Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK


PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS CAWAS I
KABUPATEN KLATEN

Pegi Fatma Okneta Sari, Sulistiyani, Aditya Kusumawati


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: pegisari@student.undip.ac.id

Abstract: Community Health Center’s (CHC) medical waste if not managed


properly can cause health and environmental problems. Proper knowledge of
health care workers, positive attitudes and safe practices on solid medical waste
management are the most important because healthcare workers have the
highest risk of infection with hepatitis and HIV. The purpose of this research was
to analyze the relationship characteristics, the level of knowledge, and attitudes
of healthcare workers with practices of solid medical waste management in
Cawas I CHC, Klaten Regency. This research was an observational analytic
research with cross sectional approach. The affordable population in this study
were 31 workers who produced and or conducted solid medical waste
segregation and packaging at Cawas I CHC. A total of 31 healthcare workers
were included in this study using total sampling. Data collection using
questionnaires and observation sheets. Data analysis using Spearman
correlation test. The results of this research showed that 71% of healthcare
workers are the adult age group, 90% have higher education (associate degree
and bachelor), 71% have a long working period (more than ten years), 71% have
good knowledge, 71% have good attitude and 61.3% have good practices. The
attitude variable is related to practices (p-value=0.042) while the age variable (p-
value=0.455), level of education (p-value=0.311), work experience (p-
value=0.174) and level of knowledge (p-value =0.076) are not related to
practices. Based on this research, there is a correlation between attitudes of
healthcare workers with practices of solid medical waste management in Cawas I
CHC, Klaten Regency.

Keywords: knowledge, attitude, practices, healthcare workers, medical waste

PENDAHULUAN radioaktif.1 Meskipun limbah medis


Puskesmas merupakan yang dihasilkan lebih sedikit dari
fasilitas kesehatan yang memiliki limbah domestik, risiko terhadap
hasil samping kegiatan berupa lingkungan berpotensi lebih besar
limbah medis dan limbah non medis. apabila tidak ditangani dengan
Data WHO tahun 2007, 80% limbah baik.Fasilitas pelayanan kesehatan
di fasilitas kesehatan primer Indonesia wajib mengelola limbah
merupakan limbah non medis, 15% yang dihasilkan berdasarkan
limbah infeksius, 3% limbah farmasi, Keputusan Menteri Kesehatan
dan masing-masing 1% pada limbah Republik Indonesia
benda tajam, genotoksik, dan No.1204/Menkes/SK/XI/2004

505
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tentang persyaratan kesehatan menyebabkan kecelakaan kerja dan


2
lingkungan rumah sakit. Laporan penularan penyakit jika tidak dikelola
akhir riset kesehatan Indonesia dengan baik. Pada puskesmas
tahun 2012 menunjukkan bahwa tersebut masih ditemukan
35,4% Puskesmas masih belum pengelolaan limbah medis yang
melakukan pemisahan limbah medis belum optimal meskipun sudah
dan non medis.3 melakukan pemilahan sampah
Pemilahan dan pewadahan medis dan non medis diantaranya
limbah merupakan inti dari masih ditemukan limbah domestik
pengelolaan limbah dan harus tercampur dengan limbah infeksius,
dilakukan pada sumber penghasil penggunaan kantong plastik yang
limbah. Pengetahuan tenaga tidak sesuai jenis limbah, dan
layanan kesehatan yang benar, ketidaksesuaian jenis tempat
sikap positif dan praktik yang aman sampah. Pengakuan salah satu
terhadap kegiatan pemilahan dan tenaga puskesmas yaitu pernah
pewadahan merupakan hal tertusuk jarum suntik saat
terpenting karena mereka memiliki melakukan pemilahan limbah.
risiko paling tinggi terhadap limbah Berdasarkan latar belakang
medis yang dihasilkan dari tersebut perlu dilakukan penelitian
pekerjaannya. Kurangnya mengenai hubungan karakteristik,
pengetahuan, sikap dan praktik pengetahuan, dan sikap tenaga
petugas layanan kesehatan puskesmas dengan praktik
berpotensi membahayakan bagi pengelolaan limbah medis padat
petugas layanan kesehatan, pasien, Puskesmas Cawas I Kabupaten
lingkungan maupun masyarakat Klaten.
sekitar.4
Kabupaten Klaten memiliki METODE PENELITIAN
Puskesmas berjumlah 34 unit, Jenis penelitian ini adalah
diantaranya 15 puskesmas rawat penelitian analitik observasional
inap dan 19 puskesmas non rawat dengan pendekatan cross
inap.Berdasarkan data dasar sectional.Analitik observasional yaitu
Puskesmas Provinsi Jawa Tengah mengkaji hubungan antar variabel
tahun 2013, Puskesmas Cawas I terikat dan variabel
merupakan salah satu puskesmas bebas.Pendekatan penelitian cross
rawat inap yang memiliki wilayah sectional adalah pengukuran
kerja yang cukup besar dengan variabel sekali dan sekaligus pada
jumlah penduduk 31.917 jiwa dan waktu yang sama variabel bebas
memiliki jumlah tempat tidur terbesar (karakteristik, pengetahuan,dan
nomor dua diantara puskesmas sikap) dengan variabel terikat
rawat inap lainnya yaitu 16 tempat (praktik pengelolaan limbah medis
tidur.5 Kondisi ini dapat padat puskesmas).
memperbesar potensi limbah Sampel pada penelitian ini
Puskesmas dalam mencemari menggunakan total sampling
lingkungan serta dapat sehingga seluruh anggota populasi

506
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

terjangkau dijadikan sebagai sampel Dari tabel 2. dapat diketahui


yaitu tenaga puskesmas yang bahwa 90,3% tenaga puskesmas
menghasilkan dan atau melakukan berada pada pendidikan tingkat
pemilahan pewadahan limbah medis tinggi. Pendidikan tingkat menengah
padat yang berjumlah 31 orang. yang dimiliki responden meliputi
Analisis data yang digunakan SMA sedangkan pendidikan tingkat
yaitu analisis univariat dan bivariat tinggi meliputi Diploma dan S1.
yang menggunakan uji korelasi rank c. Masa Kerja
spearman. Jika nilai signifikansi (p) < Tabel 3. Distribusi Frekuensi Masa
0,05 maka Ho ditolak, artinya ada Kerja Tenaga Puskesmas
hubungan antara variabel bebas Cawas I Kabupaten
Klaten Tahun 2018
dengan variabel terikat.
Masa Kerja f Persentase (%)
Baru 4 12,9
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedang 5 16,1
1. Karakteristik Tenaga Puskesmas Lama 22 71,0
Total 31 100,0
a. Umur Hasil penelitian menunjukkan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur bahwa rata-rata tenaga puskesmas
Tenaga Puskesmas Cawas
memiliki masa kerja 15 tahun
I Kabupaten Klaten Tahun
2018 dengan masa kerja minimum
adalah 1 tahun dan masa kerja
maksimum adalah 35 tahun. Dari
Umur f Persentase tabel 3. dapat diketahui bahwa 71%
(%)
Remaja (12-25 tahun) 3 9,7 tenaga puskesmas memiliki masa
Dewasa (26-45 tahun) 22 71,0 kerja lama yaitu lebih dari 10 tahun.
Lansia (46-65 tahun) 6 19,4 2. Tingkat Pengetahuan Tenaga
Total 31 100,0
Rentangan umur tenaga Puskesmas
puskesmas yaitu 23 sampai 56 Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan
tahun dengan umur rata-rata 40
Tenaga Puskesmas
tahun. Dari tabel 4.4. dapat diketahui Cawas I Kabupaten
bahwa sebanyak 22 tenaga Klaten Tahun 2018
puskesmas (71%) dari 31 tenaga Tingkat Pengetahuan f Persentase
(%)
puskesmas memiliki umur 26-45
Kurang 4 12,9
tahun dan tergolong umur dewasa. Cukup 18 58,1
b. Tingkat Pendidikan Baik 9 29,0
Total 31 100,0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
Dari tabel 4. dapat diketahui
Pendidikan Tenaga
Puskesmas Cawas I bahwa 58,1% tenaga puskesmas
Kabupaten Klaten Tahun memiliki tingkat pengetahuan
2018 cukup baik.
3. Sikap Tenaga Puskesmas
Tingkat Pendidikan f Persentase Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap
(%)
Pendidikan Menengah 3 9,7 Tenaga Puskesmas
Cawas I Kabupaten
Pendidikan Tinggi 28 90,3 Klaten Tahun 2018
Total 31 100,0 Sikap f Persentase (%)

507
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kurang Baik 0 0 31 tenaga puskesmas memiliki


Cukup Baik 9 29,0
Baik 22 71,0
praktik pengelolaan limbah medis
Total 31 100,0 padat puskesmas yang baik.
Dari tabel 5. dapat diketahui
bahwa 71% tenaga puskesmas
memiliki sikap baik terhadap
pengelolaan limbah medis padat
puskesmas.
4. Praktik Pengelolaan Limbah
Medis Padat Puskesmas
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Praktik
Tenaga Puskesmas dalam
Pengelolaan Limbah Medis
Padat Puskesmas Cawas I
Kabupaten Klaten Tahun
2018
Praktik f Persentase
(%)
Kurang Baik 0 0
Cukup Baik 12 38,7
Baik 19 61,3
Total 31 100,0
Dari tabel 6. dapat diketahui bahwa
19 tenaga puskesmas (61,3%) dari
5. Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Tenaga Puskesmas
dengan Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Cawas I Kabupaten
Klaten
Tabel 7. Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Tenaga Puskesmas
dengan Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Cawas I
Kabupaten Klaten
Praktik Total
Cukup Baik Baik
Variabel p value
f f f
(%) (%) (%)
Umur 0,455
Remaja 2 1 3
(6,5) (3,2) (9,7)
Dewasa 8 14 22
(25,8) (45,2) (71)
Lansia 2 4 6
(6,5) (12,9) (19,4)

Tingkat Pendidikan 0,311


Pendidikan dasar 0 0 0
(0) (0) (0)
Pendidikan menengah 2 1 3
(6,5) (3,2) (9,7)
Pendidikan tinggi 10 18 28
(32,3) (58,1) (90,3)

Masa Kerja 0,174


Baru 3 1 4
(9,7) (3,2) (12,9)

508
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sedang 2 3 5
(6,5) (9,7) (16,1)
Lama 7 15 22
(22,6) (48,4) (71)

Tingkat Pengetahuan 0,076


Kurang Baik 2 2 4
(6,5) (6,5) (13)
Cukup Baik 9 9 18
(29) (29) (58,1)
Baik 1 8 9
(3,2) (25,8) (29)

Sikap 0,042
Kurang Baik 0 0 0
(0) (0) (0)
Cukup Baik 1 8 9
(3,2) (25,8) (29)
Baik 2 20 22
(6,5) (64,5) (71)
Dari tabel 7. Menunjukkan bahwa tenaga puskesmas dengan praktik pengelolaan
limbah medis padat yang baik lebih banyak dijumpai pada kelompok umur dewasa (45,2%),
kelompok dengan tingkat pendidikan tinggi (58,1%), kelompok dengan masa kerja lama
(48,4%), dan kelompok dengan tingkat pengetahuan cukup baik (29%), serta kelompok
dengan sikap yang baik (64,5%).

Hubungan Umur dengan Praktik tenaga kesehatan dengan nilai


Uji korelasi spearman p=0,139.6 Pada penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada praktik yang tidak memadai ditemukan
hubungan yang bermakna antara umur pada setiap tingkatan umur tenaga
tenaga puskemas dengan praktik kesehatan yaitu 21-25 tahun, 26-30
pengelolaan limbah medis padat tahun, 31-35 tahun, dan lebih dari 35
puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten tahun dengan presentase terbesar
dengan nilai p > 0,05 yaitu 0,455.Umur praktik tidak memadai dijumpai pada
tidak berhubungan dengan praktik kelompok umur lebih dari 35 tahun.
pengelolaan limbah medis padat Penelitian tersebut menyimpulkan
Puskesmas Cawas I karena faktor bahwa umur tenaga kesehatan tidak
tingkat pengetahuan yang dimiliki berdampak pada praktik karena faktor
tenaga puskesmas. Masih ditemukan pengetahuan pengelolaan limbah yang
kategori pengetahuan yang kurang berbeda-beda pada setiap tingkatan
sebesar 12,9% dan cukup sebesar umur.
58,1% dengan 78% yang memiliki Penelitian ini diperoleh bahwa
pengetahuan cukup merupakan dengan bertambahnya umur tenaga
kelompok umur dewasa. puskesmas tidak menunjukkan adanya
Hasil penelitian ini sejalan praktik yang semakin baik dalam hal
dengan penelitian Makhura et al. (2016) pengelolaan limbah medis padat
yang menyatakan tidak adanya puskesmas. Hal ini terjadi karena
hubungan antara umur dengan praktik praktik dipengaruhi oleh tingkat
pengelolaan limbah medis di kalangan pengetahuan tenaga puskesmas.

509
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Ketidaktahuan tenaga puskesmas alasan banyaknya pekerjaan yang


terkait aspek pengelolaan limbah medis dilakukan.
padat menyebabkan praktik Kesimpulannya, tingkat pendidikan
pengelolaan limbah yang tidak sesuai tidak berhubungan dengan praktik
dengan peraturan. pengelolaan limbah medis padat
Hubungan Tingkat Pendidikan puskesmas. Hal yang menyebabkan
dengan Praktik tidak adanya hubungan mungkin
Uji korelasi spearman dapat karena faktor kesadaran pribadi untuk
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan berperilaku sesuai peraturan. Jika
yang bermakna antara tingkat tenaga puskesmas memiliki kesadaran
pendidikan tenaga puskemas dengan tinggi untuk melakukan praktik
praktik pengelolaan limbah medis padat pengelolaan limbah medis padat yang
puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten baik maka akan menyebabkan praktik
dengan nilai p > 0,05 yaitu 0,311. Hal yang baik pula. Namun sebaliknya jika
ini disebabkan karena tenaga kesadaran tenaga puskesmas rendah
puskesmas terlepas dari tingkat walaupun memiliki tingkat pendidikan
pendidikan yang dimiliki dengan sadar yang tinggi maka menyebabkan praktik
melakukan praktik pengelolaan limbah yang dilakukan menjadi tidak baik atau
medis padat yang salah walaupun tidak sesuai peraturan.
sudah tahu jika yang dilakukan adalah Hubungan Masa kerja dengan
salah. Alasan tenaga puskesmas Praktik
dengan sadar melakukan praktik yang Uji korelasi spearman dapat
salah yaitu faktor banyaknya pekerjaan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang dilakukan seperti melakukan yang bermakna antara masa kerja
tindakan medis sekaligus melakukan tenaga puskemas dengan praktik
pencatatan manual dan pengambilan pengelolaan limbah medis padat
formulir pasien. puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan nilai p > 0,05 yaitu 0,174. Hal
dengan penelitian Ghareeb dan Al yang menyebabkan tidak adanya
Sadek (2013) tentang Penilaian Jumlah hubungan antara masa kerja dengan
Limbah Medis, Kesadaran dan Praktik praktik mungkin karena faktor pelatihan
Perawat dalam Pengelolaan Limbah pengelolaan limbah yang masih
Medis Rumah Sakit Zagazig Mesir yang kurang.pada tenaga puskesmas yang
menunjukkan bahwa tidak ada memiliki masa kerja baru maupun lama.
hubungan antara tingkat pendidikan Sebesar 97% tenaga puskesmas
tenaga kesehatan dengan praktik mengaku belum pernah mendapat
pengelolaan limbah medis dengan pelatihan tentang pengelolaan limbah
p=0,3.7 Hal tersebut dipengaruhi tingkat medis. Pelatihan merupakan sarana
kesadaran yang dimiliki tenaga untuk meningkatkan pengetahuan,
kesehatan. Tenaga kesehatan baik keterampilan, kesadaran dan praktik
berpendidikan tinggi maupun rendah yang baik dalam pengelolaan limbah
memiliki kesadaran tinggi namun medis padat. Kurangnya pelatihan yang
memiliki praktik yang rendah dengan diperoleh tenaga puskesmas
menyebabkan praktik pengelolaan

510
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

limbah medis padat yang kurang sesuai Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten
juga. dengan nilai p > 0,05 yaitu 0,076. Hal
Hasil penelitian ini sejalan yang menyebabkan tidak adanya
dengan penelitian Muthoni et al.(2015) hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang Penilaian Tingkat Pengetahuan dengan praktik mungkin karena faktor
Pengelolaan Limbah Medis Rumah pelatihan pengelolaan limbah yang
Sakit Terpilih di Kenya yang masih kurang.Dengan kurangnya
menunjukkan bahwa tidak ada pelatihan yang diperoleh tenaga
hubungan antara masa kerja tenaga puskesmas maka pengetahuan yang
kesehatan dengan praktik pengelolaan dimiliki tenaga puskesmas tentang
limbah medis dengan p=0,36.8 pengelolaan limbah medis padat
Penelitian tersebut menyatakan bahwa puskesmas juga menjadi tidak
tingkat pengetahuan dan praktik dalam maksimal. Meskipun sebagian besar
pengelolaan limbah medis tidak tenaga puskesmas memiliki latar
tergantung dari lamanya masa kerja belakang di bidang kesehatan, jika
namun dipengaruhi oleh faktor tidak didukung dengan adanya
antusiasme dalam pengelolaan limbah pelatihan spesifik pengelolaan limbah
medis pada kelompok dengan masa maka tidak akan memunculkan praktik
kerja baru (1-5 tahun), faktor kelelahan pengelolaan limbah medis padat yang
dan kejenuhan pada kelompok dengan baik Hanya 3% tenaga puskesmas
masa kerja sedang (5-10 tahun) dan yang mendapat pelatihan tetang
faktor loyalitas terhadap pekerjaaan pengelolaan limbah dari Dinas
pada kelompok dengan masa kerja Lingkungan Hidup sedangkan 97%
lama (lebih dari 10 tahun). mengaku belum pernah mendapat
Kesimpulannya, masa kerja pelatihan tentang pengelolaan limbah
tidak berhubungan dengan praktik medis.
pengelolaan limbah medis padat Hasil penelitian ini sejalan
puskesmas. Hal yang menyebabkan dengan dengan penelitian Balushi et al
tidak adanya hubungan mungkin (2016) tentang Pengetahuan, Sikap
karena faktor pelatihan pengelolaan dan Praktik Pengelolaan Limbah Medis
limbah yang masih kurang pada tenaga diantara Personil Pelayanan Kesehatan
puskesmas yang memiliki masa kerja di Rumah Sakit Pelayanan Sekunder Al
baru maupun lama. Pada dasarnya Buraimi Governorate, Oman yang
pelatihan merupakan kegiatan yang menyatakan bahwa tidak ada
dapat mempengaruhi perubahan hubungan antara pengetahuan dengan
pengetahuan, sikap, dan praktik praktik pengelolaan limbah medis
seseorang kearah yang lebih baik. dengan p=0.264.9 Penelitian tersebut
Hubungan Tingkat Pengetahuan menyebutkan bahwa pengetahuan
dengan Praktik tinggi dapat menghasilkan suatu
Uji korelasi spearman dapat kesadaran pengelolaan limbah yang
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tinggi namun tidak untuk praktiknya.
yang bermakna antara tingkat Hal ini disebabkan program pelatihan
pengetahuan tenaga puskemas dengan pengelolaan limbah medis dapat
praktik pengelolaan limbah medis padat meningkatkan kesadaran pengelolaan

511
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

limbah yang tinggi namun untuk praktik tidak sesuai dengan kategori maka
kembali lagi pada komitmen masing- kepala sanitasi langsung menegurnya
masing pekerja. supaya melakukan praktik yang benar.
Penelitian ini menunjukkan Sebaiknya tenaga puskesmas tetap
bahwa tidak ada hubungan tingkat berkomitmen melakukan praktik
pengetahuan tenaga puskesmas pengelolaan limbah medis padat yang
dengan praktik pengelolaan limbah baik dalam aktivitas bekerja sehari-hari
medis padat Puskesmas Cawas I meskipun tanpa adanya pengawasan.
Kabupaten Klaten. Hal yang Pengadaaan penghargaan (reward)
menyebabkan tidak adanya hubungan kepada tenaga puskesmas juga
mungkin karena tidak didukung dengan diperlukan supaya memotivasi tenaga
adanya pelatihan pengelolaan limbah puskesmas dalam bekerja agar
medis. Pelatihan spesifik tentang memiliki sikap yang positif dalam
pengelolaan limbah medis dapat pengelolaan limbah medis padat
meningkatkan pengetahuan dan Puskesmas.
kesadaran sehingga dapat Faktor ketersediaan tempat
mempengaruhi praktik tenaga sampah juga mendukung praktik
puskesmas. Dengan demikian, tenaga puskesmas. Ketersediaan
pelatihan pengelolaan limbah baik dari tempat sampah yang dimaksud adalah
Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten adanya tempat sampah medis dan non
maupun pelatihan internal Puskesmas medis disetiap unit ruangan dan
Cawas I perlu diselenggarakan dalam diletakkan di dalam ruangan tindakan
rangka peningkatan sumber daya kecuali pada kamar pasien rawat
puskesmas dalam hal pengelolaan inap.Dengan tersedianya tempat
limbah. sampah yang memadai maka tenaga
Hubungan Sikap dengan Praktik puskesmas dapat melakukan praktik
Uji korelasi spearman dapat pengelolaan limbah medis padat
disimpulkan bahwa ada hubungan khususnya pemilahan dan pewadahan
yang bermakna antara sikap tenaga sesuai dengan peraturan.
puskemas dengan praktik pengelolaan Hasil penelitian ini sejalan dengan
limbah medis padat puskesmas Cawas dengan penelitian Karmakar, et al.
I Kabupaten Klaten dengan nilai p < (2016) tentang pengetahuan, sikap,
0,05 yaitu 0,042. Dengan demikian dan praktik pengelolaan limbah medis
sikap tenaga puskesmas ada kaitannya oleh tenaga kesehatan di rumah sakit
dengan praktik pengelolaan limbah tersier Agartala, Tripura India yang
medis padat puskesmas. Hal yang menunjukkan ada hubungan sikap
mempengaruhi sikap tenaga tenaga pelayanan kesehatan dengan
puskesmas yaitu faktor pengawasan. praktik pengelolaan limbah medis
Hal ini dapat dilihat dari sering dengan p= 0,003.10 Penelitian tersebut
dilakukan pengawasan langsung dari menunjukkan bahwa tenaga kesehatan
kepala sanitasi puskesmas melalui dengan sikap yang positif
kunjungan dari unit ke unit dalam hal menyebabkan praktik pengelolaan
pembuangan limbah sesuai kategori. limbah medis yang benar. Hal tersebut
Jika ditemukan limbah yang dibuang karena adanya kesadaran yang tinggi

512
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam memenuhi praktik pengelolaan ketersediaan tempat sampah dan faktor


limbah yang benar. Penelitian yang pengawasan. Jika tidak didukung
dilakukan Muluken, et al. (2013) dengan adanya tempat sampah yang
tentang praktik pengelolaan limbah memadai maka sikap positif yang
pada tenaga kesehatan di fasilitas dimiliki akan menjadi praktik yang
layanan kesehatan Gondar, Ethiopia kurang sesuai. Faktor pengawasan
menyatakan bahwa pengawasan rutin dapat menciptakan perilaku atau praktik
dan penegakan aturan turut yang baik karena tenaga puskesmas
mempengaruhi praktik pengelolaan menjadi memiliki tanggung jawab
limbah.11 dalam melakukan praktik pengelolaan
Kesimpulannya, ada hubungan limbah medis padat puskesmas yang
yang bermakna antara sikap dengan tepat dan benar sesuai peraturan.
praktik pengelolaan limbah medis padat KESIMPULAN
puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten. Ada hubungan yang bermakna
Sikap tenaga puskesmas sangat antara sikap tenaga puskesmas
mempengaruhi praktik yang dilakukan. dengan praktik pengelolaan limbah
Semakin baik sikap tenaga puskesmas medis padat Puskesmas Cawas I
maka semakin baik pula praktik Kabupaten Klaten dengan nilai
pengelolaan limbah medis yang p=0,042.
dilakukan. Hal yang mempengaruhi
sikap yang baik pada tenaga
puskesmas Cawas I yaitu faktor
SARAN DAFTAR PUSTAKA
1. Dapat menjadi pertimbangan untuk 1. Health care without harm. A
mengadakan pelatihan pengelolaan Resource Kit for Pollution
limbah medis padat yang bertujuan Prevention in Health. Going
Green. www.noharm.org.
meningkatkan pengetahuan tenaga
Published 2007. Accessed
puskesmas January 2, 2018.
2. Memberikan penghargaan (reward) 2. Kementerian Kesehatan
kepada tenaga puskesmas dalam Republik Indonesia. Keputusan
bekerja agar memiliki sikap yang Menteri Kesehatan No. 1204
positif dalam pengelolaan limbah Tahun 2004 - Persyaratan
medis padat Puskesmas. Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit. 2004:64.
3. Sebaiknya tenaga puskesmas
3. Biradar VS. The Effectiveness of
meningkatkan komitmen untuk Awareness Program on the
4. melakukan pemilahan dan Practices of Bio-medical Waste
pewadahan yang tepat dalam Management among Nurses : A
aktivitas bekerja sehari-hari. Review article. Int J Curr Med
5. Sebaiknya tenaga puskesmas Appl Sci. 2015;8(3):81-87.
memanfaatkan Alat Pelindung Diri 4. Nursamsi; Thamrin; Deni Efizon.
Analisis Pengelolaan Limbah
(APD) yang tersedia saat sedang
Medis Padat Puskesmas di
melakukan aktivitas yang berkaitan Kabupaten Siak. J Din Ling
dengan limbah medis padat. Indo. 2017;4(2):86-98.
5. Kementerian Kesehatan

513
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Republik Indonesia. Data Dasar of Oman. Glob J Health Sci.


Puskesmas Provinsi Jawa 2018;10(3).
Tengah Keadaan Desember doi:10.5539/gjhs.v10n3p70
2013. Jakarta; 2014. 10. Karmakar N, Datta S, Datta A,
6. Makhura RR. Knowledge and Nag K, Tripura K, Bhattacharjee
Practices of Health Care P. A cross-sectional study on
Workers on Medical Waste knowledge, attitude and practice
Disposal In Mapulaneng of biomedical waste
Hospital In The Ehlanzeni management by health care
District of South Africa. J personnel in a tertiary care
Limpopo. 2016;106(12). hospital of Agartala, Tripura.
7. Ghareeb N, Al Sadek M. Natl J Res Community Med.
Assessment of Medical Waste 2016;5(3):189-196.
Generation Rate at Zagazig 11. Muluken A, Haimanot G, Dar B.
University Hospitals and Healthcare waste management
Awareness and Practices of practices among healthcare
Nurses Regarding Medical workers in healthcare facilities of
Waste Management. Int J Gondar town, Northwest
Environtment. 2014;3(1):63-72. Ethiopia. Heal Sci J.
8. Muthoni MS, Nyerere A, Ngugi 2013;7(3):315-326.
CW. Assessment of Level of
Knowledge in Medical Waste
Management in Selected
Hospitals in Kenya Applied
Microbiology : Open Access.
Appl Microbiol. 2016;2(4).
doi:10.4172/2471-9315.1000124
9. Balushi A, Ullah M, Al Makhamri
A, Al Alawi F, Khalid M, Al
Ghafri H. Knowledge , Attitude
and Practice of Biomedical
Waste Management among
Health Care Personnel in a
Secondary Care Hospital of Al
Buraimi Governorate , Sultanate

514
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

515

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy