0% found this document useful (0 votes)
58 views20 pages

845-Article Text-2264-2-10-20200207

This document discusses the implementation of recentralization policies for community organization licensing in Depok City, West Java Province. It finds that the implementation has not been optimal due to obstacles in socializing, coordinating, and supervising the registration of community organizations resulting from decentralization policies. Specifically, it notes that as of October 2017, 103 community organizations in Depok City had reregistered with the local National Unity and Politics Office, but 50 others were still unlicensed. The central government issued an emergency regulation in 2017 to recentralize licensing amid concerns about radicalism, but decentralization policies have continued to pose challenges.

Uploaded by

Gerhana Artha
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views20 pages

845-Article Text-2264-2-10-20200207

This document discusses the implementation of recentralization policies for community organization licensing in Depok City, West Java Province. It finds that the implementation has not been optimal due to obstacles in socializing, coordinating, and supervising the registration of community organizations resulting from decentralization policies. Specifically, it notes that as of October 2017, 103 community organizations in Depok City had reregistered with the local National Unity and Politics Office, but 50 others were still unlicensed. The central government issued an emergency regulation in 2017 to recentralize licensing amid concerns about radicalism, but decentralization policies have continued to pose challenges.

Uploaded by

Gerhana Artha
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 20

PENERAPAN KEBIJAKAN RESENTRALISASI PERIZINAN

ORGANISASI KEMASYARAKATAN DI KOTA DEPOK


PROVINSI JAWA BARAT

Mohammad Rifa’i
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail: masfairif@yahoo.co.id

Kurnia Fitriani Pamungky


Institut Pemerintahan Dalam Negeri

ABSTRACT
Implementation of the Licensing Policy for Community Licensing in Depok City, West
Java Province. This study aims to determine the extent of the application of policies on
community organizations in the city of Depok. The Central Government takes a quick
step by issuing Perppu Number: 2 of 2017 as a change to Law Number 17 of 2013
concerning Community Organizations. This policy is to anticipate the turmoil in the
wider community, including what happened in Depok, so that with all the authority
and tools available, the Government will immediately try to implement the Substitution
Regulations for the Act. The method used is descriptive qualitative method with an
inductive approach. The purpose of the use of the inductive approach is to explore the
facts in the field related to the centralization of licensing organizations in the city of
Depok and describe them systematically and factually to draw conclusions. In this study
the authors used data sources from interviews as primary data. Meanwhile, the source
of data from document tracking is secondary data. Thus, the data collection techniques
used by the author are techniques: interview and documentation. The results show that
the implementation of the Centralization Policy for Licensing Community Organizations
in Depok City is not yet optimal. This can be seen from the performance and policy
strategies of the Depok National Unity and Politics which still face obstacles related
to the socialization, coordination and supervision of the registration of community
organizations due to the existence of the decentralization policy.
Keywords: policy; decentralization; community organization

ABSTRAK
Penerapan Kebijakan Resentralisasi Perizinan Organisasi Kemasyarakatan di
Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerapan kebijakan tentang organisasi kemasyarakatan di kota Depok. Pemerintah
Pusat mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan Perppu Nomor: 2 Tahun 2017
sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan. Kebijakan ini sebagai antisipasi untuk meredam gejolak di masyarakat

13
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

yang lebih luas, termasuk yang terjadi di Kota Depok, maka dengan segala kewenangan
dan perangkat yang ada, Pemerintah berupaya segera mungkin mengimplemntasikan
Peraturan Pengganti Undang-Undang tersebut. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Maksud dari penggunaan pendekatan
induktif adalah untuk menggali fakta-fakta yang ada di lapangan terkait dengan
resentralisasi perizinan ormas di Kota Depok dan menggambarkannya secara sistematis
dan faktual untuk ditarik suatu simpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber data dari hasil wawancara sebagai data primer. Sementara itu, sumber data dari
pelacakan dokumen sebagai data sekundernya. Dengan demikian, teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis yakni teknik: wawancara dan dokumentasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa pelaksanaan Kebijakan Resentralisasi Perizinan Organisasi
Kemasyarakat di Kota Depok belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kinerja dan strategi
kebijakan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok yang masih menghadapi kendala
terkait sosialisasi, koordinasi dan pengawasan pendaftaran organisasi kemasyarakatan
akibat adanya kebijakan resentralisasi.
Kata kunci: kebijakan; resentralisasi; orgnisasi kemasyarakatan

PENDAHULUAN nasional dan keutuhan sebuah bangsa.


Organisasi Kemasyarakatan tersebut ada

O rganisasi kemasyarakatan atau ormas


adalah organisasi yang didirikan dan
dibentuk oleh masyarakat secara sukarela
yang terang-terangan berniat mengganti
Pancasila sebagai dasar negara, atau
memicu munculnya sentimen kedaerahan
berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, dan separatisme yang dapat mengancam
kebutuhan, kepentingan, kegiatan persatuan bangsa. Ironisnya tidak sedikit
dan tujuan untuk berpartisipasi dalam kaum intelektual muda yang turut serta
pembangunan demi tercapainya tujuan mendukung pergerakannya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia Data dari Kementerian Dalam
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Negeri pada 6 Juli 2017, Organisasi
Undang Dasar 1945. Kemasyarakatan yang terdaftar di
Indonesia pada saat ini berjumlah
Sejarah terbentuknya Organisasi
344.039. Data tersebut belum termasuk
Kemasyarakatan diawali pada masa
kepada Organisasi Kemasyarakatan yang
pergerakan nasional ditandai dengan
terdaftar di Kementerian Hukum dan
lahirnya organisasi-organisasi pergerakan
HAM serta Organisasi Kemasyarakatan
di Indonesia. Misalnya organisasi
lain yang belum terdaftar secara
perkumpulan pemuda bernama Boedi
legal. Perkembangan Organisasi
Oetomo pada tahun 1908. Pada tahap
Kemasyarakatan, apabila tidak diawasi,
ini, bangsa Indonesia sudah memiliki
dibina serta dikontrol keberadaanya,
kesadaran untuk membuat pergerakan yang
akan muncul Organisasi Kemasyarakatan
merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
yang bersifat radikal merasuk pada aspek
Dalam perkembangannya, terdapat kehidupan masyarakat yang heterogen.
beberapa Organisasi Kemasyarakatan
yang dianggap mengkhawatirkan dan Dari kondisi tersebut, pemerintah
berpotensi menjadi faktor instabilitas berupaya mengatasi permasalahan yang

14
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

ada. Salah satunya dengan diterbitkannya 103 Organisasi Kemasyarakatan dan


Perppu Nomor: 2 Tahun 2017 sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang telah
perubahan atas Undang-Undang Nomor mendaftarkan kembali ke Kantor Kesatuan
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Bangsa dan Politik Kota Depok. Terdapat
Kemasyarakatan. Peraturan ini belum 50 Organisasi Masyarakat (Ormas) dan
memadai untuk mengantisipasi penyebaran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
radikalisme dan pembentukanOrganisasi belum punya izin alias bodong. Sementara
Kemasyarakatan yang bertentangan yang sudah legal sampai Oktober 2017
dengan Pancasila dan Undang-Undang sudah 103 Ormas dan LSM. Ormas dan
Dasar 1945. Namun, peraturan tersebut LSM yang terdata di Kesbangpol Kota
dapat menjamin adanya kepastian Depok sudah memiliki Akte Notaris
hukum dan menjamin adanya eksistensi dan surat dari Kementerian Hukum dan
keberadaan Organisasi Kemasyarakatan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
yang sesuai dengan ideologi negara serta Pendaftaran Ormas dan LSM harus
menjaga dan memelihara keutuhan dan dilakukan langsung ke Kemendagri dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Kemenkumham.
Indonesia. Masih banyak organisasi masyarakat
Sebagailangkahantisipatif,pemerintah yang tidak mendaftar kepada lembaga
mengambil keputusan bahwa Organisasi yang berwenang atau melaporkan
Kemasyarakatan yang ada harus dikontrol kembali kepada Kantor Kesatuan Bangsa
melalui mekanisme pendaftaran organisasi dan Politik Kota Depok. Kurangnya
kemasyarakatan. Berdasarkan Peraturan komunikasi yang dilakukan oleh Kepala
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Daerah dan Lembaga yang terkait kepada
57 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan masyarakat luas tentang kebijakan
Pengelolaan Sistem Informasi Organisasi perizinan Organisasi Kemasyarakatan dan
Kemasyarakatan dan juga Surat Edaran Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar
Menteri Dalam Negeri Nomor 220/3013/ (SKT) Ormas, ditangani langsung oleh
Polpum tanggal 14 Agustus 2017, Kementerian Dalam Negeri. Hal itu
penerbitan Surat Keterangan Terdaftar menjadi permasalahan bagi masyarakat
(SKT) Organisasi Masyarakat kini diambil dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
alih oleh Kementerian Dalam Negeri, Kota Depok.
dan tidak lagi diterbitkan oleh Daerah. Dari latar belakang tersebut, perlu
Adapun organisasi kemasyarakatan yang dijelaskan hal-hal terkait dengan substansi
bisa didaftarkan pada Kementerian Dalam kebijakan resentralisasi perizinan
Negeri juga terbatas pada organisasi organisasi kemasyarakatan, kendala-
kemasyarakatan yang tidak berbentuk kendala yang timbul dan upaya untuk
badan hukum. Organisasi kemasyarakatan mengatasinya di Kabupaten Depok
yang berbadan hukum, pendaftarannya Provinsi Jawa Barat.
diambil alih oleh Kementerian Hukum dan
Menurut Riant Nugroho (2014: 657)
HAM.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya
Berdasarkan data yang diperoleh pada adalah cara agar sebuah kebijakan
bulan Oktober 2017 dari Kantor Kesatuan dapat mencapai tujuannya. Untuk
Bangsa dan Politik Kota Depok, terdapat mengimplementasikan kebijakan publik,

15
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

maka ada dua pilihan langkah yang ada, Penulis menyimpulkan bahwa
yaitu langsung mengimplementasikan sentralisasi dan resentralisasi (atau lebih
dalam bentuk program-program atau umum, sebagai pengurangan otonomi sub-
melalui formulasi kebijakan turunan dari nasional) kurang mendapat perhatian dari
kebijakan publik tersebut. Kebijakan proses desentralisasi. Dengan demkian,
publik dalam bentuk Undang-Undang atau resentralisasi merupakan kembalinya
Peraturan Daerah adalah jenis kebijakan proses sentralisasi dari proses desentralisasi
publik yang memerlukan kebijakan publik yang disebabkan adanya kecenderungan
penjelas atau yang disebut peraturan kontrol dan kekuasaan pemerintah pusat
pelaksana. Kebijakan publik yang dalam mengambil beberapa kebijakan dan
bisa langsung operasional antara lain kewenangan pemerintah daerah.
Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Menurut E Utrecht (dalam
Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Ridwan, 2011), pemberian izin dari
Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dan keputusan administrasi negara bilamana
lainnya. pembuat peraturan umumnya tidak
melarang suatu perbuatan, masih juga
Resentralisasi memperkenankannya, asal saja sesuai
dengan yang ditentukan untuk masing-
Menurut Dickovick (1973) dalam buku masing hal konkret. Maka penulis
Decentralization and Recentralization menyimpulkan perizinan merupakan
in the Developing World: Comparative persetujuan dari penguasa sesuai
Studies From Africa and Latin America peraturan yang ada untuk melaksanankan
bahwa: kepentingan umum didasarkan keputusan
Centralization and recentralization administrasi negara
(or, more generally, reduction in sub-
national autonomy) have received Organisasi Kemasyarakatan
less attention than decentralization
Organisasi Kemasyarakatan merupa-
processes in recent years. There are
kan organisasi yang dibentuk oleh masya-
good reasons for this. The greater
rakat berlandaskan Pancasila dengan
emphasis on decentralization is due
tujuan untuk menampung dan menyam-
several asymmetries. Recentralization
is conditional upon some prior paikan aspirasi masyarakat guna menca-
instance of decentralized governance; pai tujuan dan pembangunan nasional.
given the nature of the centralized Adapun pembentukannya mengacu pada
state in the developing world, it is Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
understandable that decentralization tentang Organisasi Kemasyarakatan pada
would take precedence. Moreover, Bab IV, yang menjelaskan tentang Pendi-
decentralization is examined in a rian Organisasi Kemasyarakatan bahwa:
variety of issue areas, including Organisasi Kemasyarakatan didiri-
fiscal decentralization, administrative kan oleh 3 (tiga) orang warga
decentralization, and political negara Indonesia atau lebih, kecuali
decentralization, whereas studies of Organisasi Kemasyarakatan yang
recentralization generally focus on berbadan hukum yayasan. Organisasi
central control of revenue authority. Kemasyarakatan memiliki lingkup

16
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

nasional; provinsi; atau kabupaten/ Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali


kota. Organisasi kemasyarakatan Kota wajib melakukan verifikasi
dapat berbentuk badan hukum atau dokumen pendaftaran paling lama 15
tidak berbadan hukum. Organisasi (lima belas) hari kerja terhitung sejak
Kemasyarakatan badan hukum/ tidak diterimanya dokumen pendaftaran.
berbadan hukum dapat berbasis Dalam hal dokumen permohonan
anggota atau tidak berbasis anggota. belum lengkap Menteri, Gubernur,
Organisasi kemasyarakatan berbadan atau Bupati/Wali Kota meminta
hukum dapat berbentuk perkumpulan Organisasi Kemasyarakatan pemohon
atau yayasan. untuk melengkapinya dalam waktu
Kemudian pada Pasal 12 menjelaskan paling lama 15 (lima belas) hari kerja
bahwa: terhitung sejak tanggal penyampaian
ketidaklengkapan dokumen
Organisasi Kemasyarakatan berbadan permohonan. Dalam hal Organisasi
hukum adalah perkumpulan yang Kemasyarakatan lulus verifikasi,
didirikan dengan berbasis anggota. Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali
Organisasi Kemasyarakatan berbadan Kota memberikan Surat Keterangan
hukum yayasan didirikan dengan Terdaftar dalam jangka waktu paling
tidak berbasis anggota. Badan hukum lama 7 (tujuh) hari kerja.
perkumpulan didirikan dengan
memenuhi persyaratan: Dalam hal ini, Organisasi
Kemasyarakatan tidak berbadan hukum
a. Akta pendirian yang dikeluarkan
yang tidak memenuhi persyaratan untuk
oleh notaris yang memuat AD dan
diberi Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
ART;
dilakukan pendataan sesuai dengan
b. Program kerja; alamat dan domisili. Pendataan Organisasi
c. Sumber pendanaan; Kemasyarakatan dilakukan oleh Camat
d. Surat keterangan domisili; atau sebutan lain. Pendataan Organisasi
e. Nomor Pokok Wajib Pajak atas Kemasyarakatan meliputi:
nama perkumpulan; dan a. nama dan alamat organisasi;
f. Surat pernyataan tidak sedang b. nama pendiri;
dalam sengketa kepengurusan c. tujuan dan kegiatan; dan
atau dalam perkara di pengadilan. d. susunan pengurus.
g. Surat pernyataan kesanggupan Kemudian terkait Surat Keterangan
melaporkan kegiatan. Terdaftar (SKT) diberikan oleh:
Pengesahan sebagai badan hukum a. Menteri bagi Organisasi Kemasya-
perkumpulan dilakukan oleh menteri yang rakatan yang memiliki lingkup nasi-
menyelenggarakan urusan pemerintahan onal;
di bidang hukum dan hak asasi manusia. b. Gubernur bagi Organisasi Kemasya-
Pengesahan sebagai badan hukum rakatan yang memiliki lingkup provin-
perkumpulan dilakukan setelah meminta si; atau
pertimbangan dari instansi terkait. Hal itu c. Bupati/Wali Kota bagi Organisasi
sebagaimana yang disebutkan pada Pasal Kemasyarakatan yang memiliki
17 berikut. lingkup kabupaten/kota.

17
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

Kepengurusan Organisasi Kemasya- mengelola dana dari iuran anggota,


rakatan di setiap tingkatan bertugas dan Organisasi Kemasyarakatan wajib
bertanggung jawab atas pengelolaan or- membuat laporan pertanggungjawaban
ganisasi masyarakat. Struktur kepengu- keuangan sesuai dengan standar akuntansi
rusan, sistem pergantian, hak dan kewa- secara umum atau sesuai dengan AD dan
jiban pengurus, wewenang, pembagian atau ART.
tugas, dan hal lainnya yang berkaitan den- Peraturan pelaksana Undang-Undang
gan kepengurusan diatur dalam AD dan/ tentang Organisasi Kemasyarakatan
atau ART. dikeluarkan oleh Kementerian Dalam
AD dan RT Ormas diatur dalam Negeri pada bulan Desember 2016, dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 penjelasan sebagai berikut.
tentang Organisasi Kemasyarakatan
1. Pemberdayaan Ormas dimaksudkan
pada Bab IX, bahwa setiap Organisasi
Kemasyarakatan yang berbadan hukum untuk memberikan kemampuan
dan yang terdaftar wajib memiliki AD dan dan daya tahan serta peningkatan
ART. AD dan ART memuat paling sedikit: kemandirian Ormas. Pemberdayaan
tidak hanya dilakukan oleh
a. nama dan lambang; Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
b. tempat kedudukan; tetapi dilakukan juga oleh Ormas,
c. asas, tujuan, dan fungsi; masyarakat, dan swasta.
d. kepengurusan; 2. Dalam rangka meningkatkan
e. hak dan kewajiban anggota; pelayanan publik dan tertib
f. pengelolaan keuangan; administrasi, Pemerintah membentuk
Sistem Informasi Ormas. Sistem
g. mekanisme penyelesaian sengketa
Informasi Ormas yang dibentuk
dan pengawasan internal;
oleh Pemerintah dikembangkan oleh
h. pembubaran organisasi kementerian atau instansi terkait yang
Perubahan AD dan ART dilakukan dikoordinasikan dan diintegrasikan
melalui forum tertinggi pengambilan oleh Menteri.
keputusan organisasi masyarakat. 3. Pengawasan Ormas dilakukan secara
Perubahan AD dan ART harus dilaporkan internal dan eksternal. Pengawasan
kepada Kementerian, Gubernur, atau internal dilakukan oleh Ormas tersebut
Bupati/Wali Kota sesuai dengan sesuai dengan AD/ART Ormas,
kewenangannya dalam jangka waktu sedangkan pengawasan eksternal
paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung dilakukan oleh masyarakat, Pemerintah,
sejak terjadinya perubahan AD dan ART. dan Pemerintah Daerah. Pengawasan
Keuangan Organisasi Kemasyarakatan yang dilakukan oleh masyarakat berupa
harus dikelola secara transparan dan pengaduan yang disampaikan baik
akuntabel. Dalam hal melaksanakan tertulis maupun tidak tertulis. Untuk
pengelolaan keuangan Organisasi meningkatkan dan mengefektifkan
Kemasyarakatan menggunakan rekening pengawasan, Pemerintah dan
pada bank nasional. Dalam hal Organisasi Pemerintah Daerah melakukan
Kemasyarakatan menghimpun dan monitoring dan evaluasi dalam rangka

18
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

deteksi dini sebelum terjadi pelanggaran Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2017
yang dilakukan oleh Ormas. adalah sebagai berikut:
4. Penyelesaian sengketa Ormas pada 1. Ormas tidak berbadan hukum terdaftar
prinsipnya diselesaikan oleh Ormas itu setelah mendapatkan SKT yang
sendiri. Pemerintah dapat memediasi diterbitkan oleh Menteri dilakukan
apabila diminta oleh para pihak oleh pengurus Ormas di tingkat pusat
yang bersengketa. Permintaan para kepada Menteri melalui Direktur
pihak untuk Ormas yang berbadan Jenderal Politik dan Pemerintahan
hukum diajukan kepada menteri yang Umum serta melaporkan keberadaan
menyelenggarakan urusan pemerintahan kepengurusannya di daerah kepada
di bidang hukum dan hak asasi manusia, Pemerintah Daerah setempat dengan
sedangkan yang tidak berbadan hukum melampirkan SKT dan kepengurusan
diajukan kepada Menteri. di daerah
5. Sanksi diberikan oleh Pemerintah atau 2. Pendaftaran Ormas dilakukan melalui
Pemerintah Daerah sesuai lingkup tahapan (a) pengajuan permohonan;
tugas dan kewenangannya kepada (b) pemeriksaan kelengkapan dan
Ormas yang melakukan pelanggaran. keabsahan dokumen pendaftaran; dan
Sanksi dalam Peraturan Pemerintah (c) penerbitan SKT atau penolakan
ini adalah sanksi administratif. permohonan pendaftaran.
Pemerintah atau Pemerintah
3. Tata cara perpanjangan dan perubahan
Daerah sebelum menjatuhkan
SKT pendaftaran dilaksanakan
sanksi administratif kepada Ormas
oleh Pemerintah Daerah yang
melakukan upaya persuasif.
bertanggung jawab menyimpan
6. Adapun materi muatan mengenai dokumen kelengkapan permohonan,
perizinan, tim perizinan, dan perpanjangan dan perubahan SKT
pengesahan Ormas yang didirikan Ormas yang diajukan melalui unit
oleh warga negara asing serta tata layanan administrasi di daerah
cara pengenaan sanksi terhadap provinsi atau kabupaten/kota kepada
ormas berbadan hukum yayasan Menteri.
asing atau sebutan lain diatur dalam
Peraturan Pemerintah tersendiri, tetapi 4. Pengelolaan sistem informasi
implementasi Peraturan Pemerintah Ormas dibentuk oleh Menteri
tersebut merupakan satu kesatuan dari melalui Direktorat Jenderal Politik
Peraturan Pemerintah ini. dan Pemerintahan Umum untuk
meningkatkan pelayanan publik dan
Dalam melaksanakan ketentuan Pasal
tertib administrasi.
20 dan Pasal 33 Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan 5. Ormas menyampaikan laporan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 perkembangan organisasi dan kegiatan
tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi setiap 6 (enam) bulan
perlu mengatur Pendaftaran dan sekali yang ditandatangani ketua dan
Pengelolaan Sistem Informasi Organisasi sekretaris atau sebutan lainnya kepada
Kemasyarakatan, sebagaimana dijelaskan Menteri, gubernur, atau bupati/wali
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri kota.

19
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

6. Pembinaan dan pengawasan oleh induktif adalah untuk menggali fakta-


Menteri melalui Direktur Jenderal fakta yang ada di lapangan terkait dengan
Politik dan Pemerintahan Umum resentralisasi perizinan ormas di Kota
untuk Pendaftaran Ormas yang tidak Depok dan menggambarkannya secara
berbadan hukum secara nasional. sistematis dan faktual untuk ditarik suatu
Gubernur melalui Kepala Badan simpulan.
Kesatuan Bangsa dan Politik di Untuk memperoleh data dan informasi
provinsi melakukan pembinaan dan yang diperlukan harus ditentukan sumber
pengawasan Pendaftaran Ormas yang data yang digunakan dalam penelitian.
tidak berbadan hukum di daerah Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
provinsi dalam wilayahnya. Bupati/ sumber data dari hasil wawancara sebagai
Wali Kota melalui Kepala Badan/ data primer. Sementara itu, sumber data
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik di dari pelacakan dokumen sebagai data
kabupaten/kota melakukan pembinaan sekundernya. Dengan demikian, teknik
dan pengawasan pendaftaran Ormas pengumpulan data yang digunakan penulis
yang tidak berbadan hukum di daerah yakni teknik: wawancara dan dokumentasi.
kabupaten/kota dalam wilayahnya.
Terkait analisis data sebagai suatau
7. Pendanaan Pendaftaran dan pengelolaan
proses pencarian dan penyusunan data
sistem informasi Ormas dibebankan
secara sistematis dari hasil wawancara,
pada APBN, APBD Provinsi dan APBD
catatan lapangan, dan dokumentasi,
Kabupaten/Kota.
maka penulis berupaya menggambarkan
secara sistematis tentang keadaan yang
sebenarnya dengan melakukan cross-
METODE PENELITIAN
check untuk memeriksa keabsahannya
Guna memperoleh hasil yang optimal sehingga diperoleh simpulan yang benar
dalam suatu penelitian, diperlukan desain dan menyeluruh berdasarkan analisis data
penelitian yang selaras dengan kondisi dan yang tepat terkait kebijakan Resentralisasi
objek yang akan diteliti. Desain penelitian Perizinan Organisasi Kemasyarakatan di
menurut Nazir (2009:84) merupakan Kota Depok.
semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sugiyono (2011: 2) menjelaskan
bahwa metode penelitian adalah cara Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15
ilmiah untuk mendapatkan data dengan Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya
tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan
teknik pengumpulan data dilakukan pada 20 April 1999, dan diresmikan tanggal
secara triangulasi (gabungan), analisis 27 April 1999, Kota Depok memiliki luas
data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian wilayah 200,29 km2 atau 0,58 % dari luas
kualitatif lebih menekankan makna Provinsi Jawa barat, berbatasan langsung
daripada generalisasi. Metode yang dengan kabupaten/kota yang ada di Provinsi
digunakan adalah metode deskriptif DKI Jakarta dan Provinsi Banten
kualitatif dengan pendekatan induktif. Secara administratif, berdasarkan
Maksud dari penggunaan pendekatan Perda No 8 Tahun 2008 tentang

20
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

Pembentukan Wilayah Kecamatan di Kota Kota Depok diarahkan untuk mendukung


Depok, Pemerintahan Kota Depok yang tercapainya Visi dan Misi Kota Depok
tadinya terdiri dari 6 (enam) kecamatan melalui penguatan kapasitas masyarakat
dimekarkan menjadi 11 kecamatan yang dalam berpartisipasi pembangunan daerah
memiliki 63 kelurahan, 850 Rukun Warga secara demokratis, efektif, produktif,
(RW), 4.689 Rukun Tetangga (RT) dengan aman, tertib, dan nyaman.
luas wilayah 200,29 km².
Kecamatan yang memiliki kelurahan Struktur Organisasi Kantor Kesatuan
terbanyak yaitu Kecamatan Sawangan, Bangsa dan Politik
Kecamatan Tapos, dan Kecamatan Berdasarkan Peraturan Walikota
Bojongsari masing masing 7 (tujuh) Depok Nomor 33 Tahun 2016 tentang
kelurahan. Sedangkan yang memiliki Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian
jumlah RW terbanyak adalah Kecamatan Tugas Kantor Kesatuan Bangsa dan
Tapos (127 RW). Kecamatan yang Politik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
memiliki jumlah RT terbanyak adalah pada gambar 1.
Kecamatan Sukmajaya (873 RT).
Tugas pelayanan kepada masyarakat
Kecamatan yang memiliki luas wilayah
yang dilaksanakan Kantor Kesatuan
terbesar adalah kecamatan Tapos dengan
Bangsa dan Politik Kota Depok
luas wilayah 33,33 km2 (16,14 %).
hingga tahun 2017 secara umum dapat
Berdasarkan Data Konsolidasi Bersih dilaksanakan dengan baik. Hal ini tampak
(DKB) yang dilakukan oleh Direktorat pada Kinerja pelayanan yang telah
Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil diberikan Kantor Kesbangpol Kota Depok
(Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam periode 2016 – 2017, meliputi:
Negeri RI, jumlah penduduk Kota Depok
1. Penerbitan Surat Rekomendasi untuk
pada Tahun 2016 sebesar 1.803.708 jiwa,
penelitian bagi mahasiswa/pelajar
terdiri dari laki laki 913.359 jiwa dan
sebanyak 1.065 surat rekomendasi;
perempuan 890.349 jiwa. Dari Tabel terlihat
bahwa jumlah penduduk tertinggi adalah 2. Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar
di Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak (SKT) bagi kelembagaan Ormas, LSM
245.142 jiwa dengan persentase jumlah sebanyak 56 SKT;
penduduk 13,59%, sedangkan yang terendah 3. Kegiatan Sosialisasi Pendidikan
di Kecamatan Limo sebanyak 86.147 jiwa Politik Pemilih Pemula bagi OKP
dengan persentase jumlah penduduk 4,8%. sebanyak 11 kali dengan jumlah
peserta 300 orang peserta;
4. Kegiatan Verivikasi bantuan Parpol
Gambaran Umum Kantor Kesatuan
dalam pemberian bantuan keuangan
Bangsa dan Politik Kota Depok kepada Partai Politik sebanyak 10
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (sepuluh) Partai Politik Penerima
Kota Depok (Kantor Kesbangpol) adalah Bantuan Keuangan;
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah 5. Pemberdayaan Kelembagaan Agama
Kota Depok yang menangani urusan Dalam Kesatuan Bangsa tingkat Kota
bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Depok sebanyak sekali dan jumlah
Negeri. Visi dan Misi Kantor Kesbangpol peserta 150 orang;

21
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

KEPALA
KANTOR

Kasubag.Tata Usaha

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Kasi Hubungan Antar


Kasi Kewaspadaan Kasi Bina Ideologi dan
Lembaga dan Politik Dalam
Nasional Wawasan Kebangsaan
Negeri

Gambar 1
Struktur Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok
Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok

6. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis jumlah peserta 70 orang;


Keuangan bagi Pengurus Partai Politik 12. Kegiatan Tim Terpadu Penanganan
sebanyak satu kali dengan jumlah Konflik Sosial Tingkat Kota Depok
peserta 40 orang; sebanyak 6 kali Rapat Koordinasi;
7. Fasilitasi kegiatan Diseminasi dan 13. Sosialisasi/ bintek Kemah Pemuda
Rakor POKJA RANHAM tingkat Kota Lintas Agama, sebanyak tujuh kali
Depok sebanyak sekali kegiatan, empat dengan jumlah peserta sebanyak 350
rakor dengan jumlah peserta 100 orang; orang;
8. Bintek Kepemimpinan bagi anggota 14. Pemberdayaan Kelembagaan Agama
Ormas, LSM tingkat Kota Depok dalam Kesatuan Bangsa sebanyak
sebanyak satu kali dengan jumlah enam kali kegiatan dengan jumlah 100
peserta 100 orang; orang peserta
9. Pemantauan Orang Asing dan 15. Dialog Publik Peran Tokoh Agama
Organisasi Masyarakat Asing Dalam Kesatuan Bangsa sebanyak
sebanyak satu kali dengan jumlah enam kali kegiatan dengan jumlah 100
peserta sebanyak 100 orang; orang peserta;
10. Fasilitasi, Konsultasi dan Monitoring 16. Pengiriman Utusan Peserta Pelatihan
Kegiatan (KOMINDA) sebanyak 12 Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik
kali Rapat Koordinasi; Dalam Negeri sebanyak 100 orang;
11. Kegiatan Penguatan Jejaring Deteksi 17. Pembinaan Peningkatan Wawasan
Dini dilaksakan sekali kegiatan dan Kebangsaan, Cinta Tanah Air dan
enam kali Rapat Koordinasi dengan Pemantapan Bela Negara sebanyak

22
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

empat kali kegiatan, enam kali Rakor pengawasan dan pengendalian kebijakan
dengan jumlah 300 orang; perizinan organisasi kemasyarakatan di
18. Pembinaan Pembauran Kebangsaan Kota Depok. Kebijakan ini dibuat agar
Tingkat Kota Depok sebanyak dua Organisasi Kemasyarakatan di daerah
kali kegiatan, empat kali Rakor dan dapat dikendalikan keberadaannya sesuai
jumlah peserta 200 orang; dengan konstitusi dan diberdayakan
19. Sosialisasi Pemilihan Gubernur dan sebagai mitra pemerintahan dalam
membantu menyelesaikan permasalahan
Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun
yang ada di Kota Depok.
2018 sebanyak sebelas kali kegiatan
dengan jumlah peserta sebanyak 500 Kebijakan Resentralisasi Perizinan
orang; Organisasi Kemasyarakatan diselengga-
20. Kerja sama Pemerintah Daerah dan rakan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Perguruan Tinggi Bidang Kesatuan Nomor 58 Tahun 2016 yang memiliki
Bangsa dan Politik Dalam Negeri tujuan memberikan informasi menge-
dalam tiga kali kegiatan. nai Organiasasi Kemasyarakat di Kota
Depok sehingga dalam penyelengga-
Kebijakan Resentralisasi Perizinan raan Kebijakan Resentralisasi Perizin-
an Organisasi Kemasyarakatan dapat
Organisasi Kemasyarakatan di Kota
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
Depok
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Kebijakan dilaksanakan pemerintah 57 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan
guna mencapai tujuan sesuai dengan Pengelolaan Sistem Informasi Organisasi
aturan pelaksanaannya yang ada. Kemasyarakatan.
Kebijakan Resentralisasi Perizinan
Berdasarakan Peraturan Pemerintah
Organisasi Kemasyarakatan di Kota Depok
Nomor 58 Tahun 2016 pada BAB
diselenggarakan berdasarakan Peraturan
II mengenai Pendaftaran Organisasi
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2016, terkait
Kemasyarakatan menerangkan bahwa
Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan
Ormas berbadan hukum dinyatakan
yang diperjelas pelaksanaannya dalam
terdaftar setelah mendapatkan pengesahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
badan hukum dari menteri yang
57 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan
menyelenggarakan urusan pemerintahan
Pengelolaan Sistem Informasi Organisasi
di bidang hukum dan hak asasi manusia.
Kemasyarakatan.
Ormas tidak berbadan hukum terdaftar
setelah mendapatkan Surat Keterangan
Tujuan dan Kinerja Kebijakan
Terdaftar yang diterbitkan oleh Menteri
Suatu kebijakan didasari oleh peraturan Dalam Negeri. Ormas yang telah
yang telah ditetapkan oleh pemerintah mendapatkan pengesahan badan hukum
dalam bentuk peraturan perundang- pengurus Ormas melaporkan keberadaan
undangan. Pelaksanaan Kebijakan kepengurusannya di daerah kepada
Resentralisasi Perizinan Organisasi Pemerintah Daerah setempat dengan
Masyarakat di Kota Depok merupakan melampirkan surat keputusan pengesahan
kewenangan Kantor Kesatuan Bangsa status badan hukum dan susunan
dan Politik Kota Depok yaitu sebagai kepengurusan di daerah.

23
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Meskipun Kesbangpol Kota Depok


Kepala Seksi Hubungan Antara Lembaga memilikikewenangandalammelaksanakan
dan Politik Dalam Negeri (tanggal 22 pengawasan dan pembinaan di daerah
Januari 2018) bahwa “Surat Keterangan namun apabila administrasi ormas dari
Terdaftar ormas yang tidak berbadan hukum pusat tidak lengkap yang diterima maka
ditarik ke Kementerian Dalam Negeri dan timbul kesulitan dalam pelaksanaan
Surat Keterangan Terdaftar ormas yang pengawasan dan pengendalian ormas
berbadan hukum ditarik ke Kementerian di Kota Depok sebab data ormas yang
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hal terdaftar di pusat tidak diterima seluruhnya
tersebut disebabkan karena kekhawatiran oleh Kesbangpol kota Depok bahkan ada
ormas yang bertentangan dengan konstitusi yang tidak dilaporkan.
yang dikeluarkan oleh daerah.” Poin selanjutnya pada Peraturan
Berdasarkan pernyataan di atas dapat Pemerintah Nomor 58 Tahun 2016 yang
diketahui proses pendaftaran ormas yang menjelaskan bahwa Ormas yang telah
ditarik ke kementrian disebabkan adanya mendapatkan pengesahan badan hukum
kekhawatiran ormas yang bertentangan pengurus Ormas melaporkan keberadaan
dengan Pancasila dan Undang-Undang kepengurusannya di daerah kepada
Dasar 1945 serta adanya rasa kedaerahan Pemerintah Daerah setempat dengan
ormas yang dapat menimbulkan melampirkan surat keputusan pengesahan
perpecahan, maka pemerintah pusat status badan hukum dan susunan
mengambil kebijakan pemberian Surat kepengurusan di daerah.
Keterangan terdaftar ormas ditarik oleh Dengan demikian, ormas yang berada
kementerian bukan lagi di Kantor Kesatuan di Kota Depok seharusnya melaporkan
Bangsa dan Politik Kota Depok. keberadaanya di Kantor Kesbangpol Kota
Sebagai dampak dari pelaksanaan Depok setelah mendaftarkan keberadaan
pendaftaran ormas di pusat ini organisasinya di Kemenkumham
kenyataannya pemerintah daerah menjadi atau Kemendagri agar segala bentuk
sulit mengendalikan ormas yang telah kepengurusannya dan kegiatannya
terdaftar di pusat sebab tidak semua data terdata di Kantor Kesbangpol Kota
ormas yang terdaftar di pusat diketahui Depok guna melaksanakan pengawasan
Kesbangpol Kota Depok. Dengan dan pembinaan. Namun dari informasi
demikian, kebijakan resentralisasi yang diperoleh ditemukan bahwa tidak
pendaftaran ormas menimbulkan semua ormas yang berada di Kota Depok
masalah pada pelaksanaan pengawasan melaporkan keberadaanya di Kesbangpol
dan pembinaan di daerah sebab tidak kota Depok.
memungkinkan bila pemerintahan pusat Adanya ormas yang tidak melaporkan
yang mengambil alih dalam pengawasan keberadaanya di Kesbangpol kota Depok
dan pembinaan seluruh ormas yang ada di disebabkan adanya aturan pemerintah
Indonesia. Selain itu, pemerintah daerah yang hanya mengatur ormas yang tidak
yang ingin memberikan pembinaan dan berbadan hukum yang dimaksudkan
pengawasan ormas di Kota Depok menjadi untuk pencatatan dalam administrasi
sulit sebab tidak diketahui ormas yang pemerintahan dengan diberikan SKT
telah terdaftar secara keseluruhan. oleh pemerintah yang diselenggarakan

24
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

oleh menteri. Sedangkan materi muatan kesadaran dari ormas Pemuda Pancasila
mengenai pendataan ormas dalam yang disebabkan kurang paham tentang
Peraturan Pemerintah ini tidak diatur. Hal peraturan pendirian organisasi masyarakat,
ini disebabkan adanya putusan MK Nomor sehingga ormas hanya menunggu perintah
82/PUU-XI/2013 bahwa ormas yang tidak untuk melaporkan keberadaanya padahal
berbadan hukum dapat mendaftarkan diri pelaporan kepada Kantor Kesbangpol
kepada instansi pemerintah dan dapat pula Depok merupakan hal awal yang harus
tidak mendaftarkan diri. dilakukan sebelum melaksanakan
Berdasarkan pernyataan di atas wajar bila kegiatannya di Kota Depok.
masih ada ormas yang tidak mendaftarkan Strategi Kebijakan
kembali ke Kesbangpol kota Depok sebab
tidak adanya kewajiban untuk mendaftarkan Strategi dalam suatu kebijakan
ormas kembali ke Kesbangpol daerah. diperlukan agar pelaksanaan kebijakan
Namun dalam Peraturan Pemerintah Nomor di lapangan sesuai dengan tujuan yang
58 Tahun 2016 telah dijelaskan bahwa diharapkan dan mendapatkan hasil yang
ormas yang telah mendaftarkan ke pusat optimal. Begitupun dalam pelaksanaan,
untuk melaksanakan pelaporan kembali ke Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
kesbangpol daerah. Berdasarkan putusan 2016 yang diperjelas pelaksanaannya dalam
MK menyatakan peraturan pemerintah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
mengenai pelaporan ormas tidak memiliki 57 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan
kekuatan hukum yang mengikat sehingga Pengelolaan Sistem Informasi Organisasi
membingungkan pendiri ormas mengenai Kemasyarakatan sebagai pedoman dalam
kewajiban pelaporan di Kantor Kesbangpol pelakasaaan Kebijakan Resentralisasi
Kota Depok. Perizinan Organisasi Kemasyarakatan di
Kota Depok.
Kemudian di kesempatan berikutnya
penulis menemui ormas yang belum Berdasarkan hasil wawancara dengan
melaporkan keberadaan ormasnya di Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan
Kantor Kesbangpol Kota Depok yaitu Politik Kota Depok pada 24 Januari 2018,
Ormas Pemuda Pancasila. Ormas ini dikatakan bahwa Kantor Kesbangpol
merupakan ormas nasional yang terkenal Depok memiliki kewenangan dalam
namun keberadaanya tidak dilaporkan mengawasi dan membina ormas yang ada
di kantor Kesabangpol Kota Depok. di Kota Depok. Dalam pelaksanaanya
Hasil wawancara dengan Bapak Heri dilakukan melaui Rapat Koordinasi Ormas
Banok sebagai Penasihat Ormas Pemuda dan Jambore Ormas yang dilaksanakan
Pancasila Kota Depok (tanggal 25 Januari setiap tahunanya yang dihadiri ormas yang
2018) diperoleh keterangan bahwa alasan telah melaporkan kembali ke Kesbangpol
belum melaksanakan pelaporan kembali Depok saja dan menerapkan strategi
ke Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik kebijakan yang dilaksanakan Kesbangpol
Kota Depokkarena belum adanya arahan Depok melalui sosialisasi, koordinasi dan
dan himbauan dari pimpinan pusat untuk pengawasan.
melaporkan ke Kantor Kesbangpol. Dari hasil wawancara tersebut Kantor
Berdasarkan hasil wawancara Kesbangpol Kota Depok berupaya agar
tersebut terlihat masih kurang adanya kebijakan resentralisasi perizinan ormas ini

25
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

dapat dilaksanakan secara optimal, maka Perkumpulan Warga Tulang Sehat


harus dilakukan sosialisasi, koordinasi dan Indonesia Kota Depok (Kamis, 25 Januari
pengawasan. 2018), bahwa Kesabangpol Depok sudah
berupaya melaksanakan Rapat Koordinasi
Sosialisasi Ormas dengan melaksanakan sosialisasi
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
Sosialisasi merupakan bagain dari 2016 yang dihadiri oleh Ormas yang
tindakan pemberitahuan dan pengenalan telah melaporkan keberadaanya di Kator
pada sesuatu yang baru, termasuk Kesbangpol Kota Depok. Namun hal
petunjuk pelakasanaannya. Namun tersebut belum cukup optimal sebab
dalam kenyataan antara perencanaan dan sasaran sosialisasi Peraturan Pemerintah
pelaksanaan belum tentu sesuai. Nomor 58 Tahun 2016 sebaiknya
Dikutip dari wawancara dengan diberikan pada ormas yang baru terdaftar
Camat Sukmajaya (tanggal 15 Januari di Kemenkumham atau di Kemendagri
2018), bahwa mekanisme pendaftaran agara kebijakan Resentralisasi perizianan
ormas yang dilakukan oleh pemerintahan Ormas di Kota Depok dapat berjalan
di tingkat kecamatan. Sampel kecamatan dengan optimal.
yang diambil peneliti dalam wawancara
ini merupakan kecamatan yang memiliki Koordinasi
jumlah penduduk paling banyak di
Kota Depok sehingga wajar bila masih Koordiinasi yang baik diperlukan
ada ormas yang belum melaksanakan untuk menciptakan sistem administrasi
pelaporan ormas di Kantor Kesbangpol publik yang dapat memajukan bangsa
Kota Depok. Indonesia dari keterpurukan birokrasi
serta membangun sinergitas antara
Begitu juga terkait pelaporan pemerintah, masyarakat dan swasta. Suatu
keberadaan ormas di Kota Depok dengan kebijakan akan berhasil jika kerja sama
alasan belum adanya pemberitahuan dari diantara instansi yang berkesinambungan.
Pimpinan Pusat Ormas Pemuda Pancasila Pelaksanaan kebijakan Perizinan
karena belum diketahuinya Peraturan Organisasi Kemasyarakatan ini banyak
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2016, bahwa pihak yang terkait di antara Kemendagri,
ormas yang telah mendapatkan surat Kemenkumham, Kemenlu, Dinas Sosial,
keterangan terdaftar di kementerian pusat dan Kesbangpol yang terhubung.
untuk melaksanakan pelaporan kembali ke
Kesbangpol daerah. Berdasarkan hasil wawancara
mengenai koordinasi yang dilakukan
Sosialisasi yang diberikan Kesbangpol Kemenkumham dan Kemendagri ternyata
Kota Depok melaui Jambore Ormas dan masih belum terjalin sehingga pada
Rapat Koordinasi Ormas merupakan saat Kesbangpol Kota Depok menerima
tempat kumpul berbagai ormas sehingga pelaporan dari ormas yang berbadan
setiap ormas akan mendapatakan informasi hukum kemudian diverifikasi ulang
mengenai sosialisasi Peraturan Pemerintah masih terdapat prasyarat yang berbeda
Nomor 58 Tahun 2016. sehingga menyulitkan Kesbangpol Kota
Berdasarkan wawancara yang Depok untuk menjalakan pengawasan dan
dilakukan peneliti pada Pendiri pembinaan ormas serta tertib administrasi

26
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

yang telah dilaksanakan oleh Kesbangpol saja tidak semua tim terpadu di tingkat
Kota Depok daerah datang untuk membantu proses
Observasi dari peneliti terdapat survey lokasi ormas hanya saja ada yang
temuan bahwa ada ormas telah diberikan mewakilinya.
Surat Terdaftar dari Kemenkumham
yang mencantumkan nama walikota Pengawasan
sebagai penasihat ormas tersebut namun
ormas tersebut tidak melampirkan Langkah selanjutnya yaitu
surat kesediaan atau persetujan dari melaksanakan pengawasan Ormas sesuai
pejabat negara, pejabat pemerintahan dengan kewenangan Kantor Kesatuan
yang namanya dicantumkan dalam Bangsa. Pelaksanaanya seperti survey
kepengurusan Ormas. Hal ini tentunya lapangan, melaksanakan rapat koordinasi
sangat membahayakan pejabat yang telah Ormas dan jambore Ormas yang dihadiri
ditunjukapabilaormastersebutmelakukan oleh Ormas yang telah terdaftar pada
pelanggaran. Kemudian ormas tersebut Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
melaporkan pada Kesbangpol Daerah Depok.
dan verifikasi berkas tidak sesuai dengan Pengawasan dilakukan oleh
prasyarat. Pihak Kesbangpol tidak dapat Kantor Kesatuan Bangsa Kota Depok
menolak pelaporan ormas tersebut sebab guna memastikan keadaan Organisasi
ormas tersebut sudah terdaftar secara Kemasyarakatan. Hal ini diperkuat
online di Kemenkumham tanpa adanya dengan pernyataan dari Kepala Seksi
pengecekan susunan kepengurusan Hubungan Antara Lembaga dan Politik
yang ada maka kebijakan yang diambil Dalam Negerii (Senin, 22 Januari 2018),
oleh Kepala Kantor adalah menerbitkan bahwa bentuk pengawasan internal
Surat Keterangan Pelaporan Ormas dan yang dilakukan oleh Kantor Kesatuan
LSM dengan Syarat mengganti struktur Bangsa dan Politik Kota Depok dalam
kepengurusannya. Berdasarkan temuan meningkatkan kinerja dan akuntanbilitas
tersebut terlihat kurang koordinasi antara serta menjamin terlaksananya fungsi dan
Kesbangpol dengan Kemenkumham tujuan Ormas yang ada di Kota Depok.
mengenai prasyarat pendaftaran ormas. Menurut observasi peneliti pengawasan
internal ini berfungsi menegakkan kode
Selain itu, dalam proses verifikasi
etik organisasi dan bila ada yang melanggar
berkas pendaftaran ormas diperlukan dapat diberikan sanksi sesuai dengan
kerja sama dengan kepolisian, tentara, AD/ART Ormas, namun Kesbangpol
kejaksaan, badan intelejen negara dan tidak ikut campur urusan internal ormas
pemerintahan daerah di tingkat kecamatan/ hanya saja mengawasi. Selain itu terdapat
kelurahan sebagai pelaksana survey pengawasan eksternal yang dilakukan
lokasi dan tempat kegiatan ormas. Dalam oleh Masyarakat dan Pemerintah yang
pelaksanaan survey pemerintah daerah berkoordinasi dengan Kementerian/
melakukan koordinasi dengan lembaga Lembaga terkait.
yang terkait sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut sesuai pernyataan
Dengan demikian, pelaksanaan koordinasi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor
dengan lembaga lain sudah baik hanya Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Depok

27
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

(Kamis, 18 Januari 2018), bahwa bentuk akan diberikan Surat Keterangan


pengawasan eksternal yang dilakukan Pelaporan Ormas dan LSM. Surat
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Keterangan Pelaporan Ormas dan LSM
Kota Depok dalam pelaksanaan kegiatan merupakan suatu kebijakan yang telah
salah satunya melakukan monitoring dilaksanakan Kepala Kantor Kesatuan
secara mendadak ke lokasi organisasi Bangsa dan Politik Kota Depok dalam
kemasyarakatan tersebut. Setiap tindakan pelaksanaan upaya preventif. Dengan
dan perilaku organisasi kemasyarakatan demikian memudahkan pemerintahan
yang ada di Kota Depok dilakukan kota untuk melakukan kegiatan
pengawasan internal dan eksternal. Hal ini pengawasan dan pembinaan ormas
diperlukan sebab Kantor Kesatuan Bangsa di Kota Depok. Telah terlampir pada
dan Politik Kota Depok sampai saat ini Lampiran I yaitu terdapat 109 ormas
belum sepenuhnya dapat mengendalikan dan LSM yang telah melapor pada
seluruh organisasi kemasyarakatan yang Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
ada di Kota Depok. Kota Depok.
• Membuat Surat Himbauan kepada
Upaya Pemkot Depok Untuk Mengatasi
Ormas di Kota Depok
Permasalahan Terkait Resentralisasi
Surat himbauan mengenai prosedur
Perizinan Ormas di Kota Depok
pendaftaran ormas ditunjukkan
Kebijakan Resentralisasi Perizianan kepada masyarakat dan Ormas yang
Organisasi Kemasyarakatan di Kota berada di Kota Depok, melalui
Depok menimbulkan permasalahan baru sosialisasi dan bersurat pada
yaitu kurang optimalnya pelaksanaan pelaksana teknis di tingkat kelurahan
pengawasan dan pemberdayaan Organisasi dan kecamatan di Kota Depok. Kini
Kemasyarakatan akibat bermasalahnya Kantor Kesbangpol Kota Depok baru
Sistem Informasi Ormas. sehingga melaksanakan himbauan secara lisan
Pemerintahan Kota Depok melalui pada saat melaksanakan musrembang
kewenangan Kantor Kesatuan Bangsa dan yang dihadiri oleh lurah dan camat se
Politik melakukan berbagai cara untuk Kota Depok dan ingin melaksanakan
mengatasi pemasalahan terkait Kebijakan perumusan pembutan surat himbauan
Resentralisasi Perizianan Organisasi yang akan disebar ke kelurahan atau
Kemasyarakatan di Kota Depok. kecamatan. Tujuannya agar ormas
Adapun upaya Kantor Kesatuan yang berada di kota Depok dapat
Bangsa dan Politik Kota Depok untuk melaporkan kembali keberadaan
ormasnya pada kantor Kesbangpol
mengatasi permasalahan dengan
melakukan langkah-langkah antisipasi Kota Depok.
sebagai berikut. • Koordinasi antara Kementerian atau
• Setiap Ormas wajib membuat Surat Lembaga-lembaga terkait. Sistem
Keterangan Pelaporan Ormas dan Informasi Ormas
LSM Koordinasi mengenai data ormas Sistem
Ormas yang telah melaporkan kembali Informasi Ormas sesuai dengan
keberadaan ormasnya di Kota Depok Peraturan Menteri Dalam Negeri

28
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

Nomor 57 Tahun 2017 penting. strategi kebijakan Kesbangpol Kota


Pada nyatanya Sistem Informasi Depok yang masih menghadapi
Ormas tidak berjalan sebab diantara kendala terkait sosialisasi, koordinasi
Kementerian atau Lembaga terkait dan pengawasan pendaftaran
tidak menyatukan data ormas yang organisasi kemasyarakatan akibat
terdaftar dalam satu situs online yang adanya kebijakan resentralisasi
terpusat sehingga tidak semua ormas yang berdampak panjangnya
terverifikasi oleh Kantor Kesbangpol birokrasi dalam pendaftaran
Kota Depok. organisasi kemasyarakatan sehingga
• Melaksanakan Pemetaan Ormas pengendalian di Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Depok
Pemetaan ini telah dilaksanakan oleh menjadi sulit.
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Depok sejak bulan Maret 2. Upaya Pemkot Depok untuk mengatasi
2017. Pemetaan Ormas sesuai jenis kendala terkait sosialisasi, koordinasi
kegiatannya dapat memudahkan untuk dan pengawasan pendaftaran
menghubungkan pola kerja sama organisasi kemasyarakatan akibat
antara Organisasi Perangkat Daerah Kebijakan Resentralisasi Perizinan
Kota Depok yang ada dengan Ormas Organisasi Kemasyarakat di Kota
yang telah melaporkan ke Kantor Depok yaitu:
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota a. Mewajibkan setiap Organisasi
Depok. Kemasyarakatan di Kota Depok
untuk membuat Surat Keterangan
Selain itu pemetaan ini berfungsi Pelaporan Ormas dan LSM yang
melakukan pengawasan dan pemberdayaan ada
ormas di Kota Depok. Apabila pemerintah
kota melaksanakan suatu kegiatan yang b. Pemkot Depok membuat surat
berhubungan dengan kesehatan maka himbauan kepada Organisasi
dengan mudahnya pemerintah kota Depok Kemasyarakatan untuk
melaporkan keberadaannya
meminta bantuan pada ormas yang bergerak
kepada Kesbangpol Kota Depok.
di bidang kesehatan. Dan apabila terjadi
kerusuhan dalam suatu kegiatan akibat c. Pemkot melakukan koordinasi
ulah ormas maka pemerintah kota Depok dengan instansi atau lembaga-
dapat mengatasi dan mengendalikannya. lembaga lain terkait Sistem
Informasi dan Data Ormas di
Kota Depok
d. Pemerintah Kota Depok melalui
SIMPULAN
kantor Kesbangpol melakukan
Berdasarkan uraian analisis pada bab pemetaan keberadaan Ormas dan
sebelumnya maka dapat diambil simpulan LSM.
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kebijakan Resentralisasi SARAN
Perizinan Organisasi Kemasyarakat
di Kota Depok belum optimal. Hal Berdasarkan simpulan di atas,
ini dapat dilihat dari kinerja dan maka diusulkan beberapa saran yang

29
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

diharapkan berguna dan bermanfaat Nugroho, Riant. 2014.Public Policy Teori,


bagi keberhasilan dalam pelaksanaan Manajemen, Dinamika, Analisis,
Kebijakan Resentralisasi Perizinan Konvergensi dan Kimia Kebijakan.
Organisasi Kemasyarakatan di Kota Edisi 5. Jakarta: PT. Gramedia
Depok, di antaranya: Nurdin, Ismail. 2015. Budaya Organisasi
1. Peningkatan kesadaran Organisasi Konsep Teori dan Implementasi.
Kemasyarakatan dengan melaksanakan Malang: UB Press
sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Robbins, Stepheh P. 1994. Organizations
Negeri Nomor 57 Tahun 2012 tentang Theory: Structure, Design, and
Pedoman Pendaftaran Sistem Informasi Applications. Diterjemahkan oleh
Ormas di Kota Depok. Jusuf Udaya. Jakarta: Arcan
2. Meningkatkan strategi dan kinerja Sangadji,E dan Sopiah. 2010. Metodologi
aktor yang terlibat dalam pembuatan Penelitian – Pendekatan Praktis dalam
dan pelaksana kebijakan sesuai Penelitian. Yogyakarta: ANDI
dengan isi Implementasi Kebijakan
Shofiandy, Musa. 2015. Komunikasi Poitik.
Resentralisasi Perizinan Organisasi
Yogyakarta: Genta Press
Kemasyarakatan di Kota Depok.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian
3. Berkerjasama dengan Kementerian
atau Lembaga lainnya terkait perizinan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Organisasi Kemasyarakatan untuk Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif
membuat satu data base Organisasi Kualitataif dan R&D. Cetakaka ke 25.
Kemasyarakatan secara online . Bandung: Alfabeta
Syafri, Wirman dan P, Israwan Setyoko.
2008. Implementasi Kebijakan Publik
DAFTAR PUSTAKA dan Etika Profesi Pamong Praja.
Agustino, Leo. 2016. (Ed. Revisi). Dasar- Jatinangor: Alqa Prisma Interdelta
dasar Kebijakan Publik. Bandung: Tachjan.2006. Implementasi Kebijakan Publik.
Alfabeta Bandung: AIPI Bandung – Puslit KP2W
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Lembaga Penelitian UNPAD
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Wasistiono, Sadu dan Fernandes,
Jakarta: PT Rineka Cipta Simangunsong. 2014. Metodologi
Dickovick,T. 1973.Decentralization and Ilmu Pemerintahan (Edisi Revisi
Recentralization in the Developing yang Diperluas). Jatinangor: IPDN
World: Comparative Studies From Press
Africa And Latin America. US: Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik (Teori,
The Pennsylvania State University Proses dan Studi Kasus). Yogyakarta:
Press CAPS
HR, Ridwan. 2011. Hukum Administrasi Peraturan Perundang-Undangan
Negara. Cetakan ke 6. Jakata: PT Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2013
RajaGrafindo Persada tentang Organisasi Kemasyarakatan
Nazir. 2014. Metode Penelitian. Cetakan ke Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang
10. Bogor: Ghalia Indonesia perubahan atas Undang–Undang

30
Penerapan Kebijakan Resentralisasi ... (Mohammad Rifa’i, Kurnia Fitriani Pamungky)

Nomor 17 Tahun 2013 tentang Internet


Organisasi Kemasyarakatan Ahmad, La Ode. 2017. Rapat Kordinasi
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2016 Penguatan Kapasitas Ormas dalam
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Rangka Sosialisasi Peraturan
Nomor 17 Tahun 2013 Perundang-Undangan dalam Bidang
Ormas di Jatinangor, 5 Oktober 2017
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Hertanto. 2015. Undang-Undang Nomor 23
Indonesia Nomor 57 Tahun 2017
Tahun 2014: Pemerintahan Daerah
tentang Pendaftaran dan Pengelolaan
yang Efektif-Efisien dan Resentralisasi.
Sistem Informasi Organisasi
[Proceeding Seminar Nasional].
Kemasyarakatan
Lampung: FISIP UNILA. Diunduh
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 8 Tahun tanggal 17 Oktober 2017
2008 tentang Organisasi Perangkat
http/ www.solopos.com. Mekanisme
Daerah
Pendaftaran Ormas dan LSM
Peraturan Walikota Depok Nomor 33 Tahun Membingungkan . Jumat, 13 Oktober
2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan 2017
Uraian Tugas Kantor Kesatuan Bangsa http/ radardepok.com. 50 Ormas dan LSM
dan Politik Kota Depok. Bodong. Sabtu, 11 November 2017.

31
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 4, No. 1, Juni 2019: 13–31

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy