350-Article Text-1176-1-10-20191213
350-Article Text-1176-1-10-20191213
350-Article Text-1176-1-10-20191213
Hasbiah
hasbiah@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Andi Fitriani Djollong
andifitrianidjollong@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Abstract, This study discusses the Islamic Religious Education review of the Bugis Marriage Rirual Indigenous
Massewae Village. Aiming to find out the traditional form of Bugis tribal wedding ritual of Massewae Village,
Duampanua District, Pinrang Regency and to find out an overview of Islamic education about Bugis tribal wedding
rituals, Massewae Village, Duampanua District, Pinrang Regency. This research is a qualitative descriptive study.
The results of the study found that (1) the customs of the Bugis tribal wedding ritual in the village of Massewae are
very diverse and have varied, divided into three faces including: Mammanu-Manu, Madduta, Mappettu ada 'and
Mappendre Dui', Massarapo and the committee, the D-day reception and reception. to completion, post-wedding ritual
customs; Barasanji, Mabbolo Kibburu, Refresin or its modern word recreation Honeymooners, Lao Cemme-Cemme
(2) Adat marriage rituals of the Bugis tribe do not all contain elements of shirk and are contrary to the teachings of
Islamic religion, judged by the norms contained in them meaning educating and sacred, so it is very important to
understand the customs of the Bugis tribal rituals and Islamic education.
Keywords: Islamic Religious Education, Traditional Buginese, Marriage
Penelitian ini membahas tentang tinjauan Pendidikan Agama Islam Tentang Adat Rirual Pernikahan
Suku Bugis Desa Massewae. Bertujuan untuk mengetahui bentuk adat ritual pernikahan suku bugis
Desa Massewae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang dan mengetahui tinjauan pendidikan
Islam tentang adat ritual pernikahan suku bugis Desa Massewae Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa
(1) Adat ritual pernikahan suku bugis di Desa Massewae sangat beragam dan sudah berfariasi, dibagi
menjadi tiga face diantaranya: Mammanu-Manu, Madduta, Mappettu ada’ dan Mappendre Dui’,
Massarapo dan kepanitiaan, akad dan resepsi hari H sampai selesai, adat ritual pasca pernikahan;
Barasanji, Mabbolo Kibburu, Refresin atau rekreasi kata moderennya Berbulan Madu, Lao Cemme-
Cemme (2) Adat ritual Pernikahan suku bugis tidak semua mengandung unsur kesyirikan dan
bertentangan dengan ajaran Agama Islam, dinilai dari norma-norma yang terkandung didalamnya
bermakna mendidik dan sakral, sehingga sangat penting pemahaman adat ritual suku bugis dan
pendidikan Agama Islam.
Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Adat Suku Bugis, Pernikahan
tentan suku budaya, adat dan suku-suku yang Keberadaan adat istiadat dipandang eksis sampai
berbeda-beda namun tetap satu. Dan hukum ini sudah dianggap mapan dalam
memberikan bimbingan agar tidak membedakan masyarakat tersebut. Hukum ini pun mengatur
dari hal suku dan budaya serta memberikan hubungan sosial masyarakat, hubungan dengan
bimbingang dalam hal ketakwaan kepada Allah sang pencipta ataupun dengan alam gaib. Adat
lah yang akan membedakan manusia itu sendiri. istiadat itupun bermacam-macam, ada adat
Sebagaimana ayat al-quran dalam Q.S. pernikahan, adat kematian, dan lain-lain. Adat-
AL-Hujurat ayat 13 sebagai berikut. istiadat tersebut ada yang masih dipertahankan
ﱠﺎسإ ِ ﻧ ﱠﺎ ﺧَﻠ ۡ َٰﻘﻨَﻜ ُﻢ ّﻣِﻦ ذ َﻛ َٖﺮ َوأ ُﻧﺜ َٰﻰ َوﺟَ ﻌ ۡ َٰﻠﻨَﻜ ُﻢۡ ﺷ ُﻌ ُﻮﺑٗ ﺎ ُ ٰ ٓﯾ َﺄ َﯾﱡﮭَﺎ ٱﻟﻨ dan ada pula yang sudah semakin hari semakin
ٌَﺎرﻓ ٓ ۚاُﻮ ْ إ ِنﱠ أ َۡﻛ َﺮﻣَ ﻜ ُﻢۡ ﻋِﻨﺪ َ ٱ ﱠ ِ أ َۡﺗﻘ َﯨٰﻜ ُﻢۡ ۚ إ ِنﱠ ٱ ﱠ َ ﻋَ ﻠِﯿﻢ
َ َوﻗ َﺒ َﺎ ٓﺋ ِ َﻞ ِﻟﺘ َﻌ hilang karena tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Adat yang masih dipertahankan adalah
١٣ ِﯿﺮٞ ﺧَﺒ adat atapun upacara pernikahan, dalam hal ini
Terjemahnya : terutama yang dipandang tidak bertentangan
Hai manusia, sesungguhnya Kami dengan akidah, tauhid, dan ibadah magdah.
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan Pernikahan merupakan salah satu ritus
seorang perempuan dan menjadikan kamu dalam lingkungan kehidupan yang dianggap
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya penting. Pernikahan adalah pengikatan janji
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya nikah yang dilaksanakan oleh dua orang dengan
orang yang paling mulia diantara kamu disisi maksud meresmikan ikatan perkawinan secara
Allah ialah orang yang paling takwa diantara hukum agama, hukum Negara, dan hukum adat.
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan
lagi Maha Mengenal (QS. AL-Hujurat; 13)1 pariasi antar bangsa, suku satu dan yang lain
Manusia adalah makhluk yang pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas
sempurna dapat dididik, sesuai dengan sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu
hakekatnya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau
Manusia sebagai individu sekaligus makhluk hukum agama tertentu pula.
sosial karena memiliki potensi tumbuh dan Upacara itu sendiri diartikan sebagai
berkembang, didalam keterbatasan dirinya tingkah laku resmi yang dibakukan untuk
sebagai manusia. menandai peristiwa-peristiwa yang tidak
Di sisi lain, asumsi umum menyatakan ditujukan pada kegiatan teknis sehari-hari, tetapi
bahwa pendidikan untuk mengembangkan mempunyai kaitan dengan kepercayaan di luar
potensi untuk mencakup berbagai dimensi, kekuasaan manusia. Seluruh tata cara dan
antara lain akal, perasaan, kehendak dan seluruh rangkaian adat istiadat perkawinan tersebut
unsur atas kejiwaan manusia serta bakat-bakat terangkai dalam suatu rentetan kegiatan upacara
dan kemampuannya. Pendidikan merupakan perkawinan.
upaya untuk mengembangkan bakat dan Perkawinan dalam masyarakat Suku
kemampuan inidividu, sehingga potensi-potensi Bugis merupakan salah satu dari hidup yang
kejiwaan itu dapat di aktualisasikan secara sangat penting. Dalam pelaksanaannya,
sempurna.2 Potensi-potensi itu sesungguhnya rangkaian upacara perkawinan tersebut tak
merupakan kekayaan alam diri manusia yang terlepas dari adat-istiadat yang berlaku dan
sangat berharga. Hal inlah yang mendorong masih dipegang teguh oleh masyarakat Suku
manusia melakukan kegiatan pendidikan karena Bugis.
potensi yang dimilkinya mengalami Dalam tradisi yang mencakup adat
perkembangan sesuai fase-fase tertentu. istiadat perkawinan suku bugis, selain memuat
Dari sekian banyak perbedaan itu, aturan-aturan dengan siapa seseorang boleh
maka yang paling menonjol dan tetap eksis melakukan perkawinan, terdapat pula tata cara
sampai sekarang adalah adat-istiadat. dan tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh
pasangan calon penganting dan pihak-pihak
1Ibid., h. 49
yang terlibat di dalamnya sehingga perkawinan
2Muhammad
Amin, Konsep Masyarakat Islam ini mendapat pengabsahan di masyarakat.
Upaya Mencari Identitas Dalam Era Modernisasi, (Cet. I,
Jakarta: Fikahati Aneksa, 1992), h. 93
52
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Semakin jarang masyarakat asli Bugis kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat
yang benar-benar memahami susunan acara integrasinya dengan pola-pola perilaku
prosesi penganting Suku Bugis sehingga tidak masyarakat.
terlaksana dengan semestinya. Tradisi tersebut Apa yang dimaksud dengan ade’
merupakan suatu hal yang dianggap kuno. selanjutnya di tulis ‘adat’ saja sebab ia inilah
Di beberapa daerah di Sulawesi-selatan pribadi kebudayaannya. Apa yang dimaksud
masih ada kita jumpai praktek-praktek adat dengan pribadi kebudayaan ? sesudah S.H.
tersebut. Salah satu daerah yang masih Alatas mengemukakan pendapatnya dalam
mempertahankan adat ini adalah Desa disertasinya mengenai konsep ini “individu dan
Massewae Kecamatan Duampanua Kabupaten masyarakat bukanlah saling terpisah tetapi
Pinrang. Alasan masyarakat untuk berkaitan dengan erat, tentang urutan secara
mempertahankan adat ini adalah karena adat ini logis yang mana utama invidu atau masyarakat
dapat mempersatukan anggota masyarakat serta tidak dapat ditekankan terlalu jauh, sebab tidak
dapat memberikan keselamatan kepada orang akan memberikan pemecahan yang jelas.3
yang menikah dan kepada keluarga besar kedua Adat merupakan konsep kunci sebab
mempelai. Upacara adat pernikahan adalah keyakinan orang bugis terhadap adatnya
sebuah kegiatan ritual yang diselenggarakan mendasari segenap gagasannya mengenai
setelah pengantin selesai di bawa kepelaminan hubungan-hubungannya, baik
dan segala hal yang berkaitan dengannya dengan sesamanya manusia, dengan pranata-
termasuk cara prosesi pelaksanaannya. pranata sosialnya,maupun dengan alam
Walaupun upacara pernikahan sekitarnya.4
bertujuan untuk mengatur hubungan Adat biasanya dijadikan prosedur yang
bermasyarakat, namun apabila dilihat dari terstruktus, sesuai dengan prosedur dan tradisi
prosesi pelaksanaannya maka itu tidak sesuai masing-masing daerah, di daerah suku bugis itu
dengan perkembangan zaman dan Pendidikan sendiri tidak menganggap warisan adat “tomatoa
Islam, karena didalam pendidikan Islam kita riolo” sebagai aturan kehidupan sehari hari, tidak
dituntut untuk beribadah sesuai dengan anjuran mesti dipaksakan untuk di laksanakan dalam
Rasulullah SAW. penyelenggaraan ritual tertentu kegiatan sakral
Permasalahan dalam penelitian ini lainnya. Tentu adat ini menyesuaikan keadaan
adalah Bagaimana adat ritual suku bugis Desa warga dan keturunan keluarga tertentu, seperti
Massewae Kecamatan Duampanua Kabupaten keturunan para raja-raja tedahulu, keturunan
Pinrang ? dan Bagaimana tinjauan pendidikan leluhur mereka, penghargaan dan memiliki garis
Islam tentang adat ritual pernikahan suku bugis keturunan tertentu.
Desa Massewae Kecamatan Duampanua Adat-adat ritual yang secara umum yang
Kabupaten Pinrang ? banyak diselenggarakan pada masyarakat pada
PEMBAHASAN umumnya. Misalnya adat ritual kematian ‘ngarak
Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis orang mati’ ritual pernikahan, ritual
1) Adat kemasyarakatan, ritual musiman, ritual warga
Adat istiadat, Budaya, Tradisi dan setempat dengan hal-hal tertentu dan masih
Kebiasaan masyarakat luas sangat beraneka banyak lagi adat ritual suku bugis yang kaya akan
ragam. Peneliti akan menjelaskan lebih rinci tradisi kebudayaan.
mengenai adat sebagai berikut, b) Tradisi
a) Pengertian Adat Istiadat Tradisi (Bahasa Latin: traditio,
Adat Istiadat Beserta Ulasan Dan "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian
Definisi Menurut Para Ahli Adat istiadat adalah yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian
kedudukannya karena bersifat kekal dan dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat
yang memilikinya. 3Walasuji Vol, 6. No. 1. “Jurnal Sejarah dan
Adat istiadat merupakan tata kelakuan Budaya,” Makassar, Balai Pelestarian Nilai Budaya
yang kekal dan turun temurun dari generasi Makassar. Makassar, 2015. H. 61
4 Ibid, h. 65
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, (kebiasaannya), contohnya kebiasaannya warga
atau agama yang sama. Hal yang paling setempat. Hal ini berarti kebiasaan juga dapat
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi dikatan ade’ (adat).
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik d) Kebudayaan dan Peradaban
tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa Peradaban Dikalangan para ahli sampai
adanya ini, suatu tradisi dapat punah.5 saat ini sering terjadi perbedaan pendapat
Tradisi atau kebiasaan masyarakat setiap mengenai kedua istilah (kebudayaan dan
suku tentu berbeda, bahkan si Sulawesi selatan peradaban) yang sering dicampuradukan itu
pun aneka tradisi warga setempat sangat bahkan pendapat di antara para ahli kadang-
beranega ragam, ada yang masih kental dengan kadang bertentangan dengan yang lain.
tradiri turung temurung “tomatoa riolona” tradisi Menurut Bierens De, peradaban adalah
yang sudah dipermak dengan keadaan warganya, bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis,
bahkan hingga kini tradisi masih banyak yang sedangkan kebudayaan ialah sesuatu yang
setia dengan kebiasaan tertentu. berasal dari hasrat dan gairah yang lebih dan
Dengan berkembangnya tingkatan murni yang berada diatas tujuan yang praktis
manusia, dari segi tekhnologi, perkembangan hubungan kemasyarakatan. Kemudian menurut
zaman, perkembangan ilmu pendidikan, Prof. Dr. Koenjaraningrat, peradaban ialah
perkembangan ilmu pendidikan agama Islam bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah
dan disiplin ilmunya yang sudah banyak seperti kesenian. Dengan demikian, peradaban
menggeser tradisi – tradisi tertentu, apabila tidak tidak lain adalah perkembangan kebudayaan
sesuai dengan disiplin ilmu, disamping itu ilmu yang telah mencapai tingkat tertentu yang
Agama Islam menuntut untuk lebih dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan,
mengutamakan landasan Al-Qur’an dan dalil- teknologi, dan spiritual tertentu yang diperoleh
dalil yang sesuai dengan ajaran pendidikan manusia pendukungnya.6
agama Islam. Budaya termasuk warisan dan salah satu
c) Kebiasaan ciri khas daerah itu sendiri, contoh diwilah bali
Kebiasaan Secara harfiah kebiasan ada banyak buda dan warisan kebudayaannya
memiliki arti pengulangan sesuatu secara terus- yang menjadikan bali memili ciri kahsnya sendiri
menerus dalam kegiatan yang sama. kebiasaan dank arena kebudayaan tersebut mereka dikenal
ini terbentuk dengan sendirinya bahkan tanpa dan menjadi warisan budaya. Terutama di
disadari sebelumnya oleh pelakunya. Suatu Indonesia bali sangat terkenal dengan warisan
kegiatan bisa menjadi kebiasaan karena kebudayaannya yang kental dan sakral.
memberikan rasa nyaman bagi pelaku, sehingga Di daerah Sulawesi itu sendiri ada
cenderung memberikan efek kecanduan. banyak budaya warisan kita, Sulawesi – selatan
Kebiasaan yang lambat laun tidak hanya sangat kaya dengan budaya, budaya adat
dilakukan oleh perorangan namun menjalar ritualnya yang beragam, pakaiannya, tradisinya
kepada banyak orang bahkan dalam satu daerah dan bahkan ritual – ritual kegiatan budayaa
akan membentuk adat. Menjadi adat karena masyarakat yang menjadikan Sulawesi – selatan
dilakukan secara turun-temurun dari beberapa dikenal.
generasi. Kebiasaan yang menjadi adat tentunya Kebudayaan dapat memberikan
memiliki kriteria tersendiri. kebaikan pada suatu wilayah itu sendiri apabila
Berdasarkan pada kepercayaan yang di jaga dan diberikan pembinaan yang dapat
dipegang masyarakat Suatu kebiasaan tersebut mendidik masyarakatnya. Agar budaya itu
menunjukkan hasil yang diharapkan masyarakat, sendiri tidak dijadikan hanya sebagai symbol,
Sesuai dengan kepribadian masyaraka, Sesuai namun menanamkan makna yang sangat baik
dengan keberadaan sarana dan prasarana. bagi ummat, dengan landasan ilmu pendidikan
Kebiasaan yang juga berasal dari adat, dan disiplin Ilmu agama Islam atau dengan
namun tetap kita dasarkan pada arti konotasi keyakinan masing – masing daerah.
yang diberikan sendiri oleh “lontara”. Abiasanna e) Ritual
54
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Ritual adalah serangkaian kegiatan yang Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-
dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis. mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
Ritualdilaksanakan berdasarkan suatu agama atau dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan
bisajugaberdasarkan tradisi darisuatu komunitas dari pada keduanya Allah memperkembang
tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam ritual biasanya biakkan laki-laki dan perempuan yang
sudah diatur dan ditentukan, dan tidak dapat banyak.(QS. An-Nisa; 1).8
dilaksanakan secara sembarangan.7 Dari makna ayat di atas menunjukkan
Ritual pernikahan atau disebut juga tujuan dari pernikahan itu sendiri, bukan hanya
dengan prosesi dan prosedur pernikahan, mulai semata kebutukan biologis, akan tetapi untuk
dari pra pernikahan, hari H resepsi hingga pasca menjalangkan salah satu perintah Allah SWT.
pernikahan. Kegiatan Madduta disini sudah ada Sebagai salah satu tanda ketakwaan hamba
rangkaian Ritual-Ritualnya. Seperti menyiapkan kepada-NYA.
penyambutan, ‘mabbaca-baca doang’ memanjatkan b) Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
do’a selamat atas suksesnya kegiatan dan Adat ritual pernikahan suku bugis atau di
tercapainya ‘akkatta’ harapan – harapan selama kenal dengan kata Mappabotting, mappabotting
proses pra pernikahan. dalam Bahasa bugis yang artinya melaksanakan
Ritual serangkaian ini sudah berfariasi, pernikahan. Sementara dalam Bahasa di daerah
ada yang cukup memanjatkan doa bersama suku bugis desa Massewae pernikahan atau
dengan menyantap makanan apa saja yang mappabotting dalam Bahasa desa Massewae
disajikn oleh pihak keluarga (calon) pengantin artinya Siala’ yakni saling bertukar saling
wanita. Ada juga yang menyembeli sepasang mengambil satu sama lain.
