Pemanfaatan Abu Limbah Kertas Pada Pembuatan Batu Bata: Herix Sonata MS, Dewi Yudiana Shinta, Mulyadi
Pemanfaatan Abu Limbah Kertas Pada Pembuatan Batu Bata: Herix Sonata MS, Dewi Yudiana Shinta, Mulyadi
Abstract
The increasing number of population each year makes the number of building needs for
houses, buildings, schools, offices and other infrastructure will increase. In general,
building consumption cannot be separated from the use of bricks as a form of wall
construction in building construction. The size and compressive strength of bricks
circulating in the market are of poor quality which comes from fabrication, local work
or home industries. In the brick-making process, bricklayers only use certain types of
soil to maintain the quality of brick production. As a result, the availability of soil as the
main material in brick making will decrease. Another alternative to meet the
shortcomings of the brick-forming material and make it stronger and more durable, can
be used as a substitute for other materials such as waste paper. The use of paper waste
is an effort to find new types of building materials and to reduce environmental
pollution problems due to paper waste. This study aims to analyze the concentration of
the addition of paper waste ash on the strength of the bricks. The benefit of this
research is as an alternative study of meeting the needs of brick raw materials for
environmentally friendly buildings by utilizing paper waste ash. The results showed the
effect of a mixture of paper waste ash as a clay additive on the compressive strength of
normal bricks (fc '2.9 MPa). The percentage value of compressive strength with a
mixture of paper waste ash 3% obtained an average compressive strength of 40.10 kg /
cm2, 5% mixture variation obtained an average compressive strength of 61.48 kg / cm2
and 7% mixture variation obtained an average compressive strength average 64.12 kg /
cm2 against the compressive strength of normal bricks 37.28 kg / cm2. The conclusion
of this research is that the variation of the mixture of paper waste ash with a variation
of 7% paper waste ash mixture exceeding 60 kg / cm² (compressive strength class III)
SNI 15-2094-2000a. This shows that paper waste ash can increase the compressive
strength of bricks.
109
PENDAHULUAN
Limbah kertas merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial,
industri atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya Limbah kertas juga
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai. Kertas
yang di pakai terutama kertas bekas kantor, hvs, doble folio dan kertas lainnya yang
dasarnya putih. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas
maupun tingkat bahanya mengganggu makluk hidup lainya. Daur ulang sampah untuk
mengurangi permasalahan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya
ke arah daur ulang sampah sudah banya dilakukan baik untuk sampah organik maupun
sampah anorganik tetapi belum diikuti dengan peningkatan kesidiaan (willingness) dari
konsumen untuk menggunakan dan memanfaatkan prodok daur ulang tersebut. Salah
satu limbah organik yang banyak dihasilkan di lingkungan perkotaan adalah limbah
kertas, baik dari perkantoran maupun dari perumahan. Penggunaan limbah kertas
merupakan salah satu usaha untuk menemukan jenis bahan bangunan baru dan untuk
mengurangi masalah pencemaran lingkungan akibat sampah kertas (Zuliyanto, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi penambahan abu limbah kertas
terhadap kekuatan batu bata. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai kajian alternatif
dari pemenuhan kebutuhan dari bahan baku batu bata untuk bangunan yang ramah
lingkungan dengan memanfaatkan abu limbah kertas.
110
METODE PENELITIAN
Data penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil langsung terhadap objek
penelitian dengan cara membuat dan melakukan pengujian terhadap benda uji.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat data yang didapat pada waktu proses
pembuatan benda uji maupun pada saat pelaksanaan pengujian. Dalam proses penelitian
dan pengujian ini digunakan alat-alat yang telah tersedia di tempat produksi batu bata
dan juga peralatan yang ada di Labor Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil ITP. Alat-
alat yang dibutuhkan untuk pembuatan benda uji batu bata dicampur abu limbah kertas
adalah: cetakan batu bata, sendok semen, timbangan dengan ketelitian 0,01 gram,
pemotong tanah liat, landasan cetakan batu bata, ember, mesin untuk pengujian kuat
tekan, saringan # 40, saringan #100, gelas ukur. Bahan penelitian: abu limbah kertas,
air, pasir halus.
Batu bata yang biasa dibakar untuk perbandingan benda uji dengan campuran abu
limbah kertas:
a. Mempersiapkan bahan dan alat, penggalian bahan mentah,
b. Pengolahan bahan mentah
c. Pembuatan benda uji
111
3) Bahan mentah dibulatkan dan dilemparkan pada cetakan, ini dilakukan agar bahan
mentah menjadi padat.
4) Agar semua sudut dan rongga cetakan berisi padat, maka campuran yang telah di
masukan dalam cetakan ditekan-tekan sampai memenuhi segala sudut ruangan pada
bingkai cetakan. Jika tanah liatnya berlebih pada cetakan dipotong dengan
menggunakan pemotong tanah liat.
d. Pengeringan benda uji
Benda uji kontrol yang telah dicetaki, kemudian dikeringkan. Proses pengeringan ini
dilakukan selama dua hari (2 hari).
e. Pembakaran benda uji
Pembakaran benda uji dimulai setelah proses pengeringan selesai, selanjutnya
disusun hingga membentuk tungku pembakaran. sebelum disusun, permukaan (alas)
harus benar-benar rata, datar dan kondisi tanahnya kering, pada sisi-sisi (samping)
tungku pembakaran dibuat saluran (selokan) supaya air dapat mengalir bila terjadi
hujan. Dalam penyusunan benda uji terdapat lubang atau rongga-rongga yang diisi
dengan sekam padi kemudian dibakar. Pada pembuatan benda uji kontrol ini,
pembakarannya ditumpangkan dan dilakukan bersama dengan batu bata milik
produksi.
Proses penelitian pembuatan benda uji batubata dengan tambahan abu limbah kertas:
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Pengambilan bahan mentah
Penggalian bahan mentah ini dilakukan di Gunung Sarik Kecamatan Kuranji, Kota
Padang Sumatera Barat.
c. Pengolahan bahan mentah
Tanah liat sebelum dibuat benda uji tanah harus dijemur dulu dan disaring dengan
menggunakan saringan #40 dan abu limbah kertas harus disaring dengan saringan
berukuran #100 agar proses pengadukan bahan campuran menjadi bagus
d. Pencampuran abu limbah kertas dengan tanah liat
Tanah liat yang sudah dilumatkan dan diolah tersebut mencampur abu limbah
kertas berbagai variasi perbandingan komposisi campuran abu limbah kertas
berbagai variasi perbandingan komposisi campuran (3%, 5%, dan 7%). Proses
pencampuran tanah liat dengan abu limbah kertas dilakukan secara manual yaitu
dengan menggunakan tangan dan kaki
e. Pembuatan benda uji
Langkah-langkah dalam pembentukan benda uji adalah: Basahi cetakan dengan air,
kemudian diberi pasir halus di sekeliling cetakan, dengan tujuan agar tanah liat
tidak menempel pada cetakan. Letakan cetakan pada lantai dasar cetakan, Bahan
mentah dibulatkan dan dilempar pada cetakan, ini agar bahan mentah menjadi
padat. Agar semua sudut dan rongga cetakan berisi padat, maka campuran yang
telah dimasukan dalam cetakan ditekan-tekan sampai memenuhi segala sudut
ruangan pada bingkai cetakan. Jika tanah liatnya berlebih pada cetakan dipotong
dengan menggunakan pemotong tanah liat. Kemudian cetakan diangkat.
f. Pengeringkan benda uji dibentuk atau dicetak, semua benda uji disusun di tempat
terbuka untuk dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan benda uji
dilakukan selama 21 hari.
112
Setelah pembuatan benda uji di Kecamatan kuranji Kota Padang selanjutnya dibawa ke
Laboratorium UPTD Bahan Konstruksi untuk diuji dan dibandingkan dengan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982 atau Normalisasi 10
(NI-10). Pengujian yang dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan visual
Pemeriksaan visual benda uji dianalisis dengan cara melihat keseluruhan benda uji
seperti tidak terdapat retak dan cacat, rusuknya siku dan tajam.
2. Pemeriksaan ukuran
Pemeriksaan ukuran dilakukan untuk mengetahui dimensi benda uji. Pemeriksaan
ukuran dianalisis dengan cara mengukur panjang, lebar dan tebal benda uji tiga kali
berturut-turut. Kemudian diambil rata-ratanya dan dibandingkan dengan
Normalisasi Indonesia 10 (NI-10).
3. Pemeriksaan kadar garam
Pemeriksaan kadar garam ini dianalisis dengan cara membandingkan luas
permukaan jamur dengan permukaan benda uji.
4. Pengujian kuat tekan
Kuat tekan benda uji dianalisis dengan menggunakan rumus
Hasil pemeriksaan visual benda uji dengan penambahan abu limbah kertas 3%,5%,dan
7% meliputi pengujian bentuk, warna dan berat yang di tunjukan pada Tabel 2 dan
Tabel 3.
Kontrol 80 70 20 30
3% 70 80 10 50
5% 70 80 10 50
7% 70 80 20 60
Hasil pemeriksaan bentuk benda uji pada Tabel 2 terlihat bahwa benda uji control rata-
rata memiliki permukaan yang rata 80% siku dan tajam, terdapat retak 20% karena tidak
ada penambahan bahan lainnya hanya tanah liat 100%. Benda uji dengan campuran
abu limbah kertas 3%, 5% dan 7% juga mempunyai permukaan yang rata. Benda uji
yang retak karena faktor eksternal terjadi karena penjemuran yang terlampau lama di
panas yang terik. Apabila dua buah benda uji saling dipukulkan akan diperoleh benda
uji tersebut nyaring, sehingga benda uji dengan campuran abu limbah kertas berbunyi
nyaring. Menurut penelitian Priyadarshini (2021), keragaman karakteristik kuat tekan
113
baik fly ash maupun clay brick dapat digambarkan dengan distribusi normal pada taraf
signifikansi 5%.
Berat rata-
Variasi Warna
rata
Berat benda uji
Benda
Benda uji (gr)
uji
1 2 3 4 5 6
cream
Normal 1062 1160 1088 1060 1052 1084 1084,33
tua
3% abu 1076 1074 1078 1080 1080 1080,00
Cream 1092
kertas
5% abu 1061 1054 1102 1069 1064 1070,33
Cream 1072
kertas
7% abu 1042 1030 1042 1062 1064 1047,67
Cream 1046
kertas
Tabel 3 menunjukan bahwa permukaan benda uji control cream tua, benda uji dengan
campuran abu limbah kertas 3%, 5%, dan 7% bewarna cream. Hasil pengujian berat
rata-rata uji diperoleh dengan cara menimbang benda uji dan diambil rata-ratanya yang
ditunjukan pada Tabel 3 dan Gambar 1.
1090.00
1084,33
1080,00
1080.00
1070,33
1070.00
1060.00
1050.00
1047,67
1040.00
1030.00
1020.00
normal
. 3% 5% 7%
penambahan abu limbah kertas (%)
114
Dari Gambar 1, terlihat bahwa berat rata-rata benda uji yang ditambah campuran abu
limbah kertas lebih ringan dari pada batu bata normal. Berat rata-rata benda uji batu
bata normal sebesar 1084,33 gram karena tidak ada penambahan bahan addiktiv lainnya
kecuali tanah liat 100%, sedangkan berat rata-rata yang ditambahkan abu limbah kertas
3% sebesar 1084,33 gram, 5% sebesar 1030,33 gram dan 7% sebesar 1080,00 gram
benda uji lebih ringan dikarenakam adanya penambahan abu limbah kertas pada benda
uji. Variabilitas panjang tekan untuk fly ash dan clay brick dapat digambarkan dengan
distribusi normal dan karakteristik kuat tekan dihitung masing-masing sebesar 4,09 N /
mm2 dan 4,06 N / mm2. Analisis regresi untuk kuat tekan fly ash dan batako
nonkonvensional disimpulkan memiliki hubungan linier dengan R2 = 0,996 dan 0,992
berturut-turut. Oleh karena itu, berkat hasil yang memuaskan, pemanfaatan limbah agro
dan industri untuk produksi fly ash dan bata tanah yang berkelanjutan menjadi bahan
bangunan konstruksi yang dapat didorong dengan tujuan untuk menjaga kelestarian
sumber daya alam dengan memperhatikan lingkungan (Priyadarshini,2021). Hasil
pengujian ukuran rata-rata benda uji dengan penambahan abu limbah kertas3% 5% dan
7% terlihat pada Tabel 4.
115
5%
Abu 20.00 14.00 3.00
ketas
230.00 110.00 50.00 210.00 96.00 47.00
7%Abu
ketas 230.00 110.00 50.00 210.00 96.00 47.00 20.00 14.00 3.00
Tabel 5 menunjukan bahwa hasil selisih ukuran maksimum dan minimum benda uji
dengan campuran abu limbah kertas 3% 5% dan 7% tidak melebihi batas yang
diperbolehkan dalam (SNI 15). Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm. Dari
data yang diperoleh selisih maksimum dan minimum untuk panjang berkisar 5.00-20.00
mm dan lebar antara 4.00-14.00 mm dan tebal antara 0.00-3.00 mm.
Pemeriksaan kadar garam benda uji dilakukan dengan cara meletakan masing-masing
benda uji dalam bejana yang berisi air. Kemudian biarkan air meresap dan membasahi
semua permukaan benda uji, kemudian diangkat dan diletakan pada tempat yang tidak
terkena matahari langsung. Benda uji yang telah kering dilihat dengan kaca
pembesar permukaan yang mengeluarkan lapisan putih dan dinyatakan dalam persen
hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut:
1. Tidak membahayakan
Bila kurang dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis bewarna
putih, karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut
2. Ada kemungkinan membahayakan
Apabila 50% atau lebih dari permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih yang
agak tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut, tetapi bagian-bagian
dari permukaan batu bata tidak menjadi bubuk atau lepas.
3. Membahayakan
Bila lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih yang tebal karena
pengkristalan garam-garam dan bagian-bagian permukaan batu bata menjadi bubuk dan
lepas. Hasil pemeriksaan kadar garam benda uji di tunjukan pada Tabel 6.
Karena permukaan semua variasi benda uji yang tertutupi lapisan putih sangat sedikit
atau persentase kadar garam yang larut dan membahayakan masih di bawah 50%.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa benda uji dengan penambahan abu limbah kertas
116
tidak berbahaya untuk pekerjaan kontruksi. Pengujian kuat tekan benda uji dengan
penambahan abu limbah kertas 3%, 5% dan 7% dilakukan dengan benda uji masing-
masing variasi benda uji dengan hasil pengujian seperti Tabel 7 dan Gambar 2.
117
Gambar 2. Kuat Tekan Batu Bata dalam 21 Hari
Berdasarkan Gambar 2, menunjukan kuat tekan batu bata normal adalah 37,28 kg/cm²,
campuran abu limbah kertas3% naik menjadi 40,10kg/cm², tambahan 5% abu limbah
kertas naik 61,48 kg/cm², tambahan abu limbah kertas 7% naik menjadi 64,12 kg/cm².
Semakin besar presentase abu limbah kertas dalam pembuatan benda uji maka kuat
tekan benda uji semakin kuat.
Dalam pembahasan akan dikemukan hasil penelitian dan analisis data dari pengujian
yang dilakukan terhadap benda uji yang meliputi pemeriksaan visual, pemeriksaan
ukuran pemeriksaan kadar garam dan pengujian kuat tekan benda uji. Dari pemeriksaan
visual yang dilakukan, ternyata berat benda uji dengan penambahan abu limbah kertas
lebih ringan dari pada benda uji kontrol 100%. Berat rata-rata benda uji control 100%
sebesar 1084,33 gram dengan komposisi 100% tanah liat tanpa tambahan abu limbah
kertas. Sedangkan rata-rata benda uji dengan campuran abu limbah kertas di bawah
berat rata-rata benda uji control 100%. Hal ini dikarenakan benda uji dengan
penambahan abu limbah kertas, tidak melalui proses pembakaran hanya dijemur di
lapangan terbuka saja, sehingga beratnya berkurang. Berat rata-rata benda uji paling
tinggi adalah dengan campuran abu limbah kertas 3% yaitu sebesar 1080,00 gram.
Dari pemeriksaan bentuk benda uji terlihat dari segi kesikuan, ketajaman, permukaan
hampir sama semuanya. Dari segi warna benda uji kontrol 100% berwarna cream tua,
benda uji dengan campuran limbah kertas 3%, 5% dan 7% berwarna cream.
Pemeriksaan ukuran benda uji, penyusutan dari ukuran cetakan yang digunakan yaitu
panjang 230 mm, lebar 110 mm, dan tebal 50 mm batu bata normal, data yang
diperoleh dari hasil penelitian penyusutan dari benda uji normal 100% yang terjadi
adalah panjang 210 mm, untuk lebar 96 mm, dan tebal 47 mm. Sedangkan benda uji
dengan tambahan abu limbah kertas panjang antara 210 mm sampai 230 mm, tebal 95
mm sampai dengan 110 mm, dan tebal antara 45 mm sampai 50 mm, dari hasil tersebut
batu bata normal yang biasa dibuat mengalami penyusutan sama halnya dimana dengan
benda uji yang ditambah abu limbah kertas.
Pemeriksaan kadar garam benda uji, diperoleh dari hasil kandungan kadar garam benda
uji kontrol dan benda uji dengan campuran abu limbah kertas memenuhi persyaratan
normalisasi 10 (SNI-10) karena permukaan variasi benda yang tertupi lapisan putih
sangat sedikit atau persentase kadar garam yang larut dan membahayakan masih di
bawah 50%. Kondisi tersebut menunjukan bahwa bahan benda uji yang ditambahkan
dengan abu limbah kertas tidak berbahaya untuk pekerjaan kontruksi.
Pengujian kuat tekan benda uji, kuat tekan rata-rata batu bata normal pada umur 21 hari
adalah 37,28 kg/cm² kuat tekan batu bata 3% pada penjemuran 21 hari adalah 40,10
kg/cm² kuat tekan dengan campuran 5% pada penjemuran 21 hari adalah 61,48 kg/cm²
kuat tekan 7% pada penjemuran 21 hari adalah 64,12 kg/cm². Hasil pengujian kuat
tekan benda uji kontrol dan benda uji dengan tambahan abu limbah kertas 3% di bawah
118
standar persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (SNI 15-2094-2000 mengenai
Bata Merah Pejal untuk Pasangan Dinding).
Batu bata Fly ash sebagai alternatif dari batu bata tanah liat konvensional yang dibakar,
menghindari konsumsi tanah liat untuk mengurangi tekanan pada sumber daya yang
tidak ada habisnya yang mengancam kelestarian lingkungan kita. Tetapi fly ash sebagai
suatu material memiliki masalah tersendiri karena banyaknya tekanan pada satu material
dapat menyebabkan permintaan yang pada akhirnya mempengaruhi industri konstruksi.
Untuk meniadakan prospek ini beberapa bahan limbah industri seperti Ground
granulated blast-furnace slag (GGBS), Granite powder (GP), Foundry sand (FS),
Bottom ash (BA), Bagasse ash (BHA), Steel slag (SS), Debu tambang (QD) dan abu
sekam padi (RHA) yang dianggap ramah lingkungan dipilih untuk menggantikan
sebagian flyash pada batu bata flyash (Balasubmaniam, 2021) .
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Putra (2018), penyebab tingginya mutu bata yang
dihasilkan pada bata normal dibandingkan dengan bata kertas adalah karena besarnya
penyerapan air yang terjadi pada agregat halus (pasir) lebih kecil dari pada agregat
kertas, yaitu sebesar 4,712% sedangkan pengujian agregat kertas dihasilkan sebesar
5,078%. Semakin kecil nilai penyerapan air pada suatu agregat berarti semakin sedikit
juga jumlah air yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan tingginya mutu bata yang
akan dihasilkan. Tetapi hal ini tidak berpengaruh pada penambahan agregat kertas pada
beton kertas tersebut. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya penambahan agregat
kertas, justru menambah kuat tekan bata menjadi semakin naik. Limbah kertas koran
dapat dijadikan sebagai material alternatif untuk pembuatan adukan campuran
papercrete dan sekaligus dapat mengatasi masalah sampah kertas yang banyak akhir-
akhir ini.
Pemanfaatan limbah kertas koran memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
beratnya sangat ringan jika dibandingkan dengan adukan campuran material lain seperti
serat, kerikil, kayu dan bambu. Untuk pembuatan beton kedap air, material kertas
kurang baik digunakan karena sifat material kertas yang sangat cepat menyerap air
dalam proses hidrasi semen menyebabkan papercrete memiliki kekedapan yang sangat
kecil, bersifat porous dan mudah dilalui oleh air (permeabel). Nilai absorpsi dan nilai
permeabilitas pada papercrete akan mengalami kenaikan seiring dengan prosentase
penambahan bubur kertas ke dalam masing-masing variasi campurannya. Kondisi ini
disebabkan oleh material kertas yang ada di dalam adukan campuran papercrete hanya
berfungsi sebagai filler atau pengisi saja tanpa memberikan daya dukung yang baik
terhadap sifat absorpsi dan permeabilitasnya. Variasi campuran yang paling baik untuk
119
menghasilkan adukan campuran papercrete berkinerja terbaik jika dilihat dari parameter
nilai absorpsi dan permeabilitasnya adalah adukan campuran dengan menggunakan
perbandingan prosentase penambahan bubur kertas sangat kecil dalam tiap variasi
campurannya (Pribadi, 2015)
KESIMPULAN
Dari hasil yang dilakukan maka penulis berkesimpulan sebagai berikut : diketahui
pengunaan abu limbah kertas terhadap pembuatan batu bata menjadi bahan alternatif
lain. Abu limbah kertas memiliki pengaruh yang cukup baik, dapat dilihat dari kuat
tekan, dengan variasi campuran 3% didapatkan kuat tekan rata rata40,10 kg/cm², variasi
campuran 5% didapatkan kuat tekan rata rata 61,48 kg/cm², dan variasi campuran 7%
didapatkan kuat tekan rata-rata 64,12 kg/cm². Dari variasi campuran abu limbah kertas
3%,5%,7%, variasi dengan campuran abu limbah kertas 7% melebihi 60 kg/cm² (kuat
tekan kelas III) SNI 15-2094-2000.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, D. M. 2018, Analisa Pengaruh Penambahan Limbah Kertas terhadap Kuat Tekan
Beton Ringan untuk Partisi Gedung, Jurnal Repository Universitas Medan Area,
Medan
SNI 03-0349-1989, Bata Beton Untuk Pasangan Dinding, ICS 91.100.30, Badan
Standardisasi Nasional Indonesia BSNI. SK SNI T-03-3449-2002,
SNI 03-34492002, Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan
Agregat Ringan, Departemen Pekerjaan Umum.
Zuliyanto, S.T. 2010. Pengaruh Penambahan Potongan Kertas Koran pada Bata Beton
Berlubang, Jurnal Reposirtory Universitas Negeri Semarang, Semarang.
120