Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Nilai Kebersamaan
Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Nilai Kebersamaan
Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Nilai Kebersamaan
Research Article
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
DOI : https://doi.org/10.22437/gentala.v4i2.8455
PENDAHULUAN
Kebersamaan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena
dengan bersama dapat mempermudah kita dalam segala hal. Kebersamaan tidak bisa
dibangun secara instan atau cepat tetapi melalui didikan atau pembiasaan agar anak terbiasa
untuk menerapkan nilai kebersamaan dalam kehidupannya. Pembentukan nilai kebersamaan
secara tidak langsung akan dapat membentuk karakter anak. Untuk menerapkan nilai
kebersamaan, khususnya di sekolah guru harus memiliki strategi-strategi tersendiri agar nilai
kebersamaan dapat dipahami dan diterapkan oleh siswa.
Salah satu aspek pendidikan abad 21 ialah kolaborasi. Untuk utu perlu dibangun sejak
dini karakter kebersamaan pada peserta didik tanpa membedakan status suku maupun agama.
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
232 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
Strategi dapat diartikan sebagai cara atau usaha yang dibuat serta di rancang untuk
mensiasati suatu proses yang akan dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang
di inginkan. Didalam proses pembelajaran tentunya juga sangat diperlukan strategi untuk
membantu mesukseskan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Menurut Djamar dan
Zain (Hamiyah dan Jauhar, 2014:8) strategi pembelajaran merupakan suatu konsep atau
gambaran secara garis besar untuk melakukan tindakan didalam suatu proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran masih banyak yang terpusat pada pendidik, maka saat ini harus
diarahkan pada siswa (student centered). Dengan perubahan model atau metode belajar yang
kita lakukan, dengan sendirinya mengharuskan pendidik untuk kembali menekuni metode
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman (Idrus, 2011:64). Maka dari itu guru harus
bisa merubah model atau metode pembelajaran yang di ikututi zaman sekarang sehingga
strategi guru dalam pembelajaran bisa efektif dalam hal mengajar peserta didik. Disinilah
peran guru sebagai pendidik dan pengajar sangat diperlukan.
Menurut Husaini (Rusmini, 2012:4) peran guru dalam proses pembelajaran peserta
didik 1. Guru sebagai perencana 2. Guru sebagai pelaksana 3. Guru sebagai penilai. Jadi guru
harus memahami 3 tiga point penting peran guru dalam proses pembelajaran. Menurut
Sardiman (dalam Widya, 2013:5) Peran guru sebagai komunikasi, sahabat yang dapat
memberikan nasehat-nasehat, motivasi sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing
dalam pengemangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai orang yang menguasai bahan
yang diajarkan. Jadi guru harus bisa menjadi sahabat ke peserta didik dan guru juga bisa
memberikan dorongan dan motivasi ke peserta didik pentingnya proses pembelajaran.
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
233 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
Penerapan strategi pembelajaran yang baik terdapa siswa maka nilai kebersamaan juga akan
lebih mudah dipahami, sehingga siswa akan dapat bersikap yang baik dengan lingkungan
yang multikultural.
Pendidikan multikultural sangat diperlukan di sekolah dasar, hal ini karena sekolah
dasar merupakan jenjang pertama dalam dunia pendidikan anak. Zainiyati (2007:136) secara
termilogi, pendidikan multikultural berarti proses pengemangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluraritas dan heterogenitasnya sebagai konsekwensi keragamaan budaya,
etnis, suku dan aliran (agama). Menurut (Mi ftakhuddin, 2001:108) mengatakan pendidikan
multikultural memerlukan pengenalan terhadap beragam kebudayaan yang dimiliki oleh umat
manusia dari beragam suku bangsa, ras atau etnik, dan agama. Dengan beradanya perbedaan
suku ras dan agama yang ada disekolah membuat guru harus terlibat aktif di dalam proses
pembelajaran untuk mampu mengajarkan pendidikan multikultural dengan nilai
kebersamaan..
Di SDN 47/IV Kota Jambi, peneliti mengamati di kelas IV C, di Kelas IV C terdapat
beberapa perbedaan baik agama maupun budaya peserta didik. Walaupun berbeda peserta
didik tidak membedakan satu sama lain baik agama dan budaya teman satu kelasnya, terlihat
peserta didik saling mengargai satu sama lain. Dalam proses belajar dan bermain peserta
didik saling membantu temannya jika mengalami kesulitan dan proses belajar. Peneliti
menemukan guru telah mengajarkan nilai kebersamaan kepada peserta didik dan saling
menghargai perbedaan.
Senada dengan hal tersebut, penelitian ini didukung oleh penelitian relevan yang
dilakukan oleh Arifudin (2007) dengan judul penelitianya Urgensi implementasi pendidikan
multikultural di sekolah. Hasil analisanya menyarankan menyarankan pendidikan
multikultural harus diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah. Itu tidak harus menjadi
pelajaran yang terpisah, tetapi dapat diintegrasikan ke setiap pelajaran. Pendidikan
multikultural adalah proses menumbuhkan sikap untuk saling menghormati, jujur, dan toleran
terhadap keanekaragaman budaya yang keluar dari masyarakat majemuk. Dengan pendidikan
multikultural kami berharap ada ketangguhan dan kelenturan bangsa ini untuk menghadapi
benturan konflik sosial. Selanjutnya, wahyudi (2018) dalam penelitianya tentang
implementasi pendidikan multikultural di lembaga pendidikan islam (studi multi kasus di mi
negeri paju ponorogo dan mi terpadu bina putera cendekia ponorogo) yaitu Hasil penelitian
mengenai model pendidikan multikultural di lembaga madrasah menunjukkan komponen
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
234 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
jenis etnografi. Menurut Emzir (2012:18) etnografi adalah ilmu penulisan tentang suku
bangsa, menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, Etnografi dapat diartikan sebagai
penulisan tentang kelompok budaya. Menurut Creswell (2012:462) Ethnographic designs are
qualitative research procedures for describing, analyzing, and interpreting a culture-sharing
group’s shared patterns of behavior, beliefs, and language that develop over time. penelitian
ini bermaksud memahami strategi guru dalam pembelajaran multikultural, apa yang dialami
subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
235 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SDN 47/IV Kota Jambi kelas IV C yang berjumlah 28
orang yang berbeda agama dan beragaman kebudayaan. Penelitian ini di laksanakan selama 3
bulan pada tahun ajaran 2018/2019.
Teknik Sampling
Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling yang sering digunakan yaitu
purposive sampling. Parposive sampling merupakan pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pada purposive sampling terdapat kriteria pemiliham sampel. Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan kriteria sebagai berikut:
1. Kepada sekolah SDN 47/IV Kota Jambi.
2. Guru kelas IV C SDN 47/IV Kota Jambi
3. Siswa SDN 47/IV Kota Jambi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Instumen Penelitian
Uji validitas data yang dilakukan adalah trianggulasi. Sesuai pendapat Sugiono,
(2015:330) “mengemukakan bahwa triagulasi adalah suatu penggabungan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah tersedia. Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknis analisis data deskriptif kualitatif. Adapun cara
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
236 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
pengumpulan data dari masalah yang diteliti mengenai presfektif guru dalam menggunakan
strategi guru dalam nilai kebersamaan berbasis pendidikan multikultural.
guru menjelakan kan ke peserta didik bahwa nilai kebersamaan harus peduli satu sama lain
dan kita tidak boleh membedakan agama dan budaya.
5. Evaluasi
Strategi selanjutnya guru memberikan tugas buku tema 6 mengenai keragaman
budaya, tugas tersebut bertujuan untuk memperkuat dan lebih memahami keragaman budaya,
sehingga peserta didik bisa memahami budaya temannya yang ada dalam satu kelas. Tugas
yang diberikan guru masih tugas kelompok dalam mengerjakan supaya peserta didik bisa
berkomunikasi dengan teman satu kelompok dengan baik.
Deskripsi Wawancara
Adapun hasil data observasi dilakukan pada mengamati peserta didik 28 orang untuk
mengatahui krakter masing-masing peserta didik nilai kebersamaan berbasis pendidikan
multikultural pada kelas IV C.
Hasil Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dimulai pada tangan 21 januari 2019
sampai 28 Januari 2019. Wawancara pertama dilakukan pada tangal 20 januari dengan kepala
sekolah, guru dan siswa SDN 47/IV Kota Jambi mengatakan nilai kebersamaan program
sekolah yang juga tiap itu terutama menanam kebersamaan kepada anak-anak sehingga diya
tumbuh, bahwa anak 47 ini harus mengenal, harus tau memahami peserta didik saling
bersaudara apa itu ikatan bersaudara karna mareka satu sekolah dan mengatahui budaya di
indonesia.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Dari hasil wawancara kepala sekolah SDN 47/IV C Kota Jambi mengatakan nilai
kebersamaan peserta didik sudah di ajarkan startegi yang mengunakan banyak program
karena dari hasil wawancara cara menumbuh kan nilai kebersamaan harus banyak program
contohnya program adiwiata mengajarkan lingkungan dan tanaman jadi nilai kebersamaan,
dalam menumbuhkan nilai kebersamaan peserta didik harus ada rancangan dan program
untuk menumbuhkan nilai kebersamaan.
Berdasarkan hasil wawancara guru wali kelas IV C mengatakan dari nilai
kebersamaan peserta didik di kelas IV C sudah sangat baik dan sudah diajarkan melalui
proses pembelajaran berdasarkan hasil wawancara di atas peserta didik sudah peduli satu
sama lain dan saling membantu satu sama lain. Berdasarkan wawancara di atas Startegi guru
mengajarkan nilai kebersamaan kepada peserta didik dengan : 1). Mengenalkan latar
belakang masing-masing peserta didik, 2). Membentuk keakraban siswa melalui mewajibkan
siswa untuk mengenal lebih dalam antar teman yang satu dengan teman yang lain 3).
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
239 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
Mengatur posisi duduk di kelas dengan berganti-gantian 4). Membentuk kelompok diskusi
yang anggotanya berasal dari suku yang berbeda. 5). Membiasakan gotong royong di kelas
ataupun di luar kelas.
Berdasarkan hasil wawancara ke 3 peserta didik mengenai budaya, ke 3 peserta didik
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memahami keragaman budaya peserta
didik sudah mengatahui agama peserta didik sendiri dan budaya, dan juga sudah memahi atau
mengatahui kebudayaan temannya karena waktu pembelajaran yang telah guru ajarkan
peserta didik sudah di tugaskan untuk mengenal keragaman kebudayaan temannya, dan
peneliti menanyakan ke tiga peserta didik.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, adapun yang menjadai pembahasan adalah sebagai
berikut Menurut (Miftakhuddin, 2001:108) mengatakan pendidikan multikultural
memerlukan pengenalan terhadap beragam kebudayaan yang dimiliki oleh umat manusia dari
beragam suku bangsa, ras atau etnik, dan agama. Dengan beradanya perbedaan suku ras dan
agama yang ada disekolah membuat guru harus terlibat aktif di dalam proses pembelajaran
untuk mampu mengajarkan pendidikan multikultural dengan nilai kebersamaan. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yaitu 1). Guru Mengenalkan latar belakang masing-masing
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
240 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
peserta didik, 2). Membentuk keakraban siswa melalui mewajibkan siswa untuk mengenal
lebih dalam antar teman yang satu dengan teman yang lain 3). Mengatur posisi duduk di kelas
dengan berganti-gantian 4). Membentuk kelompok diskusi yang anggotanya berasal dari suku
yang berbeda. 5). Membiasakan gotong royong di kelas ataupun di luar kelas.
Kesimpulan
Implikasi
1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam mengajarkan nilai
kebersamaan ke pada peserta didik agar saling menghargai satu sama lain baik agama dan
keragaman kebudayaan.
2. Bagi Siswa
Peserta didik tidak ada lagi dalam memilih teman dan tidak ada melihat dari mana
asal temannya dari agama dan kebudayaan, dan peserta didik saling membantu satu sama
lain.
3. Bagi Peneliti
Agar peneliti lain dapat mengaji ulang penelitian ini dengan menggunakan pendidikan
multikultural penelitian dan tempat penelitian yang berbeda. Selain itu untuk dapat
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
241 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini dan semakin memperkaya
perkembangan ilmu yang sudah ada.
4. Bagi Pembaca
Hendaknya dengan mengatahui nilai kebersamaan pendiikan multikultural peserta
didik pembaca dapat mengamil makna dari penelitian ini, agar dapat dipraktikan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo J.R. (2014). Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT
Sebagai Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali
Afriyadi, M.M (2016) Implementasi Pendidikan Multi Kultural Dalam Meningkatkan Etika
Siswa Di Kelas VII MtsN Denanyar Jombang. Repository Universitas Islam
Negerimaulana Malik Ibrahim Malang
Ardianto, A (2016) Strategi Guru Pendidikan Agama islam (GPAI) Dalam Meningkatkan
Religiusitas Siswa Muslim di Smp Taman Harapan Malang. Universitas Islam
NegerinMaulana Ibrahim Malang
Arifudin, I. (2007). Urgensi implementasi pendidikan multikultural di
sekolah. Insania, 12(2), 220-233.
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
242 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
243 | P a g e
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.4 No.2 December 2019 Page 232-244
P-ISSN : 2614-7092, E-ISSN : 2621-9611
Available Online at Web : http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala
email : penyunting.jurnal.g-pgsd@unja.ac.id
Sugiono, (2015). Metode Pendidikan (kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
Cv
Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kominasi. Bandung Alfabeta.
Suratno, Rusdi, Soedarta. (2010). Evaluasi Kinerja Guru Profesional (Studi Kasus Guru
Sekolah Dasar Di Kota Jambi). Vol 12. No 1. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Humaniora
Suryana, Rusdiana (2015). Pendidikan Multikultural. Bandung: Cv Pustaka Setia
Copyright (c) 2019 Syahrial, Agung Rimba Kurniawan, Alirmansyah, Arahul Alazi
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
244 | P a g e