HOL Computer Networks
HOL Computer Networks
HOL Computer Networks
Hands on Lab
Januari 2018
For the latest information, please see bluejack.binus.ac.id
i |Pag e
Information in this document, including URL and other Internet Web site references, is
subject to change without notice. This document supports a preliminary release of software
that may be changed substantially prior to final commercial release, and is the proprietary
information of Binus University.
The entire risk of the use or the results from the use of this document remains with the
user. Complying with all applicable copyright laws is the responsibility of the user. Without
limiting the rights under copyright, no part of this document may be reproduced, stored in
or introduced into a retrieval system, or transmitted in any form or by any means
(electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise), or for any purpose, without
the express written permission of Binus University.
Binus University may have patents, patent applications, trademarks, copyrights, or other
intellectual property rights covering subject matter in this document. Except as expressly
provided in any written license agreement from Binus University, the furnishing of this
document does not give you any license to these patents, trademarks, copyrights, or other
intellectual property.
Unless otherwise noted, the example companies, organizations, products, domain names, e-
mail addresses, logos, people, places and events depicted herein are fictitious, and no
association with any real company, organization, product, domain name, email address,
logo, person, place or event is intended or should be inferred.
The names of actual companies and products mentioned herein may be the trademarks of
their respective owners.
ii | P a g e
Table of Content
OVERVIEW .................................................................................................................................. iii
Chapter01 - Introduction to Networking......................................................................................... 1
Chapter02 - Crimping ................................................................................................................... 13
Chapter03 - Introduction to TCP/IP and Subnetting..................................................................... 21
Chapter04 - Router Configuration ................................................................................................ 41
Chapter05 - Routing...................................................................................................................... 53
Chapter06 - Access List ................................................................................................................ 64
Chapter07 - VLAN........................................................................................................................ 74
Chapter08 - Wi Fi ......................................................................................................................... 84
REFERENCES ............................................................................................................................. 92
iii | P a g e
OVERVIEW
Chapter 01
• Introduction to Networking
Membahas konsep jaringan komputer, topologi jaringan, perangkat jaringan, dan
pengenalan 7 Layer OSI.
Chapter 02
• Crimping
Membahas cara crimping kabel UTP dengan memperhatikan urutan dan fungsi dari tiap
jenis kabel UTP CAT-5.
Chapter 03
• Introduction to TCP/IP and Subnetting
Membahas konsep TCP/IP meliputi pengalamatan IP pada layer 3 OSI dan aplikasi
subnetting. Selain itu, juga membahas MAC address, frame dan paket, dan IPv6.
Chapter 04
• Router Configuration
Membahas konfigurasi ip address pada interface router baik dilakukan pada packet tracer
maupun MikroTik.
Chapter 05
• Routing
Membahas konsep routing pada router, mekanisme static dan dynamic routing.
Chapter 06
• Access List
Membahas konsep access list, pembuatan access list dan penerapannya.
Chapter 07
• VLAN
Membahas konsep VLAN, pembuatan VLAN dan penerapannya.
1|Pag e
Chapter 01
Introduction to Networking
2|Pag e
• Topologi mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap
perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam
jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi
langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Topologi mesh biasanya
digunakan di jaringan yang memerlukan ketersediian jaringan (uptime) tinggi seperti
pada jaringan datacenter.
5|Pag e
o Twisted Pair
Twisted Pair adalah jenis kabel yang dua konduktornya digabungkan dengan
tujuan untuk mengurangi atau meniadakan gangguan elektromagnetik dari luar.
Ada 2 jenis kabel Twisted Pair, yaitu UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP
(Shielded Twisted Pair). Perbedaan antara kedua jenis kabel tersebut adalah pada
bagian dalam dari kabel, STP memiliki lapisan di bagian dalam kabel sedangkan
UTP tidak.
7|Pag e
o Fiber Optic
Pada fiber optic, transmisi data dilakukan dengan menggunakan cahaya, berbeda
dengan copper cable (kabel tembaga: UTP, STP, coaxial) yang menggunakan
sinyal listrik. Hal tersebut menghasilkan jarak tempuh yang lebih jauh dan
kecepatan yang lebih tinggi serta tidak terpengaruh terhadap cuaca, panas dan juga
elektrimagnetik sehingga kabel fiber optic dapat memberikan performa serta
kapasitas yang jauh lebih tinggi dari kabel tembaga, oleh karena itu kabel fiber
optic biasanya digunakan untuk koneksi jarak jauh maupun koneksi yang
memerlukan kecepatan tinggi seperti pada backbone dan interkoneksi atar daerah.
• Repeater
Repeater berfungsi untuk memperpanjang rentang jaringan dengan cara memperkuat
sinyal elektronik. Repeater dapat digunakan untuk sinyal analog maupun digital dan
biasanya digunakan untuk transmisi data jarak jauh. Dan dapat juga digunakan untuk
menggabungkan beberapa segmen suatu jaringan yang besar, misalnya apabila
menggunakan kabel terdapat keterbatasan, maka Repeater sangat dibutuhkan dalam
hal ini.
• Hub
Hub adalah sebuah perangkat yang menyediakan suatu jalur fisik bagi suatu sinyal
untuk dapat menyeberang dari satu kabel ke kabel berikutnya. Pada dasarnya, hub
8|Pag e
merupakan repeater dengan banyak port, maka hub hanya menguatkan sinyal listrik
yang masuk ke dalam salah satu portnya, dan meneruskan sinyal itu ke semua port yang
lain.
Karena hub hanya bekerja menguatkan sinyal tanpa melakukan pemrosesan apapun,
maka tiap-tiap port pada hub selalu merupakan bagian dari segmen jaringan
(collisiondomain yang sama).
• Bridge
Bridge pada umumnya mirip menyerupai hub. Bridge adalah perangkat dengan 2
port, yang biasanya digunakan untuk menghubungkan segmen jaringan yang satu
dengan segmen jaringan yang lain. Bedanya dengan hub adalah bridge adalah bridge
melaksanakan pemeriksaan terhadap data yang datang, dan membuat keputusan
apakah data ituboleh dilewatkan atau tidak. Bridge bekerja pada lapisan 2 OSI
(misalnya MAC Address).
• Switch
Sekilas switch sangat mirip dengan hub, tetapi keduanya berbeda. Switch ini adalah
perkembangan dari hub dan bridge, punya port banyak seperti hub dengan cara kerja
seperti bridge. Pada switch, frame diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan
dalam table MAC Address yang dimiliki switch. Switch bekerja pada layer 2 (Data
Link) pada model OSI.
Cara kerja switch:
✓ Pada saat frame diterima switch, akan diperiksa apakah MAC address (dalam table
MAC Address) yang dituju tersambung pada port yang sama dengan MAC
address pengirim.
✓ Jika pada port yang sama maka pengiriman frametidak diteruskan.
9|Pag e
✓ Jika tidak, maka frameakan diteruskan ke port jaringan yang mengandung MAC
address tujuan.
✓ Dengan demikian terbentuk jalur logikal dalam switch antar membuat dua buah
komputer/end-device yang berkomunikasi, sehingga perangkat jaringan lainnya
tidak terganggu. Dengan demikian pada switch kecepatannya tidak terbagi-bagi,
melainkan masing - masing port memiliki bandwidth yang penuh sehingga
kecepatan tranfer data pun akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hub.
Pada awalnya, switch merupakan perangkat bridge dengan banyak port. Namun, kini
switch memiliki perbedaan secara fungsional. Pertama, switch dapat menangani
beberapa sambungan sekaligus. Artinya switch dapat mengirim dan menerima frame-
frame secara bersamaan (full-duplex). Kedua, swicth memiliki sejumlah buffer
(memori sementara) yang digunakan untuk menampung frame-frame, sehingga
frame-frame itu dapat dikirimkan kembali. Fungsi ini bermanfaat jika terjadi
kepadatan trafik jaringan.
• Router
Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada layer OSI 3 (network layer).
Beberapa router bergabung, menghubungkan beberapa segment jaringan atau bahkan
seluruh jaringan. Router mengirimkan data berdasarkan informasi pada layer 3.
11 | P a g e
Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawab secara khusus pada
proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk memaketkan data
menjadi frame-frame, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi
terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”.
“Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di
komputer. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual,
bagaimana data dikirimkan dari perangkat yang satu ke perangkat yang lain.
1.5. Exercise
1. Apakah yang dimaksud dengan jaringan komputer?
2. Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menentukan suatu topologi
jaringan?
3. Apa yang akan terjadi jika koneksi pada suatu komputer pada jaringan bus terputus?
Bagaimana jika jaringan tersebut merupakan jaringan ring, star, atau mesh?
4. Kabel fiber optic dapat dibedakan menjadi 2 mode, yaitu single mode dan multimode.
Jelaskan perbedaan dari single mode dan multimode.
5. Apakah guna shield (pelindung) pada kabel twisted pair?
6. Apakah yang dimaksud dengan LAN? Apa perbedaannya dengan WAN?
7. Jelaskan mengenai hub, switch dan router dan perbedaannya masing-masing!
8. Tuliskan cara kerja switch serta tulis dan jelaskan dua jenis switch!
9. Di mana letak layer Physical di OSI layer?Tuliskan tujuan utama layer physical!
10. Dimanakah letak kabel, repeater, hub, bridge, switch, dan router masing-masing pada
lapisan 7 layer OSI?
13 | P a g e
Chapter 02
Crimping
14 | P a g e
➢ Rollover Cable
✓ Digunakan untuk menghubungkan sebuah terminal komputer ke port router
console. Port console adalah port yang terdapat pada beberapa perangkat jaringan
yang digunakan untuk mengkonfigurasi perangkat tersebut. Port console tidak
digunakan untuk komunikasi data pada jaringan.
Kabel ini biasanya datar (dan berwarna biru muda) untuk membantu
membedakannya dari jenis lain pemasangan kabel jaringan. Diberi nama rollover
karena pinouts pada salah satu ujung dibalikkan dari ujung yang lain, seakan
kawat telah di-rollover dan kita melihatnya dari sisi lain. Kabel rollover ini lebih
dikenal sebagai kabel Yost atau lebih tepat yang "YostSerialDevice Wiring
Standar".
17 | P a g e
c. RJ-45
Testing Kabel
Untuk pengecekan, coba hubungkan 2 buah computer dengan kabel LAN yang telah kita
buat, lalu coba gunakan sintaks ping <ip address computer>
Contoh :
2.4 Exercise
1. Tuliskan urutan warna standar pada kabel straight, cross, dan rollover!
2. Kapan kabel straight dan kabel cross digunakan?
3. Jelaskan langkah-langkah crimping kabel!
4. Jelaskan maksud dari pewarnaan pada kabel! Ditujukan untuk fungsi apakah warna
oranye, hijau, biru, dan coklat?
5. Jelaskan maksud dari striped (kabel belang) dengan kabel yang solid (tidak belang)!
Mengapa masing-masing dari pasang kabel harus dipilin (twisted)?
6. Jenis kabel apakah (straight/cross) yang harus digunakan untuk menghubungkan
perangkat-perangkat di bawah.
• PC dengan laptop
• PC dengan switch
• Switch dengan router
7. Jelaskan fungsi dari NIC!
8. Perintah apa yang harus ditulis pada cmd, jika ingin mengetahui IP address pada
komputer? Perintah apa jika ingin mengetahui MAC Address?
9. Cobalah lakukan koneksi ping pada komputer Anda (localhost) dengan menggunakan
command prompt (run cmd), lalu ketik “ping localhost” (tanpa tanda petik dua). Apa
yang dimaksud dengan ping berdasarkan percobaan yang baru saja Anda lakukan,
serta berikan pula penjelasan apa yang dimaksud dengan IP 127.0.0.1!
10. Cobalah melakukan ping ke 10.22.64.15. Tuliskan apa yang Anda lihat! Apa syarat
suatu koneksi dikatakan bagus dan jelaskan hasil statistik ping tersebut!
21 | P a g e
Chapter 03
Introduction to TCP/IP and
Subnetting
22 | P a g e
3.1. TCP/IP
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu protokol (aturan)
yang memungkinkan kumpulan komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data di
dalam suatu jaringan.
Fungsi umum TCP adalah memecah pesan-pesan menjadi beberapa paket sehingga
bisa dikirimkan dan juga menyatukan kembali (reassemble) paket-paket itu kembali pada
stasiun tujuan. Fungsi umum IP adalah menangani alamat-alamat yang ada pada paket yang
dikirimkan sehingga dapat paket dapat menuju tujuan yang benar.
3.2. IP Addressing
IP address (Alamat IP) adalah suatu bilangan yang secara unik mendefinisikan setiap host
yang ada pada jaringan IP.
IP address terdiri dari 32-bit bilangan biner. Sebagai contoh, IP address dapat ditulis
sebagai berikut: 11000000101010001000100000011100. Untuk mempermudah
penulisan, digunakan format notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation) yang
mengelompokkan 32-bit menjadi 4 kelompok yang masing-masing 8-bit (oktet atau byte)
dan ditulis dalam bilangan desimal. Dengan demikian, contoh di atas dapat ditulis
menjadi 192.168.136.28.
• Kelas A
IP address kelas A didesain untuk jaringan-jaringan besar. Oktet (8-bit) pertama kelas
A merupakan netid, sedangkan 3 oktet sisanya adalah hostid. Dengan demikian, kelas
A dapat memiliki 126 jaringan dengan jumlah host 16777214 (224- 2) untuk setiap
jaringannya.
• Kelas B
Dua oktetpertama kelas B merupakan netid, sedangkan 2 oktet sisanya adalah hostid.
Dengan demikian, kelas B dapat memiliki 16384(64x256 atau 214) jaringan dengan
jumlah host sebanyak 65534 (216- 2) untuk setiap jaringannya.
• Kelas C
Tiga oktet pertama kelas C merupakan netid, sedangkan oktet terakhir adalah hostid.
Dengan demikian, kelas C dapat memiliki 2097152 (32x256x256 atau 221) jaringan
dengan jumlah host sebanyak 254 (28- 2) untuk setiap jaringannya.
• Kelas D
Alamat IP kelas D dicadangkan untuk skema multicast, yaitu kemampuan untuk
mengirimkan sebuah paket ke sekelompok perangkat yang tergabung ke dalam sebuah
grup multicast yang sama.
• Kelas E
Alamat IP kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen dan tidak digunakan.
24 | P a g e
Komponen penting dari IP addressing adalah subnet mask. Subnet mask adalah
bilangan 32-bit (sama seperti ip address) yang berperan untuk membantu router dalam
membedakan antara bagian jaringan dan bagian host dari suatu ip. Secara lebih spesifik,
router melaksanakan operasi AND antara ip address yang bersangkutan dengan subnet
mask.
