290-Article Text-863-1-10-20210915

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No.

4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RASIO PROFITABILITAS DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 – 2018

1NOVI CHOKY, 2FENNY, 3EDY FIRMANSYAH, 4METYRIA IMELDA HUTABARAT


1,2,3,4SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ITMI

ABSTRACT

This research was conducted at Insurance Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study
was to determine the effect of Economic Value Added, Profitability Ratios, and Earning Per Share on share prices on
insurance companies on the Indonesia Stock Exchange. The research approach used in this study is a quantitative
approach. This type of research used in this research is quantitative descriptive. The nature of this research is descriptive
explanatory. The population to be used in this study is 14 (fourteen) financial statements of insurance companies listed on
the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. Company samples were 10 (ten) companies. Data collection techniques are
library and documentation study. Variables are measured by Ratio scale. The data analysis method used is multiple linear
regression analysis. The results of the study prove that EVA (Economic Value Added) has no positive and no significant
effect on stock prices on Insurance Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. Profitability Ratios
have no negative and no significant effect on stock prices on Insurance Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange
in 2014-2018. Earning Per Share has a positive and significant effect on stock prices on Insurance Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. Economic Value Added, Profitability Ratios, and Earning Per Share have
significant and significant effect on share prices on Insurance Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-
2018.

Keywords : Economic Value Added, Profitability Ratios, Earnings Per Share, Share Prices

PENDAHULUAN
Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal, dalam pasar modal memungkinkan para pemodal
(investor) untuk melakukan investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah dirubah). Perkembangan pasar
modal di Indonesia telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat. Banyaknya
perusahaan go public mendorong para investor berhati-hati untuk mengambil keputusan investasi yang ada. Oleh karena itu,
para investor harus terlebih dahulu menganalisis informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada
perusahaan besar yang sahamnya dijual ke masyarakat, maka bursa saham bisa merupakan indeks yang baik untuk
mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih
saham-saham yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis
dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan
perusahaan. Investor selalu menginginkan harga saham mengalami kenaikan, namun pada kenyataannya harga saham
hanya berfluktuatif dan berubah-ubah sehingga para investor haruslah pandai dalam menganalisis harga saham sebelum
melakukan investasi, jika tidak maka investor bisa mengalami kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Sebelum pengambilan
keputusan investasi, investor perlu mengadakan analisis penilaian terhadap perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan dapat memberikan informasi bagi investor mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Salah satu aspek
yang akan dinilai oleh investoradalah kinerja keuangan. Investor dalam menanamkan modalnya berharap untuk memperoleh
return saham yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu investor membutuhkan berbagai jenis informasi sehingga investor
dapat menilai kinerja perusahaan yang diperlukan untuk pengembalian keputusan investasi. Secara garis besar informasi
yang diperlukan investor yang terdiri dari informasi fundamental dan teknikal.
204
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Pendekatan fundamental memfokuskan pada analisis-analisis untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan yang
pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya. Analisis fundamental juga membandingkan antara
nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga saham tersebut sudah mencerminkan
nilai intrinsiknya. Analisis rasio merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisa laporan keuangan
perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan
indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.Dapat diukur dari beberapa aspek yaitu berdasarkan ROS
(Return on Sales), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity). Harga saham adalah faktor yang membuat para
investor menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal. Para
prinsipnya investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih
tinggi (capital gain). Pada emiten yang dapat menghasilkan laba semakin tinggi akan meningkatkan kembalian yang
diperoleh investor yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Earning Per Share (EPS) adalah rasio antara
laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan perusahaan tinggi akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut
sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. EVA (Economic Value Added)
merupakan alat pengukur kinerja perusahaan, dimana kinerja perusahaan diukur dengan melihat selisih antara tingkat
pengembalian modal dan biaya modal, lalu dikalikan dengan modal yang beredar pada awal tahun atau rata-rata selama 1
(satu) tahun bila modal tersebut digunakan dalam menghitung tingkat pengembalian modal. Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul: ―Pengaruh Economic Value Added, Rasio Profitabilitas dan Earning
Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018‖.

