Yehezkiel Girsang - Karya Tulis Ilmiah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PELARUT FOSFAT DAN PUPUK

KANDANG SAPI TERHADAP KETERSEDIAAN P TANAH ANDOSOL

KOPENG SEMARANG JAWA TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

Yehezkiel Girsang

133190017

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Bakteri Pelarut Fosfat dan Pupuk

Kandang Sapi Terhadap Ketersediaan P Tanah Andosol

Kopeng Semarang Jawa Tengah

Nama Mahasiswa : Yehezkiel Girsang

Nomor Mahasiswa : 133190017

Program Studi : Ilmu Tanah

Tanggal Ujian : 11 Agustus 2023

Menyetujui :

Pembimbing

R.Agus Widodo, S.P, M.P


Tangggal………………
Girsang dan Widodo, 2023

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PELARUT FOSFAT DAN PUPUK


KANDANG SAPI TERHADAP KETERSEDIAAN P TANAH ANDOSOL
KOPENG SEMARANG JAWA TENGAH

THE EFFECT OF PHOSPHATE SOLVING BACTERIA AND COW STAGE


FERTILIZER ON P AVAILABILITY OF ANDOSOL SOIL KOPENG
SEMARANG CENTRAL JAVA

(Yehezkiel Girsang1), R. Agus Widodo2))

Prodi Ilmu Tanah, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

*Corresponding author e-mail : r_aguswid@upnyk.ac.id

ABSTRACT

Andosol soil has very low P nutrient availability because phosphorus is adsorbed
by Al and Fe elements in allophane minerals. This study aims to determine the effect
of giving phosphate solubilizing bacteria and cow manure and the best combination
of each treatment of cow manure and phosphate solubilizing bacteria on the
availability of P in Andosol Kopeng Semarang, Central Java. This study used a
completely randomized design (CRD) method which consisted of two factors. The
first factor is phosphate solubilizing bacteria with a population of 109 CFU/ml : 0
(O0), 10 (The1) and 20 (O2)ml/poly bag while the second factor is cow manure: 0
(P0), 5 P(1), and 10 (P2) tons/ha. Each treatment was repeated 3 times, resulting in
27 experimental plots. Preliminary analysis parameters consisted of pH NaF, H2O,
C-Organic, Humic acid, Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), P-available
Bray, Birham, and P-total. Analysis of manure consists of pH H2O, N-total, C-
organic, and P-available. Parameters after treatment consisted of pH H2O, C-
Organic, Humic Acid, Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), Bray-available P,
and Birham-available P. Data analysis used ANOVA and to test the differences
between treatment means the DMRT test was used (Duncan Multiple Range Test)
with a real level of 5%. The results showed that the administration of phosphate
solubilizing bacteria had a significant effect on increasing the pH of H2O, Humic
acid, P-Available in bray and birham while the addition of cow manure significantly
increases the pH of H2O and C-organic but no significant effect in increasing LTO,
P-available Bray and Birham. The combination of treatment with phosphate-
dissolving bacteria and cow manure had no significant effect on soil-available P,
while the best dose of phosphate-dissolving bacteria in increasing the availability
of Andosol available P was a dose of 20 ml/day.poly bag (O2).