Suatu subnet mask dapat dituliskan di posisi akhir setelah alamat ip. Sebagai contoh,
suatu alamat 192.168.2.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat dituliskan menjadi
192.168.2.0/24 dimana 24 adalah jumlah bit 1 yang ada pada subnet mask.
Suatu host tidak boleh memiliki ip address di mana semua bit dari hostid adalah 0.
Sebagai contoh: 192.168.20.0 (kelas C) atau 10.14.0.0 (kelas B). IP address di mana
semua bit hostnya 0 digunakan sebagai network address (alamat jaringan). IP address
192.168.20.0 merujuk ke jaringan 192.168.20.
Suatu host juga tidak boleh memiliki ip address di mana semua bit hostid adalah 1.
Sebagai contoh: 10.255.255.255 (kelas A), atau 10.14.255.255 (kelas B) atau
192.168.20.255 (kelas C). IP address di mana semua bit hostid-nya adalah 1 digunakan
sebagai broadcast address(alamat broadcast). Broadcast address merujuk ke semua host
yang ada pada jaringan yang bersangkutan. Misalnya, ip address 192.168.20.255 merujuk
ke semua host yang ada pada jaringan 192.168.20.
Contoh Soal:
Jawab:
Kelas ip address dari 137.21.15.70 adalah kelas B, karena berada dalam range 128-
191.x.y.z. Subnet mask defaultnya adalah 255.255.0.0 (subnet mask default untuk kelas
B). Network addressnya 137.21.0.0 dan broadcast addressnya 137.21.255.255. Ip address
137.21.15.80 juga memiliki alamat jaringan 137.21.0.0, oleh karenanya berada pada
jaringan yang sama, sedangkan 137.22.10.1 memiliki alamat jaringan 137.22.0.0
sehingga berada pada jaringan yang berbeda.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa ip address yang tidak dapat digunakan untuk
pengalamatan:
3.3. Subnetting
Contoh :
➢ Contoh dengan cara 1:
Soal:
Requirements:
Example:
2^h – 2 >= 33
2^6 - 2 >= 33
64 – 2 >= 33
62 >= 33
h=6
n = 32 – b – h
n = 32 – 24 – 6
= 255.255.255.192
Gunakan rumus ini: 2^total zero bit that remaining in new Subnet Mask
2^6 = 64
28 | P a g e
Jawab:
192.168.1.0 merupakan ip address kelas C dengan default subnet mask
255.255.255.0.
Dimana n adalah jumlah bit 1 yang ditambahkan pada subnet mask yang lama.
2n ≥ 2
n=1
Subnet Mask yang lama = 11111111.11111111.11111111.00000000
= 255.255.255.0.
Tambahkan sebanyak n bit 1 pada subnet mask yang lama. Maka,
tambahkan sebanyak 1
Penjelasan:
Divisi Finance dan Operasional dapat saling dipertukarkan antara jaringan ke-
1 dan ke-2. Dalam jawaban di atas, divisi Finance berada pada jaringan ke-1 yang
memiliki kisaran ip dari 192.168.1.0 hingga 192.168.1.127 sedangkan divisi
Operasional berada pada jaringan ke-2 yang memiliki kisaran IP dari
192.168.1.128 hingga 192.168.1.255.
Jaringan ke-1 memiliki alamat subnet / network id 192.168.1.0 dan alamat
broadcast 192.168.1.127. Sedangkan jaringan ke-2 memiliki alamat subnet /
network id 192.168.1.128 dan alamat broadcast 192.168.1.255. Oleh karenanya,
jumlah host yang dapat digunakan untuk tiap jaringan
adalah 128 – 2 = 126 host.
Jaringan Network Address Broadcast Address Range host yang dapat digunakan
1 192.168.1.0 192.168.1.127 192.168.1.1 – 192.168.1.126
2 192.168.1.128 192.168.1.255 192.168.1.129 – 192.168.1.254
karenanya, di dalam RFC 950, dokumen asli yang pertama kali mendefinisikan
subnet- subnet ini, penggunaan alamat subnet “all zeros” (seluruhnya terdiri dari bit
0) dan “all ones” (seluruhnya terdiri dari bit 1) tidak diizinkan.
Dewasa ini, telah digunakan protokol classless (tanpa klasifikasi) sehingga dapat
dengan mudah membedakan antara 192.168.1.0/24 ataupun 192.168.1.0/26. Dengan
demikian, tidak ada lagi batasan teknis untuk menggunakan subnet “all-zeros” atau
“allones”.
Contoh soal:
Suatu perusahaan memiliki alamat ip 172.16.0.0/16 ingin membuat 3 buah jaringan.
Jaringan pertama yang digunakan divisi Finance membutuhkan 2000 komputer, jaringan
kedua yang digunakan Divisi Operasional membutuhkan 500 komputer sedangkan
jaringan ketiga yang digunakan oleh Divisi Penelitian membutuhkan 3000 komputer.
Tentukan subnet mask yang baru yang dapat digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan perusahaan tersebut! Tentukan alokasi IP address untuk masing-masing divisi!
32 | P a g e
Jawab:
IP = 172.16.0.0/16 (class B)
Subnet Mask = 11111111.11111111.00000000.00000000
a. Divisi Penelitian
𝟐𝒉 − 𝟐 ≥ 𝟑𝟎𝟎𝟎
𝒉 ≥ 𝟑𝟎𝟎𝟐
𝟐𝟏𝟐 ≥ 𝟑𝟎𝟎𝟐
𝒉 = 𝟏𝟐
b. Divisi Finance
𝟐𝒉 − 𝟐 ≥ 𝟐𝟎𝟎𝟎
𝟐𝒉 ≥ 𝟐𝟎𝟎𝟐
𝟐𝟏𝟏 ≥ 𝟐𝟎𝟎𝟐
𝒉 = 𝟏𝟏
c. Divisi Operasional
𝟐𝒉 − 𝟐 ≥ 𝟓𝟎𝟎
𝟐𝒉 ≥ 𝟓𝟎𝟐
𝟐𝟗 ≥ 𝟓𝟎𝟐
𝒉=𝟗
172.16.0.1/20 –
Penelitian 172.16.0.0/20 172.16.15.255/20
172.16.15.254/20
172.16.16.1/21 –
Finance 172.16.16.0/21 172.16.23.255/21
172.16.23.254/21
35 | P a g e
172.16.24.1/23 –
Operasional 172.16.24.0/23 172.16.25.255/23
172.16.25.254/23
• Destination Mac Address adalah informasi tentang MAC Address tujuan sebesar 6
byte.
• Source MAC Address adalah informasi tentang MAC Address pengirim sebesar 6
byte.
• Ether Type adalah tipe dari frame Ethernet yang dikirim, sebesar 2 byte.
• Payload adalah isi data dari frame. Payload disebut juga sebagai paketatau
datagram (jika menggunakan unrealiable protocol seperti UDP). Payload inilah
yang disebut sebagai informasi pada layer 3 OSI. Ukuran payload ini beragam,
antara 46 hingga 1500 byte.
• CRC (Cyclic Redundancy Check) bit yang menandakan validitas dari suatu frame
yang dikirim, sebesar 4 byte.
