Yehezkiel Girsang - Karya Tulis Ilmiah
Yehezkiel Girsang - Karya Tulis Ilmiah
Yehezkiel Girsang - Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Yehezkiel Girsang
133190017
Menyetujui :
Pembimbing
ABSTRACT
Andosol soil has very low P nutrient availability because phosphorus is adsorbed
by Al and Fe elements in allophane minerals. This study aims to determine the effect
of giving phosphate solubilizing bacteria and cow manure and the best combination
of each treatment of cow manure and phosphate solubilizing bacteria on the
availability of P in Andosol Kopeng Semarang, Central Java. This study used a
completely randomized design (CRD) method which consisted of two factors. The
first factor is phosphate solubilizing bacteria with a population of 109 CFU/ml : 0
(O0), 10 (The1) and 20 (O2)ml/poly bag while the second factor is cow manure: 0
(P0), 5 P(1), and 10 (P2) tons/ha. Each treatment was repeated 3 times, resulting in
27 experimental plots. Preliminary analysis parameters consisted of pH NaF, H2O,
C-Organic, Humic acid, Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), P-available
Bray, Birham, and P-total. Analysis of manure consists of pH H2O, N-total, C-
organic, and P-available. Parameters after treatment consisted of pH H2O, C-
Organic, Humic Acid, Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), Bray-available P,
and Birham-available P. Data analysis used ANOVA and to test the differences
between treatment means the DMRT test was used (Duncan Multiple Range Test)
with a real level of 5%. The results showed that the administration of phosphate
solubilizing bacteria had a significant effect on increasing the pH of H2O, Humic
acid, P-Available in bray and birham while the addition of cow manure significantly
increases the pH of H2O and C-organic but no significant effect in increasing LTO,
P-available Bray and Birham. The combination of treatment with phosphate-
dissolving bacteria and cow manure had no significant effect on soil-available P,
while the best dose of phosphate-dissolving bacteria in increasing the availability
of Andosol available P was a dose of 20 ml/day.poly bag (O2).
ABSTRAK
Andosol soil has very low P nutrient availability because phosphorus is adsorbed
by Al and Fe elements in allophane minerals. This study aims to determine the effect
of giving phosphate solubilizing bacteria and cow manure on the availability of
phosphate (P) Andosol. This study used a completely randomized design (CRD)
method which consisted of two factors. The first factor is phosphate solubilizing
bacteria with a population of 109 CFU/ml : 0 (O0), 10 (The1) and 20 (O2)ml/poly
bag while the second factor is cow manure: 0 (P0), 5 P(1), and 10 (P2) tons/ha.
Each treatment was repeated 3 times, resulting in 27 experimental plots.
Preliminary analysis parameters consisted of pH NaF, H2O, C-Organic, Humic acid,
Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), P-available Bray, Birham, and P-total.
Analysis of manure consists of pH H2O, N-total, C-organic, and P-available.
Parameters after treatment consisted of pH H2O, C-Organic, Humic Acid, Soil
Phosphate Improving Ability (KPPT), Bray-available P, and Birham-available P.
Data analysis used ANOVA and to test the differences between treatment means the
DMRT test was used (Duncan Multiple Range Test) with a real level of 5%. The
results showed that the administration of phosphate solubilizing bacteria had a
significant effect on increasing the pH of H2O, Humic acid, P-Available in bray and
birham while the addition of cow manure significantly increases the pH of H2O and
C-organic but no significant effect in increasing LTO, P-available Bray and Birham.
The combination of treatment with phosphate-dissolving bacteria and cow manure
had no significant effect on soil-available P, while the best dose of phosphate-
dissolving bacteria in increasing the availability of Andosol available P was a dose
of 20 ml/day.poly bag (O2).
Kata Kunci : Andosol, Bakteri Pelarut Fosfat, Fosfat dan Pupuk Kandang Sapi
PENDAHULUAN
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari 2023 –Juni 2023. di rumah kaca
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, Analisis tanah dilakukan di Balai
Penelitian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia
Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta dari bulan
Februari sampai Juni 2023. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis bakteri pelarut fosfat yang
terdiri dari 0, 10, dan 20 ml/polybag. Faktor kedua adalah dosis pupuk kendang sapi
yang teridiri dari 0, 5 dan 10 ton/ha. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak
3 kali. Sampel tanah yang digunakan dalam percobaan diambil dari lapis olah (0-
30 cm). Selanjtunya tanah dikeringanginkan dan diayak lolo mata saringan 2 mm.
sebelum digunakan tanah dan pupuk kandang sapi yang digunakakan dianalisis
pendahuluan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 kg tanah kering angin
dan diberi bakteri pelarut fosfat dan pupuk kandang sapi sesuai dosis yang telah
direncanakan. Plot percobaan selanjutnya diinkubasi selama 1 bulan dalam keadaan
kapasitas lapang. Parameter penelitian meliputi pH NaF, pH H2O, C-organik, Asam
Humat, KPPT, P-total, P-tersedia Bray dan Birham. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan, digunakan Sidik Ragam, apabila terdapat beda nyata dilakukan uji beda
antar rerata perlakuan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan jenjang
nyata 5% (Gomez, 1995).
Tanah Andosol merupakan tanah yang berkembang dari bahan vulkanik dan
memiliki bahan organik yang tinggi akan tetapi P-tersedia sangat rendah akibat
adanya mineral amorf , alofan, Al dan Fe. Hasil analisis kimia tanah Andosol yang
digunakan seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis tanah Andosol sebelum perlakuan
Parameter Nilai Harkat (*)
pH H2O 6,7 Netral
pH NaF 10,85 Tinggi
C-organik (%) 3,86 Tinggi
Asam Humat (%) 3,62 Tinggi
KPPT (ppm) 40,089 Tinggi
P-Tersedia Bray (ppm) 4,6 Rendah
P-Tersedia Birham (ppm) 3,94 Rendah
P-Tersedia extrak HCl-25% 24 Sedang
(mg/100g)
Populasi BPF (Cfu/g) 5,3 x 107 -
*Afany (2015)
Tabel 3. Rerata nilai pH H2O Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan Pupuk
Kandang Sapi
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) O2 (20) Rerata(*)
P0 (0) 6,03cd 5,90b 6,33d 6,09
P1 (5) 5,87ab 5,70a 6,37d 5,98
P2 (10) 6,07c 6,03bc 6,27d 6,12
Rerata(**) 5,99 5,88 6,32 (+)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) dan baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(+) menunjukkan adanya interaksi.
Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa nilai rata-rata C-Organik
mengalami penurunan pada perlakuan bakteri pelarut fosfat 20 ml/polybag (O2).
Naik-turunnya rata-rata kandungan C-organik pada perlakuan bakteri karena
tingginya populasi yang terdapat pada BPF 20 ml/polybag (O2) yaitu 496 x 1017
cfu/g dapat merombak bahan organik lebih intensif . Dalam proses metabolismenya
BPF menggunakan bahan organik dalam tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian
Setiawati et al., (2020) bahwa C-organik merupakan sumber nutrisi atau makanan
mikroorganisme yang berasal dari pupuk kandang sapi dan dari dalam tanah
sehingga, C-organik yang berada di dalam tanah dapat berkurang keberadaannya.
Perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi terdapat pada dosis 10 ton/ha (P2).
apabila bahan organik tinggi maka C-organik akan semakin tinggi, dikarenakan C-
organik merupakan komponen penyusun dalam bahan organik. Hal tersebut
dikuatkan oleh hasil penelitian Hanafiah (2005) menyatakan ketika semakin tinggi
dosis bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah maka kadar C-organik juga
akan cenderung mengalami peningkatan.
Tabel 4. Rerata nilai C-Organik (%) Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan
Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) O2 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,76 5,36 4,89 5,00p
P1 (5) 4,96 5,43 4,69 5,02q
P2 (10) 5,63 5,29 5,63 5,51r
Rerata(**) 5,11y 5,36y 5,07x (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,
Berdasarkan tabel 5. Dapat diketahui bahwa BPF dan pupuk kandang sapi
berpengaruh dalam meningkatkan kandungan asam humat tanah Andosol akan
tetapi tidak terdapat perbedaan nyata pada perlakuan pupuk kandang sapi dosis 0
ton/ha (P0), 5 ton/ha (P1) dan 10 ton/ha (P2). Serta, tidak terdapat interaksi antara
kedua kombinasi perlakuan tersebut. Peningkatan asam humat pada pemberian
bakteri pelarut fosfat sejalan dengan meningkatnya kandungan pH dan C-organik
pada tanah Andosol. Akibat tingginya populasi BPF pada tanah Andosol mampu
mendekomposisi bahan organik didalam tanah dan terjadi juga proses humifikasi
secara aerob sehingga perkembangan aktivitas bakteri lebih optimal/intensif. Selain
itu pupuk kandang sapi perlu penambahan dosis pupuk kandang sapi. Kandungan
asam humat yang tinggi pada pupuk organik akan mampu mempengaruhi
ketersediaan hara dan populasi dari mikroba. Kualitas pupuk organik dicirikan
dengan kandungan unsur hara yang tersedia di dalamnya. Apabila semakin tinggi
kandungan asam humat maka kualitas pupuk kandang sapi akan semakin baik serta
meningkatkan ketersediaan unsur hara (Hidayat, 2003).
