By
BINUR MUHARIS
Oleh
BINUR MUHARIS
Pabrik Kalium hidroksida berbahan baku kalium klorida dan air, akan
didirikan di Kebomas, Kediri. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang
mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi kalium hidroksida sebanyak 20.000
ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang
digunakan adalah kalium klorida sebanyak 3.445,114 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik dektrosa berupa: pengadaan air,
pengadaan steam, pengadaan listrik, kebutuhan bahan bakar, dan pengadaan udara
kering.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur
organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 158 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 203.591.529.515
Working Capital Investment (WCI) = Rp 35.927.916.973
Total Capital Investment (TCI) = Rp 237.483.531.192
Break Even Point (BEP) = 54,33 %
Shut Down Point (SDP) = 37,53 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 2,32 tahun
Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,74 tahun
Return on Investment before taxes (ROI)b = 28,01 %
Return on Investment after taxes (ROI)a = 22,44 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,35 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik
dekstrosa ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan
dan mempunyai masa depan yang baik.
RIWAYAT HIDUP
Pertama Negeri 1 Kedondong pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas
Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SPMB 2007. Penulis pernah
Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Baturaja,
untuk kita “
sebuah ruangan“
Sebuah Karya kecilku....
Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Mahakuasa dan Maha
Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan
dan Potassium Hidroksida dengan Kapasitas Dua Puluh Ribu Ton per tahun”
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa
1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung.
2. Simparmin Br. Ginting, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I, yang telah
3. Muhammad Hanif, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing II, atas semua ilmu,
4. Yuli Darni S.T.,M.T. dan Sri Ismiyati D., S.T.,M.Eng selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan ilmu, saran dan kritik, juga selaku dosen atas semua
6. Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu,dan adikku atas pengorbanan, doa, cinta dan
kasih sayang yang selalu mengiringi disetiap langkahku. Dan juga keluarga
besar Pak Olot atas kasih sayang, doa, dukungan, kepercayaan, ketulusan dan
semangat
8. Iffah Fitria selaku partner TA, yang telah sabar membantu penulis dalam
Armando, Andika, Catur, Cecep, Diki, Dinda, Erna, Fery, Fath, Indra, Ika,
Kinkin, Marga, Muti, Nanda, Norma, Sulistiono, Weni, Yulia dan semua
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga
Penulis,
Binur Muharis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Kegunaan Produk ........................................................................................ 2
C. Kapasitas Rancangan ................................................................................... 3
D. Penentuan Lokasi Pabrik ............................................................................. 6
V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses ......................................................................................... 33
B. Peralatan Utilitas ....................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D UTILITAS
LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-404) .................................................. 55
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-405) .................................................. 55
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-406) .................................................. 56
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-407) ................................................... 56
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-408) ................................................... 57
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-409) ................................................... 57
5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-410) ................................................ 58
5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-411) ................................................ 58
5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-412) ................................................ 59
5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-413) ................................................ 59
5.53. Spesifikasi Blower (BL-101) .................................................................. 60
5.54. Spesifikasi Cooler (CO-101) .................................................................. 60
5.55. Spesifikasi Flash Drum (FD-101) .......................................................... 61
5.56. Spesifikasi Kompresor (K-101) ............................................................. 61
5.57. Spesifikasi Condenser (CD-302) .......................................................... 61
5.58. Spesifikasi Klorin Storage (ST-302) ..................................................... 63
5.59. Spesifikasi Blower (BL-102) .................................................................. 63
5.60. Spesifikasi Cooler (CO-102) .................................................................. 63
5.61. Spesifikasi Flash Drum (FD-102) .......................................................... 64
5.62. Spesifikasi Hydrogent Storage (ST-303) .............................................. 65
6.1. Kebutuhan Air Pabrik ............................................................................ 67
6.2. Peralatan Yang Membutuhkan Air Pendingin ........................................ 80
6.3. Peralatan Yang Membutuhkan Steam .................................................... 85
6.4. Syarat-Syarat Mutu Kualitas Air Limbah .............................................. 91
6.5. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ................... 100
6.6. Pengendalian Variabel Utama Proses .................................................... 101
7.1. Tabel Pemilihan Lokasi Pabrik .............................................................. 103
7.2. Perincian Luas Area Pabrik Kalium Hidroksida .................................... 110
9.1. Fixed Capital Investment ....................................................................... 135
9.2. Manufacturing Cost ............................................................................... 136
9.3. General Expenses ................................................................................... 137
9.4. Administrative Cost ................................................................................ 137
vi
9.5. Acceptable Persent Return on Investment .............................................. 139
9.6. Acceptable Persent Pay Out Time .......................................................... 140
9.7. Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi ......................................................... 143
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
pesatnya perkembangan industri pada negara tersebut. Salah satu hal dasar
hidroksida. Bahan kimia yang juga dikenal sebagai potassium hydroxide ini
untuk senyawa potassium hydroxide dan dikenal dengan nama lain seperti
kalium (K+) mengikat sebuah gugus hidroksil (OH-). Seperti halnya natrium
dalam negeri.
B. Kegunaan Produk
dipergunakan secara luas pada bidang industri kimia proses seperti pada
utama. Kalium hidroksida juga berfungsi sebagai bahan baku pembantu pada
industri pupuk, fosfat, kimia agro (agro chemical), baterai alkaline, dan pada
(sabun cair,rinso)
http://gratamachem-kimia.indonetwork.co.id/profile/pt-graha-jaya-pratama-
kinerja.htm
Untuk memenuhi kebutuhan KOH dalam negeri, selama ini Indonesia masih
mengimpor dari beberapa industri di Eropa dan Asia Timur. Hal ini
pabrik KOH.
C. Kapasitas Rancangan
1. Kebutuhan Pasar
dilihat berdasarkan data pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 yang diperoleh dari
Undata.org.
4
2007 9.112.197
2008 10.313.584
2009 9.045.831
2010 11.423.540
2011 12.367.672
2012 13.629.438
x = tahun
y = 8x106 exp(0,079x)
y = 19.076.201 kg/tahun
Indonesia pada tahun 2017 sebesar 19.076 ton/tahun. Melihat kondisi diatas
maka pada tahap awal tahun 2017 direncanakan kapasitas produksi kalium
Dewasa ini,kaliun hidroksida dipakai selain digunakan sebagai sabun cair, bias
juga digunakan untuk industry tekstil dan juga pencampur pupuk phosphate.
Negara yang tergabung dalam asia pasifik diantaranya India, Jepang, China,
adalah kalium klorida. Kalium klorida dpat diperoleh dari impor karena
harapan:
D. Lokasi Pabrik
1. Pemasaran Produk
yang ada di Gresik yaitu pelabuhan Tanjung Perak cukup dekat dengan
lokasi pabrik.
3. Sarana Transportasi
baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan dijadikan
4. Utilitas
jumlah yang cukup besar, karena daerah tersebut merupakan daerah yang
Untuk kebutuhan seperti listrik dapat dipenuhi dari PLN, dengan adanya
terutama diperoleh dari sumber air Sungai Brantas dan Sungai Bengawan
Solo..
Tenaga kerja di Indonesia tidak begitu sulit diperoleh, begitu juga di daerah
ini, yang memiliki sumber daya manusia dalam berbagai tingkatan, baik
tercukupi.
Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah datar, dengan
dapat dilaksanakan dengan baik.Juga perlu dipilih lokasi pabrik yang masih
BAB II
DESKRIPSI PROSES
A. Macam-macam Proses
pembuatan kalium hidroksida, dan pada akhir abad ke-19, metode ini sudah
bahan baku utama adalah larutan kalium klorida, karena apabila bahan
baku diambil dari brine (leburan garam) kadar kalium klorida pada brine
12
sangat sedikit. Hal ini lebih menguntungkan, karena dengan bahan baku
menghilangkan impuritis.
H2O
H2O
KOH 50%
H2O H+ + OH-
K+ + OH- KOH
menghasilkan KOH yang lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya bila
13
Konsentrasi KCl yang diizinkan adalah 260 – 320g/liter. Sel membran ini
B. Pemilihan Proses
KOH 56 1 -2 13.200
Tabel 2.2. Data Entalpi dan Energi Bebas Gibbs Bahan Baku dan Produk pada
298 K (joule/mol)
Reaksi :
� ���
Mol KOH =
� ���
untuk bereaksi adalah ½ dari 17,857 mol KOH, yaitu 8,928 mol
Ca(OH)2(aq).
Mula-mula : A A - -
Konversi = 0,40
15
ℎ �
Konversi =
ℎ −
0,40 A = 8,928
A = 22,321 mol
� 1 �
= 22,321 mol x 74,093 x
1000 �
= 1,654 kg
� 1 �
= 22,321 mol x 138 x
1000 �
= 3,08 kg
= Rp.30.355.525,2/jam
16
adalah energi bebas gibbs (∆G). Energi bebas gibbs suatu reaksi dapat
dihitung berdasarkan ∆Gof setiap reaktan dan setiap produk yang diketahui.
Reaksi
= -220779,02
= -230.245,96
Karena ∆Greaksi bernilai negatif maka biaya proses dianggap tidak ada
(diabaikan) = nol
= Rp. 33.333.300/jam
= Rp. 2.977.774,8/jam
Reaksi :
Konversi : 95-97%
� ���
Mol KOH =
� ���
Mula-mula : A A - - -
Konversi = 0,97
ℎ �
Konversi =
ℎ −
17,857
0,97 =
0,97 A = 17,857
A = 18,409 mol
18
� 1 �
= 18,409 mol x 74,5 x
1000 �
= 1,371 kg
Total cost H2O = Rp. 0 (karena H2O yang digunakan diambil dari
pabrik sendiri).
Rp .5.895,3 � ��� �
= 2525,2525
� ��� �
= Rp. 14.887.121,891/jam
Reaksi :
∆HofH2O)
∆HofH2O)
19
Watt = Joule/detik
� 1 �
Massa KOH = 1 mol x 56 x
1000 �
= 0,056 kg
. 1 1
= 474.665,52 x x
3600 0,056 �
. 1
= 2.354,492 x
� 1000
= 2,354 kwh/kg
ℎ � � .1.350
Maka biaya operasi = 2,354 x 2.525,25 x
� ℎ
= Rp. 8.024.991,97/jam
= Rp. 18.446.178,11/jam
20
Tabel 2.3. Perbandingan antara proses produksi KOH dengan boiling dan
Macam Proses
Parameter
Boiling Elektrolisis
Bahan Baku
Ca(OH)2, H2O H2O
Pembantu
C. URAIAN PROSES :
2. Unit Proses
berikut :
dalam bentuk padatan dengan kadar 99,80% dilarutkan dalam air dengan
kemudian diumpankan pada sel elektrolisis pada bagian katoda. Pada sel
dimana terjadi proses penguraian KCl menjadi ion kalium (K+) dan ion klor
(Cl-). Ion klor terakumulasi menjadi gas klorin (Cl2) untuk kemudian
diumpankan menuju bagian anoda (-). Pada bagian anoda (-), kalium (K+)
Konversi dari reaksi tersebut sebesar 95% - 97% dengan kadar KOH
Berikut sifat-sifat fisis dan kimia bahan baku dan produk yang digunakan
A. Bahan Baku
Muriate
Warna : Putih
Bentuk : kristal
2. Air
B. Produk
Produk Utama
Berat Molekul : 56
Warna : putih
Produk Samping
Rumus Molekul : H2
Berat Molekul :2
Bentuk : gas
Berat Molekul : 71
Bentuk : gas
A. Peralatan Proses
Peralatan proses pabrik Kalium Hidroksida dengan kapasitas 20.000 ton/tahun
terdiri dari:
Diameter : 3 ft (0,914 m)
Tebal : 0,375 ft (0,114 m)
Tinggi : 13,334 ft (4,064 m)
Pitch : 3 ft (0,914 m)
Jumlah :1
Power : 3 hp
DimensiBaffle
Lebar : 0,833 ft (0,254 m)
Tinggi : 10,361 ft (3,158 m)
Clearance : 0,125 ft (0,038 m)
Offset Top : 0,139 ft (0,042 m)
Offset Bottom : 1,5 ft (0,457 m)
Jumlah : 1 Buah
IPS : 1 1/4 in
Sch. No. : 40
ID : 1,380 in (0,035 m)
OD : 1,660 in (0,042 m)
a" : 0,435 ft2/ft
Annulus
IPS : 2 in (0,051 m)
Sch. No. : 40
ID : 2,067 in (0,0525 m)
OD : 2,380 in (0,0604 m)
a” : 0,622 ft2/ft
Surface area : 31,949 ft2
Pressure drop Inner pipe (ΔPp) : 0,0164 psi
Annulus (ΔPa) : 0,206 psi
Fouling factor : 0,00371 (hr)(ft2)(oF)/Btu
JumlahHairpins :2
37
Rd = 0,0025 jam.ft2F/btu
Jumlah tube = 98,51 ( 99 ) buah
∆P, tube = 0,284 psi
∆P, shell = 1,258 psi
Jumlah : 1 buah
B. Peralatan Utilitas
Lebar : 1,438 m
Kedalaman : 8,267 m
Jumlah : 1 Buah
Tebal : 3/16 in
Dimensi Tebal : 3/16 in
Head dan Bottom Tinggi : 0,400 ft (0,122 m)
Tinggi Tangki : 12,662 ft (3,859 m)
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 2 Buah
Efisiensi : 42 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40 in
Power : 5 hp
NPSH : 2,459 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
Sch = 40 in
