Masalah Kemanusiaan Hingga Lingkungan Hidup: Studi Kasus Konflik Nagorno-Karabakh (Azerbaijan Vs Armenia)
Masalah Kemanusiaan Hingga Lingkungan Hidup: Studi Kasus Konflik Nagorno-Karabakh (Azerbaijan Vs Armenia)
Masalah Kemanusiaan Hingga Lingkungan Hidup: Studi Kasus Konflik Nagorno-Karabakh (Azerbaijan Vs Armenia)
Abstract
Armed conflict in a war is recognized as one way to resolve disputes
between countries. However, armed conflict has negative impacts on
humanity and the environment. This study discusses the conflict
between Azerbaijan and Armenia which resulted in the deaths of 150
civilians and 5000 soldiers died and had a negative impact on the
environment. Azerbaijan was accused that in this war it used White
Phosphorus or fireworks with white smoke which carries a very
dangerous chemical, it can cause disability or the extinction of wildlife
forever. Meanwhile, the Armenians exploited the natural resources of
the occupied territories without considering the superiority of
population interests and changes in regional cultural heritage. The
results showed that in the Nagorno-Karabakh conflict 2020 (Azerbaijan
vs. Armenia) there were violations of international agreements in
international environmental law and international humanitarian law
that occurred as a result of the conflict which could be held accountable
internationally. Then in relation to accountability due to armed conflict,
Armenia and its affiliates in the occupied territory of Azerbaijan are
responsible for acts of international violations.
Abstrak
Konflik bersenjata dalam sebuah perang diakui menjadi salah satu
cara untuk menyelesaikan sengketa antar negara. Namun, konflik
bersenjata menimbulkan dampak negatif terhadap kemanusiaan dan
lingkungan. Penelitian ini membahas mengenai konflik antara
Azerbaijan dan Armenia yang mengakibatkan adanya korban jiwa 150
warga sipil tewas dan 5000 tentara tewas dan memiliki dampak buruk
terhadap lingkungan. Azerbaijan mendapat tuduhan bahwa dalam
perang ini pihaknya menggunakan White Phosphorus atau kembang
api dengan asap putih yang membawa bahan kimia yang sangat
berbahaya, dapat mengakibatkan cacat tubuh maupun kepunahan
margasatwa selamanya. Sedangkan pihak Armenia melakukan
eksploitasi sumber daya alam wilayah pendudukan tanpa
mempertimbangkan keunggulan kepentingan populasi dan
perubahan cagar budaya daerah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada konflik Nagorno-Karabakh 2020 (Azerbaijan vs Armenia)
terlihat adanya pelanggaran perjanjian internasional dalam hukum
lingkungan internasional dan hukum humaniter internasional yang
terjadi akibat konflik tersebut yang dapat dimintakan pertanggung
jawaban secara internasional. Kemudian dalam kaitannya dengan
pertanggungjawaban akibat konflik bersenjata, Armenia dan
afiliasinya di wilayah pendudukan Azerbaijan bertanggung jawab atas
tindakan pelanggaran internasional.
A. Pendahuluan
Kemampuan suatu negara dalam menjalin hubungan
dengan negara lain pada saat ini tentunya memiliki makna yang
penting bagi sebuah negara. Hal tersebut mencerminkan bahwa
mereka telah memiliki kecakapan dalam menjaga integritas
teritorialnya. Kemampuan tersebut pun dinilai dapat
menciptakan persamaan kedudukan dan derajat antar masing-
masing negara, dan juga sebagai bukti adanya kemerdekaan
B. Pembahasan
1. Perlindungan Lingkungan Hidup oleh Hukum
Humaniter Internasional
Hukum humaniter internasional merupakan satu bagian
dari hukum internasional yang diterapkan pada waktu
pertikaian bersenjata. Tujuan hukum humaniter
internasional adalah menjamin penghormatan manusia
dalam batas keperluan militer dan ketertiban umum, serta
mengurangi akibat-akibat permusuhan.9 Selain itu, hukum
humaniter internasional merupakan cabang dari hukum
internasional yang mengatur tentang perlindungan korban
perang dan mengatur tentang penggunaan alat dan cara
berperang.10 Hubungan antara hukum lingkungan
internasional dengan hukum humaniter internasional
merupakan hubungan horizontal antar dua cabang hukum
internasional. Selama ini pembahasan perlindungan
lingkungan dalam konflik bersenjata dilakukan terpisah
antara hukum lingkungan internasional dengan hukum
humaniter internasional.11
a. Perjanjian Internasional
3. Kasus
Pada tahun 2020, Azerbaijan terlibat konflik bersenjata
dengan negara jirannya yakni Armenia. Lokasi terjadinya
konflik tersebut berada di wilayah Nagorno-Karabakh
(sekarang dikenal dengan Republik Artsakh). Pertempuran ini
berlangsung selama 6 minggu (27 September 2020-10
November 2020) dan dalam kurun waktu tersebut sebelum
terjadi gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia,
adalah agresor dan yang lainnya adalah objek agresi. Itu hanya
menjadi omong kosong untuk negara yang wilayahnya di
bawah pendudukan militer, yang ratusan ribuan warga menjadi
sasaran kejahatan keji dan pembersihan etnis, untuk
memberikan akses penyerang ke wilayahnya dan terlibat
dengannya dalam segala hal hubungan ekonomi dan
perdagangan terutama kerusakan lingkungan sebagai akibat
dari agresi.
Sebagaimana ditegaskan kembali dalam Deklarasi dan
Program Wina Aksi tahun 1993, “semua hak asasi manusia
bersifat universal, tidak dapat dibagi dan saling bergantung dan
saling berhubungan. Komunitas internasional harus
memperlakukan hak asasi manusia secara global secara adil
dengan cara yang setara, pada pijakan yang sama, dan dengan
penekanan yang sama ”(lihat A / CONF.157 / 24 (Bagian I), psl.
III, paragraf. 5). Sebaliknya, setelah menerapkan "kebijakan
bumi hangus", memenuhi syarat sebagai tidak dapat diterima
dan dikutuk keras oleh Organisasi (saat itu Konferensi) karena
Keamanan dan Kerjasama di Eropa, Armenia sekarang menolak
bahkan untuk menerima keberadaan komunitas Azerbaijan di
wilayah Nagorno-Karabakh Azerbaijan.25
Sebagai dasar argumen Armenia menggunakan pendapat
Mahkamah terkait dengan kasus Afrika Selatan, tidak adanya
pengakuan menyiratkan abstain dari hubungan perjanjian
27 Lihat the report of the Ministry for Foreign Affairs of the Republic of
Azerbaijan entitled Illegal economic and other activities in the
occupied territories of Azerbaijan (A/70/1016-S/2016/711,
annex).
C. Penutup
Berdasarkan pada studi kasus konflik Nagorno-Karabakh
2020 (Azerbaijan vs Armenia) terlihat adanya pelanggaran
perjanjian internasional dalam hukum lingkungan
internasional dan hukum humaniter internasional yang terjadi
akibat konflik tersebut yang dapat dimintakan pertanggung
jawaban secara internasional. Dalam prakteknya memang salah
satu pihak yakni Azerbaijan tidak meratifikasi beberapa
perjanjian internasional yang terkait kasus ini namun perlu
diketahui bahwa Protokol Tambahan I Konvensi Jenewa Tahun
1977, protokol Jenewa 1925 dan Konvensi Stockholm telah
diakui sebagai bentuk hukum kebiasaan internasional sehingga,
bagi negara non-anggota seperti Azerbaijan tetap harus tunduk
Referensi
Instrumen Hukum
United Nations General Assembly, Convention on The Prohibition
of Military or Any Other Hostile of Environmental
Modification Techniques (1976)
Buku
Adolf, Huala. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional.
Jakarta: Sinar Grafika. Cetakan ketiga. 2008.
Ambarwati, Denny Ramdhany dan Rina Rusman. Hukum
Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan
Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012.
Kusumaatmadja, Mochtar dan R. Agoes, Etty. Pengantar Hukum
Internasional. Edisi Ke-2. Bandung: PT. Alumni. 2003.
Kusumaatmadja, Mochtar. Konvensi-Konvensi Palang Merah
1949. Bandung : PT Alumni. 2002.
Artikel/Jurnal/Karya Ilmiah
Convention on Prohibitions or Restrictions on the Use of Certain
Conventional Weapons Which May be Deemed to be
Excessively Injurious or to have Indiscriminate Effects.
Geneva: ICRC. 2004.
Dinstein, Yoram. Protection of the Environment in International
Armed Conflict. Max Planck Yearbook of United Nations Law.
Volume 5. 2001.
Jacobsson, Marie G. International Law Commision: Preliminary
report on the protection of the environment in relation to
armed conflicts. 2014.
Nasution, Hanna Safira. Penyalahgunaan Wewenang Oleh
Pejabat Diplomatik Dalam Melaksanakan Tugas
Diplomatiknya Ditinjau Dari Aspek Hukum Internasional.
Jurnal Ilmu Hukum, 2017
Papp, Daniel S. Contemporary International Relations :
Frameworks for Understanding. Macmillan. 1988.
Sulaiman. Sengketa Bersenjata Non-Internasional. Jurnal
Hukum dan Pembangunan 2000.
United Nations General Assembly, Convention on The Prohibition
of Military or Any Other Hostile of Environmental
Modification Techniques (1976).
Wartini, Sri. Perlindungan Lingkungan dalam Hukum
Humaniter. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum
Wulansari, Eka Martiana. Perlindungan Hukum Benda Budaya
Dari Bahaya Konflik Bersenjata. Disertasi. Universitas
Pamulang. 2016.
Website
Hizbullah Arief. Mengurai “Ecocide” untuk menyelamatkan
Lingkungan? https://www.walhi.or.id/mengurai-ecocide-
untuk-menyelamatkan-lingkungan
www.mfa.gov.az/files/file/MFA_Commentary_to_the_remarks_
by_Serzh_Sargsyan.pdf.