Keywords: Andosol, Phosphate Solubilizing Bacteria, Phosphate and Cow


Manure
Girsang dan Widodo, 2023

ABSTRAK
Andosol soil has very low P nutrient availability because phosphorus is adsorbed
by Al and Fe elements in allophane minerals. This study aims to determine the effect
of giving phosphate solubilizing bacteria and cow manure on the availability of
phosphate (P) Andosol. This study used a completely randomized design (CRD)
method which consisted of two factors. The first factor is phosphate solubilizing
bacteria with a population of 109 CFU/ml : 0 (O0), 10 (The1) and 20 (O2)ml/poly
bag while the second factor is cow manure: 0 (P0), 5 P(1), and 10 (P2) tons/ha.
Each treatment was repeated 3 times, resulting in 27 experimental plots.
Preliminary analysis parameters consisted of pH NaF, H2O, C-Organic, Humic acid,
Soil Phosphate Improving Ability (KPPT), P-available Bray, Birham, and P-total.
Analysis of manure consists of pH H2O, N-total, C-organic, and P-available.
Parameters after treatment consisted of pH H2O, C-Organic, Humic Acid, Soil
Phosphate Improving Ability (KPPT), Bray-available P, and Birham-available P.
Data analysis used ANOVA and to test the differences between treatment means the
DMRT test was used (Duncan Multiple Range Test) with a real level of 5%. The
results showed that the administration of phosphate solubilizing bacteria had a
significant effect on increasing the pH of H2O, Humic acid, P-Available in bray and
birham while the addition of cow manure significantly increases the pH of H2O and
C-organic but no significant effect in increasing LTO, P-available Bray and Birham.
The combination of treatment with phosphate-dissolving bacteria and cow manure
had no significant effect on soil-available P, while the best dose of phosphate-
dissolving bacteria in increasing the availability of Andosol available P was a dose
of 20 ml/day.poly bag (O2).
Kata Kunci : Andosol, Bakteri Pelarut Fosfat, Fosfat dan Pupuk Kandang Sapi

PENDAHULUAN

Kopeng ialah desa yang terdapat di Kecamatan Getasan, Kabupaten


Semarang, Jawa Tengah. Kopeng berada di bawah kaki gunung Merapi dan
Merbabu terletak pada ketinggian 1.500-1.700 mdpl. Andosol Kopeng termasuk
lahan potensial untuk pertanian dan sentra produksi sayur, sumber pangan
hortikultura untuk memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin. Kopeng memiliki
masalah terhadap keseimbangan hara P bersifat negatif yaitu ketersediaan hara lebih
rendah di banding kebutuhan tanaman, akibat adanya mineral alofan. Alofan
merupakan mineral yang mendominansi Andosol. Alofan dengan nisbah Si/Al 0,5
sangat reaktif terhadap unsur fosfat di dalam tanah (Tamad et al., 2013). Fosfat ialah
unsur makro yang berperan penting pada proses fotosintesis, memperkuat batang,
memperbaiki kualitas tanaman dan perkembangan akar tanaman.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ketersediaan fosfor
(P) pada tanah Andosol ialah dengan pemberian pembenah tanah (bahan organik)
pupuk kandang sapi dan bakteri pelarut fosfat. Pupuk kandang sapi merupakan
pupuk organik yang sumbernya dari kotoran sapi telah mengalami dekomposisi
yang dibantu oleh bakteri rumen sehingga membantu merombak serat kasar juga
memecah materi organik. Ditegaskan menurut Hendrawan et,al., (2011) hasil
fermentasi pakan pada rumen sapi terdapat asam asetat berat molekul rendah yang
mana asam-asam organik yang berasal dari kotoran sapi membantu melepaskan
jerapan P pada tanah andosol. Bakteri pelarut fosfat adalah kelompok
mikroorganisme atau agen yang berfungsi dalam kesuburan tanah. Bakteri ini dapat
melarutkan fosfat atau melepaskan P-terjerap melalui pengasaman, pengkhelatan,
pertukaran ligan, mineralisasi P-organik, pemblokan loka jerapan koloid tanah
(Arcand dan Schneider, 2006). Mekanisme proses pelarutan fosfat yang dijerap oleh
alofan dengan solusi pemberian pupuk kandang sapi dan bakteri pelarut fosfat
sampai hara fosfat tanah andosol menjadi tersedia yaitu dengan adanya pupuk
organik pupuk kandang sapi yang telah terdekomposisi dan kotoran sapi berasal
dari pakan yang mengalami proses rumenisasi. Mikroorganisme yang berlangsung
secara kimia dan biologi baik dalam bentuk fosfat organik dan anorganik.
Mikroorganisme memerlukan adanya fosfat dalam bentuk tersedia dalam tanah
untuk pertumbuhannya. Proses yang dilakukan mikroorganisme yaitu dengan cara
mengeksresikan sejumlah asam organik.

BAHAN DAN METODE

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari 2023 –Juni 2023. di rumah kaca
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, Analisis tanah dilakukan di Balai
Penelitian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia
Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta dari bulan
Februari sampai Juni 2023. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis bakteri pelarut fosfat yang
terdiri dari 0, 10, dan 20 ml/polybag. Faktor kedua adalah dosis pupuk kendang sapi
yang teridiri dari 0, 5 dan 10 ton/ha. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak
3 kali. Sampel tanah yang digunakan dalam percobaan diambil dari lapis olah (0-
30 cm). Selanjtunya tanah dikeringanginkan dan diayak lolo mata saringan 2 mm.
sebelum digunakan tanah dan pupuk kandang sapi yang digunakakan dianalisis
pendahuluan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 kg tanah kering angin
dan diberi bakteri pelarut fosfat dan pupuk kandang sapi sesuai dosis yang telah
direncanakan. Plot percobaan selanjutnya diinkubasi selama 1 bulan dalam keadaan
kapasitas lapang. Parameter penelitian meliputi pH NaF, pH H2O, C-organik, Asam
Humat, KPPT, P-total, P-tersedia Bray dan Birham. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan, digunakan Sidik Ragam, apabila terdapat beda nyata dilakukan uji beda
antar rerata perlakuan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan jenjang
nyata 5% (Gomez, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah Andosol merupakan tanah yang berkembang dari bahan vulkanik dan
memiliki bahan organik yang tinggi akan tetapi P-tersedia sangat rendah akibat
adanya mineral amorf , alofan, Al dan Fe. Hasil analisis kimia tanah Andosol yang
digunakan seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis tanah Andosol sebelum perlakuan
Parameter Nilai Harkat (*)
pH H2O 6,7 Netral
pH NaF 10,85 Tinggi
C-organik (%) 3,86 Tinggi
Asam Humat (%) 3,62 Tinggi
KPPT (ppm) 40,089 Tinggi
P-Tersedia Bray (ppm) 4,6 Rendah
P-Tersedia Birham (ppm) 3,94 Rendah
P-Tersedia extrak HCl-25% 24 Sedang
(mg/100g)
Populasi BPF (Cfu/g) 5,3 x 107 -
*Afany (2015)

Berdasarkan hasil analisis tanah Andosol (tabel 1) menunjukkan bahwa pH


H2O Tanah termasuk netral. Netralnya tanah Andosol diduga karena mineral amorf
dan tingginya bahan organik sebagai penyangga tanah. pH NaF sebesar 10,85
dengan harkat tinggi. pH NaF merupakan indikator dari sifat tanah Andosol atau
bukan (Pranoto, 2013). Suatu tanah dapat tergolong Andosol apabila pH NaF >9,4.
Besarnya nilai pH NaF disebabkan karena melimpahnya mineral amorf yang
didominansi Al/Fe-OH sebagai penyusun tanah. Kandungan C-organik termasuk
harkat tinggi, hal itu dapat terjadi akibat adanya akumulasi bahan organik tanah
sehingga mengalami dekomposisi dan perombakan lambat karena adanya
kandungan Al-Fe humus yang tinggi. Kandungan asam humat tinggi dikarenakan
bahan organik yang tinggi akibat akumulasi bahan organik di permukaan tanah. Hal
itu dibuktikan dengan warna tanah Andosol yang hitam. Apabila semakin tinggi
asam humat di tanah maka semakin hitam warna tanah Andosol. Tanah Andosol
memiliki kemampuan pengikat fosfat tanah yang tinggi dikarenakan Andosol
memiliki jerapan fosfat yang tinggi dan mengandung fraksi lempung yang
didominasi oleh alofan memiliki daya jerap yang tinggi dan mengandung fraksi
lempung yang didominasi oleh alofan memiliki daya jerap yang tinggi. Hal tersebut
sejalan dengan (Sanchez, 1992) menyatakan bahwa kemampuan jerapan fosfat
diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil yaitu mineral lempung alofan, kristalin,
dan lempung monmorilonit 2:1.
Kandungan P-tersedia Bray dan Birham se dengan harkat sangat rendah, P-
tersedia potensial ekstrak HCl 25% dengan harkat sedang. Dapat diketahui bahwa
rendahnya kandungan P-tersedia pada tanah Andosol dikarenakan tanah Andosol
memiliki mineral alofan mengandung oksida Al tinggi sehingga akan menjerap
fosfat dalam bentuk Al fosfat sehingga akan menjerap fosfor dalam bentuk Al fosfat
maka ketersediaan P didalam tanah menjadi sangat rendah. Kehadiran senyawa
aktif Al-Fe yang cukup banyak dalam tanah menyebabkan P terjerap kuat pada
struktur mineral amorf dan terikat pada gugus OH atau H yang bermuatan positif.
Hal ini menyatakan bahwa alofan sangat kuat mengikat P dibandingkan dengan
kemampuan asam organik dalam melepaskan P dari komplek jerapan. Populasi
Bakteri Pelarut Fosfat yang terdapat di tanah Andosol sebesar 5,3 x 107 cfu/g.
Menurut Alexander (1997) pada umumnya BPF secara alami dapat mencapai
10.000.000 cfu/g tanah. Tingginya populasi bakteri dikarenakan faktor yaitu pH dan
C-organik tanah. Pertumbuhan bakteri pelarut fosfat optimum pada pH sekitar 5,5-
7 dan juga akibat faktor tipe penggunaan lahan yang memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi sehingga terdapat aktivitas mikroba dan diketahui juga tinggi
nya kandungan c-organik tanah Andosol.
Berdasarkan SNI (Peraturan Meneteri Pertanian, 2011), pupuk kandang sapi
yang diaplikasikan sudah sesuai SNI (Tabel 2). Yaitu pH 8, C-organik 45,35%, N-
total 1,16%, C/N 39,01, P-total 1,09% dan Populasi BPF 220,45 x 107 Cfu/g. Pupuk
kandang berperan sebagai pembentuk humus tanah, sumber nutrisi bakteri, dan
menghasilkan bakteri rumen untuk merombak lignin dan selulosa.

Tabel 2. Hasil Analisis Pupuk Kandang Sapi


Parameter Nilai Standart SNI (*)
pH H2O 8 4-8
C-organik (%) 45,25 > 12
N-Total (%) 1,16 <6

Nisbah C/N 39,01 <40


P-Total (% P2O5) 1,09 -
Populasi BPF (Cfu/g) 20,45 x 107 > 1x105

* Peraturan Menteri Pertanian (2011).


Nisbah C/N pupuk kandang sapi yaitu 39,01. Sehingga pupuk kandang sapi
ini sudah sesuai dengan SNI. Hal tersebut menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi
belum mengalami dekomposisi yang sempurna namun sudah memenuhi syarat
mutu sebagai pembenah tanah. Siboro et.,al (2013) menyatakan bahwa prinsip
pengomposan adalah untuk menurunkan raiso C/N bahan organik hingga sama
dengan C/N tanah. Secara umum hasil analisis kandungan unsur hara dalam pupuk
kandang sapi sudah memenuhi syarat pupuk kandang menurut Standar SNI
sehingga sudah dapat digunakan untuk pemupukan.
Berdasarkan Tabel 3. Dapat diketahui bahwa pH H2O Andosol mengalami
peningkatan seiring meninkatnya dosis BPF dan Pupuk Kandang Sapi. Hasil sidik
ragam menunjukkan terdapat interaksi nyata antara BPF dan Pupuk Kandang Sapi.
Pada kombinasi perlakuan BPF 20 ml/polybag dan Pupuk kandang sapi 5 ton/ha
(O2P1) nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu
dengan pH 6,32. Meningkatnya pH tanah diduga karena meningkatnya proses
dekomposisi bahan organik dengan adanya peningkatan jumlah bakteri yang
berasal dari BPF. Proses dekomposisi akan menghasilkan asam organik yang
meningkatkan pH tanah. Bakteri pelarut fosfat Pseudomonas sp merupakan bakteri
yang tumbuh optimum pada pH netral dan tidak tahan pada pH sangat masam,
sehingga memiliki populasi yang cukup tinggi dan mampu menghasilkan asam-
asam organik tanah sehingga dapat menurunkan pH tanah serta berpotensi
memecahkan ikatan pada beberapa senyawa fosfat yang tidak tersedia menjadi
tersedia sehingga pH akan menjadi masam (Firdausi et al., 2016).

Tabel 3. Rerata nilai pH H2O Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan Pupuk
Kandang Sapi
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) O2 (20) Rerata(*)
P0 (0) 6,03cd 5,90b 6,33d 6,09
P1 (5) 5,87ab 5,70a 6,37d 5,98
P2 (10) 6,07c 6,03bc 6,27d 6,12
Rerata(**) 5,99 5,88 6,32 (+)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) dan baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(+) menunjukkan adanya interaksi.
Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa nilai rata-rata C-Organik
mengalami penurunan pada perlakuan bakteri pelarut fosfat 20 ml/polybag (O2).
Naik-turunnya rata-rata kandungan C-organik pada perlakuan bakteri karena
tingginya populasi yang terdapat pada BPF 20 ml/polybag (O2) yaitu 496 x 1017
cfu/g dapat merombak bahan organik lebih intensif . Dalam proses metabolismenya
BPF menggunakan bahan organik dalam tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian
Setiawati et al., (2020) bahwa C-organik merupakan sumber nutrisi atau makanan
mikroorganisme yang berasal dari pupuk kandang sapi dan dari dalam tanah
sehingga, C-organik yang berada di dalam tanah dapat berkurang keberadaannya.
Perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi terdapat pada dosis 10 ton/ha (P2).
apabila bahan organik tinggi maka C-organik akan semakin tinggi, dikarenakan C-
organik merupakan komponen penyusun dalam bahan organik. Hal tersebut
dikuatkan oleh hasil penelitian Hanafiah (2005) menyatakan ketika semakin tinggi
dosis bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah maka kadar C-organik juga
akan cenderung mengalami peningkatan.

Tabel 4. Rerata nilai C-Organik (%) Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan
Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) O2 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,76 5,36 4,89 5,00p
P1 (5) 4,96 5,43 4,69 5,02q
P2 (10) 5,63 5,29 5,63 5,51r
Rerata(**) 5,11y 5,36y 5,07x (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,
Berdasarkan tabel 5. Dapat diketahui bahwa BPF dan pupuk kandang sapi
berpengaruh dalam meningkatkan kandungan asam humat tanah Andosol akan
tetapi tidak terdapat perbedaan nyata pada perlakuan pupuk kandang sapi dosis 0
ton/ha (P0), 5 ton/ha (P1) dan 10 ton/ha (P2). Serta, tidak terdapat interaksi antara
kedua kombinasi perlakuan tersebut. Peningkatan asam humat pada pemberian
bakteri pelarut fosfat sejalan dengan meningkatnya kandungan pH dan C-organik
pada tanah Andosol. Akibat tingginya populasi BPF pada tanah Andosol mampu
mendekomposisi bahan organik didalam tanah dan terjadi juga proses humifikasi
secara aerob sehingga perkembangan aktivitas bakteri lebih optimal/intensif. Selain
itu pupuk kandang sapi perlu penambahan dosis pupuk kandang sapi. Kandungan
asam humat yang tinggi pada pupuk organik akan mampu mempengaruhi
ketersediaan hara dan populasi dari mikroba. Kualitas pupuk organik dicirikan
dengan kandungan unsur hara yang tersedia di dalamnya. Apabila semakin tinggi
kandungan asam humat maka kualitas pupuk kandang sapi akan semakin baik serta
meningkatkan ketersediaan unsur hara (Hidayat, 2003).

Tabel 5. Rerata nilai Asam Humat (%) Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan
Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
(Ton/ha)
P0 (0) 6,11 8,90 10,20 8,41p
P1 (5) 8,16 8,06 11,49 9,24p
P2 (10) 7,10 11,21 12,15 10,15p
Rerata(**) 7,12x 9,39y 11,28z (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,

Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa Nilai rata-rata KPPT pada


pemberian BPF dan pupuk kandang sapi tidak berbeda nyata terhadap KPPT dan
tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut terhadap KPPT. Pemberian
BPF dapat menurunkan kadar KPPT Andosol. Hal tersebut akibat mekanisme kerja
BPF yang memiliki populasi yang tinggi. Asam-asam organik memiliki hubungan
yang lebih besar dari pada penjerap P sehingga dapat mengambil atau menukar P
yang terjerap oleh Al dan Fe pada tanah Andosol. Pupuk kandang sapi memiliki
kandungan asam organik yang tinggi dan berfungsi untuk mengikat unsur Al dan
Fe sehingga fosfat yang ada di dalam tanah atau yang akan diberikan tidak dapat
diikat oleh unsur tersebut dan diikat oleh koloid tanah. Penurunan nilai KPPT
seiring dengan penambahan dosis bakteri pelarut fosfat dan pupuk kandang sapi
(dengan adanya dekomposisi bahan organik dan mensekresikan asam organik). Hal
tersebut menunjukkan bahwa aplikasi kedua perlakuan tersebut berperan untuk
menurunkan retensi alofan Andosol.
Tabel 6. Rerata nilai KPPT (ppm) Andosol pada berbagai kombinasi BPF dan
Pupuk Kandang Sapi
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi O0 (0) O1 (10) O2 (20) Rerata(*)
(Ton/ha)
P0 (0) 37,97 34,76 35,78 36,17p
P1 (5) 36,50 36,85 35,50 36,28p
P2 (10) 35,92 35,45 36,74 36,03p
Rerata(**) 36,80x 35,69x 36,00x (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Berdasarkan tabel 7. nilai rata-rata P-tersedia menunjukkan bahwa


perlakuan dosis bakteri pelarut fosfat berpengaruh nyata meningkatkan kandungan
P tersedia dalam tanah, tetapi pupuk kandang sapi tidak nyata meningkatkan P-
tersedia Andosol. Selain itu, tidak terdapat interaksi antara BPF dan pupuk kandang
sapi. P-tersedia Bray yang terbaik terdapat pada perlakuan 20 ml/polybag (O2)
yakni sebesar 4,34 ppm. Krishnaveni (2010) menyatakan bahwa bakteri pelarut
fosfat merupakan salah satu jenis mikroorganisme tanah yang berpotensi untuk
melepaskan P yang terikat menjadi P tersedia. Semakin banyak fosfor yang
dihasilkan oleh bakteri maka akan memperbanyak fosfor anorganik di dalam
tanaman sehingga dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman (Astuti et al.,
2013). Selain itu Meningkatnya kandungan P tersedia dalam tanah juga dapat
disebabkan oleh terjadinya mineralisasi P organik dalam pupuk kandang sapi at
yang diaplikasikan. Selain itu dengan adanya proses dekomposisi dapat
menghasilkan asam-asam organik yang mampu melarutkan P menjadi tersedia.

Tabel 7. Rerata nilai nilai P-Tersedia Bray (ppm) Andosol pada berbagai kombinasi
BPF dan Pupuk Kandang Sapi
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/polybag)
P. Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,16 4,17 4,26 4,20p
P1 (5) 4,19 4,24 4,26 4,23p
P2 (10) 4,16 4,14 4,51 4,27p
Rerata (**) 4,17x 4,18y 4,34z (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Berdasarkan tabel 8. Menujukkan bahwa nilai rata-rata P-tersedia Birham


tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan ketersediaan hara fosfat di tanah
Andosol perlakuan bakteri pelarut fosfat dan pupuk kandang sapi serta tidak ada
interaksi antara keduanya. Ketersediaan fosfor di dalam tanah ditentukan oleh
banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Jika pH tanah rendah,
fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Hasil penelitian Hastuti
(2003) bahwa penguraian bahan organik menghasilkan asam humat dan asam fulvat
sehingga P terikat dan dilepaskan dan menjadi tersedia dalam tanah. Tingginya
kandungan asam humat di dalam tanah berpotensi untuk meningkatkan P dalam
tanah. sehingga P menjadi tersedia untuk tanaman. P-tersedia birham lebih rendah
dari pada P-tersedia bray. Hal itu disebabkan karena ekstrak bray mencakup P yang
terikat oleh Al dan Fe dengan ekstrak (NH4F dan HCl atau asam lemah) sedangkan
P-birham hanya mencakup P yang terlarut dalam air saja dengan ekstrak air suling
(akuades). P-tersedia birham bersifat dinamis dikarenakan mudah dijerap atau
difiksasi oleh Al dan Fe.

Tabel 8. Rerata nilai P-Tersedia Birham (ppm) Andosol pada berbagai kombinasi
BPF dan Pupuk Kandang Sapi.
Dosis Bakteri Pelarut Fosfat (ml/ polybag)
P.Sapi (Ton/ha) O0 (0) O1 (10) 02 (20) Rerata(*)
P0 (0) 4,00 4,04 4,21 4,13p
P1 (5) 4,12 4,13 4,33 4,19p
P2 (10) 4,14 4,13 4,40 4,22p
Rerata(**) 4,09x 4,10x 4,31y (-)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (*) atau baris
(**) menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda DMRT 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi,

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bakteri Perlarut Fosfat (BPF) secara nyata dapat meningkatkan P-Tersedia Bray
dan Birham Andosol, pH H2O, dan Asam Humat. BPF tidak nyata meningkatkan
C-organik dan Kemampuan Penyemat Phosfat Tanah (KPPT).
2. Pupuk Kandang Sapi tidak nyata meningkatkan KPPT, P-Tersedia Bray dan
Birham, dan Asam Humat. Tetapi secara nyata dapat meningkatkan pH H2O dan
C-organik.
3. Tidak terdapat interaksi antara dosis bakteri pelarut fosfat dan dosis pupuk
kendang sapi Dosis BPF terbaik dalam meningkatkan P-tersedia bray dan birham
Andosol yaitu bakteri pelarut fosfat 20 ml/polybag (O2). terhadap ketersediaan P
tanah Andosol Kopeng Semarang Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA
Afany M.R. 2015. Analisa Kimiawi Tanah Prinsip Kerja dan Interpretasinya.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. New York : John Wiley and
Sons.
Arcand, M.M., and K.D. Schneider. 2006. Plant and Microbial Based to Improve
the Agronomic Effectiveness of Phosphate Rock: A Review. An. Acad. Bras.
Cienc. 78(4): 791-807.
Astuti, Y. W., Widodo, L. U., dan Budisantosa, I. 2013. Pengaruh Bakteri Pelarut
Fosfat Dan Bakteri Penambat Nitrogen terhadap Pertumbuhan Tanaman
Tomat pada Tanah Masam.
Firdausi, N., Muslihatin, W. dan Nurhidayati, T. 2016. Pengaruh Kombinasi media
pembawa pupuk hayati bakteri pelarut fosfat terhadap pH dan unsur hara
fosfor dalam tanah. Jurnal Sains dan Seni ITS 5(2):2337-3520.
Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Pertanian Edisi Kedua. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hastuti. 2003. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Amelioran Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Sorgum di Jawa Timur.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/20IV_A93atr.pdf. Diakses 20
Februari 2018.
Hendrawan, N. Bata, M., dan Santosa, S. A. 2011. Produk Fermentasi Rumen dan
Produksi Protein Mikroba Sapi Lokal yang Diberi Pakan Jerami Amoniasi
dan Beberapa Pakan Sumber Energi. Agripet.Vol 11 (2):29-34.
Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan asam humat dan omega pada pemberian pupuk
NPK terhadap pertumbuhan Gmelina arborea Roxb yang diinokulasi
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) [Tesis]. IPB. Bogor
Krishnaveni, M. S. 2010. Studies on Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB) in
Rhizosphere and Non-Rhizosphere Soils in Different Varieties of Foxtail
Millet (Setaria italica). International Journal of Agriculture and Food Science
Technology. 1(1): 23-29.
Pranoto. 2013. Pemanfaatan Adsorben Alofan Vulkanik Jawa Teraktivasi Sebagai
Penyerap Logam Berat untuk Meningkatkan Kualitas Air Minum di
Perkotaan, Jurusan Kimia FMIPA UNS, Surakarta.
Sanchez, P .A. 1992. Sifat dan Pengolahan Tanah Tropika. Jilid 2 (terjemahan
Johara T. Jayadinata). ITB. Bandung.
Setiawati, M.R., Suryatmana, P. dan Simarmata, T. 2020. Keragaman mikroflora,
mikrofauna, kandungan C organik, dan total N tanah sawah akibat aplikasi
azolla dan pupuk hayati. SoilRens 18(1): 41-49.
Siboro ES, Surya E, Herlina N. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Biogas
dari Campuran Limbah Sauran. Jurnal Teknik Kimia USU 2(3): 40-43.
Tamad, Ma’as, A., Radjagukguk, B., Hanudin, E., dan Widada, J. 2013.
Ketersediaan Fosfor pada tanah Andisol Untuk Jagung (Zea maysL) oleh
Inokulum Bakteri Pelarut Fosfat. Agron. Indonesia, 41(2), 112-117.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy