Novita Et Al., 2016
Novita Et Al., 2016
Novita Et Al., 2016
ABSTRACT
This study aimed to explore the use of rejected citrus fruit as raw material
for making nata and to obtain the best concentration of sucrose and ammonium
sulfate on the characteristics of nata de citrus produced. Research conducted
experiments used a Completely Randomized Design (CRD) Factorial model with
two factor treatments and three replications. The first factor was the concentration
of sucrose with four levels, namely 0, 2.5, 5 and 7.5% and the second factor was
the concentration of ammonium sulfate with three levels, namely 0.5, 0.6 and
0.7%. The results showed interaction of sucrose and ammonium sulfate
concentrations significantly affected the acquisition of the water content and
reducing sugar content. Sucrose concentrations significantly affected againts the
value of water content, degree of acidity (pH), thickness, wet weight, yield and
reducing sugar content. The concentrations of ammonium sulfate significantly
affected againts water content, thickness, wet weight, yield and reducing sugar
content. The best treatment of S3A3 (7,5% sucrose and 0,7% ammonium sulfate)
result the degree of water content 88,94%, degree of acidity (pH) 3,57, thickness
4,58 mm, wet weight 132,20 g, yield 30,28% and reducing sugar content 1,89% of
nata de citrus was relatively better than other treatments.
Keywords : sucrose, ammonium sulfate, nata de citrus, rejected citrus juice
PENDAHULUAN
Jeruk merupakan salah satu buahan di Indonesia. Banyaknya
buah-buahan yang digemari produksi jeruk di Indonesia maka
masyarakat dan mempunyai peranan diasumsikan sebanyak 30% buah
penting di pasar dunia maupun dalam jeruk mengalami kerusakan selama
negeri, baik dalam bentuk segar pasca panen (Soelarso, 1996). Jeruk
maupun olahannya. Menurut data sebagai komoditas holtikultura
BPS (2014), produksi jeruk di memiliki sifat mudah rusak, salah
Indonesia mencapai 1.926.543 ton satu bentuk kerusakan yang terjadi
dan menempati peringkat ketiga dari adalah kerusakan mekanis berupa
keseluruhan total produksi buah- benturan dan tekanan yang dapat
1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jom Faperta Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 1
menyebabkan penurunan kualitas pertumbuhan, perkembangan dan
pada jeruk. Jeruk yang mengalami aktivitas bakteri A. xylinum.
penurunan kualitas akan berkurang Peningkatan konsentrasi nitrogen
beratnya, bentuk menjadi rusak dan dalam substrat dapat meningkatkan
tidak sempurna akibat memar dan jumlah polisakarida nata yang
lecet pada permukaan kulit, terbentuk. Salah satu sumber nitrogen
kandungan sari jeruk dan nutrisinya yang mudah diperoleh dan harganya
menurun hingga rasanya menjadi relatif lebih murah adalah ammonium
hambar. Jeruk yang telah rusak dan sulfat (Rossi dkk., 2008).
menurun kualitasnya menjadi tidak Penelitian ini bertujuan untuk
lolos sortasi dan tidak tergolong jeruk mengeksplorasi pemanfaatan buah
kualitas baik, yang dinyatakan jeruk afkir sebagai bahan baku
sebagai jeruk afkir (KPRI, 2011). pembuatan nata dan untuk
Minat konsumen untuk memperoleh konsentrasi sukrosa dan
mengkonsumsi jeruk yang telah rusak ammonium sulfat terbaik terhadap
(afkir) cenderung berkurang dan nilai karakteristik nata de citrus yang
jual menjadi rendah bahkan dibuang dihasilkan.
karena tidak laku terjual. Jumlah
jeruk afkir terlebih saat panen raya BAHAN DAN METODE
sangat berlimpah tetapi pemanfaatan Bahan-bahan yang digunakan
untuk dijadikan produk olahan dalam penelitian ini adalah jeruk
dikalangan masyarakat belum banyak kualitas afkir (jeruk berastagi yang
dilakukan. Pemanfaatan jeruk afkir tidak lolos sortasi) yang diperoleh
menjadi nata de citrus dimungkinkan dari pasar buah Pekanbaru, sukrosa,
dilakukan mengingat jeruk afkir ammonium sulfat {(NH4)2SO4},
mengandung zat gizi untuk aktivitas starter Acetobacter xylinum, alkohol
metabolisme A. xylinum Kandungan 70%, dan akuades. Bahan-bahan yang
gula yang tersisa dalam jeruk afkir digunakan untuk analisis adalah
dapat dimanfaatkan sebagai nutrien larutan luff schoorl, indikator pati, KI
pertumbuhan A. xylinum dalam 20%, H2SO4 25%, larutan Na-
mensintesis selulosa. Pemanfaatan thiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N, KIO3, HCl
jeruk afkir diharapkan dapat menjadi 2 N, dan akuades.
salah satu pilihan untuk Alat-alat yang digunakan
meningkatkan nilai ekonomis jeruk adalah pemeras jeruk, sendok
afkir. pengaduk, wadah fermentasi (nampan
Aktivitas bakteri A. xylinum plastik), koran, saringan, pisau,
dalam pembuatan nata sangat kompor, panci, karet gelang, tali,
dipengaruhi oleh sumber karbon gelas ukur, termometer dan botol
(sukrosa) dan sumber nitrogen yang kaca. Peralatan analisis yaitu
tersedia dalam substrat pertumbuhan timbangan analitik, pH meter,
nata. Sukrosa digunakan sebagai micrometer sekrup, oven, dan buret.
sumber energi (C) yang ditambahkan Alat-alat lainnya seperti desikator,
dengan konsentrasi tertentu untuk cawan porselin, beaker glass,
kegiatan metabolisme A. xylinum dan erlenmeyer, labu ukur, pipet tetes,
sisanya akan dibentuk menjadi aluminium foil, hand sprayer, kertas
lapisan nata (Yusmarini dkk., 2004). label, kamera, peralatan tulis, dan
Sumber nitrogen yang diberikan tissu.
bertujuan untuk merangsang
Tabel 3. Rata-rata derajat keasaman (pH) medium sisa inkubasi nata de citrus
Konsentrasi Konsentrasi Ammonium Sulfat Derajat
Sukrosa A1 (0,5%) A2 (0,6%) A3 (0,7%) Kesaman (pH)
S0 (0%) 4,31 4,24 4,34 4,30c
S1 (2,5%) 3,79 3,79 3,79 3,79b
S2 (5%) 3,69 3,72 3,64 3,68ab
S3 (7,5%) 3,71 3,61 3,57 3,63a
Derajat Keasaman (pH) 3,88 3,84 3,84
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%
Tabel 7. Rata-rata kadar gula pereduksi medium sisa inkubasi nata de citrus (%)
Konsentrasi Konsentrasi Ammonium Sulfat Kadar Gula
Sukrosa A1 (0,5%) A2 (0,6%) A3 (0,7%) Pereduksi
S0 (0%) 0,91cd 0,70bc 0,52a 0,71a
d c b
S1 (2,5%) 1,30 0,86 0,63 0,93b
S2 (5%) 1,70ef 1,70ef 1,67e 1,69c
gh g f
S3 (7,5%) 2,29 2,23 1,89 2,14d
Kadar Gula Pereduksi 1,55c 1,37b 1,18a
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%