TINJAUAN PUSTAKA
Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan alat pengukur kinerja perusahaan, dimana kinerja perusahaan diukur dengan melihat selisih antara tingkat
pengembalian modal dan biaya modal, lalu dikalikan dengan modal yang beredar pada awal tahun atau rata-rata selama 1
(satu) tahun bila modal tersebut digunakan dalam menghitung tingkat pengembalian modal. Tujuan dari penerapan EVA
(Economic Value Added) adalah untuk membantu tenaga keuangan perusahaan untuk memahami tujuan keuangan di
perusahaan sehingga informasi tersebut bisa diupayakan dapat meningkatkan tujuan perusahaan untuk mencukupi
keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan. Pada dasarnya pemodal (investor) akan tertarik untuk melakukan
investasi pada saham perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan
mereka terima. Para investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan di masa yang akan datang dan
besarnya dividen yang akan diterima apabila investor mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari
perusahaan. EVA mengukur nilai sebenarnya yang sedang diciptakan, yang menjadikannya sebagai ukuran kinerja yang
lebih baikdaripada pertumbuhan penjualan, return on investment, earning per share, atau ukuran tradisional lainnya. EVA
juga menyediakan kerangka kerja untuk pembuatan keputusan.

Indikator EVA
Indikator Economic Value Added adalah :

Economic Value Added = EBIT – Tax - WACC

WACC = wd (rd) (1-t) + ws (rs)


WACC = D/A (rd (1-t) + (E/A) (rs)

205
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Total Hutang
Tingkat Modal (D) = —————————- x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Beban bunga
Cost of Debt (rd) = ———————– x 100 %
Total Hutang
Total Ekuitas
Tingkat Modal / Ekuitas (rs) = ——————————- x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Laba bersih setelah pajak
Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 %
Total Ekuitas
Beban pajak
Tingkat Pajak (Tax) = ———————————– x 100 %
Laba Bersih sebelum pajak

Rasio Profitabilitas
Menurut Hery (2016:192), rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan
tujuan menghasilkan keuntungan dengan caramenjual produk (barang dan atau jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan
operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk memaksimalisasi profit, baik profit jangka pendek maupun profit
jangka panjang. Menurut Suad dan Enny (2015:76), rasio profitabilitas ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualannya, dari aset-aset dimilikinya, atau dari ekuitas yang dimilikinya.
Kemampuan menghasilkan laba dari penjualan bir berbeda untuk perusahaan dengan bisnis yang berbeda. Sebagai contoh
toko yang menjual meubel, sepatu, akan mengambil laba per penjualan yang relatif agak besar dibandingkan dengan yang
menjual rokok, mie instant, dan sebagainya. Menurut Kasmir (2018:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas


Profit Margin (Profit Margin On Sales)
Menurut Hery (2016:195), profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor
atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung
sebagai hasil pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.Yang dimaksud dengan penjualan bersih
di sini adalah penjualan (tunai maupun kredit) dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta potongan penjualan.
Profit margin mengukur berapa banyak laba operasi (EBIT) dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Jadi perbandingannya
dengan menggunakan angka-angka yang ada di laporan laba rugi. Menurut Mamduh dan Abdul (2018:81) profit margin
menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan rugi-laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu. Indikator Profit Margin yaitu :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Profit Margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

206
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Return On Total Asset (ROA)
Menurut Hery (2016:193), Return on Assets disebut juga hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai ROI (Return On Investment).
Menurut Mamduh dan Abdul (2018:157), ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
aset tersebut.Variasi dalam perhitungan ROA adalah dengan memasukkan biaya pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang
dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya pendanaan dengan utang. ROA bisa dipecah lagi kedalam dua komponen
yaitu: profit margin dan perputaran total aktiva (aset). Pemecahan (disagregasi) ini bisa menghasilkan analisis yang lebih
tajam lagi. Indikator Return On Assets yaitu :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Return On Assets = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

Return On Equity (ROE)


Menurut Hery (2016:194), Return on Equity atau hasil pengembalian atas ekuitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa
besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini dihitung
dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas. ROE merupakan teknik lain untuk menganalisis profitabilitas perusahaan.
Apabila ROA memperhitungkan profitabilitas perusahaan independen terhadap dana yang dipakai, ROE secara eksplisit
menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Itu berarti bunga dan dividen dimasukkan ke dalam
analisis. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan bisa dibagi-bagi ke pemilik modal seperti hutang (kredit), saham
preferen, dan saham biasa. Indikator Return On Equity yaitu :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Return On Equity =
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

EPS (Earning Per Share)


Menurut Kasmir (2017:207), rasio laba per lembar saham (Earnings Per Share) atau disebut juga rasio nilai buku,
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio
yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian yang tinggi.
Menurut Irham (2016:288), Earning per Share (EPS) adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki‖. Menurut Hery (2016:144), Earning per Share (laba per lembar
saham), merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi
pemegang saham biasa. Rasio ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian kepemilikan
pemegang saham dalam perusahaan investor. Calon investor potensial akan menggunakan figur laba per lembar saham
biasa ini untuk menetapkan keputusan investasi diantara berbagai alternatif lainnya. Menurut Jumingan (2016:139), nilai
buku dari modal saham adalah sama dengan total modal sendiri yang tertera pada neraca. Nilai buku ini didasarkan pada
nilai historinya bukan gambaran keadaan perekonomian yang paling akhir. Bagian modal saham meningkat bila terjadi
pengeluaran saham baru dan akumulasi laba yang ditahan, dan sebaliknya menurun bila terjadi penciutan saham (dibeli
kembali), pembayaran dividen dan bila terjadi rugi. Earning per Share (EPS) digunakan untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. EPS menggambarkan profiitabilitas perusahaan
yang tergambar dalam setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan
kemungkinan peningkatkan jumlah jumlah dividen yang diterima pemegang saham.
207
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Indikator Earning Per Share (EPS)
Indikator Earning Per Share yaitu :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


Earning Per Share = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Harga Saham
Menurut Sartono (2016:70) ―Harga Saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal‖.
Harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permintaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya
merupakan harga penutupan. Menurut Sartono (2016: 69) ―Manajer keuangan harus mengerti seberapa besar pengaruh
keputusan investasi, keputusan pemenuhan kebutuhan dana dan kebijakan deviden terhadap nilai atau harga saham
perusahaan‖. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga dari saham dan efek sebenarnya juga
merupakan barometer dari pandangan para investor mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umumnya.

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritis yang dibuat, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji
pengaruh EVA, profit margin dan EPS terhadap harga saham adalah sebagai berikut :
H1 : EVA (Economic Value Added) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi.
H2 :Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi.
H3 : EPS (Earning Per Share) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi.

METODOLOGI PENELITIAN
Subjek/ Objek Penelitian
Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018 yang data-datanya didapat dari www.idx.co.id. dan Obyek penelitian dalam tulisan ini meliputi EVA, Rasio
Profitabilitas, EPS dan harga saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

Tempat Dan Waktu


Penelitian ini dilakukan melalui www.idx.co.id. Waktu penelitian direncanakan dari bulan April 2019 sampai dengan
September 2019.

208
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Populasi
Menurut Sugiyono (2017 : 136), ―populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya‖. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Laporan keuangan perusahaan asuransi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Sampel
Menurut Sugiyono (2017 : 137), ―sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut‖. Metode
pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2017 : 144), ―purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu‖. Sampel-
sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan Kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan asuransi yang mengumumkan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31 Desember selama tahun
periode penelitian yaitu tahun 2014- 2018
3. Perusahaan asuransi yang mengalami kerugian selama tahun periode penelitian yaitu tahun 2014-2018.

Uji Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai
maksimum dan lain-lain.

Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan pengujian regresi, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Normalitas, uji Multikolonieritas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas.

Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154), ―uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal‖. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Uji Multikolinieritas
Menurut (Ghozali, 2016:103), ―Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen)‖. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen yang saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol.

Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016 : 103), ―uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)‖.

Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016 : 134), ―uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain‖. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.

209
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016 : 95), ―koefisien determinasi (R 2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi
yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.

Teknik Analisis Data Penelitian


Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Sebelum data analisis, maka untuk
keperluan analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Model analisis data ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam penelitian ini digunakan rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

HASIL
Hasil Uji Stastistik Deskriptif

Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EVA 50 -1941150000,00 2310489000000,00 245495087584,3600 533971815271,01760
ProfitMargin 50 ,02 ,64 ,1274 ,12860
EPS 50 5,65 853,25 217,6838 202,06065
HS 50 157,00 7975,00 2241,7400 2344,19038
Valid N 50
(listwise)
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat diperoleh hasil uji statistik deskriptif dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Variabel Economic Value Added (X1) dengan nilai minimum sebesar -1.941.150.000,00 dan nilai maksimum sebesar
2.310.489.000.000,00 serta memiliki nilai mean sebesar 245.495.087.584,3600 dengan standar deviasi sebesar
533.971.815.271,01760.
2. Variabel Rasio Profitabilitas (X2) dengan nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 0,64 serta memiliki
nilai mean sebesar 0,1274 dengan standar deviasi sebesar 0,12860.
3. Variabel Earning Per Share (X3) dengan nilai minimum sebesar 5,65 dan nilai maksimum sebesar 853,25 serta
memiliki nilai mean sebesar 217,6838 dengan standar deviasi sebesar 202,06065.
4. Variabel harga saham (Y) dengan nilai minimum sebesar 157,00 dan nilai maksimum sebesar 7975,00 serta memiliki
nilai mean sebesar 2241,7400 dengan standar deviasi sebesar 2344,19038.

210
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram


Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data telah tersaji secara normal dibuktikan dengan pola distribusi mendekati
normal dan kurva yang disajikan sudah membentuk lonceng terbalik.

Gambar 4.2. Grafik Normality P-P Plot


Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan Grafik probability plots pada Gambar 4.2 di atas menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi
data residualnya terlihat mendekati garis diagonalnya.

211
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Tabel 4.2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
49
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,85024609
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,072
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang menunjukkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov Economic Value Added, Rasio Profitabilitas,
Earning Per Share dan harga saham dengan nilai sig sebesar 0,200 yang artinya nilai sig > 0.05 yang menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4. 3. Uji Heteroskedastisitas Sesudah Transformasi


Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta ada yang tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dengan kata lain bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang
digunakan.

212
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Uji Autokorelasi

Tabel 4.3. Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error Of
Model R R Square Square The Estimate Durbin-Watson
1 ,691a ,477 ,442 ,87813 1,751
a. Predictors: (Constant), Ln_EPS, Ln_ProfitMargin, Ln_EVA
b. Dependent Variable: Ln_HS

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai DW yang diperoleh adalah sebesar 1,751. Dari tabel statistik Durbin
Watson (DW) dengan α sebesar 0.05, jumlah sampel (n) = 49 dan k = 3 (tiga variabel bebas) didapatkan nilai dU sebesar
1,623. Asumsi tidak terjadinya autokorelasi diperoleh dengan kriteria ke-5 bahwa nilai du < dw < 4-du dengan persamaan
yang diperoleh menunjukkan 1,623 < 1,751 < 4-1,623 yaitu diperoleh hasil akhir dengan nilai 1,623 < 1,751 < 2,377 yang
artinya tidak terjadi autokorelasi.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ln_EVA ,222 4,501
Ln_ProfitMargin ,266 3,754
Ln_EPS ,688 1,453
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 menjelaskan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak mengalami
multikolinearitas karena variabel independen (Economic Value Added, Rasio Profitabilitas, Earning Per Share) memiliki nilai
yang sama sebesar 4,501; 3,754; 1,453 yang artinya VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,443 5,247 ,084 ,933
Ln_EVA ,136 ,192 ,161 ,706 ,484
Ln_ProfitMargin -,337 ,325 -,217 -1,037 ,305
Ln_EPS ,527 ,106 ,645 4,967 ,000
a. Dependent Variable: Ln_HS
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

213
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Berdasarkan tabel 4.5 kolom unstandardized coefficients pada bagian B diperoleh model persamaan regresi linier
berganda, yaitu :

Ln_HS = 0,443 + 0,136 Ln_EVA – 0,337 Ln_Profit Margin + 0,527 Ln_EPS

Dari persamaan diatas menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (α) sebesar 0,443 yang menunjukkan bahwa apabila variabel bebas meliputi Economic Value Added,
Rasio Profitabilitas, Earning Per Share tidak bernilai atau dinyatakan nol maka nilai harga saham akan menurun
sebesar 0,443.
2. Nilai koefisien regresi X1 (Economic Value Added) sebesar 0,136 yang menunjukkan hasil positif berarti bahwa setiap
kenaikan Economic Value Added sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap maka
perubahan harga saham akan meningkat sebesar 0,136.
3. Nilai koefisien regresi X2 (Rasio Profitabilitas) sebesar -0,337 yang menunjukkan hasil negatif berarti bahwa setiap
penurunan Rasio harga saham sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap maka
perubahan harga saham akan menurun sebesar 0,337.
4. Nilai koefisien regresi X3 (Earning Per Share) sebesar 0,527 yang menunjukkan hasil positif berarti bahwa setiap
kenaikan Earning Per Share sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap maka
perubahan harga saham akan menurun sebesar 0,527.

Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)


Koefisien Determinasi

Tabel 4.6. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error Of The Estimate
1 ,691a ,477 ,442 ,87813
a. Predictors: (Constant), Ln_EPS, Ln_ProfitMargin, Ln_EVA
b. Dependent Variable: Ln_HS
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil nilai adjusted R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,442. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Economic Value Added, Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dapat menjelaskan variabel harga saham
sebesar 44,2% sedangkan sisanya 55,8% variabel harga saham dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak digunakan
dalam penelitian ini.

Uji t (Uji Signifikansi Parsial)

Tabel 4.7. Hasil Uji t (Uji Signifikansi Parsial)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,443 5,247 ,084 ,933
Ln_EVA ,136 ,192 ,161 ,706 ,484
Ln_ProfitMargin -,337 ,325 -,217 -1,037 ,305
Ln_EPS ,527 ,106 ,645 4,967 ,000
a. Dependent Variable: Ln_HS
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)
214
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan pengaruh variabel Economic Value Added, Rasio Profitabilitas, Earning Per Share
terhadap variabel harga saham secara parsial. Hasil dari uji t diperoleh penjelasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Economic Value Added (X1) terhadap Harga Saham
Nilai thitung untuk variabel Economic Value Added (X1) adalah 0,706 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (50-3=47)
untuk hipotesis dua arah maka kolom signifikansi sebesar 5% : 2 = 0.025 maka nilai t tabel sebesar 2,011. Karena thitung
0,706< ttabel 2,011 dan signifikansi 0,484> 0,05 dengan demikian, EVA (Economic Value Added) tidak berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2018.
2. Pengaruh Rasio Profitabilitas (X2) terhadap Harga Saham
Nilai thitung untuk variabel Rasio Profitabilitas (X2) adalah -1,037 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (50-3=47)
untuk hipotesis dua arah maka kolom signifikansi sebesar 5% : 2 = 0.025 maka nilai t tabel sebesar 2,011. Karena thitung -
1,037> ttabel -2,011 dan signifikansi 0,305> 0,05 dengan demikian, Rasio Profitabilitas tidak berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018.
3. Pengaruh Earning Per Share (X3) terhadap Harga Saham
Nilai thitung untuk variabel Earning Per Share (X1) adalah 4,967 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (50-3=47)
untuk hipotesis dua arah maka kolom signifikansi sebesar 5% : 2 = 0.025 maka nilai t tabel sebesar 2,011. Karena thitung
4,967 > ttabel 2,011 dan signifikansi 0,000< 0,05 dengan demikian, Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Tabel 4.8. Hasil Uji F (Uji Signifikansi Simultan)


ANOVAa
Model Sum Of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31,646 3 10,549 13,680 ,000b
Residual 34,700 45 ,771
Total 66,346 48
a. Dependent Variable: Ln_HS
b. Predictors: (Constant), Ln_EPS, Ln_ProfitMargin, Ln_EVA
Sumber : Data Diolah Hasil Output SPSS (2019)

Berdasarkan tabel 4.8, Hasil uji F memiliki nilai Fhitung sebesar 13,680 dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000. Nilai
Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan nilai signifikansi 0,05. Ftabel yang diperoleh adalah sebesar 2,81 yang
menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 13,680>2,81 dengan nilai signifikan < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa
variabel bebas yaitu Economic Value Added, Rasio Profitabilitas, dan Earning Per Share berpengaruh dan signifikan
terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

PEMBAHASAN
Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t diatas, maka hipotesis 1 (H1) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa EVA (Economic Value
Added) tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan EVA (Economic Vallue Added) bukan
merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Artinya jika EVA (Economic Vallue Added) perusahaan mengalami
kenaikan atau penurunan tidak akan mempengaruhi harga saham dan tidak akan memberikan arti yang serius bagi para
investor untuk menanankan modalnya di pasar modal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yang mempengaruhi
harga saham terdapat komponen profit margin. Para pemegang saham cenderung tidak memperhitungkan besar kecilnya
nilai profit margin. Profit margin tidak mempengaruhi terhadap harga saham menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

215
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
dalam menghasilkan laba bersih. Fenomena ini bisa terjadi dikarenakan besar laba bersih suatu perusahaan tidak
sepenuhnya menjadi indikator bahwa suatu perusahaan telah memiliki kinerja yang baik selama periode tertentu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Junaeni (2017) dengan judul penelitiannya adalah ―Pengaruh EVA, ROA,
DER dan TATO terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI‖ yang hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Secara parsial variabel EVA, ROA, DER dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.

Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham


Berdasarkan hasil uji t diatas, maka hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Rasio Profitabilitas tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2018. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor diantaranya yang mempengaruhi harga saham
terdapat komponen profit margin. Para pemegang saham cenderung tidak memperhitungkan besar kecilnya nilai profit
margin. Profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih. Fenomena ini bisa terjadi dikarenakan besar laba bersih suatu perusahaan tidak sepenuhnya
menjadi indikator bahwa suatu perusahaan telah memiliki kinerja yang baik selama periode tertentu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil Fauza dan Mustanda (2016) dengan judul penelitian adalah ―Pengaruh
Profitabilitas, Earning Per Share (EPS) Dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham‖ yang hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif signifikan Terhadap Harga Saham.

Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham


Berdasarkan hasil uji t diatas, maka hipotesis 3 (H3) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Earning Per Share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2018. Artinya terdapat hubungan searah antara nilai EPS dengan harga saham. Semakin tinggi nilai
EPS maka harga saham perusahaan juga mengalami peningkatkan dan sebaliknya jika nilai EPS mengalami penurunan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Fauza dan Mustanda (2016) dengan judul penelitian adalah ―Pengaruh Profitabilitas,
Earning Per Share (EPS) Dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham‖ yang hasil penelitiannya menyatakan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan Terhadap Harga Saham.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisi dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. EVA (Economic Value Added) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.
2. Rasio Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.
3. Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.
4. Secara simultan Economic Value Added, Rasio Profitabilitas, dan Earning Per Share berpengaruh terhadap harga
saham pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018.

SARAN
Berdasarkan simpulan di atas maka saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya pihak perusahaan menggunakan EVA (Economic Value Added) dalam proses manajemen perusahaan
karena Economic Value Added menawarkan suatu cara pandang baru yaitu memperhatikan biaya modal khususnya
biaya ekuitas yang sering diabaikan dalam perhitungan laba perusahaan dan menjadikan para manajer tidak hanya
sebagai staf dalam perusahaan tetapi menjadikan para manajer bertindak seperti pemilik perusahaan. Hal ini disarankan
peneliti walaupun dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa penilaian kinerja dengan metode Economic Value Added
tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pergerakan saham disebabkan penerapan Economic Value Added

216
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2020
yang belum maksimal dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena Economic Value Added akan mengakibatkan
perubahan budaya dalam organisasi bersangkutan.
2. Bagi pihak manajemen juga perlu meningkatkan laba bersih yang diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan.
3. Bagi pihak manajemen memperhatikan tingkat Earning Per Share terutama laba bersih yang terjadi di perusahaan yang
akan dibagikan dengan para investor.
4. Bagi perusahaan perlu mempertahankan kondisi kinerja yang baik dan mengelola dana yang diinvestasikan para investor
dengan baik yang dapat menciptakan nilai bagi investor terutama dengan mempertahankan agar NOPAT perusahaan
dapat stabil atau meningkat yang nantinya dapat berdampak pada tinggi rendahnya nilai EVA karena semakin tinggi nilai
EVA akan berdampak pada harga saham perusahaan. Meningkatkan profitabilitas dengan cara meningkatkan penjualan
yang berhubungan basis aset baik dengan peningkatan penjualan. Profitabilitas yang tinggi dapat menarik perhatian
investor untuk melakukan investasi di perusahaan. Meningkatkan Earning Per Share dengan cara penambahan lembar
saham baru yang harus dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak yang menjadikan Earning Per Share lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2015. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Managemen Keuangan. Teori dan Soal Jawab Bandung : Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariente Dengan Program SPSS 23. Edisi Kelima. Cetakan ke-8, Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Cetakan k-1. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN.

Harmono. 2016. Manajemen Keuangan Berbasis Balances Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Edisi 1.
Cetakan ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Integral And Comprehensive Edition. Cetakan ke-1. Jakarta: PT Grasindo.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN.

Jumingan. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan ke-8. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Cekatan ke-6. Jakarta : Kencana.

Sanusi, Anwar. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Sartono, Agus. 2016. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Cekatan ke-8. Yogyakarta: BPFE.

Sawir, Agnes. 2018. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Perusahaan. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Edisi Ketiga. Cetakan
Kesatu. Bandung : Alfabeta.

Fauza. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Earning Per Share (EPS) Dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham.
Jurnal Manajemen Unud, Bali Vol 5 No. 12 2016 : 8015.

217

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy