sebagai preventif dan kuratif oleh saring, tween 80.
masyarakat Indonesia berdasarkan
pengalaman yang di wariskan secara turun Metode
temurun, sehingga tanaman berkhasiat
tersebut memilik potensi yang cukup besar Berisi bagaimana data dikumpulkan. Alur
untuk di manfaatkan terutama dalam bidang kerja yang kompleks dapat dituangkan dalam
kesehatan. Salah satunya adalah lengkuas bentuk skema. Cara kerja yang sudah umum
atau Alpinia galanga. tidak perlu dijelaskan detail. Langkah-Langkah
penelitian yang panjang dapat dibuat dalam sub
Pada pengobatan tradisional cina sub-bab tahapan penelitian dengan numbering
tumbuhan ini di gunakan untuk menghilangkan angka arab.
sakit perut, mengobati flu (Srividya et al 2010).
Di Indonesia sendiri rimpang ini telah di 1. Pengamatan Anatomi
pelajari secara luas dan terbukti sebagai anti Pengamatan anatomi secara mikroskopis
jamur, anti mikroba, anti amoeba, anti oksidan meliputi irisan melintang dan pengamatan
(Wei et al 2010). fragmen spesifik paa serbuk simplisa dalam
Dengan berbagai khasiat dari penelitian sedian kloralhirat yang di panaskan.
yang telah di uraiakan di atas rimpang A. 2. Skrining Fitokimia Ekstrak
galanga mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi produk herbal. Dalam Reaksi penendapan, ekstrak yang setara
pengembangan produk herbal harus memnuhi dengan 20 gram bahan di pnaskna diatas
persyaratan yang telah ditetapkan oleh penangas air sampai seperti sirup. Setelah
pemerintah. dingin di tambahkan 10 ml HCl 2N kemudian di
panaskan di atas penangas air selama 3-5
Studi farmakognosi meliputi data menit. Setelah dingin ditamabahkan 0,5 gram
anatomi dan morfologi untuk menjamin NaCl. Ekstrak mengandung alkaloid timbul
keaslian bahan dan untuk mengidentifikasi endapan dengan perekasi tersebut.
kebenaran dari serbuk simplisia agar telihat
dari pemalsuan. Untuk mendapatkan data Uji buih, 5 ml ekstrak dimasukkan
anatomi dan morfologi dilakukan penelitian kedalam tabung reaksi kemudian di kocok kuat
berupa studi makrokopik dan mikrokopik. dengan air suling 20 ml. Buih yang timbul
Fitokimia di lakukan untuk mengetahui diukur.
golongan senyawa yang terkandung dalam
tumbuhan ini. Juga parameter fisko-kimia yang Pemeriksaan flavonoid, ekstrak setara 10
meliputi parameter air larut dalam pelarut gram dipanaskan diatas penagas air sampai
tertentu, penetapan kadar minyak atsiri, susut kering. Diektraksi berulang dengan petrolaeum
pengeringan, penetapan kadar air, dan eter atau n-heksan sampai cairan tidak
penetapan kadar abu, dan uji aktivitas berwarna. Residu diambi 20 ml etanol 80%
antimikroba.. disaring, filtrat di bagi empat kemudian di tes
bate smith & Metcalf, tes Wilster. Pemeriksaan
METODE PENELITIAN tanin, dengan uji gelatin dan uji Ferriklorida.
Alat Pemeriksaan Glikosida jantung, dengan
mneggunakan tes Keller-Killiani dan tes
GC Hewlett-Packard (HP) Aglient 6890, Liebermann-burchard. Pemeriksaan Glikosia
detector MSD Aglient , alat-alat gelas, kamera antrakuinon dengan reaksi warna tes Borntrager
digital, mikroskop trinokuler

2
FARMASAINS Vol. 01. No. 01, Juli 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan kadar sari yang larut dalam


etanl dengan metode gravimetri, kadar sari yang
Pada pemeriksaan mikrokopis didapatkan larut dalam etanol simplisia rimpang laos
bahwa rimpamg mempunyai ukuran yang besar (16,9611±0,3599)% dengan KV 2,1219 %. Hasil
dengan warna coklat kemerahan pada bagian penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
permukaan, bagian dalam warna merah muda memnuhi persyartan yaitu tidak kurang dari
dengan bekas patahan beserat pendek. 1,7%. Nilai KV sesuai dengan yang di
Pengamatan anatomi secara mikrokopis di persyaratkan yaitu tidak lebih dari 5% untuk
lakukan meliputi irisan melintang dan analisa bahan alam (indrayanto 1994).
pengamatan fragmen pada serbuk simplisia
rimpang laos dalam media air dan kloridat. Hasil Penetapan kadar minyak atsiri dengan
irisan melintang di dapatkan pada irisan metode stahl, dari hasil bahwa kadar minyak
melintang epidermis, sel sekresi berisi minyak atsiri simplisia rimpang laos tidak memenuhi
atsiri, parenkim korteks, endodermis, berkas syarat karena lebih kecil dar nilai yang di
pembuluh tipe kolateral tertutup, serabut persyartakan yaitu tidak kurang dari 0,5% v/b
sklerenkim, amilum. (gambar 1.1, gambar 1.2, dan hasil yang did dapat 0,35% dengan nilai KV
gambar 1.3, gambar 1.4) 0.

Hasil pengamatan sediaan serbuk Penetapan susut pengeringan dengan


rimpang didaptkan hasil pada pengamatan metode Gravimetri, susut pengeringan simplisia
serbuk seara mikrokopik ditemukan fragmen rimpang laos (14,39909±0,1720) dengan KV
epidermis berhimpitan dengan sel gabus, 1,1945%. Nilai KV sesuai dengan yang
parenkim dengan sel minyak, butir amilum, dipersyartkan yaitu tidak lebih dari 5% untuk
korteks dengan butir amilum, fragmen serabut analisa bahan alam (indrayanto 1994) dan di
sklerenkim dengan dinding sel tebal, fragmen dapatkan nilai KV 1,1945 %.
xylem dengan pembuluh tangga (gambar 1.5,
gambar 1.6, gambar 1.7, gambar 1,8, gambar Penetapan kadar abu dengan metode
1.9, gambar 1.10) Gravimetri kadar abu simplisia laos
(7,5285±0,1623)% dengan KV 2,2558%. Hasil
Pengamatan organoleptik di lakukan penetapan kadar abu tidak memenuhi syarat
menggunkan rimpang segar dan sebuk, karena kadar abu yang di dapat 7,5285%
didapatkan hasil (tabel 1). sedangkan yang tertera pada MMI adalah tidak
lebih dari 3,9%. Nilai KV sesuai dengan yang di
Pada skirining fitokimia ektrak etanol 96% persyaratkan yaitu tidak lebih dri 5% untuk
didapatkan dari 100 gram serbuk dimaserasi analisa bahan alam (indrayanto 1994).
dalam pelarut etanol 96% sebanyak 1200 ml,
ekstrak yang didapat sebesar 32,17 gram. Penetapan kadar abu tidak larut dalam
Setelah di dapatkan ekstrak di lakukan skrining asam dengan metode gravimetri, kadar abu
fitokimia ekstrak etanol 96 % rimpang laos yang tidak larut asam simplisia rimpang laos
diperoleh hasil positif pada pemeriksaan (2,9255±0,1157)% dengan KV 3,9549 %. Nila
flavonoid reaksi warna tes Bate Smith dan KV sesuai dengan yang di persyaratkan yaitu
Metcalf yang menghasilkan warna merah dan tidak lebih dari 5% untuk analisis bahan alam
pada kromatografi lapis tipis dihasilkan noda (indrayanto 1994).
berwarna coklat dengan penampak noda Fecl3
2%. Juga pada pemeriksaan terpenoid Penetapan kadar abu larut dalam air
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan metode gravimetri kadar abu larut air
didapatkana hasil posistif dengan timbul noda simplisia rimpang laos (2,9720±0,0328)%
berwarna merah ungu dengan penampakan dengan KV 1,1036 %. Nila KV sesuai dengan
noda anisaldehid-asam sulfat. yang di persyaratkan yaitu tidak lebih dari 5%
untuk analisis bahan alam (indrayanto 1994).
Penetapan kadar sari yang larut dalam air
dengan metode gravimetri, kadar sari yang larut Destilasi minyak atsiri, dari 12,425 kg
dalam air simplisia rimpang laos rimpang laos segar didapatkan 2,5 ml minyak
(33,1228±0,6608)% dengan KV 1,9949%. Hasil atsiri (kadar minyak atsiri 20,0770%) v/b.
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Identifikasi komponen minyak atsiri berdasarkan
memenuhi syarat yaitu tidak kurang dari 5,2% perbandingan masing-msing spektra dengan
untuk analisis bahan alam (indrayanto 2010). yang terdapat pada database, library yang
digunkan pada GC-MS ini adalah database

3
STUDI FARMAKOGNOSI RIMPANG (Eva kurnia)

NIST02.L dan data base Wiley275.L. berikut Depkes RI,2014.Fermakape Indonesia edisi
hasil uji kandungan minyak atsiri (gambar 1.11, V,Jakarta : Dapartemen Kesehatan
tabel 2) Republik Indonesia