ayam betina dan jantang sebagai makna bahwa Mappabotting adalah upacara adat
akan ada sepasang suami istri yang baru dalam perkawinan suku bugis di daerah Sulawesi
keluarga mereka. selatan. Secara garis besar, pelaksanaan upacara
2) Pernikahan pernikahan adat di daerah ini di bagi berbagai
a) Pengertian pernikahan dalam Islam tahap. Penulis menyimpulkan menjadi tiga
Pernikahan merupkan sunnatullah yang tahap, yaitu upacara pra perkawinan dalam
umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, Bahasa bugis Rimula Melo Mangngolo Mappabotting’
baik pada manusia, hewan maupun tumbuh- yang ke-dua pesta perkawinan ‘Walimah dalam
tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh bahasa bugis Essona bottingnge’. Yang ke-tiga
Allah SWT. Sebagai jalan bagi makhluk-Nya pasca perkawinan., ritual setelah Esso
untuk berkembang biak, dan melestarikan Mappabotting’.
hidupnya. Pendidikan Agama Islam
Pernikahan akan berperan setelah 1) Pengertian dan Konsep pendidikan
masing-masing pasangan siap melakukan Agama Islam
peranannya yang positif dalam mewujudkan Dari kamus besar Bahasa Indonesia, kata
tujuan dan pernikahan itu sendiri. “pendidikan” berasal dari kata dasar didik dan
Firman Allah swt. Q.S. An-Nisa.1 awalan men menjadi mendidik yaitu kata kerja
yang artinya memelihara dan memberi latihan
(ajaran). Sama halnya dalam pendidikan dalam
keluarga setiap hari dimana pun kita berada
tentu mendapatkan didikan dari orang tua
orang-orang terdekat, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan, mendidik bukan hanya di dunia
…….. formal, non-formal informal semuanya dapat
dijadikan tempat mendapatkan pendidikan.
Terjemahnya : Pendidikan sebagai kata benda berarti proses
perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
(individu) atau kelompok dalam usaha
7Wikipedia. Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ritual (04 februari 2018, 8Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Pkl. 09.09. AM). Terjemahannya (Jakarta: 2002), h. 295
mendewasakan manusia melalui upaya wakil Tuhan. Olehnya itu pendidikan Islam
pengajaran dan pelatihan. Istilah pendidikan memainkan peranan penentu untuk memainkan
berkenaan dengan fungsi yang luar biasa dari nilai-nilai spriritual pada manusia agar mereka
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu mampu menempatkan dirinya sebagai khalifah
masyarakat terutama membawa warga Allah dimuka bumi ini. Tentang pendidikan
masyarakat yang baru (Generasi Muda) bagi Islam, Achmadi dalam bukunya “Islam sebagai
penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di paradigma pendidikan” mengemukakan
dalam masyarakat.9 pendapatnya bahwa Pendidikan Islam adalah
Harus diakui dalam berbagai literature segala usaha untuk memelihara dan
memberikan batasan tentang pendidikan Islam mengembangkan fitrah serta sumber daya insan
memiliki keseragaman pengertian. Akan tetapi yang ada padanya menuju terbentuknya manusia
pada akhir pemikiran yang terdapat dalam seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma-
literature memiliki makna yang sama bahwa norma Islam”.11
pendidikan Islam merupakan suatu proses 2) Dasar dan tujuan pendidikan Islam
pembinaan dan pengembangan (potensi), dapat Dalam kerangka konsepsional aktifitas
mengamalkan dan menjalankan syariat Islam apapun, dasar dan tujuan merupakan peletak
dalam segala sktivitas dalam kehidupan sehari- dasar dalam menentukan target atau sasaran
hari. Dengan demikian pendidikan Islam yang akan dicapai,dimana dasar merupakan asas
merupakan pendidikan yang memberikan titik yang menjadi tempat tumpuan atau landasan
tekan pada peningkatan kualitas intelektual berpijak dalam mengaplikasikan rencana
imaniah. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh kegiatan yang akan direncanakan. Dalam hal ini
Yusuf Qordhawi sebagai berikut, Pendidikan untuk mencapai sasaran pendidikan Islam, maka
Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, sebelum melakukan atau mensosialisasikan
akal dan hatinya, rohani dan jasmaniahnya, konsep pendidikan harus terlebih dahulu harus
akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan mengetahui dasar sebagi asasnya, sedangkan kata
Islam menyiapkan manusia yang hidup dan tujuan merupakan formulasi visi yang harus
menyiapkan ummatnya untuk menghadapi disosialisasikan. Dalam realitas objektivitas,
mesyarakat dengan segala kebaikan dan segala misalnya dalam pendidikan islam apa yang harus
kejahatannya, manis dan pahitnya”.10 Maka dari dicapai dan apa target setelah pencapaiaan
sinilah penulis meyakinkan bahwa pendidikan terwujud, jadi dasar dan tujuan merupakan
Islam berperan penting dalam medidik bagian intekral yang tidak bisa dipisahkan dalam
masyarakat, membimbing dan memberikan pendidikan khususnya pendidikan Islam. Untuk
bekal untuk menjalani aktivitas adat, budaya dan lebih jelasnya perlu dikemukakan tentang dasar
bahkan syariatnya. dan tujuan pendidikan Islam.12
Dengan demikian pendidikan Islam Pendidikan dan budaya/adat
merupakan aktivitas yang mananamkan nilai- 1) pendidikan
nilai keilahian dan nilai-nilai kemanusiaan Berbicara tentang pendidikan, amat
sehingga terinternalisasi dalam setiap segmentasi banyak pengertian pendidikan Islam yang telah
kehidupan. Jadi pendidikan islam memangku dijelaskan pada pembahasan sebelumnya dan
sebuah amanah suci untuk mengamalkan fitrah telah dikemukakan oleh para pakar pendidikan
kemanusiaan. Islam. Pendidikan Islam menata individu dan
Sadar atau tidak manusia memangku social yang dapat menyebabkan seseorang
sebuah jabatan yang sangat berat yakni sebagai tunduk taat pada Islam dan menerapkannya
khalifah Allah dimuka bumi ini, maka manusia secara sempurna di dalam kehidupan individu
tersebut harus dididik agar mereka sadar akan dan masyarakat.
eksistensi dirinya sebagai hamba pilihan menjadi
9Ahmad Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran 11Achmad, Islam Sebagai Paradigma Pendidikan.
Pendidikan Agama Islam, Bandung; Mimbar Pustaka, 2004, H (Yokyakarta: Aditya Mesia), h.20
277 12 Tohirin. Ms“Psikologi Pembelajaran Pendidikan
10 Qardawy, Yusuf. Esensi Intelektual Manusia. t.th, Agama Islam” (Berbasis Integrasi dan Kompetensi). Ed. Revisi.
Bandung 1-3 Jakarta. Pt. RajaGrafindo Persada. Tahun 2008.
56
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
19Departeman Agama RI, op. cit., h. 225 20‘hasil wawancara dengan tomatoa kampong’
tokoh masyarakat. Pada tanggal 7 juli 2018. Pukul 18,30.
58
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Sebelumnya suku bugis dan kegiatan mereka, walaupun dalam pandangan buku busar
adatnya sangat kental, namun dengan budaya di Indonesia suku bugis bersal dari
berkembangnya zaman dan ilmu pendidikan di Makassar Sulawesi Selatan, namun tidak bisa kita
desa Massewae, sehingga banyak warga desa di suku bugis itu sendiri terdiri berbagai adat
mengkombinasikan dengan nilai-nilai syariat tergantung asal muasal wilayah tertentu.
agama Islam, yang sesuai dengan kebutuhan dan Adapun suku bugis terdiri dari suku
kemampuan warga desa. Terkhusus pernikahan bugis Bone, suku bugis Soppeng, Sengkang,
orang bugis. suku bugis Pattinjo (kerukunan suku pattinjo
2. Ketua suku dan pemangku adat Sulawesi selatan), suku bugis seajattappareng
Ketua suku atau pemangku adat di desa (sidrap,pinrang,rappang,parepare), suku bugis
Massewae ini tidak di gunakan istilah demikian, Makassar, dan masih banyak lagi di wilayah
hal ini kembali pada pemaparan penulis Sulawesi selatan.
mengenai latar belakan orang bugis di desa 2. Ragam ritual pernikahan adat suku
Massewae, banyaknya warga yang asal mereka bugis.
berbeda-beda, menuntung warga desa dan a. Prapernikahan
pemerintahan tidak membedakan ataupun Adapun tahapan proses pernikahan adat
menkhususkan orang asli suku bugis desa bugis yang ditemukan secara umum dilapangan
Massewae. oleh peneliti. Yang mana tahapan proses
Istilah ketua suku tidak ada, namun “tau pernikahan suku bugis ini mulai dari tahapan
Matoa kampong” (orang tua kampong) ada, yakni Pranikah, Nikah, dan setelah Nikah antara lain
orang tua yang menjadi panutan warga, sebagai berikut. ;
pendamping dan pemberi nasehat bagi warga 1) Mammanu-manu (Ta’arufan )
desa Massewae. Istilah Mammanu-Manu disuku bugis ini
3. Pelaku ritual pernikahan adalah ciri khas yang sudah lama dan sampai
Pelaku ritual adat dalam penelitian ini sekarang masih banyak yang melakukannya, hal
tidak menentu, berhubung berkembangnya ini termasuk kebiasaan masyarakat suku bugis
teknologi dan berkembang pesatnya gaya sebagai lambang penghargaan untuk calon istri
modern sehingga bagi pelaku adat itu sendiri (wanita)
menjadi lebih sempit dan tidak sedikit yang 2) Madduta / lao Lettu
melangsungkan pernikahan adat yang bergaya Banyak tahapan pendahuluan yang harus
kontemporer, dan apabila pelaku adat itu sendiri dilewati sebelum pesta pernikahan
lebiah realistis maka pelaksanaan pernikahan (Mappabotting) dilangsungkan. Jika lelaki belum
adat tidak kental lagi, terkecuali dalam keluarga dijodohkan sejak kecil (atau sebelum dia lahir)
besar suku bugis yang masih memegang teguh maka keluarganya akan mulai mencari-cari
adat dan ritual para leluhur dan nenek terdahulu pasangan yang kira-kira dianggap sesuai
mereka, maka dalam hal ini pelaku adat masih untuknya. Bagi kaum bangsawan,
menjalani ritual pernikahan adat suku bugis yang garis keturunan perempuan dan laki-laki akan
sangat kental dan lebih dominan pelaksanaan diteliti secara seksama untuk mengetahui apakah
pernikahan adat suku bugisnya. status kebangsawanan mereka sesuai atau tidak,
Pelaku pernikahan adat suku bugis di jangan sampai tingkatan status pelamar lebih
desa Massewae, bagi warga yang panatik akan rendah dari tingkat perempuan yang akan
nilai-nilai keIslaman, maka gaya pernikahan dilamar.
tentu tidak lepas dari kesederhanaan menurut Madduta artinya meminang secara resmi,
pandangan warga setempat, padahal dalam hal dahulu kala biasanya dilakukan beberapa kali,
ini pernikahan yang baik dalam Islam tidak mesti sampai ada kata sepakat, namun secara umum
bermewah-mewahan, memaksakan kehendak, proses yang ditempuh sebelum meminang
dalam pelaksanaan pernikahan adat. antara lain : Sompa artinya mas kawin ato mahar
B. Gambaran adat ritual pernikhan sebagai syarat sahnya suatu pernikahan.
1. Ragam Adat Suku Bugis Besarnya sompa telah ditentukan menurut
Pernikahan adat suku bugis sangat golongan atau tingkatan derajat gadis.
beragam, biasanya mengitu sesuai asal daerah Penggolongan sompa tidaklah selalu sama dalam
pengistilahannya. Ada dalam bentuk mata uang duta” (membalas angin) selama satu minggu atau
“real” dan ada pula dalam bentuk “kati”. lebih, sesuai keputusan kedua belah pihak.
Setiap akad yang disyariatkan Allah Dalam hal membalas angina keluarga
SWT. Memiliki kepentingan dan manfaat yang pihak wanita akan datang kerumah keluarga
telah disebutkan diawal masing-masing orang pihak laki-laki yang diwakili oleh sesepuh
yang berakad jelas keinginannya dan mencapai keluarga atau “tomatoa” yang di percaya sebagai
tujuan-tujuan dalam akad. Jika berbagai jubir “panggurusu” biasa juga dikatakan orang
keinginan telah bertemu, masing-masing dari yang mencomblangi.
keduanya melakukan adad. Keinginan keduanya Setelah kedua belah keluarga menyetujui,
telah bertemu dengna mengucapkan ijab qabul acara lamaran (meminang atau mappettu ada)
kemudian akad. dapat dilaksanakan. Calong pengantin laki-laki
Allah Yang Maha Bijaksana akan datang kerumah calon pengantin
mengkhususkan akad pernikahan dengan perempuan dengan didampingi sesepuh dan
hukum-hukum khusus dengan pendahuluannya, kerabat keluarga. Dalam prosesi ini keluarga
karena akad ini merupakan akad yang paling calon pengantin laki-laki akan membawa
berisiko. Akad ini merupakan akad kehidupan beberapa antaran yang akan diberikan kepada
kemanusiaan termasuk pula akad-akad yang calon pengantin perempuan. Antaran tersebut
memiliki kedudukan paling tinggi dan dapat berupa seperangkat pakaian dan sejumlah
kedudukan yang dilihat. Pendahuluan akad uang belanja “uang panaik”.
pernikahan adalah : al-khithbah (seorang 4) Persiapan Pernikahan
meminang perempuan pada suatu kaum). Sebelum upacara pernikahan
Khitbah (meminang) merupakan dilaksanakan, keluarga besar biasanya
pernyataan yang jelas atas keinginan menikah, ia mempersiapkan beberapa hal untuk mendukung
merupakan langkah-langkah menuju pernikahan kelancaran acara. Salah satu yang harus
meskipun khitbah tidak berurutan dengan dipersiapkan jauh hari adal adalah hari H nya
mengikuti ketetapan, yang merupakan dasar hari baik “Mita esso deceng mappabotting” ini biasa
dalam jalan penetapan, dan oleh karena itu keluarga besar menemui orang tua ”tomatoa
seharusnya dijelaskan dengan keinginan yang kampong” sebagaimana yang telah dipaparkan
benar dan kerelaan penglihatan. oleh peneliti sebelumnya, biasanya tomatoa
Sungguh Islam menjadikan khitbah kampong ini selalu hadir ditiap rangkaian acara
sebagai perantara untuk mengatahui sifat-sifat pernikahan adat suku bugis.
permpuan yang dicintai, yang laki-laki menjadi Selain itu, keluarga harus menyiapkan
tenang terhadapnya, dengan orang yang di sebuah panitia kecil. Panitia ini dapat terdiri dari
inginkannya sebagai suami baginya sehingga teman dekat, keluarga dekat. Panitia ini akan
menuju pelaksanaan pernikahan. Ia seorang mengurusi beberapa keperluan dalam
yang menyenangkan untuk ketinggian istrinya pelaksanaan pernikahan, seperti protokol,
secara indrawi dan maknawi sehingga tidak makanan dan minuman, ketrin atau bagian
menyusahkan hidupnya dan mengeruhkan dapur ”pembuat kue dan makanan jamuan tamu”
kehidupannya. musik elekton atau layar lebar ”cayya-cayya”,
3) Mappalettu duta (Balasan lamaran) tarian “tari padduppa”. Dekorasi ruang resepsi,
Tahapan yang dilakukan adalah pembawa acara, mengurus undangan dan
membalas angina “Mappalettu ada Duta”. konsep daftar tamu undangan, wali untuk ijab,
Maksud dari membalas ada Duta” adalah transportasi, komunikasi, ustazd pembawa
memberi kabar. Keluarga calon pengantin laki- pidato nasehat perkawinan dan keamanan.
laki akan datang kerumah keluarga calon wanita Dengan berbagai persiapan yang
untuk menyampaikan maksud dan tujuannya. disiapkan keluarga besar yang matang dan
Sementara membalas angina adalah memberi terencana, pelaksanaan upacara pernikahan akan
jawaban atas maksud yang telah ditawarkan oleh berlangsung dengan baik dan lancer.
pihak keluarga laki-laki. Biasanya jangka waktu 5) Mappenre’ Dui / uang belanja dan
antara (mattajeng keputusan) “mappalettu ada Mahar.
60
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Lanjutan adat prosesi pra nikah, singkat ditetapkan atas persetujuan kedua pihak (calon)
kata mengenai dari pembahasan sebelumnya, suami dan (calon) istri, karena pemberian itu
setelah sudah ada kesepakatan maka akan harus dilakukan dengan ikhlas.
dilanjutkan dengan istilah keputusan akhir dan Dalam sejarah kebiasaan orang dulu
penetapan hari H’nya. Biasanya juga nenek terdahulu kita apabila telah ada
dirangkaikan dengan “Mappenre Dui” kesepakatan kedua keluarga calon pengantin
membawa uang belanja dan seperangkat lainnya laki-laki dan perempuan. sebelum melaksanakan
sesuai dengan kesepakatan keluarga calon acara pernikahan, calon pengantin perempuan
pengantin laki-laki atau hasil mufakat kedua harus melewati masa pingitan. Masa pingitan
keluarga calon pengantin.Mahar adalah sebutan yaitu calon pengantin wanita tidak
atau istilah untuk sebuah harta yang harus diperbolehkan meninggalkan rumah dan
diserahkan oleh seorang laki-laki sebagai (calon) melakukan perawatan tubuh untuk
suami kepada perempuan sebagai ( calon ) istri mempersiapkan hari yang sakral itu. Adapun
sebab adanya perkawinan dan persetubuhan. persiapan yang dilakukan oleh calon pengantin
Kata mahar sebenarnya sering kali kita wanita antara lain sebagai berikut. 1) Meminum
dengar dalam bahasa Al-Qur’an dan masyarakat ramuan kesuburan dan kecantikan 2) Merawat
Indonesia pada umumnya mengenal istilah ini kulit bedak temulawak “mabbedda temmu,dan
dengan sebutan maskawin. Kata maskawin telah bedda lotong” bedak dingin, bedak wangi. Semua
menjadi bahasa masyarakat Indonesia dan bedak tersebut berkhasiat untuk menjaga
masyarakat suku Bugis Desa Massewae kesehatan kulit, menghilangkan bau badan, dan
mengenal istilah ini dengan sebutan ‘maharna’. lain-lain. 3) Sauna “membuat penguapan /
Maskawin disuku Bugis Desa Massewae Lairumpu” dengan campuran rempah-rempah
sangat berfariasi, bisa berupa uang tunai, cincin yang wangi, khasiatnya menjaga kecantikan dan
emas, perhiasan berharga, properti dan bahkan kebugaran. 4) Melakukan perawatan rambut 5)
ada yang memberikan maskawin berupa Menghindari pandangan orang yang buruk
sebidang tanah. “maja’ pakkita/maja laita” dalam hal ini bukan
Adapun hukum dan dalil yang terkait berati mencela orang lain hanya saja
dengan adat pernikahan mappendren Du’i dan menghindari pandangan buruk dan menghindari
masalah tersebut sebagai berikut. si calon wanita melihatnya lalu menegurnya
“mangguja”.22
Hukum wali yang menikahkan putrinya
kepada seorang laki-laki untuk mencari wajah
Allah dan tidak mengambil mahar. “apakah
boleh seorang muslim ikhlas menikahkan
Terjemahnya : putrinya karena wajah Allah, sehingga tidak
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita meminta mahar dari calon suami.
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan Dalam pernikahan harus ada pemberian
penuh kerelaan. kemudian jika mereka harta (sebagai mana) berdasarkan fiman Allah :
menyerahkan kepada kamu sebagian dari AN-nisa (24)
maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah ِ ﻤُﺤ ﺼَ ٰﻨَﺖُ ﻣِ ﻦَ ٱﻟﻨ ّ ِﺴَ ﺎ ٓءِ إ ﱠِﻻ ﻣَ ﺎ ﻣَ ﻠ َ ﻜ َۡﺖ أ َﯾۡ ٰﻨﻤَُﻜ ُﻢۡ ۖ ِﻛٰﺘ َﺐَ ٱ ﱠ ۡ َو ۡٱﻟ
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang ﻋَﻠ َﯿۡﻜ ُﻢۡ ۚ َوأ ُﺣِ ﱠﻞ ﻟ َﻜ ُﻢ ﻣﱠﺎ َو َرا ٓءَ ٰذ َﻟِﻜ ُﻢۡ أ َن ﺗ َﺒۡ ﺘَﻐ ُﻮا ْﺑ ِﺄ َۡﻣ ٰ َﻟﻮِﻜ ُﻢ
sedap lagi baik akibatnya”. 21 ﺼﻨ ِﯿﻦَ ﻏَﯿۡ َﺮ ٰﻣُﺴَﻔِﺤِ ۚﯿﻦَ ﻓ َﻤَ ﺎ ٱﺳۡ ﺘ َۡﻤﺘ َﻌۡ ﺘ ُﻢ ﺑ ِ ِﮫۦ ﻣِ ﻨۡ ﮭُﻦﱠ ِ ﻣﱡﺤ
ۡ
Dari penjelesan dalil diatas penulis
ﯾﻀَﺔ ۚ َو َﻻ ُﺟﻨَﺎحَ ﻋَﻠ َﯿۡﻜ ُﻢۡ ﻓ ِﯿﻤَ ﺎ ٗ ُﻮرھ ُﻦﱠﻓ َِﺮ َ ف ٔ◌◌َ اﺗ ُﻮھ ُﻦﱠ أ ُﺟ َ
mengutip kalimat ‘dengan penuh kerelaan’ hal
ini menjelaskan bahwa maskawin atau Mahar ِﯿﻤﺎٗ ﻣِﻦ ﺑ َﻌۡ ِﺪ ۡٱﻟ ﻔ َِﺮﯾﻀَۚ ِﺔإ ِنﱠ ٱ ﱠ َ ﻛَﺎنَ ﻋَ ﻠِﯿﻤًﺎ ﺣَ ﻜ ۢ ﺗٰ ََﺮﺿَﯿۡ ﺘ ُﻢ ﺑ ِ ِﮫۦ
tidak mesti dipaksakan, sesuai dengan ٢٤
kesepakatan dan kerelaan keluarga besar wanita
atau kerelaan (calon) istri itu sendiri. Atau Terjemahnya :
pemberian maskawin yang besar kecilnya
22
Wawancara ‘ibu hj. Hastuti laoddin di desa
21 Deprtemen Agama RI, Op. cit., h. 106 massewae pada tanggal 20 Mei 2018, pukul 15.00’
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita Firman Allah SWT. (Q.S. Al-Maidah. 1)
yang bersuami, kecuali Budak-budak yang kamu ٰ ٓﯾ َﺄ َﯾﱡﮭَﺎ ﻟٱ ﱠ ﺬِﯾﻦَ ءَ اﻣَ ﻨ ُٓﻮا ْ أ َۡوﻓ ُﻮا ْ ﺑِ ۡﭑﻟﻌ ُﻘ ُﻮ ِۚد أ ُﺣِ ۡﻠﱠﺖ ﻟ َﻜ ُﻢ
miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ﻷ ٰﻌ َﻢِ إ ﱠِﻻ ﻣَ ﺎ ﯾ ُۡﺘﻠ َٰﻰ ﻋَﻠ َﯿۡﻜ ُﻢۡ ﻏَﯿۡ َﺮ ﻣُﺤِ ﻠِّﻲ َ ۡﺑ َﮭِ ﯿﻤَ ﺔ ُ ٱ ۡ ﻧ
ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi
kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri- ُ ٱﻟﺼﱠﯿۡ ِﺪ َوأ َﻧﺘ ُﻢۡ ﺣُﺮُۗ مٌإ ِنﱠ ٱ ﱠ َ ﯾ َۡﺤﻜ ُﻢُ ﻣَ ﺎ ﯾ ُِﺮﯾﺪ
isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk Terjemahnya :
berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
(campuri) di antara mereka, berikanlah kepada aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak,
mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu
terhadap sesuatu yang kamu telah saling ketika kamu sedang mengerjakan haji.
merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha menurut yang dikehendaki-Nya”.25
Bijaksana”.23 Memenuhi pembayaran akad adalah
Adpun dalil pendukung lainnya, mencakup pembayaran mahar dan segala
sebagaimana sabda Nabi SAW : carilah (Mahar) sesuatu yang disyaratkan di dalamnya, sebab
walaupun sebuah cincin dari besi”. sesuatu yang disyaratkan dalam akad itu
Dan manakala seseorang menikah tanpa termasuk bagian dari syarat akad tersebut. Maka
mahar, maka wanita tersebut mempunyai hak apabila sang suami mempersyaratkan penundaan
untuk menuntut kepada suami mahar yang pembayaran atau sebagiannya, maka tidak apa-
berlaku pada umumnya. Dia juga boleh menikah apa. Akan tetapi, ia memilliki batas pembayaran,
dengan Mahar mengajarkan kepada sang wanita yaitu apabila sang suami telah menentukan batas
membaca al-Qur’an dan Hadits-Hadits, atau waktu tertentu untuknya sehingga tibalah saat
Ilmu-Ilmu yang bermanfaat. Sebab rasulullah menentukan batas waktu tertentu untuknya
SAW menikahkan pelamar tersebut dengan sehingga tibalah saat memberikan batas waktu,
wanita yang menghibahkan dirinya dengan maka pelunasan itu pada saat perpisahaan
mahar mengajarkannya al-Qur’an, yaitu tatkala dengan cara talak, fasakh nikah, atau meninggal
dia tidak mendapatkan harta. Mahar itu haknya dunia.
wanita, maka tatkala dia meletakkan haknya dari Sang istri wajib mengeluarkan zakat pada
suaminya dengan suka rela setelah itu, sementara mahar yang ditunda pembayarannya ini, apabila
dia dalam keadaan berakal, maka itu sah. suami orang kaya, namun apabila orang miskin,
Sebagaimana pendukung dalil dari maka dia tidak wajib membayar zakat.
paparan penulis diatas sebagai berikut. Firman Seandainya orang-orang mengambil
Allah SWT : (Q.S An-Nisa : 4) masalah ini, yaitu menunda pembayaran mahar,
َوءَ اﺗ ُﻮا ْ ٱﻟﻨ ّ ِﺴَ ﺎ ٓءَ ﺻَ ﺪ ُ ٰﻗ َ ﺘ ِﮭِ ﻦﱠ ﻧﻠ ٗ َۡﺔِﺤ ۚ ﻓ َﺈ ِن طِ ﺒۡ ﻦَ ﻟ َﻜ ُﻢۡ ﻋَﻦ ﺷ َۡﻲ ٖء niscaya dia akan memudahkan banyak orang
٤ ِ ّ ﻨۡﻣ ﮫُ ﻧَۡﻔﺴٗ ﺎﻓ َﻜ ُﻠ ُﻮه ُ َھﻨ ِٓﻲ ٔ◌ ٗ◌ا ﻣﱠ ِﺮ ٓي ٔ◌ ٗ◌ا dalam pernikahan, dan seorang wanita boleh
Terjemahnya : melepaskan hak maharnya di belakan hari jika
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita dia telah baligh berakal. Adapun jika dia dipaksa
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan dan diancam dengan perceraian, maka maharnya
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka tidak gugur, karena tidak boleh memaksakanya
menyerahkan kepada kamu sebagian dari untuk menggugurkan pembayaran mahar.
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah Hal ini juga banyak yang ditemui oleh
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang penulis bahwa pembebanan Mahar dan uang
sedap lagi baik akibatnya”.24 belanja “uang panaik” dalam istilah orang bugis
Adapun pendukung lain dari dalil dalam dui pappenre yang terlalu memaksakan, dalam hal
al-Qur’an Surah Al-Maidah. Dibolehkan ini banyak menyebabkan tertundanya acara akad
menunda pembayaran mahar berdasarkan pernikahan.
firman Allah (Al-Maidah :1) sebagai berikut. 6) Ma’pisseng / Mattale Undangan atau
memberi kabar
23 Deprtemen Agama RI, Op. cit., h. 353
24 Ibid, H.337 25 Ibid, h. 315
62
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
rukun dan tidak saling mengganggu. Daun pacar dahulu sebagai suatu perjanjian). Bila tempat
atau pacci sebagai simbol dari kebersihan dan mempelai perempuan jauh dari lokasi rumah
kesucian. Penggunaan pacci ini menandakan laki-laki maka yang disepakati adalah jam tiba di
bahwa calon mempelai telah bersih dan suci rumah perempuan. Rombongan penjemput
hatinya untuk menempuh akad nikah keesokan tersebut menyampaikan kepada pihak laki-laki
harinya dan kehidupan selanjutnya sebagai bahwa pihak perempuan telah siap menerima
sepasang suami istri hingga ajal menjemput. 6) kedatangan pihak laki-laki.
Daun pacar atau pacci yang telah dihaluskan ini Sebagaimana dengan pemaparan pada
disimpan dalam wadah bekkeng sebagai ritul sebelumnya ini juga termasuk kegiatan yang
permaknaan dari kesatuan jiwa atau kerukunan sudah banyak dimodifikasi. Dengan
dalam kehidupan keluarga dan kehidupan pekembangan tekhnologi, cukup dengan
masayarakat. Orang-orang yang diminta untuk menggunakan fasilitas alat komuniksi telepon
meletakkan pacci pada calon mempelai biasanya celuler. Setelah rombongan pengantin laki-laki
adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan tiba, keluarga pengantin wanita menyambut
sosial yang baik dan punya kehidupan kehidupan rombongan dengan suka cita, karena mereka
rumah tangga yang bahagia. Semua ini telah menepati janjinya untuk melangsungkan
mengandung makna agar calon mempelai kelak pernikahan dengan anak mereka.
di kemudian hari dapat hidup bahagia seperti Setelah rombongan pengantin sudah
mereka yang meletakkan pacci di atas tangannya. datang biasanya pengantin disambut dengan
b. Hari Pernikahan / Esso Botting penjemputan pertama oleh orang tua atau
Upacara akad nikah / esso botting juga keluarga yang dituakan untuk memimpin segala
memiliki beberapa rangkaian acara yang secara rangkaian adat, dilempari bunga-bunga yang
beruntun. Kegiatan yang dimaksud adalah antara dicampur dengan beras sebagai tanda
lain: penyambutan yang sakral. Lebih sakral lagi
1) Mappenre Botting apabila tangga naik keatas rumah atau tepatnya
Yaitu kegiatan mengantar pengantin laki- pada pintu masuk diberi kain kaci atau tikar yang
laki ke rumah pengantin perempuan untuk bersih sebagai lambang penghormatan mempelai
melaksanakan akad nikah. Di depan pengantin laki-laki dengan keluarganya.
laki-laki ada beberapa laki-laki tua berpakaian 3) Akad Nikah
adat dan membawa keris. Kemudian diikuti oleh Upacara akad nikah dilaksanakan oleh
sepasang remaja yang masing-masing berpakaian penghulu dengan mempersiapkan syarat-
pengantin. Lalu diikuti sekelompok bissu yang syaratnya. Orang bersiap melakukan akad nikah
berpakaian adat pula berjalan sambil menari adalah bapak atau wali calon mempelai
mengikuti irama gendang. Lalu di belakangnya perempuan atau imam kampung atau salah
terdiri dari dua orang laki-laki berpakaian tapong seorang yang ditunjuk oleh Kementerian
yang membawa gendang dan gong. Kemudian Agama, namun tetap dengan izin walinya
pengantin laki-laki pada barisan beikutnya apabila mau menyerahkan perwaliannya. dua
dengan diapit oleh dua orang “Passeppi” dan satu orang saksi dari kedua belah pihak, Mahar
bali botting. Pakaian “Passeppi” tidak sama apabila sudah disepakatai dibayarkan hari ini
warnanya dengan pakaian pengantin. juga. Karena biasanya Mahar bisa dibayarkan
Semua rangkaian diatas adalah setelah akad dan rangkaian acara pernikahan.
pemaparan prosesi ‘mappenre botting’ tempo dulu, Hal ini biasanya sesuai dengan kesepakatan dan
namun dizaman sekarang ini sudah banyak keridohan kedua pihak. Ada hal yang lebih unik
perubahan. Yang balut dengan ilmu agama Islam biasanya meminta kesedian kedua mempelai,
terutama dan ritual yang lebih moderen. namun hal ini sudah jarang dilakukan karena
2) Madduppa botting kesepakatan itu sudah jauh sebelumnya
Yaitu menjemput kedatangan pengantin disepakati besama, bentuk menanyakan kembali
laki-laki. Sebelum pengantin laki-laki berangkat kepada kedua (calon) pengantin biasanya hanya
ke rumah perempuan, terlebih dahulu ditambahkan oleh petugas dari Kementerian
rombongan tersebut menunggu penjemput dari Urusan Agama (KUA).
pihak perempuan (biasanya dibicarakan lebih 4) Mappasikarawa
64
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Setelah akad nikah selesai maka dan keluarga yang hadir, biasanya acara ini
dilanjutkan dengan acara ‘mappasilukka’ atau dilanjutkan dengan resepsi di malam hari dengan
‘mappasikarawa’. Acara ini merupakan kegiatan hiburan
mempertemukan mempelai laki-laki dengan c. Pasca Upacara
pasangannya. Pengantin laki-laki diantar oleh 1) Upacara Setelah Akad Nikah
seseorang yang dituakan oleh keluarganya Acara adat, upacara pasca Nikah
menuju kamar pengantin. a) Mapparola
Dalam kegiatan diatas mappasikarawa. Acara ini merupakan juga prosesi
Kegiatan ini biasa disebut juga dengan penting dalam rangkaian pernikahan adat Bugis,
mappalettu nikka. Sering terjadi pintu kamar yaitu kunjungan balasan dari pihak perempuan
pengantin perempuan, sehingga untuk masuk kepada pihak lak-laki. Jadi merupakan sebuah
dilakukan dulu dialog yang disertai dengan kekurangan, apabila seorang mempelai
pemberian kenang-kenangan berupa uang dari perempuan tidak diantar ke rumah orang tua
oarng yang mengantar pengantin laki-laki mempelai laki-laki. Kegiatan ini biasanya
sebagai pembuka pintu. Setiba di kamar, oleh dilaksanakan sehari atau beberapa hari setelah
orang yang mengantar menuntun pengantin laki- upacara akad nikah dilaksanakan. Kegiatan
laki untuk menyentuh bagian tertentu tubuh biasanya tidak dilakukan jika pernikahan tidak
pengantin perempuan. mendapat restu dari orang tua pihak laki-laki.
Dari ritual ini biasanya orang yang Pada hari yang disepakati untuk proses
dituakan tadi membacakan do’a-do’a terlebih mapparola/marola (mammatoa) kedua belah
dahulu, sebelum menuntun tangan (suami) pihak kemudian mengundang kembali keluarga
pengantin laki-laki untuk menyentuh bagian- dan kaum kerabat untuk hadir dan meramaikan
bagian tertentu (istri) pengantin wanita, kegiatan upacara mapparola. Keluarga pihak perempuan
ini walaupun biasa-biasa saja namun mengundang beberapa keluarga untuk turut
kesakralannya dengan sentuhan pertama yang mengantar kedua mempelai kerumah orang tua
dilakukan sang suami tidak asal menyentuk, pihak laki-laki. Sedangkan pihak laki-laki
semuanya ada aturan dan bisa memberikan efek mengundang beberapa keluarga dan kerabat
keluarga kedua mempelai nantinya. untuk menyambut kedatangan pihak
Apa bila menyentuh bagian kepala lebih perempuan. Kedua mempelai kembali dirias
dulu, maka akan memberikan ‘ponco sunge’ umur seperti pada waktu akad nikah, lengkap pula
yang tak panjang, apabil menggosokkan dengan semua pengringnya, seperti balibotting,
ditempat yang lembut maka akan memberikan passeppi, pembawa cerek, pembawa tombak,
‘anyamengeng atuonna’ kehidupann yang harmonis pembawa payung, pembawa lellu’, indo’ pasusu.
berumah tangga. Apabila kedua mempelai beserta
Berangkat berbagai pandangan rombongan tiba dihadapan rumah orang tua
masyarakat tentang sentuhan pertama laki-laki maka disambut dengan wanita
‘mappasikarawa’ saat ini sudah banyak hanya sang berpakaian waju tokko hitam dengan
suami yang melakukannya sendiri, dengan alasan menghamburkan bare’ ataukah wenno’, sebagai
dan berbagai landasan ilmu Agama Islam bahwa ‘pakkuru’ sumange’ (ucapan selamat datang).
seyogyanya hanya pengantin laki-laki selaku Dalam acara mapparola ini biasanya dilakukan
suamilah yang berhak atas istrinya dalam hal juga “Makkasiwiang” yaitu mempelai
mappasikarawa karena sudah halal baginya. perempuan membawakan sarung untuk
5) Maréllau Dampeng mertua/orang tua laki-laki beserta saudar-
Setelah prosesi ‘mappasikarawa’ maka saudaranya. Hal ini dilakukan di kamar
dilanjutkan dengan acara memohon maaf pengantin laki-laki. Pengantin perempuan
kepada kedua orang tua pengantin perempuan diantar oleh indo’ botting untuk memberikan
dan seluruh keluarga dekat yang sempat hadir sarung sutera, namun sekarang ini dengan
pada akad nikah tersebut. Selesai memohon banyaknya perkembangan zaman dan aneka kain
maaf lalu kedua pengantin diantar menuju dan sarung pun semakin banyak jadi sarung
pelaminan untuk bersanding guna menerima sutera bisa diganti dengan sarung apa saja yang
ucapan selamat dan doa restu dari segenap tamu
sesuai dengan kemampuan, bisa berupa kain ini biasa disebut “lao cemme-cemme”. Dan
yang diserahkan kepada orang tua dan saudara. Selesai.
pengantin laki-laki. Di daerah Bugis Kegiatan “lao cemme-cemme” hal ini sama
biasanya pemberian ini akan dikembalikan dengan zaman moderen saat ini yaitu Bulan
lagi dengan ditambahkan pemberian dari Madu istilahnya. Jalan-jalan atau berkunjung
mempelai laki-laki sesuai dengan ketempat mana saja yang di ingingkan oleh
kemampuan. pasangan pengantin baru. Berlibut atau bulan
3. Marola Wekka dua madu sangat efektif kalau menurut penulis bagi
Pada marola wekka dua ini, mempelai pengantin baru, apalagi bagi pasangan suami istri
perempuan biasanya hanya bermalam satu yang sebelumnya tidak saling mengenal dan
malam saja dan sebelum matahari terbit tanpa ta’arufan terlebih dulu, hal ini membawa
kedua mempelai kembali ke rumah mempelai dampak positif bagi pengantin baru untuk lebih
perempuan. cepat mengenal pasangan mereka masing-
4. Massiara Kobburu’ / Ziarah kubur masing.
Meskipun ziarah kubur bukanlah C. Konsep Adat Pernikahan dalam
merupakan rangkaian dalam upacara perkawinan Pendidikan Islam
adat Bugis namun sampai saat ini kegiatan Pembahasan pertama dalam pernikahan
tersebut masih sering dilakukan karena Islam adalah prilaku yang terkait dengan nilai-
merupakan tradisi atau adat kebiasaan bagi nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap
masyarakat Bugis, yaitu lima hari atau seminggu perilaku orang yang terlibat dalam sebuah
setelah kedua belah pihak melaksanakan upacara kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid,
perkawinan. Biasanya juga apabila keluarga besar 1. Nilai – nilai Agama Islam dalam
tidak sibuk lagi maka dapat dilakukan ke esokan Pernikahan
lainnya. Dari berbagai literatul yang penulis
5. Matinro Baiseng temukan, hasil wawancara kepada salah satu
Matinro Baiseng dimaksudkan sebagai responden dilapangan. Bapak sekdes sekaligus
kesyukuran kedua belah pihak setelah tau acca pakkampong (toko pendidik dan tokoh
melaksanakan acara pernikahan. Biasanya pemerintahan); Syamsuddin. L, S.Sos :
diawali oleh kedua orang tua laki-laki dan “Bahwa nilai-nilai agama Islam dalam
keluarganya dengan mengunjungi besannya atau pelaksanaan pernikahan adat suku bugis di desa
orang tua pihak perempuan. Mereka makan Massewae masih berpegang teguh pada norma-
bersama kemudian menjelang tengah malam norma agama Islam. Terutama mengenai
mereka pulang atau sebelum terbit fajar dan rangkaian adatnya. Hal ini di desa Massewae ada
mereka tidak tidur. Besoknya kegiatan yang banyak toko agama dan toko pendidikan yang
sama dibalas oleh kedua orang tua wanita dan sudah semakin cerdas dan teliti dalam
keluarga. melaksanan kegiatan yang sakral.
Kegiatan ini saat ini hanya diwakili saja Dari toko masyarakat dan toko agama tentunya
oleh mempelai laki-laki karena sepatutnya suami berbeda, apabila toko agama menemukan ada
yang lebih pantas dating kerumah barunya, ganjalan dan sedikit mengganjil dari pelaksanaan
keluarganya yang baru, istri dan orang tuanya pernikahan, toko agama tidak semenang
(mertua) dan sanak saudaranya yang baru. Ke menaang memaksakan kehendak.26
esokan harinya atau pada hari yang lain si Agama Islam tentunya mendidik
mempelai wanitanya istri yang datang membalas masyarakat lebih baik dan tidak meninggalkan
kerumah suami. norma-norma agama demi kemaslahatan
6. Lao Cemme-Cemme / Rekreasi ummat. Namun demikian dari keganjilan yang
Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat ada di masyarakat luas tidak di paksakan dan
Bugis bahwa setelah upacara perkawinan yang tidak mengucilkan warga yang masih kental akan
banyak menguras tenaga dan pemikiran maka adatnya.
dari kedua belah pihak pergi rekreasi atau
biasanya yang dikunjungi adalah obyek wisata
permandian. Kegiatan bepergian rekreasi seperti 26
Syamsuddin laoddin, S.Sos. tokoh masyarakat
(Wawancara tanggal. 20 Juni 2018 ).pukul 19.30
66
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
Dari pernyataan di atas dapat kehidupan yang lain ini salah satu bentuk yang
disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam mendidik masyarakat.
sangat berperan dalam memberikan bimbingan Kaitannya dengan pendidikan agama
dan mendidik masyarakat desa Massewae, Islam sangatlah erat Sebabnya, agama Islam
dimana tokoh pendidikan memberikan edukasi adalah agama akhir zaman yang tetap mutakhir,
dan bimbingan melalui beberapa kegiatan- agama yang selalu mendorong manusia untuk
kegiatan positif. mempergunakan akalnya untuk memahami ayat-
Adapun wawancara kepada toko Agama ayat kauniyyah (sunnatullah) yang terbentang di
di desa Massewae kecamatan Duampanua, alam semesta dan memahami ayat-ayat qur’aniyah
kabupaten Pinrang. Oleh bapak H. Wahab, Lc. yang terdapat di dalam Al-Qur’an, yang
Sebagai berikut : “Selama kegiatan tersebut tidak mengandung pernyataan ilmiah yang sangat
di jadikan sebagai keyakinan, tidak serta merta modern. Agama Islam adalah agama
memaksakan bahwa tidak terlaksananya kegiatan keseimbangan dunia akhirat, agama yang
sakral adad pernikahan dan seluruh menyeimbangkan hidup dan kehidupan jagad
serangkaiannya apabila tidak melakukan ritual raya. Agama Islam tidak mempertentangkan
tertentu. Adapun kegiatan ritual pernikahan iman dan ilmu, bahkan menurut sunnah
semuanya boleh-boleh saja selagi tidak Rasululla, agama yang mewajibkan manusia,
mengandung makna syirik, seperti yang saya baik pria maupun wanita, menurut ilmu
katakana sebelumnya, selain itu ada banyak pengetahuan dalam pribahasa arab “Minal Mahdi
makna yang baik sebenanya terkandung didalam Illal lahdi” (tuntu ilmu dari buaian sampai ke
ritual pernikahan adat suku bugis, contohnya liang lahat), dan dikenal di seluruh berbagai
sungkeman“Mammatua” dan “si adampeng bangsa-bangsa belahan dunia bahwa agama
dampengeng”. Dalam pernikahan suku bugis Islam adalah hidup dengan –“life long education
kegiatan yang seperti ini harus selalu ada.27 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Hasil wawancara di atas dapat di jelaskan dengan –(pendidikan seumur hidup). Adapun
bahwa pernikahan adat suku bugis banayak dalam bahasa kita suku bugis “paddisengen
mengandung makna yang baik dan mendidik, atuongentta lettu amateatta engka maneng okko agama
dan tidak menyalahi norma-norma agama Islam Sallangnge” (Ilmu mulai dari kehidupan kita
tentunya, hal ini di tinjau dari pendidikan agama selama hidup hingga ke liang lahat semuanya ada
Islam ritual pernikahan sudah befariasi dan lebih dalam agama Islam).28
moderen. 2. Pernikahan Adat Mendidik Warga Desa
Ilmu pendidikan sudah berkembang, Massewae
tentunya dengan pengetahuan pendidikan Pernikahan yang mendidik, pernikahan
Agama Islam sudah semakin banyak, dari yang sesuai dengan norma agama, pernikahan
kegiatan ritual yang masih kental dengan budaya yang sempurna, adalah dambaan setiap insan
sudah dapat dipadukan dengan gaya Islami, manusia. Segala rangkaian upacara adat suku
masyarakat sudah banyak yang lebih condong bugis desa Massewae kabupaten Pinrang sudah
mengutamakan norma-norma agama Islam dan banyak yang menyentuh gaya barat dan syar’i.
tentunya kegiatan-kegiatan yang tidak menyalahi adapun gaya barat yang terkesang agak
landasan Hukum Tuhan dalam Al-Qur’an dan moderent dan lebih casual.
dalil-dalil penunjang lainnya. Adapun pernikahan syar’i yang walaupun
Dari hasil wawancara di atas dengan tergolong masih sangat jarang yang
Tokoh Agama dan Tokoh pendidikan. Contoh melangsungkan pernikahan model yang
‘siaddampeng’. Hal ini sangat mendidik kerena demikian, namun kegiatan sakral ini tak luput
menekangkan saling menghormati, dan bentuk dari norma-norma agama yang mendidik.
kasih sayang itu tidak akan pernah terputus Adapun hasil wawancara dengan Ibu
walaupun para anak-anak mereka telah memiliki Budira selaku Kepala sekolah Tk/TPA di Desa
massewae dan salah satu Tokoh Pendidik.
27 H. Wahab, Lc (Imam Masjid Al-Irsyad dusun 28 Wawancara Observasi awal dengan beberapa
Kaluppang desa Massewae); wawancara tanggal. 21 Juni tokoh pendidik Agama Islam “desa massewae” tgg 11-22
2018. Pukul 11.00 Maret, thn.2018. pukul ; 09-selesai
“pernikahan adat tidak hanya asal dilaksanakan akan tetapi pada perkembangan selanjutnya
saja ada makna yang baik dan mendidik, ada pacaran bisa menjerumuskan seseorang kepada
penyampaian secara simbolik dan tentunya kemaksiatan.
mengajarkan masyarakat lebih menghargi Maka dari itu Setelah sudah merasa
budaya, adat suku bugis. Masyarakat yang cocok segera dilanjutkan dengan proses
berpendidikan tidak pernah melakukan hal-hal Peminangan dalam bahasa bugis dikenal dengan
yang tidak baik, maksudya syirik yang tidak kata “madduta” dalam Islam dikenal dengan kata
sesuai dengan agama Islam. Karena sebenarnya “khitbah” dalam bahasa moderen ‘Melamar’.
ade’ ritual pernikahan itu memili aturan sendiri, Dalam Islam sebenarnya cukup sederhana, tidak
ada kepatutannya. Bisa mendidik anak-anak kita perlu terlalu membebani dengan membawa
agar lebih menghargai orang tua mereka. hantaran dan menukar cincin. Karna hal ini
Menghormati sesama, menghargai Tamu dan termasuk hanya budaya yang diwariskan pada
orang-orang yang lebih di tuakan”.29 zaman belanda. Yang terpenting di sini
Dari hasil wawancara di atas hanyalah pernyataan (lettu/madduta) dari pihak
menunjukkan bahwa adat ritual pernikahan tidak laki-laki bahwa mereka melamar putrinya,
mesti dilakukan, apabila tidak sesuai dengan sementara pihak perempuan tinggal menyatakan
norma-norma Agama Islam. Dari tinjauan apakah lamaran tersebut diterima atau tidak.
pendidikan Agama Islam ritual pernikahan saat Dalam hal melamar “madduta/Lettu”,
sekarang ini sudah banyak yang memahi makna boleh dilakukan sendiri atau lewat utusan yang
yang terkandung di dalamnya, pesan-pesan yang dapat dipercaya, biasanya oleh salah satu
mendidik. Pesan-pesan dan makna dari ritual anggota keluarga, seperti yang termuat dalam
pernikahan yang sakral membimbing masyarakat KHI Pasal 11, “Peminangan dapat langsung
tentunya. dilakukan oleh orang yang berkehendak mencari
D. Agama Islam Dan Ritual Pernikahan pasangan jodoh, tapi dapat pula dilakukan oleh
1. Agama Islam dan Ritual perantara yang dapat dipercaya”.30
Suku bugis memiliki ritual yang beraneka Setelah adanya kesepakatan maka
ragam, ritual pernikahan khususnya masyarakat dilanjutkan dengan kegiatan ritual selanjutnya
di desa Massewae menganggap ritual pernikahan “Mappenre Dui” yang biasanya dirangkaikan
sangat sakral. Dan dapat menunjang tujuan dengan menetapkan hari H “Mattenre Esso”.
pernikahan sesuai dengan harapan, maka dari itu Dalam Islam dan ilmu Fiqih mengenai mahar
seperti yang telah di jelaskan pada pembahasan bukanlah termasuk rukun dan syarat pernikahan.
sebelumnya mengenai ritual pra pernikahan, Kendati demikian pemberian mahar merupakan
ritual di hari penikahan dan ritual pasca suatu kewajiban bagi mempelai laki-laki terhadap
pernikahan. Tentu dalam hal ini Agama Islam mempelai perempuan.
meninjau ritual pernikahan suku bugis sebagai Hal-hal yang sangat banyak terjadi di
berikut. suku bugis adalah mempersulit mahar dan
Pendahuluan pernikahan atau Pra meremehkan keberkahannya. Pemberian mahar
pernikahan adat ritual pernikahan suku bugis atau maskawin kepada istri, pada dasarnya
desa massewae sangat beragam, dan telah merupakan salah satu keistimewaan Islam.
dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Mahar merupakan bentuk penghormatan dan
Seperti.”Mammanu-Manu” dalam Islam dikenal penghargaan terhadap kedudukan perempuan,
sebagai pengenalan atau ta’aruf. Hal ini yaitu memberikan hak untuk memiliki sesuatu.
dibolehkan dalam Islam asalkan ditemani oleh Dalam suku bugis pernikahan tak luput
muhrimnya tanpa berdua-duaan. Untuk dari “uang panaik” atau “dui’ Mendre”. Jadi dalam
menghindari fitnah kepada mereka berdua. hal ini uang panaik dan mahar berbeda, namun
Kesalahan yang banyak terjadi dikalangan sama-sama sesuai dengan kesepakatan. Biasanya
masyarakat yang mendefinisikan ta’aruf sebagai prosesi tawar menawar uang belanja “uang
ajang saling mengenal berarti pacaran. Istilah panaik” dan mahar tidak mendapatkan titik temu
pacar pada awalnya baik, yaitu saling mengenal, dapat berpengaruh berlangsungnya pernikahan
29Budira,
S.Pd.I, Kepala Tk/TPA Kaluppang 30Ervi Lusina, 100 kesalahan dalam pernikahan”.
desa Massewae Wawancara tanggal 10 Juli 2018 Jakarta, Qultum Media. Tahun 2011. H. 6
68
Volume VI Nomor 2 Maret 2019 ISTIQRA’
Hasbiah/Andi Fitriani Djollong, Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Adat Ritual Pernikahan Suku Bugis
tersebut. padahal dalam Agama Islam tidak baik Fuqoha). Surabaya. Bintang Usaha Jaya,
memaksakan “Uang Panaik”. 2005.
PENUTUP Muhammad Amin, Konsep Masyarakat Islam
Adat ritual pernikahan suku bugis di Upaya Mencari Identitas Dalam Era
Desa Massewae kecamatan Duampanua Modernisasi, Cet. I, Jakarta: Fikahati
Kabupaten Pinrang sangat beragam, tiap-tiap Aneksa, 1992.
daerah dan keluarga sangat berfariasi dan Nina Karina. SA, dan Retno Sasongkowati, “
menyesuaikan dengan keadaan keluarga orang History of the Waorld’(Sajarah Dunia
bugis Desa Massewae. Ritual pernikahan suku KUNO dan MODERN)”. Indoliterasi,
bugis dibagi menjadi tiga face, face pertama pra Yogyakarta, Tahun 2015. H. 103
pernikahan ritual dan adat sebelum akad dan Qardawy, Yusuf. Esensi Intelektual Manusia. t.th,
resepsi, face prosesi pernikahan, dan face pasca Bandung
pernikahan. Sulaiman Rasjid “Fiqh Islam (Hukum Fiqh
Tinjauan pendidikan Agama Islam Lengkap)” Bandung. Penerbit Sinar Baru
sebagai acuan memberikan bimbingan kepada Algensindo. Tahun 2000.
masyarakat agar menyesuaikan adat ritual Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, bandung : Sinar
penikahan suku bugis dengan Al-Qur’an dan Al- Baru Algensindo, 1994.
Hadist, memberikan contoh yang Mendidik, Sulaiman Rasjid.“Fiqh Islam”. Bandung, Sinar
tidak menyalahi norma-norma Agama Islam, Baru Algensindo. 2004.
selain itu memfasilitasi Masyarakat dengan Syeikh Ahmad Muhammad ‘Assaf, termah oleh
mengadakan kegiatan keagamaan, membuka Yunus Ali Al Muhdhor dan Drs. Umar
kajian-kajian atau pengajian keluarga dan majelis Faruq. “Halal dan Haram Dalam Islam”,
yang berkaitan dengan Adat ritual pernikahan CV. ASY-SYIFA. Semarang. Tahun
khususnya, untuk memaksimalkan tujuan. 1993.
DAFTAR PUSTAKA Tohirin, “psikologi pembelajaran pendidikan agama
Achmad, Islam Sebagai Paradigma Pendidikan. islam”. Ed. Revisi. 1-3 Jakarta. Pt.
Yokyakarta: Aditya Mesia. RajaGrafindo Persada. 2008.
Adil Fathi Abdullah, Rumahku Surgaku, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
Membangun Rumah Tangga Berpondasi Nasional BAB I Pasal 1 Yogyakarta:
Takwa, Cet. I; Jakarta: Pustaka Pustaka Pelajar, 2011.
Arrahman, 2011. Walasuji Vol, 6. No. 1. “Jurnal Sejarah dan
Ahmad Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Budaya,” Makassar, Balai Pelestarian
Pendidikan Agama Islam, Bandung; Nilai Budaya Makassar. Makassar, 2015.
Mimbar Pustaka, 2004. Wikipedia. Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas.
Ali Yusuf As-subki. DKK. “ Fiqih keluarga https://id.wikipedia.org/wiki/Ritual (04
(pedoman berkeluarga dalam Islam)”. februari 2018, Pkl. 09.09. AM).
AMZAH, Jakarta. 2010.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, cet.IV Jakarta:
Bumi Aksara, 1996.
Binti Maunah, sosiologi pendidikan”. Kalimedia.
Yogyakarta. 2016.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahannya Jakarta: 2002.
Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. Kencana, Jakarta: 2007.
Ervi Lusina, 100 kesalahan dalam pernikahan”.
Jakarta, Qultum Media. 2011.
Labib MZ dan Aqil Bil Qiathi “ Risalah Fiqih
Wanita” (menyingkap tuntas permasalahan
wanita dalam hukum Islam Berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadits Serta Pendapat Para