3.7. IPv6
Meningkatnya kebutuhan internet membuat jumlah alamat yang tersisa pada sistem IP
sebelumnya, yaitu IPv4, menjadi semakin menipis. Oleh karenanya, dikembangkan IPv6
atau IPng (IP next generation) yang terdiri atas format 128-bit (16 oktet) ketimbang IPv4
yang hanya 4 oktet.
105.100.215.50.255.255.255.255.0.0.32.136.150.5.255.255
IPv6 di atas dapat ditulis dalam bentuk notasi hexadesimal dengan titik dua di mana
tiap-tiap kelompok 1-bit dituliskan dalam nilai hexadesimal dan dipisahkan oleh sebuah
tanda titik-dua. Dengan demikian, alamat di atas dapat ditulis menjadi:
Lebih jauh lagi, jika terdapat dua buah nilai 0 yang muncul berturut-turut dalam
alamat, maka dua buah tanda titik-dua digunakan untuk merepresentasikan bilangan nol
tersebut. Contoh:
38 | P a g e
6964 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : FFFF
6964 : : FFFF
o Pilih Internet Protocol (TCP/IP) seperti yang terlihat pada gambar di atas
o Lalu klik Properties
o Kemudian masukkan IP dan Subnet Masknya
3. Kemudian lakukan pengecekan terhadap jaringan yang telah kita buat dengan
menggunakan “ping”.
3.9. Exercise
1. Jelaskan fungsi dari TCP/IP!
Berdasarkan lapisan 7 OSI later, di lapisan manakah TCP/IP berada?
2. Jelaskan kegunaan dari subnet mask!
3. Apa kegunaan dari IP address? Apa kegunaan dari MAC address? Suatu komputer
memiliki alamat IP, namun mengapa komputer itu tetap membutuhkan MAC
address? Mengapa komputer yang ingin mengirimkan paket antar komputer (pada
jaringan Ethernet) tidak hanya cukup menggunakan MAC Address, tapi juga
membutuhkan IP address?
4. Diberikan suatu alamat IP 10.22.64.0 dengan subnet mask default. Tentukan:
a. Kelas manakah IP address tersebut?
b. Termasuk IP publik atau IP privat?
c. Subnet mask,
d. Network address dan broadcast address,
e. Berapa jumlah host yang dapat digunakan pada jaringan tersebut?
f. Apakah host dengan IP address 10.22.255.255 dapat berada pada jaringan yang
sama dengan IP tersebut.
5. Subnetting memiliki 2 tujuan utama, yaitu dilihat dari segi space dan segi
performance. Jelaskan maksud dari kedua tujuan tersebut!
6. Suatu perusahaan memiliki network address 154.20.0.0/16 dan ingin membagi IP
address tersebut agar dapat mengakomodasi minimal 20 jaringan (subnet). Tentukan
banyak jaringan yang terbentuk dari hasil subnetting! Tentukan subnet mask yang baru!
Berapa banyak host yang dapat digunakan untuk tiap subnet?
40 | P a g e
7. Untuk menyediakan lebih banyak subnet, suatu alamat kelas C diberi subnet mask
255.255.255.128.
a. Berapa banyak subnet yang tersedia?
b. Berapa banyak host dalam tiap subnet?
c. Tuliskan apa saja subnetnya!
8. Suatu jaringan IP dengan alamat jaringan 192.168.130.0 menggunakan subnet mask
255.255.255.224. Di subnet manakah tiap-tiap perangkat di bawah ini berada?
a. 192.168.130.10
b. 192.168.130.65
c. 192.168.130.100
d. 192.168.130.179
e. 192.168.130.222
f. 192.168.130.225
9. Jika suatu jaringan dilakukan subnetting menghasilkan beberapa subnet, atas dasar
pertimbangan apakah subnet pertama dan subnet terakhir tidak digunakan?
10. Apa perbedaan IP publik dan IP privat? Bagaimanakah cara mendapatkah IP publik?
Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam menyediakan IP publik tersebut?
11. ARP adalah protokol yang digunakan untuk melaksanakan resolusi alamat IP menjadi
alamat fisik. Terdapat 2 tipe ARP, yaitu ARP request dan ARP response. Jelaskan
cara kerja kedua tipe ARP tersebut!
12. Apa perbedaan frame dan paket?
41 | P a g e
Chapter 04
Router Configuration
42 | P a g e
4.1. Router
Router adalah suatu perangkat jaringan yang bekerja pada lapisan ke 3 (network layer)
layer OSI, yaitu mengirimkan paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain
yang berbeda. Dengan kata lain, router adalah penghubung antar 2 jaringan yang berbeda.
Berbeda dengan switch yang bekerja pada lapisan ke-2 (data link layer) OSI. Switch
tidak dapat meneruskan paket menuju jaringan yang berbeda dengan jaringan pengirimnya.
Cara kerja router yaitu membaca informasi ip address dari paket yang diterimanya dan
meneruskan ke jaringan yang dituju. Router berbeda dengan switch. Switch tidak dapat
membaca ip address, melainkan MAC address. Switch hanya meneruskan frame ke alamat
MAC address yang dituju.
Perlu diketahui juga bahwa router melakukan modifikasi terhadap MAC address
pada frame. Ketika suatu frame ditujukan ke router, maka MAC address tersebut
ditujukan ke MAC address router, kemudian router meneruskan frame tersebut dengan
mengganti MAC address router dengan MAC address perangkat tujuan. Selain itu, MAC
address dari perangkat pengirim juga diubah menjadi MAC address dari router.
Switch Router
Berfungsi untuk menghubungkan Berfungsi untuk menghubungkan antar
perangkat-perangkat jaringan jaringan yang berbeda agar dapat saling
berkomunikasi.
Bekerja dengan MAC address (lapisan 2 Bekerja dengan IP address (lapisan 3 OSI)
OSI)
Tidak memiliki IP address Memiliki IP address
Hanya meneruskan frame dari perangkat Melakukan modifikasi frame agar dapat
yang satu ke perangkat yang lain meneruskan paket ke jaringan berbeda.
43 | P a g e
Informasi Jaringan :
PC:
• IP PC0 : 192.168.1.2/24
• IP PC1 : 192.168.1.3/24
• IP PC2 : 192.168.2.2/24
• IP PC3 : 192.168.2.3/24
Router0
• IP FastEthernet 0/0 : 192.168.1.1/24
• IP FastEthernet 1/0 : 192.168.2.1/24
Jawaban:
Pertama-tama, buatlah topologi seperti yang digambarkan.
Kemudian, setting IP masing-masing komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Klik pada PC0, lalu pilih tab Desktop.
2. Pilih IP Configuration, lalu isikan IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway
sesuai dengan yang telah diberikan.Subnet Mask adalah /24 yang berarti 24 bit, yaitu
255.255.255.0. Default gateway diisi dengan IP dari router yang berfungsi sebagai
penghubung jaringan luar, yaitu IP FastEthernet 0/0, 192.168.1.1.
44 | P a g e
3. Tutup kotak dialog PC dan lakukan hal yang sama pada semua PC untuk melakukan
setting IP Address masing-masing PC.
Penjelasan:
o Router>enable
Router memiliki beberapa mode. Ketika pertama kali dinyalakan, router berada
dalam user mode/read-only mode. Mode ini ditandai dengan tanda lebih besar (>).
Perintah enableberfungsi untuk berpindah dari user mode ke privilege mode yang
ditandai dengan tanda pagar (#).
45 | P a g e
o Router#configure terminal
Perintah configure terminal berfungsi untuk beralih dari privilege mode ke global
configuration mode.
o Router(config)#interface FastEthernet0/0
Pada mode konfigurasi, perintah interface digunakan untuk memilih interface mana
yang akan dikonfigurasi. Interface dalam hal ini dapat berupa koneksi fisik Ethernet
atau Serial. Perintah interface FastEthernet0/0 berarti memilih yang port Ethernet
pertama atau “0” pada FastEthernet card yang pertama atau “0”. Jika ingin memilih
port Ethernet yang pertama atau “0” pada FastEthernet card yang kedua atau “1”, maka
ketikan perintah interface FastEthernet1/0.
o Router(config-if)#no shutdown
Perintah no shutdown berfungsi untuk mengubah state dari interface yang dipilih
menjadi upatau on, sehingga interface dapat digunakan.
o exit
Perintah exit digunakan untuk kembali ke mode sebelumnya. Misalnya dari mode
konfigurasi, jika diketikkan perintah exit, maka akan kembali ke mode privilege
yang ditandai dengan tanda pagar (#).
Untuk mengetahui apakah perangkat yang satu sudah terkonekesi dengan perangkat yang
lain, gunakan tes ping. Tes ping pada Packet Tracer dapat dilakukan dengan salah satu
dari cara berikut.
o Klik salah satu komputer (misalnya PC1), kemudian pilih tab Desktop. Pilih icon
Command Prompt. Lalu, ketikkan perintah ping, misalnya ping 192.168.2.2. Jika
komputer PC1 dan 192.168.2.2 (PC2) sudah terkoneksi, maka akan diterima pesan
tanggapan (reply).
o Untuk mempercepat tes koneksi, klik icon Add Simple PDU yang ada pada panel paling
kanan.
Kemudian, klik komputer yang ingin mengirim pesan dan klik kembali komputer
yang menjadi tujuan. Untuk mengetahui apakah sudah pengiriman berhasil atau tidak
(terkoneksi atau tidak), dapat diketahui dari pesan yang ada jendela PDU list yang ada
di bagian kanan bawah.
Untuk menghapus pesan informasi yang ada pada PDU list, klik tombol Delete.
o Untuk mengetahui pergerakan dari pesan yang dikirim, gunakan mode Simulasi.
Perhatikan tab yang aktif di bagian bawah, saat ini yang aktif adalah tab Realtime
47 | P a g e
(default). Aktifkan tab Simulation di belakang tab Realtime dengan cara mengklik
iconnya.
Ubahlah Edit Filters menjadi ICMP. ICMP (Internet Control Message Protocol)
merupakan tipe pesan yang dikirim, jika dilakukan perintah ping.
atau
[admin@MikroTik] > interface ethernet enable 0
Digunakan untuk mengaktifkan interface ethernet pada interface dengan nama ether1
atau interface dengan nomor ke-0.
4. [admin@MikroTik] > interface ethernet print
atau
[admin@MikroTik] > interface ethernet set 0 name="Test"
4.4. Exercise
1. Diketahui topologi sebagai berikut.
Informasi Jaringan :
PC:
• IP address PC0 : 192.168.1.5/30
• IP address PC1 : 192.168.1.6/30
• IP address PC2 : 192.168.1.9/30
• IP address PC3 : 192.168.1.10/30
• IP address PC4 : 192.168.1.13/30
• IP address PC5 : 192.168.1.14/30
Jelaskan mengapa PC0 tidak dapat mengirimkan pesan ke PC2!
Berapa banyak jaringan yang ada pada topologi di atas?
Informasi Jaringan :
PC:
• IP address PC0 : 192.168.1.2/24
MAC address PC0 : 0090.21D7.A8A6
• IP address PC1 : 192.168.1.3/24
MAC address PC1 : 0001.6477.9C3A
• IP address PC2 : 192.168.2.2/24
MAC address PC2 : 0002.4A3D.18A5
• IP address PC3 : 192.168.2.3/24
MAC address PC3 : 0050.0F4C.ACC1
Router0
• IP address FastEthernet 0/0 : 192.168.1.1/24
• MACaddress FastEthernet 0/0 : 000A.F390.2041
• IP address FastEthernet 1/0 : 192.168.2.1/24
• MACaddress FastEthernet 1/0 : 0060.47D8.6009
Jika PC0 mengirim suatu pesan ke komputer PC3, maka pesan (dalam bentuk frame)
akan melalui lintasan PC0-switch0-router-switch1-PC3. Setiap frame memiliki
informasi MAC address dan IP address. Lengkapi tabel di bawah untuk menjelaskan
informasi setiap frame dari node ke node.
52 | P a g e
Chapter 05
Routing
54 | P a g e
5.1. Routing
Router bekerja dengan cara membaca informasi IP address dari paket yang diterimanya,
kemudian meneruskan paket itu ke jalur tujuannya. Penentuan jalur inilah yang disebut
dengan routing.
Untuk dapat menentukan jalur yang tepat untuk suatu paket, suatu router memiliki
memori di dalamnya yang digunakan untuk menyimpan hubungan antara tujuan paket
dan jalur mana yang akan dilaluinya. Informasi jalur-jalur ini disimpan dalam bentuk
entri-entri sebuah tabel, dinamakan sebagai tabel routing.
Sebuah router terhubung dengan dua buah jaringan. Routing table dari router dapat
diketahui dengan command show ip route, maka dapat ditampilkan routing table dari
router adalah sebagai berikut.
Dengan memanfaatkan tabel ini, jika suatu paket dengan alamat tujuan ke perangkat pada
jaringan 192.168.1.0, misalnya ke 192.168.1.5, maka router akan meneruskannya ke
FastEthernet 0/0. Sebaliknya, jika suatu paket ingin menuju ke perangkat pada jaringan
192.168.2.0, misalnya menuju 192.168.2.100, maka router akan meneruskan paket itu ke
FastEthernet1/0.
55 | P a g e
Entri pada tabel routing akan terbentuk secara default jika suatu jaringan langsung
terkoneksi ke router. Namun, hal ini akan menjadi masalah jika banyak jaringan harus
saling terhubung satu sama lain sehingga tidak mungkin sebuah router dapat
mengakomodasi semua kebutuhan tersebut. Oleh karenanya, dibutuhkan lebih dari 1
router agar dapat mengakomodasi kebutuhan jaringan yang banyak. Namun, dengan hal
ini, routing menjadi hal yang rumit, karena kini router tidak langsung terhubung (directly
connected) ke semua jaringan.
Ilustrasi masalah:
Sebagai contoh, jika suatu paket dengan tujuan ke jaringan 192.168.4.0, misalnya menuju
192.168.4.3, masuk ke router pertama, maka informasi jaringan ini tidak ditemukan
dalam tabel routingnya, sehingga paket tersebut akan di-drop. Padahal, jika paket
diteruskan ke jalur pada jaringan 192.168.3.0 (Serial2/0), maka paket akan sampai ke
tujuannya.
Oleh karenanya, selain dengan langsung terhubung (directly connected), penentuan jalur /
routing dilakukan dengan mekanisme lain, yaitu:
1. Static Routing
2. Dynamic routing
Contoh Kasus:
Diberikan sistem jaringan seperti di bawah, konfigurasikan static routing untuk kedua
router.
Jawaban:
Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Isi masing-masing IP Address PC sesuai dengan yang soal.
57 | P a g e
2. Lakukan konfigurasi untuk Router0 dan Router1 untuk setiap port FastEthernet.
3. Kemudian lakukan konfigurasi Router untuk port Serial dengan mengikuti langkah-
langkah perintah berikut:
*KONFIGURASI SERIAL2/0 PADA ROUTER0*
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface Serial2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
Penjelasan:
o clock rate 64000
Perintah clock rate digunakan untuk mengeset frekuensi dari interface Serial
dalam BPS (bit per second). Clock rate berfungsi supaya router dapat
tersinkronisasi dengan router lain. Oleh karenanya, kedua router yang terhubung
harus memiliki clock rate yang sama.
Penjelasan:
o ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Perintah ip route digunakan untuk menambahkan entri rute yang baru ke dalam
tabel routing. Perintah ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.2
58 | P a g e
Dengan penambahan entri secara statik / manual seperti di atas, maka semua jaringan kini
dapat saling terkoneksi.
Diilustrasikan bahwa paket datang dari PC0 ingin menuju PC4, maka ketika paket
tersebut memasuki router0, maka router0 akan mengecek tabel routingnya dan menemukan
bahwa kini entri terhadap jaringan 192.168.3.0 sudah ada di tabel, maka router0 akan
meneruskannya ke 192.168.4.2 sesuai dengan tabel tersebut. Kemudian, ketika paket itu
masuk ke router1, router1 akan langsung meneruskannya ke PC4.
Sebaliknya, jika PC4 ingin berkirim data ke PC0, maka ketika paket memasuki
router1, maka router1 akan mengecek tabel routingnya dan menemukan bahwa entri
59 | P a g e
terhadap jaringan 192.168.1.0 ada pada tabel, maka router1 akan meneruskan paket itu ke
192.168.4.1 sesuai dengan tabel routing yang dimilikinya.
Static routing digunakan karena alasan kemudahan konfigurasi, keamanan, overhead
resources yang kecil. Tetapi untuk jaringan yang kompleks, static routing tidak dapat
dipakai. Seandainya, terjadi perubahan network, misalnya terdapat rute yang putus maka
tabel routing harus di-update secara manual untuk semua router yang ada dalam sistem.
Oleh karenanya, dalam hal ini, digunakan dynamic routing untuk meng-update tabel
routing secara dinamis.
Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk
routing melalui suatu algoritma. Beberapa protokol routing antara lain:
1. RIP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector
2. IGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance
vector
3. OSPF menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state
4. EIGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco
distance vector.
60 | P a g e
Contoh kasus:
Diberikan sistem jaringan seperti di bawah, konfigurasikan dynamic routing untuk kedua
router menggunakan protokol RIP.
61 | P a g e
Jawaban:
Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Isi masing-masing IP Address PC sesuai dengan yang soal.
2. Lakukan konfigurasi untuk Router0 dan Router1 untuk setiap port FastEthernet dan
port Serial.
3. Lakukan konfigurasi dynamic routing untuk kedua router.
Penjelasan:
o Router rip
dilakukan tiga kali perintah network, karena router0 terhubung secara langsung ke
3 jaringan.
Penjelasan:
o Pada tabel di atas, diperoleh hasil yang serupa seperti pada kasus static routing,
namun diperoleh secara dinamis (tanda R berarti entri tabel didapat dari hasil
protokol RIP).
o 00:00:02 merupakan waktu, berapa lama entri rute ini berada pada tabel. Setiap 30
detik, waktu akan kembali menjadi 00:00:00.
Protokol RIP bekerja dengan algoritma distance vector. Setiap 30 detik, suatu router
(misalnya router A) akan memberitahukan kepada router-router tetangganya
mengenai informasi jaringan yang langsung terhubung dengannya. Router tetangga
akan mengupdate informasi dalam tabel routing yang dimilikinya dari informasi yang
diperoleh, kemudian akan mendistribusikan informasi tersebut ke sekitarnya lagi.
Hingga akhirnya informasi ini dikembalikan ke router A, dan router A akan mengupdate
tabel routingnya lagi. Jika diperlukan router A perlu untuk mengirimkan kembali
informasi tabel routingnya hingga terjadi konvergensi jaringan. Konvergensi
63 | P a g e
jaringan adalah kondisi di mana semua router dalam jaringan sudah sepakat dalam
menentukan jalur terbaik.
RIP bekerja dengan menghitung hop. Hop adalah jarak antar router. Jika router
saling tersambung, maka jaraknya adalah 1 hop. Jika di antara dua buah router
terdapat sebuah router, maka jaraknya 2 hop. Dalam RIP, penentuan entri tabel
didasarkan pada jalur dengan hop terkecil.
5.4. Exercise
1. Apa yang dimaksud dengan static dan dynamic routing? Jelaskan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing!
2. Apa kegunaan clock rate pada konfigurasi serial?
3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari protokol routing yang ada meliputi protokol
RIP, OSPF, EIGRP, dan IGRP!
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
Chapter 06
Access List
65 | P a g e
Untuk mendefinisikan access list, digunakan nomor dari 1 hingga 199, sekaligus nomor
tersebut mendefinisikan apakah access list yang digunakan adalah standard atau
extended. Selain nomor, access list juga bisa didefinisikan menggunakan nama (tipe
string), sehingga lebih mudah dikenal.
Rentang Nomor List Type
1-99 Regular IP List
100-199 Extended IP List
Sesudah suatu ACL dibentuk, maka ACL pun bisa dipasangkan pada interface di router.
Pemasangan pada interface dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Inbound
Paket data akan difilter dengan ACL ketika paket masuk ke dalam interface router.
b. Outbound
Paket data akan difilter dengan ACL ketika paket keluar dari interface router.
Perlu diketahui bahwa jika sebuah ACL sudah berhasil dibuat, ACL itu dapat
dipasangkan ke banyak interface. Namun, tidak sebaliknya. Sebuah interface, baik
inbound maupun outbound, hanya dapat dipasang oleh 1 ACL. Hal ini berarti tidak ada
aturan yang kontradiktif yang berjalan bersama-sama.
• Kondisi cocok dijalankan dulu. Diijinkan atau ditolak dijalankan jika ada pernyataan
yang cocok.
• Baris baru selalu ditambahkan di akhir access list. Perintah no access-list x akan
menghapus semua daftar.
• Access list berupa IP akan dikirim sebagai pesan ICMP host unreachable ke
pengirim dan akan dibuang.
Suatu access list sebenarnya merupakan kumpulan aturan-aturan, sehingga bisa lebih dari
1 aturan yang ada pada access list. Contoh, diberikan sebuah access list standard dengan
nomor 35 yang memiliki 2 aturan / test:
ACL bekerja dari atas ke bawah. Dengan demikian, ketika suatu paket difilter dengan
ACL tersebut, maka akan dicek pertama kali apakah paket berasal dari 192.168.1.2. Jika
68 | P a g e
ya, maka paket akan di-deny (sesuai dengan ketentuan test pertama) dan test baris
berikutnya tidak perlu dicek. Namun, jika paket tidak berasal dari 192.168.1.2, maka test
baris kedua akan dilakukan, cek paket apakah berasal dari 192.168.1.3. Jika ya, maka paket
akan di-permit / dilewatkan. Namun, jika tidak berasal dari 192.168.1.3, maka paket
secara default akan ditolak / di-deny. Aturan deny ini selalu ada di akhir dari access list
yang dibuat dan tidak terlihat pada konfigurasi yang disebut implicit deny.
Jawab:
1. Buatlah topologi seperti di atas, setting ip address untuk semua PC dan semua port
fastEthernet pada Router.
2. Buatlah suatu access list. Klik pada router, lalu masuk bagian CLI. Gunakan
perintah access-list.
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#access-list 10 deny host 192.168.1.2
Router(config)#access-list 10 permit any
Router(config)#exit
Penjelasan:
o Perintah access list 10 deny host 192.168.1.2 berfungsi untuk
membentuk suatu standard access list nomor 10. Pada ACL ini, ditambahkan
69 | P a g e
sebuah aturan untuk menolak paket yang berasal dari host dengan ip address
192.168.1.2.
o Perintah access-list 10 permit any berfungsi untuk menambahkan
aturan di bawah aturan deny host 192.168.1.2 yang
telahdibuatsebelumnya. Jika aturan ini tidak dibuat, maka host selain
192.168.1.2 secara default akan di-deny. Oleh karenanya, aturan ini perlu
ditambahkan agar host yang lain di-permit.
3. Untuk melihat access list yang telah dibuat, dapat digunakan perintah show access-
list.
Router#show access-lists
Standard IP access list 10
deny host 192.168.1.2
permit any
Penjelasan:
o Gunakan perintah show access list 10 untuk menampilkan access list
hanya nomor 10.
4. Pasang / attach access list yang sudah dibuat ke interface pada router.
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet0/0
Router(config-if)#ip access-group 10 in
Penjelasan:
o Perintah ip access-group 10 in berfungsi untuk memasang aturan access-
list nomor 10 secara inbound pada interface fastEhternet0/0. Inbound berarti
aturan ACL akan bekerja ketika suatu paket masuk ke router melalui
fastEthernet0/0.
Router#show ip interface
70 | P a g e
Jawab:
1. Buatlah topologi seperti di atas, setting ip address untuk semua PC dan semua port
fastEthernet pada Router.
2. Buatlah suatu access list. Klik pada router, lalu masuk bagian CLI. Gunakan perintah
access-list.
71 | P a g e
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#access-list 120 deny ip host 192.168.2.2 host
192.168.1.3 Router(config)#access-list 120 permit ip any any
Router(config)#exit
Penjelasan:
o Untuk membuat extended access list, maka digunakan nomor access list di antara
100 hingga 199. Dalam kasus ini, digunakan nomor 120.
o Perintah access-list 120 deny ip host 192.168.2.2 host 192.168.1.3
digunakan untuk membuat extended access-list dengan nomor 120 dengan aturan
untuk “deny” atau menolak paket dengan tipe “ip” (semua protokol) jika paket
berasal dari host dengan ip 192.168.2.2 yang akan menuju host dengan ip
192.168.1.3.
o Karena secara default, access list akan menambahkan deny ip any any untuk
aturan yang tidak cocok dengan test sebelumnya, maka ditambahkan perintah
permit ip any any pada access-list nomor 120.
3. Pasang / attach access list yang sudah dibuat ke interface pada router.
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet1/0
Router(config-if)#ip access-group 120 in
Penjelasan:
o Perintah ip access-group 120 in berfungsi untuk memasang aturan access-list
nomor 120 secara inbound pada interface fastEhternet1/0.
72 | P a g e
6.5. Exercise
1. Buatlah topologi seperti gambar dibawah ini
192.17.1.1 192.17.2.1
192.17.1.2 192.17.2.2
Buatlah IP Standard Access-List dengan nomor 10 agar PC1 tidak bisa mengakses PC
manapun.
Chapter 07
VLAN
75 | P a g e
7.1. VLAN
VLAN (Virtual LAN) merupakan cara untuk membagi suatu jaringan menjadi seolah-olah
berbeda jaringan dengan cara membagi broadcast domain. Setiap VLAN memiliki nomor
dan nama untuk identifikasi. Setiap host yang berada dalam suatu nomor VLAN hanya dapat
berkomunikasi dengan host lain yang memiliki nomor VLAN yang sama.
VLAN biasanya dibuat pada switch, dan dipasangkan di interface pada switch. Untuk
memasangkan VLAN pada switch, terdapat 2 mode yaitu:
1. Mode Access
Mode access hanya dapat melewatkan (tag) 1 vlan, contoh penggunaannya adalah untuk
perangkat end device (PC, Laptop, …) atau ke switch non-manageable atau wireless.
2. Mode Trunk
Mode trunk dapat melewatkan 2 vlan atau lebih (beberapa), contoh penggunaannya
adalah untuk koneksi antar switch dengan beberapa vlan.
Terdapat 2 ruang dimana masing-masing ruang memiliki 1 buah switch dan switch kedua
ruang tersebut saling terhubung, spesifikasi ruangannya adalah sebagai berikut:
1. Ruang 1
- Terdapat 3 komputer untuk divisi operasional
- Terdapat 2 komputer untuk divisi marketing
- Terdapat 2 komputer untuk divisi finansial
2. Ruang 2
- Terdapat 2 komputer untuk divisi operasional
- Terdapat 3 komputer untuk divisi marketing
- Terdapat 2 komputer untuk divisi finansial
76 | P a g e
Berdasarkan requirement di atas, buatlah agar komputer-komputer untuk divisi yang sama
dapat saling terhubung walaupun berbeda ruang, dan komputer untuk divisi yang berbeda
tidak dapat saling terhubung!
Jawab:
1. Buat VLAN untuk masing-masing divisi
Pembuatan VLAN dilakukan pada switch, jadi kita akan membuat VLAN untuk masing-
masing divisi di Switch Ruang 1 dan Switch Ruang 2.
- Cara 1 (Menggunakan Command)
1. Klik Switch Ruang 1 => Pilih tab CLI => Masuk ke configure terminal
Penjelasan command:
1. vlan [nomor vlan] => membuat vlan dengan nomor yang ditulis
vlan 10 => membuat vlan dengan nomor 10 dan masuk ke konfigurasi vlan
vlan 20 => membuat vlan dengan nomor 20 dan masuk ke konfigurasi vlan
vlan 30 => membuat vlan dengan nomor 30 dan masuk ke konfigurasi vlan
Range nomor vlan yang diijinkan adalah 1-4094. Jika sudah masuk ke
konfigurasi vlan, maka prompt akan berubah menjadi Switch(config-vlan)#.
77 | P a g e
Penjelasan command:
1. Keluar dari configure terminal dengan command “exit”, hingga prompt
menjadi Switch#
2. Ketik “show vlan brief” untuk menampilkan semua VLAN yang ada di
switch tersebut dan VLAN untuk masing-masing divisi sudah terbuat dengan
nomor VLAN 10, 20, dan 30
78 | P a g e
2. Buat VLAN dengan memasukan VLAN Number dan VLAN Name, lalu tekan
Add. Semua VLAN yang ada akan terlihat di list. Walaupun hal ini dilakukan
menggunakan GUI, packet tracer secara otomatis mengeksekusi command via
CLI. Dapat dilihat pada window CLI kecil di bagian bawah.
- Switch Ruang 1:
• PC Divisi Marketing: Fa0/1, Fa1/1
• PC Divisi Operasional: Fa2/1, Fa3/1, Fa4/1
• PC Divisi Finansial: Fa5/1, Fa6/1
- Switch Ruang 2:
• PC Divisi Marketing: Fa0/1, Fa1/1, Fa2/1
• PC Divisi Operasional: Fa3/1, Fa4/1
• PC Divisi Finansial: Fa5/1, Fa6/1
2. Masuk ke konfigurasi interface => Ubah port mode menjadi access => Set nomor
vlan yang sesuai dengan command berikut
Tambahan:
- Jika ingin masuk ke konfigurasi dari beberapa interface sekaligus, dapat
menggunakan command berikut:
Penjelasan command:
1. interface range [interface-1] , [interface-2] , … , [interface-n] =>
masuk ke konfigurasi beberapa interface
Jika sudah masuk ke konfigurasi interface maka prompt akan berubah
menjadi Switch(config-if-range)#. Semua perubahan yang dilakukan di
dalam sini akan berpengaruh pada semua interface yang dituliskan dalam
range.
3. Cek apakah interface sudah diberi nomor vlan yang benar dengan command
berikut
Penjelasan command:
1. Keluar dari configure terminal dengan command “exit”, hingga prompt
menjadi Switch#
2. Ketik “show vlan brief” untuk menampilkan interface apa saja yang
terpasang dalam masing-masing vlan. Pastikan sesuai dengan interface di
masing-masing divisi.
81 | P a g e
Penjelasan command:
1. interface [interface] => masuk ke konfigurasi interface
interface fa7/1 => masuk ke konfigurasi interface fa7/1
Jika sudah masuk ke konfigurasi interface maka prompt akan berubah
menjadi Switch(config-if)#
2. switchport mode [mode] => mengubah mode port
switchport mode trunk => mengubah mode port dari interface fa7/1 menjadi
trunk
switchport trunk allowed vlan add [nomor vlan] => menambahkan nomor
vlan ke list nomor vlan yang diijinkan
83 | P a g e
switchport trunk allowed vlan remove [nomor vlan] => menghapus nomor
vlan dari list nomor vlan yang diijinkan
Lakukan langkah ini pada interface Fa7/1 di Switch Ruang 1 dan Switch Ruang
2
84 | P a g e
Chapter 08
(materi tambahan)
Wi Fi
85 | P a g e
8.1. WiFi
Wi-Fi (Wireless Fidelity) merupakan teknologi jaringan tanpa kabel yang menggunakan
gelombang radio untuk mentransfer datanya. Wi-Fi tidak hanya digunakan pada
komputer, tetapi juga pada alat-alat lain seperti notebook, smartphone, mobile device,
multimedia device, dan lain-lain. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat
nirkabel dan jaringan Local Area Network (LAN), namun saat ini lebih banyak
digunakan untuk penggunaan internet.
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Saat ini terdapat 5 variasi yaitu :
Frekuensi
No Spesifikasi Kecepatan Band Kompatibilitas
1 802.11a 54 Mbps 5 GHz a
2 802.11b 11 Mbps 2.4 Ghz b
3 802.11g 54 Mbps 2.4 Ghz b, g
4 802.11n 300 Mbps 2.4 Ghz b, g, n
5 802.11ac 1.3 Gbps 5 Ghz a, n
Kelebihan Wi-Fi
1. Kemudahan akses. Pengguna dapat terhubung ke jaringan dalam suatu area secara
bersamaan, tanpa direpotkan oleh kabel-kabel.
2. Pengguna yang ingin terhubung ke jaringan cukup membawa PDA, smartphone,
notebook atau tablet PC yang berkemampuan Wi-Fi.
3. Banyaknya acces point atau hotspot di area-area seperti café, restaurant, dan lain-
lain.
Kekurangan Wi-Fi
1. Memiliki resiko di-hack oleh hacker untuk mencuri password Wi-Fi
2. Pengunaan battery yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan standar.
3. Memiliki cakupan area yang terbatas
4. Performa kurang stabil dibandingkan dengan penggunaan kabel karena faktor gangguan,
kekuatan sinyal, dsb.
Pada dasarnya, terdapat 3 faktor utama konfigurasi wifi supaya dapat terhubung, yaitu:
1. Frekuensi
Perangkat-perangkat yang akan dihubungkan melalui wireless haruslah bekerja pada
frekuensi yang sama. Hal ini juga mempengaruhi kompatibilitas standard wireless,
contohnya wireless standard 802.11a yang bekerja di frekuensi 5Ghz tidak akan bisa
terhubung dengan perangkat yang bekerja dengan standard 802.11b yang mana bekerja
di frekuensi 2.4 Ghz. Selain itu frekuensi juga berhubungan dengan interference
jaringan wireless jika di area tersebut banyak perangkat yang menggunakan perangkat
wireless di channel frekuensi yang sama atau berpotongan. Perangkat wireless client
akan mengikuti channel frekuensi yang telah diset pada wireless access point.
2. SSID
SSID atau Service Set Identifier adalah identitas dari suatu jaringan wireless yang
dipancarkan oleh sumber wireless. SSID haruslah sama supaya perangkat wireless dapat
terhubung.
87 | P a g e
3. Security
Saat ini terdapat berbagai jenis security untuk mengamankan wireless. Berdasarkan
perkembangannya saat ini terdapat security mode WEP, WPA, hingga yang terakhir
WPA2. Untuk dapat terhubung perangkat wireless harus dapat memenuhi kebutuhan
security yang dikonfigurasi, misalnya pada security WEP maka password yang
digunakan harus sesuai, pada WPA2-enterprise maka username dan password harus
valid.
b) Mode enterprise biasanya digunakan untuk jaringan di lingkungan kerja. Pada mode
enterprise, data autentikasi diatur secara terpusat pada RADIUS server. Keuntungan
dalam menggunakan mode ini adalah setiap user dapat diberikan hak akses yang
berbeda, tergantung dari hak akses user yang mereka gunakan untuk terhubung ke
jaringan.
2. Klik Router yang sudah terbuat, lalu masuk ke tab GUI untuk melakukan setting
wireless
89 | P a g e
Penjelasan:
1. Router IP
- IP Address: IP address dari router, akan menjadi IP gateway dari client yang
terhubung
- Subnet Mask: Subnet Mask dari IP Router
2. DHCP Server Settings
- Enable / Disable DHCP
- Start IP Address: Menentukan IP address awal yang akan diberikan untuk client
yang terhubung
- Maximum number of Users: Jumlah user yang dapat terhubung secara bersamaan
- Static DNS: IP DNS server, akan menjadi DNS server dari client yang terhubung
Penjelasan:
- SSID: Mengubah nama jaringan dari WiFi
90 | P a g e
Penjelasan:
- Passphrase: password untuk terhubung ke wifi
B. Terhubung ke WiFi
1. Buat sebuah wireless PC
2. Klik PC yang sudah dibuat => pilih tab Config => pilih interface Wireless lalu masukan
data WiFi yang ingin dihubungkan
91 | P a g e
Penjelasan:
- SSID: SSID dari WiFi yang ingin dihubungkan, sebelumnya SSID nya di set menjadi
BinusAccess
- Authentication: sebelumnya kita memilih WPA2 Personal, maka disini kita pilih
yang WPA2-PSK (PSK adalah Pre-Shared Key)
- PSK Pass Phrase: password yang digunakan untuk terhubung ke jaringan
92 | P a g e
REFERENCES
Benedetti, R., Anderson, A., Head First Networking, O’Reilly Media, 2009.
Tittel, Ed., Schaum's Outline of Computer Networking, Mc. Graw Hill, 2002.
https://www.nusa.net.id/blog/article/standar-protokol-jaringan-wireless-ieee-802-11/