Penentuan aktivitas antimkroba dan Depkes RI,2000.Parameter standar Umum


konsentrasi hambat minimum (KHM) minyak Ekstrak Tambahan Obat.Jakarta:
atsiri laos di lakukan dengan metode Dapartemen Kesehatan Republik
pengeceran alam agar. Mikorba uji yang Indonesia
digunkaan adalah Staphylococus aureus ATCC
6538, Eschercia coli ATCC 8739 dan candida Depkes RI,1978.Materia Medika Indonesia Jilid
albicans ATCC 10231. Hasil penelitian uji II. Jakarta: Dapartemen Kesehatan
aktivitas antimikroba minyak atsiri laos yang Republik Indonesia
telah di lakukan menunjukkan bahwa minyak
atsiri tersebut pada Staphylococus aureus dan Depkes RI,1987.Analisis Obat Tradisional. Jilid
Candida albicans mampu menghambat I, Jakarta Guenther, Ernest 1978.
pertunbuhan pada konsentrasi 0,093% v/v pada Minyak Atsiri, Jilid I Jakarta UI Pres
Candida albicans dan konsentrasi 0,06% v/v
pada Staphylococus aureus, sedangkan pada Harbone, J. Phytochemical Methods, a Guide to
Eschecia coli tidak terjadi hambatan sama Moders Techniques of Plant Analysis
sekali. London Chapman and Hall, 1973.

KESIMPULAN Sinaga Erna Alpinia galangal (L) Willd


[Internet]. 2005 htpp://www.iptek
Berdasarkan hasil penelitian dapat apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/una
disimpulkan bahwa rimpang Alpinia galanga s/lengkuas.pdf.
hasil skrining didapatkan mengandung senyawa
golongan flavonoid dan terpenoid. Parameter Fong, H, M Tin-Wa, and N Fransworth.
fisiko kimia rimpang Alpinia galanga memnuhi Phytochemical Screening. Chicago
standar dengan nilai KV sesuai dengan Dapartement of Pharmacognosy of
dipersyaratkan, dengan uraian sebagai berikut: Thons Aseriptove Medical Center,
Kadar sari yang larut dalam air 1990.
33,1228±0,6608%, Kadar sari yang larut dalam
etanol 16,9611±0,3599%, Penetapan kadar Jawetz, E, J. L Melnick, E.A Aldelberg, G F
minyak atsiri 0,35%v/b, Susut pengeringan Brooks, J.S. Butel, and Ornston.
14,3990±0,1720 %, Penetapan kadar abu Medical Microbiology, London: Prectice
7,5285 ± 0,1623%, Penetapan kadar abu tidak Hall International inc, 1995.
larut dalam asam 2,9255±0,1157%, Penetapan
kadar abu larut dalam air 2,9720±0,0328%. Lennete, E. N. Manual of clinic Microbiology,
USA: Practice Hall International
Minyak atsiri Alpinia galanga mempunyai inc,1975.
aktivitas antimikroba terhadap Staphylococus
aureus dengan KHM 0,06% v/v atau sebesar Malavadhani, U.V. Standarelasation and Quality
0,058 mg/ml, Candida albicans dengan KHM Countrol of Multiherbal Formulations.
0,093 % v/v atau sebesar 0,91 mg/ml, tapi India: Regional Research Laboratory
minyak ini tidak dapat menghambat Bhubaneswar,n.d.
pertumbuhan Escherchia coli.
Martin, Alfred, and et al. Farmasi Fisik : Dasar-
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Kimia Fisika dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta: UI Press, 1990.
Depkes RI,1995.Fermakape Indonesia edisi
IV,Jakarta :Dapartemen Kesehatan
Sirait, Midian. Cara Pembuatan Simplisia.
Republik Indonesia
Jakarta: Dapartemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1985.

4
FARMASAINS Vol. 01. No. 01, Juli 2019

LAMPIRAN
Tabel 1. Pengamatan organoleptik
Rimpang segar Serbuk rimpang
Warna Putih kemerahan cokelat
Bau Bau aromatis Bau aromatis
Rasa Pedas Pedas

Gambar 1.1 Pengamatan mikrokopis; A=epidermis; B= parenkim korteks.

Gambar 1.2 Pengamatan mikrokopis; A=sel sekresi berisi minyak atsiri

Gambar 1.3 Pengamatan mikroskopis; A=xylem; B=floem; C= serabut skelrenkim; D= korets;


E=endodermis; F=berkas pembuluh tipe kolteral tertutup

Gambar 1.4 Pengamatan mikroskopis A=butir amilum dengan bentuk lonjong dan bulat

Gambar 1.5 epidermis dan jaringan gabus

5
STUDI FARMAKOGNOSI RIMPANG (Eva kurnia)

Gambar 1.6 parenkim dengan sel minyak

Gambar 1.7 butir pati berbentuk lonjong dan bulat telur

Gambar 1.8 korteks dengan butir amilum berbentuk lonjong dan bulat telur dalam meda air

Gambar 1.9 fragmen serbut sklerenkim dengan dinding sel tebal dalam media kloralhidrat.

Gambar 1.10 fragmen xylem dengan penebalan tangga dalam media kloralhidrat.

Gambar 1.11 profil kromatogram GC-MS minyak atsiri Alpinia galanga

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy