08 Naskah Publikasi
08 Naskah Publikasi
08 Naskah Publikasi
Abstract: Bridge is a building construction used for passing on a road or a path with any
obstacle below. Sirnoboyo Bridge is an access between Glonggong National Road - Pacitan -
Hadiwarno - Bts Kab. Trenggalek. Sirnoboyo bridge construction project has purpose to complete
part of the southern cross lane, especially in Pacitan Regency. Foundation is the most important
part during the construction project, because it carries on structural loads above it to the soil layers
below. In this final project, the writer wants to analyse pile foundation and bored pile foundation
on pillar number 2 at Sinorboyo bridge, therefore it can result on selecting the most effective
foundation between those two types above. The latest bridge loading regulation in Indoneisa is SNI
1725:2016. On the condition of clay soil, bearing capacity calculation of pile foundation uses U.S
Army Corps and Tomlinson methods. While the bearing capacity calculation of bored pile
foundation uses Reese & Wright alongside Skempton methods, so that there are four calculation
methods based on the Cu results of the soil test at laboratory. Calculation for bridge loading (SNI
1725:2016) resulted 34.080,01 kN as the maximum axial load P. While the analysis results for
bearing capacity calculation of a single pile foundation using U.S Army Corps & Tomlinson
methods are 1.950,49 kN and 1.598,26 kN, following by the results for bearing capacity of a single
bored pile foundation using Reese & Wright and Skempton methods are 1.458,59 kN and 1.185,59
kN. Based on the bearing capacity calculation, pile foundation requires fewer piles compared to the
bored pile foundation that are 28 and 30 piles, the pile foundation only needs 20 and 24 piles.
Meanwhile, the results of group (block) bearing capacity calculation shows that the bearing
capacity is bigger than the axial load received by pillar 2 that is 34.080,01 kN based on the piles
needed for each methods.
3.3.2 Kapasitas Daya Dukung Tiang sisi tiang bor menurut Reese & Wright
Bor Tunggal Berdasarkan Data yaitu 0,55.
Kohesi (Cu) Laboratorium
c. tahanan ultimit (Qu)
Kapasitas dukung tiang tunggal metode Qu = Qp + Qs
Reese & Wright menggunakan
Dengan Qu = Tahanan ultimit (kN), Qp
persamaan berikut.
= Tahanan ujung (kN), Qs = Tahanan
a. tahanan ujung (Qp) selimut (kN).
𝑄𝑝 = 𝑞𝑝 𝑥 𝐴𝑝
d. tahanan ijin (Qall)
qp = Nc 𝑥 𝐶𝑢 𝑄𝑢
𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝑆𝐹
dengan Qp= Tahanan ujung (kN), qp =
daya dukung tanah (kN/m2), Nc= 9 Dengan Qa = Kapasitas daya dukung
diambil saman dengan (Skempton,
ijin pondasi, Qu = Kapasitas ultimit
1959), Cu= nilai kohesi dasar tiang
rencana. pondasi, SF = Angka aman untuk
tahanan ujung (tiang pancang 2,5)
b. tahanan selimut (Qs)
Qs = fs x As x t Untuk kapasitas dukung tiang tunggal
metode Skempton, persamaan untuk
fs = 𝛼 𝑥 𝐶𝑢 mencari tahanan ultimit dan tahanan ijin
dengan Qs = Tahanan selimut (kN), fs adalah sama. Sedangkan untuk mencari
= adhesi antara tiang dan tanah tahanan ujung dan tahanan selimut
disekitarnya (kN/m2), t = panjang menggunakan persamaan berikut:
tiang pancang (m), As = keliling tiang
pancang (m), 𝛼 = faktor adhesi gesek
a. tahanan ujung (Qp) 3.6 Pondasi Kelompok
𝑄𝑝 = 𝑞𝑝 𝑥 𝐴𝑝 𝑥 µ
Dari kondisi tanah kapsitas dukung tiang
qp = Nc 𝑥 𝐶𝑢 gesek (friction pile) dalam tanah
Dengan µ = faktor koreksi, dengan
lempung akan berkurang jika jarak tiang
µ=0,8 untuk d<1 meter, dan µ=0,75
semakin dekat. Beberapa pengamatan
untuk d>1 meter menunjukkan, bahawa kapasitas dukung
b. tahanan selimut (Qs) total dari kelompok tiang gesek (friction
Qs = fs x As x t pile), khususnya tiang dalam tanah
fs = 𝛼 𝑥 𝐶𝑢 lempung, sering lebih kecil dari pada
dengan α = faktor adhesi gesek sisi hasil kali kapasitas dukung tiang tunggal
tiang bor disarankan, Skempton yaitu dikalikan jumlah tiang dalam
0,45. kelompokny. Jadi, besarnya kapasitas
3.4 Pembahasan dukung total menjadi tereduksi dengan
Pembebanan untuk analisis kekuatan nilai reduksi yang tergantung dari
jembatan jalan raya merupakan dasar ukuran, bentuk kelompok, jarak, dan
dalam menentukan beban-beban dan panjang tiangnya.
gaya-gaya untuk perhitungan tegangan- 3.6.1 Jumlah Tiang Kelompok
tegangan yang terjadi pada setiap bagian
∑Pmax
jembatan jalan raya. Penggunaan n=
𝑄𝑎𝑙𝑙
jembatan ini dimaksudkan agar dapat
dengan n = jumlah tiang kelompok,
mencapai kekuatan yang aman dan
∑Pmax = beban maksimal yang berada
ekonomis sesuai dengan kondisi
diatas pondasi rencana (kN), Qall = daya
setempat sehingga proses analisis
dukung maksimal rencana 1 tiang
kekuatan jembatan menjadi efektif. Pada
pondasi (kN).
analisis ini yang digunakan sebagai
acuan dalam perhitungan adalah SNI 3.6.2 Kontrol Gaya Tekan Tiang
1725-2016 yaitu tentang pembebanan Terhadap Beban Aksial Dan
untuk jembatan. Momen
Pada desain jembatan grindulu ini beban ∑𝑃 𝑀𝑥 . 𝑦𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑀𝑦 . 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 = + +
𝑛 𝑛𝑦 . ∑ 𝑦 2 𝑛𝑥 . ∑ 𝑥 2
rencana yang diperhitungkan terdiri dari
beban mati, beban mati tambahan, beban Dengan Pmaks = beban maks yang akan
lajur, gaya rem, beban pejalan kaki, diterima pondasi tiang (kN), ∑P =
beban angin pada struktur, beban angin jumlah beban aksial total (kN), n =
pada kendaraan, dan beban gempa. jumlah tiang pakai, Mx = momen arah x
(kNm), My = momen arah y (kNm).
3.5 Kombinasi Pembebanan
3.6.3 Kontrol Gaya Lateral
Kombinasi pembebanan yang digunakan 2 𝑀𝑦
dalam desain jembatan Sirnoboyo Hu =
(1,5 𝑑+0,5 𝑓)
Pacitan dapat dilihat pada SNI 1725- Dengan My = kapasitas momen tiang
2016. Kombinasi pembebanan yang pancang, d = diameter tiang pancang, f =
digunakan antara lain beban mati, beban tinggi reaksi tanah.
mati tambahan, beban lajur , beban rem,
beban pejalan kaki, beban angin pada 3.6.4 Daya Dukung Kelompok Geser
struktur, beban angin pada kendaraan, Blok
dan beban gempa sehingga dapat dilihat ∑Qblok = Lg x Bg x Cu x N ∗ c +
pada SNI 1725-2016. 2 x(Lg + Bg)∑Cu x ∆L
Dengan ∑Qblok = Daya dukung blok
(kN), Lg = Panjang blok pondasi
kelompok (m), Bg = Lebar blok pondasi
kelompok (m), Cu = Kohesi dasar tiang dukung, ∑Cu x ∆L = Kohesi tanah di
rencana (kN/m2), N*c = Faktor kapasitas sekeliling kelompok tiang (kN/m2).
4. METODE PENELITIAN