Power : 3 hp
NPSH : 0,318 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
NPSH : 0,318 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
Panjangpipa 16 Ft
:
Δt 78,726 o
F
A 87,965 ft2
Uc 345,360 Btu/hr.ft2 F
Ud 68,154 Btu/hr.ft2 F
Rd 0,01177702 Diizinkan 0,01
Bahan konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
61
KodeAlat : E-522
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Stainless Steel Tipe-321
Dimensi
64
InnerPipe
IPS : 2 1/2 in
Sch. No. : 40
ID : 2,469 in
OD : 2,880 in
a" : 0,753 ft2/ft
Annulus
IPS : 3 in
Sch. No. : 40
ID : 3.068 in
OD : 4350 in
a” : 0,917 ft2/ft
Surface area : 30,120 ft2
Pressure drop Inner pipe (ΔPp) : 0,0023 psi
Annulus (ΔPa) : 0,155 psi
Fouling factor : 0,0049 (hr)(ft2)(oF)/Btu
Jumlah Hairpins : 2 buah
BAB VI
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana
penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik.
Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air bersih (Filtered
Water), air pendingin (Cooling water), air demin (Boiling Feed Water), kukus
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Kalium Hidroksida antara
lain:
kebutuhan air seperti air untuk keperluan umum atau sanitasi, air
Total 24.110,673
Air yang digunakan dalam pabrik ini seperti air kebutuhan umum dan
sanitasi, air demin, air umpan boiler, air pendingin dan lainnya diperoleh
air hidran
air sanitasi
air keperluan umum
a) Penjernihan (Clarification)
Bahan baku air diambil dari air sungai. Air sungai dialirkan dari
daerah terbuka ke water intake system yang terdiri dari screen dan
asing pada aliran suction pompa. Air yang tersaring oleh screen
pengolahan air.
lain-lain.
bahan-bahan kimia pada bak penggumpal (Premix Tank) yaitu antara lain :
Larutan alum berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air,
stabil dalam udara, tidak mudah terbakar, tidak dapat larut dalam
flok terbaik pada PH 6,5 – 7,5. Butiran partikel floc ini akan terus
Chlorine
dilakukan dahulu jar test terhadap sampel air sungai untuk menentukan
dosis yang harus diberikan karena iklim yang berubah-ubah. Selain itu,
analisis pH cairan pun rutin dilakukan agar tercipta kondisi yang tepat
menahan floc yang baru terbentuk, oleh karena itu harus dijaga tetap
72
menjaga settling level. Laju alir yang konstan dibutuhkan agar terjadi
dengan otomatis tergantung dari jumlah air yang telah masuk (metering
b) Penyaringan (Filtration)
dari sand filter, kotoran yang masih terbawa pada air setelah
silinder vertikal yang terdiri dari antrasit, coarse sand, fine sand, dan
klorin, bau dan warna. Bila sand filter ini telah jenuh maka perlu
aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi, hal ini dilakukan untuk
Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan tinggi (high
Larutan kaustik diinjeksikan melalui pipa dari sand filter untuk mengatur
pH dari produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter .
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana dalam
dan untuk kebutuhan kantor lainnya serta kebutuhan rumah tangga. Air
Syarat fisis; di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan
= 16.00 m3/hari
= 1964.5213kg/jam.
75
untuk memindahkan panas suatu zat di dalam aliran ke dalam air. Air
menjadi 30oC, untuk dapat digunakan lagi sebagai air untuk proses
Recooling process.
pompa air pendingin untuk peralatan proses dan sistem injeksi bahan
kimia.
76
Air panas
udara
Air dingin
Gambar 6.2. Cooling Tower
ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh
panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses penguapan
77
Evaporasi
Hot Water, T= 42oC
COOLING COOLER
TOWER PROSES
Make
Up
T = 35oC
Blow Down
pendingin.
a. Scale inhibitor
Nalco XP-8301.
b. Corrotion inhibitor
c. Slime Inhibitor
Turbiditas : 10
pH :6–8
tabel berikut :
Penguapan dan kebocoran air akan terjadi di dalam cooling tower ini.
Oleh karena itu, untuk menjaga jumlah air pendingin harus ditambah
81
air make up yang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang hilang.
492,154 kg/jam.
dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin
air filter dengan penukar ion (ion exchanger) untuk menghasilkan air
bebas mineral sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk
Untuk keperluan air umpan boiler tidak cukup hanya air bersih, oleh
silika dalam air bertukar dengan ion OH- dari resin anion.
82
Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah
yaitu:
1) Backwashing
yang lambat dan waktu yang lebih singkat dibandingkan fast rinse
asam atau garam (garam sulfat dan natrium) yang ada. Air yang
Cation exchanger
larutan H2SO4 4 %.
Anion exchanger
larutan NaOH 40 %.
demineralized water tank. Level kontrol pada tangki air bebas mineral
b. Konduktivitas = 1 ( s/cm )
d. pH : 8.8 – 9.2
Sistem penyedian steam terdiri dari deaerator dan boiler. Air demin
yang sudah bebas dari komponen udara ditampung dalam drum dari
reaksi:
N2H4 + O2 N2 + 2 H2O
Kandungan oksigen keluar dari deaerator didesain tidak lebih besar dari
Air Demin
Steam LS
PB
Pompa BFW
steam dengan 4.76 bar dan temperatur 180oC. Jenis boiler yang digunakan
adalah fire tube boiler . dengan air umpan boiler melalui tube dan terjadi
210 oC.
BFW dipompakan menuju Waste Heat Boiler (WHB) steam drum dan
ada. Uap uap yang keluar dari steam drum menuju superheater coil
burnerpackageboiler.
turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler, hal ini
bertujuan agar tidak diperlukan aliran listrik dari PLN, dan hal ini
membuat keefisienan energi pabrik ini menjadi lebih baik. Generator yang
berikut :
bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah
89
bahan bakar cair yaitu solar (untuk generator) dan fueloil (untuk boiler)
mudah didapat
melalui pipa-pipa.
Udara instrumen harus diolah menjadi udara kering yang bersih dari oil
pengering. Udara masuk ke air receiver lalu dialirkan menuju air dryer
dengan melewati pre filter. Udara yang masih mengandung air masuk dari
90
sehingga kandungan air diserap oleh lapisan tersebut dan menjadi udara
normal.
B. Pengolahan Limbah
Limbah merupakan materi atau zat sisa hasil pengolahan domestik dan
yaitu, limbah cair, limbah padat , limbah gas, dan limbah B3, terkadang
limbah padat sering disebut dengan limbah cair maupun limbah B3. Menurut
• Limbah Cair
Pada pabrik Disodium Fosfat, limbah cair berasal dari aktifitas domestik
• Limbah Padat
• Limbah Gas
Pada pabrik Disodium Fosfat, limbah gas berasal dari RE-202 yang berupa
gas CO2.
Standar aturan pembuangan limbah cair industri kimia dapat dilihat pada
Tabel 6.4.
91
Batas Batas
No. Parameter Satuan
Minimum Maksimum
Nitrit
24 Sulfida mg/l 0 0
25 Uranil mg/l 0 5
Karbon
Kloroform
Lemak
30 Pestisida
Eposit
j. mg/l 0 0,1
93
Organoposphat
tiga macam proses yaitu, secara fisika, kimia, dan biologis. Pada pabrik
a. Penyaringan
Cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar
b. Flotasi
c. Filtrasi
d. Adsorpsi
seperti koloid
berfungsi sebagai pengatur laju alir limbah agar pengolahan limbah dapat
C. Laboratorium
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang
dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang
antara lain :
95
3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan
produksi.
a. Kelompok Non–Shift
b. Kelompok Shift
menjadi :
Laboratorium Fisik
Laboratorium Analitik
sifat fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara
lain :
Spesifik grafity
Viskositas kinematik
Kandungan air
Kandungan metal
97
Diversifikasi produk
2. Air demineralisasi
3. Air pendingin
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat
minyak, sulfat, silika dan konduktivitas air. Alat- alat yang digunakan
dan alkalinitas
oleh departemen ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas
yang dianalisis antara lain kadar hidrazin, amonia dan ion fosfat.
reaktor.
variabel proses. Variabel proses itu antara lain temperatur, tekanan, laju alir,
membagi aplikasi besar menjadi sub-sub yang lebih kecil. Data yang diperoleh
1. Kalkulasi termodinamik.
melalui seluruh tingkatan. Keempat tingkatan ini diperlihatkan pada Tabel 6.5.
100
Tingkatan Fungsi
tracking shipment.
Mengkoordinasikan informasi
perusahaan.
1. Temperatur Termokopel
A. Bentuk Perusahaan
1. Perusahaan Perseorangan
2. Perusahaan Firma
Perusahaan Firma yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh
beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota atau nama
3. Perusahaan Komanditer
Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang
atau lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan
sebagian yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota
ke perusahaan.
komisaris.
Hidroksidaadalah:
114
faktor:
4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang
yang ahli sebagai Dewan Komisaris dan Manager yang cakap dan
berpengalaman.
dalam bidangnya.
115
Organisasi ialah sarana untuk kegiatan bagi orang-orang yang saling bekerja
sama dalam mencapai tujuan yang sama. Tujuan utama perusahaan didirikan
wewenang dan tanggung jawab atas tugas yang diberikan, serta manajemen
yang efektif yang akan menunjang jalannya usaha. Pada gambar di bawah ini
hari diwakili oleh dewan komisaris yang dipimpin oleh presiden komisaris.
oleh direktur utama yang dibantu oleh direktur teknik dan produksi serta
Terdapat 5 divisi yang dikepalai oleh manajer dan 10 sub divisi yang dikepalai
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Divisi Divisi
Produksi Teknik
Sub Divisi
Lab & PP
Divisi SDM Divisi Divisi
Manajemen Keuangan
Sub Divisi
Humas Sub Divisi
Admin & Sub Divisi
Sub Divisi Kesekretariatan Keuangan
Personalia &
Akuntansi
Sub Divisi
Pengadaan &
Pemasaran
1. Pemegang Saham
adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para
dari perusahaan.
2. Dewan Komisaris
DewanKomisarismerupakanpelaksanatugassehari-haridaripemiliksaham,
sehinggaDewanKomisarisakanbertanggungjawabterhadappemiliksaham.
pemasaran.
3. Dewan Direksi
a. Direktur Utama
DirekturUtamamerupakanpimpinantertinggidalamperusahaandanbertang
gungjawabsepenuhnyaterhadapmajumundurnyaperusahaan.DirekturUtam
abertanggungjawabkepadaDewanKomisarisatassegalatindakandankebijak
sanaan yang
diambilsebagaipimpinanperusahaan.DirekturUtamamembawahiDirekturT
eknik &ProduksisertaDirekturManajemendanKeuangan.
Menjagastabilitasorganisasiperusahaan dan
b. Direktur
dan teknik.
4. Manajerial
Secaraumumtugasmanajeradalahmengkoordinir,
mengaturdanmengawasipelaksanaanpekerjaandalamlingkunganbagiannyase
masing-masing.
120
a. Manajer Produksi
berwenang.
pengembangan produksi.
dan produk.
121
b. Manajer Teknik
peralatan, proses dan utilitas dan mengkoordinir Kepala Sub Divisi yang
karyawan.
d. Manajer Manajemen
Manajemen membawahi :
123
perusahaan.
e. Manajer Keuangan
1. Status Karyawan
a. Karyawan Tetap
masa kerja.
b. Karyawan Harian
c. Karyawan Borongan
2. SistemPenggajian
a. Gaji bulanan
Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap. Besarnya gaji sesuai dengan
peraturan perusahaan.
b. Gaji harian
Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian.
125
c. Gaji lembur
Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja
E. Kesejahteraan Karyawan
Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini
1. Tunjangan
d) Cuti
e) Pakaian Kerja
f) Pengobatan
lebih dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per
bulan.
bahan baku utama dan bahan baku penunjang yang mempunyai karakter
UU No. 1/1970
UU No. 2/1951
PP No. 4/1982
PP No. 29/1986
kebutuhan.
128
Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi di lingkungan pabrik KOH ini,
oleh hidrogen, katalis nikel, dan bahan bakar.Pemicu awal kebakaran yaitu
penyebab timbulnya panas adalah percikan api, nyala api (seperti pemantik
tambahan seperti ear plug, sarung tangan, face shield, chemical suite, dan
bekerja dengan benda licin, chemical glove digunakan jika bekerja dengan
bahan kimia, rubber glove digunakan jika bekerja dengan listrik, asbes
percikan api.
mempunyai izin kerja. Tujuannya agar para pegawai mengenal dan dapat
memastikan ada tidaknya pipa bawah tanah di dalam daerah yang akan
dalam pabrik adalah kendaraan diesel (bahan bakar solar) dan harus
hydroxide ini, sebelum dibawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain
F. Manajemen Produksi
yang sesuai dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat.
1. Perencanaan Produksi
Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang
kemampuan pabrik.
a. Kemampuan Pasar
bussines.
132
b. Kemampuan Pabrik
antara lain :
Mesin (peralatan)
produksi.
2. Pengendalian Produksi
standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang
133
sebagai berikut
a. Pengendalian kualitas
b. Pengendalian kuantitas
c. Pengendalian waktu
A. Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam
dengan sumber bahan baku, sumber air, jalan raya, berada di kota besar
Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam pendirian suatu
4. Tanah
5. Lingkungan
6. Kebijakan pemerintah
Faktorinidapatdibagimenjadi:
104
1.Pemasaran Produk
Pelabuhan yang ada di daerah Surabaya cukup dekat dengan lokasi pabrik.
3.Sarana Transportasi
baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan dijadikan
4.Utilitas
yang cukup besar, karena daerah tersebut merupakan daerah yang cukup
Untuk kebutuhan seperti listrik dapat dipenuhi dari PLN, dengan adanya
daerah ini, yang memiliki sumber daya manusia dalam berbagai tingkatan,
Pabrik yang didirikan harus jauh dari pemukiman penduduk agar tidak
Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang
ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu lalu lintas barang dan
proses.
kelancaran dan keamanan bagi tenaga kerja. Selain itu, penempatan alat-
alat produksi diatur secara berurutan sesuai dengan urutan proses kerja,
dan ekonomis.
107
c. Alat-alat yang berisiko tinggi harus diberi ruang yang cukup sehingga
dengan baik. Perlu dipertimbangkan juga adanya jalan pintas jika terjadi
keadaan darurat.
e. Letak alat-alat ukur dan alat kontrol harus mudah dijangkau oleh operator.
f. Letak kantor dan gudang sebaiknya tidak jauh dari jalan utama.
1. Area proses
Daerah ini diletakan pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari
proses terdapat ruang kontrol yang akan mengontrol jalannya proses, unit
penyimpanan bahan baku, unit penyiapan dan pemurnian bahan baku, unit
2. Area utilitas
bahanbakar.
3. Area laboratorium
bahan baku yang akan digunakan dan produk yang dihasilkan, serta
dihasilkan. Oleh karena itu, daerah ini diletakkan dekat dengan daerah
proses.
seminimal mungkin.
109
6. Area perluasan
Area ini dimaksudkan untuk persiapan perluasan pabrik dimasa yang akan
7. Poskeamanan
Pos kemanan dapat diletakkan pada pintu masuk dan pintu keluar. Pos
Bangunan
Tempatparkir 350
GSG 1.000
Kantin 150
Klinik 100
Pepustakaan 100
Laboratorium 200
Bengkel 200
29.000 m2
Total LuasLahan
2,9 ha
111
EV-202 EV-201
MT-
101 RE-201
Unit Proses
ST-102 ST-101
ST-301
Keterangan :
1. ST-101 = Storage KCl
2. ST-102 =Storage H2O
3. RE-201 =Reaktor Elektrolisis
4. EV-201= Evaporator efek I
5. EV-202= Evaporator efek II
6. MT-101 = Mixing Tank
7. ST-301 = Storage KOH
BAB IX
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara
merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik
yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang
didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi
pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan
ekonomi pabrik.
A. Investasi
Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working
langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Fixed
WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok
bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir
uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah,
dan bahan baku; uang terbayar (account payable); dan pajak terbayar
Rp38.451.931.539
136
macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak
dan supervisor, perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang
biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung
MANUFACTURING COST
1. Direct manufacturing cost
- Raw Material Rp 319.339.349.988
- Utilitas Rp 15.478.053.475
- Maintenance and repair cost Rp 21.789.417.672
- Operatinglabor Rp 56.766.755.488
- Direct Supervisory Rp 5.676.675.549
- Operating supplies Rp 2.000.282.969
- Laboratory charges Rp 2.178.941.767
- Patents and Royalties Rp 5.676.675.549
GENERAL EXPENSES
1. Administrative cost Rp 5.205.000.000
2. Distribution and Selling Cost Rp 28.114.397.111
3. Research and Development Cost Rp 11.245.758.845
4. Financing Rp 4.790.388.930
Total General Expenses Rp. 49.355.544.886
= Rp 562.287.942.225,417
B. Evaluasi Ekonomi
Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan cash flow pabrik yang
24,11%. Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai
akrilat ini adalah 54,33 %. Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat
produksi di mana pada kondisi ini lebih baik menutup pabrik daripada
hidroksida ini adalah 37,53%, jadi pabrik akan tutup jika beroperasi di
141
37,53 % dari kapasitas produksi total. Grafik BEP, SDP ditunjukkan pada
Gambar9.1
0,3Ra
100 %
SDP = S a Va 0,7 Ra
= 37,53 %
400,000,000,000
Rp
300,000,000,000
200,000,000,000
100,000,000,000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas Produksi (%)
C. Angsuran Pinjaman
yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik.
Tabel E.10. lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2).
2.00E+12
1.50E+12
1.00E+12
5.00E+11
0.00E+00
-4 -2 0 2 4 6 8 10 12
-5.00E+11
Umur Pabrik (Tahun)
Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik kalium hidroksida disajikan
4. SDP 38,77 %
( Timmerhaus, 2002 )
BAB X
A. Simpulan
Prarancangan Pabrik KOH dengan kapasitas 20.000 ton per tahun dapat
3. Break Even Point (BEP) sebesar 54,33 % dan Shut Down Point (SDP)
4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 39,35 %, lebih besar
dari suku bunga bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk
B. Saran
diambil kesimpulan bahwa pabrik KOH dengan kapasitas 20.000 ton per tahun
layak untuk dikaji lebih lanjut dari segi proses maupun ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA
Brownell, Lloyd E., and Edwin H. Young. 1959. Process Equipment Design. John
Wiley & Sons, Inc. : New York.
Cheng, K. K., dkk. 2010. Strain Isolation and Study on Process Parameters for
Xylose to Xylitol Bioconversion. University Beijing: China. Biotechnol. &
Biotechnol. Eq. 2010, 24(1), 1606-1611.
.
Fahid, Rabah, Dr. 2012. Water Treatment, Lecturer 5 : Filtration. Environmental
Engineering Department : Islamic University Of Gaza.
Greet. 2010. The Greenhouse Gases, Regulated Emmisions, and Energy Use in
Transportation Model. Argonne National Laboratory.
Karassik, Igor J., Dkk. 2011. Pump Handbook, 3rd Edition. Mcgraw-Hill Co. :
New York.
Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York.
Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1997, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 4nd
ed., vol. 22., John Wiley and Sons Inc., New York.
Kirk, R.E and Othmer, D.F., 2006, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 4nd
ed., vol. 17., John Wiley and Sons Inc., New York.
Maryono. 2014. BI Rate 7,5% Suku Bunga KPR BTN Tetap 11%. Tersedia di
http://www.infobanknews.com/2014/02/bi-rate-75-suku-bunga-kpr-btn-tetap-
11/. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014.
Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’
Handbook 7th edition. McGraw Hill : New York.
Perry, Robert H., and Don W. Green. 2008. Perry’s Chemical Engineers’
Handbook 8th edition. McGraw Hill : New York.
Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book
Company : London.
Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 2002, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineers”, 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore.
Road, E. Moses, Dr. 2004. Role of Weak Acd Cation Resin in Water Treatment.
Ion Exchange (India) Ltd., Mumbai : India.
Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering
Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.
Stouffer, Keith, Joe Falco, and Karen Kent. 2006. Guide to Supervisory Control
and Data Acquisition (SCADA) and Industrial Control Systems Security.
National Institute of Standards and Technology : Gaithersburg.
Thiel, Peta, Dkk. 2006. Activated Carbon Vs Anthracite As Primary Dual Media
Filters-A Pilot Plant Study. 69th Annual Water Industry Engineers And
Operators’ Conference Bendigo Exhibition Centre.
Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design
and Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New
York.
http://gratamachem-kimia.indonetwork.co.id/profile/pt-graha-jaya-pratama-kinerja.htm