Tabel 5. Rerata nilai Asam Humat (%) Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan
Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
(Ton/ha)
P0 (0) 6,11 8,90 10,20 8,41p
P1 (5) 8,16 8,06 11,49 9,24p
P2 (10) 7,10 11,21 12,15 10,15p
Rerata(**) 7,12x 9,39y 11,28z (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,
Tabel 7. Rerata nilai nilai P-Tersedia Bray (ppm) Andosol pada berbagai kombinasi
BPF dan Pupuk Kandang Sapi
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,16 4,17 4,26 4,20p
P1 (5) 4,19 4,24 4,26 4,23p
P2 (10) 4,16 4,14 4,51 4,27p
Rerata (**) 4,17x 4,18y 4,34z (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Tabel 8. Rerata nilai P-Tersedia Birham (ppm) Andosol pada berbagai kombinasi
BPF dan Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/ polybag)
P.Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,00 4,04 4,21 4,13p
P1 (5) 4,12 4,13 4,33 4,19p
P2 (10) 4,14 4,13 4,40 4,22p
Rerata(**) 4,09x 4,10x 4,31y (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bakteri Perlarut Fosfat (BPF) secara nyata dapat meningkatkan P-Tersedia Bray
dan Birham Andosol, pH H2O, dan Asam Humat. BPF tidak nyata meningkatkan
C-organik dan Kemampuan Penyemat Phosfat Tanah (KPPT).
2. Pupuk Kandang Sapi tidak nyata meningkatkan KPPT, P-Tersedia Bray dan
Birham, dan Asam Humat. Tetapi secara nyata dapat meningkatkan pH H2O dan
C-organik.
3. Tidak terdapat interaksi antara dosis bakteri pelarut fosfat dan dosis pupuk
kendang sapi Dosis BPF terbaik dalam meningkatkan P-tersedia bray dan birham
Andosol yaitu bakteri pelarut fosfat 20 ml/polybag (O2). terhadap ketersediaan P
tanah Andosol Kopeng Semarang Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Afany M.R. 2015. Analisa Kimiawi Tanah Prinsip Kerja dan Interpretasinya.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. New York : John Wiley and
Sons.
Arcand, M.M., and K.D. Schneider. 2006. Plant and Microbial Based to Improve
the Agronomic Effectiveness of Phosphate Rock: A Review. An. Acad. Bras.
Cienc. 78(4): 791-807.
Astuti, Y. W., Widodo, L. U., dan Budisantosa, I. 2013. Pengaruh Bakteri Pelarut
Fosfat Dan Bakteri Penambat Nitrogen terhadap Pertumbuhan Tanaman
Tomat pada Tanah Masam.
Firdausi, N., Muslihatin, W. dan Nurhidayati, T. 2016. Pengaruh Kombinasi media
pembawa pupuk hayati bakteri pelarut fosfat terhadap pH dan unsur hara
fosfor dalam tanah. Jurnal Sains dan Seni ITS 5(2):2337-3520.
Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Pertanian Edisi Kedua. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hastuti. 2003. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Amelioran Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Sorgum di Jawa Timur.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/20IV_A93atr.pdf. Diakses 20
Februari 2018.
Hendrawan, N. Bata, M., dan Santosa, S. A. 2011. Produk Fermentasi Rumen dan
Produksi Protein Mikroba Sapi Lokal yang Diberi Pakan Jerami Amoniasi
dan Beberapa Pakan Sumber Energi. Agripet.Vol 11 (2):29-34.
Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan asam humat dan omega pada pemberian pupuk
NPK terhadap pertumbuhan Gmelina arborea Roxb yang diinokulasi
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) [Tesis]. IPB. Bogor
Krishnaveni, M. S. 2010. Studies on Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB) in
Rhizosphere and Non-Rhizosphere Soils in Different Varieties of Foxtail
Millet (Setaria italica). International Journal of Agriculture and Food Science
Technology. 1(1): 23-29.
Pranoto. 2013. Pemanfaatan Adsorben Alofan Vulkanik Jawa Teraktivasi Sebagai
Penyerap Logam Berat untuk Meningkatkan Kualitas Air Minum di
Perkotaan, Jurusan Kimia FMIPA UNS, Surakarta.
Sanchez, P .A. 1992. Sifat dan Pengolahan Tanah Tropika. Jilid 2 (terjemahan
Johara T. Jayadinata). ITB. Bandung.
Setiawati, M.R., Suryatmana, P. dan Simarmata, T. 2020. Keragaman mikroflora,
mikrofauna, kandungan C organik, dan total N tanah sawah akibat aplikasi
azolla dan pupuk hayati. SoilRens 18(1): 41-49.
Siboro ES, Surya E, Herlina N. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Biogas
dari Campuran Limbah Sauran. Jurnal Teknik Kimia USU 2(3): 40-43.
Tamad, Ma’as, A., Radjagukguk, B., Hanudin, E., dan Widada, J. 2013.
Ketersediaan Fosfor pada tanah Andisol Untuk Jagung (Zea maysL) oleh
Inokulum Bakteri Pelarut Fosfat. Agron. Indonesia, 41(2), 112-117.