Ijen Uggp Encyclopedia
Ijen Uggp Encyclopedia
Ijen Uggp Encyclopedia
ENCYCLOPEDIA
BONDOWOSO
RAIL & TRAIN MUSEUM
GEOPARK
CULTURAL SITE
INFORMATION CENTER
BONDOWOSO CITY
RAILWAY STATION
PORT
BALI ST
AIRPORT
RAIT
PETROL STATION
KETAPANG
PORT
GEOPARK
INFORMATION CENTER
BLAMBANGAN
MUSEUM
BANYUWANGI CITY
GEOTRAIL
DELINEATION
0 7,5km 15km
PENDAHULUAN
Geopark Ijen yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, secara administratif berada di dua Kabupaten yaitu Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso dengan luas wilayah 4.723 km2. Geopark Ijen terdiri dari dataran rendah dan
dataran tinggi. Nama Ijen diambil dari gunung paling ikonik yang memiliki fenomena api biru satu-satunya di dunia dan
menjadi salah satu kawah paling asam terbesar di dunia. Geopark Ijen memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur,
yaitu 175,8 km sehingga menghasilkan sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah.
Geopark Ijen lahir pada tahun 2018 dengan nama “Geopark Banyuwangi” dan berstatus Geopark Nasional. Tak
menunggu waktu lama, Geopark Ijen dipromosikan untuk menjadi bagian dari geopark dunia oleh Komite Nasional
Geopark Indonesia pada tahun 2020 dengan status tercepat dan resmi menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark
INTRODUCTION
Ijen Geopark, which is located at the eastern tip of Java Island, is administratively located in two districts, namely Banyuwangi
Regency and Bondowoso Regency with an area of 4,723 km2. Ijen Geopark consists of lowlands and highlands. The name Ijen is
taken from the most iconic mountain which has the only blue fire phenomenon in the world and is one of the largest acidic
craters in the world. Ijen Geopark has the longest coastline in East Java, which is 175.8 km, resulting in abundant marine and
fishery resources.
Geopark Ijen was born in 2018 with the name "Geopark Banyuwangi" and has the status of National Geopark. It didn't take long
for the Ijen Geopark to be promoted to become part of the world's geopark by the Indonesian National Geopark Committee in
2020 with the fastest status and officially becoming part of the UNESCO Global Geopark (UGG) in 2023.
H I S T O R I C A L F O R M A T I O N O F I J E N G E O P A R K
Part of the Land of Gondwana - The Precious Puzzle of Indonesia -
c145r– 66e t a c e o u s
Mil Ye r A
200 145 66 56 34
GEOLOGICAL TIMELINE
23 5 2.5 0.01
e56o– 33.9c e n e Mil Ye r A
GEOLOGICAL TIMELINE
Keberadaan tumbuhan ini mulai menggeser dominansi Gymnospermae seiring dengan kondisi iklim dan kemampuan adaptasi
yang terus meningkat. Serangga penyerbuk dengan jenis yang lebih banyak muncul bersamaan pada periode ini, contohnya
Lepidoptera, lebah (Hymenoptera) dan semut. Simbiosis tumbuhan - serangga penyerbuk terekam dari penemuan banyak fosil Pada periode ini mulai terbentuknya endapan During this period, sediment deposits began to form, previously
dengan ciri morfologi bunga yang khas dan menjadi peristiwa penting pada periode ini (mutualistik ko-evolusi). Contoh bunga sedimen, sebelumnya daerah Geopark Ijen the Ijen Geopark area was dominated by a large sea or lake.
dengan ciri penyebaran dengan pollinator adalah Nurdenskioldia . didominasi oleh laut atau danau yang luas. Ancient mammals (eg Creodonts, Condylarths, Uintatheriidae,
The existence of this plant began to shift the dominance of Gymnosperms along with climatic conditions and increasing adaptability. Mamalia kuno (mis. Creodont, Condylarth, etc.) began to develop. The emergence of some "modern"
Pollinating insects with more types appeared together during this period, for example Lepidoptera, bees (Hymenoptera) and ants. The Uintatheriidae, dll) mulai berkembang. mammal families. Diversified primitive whales. First grass. Ice
symbiosis of plant - insect pollinators is recorded from the discovery of many fossils with distinctive floral morphological characteristics Munculnya sebagian keluarga mamalia cap thrives in Antarctica.
and became an important event in this period (mutualistic co-evolution). An example of a flower with pollinator characteristics is "modern". Paus primitif terdiversifikasi. Rumput
Nurdenskioldia
pertama. Ice cap berkembang di Antarktika.
H I S T O R I C A L F O R M A T I O N O F I J E N G E O P A R K
- First Land is Coming - - Coral Reef and Volcanoes -
o34 l– 23i g o c e n e
Mil Ye r A
m23 –i5.3o c e n e
Mil Ye r A
GEOLOGICAL TIMELINE GEOLOGICAL TIMELINE
P. Merah Volcano
200 145 66 56 34 23 5 2.5 0.01
200 145 66 56 34 23 5 2.5 0.01
Watudodol Volcano
Pada periode ini mulai muncul gunungapi di selatan wilayah Geopark Ijen yang diakibatkan oleh
subduksi(tumbukan lempeng) yang terjadi antara lempeng indoaustralia dan Eurasia sehingga Pada periode ini terjadi pelandaian lempeng samudera sehingga sumber panas bergeser ke utara dan
menimbulkan sumber panas yang mengakibatkan munculnya magma yang kemudian menerobos ke menyebabkan gunungapi yang ada berhenti aktivitasnya. Pada akhir periode ini pula mulai tumbuh
permukaan. Pada periode ini di bagian geopark ijen masih berupa danau atau laut yang luas. dengan baik endapan karbonat atau batugamping.
In this period, volcanoes began to appear in the south of the Ijen Geopark area caused by subduction (plate During this period, the oceanic plate subsided so that the heat source shifted to the north and caused the existing
collision) that occurred between the Indoaustralian and Eurasian plates, causing a heat source that resulted in the volcanoes to stop their activities. At the end of this period also began to grow with either carbonate or limestone
emergence of magma which then penetrated to the surface. During this period, the Ijen geopark was still in the deposits.
form of a large lake or sea.
H I S T O R I C A L F O R M A T I O N O F I J E N G E O P A R K
p2.6l–0.011
eistocene Mil Ye r A
h10.000
olocene Ye r A - Tod
GEOLOGICAL TIMELINE
GEOLOGICAL TIMELINE
200 145 66 56 34 23 5 2.5 0.01
200 145 66 56 34 23 5 2.5 0.01
Ijen Caldera
Kemudian Gunung ini meletus hebat dan mengeluarkan material sekitar 466 km3 pada kala 70000 tahun lalu.
Setelah memuntahkan material sebanyak itu kemudian terbentuklah kaldera yang diameternya mencapai 15 km Pada saat ini kita bisa melihat fenomena lengkap di kawasan Geopark Ijen. Kita bisa mengamati jejak
yang merupakan kaldera terbesar di Pulau Jawa. Pada akhir periode ini mulai muncul gunung-gunung api yang gunungapi purba di kawasan selatan, endapan karbonat( batugamping) di kawasan selatan hingga ke
terbentuk di kompleks kaldera Ijen Purba yang salah satunya adalah Gunungapi Kawah Ijen. utara dan tentunya bisa mengamati kawasan gunungapi aktif dan terindah di dunia yaitu Gunungapi
Kawah Ijen.
In this period the oceanic plate was getting more and more sloping so that a series of volcanoes began to appear in the
north which we often call Mount Kendeng or Mount Ijen Purba. At this time we can see a complete phenomenon in the Ijen Geopark area. We can observe traces of ancient
Then this mountain erupted violently and released material about 466 km3 at the time of 70000 years ago. After spewing volcanoes in the south, carbonate deposits (limestone) in the south to the north and of course we can observe
that much material, a caldera with a diameter of 15 km is formed, which is the largest caldera on the island of Java. At the the most active and most beautiful volcanic area in the world, namely Ijen Crater Volcano.
end of this period, volcanoes began to appear in the Ijen Purba caldera complex, one of which was the Ijen Crater Volcano.
G-1. Danau Asam Kawah Ijen (Ijen Acid Crater Lake)
Geosite
Solfatara (Solfatara)
Hembusan gas SO2 pada kawah merupakan
manifestasi panas bumi yang keluar dari
celah- celah lapisan di bawahnya yang
sering kita lihat berpadu cantik dengan
Danau Kawah Ijen. Walaupun parasnya
cantik, kita juga harus waspada dengan
menggunakan masker pengaman.
Sulfur (Sulphur)
Api Biru (Volcanic Blue Fire) Belerang atau sulfur adalah unsur kimia non-logam yang terbentuk
Perpaduan antara gas sulfur dan oksigen pada temperatur The combination of sulfur and oxygen gases at high secara alami. Sulfur yang terdapat di Kawah Ijen terbentuk akibat
tinggi serta konsentrasi tinggi menghasilkan api berwarna temperatures and high concentrations produces an exotic blue proses presipitasi atau pengendapan gas sulfida.
biru nan eksotis satu-satunya di dunia yang akan flame that is the only one in the world that will pay off the Sulfur or sulfur is a non-metallic chemical element that occurs naturally.
membayar lunas kelelahan setiap pendakinya mencapai exhaustion of every climber reaching that point. The sulfur contained in Ijen Crater is formed as a result of the precipitation
3 titik tersebut. process or the deposition of sulfide gas. 4
G-3. Lava Bantal Watudodol (Pillow Lava of Watudodol Beach) Fosil Koral (Coral Fossil)
Fosil Koral yang telah terendapkan
Geosite
Peperit (Peperite)
Lava Lobe (Lobus Lava) Peperit merupakan struktur yang
Struktur ini terbentuk akibat terbentuk akibat proses bercampurnya
perbedaan kecepatan saat lava magma dengan sedimen yang belum
mengalir. Bagian tengah yang relatif terkonsolidasi atau terkonsolidasi
lebih cepat menjadi lebih panjang dan buruk. Keberadaan peperit di lava
memendek ketepi sehingga Watudodol mengindikasikan erupsinya
Bukit Kars (Karst Hill) membentuk geometri melengkung berinteraksi dengan sedimen laut.
Ketika anda ingin melihat dimana posisi laut kita beserta pada ujungnya. Peperite is a structure formed as a result
hewannya di masa lalu, maka Batugamping Neogen yang This structure is formed due to the of the mixing of magma with
telah mengalami karsifikasi membentuk bukit inilah yang difference in velocity when the lava unconsolidated or poorly consolidated
menjadi jawaban semua itu. flows. The middle part which is relatively sediments. The presence of peperite in
When you want to see where the position of our sea and its faster becomes longer and shortens the Watudodol lava indicates that the
animals in the past , Then the neogone limestone the has edges so that it forms a curved geometry eruption interacted with marine
5 undergone karsification to form is the answer to all of that . at the ends. sediments. 6
G-4. Batugamping Neogen Sembulungan
Geosite
Vesikuler (Vesicle)
Layaknya manusia yang harus melepakan tekanan dalam
hidupnya, lava yang terdapat pada grajagan ini juga
membentuk struktur rongga hampir di semua
permukaannya untuk melepaskan tekanannya pada saat
proses pendinginan.
Like humans who have to release the pressure in their lives,
the lava contained in this Grajagan also forms a cavity
structure on almost all of its surfaces to release its pressure
15 during the cooling process. 16
G-9. Batuan Terobosan Pulau Merah
Geosite
20
Klorit (Chlorite)
Klorit adalah mineral umum yang berasosiasi dengan deposit Teluk Hasil Erosi Gunungapi Purba
bijih hidrotermal dan umumnya terjadi dengan epidot, serisit, (Eroded-Volcanic Bay)
adularia, dan mineral sulfida. Nama klorit berasal dari bahasa Bentukan alam geologi teluk yang sangat indah hasil erosi
Yunani chloros (χλωρός), yang berarti "hijau", mengacu pada gunungapi purba akan menjadi tempat yang sangat
warnanya. Nama Teluk Ijo secara geologi juga berkaitan dengan memanjakan mata serta pikiran setiap orang yang
mineral ini. mendatanginya.
Chlorite is a common mineral associated with hydrothermal ore The geomorphology of the bay is very beautiful as a result of ancient
deposits and commonly occurs with epidote, sericite, adularia, and volcanic erosion will be a very indulgent place for the eyes and minds
sulfide minerals. The name chlorite comes from the Greek chloros of everyone who comes to it.
(χλωρός), meaning "green", referring to its color. The name Teluk Ijo
19 is geologically related to this mineral. 20
G-11. Goa Istana (Istana Cave)
Geosite
21 22
G-12. Kekar Kolom Air Terjun Lider
Geosite
Kekar Kolom (Basaltic Collumnar Joint) Amfiteater Air Terjun (Waterfall Amphitheater)
Kekar kolom dengan ukuran 5-7 meter berbaris rapi yang Bentukan alam geologi amphiteater yang membentuk
terbentuk akibat pelepasan tekanan yang terjadi selama lembah air terjun akibat erosi batuan piroklastik di bawah
pendinginan lava hasil erupsi Gunung Raung lava yang lebih resisten dan membentuk tebing air terjun
melatarbelakangi megahnya air terjun Lider. setinggi 70 meter.
The columnar joint measuring 5-7 meters are lined up neatly as Geomorphology of the amphitheater that forms a waterfall
a result of the release of pressure that occurred during the valley due to erosion of pyroclastic rocks under more resistant
cooling of the lava from the eruption of Mount Raung, which is lava and forms a waterfall cliff as high as 70 meters
the background of the magnificent Lider waterfall.
Batuan Teraterasi
(Altered Sediments
and Volcanics)
Layaknya manusia
yang terus berubah
seiring waktu,
batuan sedimen tua
pun mengalami
alterasi (ubahan)
yang menjadikan
p e r u b a h a n
komposisi dan juga
fisik dalam dirinya.
Like humans who
continue to change
over time, old
sedimentary rocks
also undergo
alterations that make
c h a n g e s i n
composition and also
p h y s i c a l i n
themselves.
Sungai yang memiliki hulu dari kawah ijen dan digunakan sebagai studio alam serta objek riset geokimia ini mengandung
(Kalipait Acidic Stream) H2SO4 yang tinggi sehingga pH airya sangat rendah.
The river that has its headwaters from the Ijen crater and can be used as a natural studio as well as object for geochemical
research contain high H2SO4 so that the pH of the water is very low.
29 30
G-16. Komplek Air Panas Blawan
Geosite
31 32
G-17. Lava Blawan (Basaltic Lava of Blawan)
Geosite
33 34
G-18. Air Terjun Gentongan (Gentongan Waterfall)
Geosite
Perlapisan Endapan Jatuhan Piroklastik (Layered Pyroclastic Fall) Air Terjun Asam (Acidic Waterfall)
Endapan jatuhan piroklastik (abu vulkanik) dalam waktu dan kejadian berurutan, membentuk batuan berlapis- Aliran air asam dari Sungai Kalipait menuruni tebing indah berlapis berbagai macam batuan gunungapi dan
lapis dan menyusun bagian dinding Air Terjun Gentongan. menghasilkan cucuran air yang sangat eksotis dan memanjakan mata setiap pengunjungnya.
Pyroclastic fall deposits (volcanic ash) in successive time and events, form layers of rock and part of the walls of The flow of acidic water from the Kalipait River descends a beautiful cliff lined with various kinds of volcanic rocks and
Gentongan Waterfall. produces a very exotic waterfall that spoils the eyes of every visitor.
35 36
G-19. Aliran Lava Plalangan (Plalangan Lava Flows)
Geosite
Elang Ular Bido (Spilornis cheela) Tengkek Raja Udang (Alcedo coerulescens)
Burung gagah satu ini dikenal dengan sebutan Elang Ular Bido (Spilornis Burung Tengkek Raja Udang (Alcedo coerulescens) terlihat sedang bertengger
cheela) dan sering terlihat di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo serta mudah di atas pipa air mendekati sumber air. Burung kecil dengan bulu cantik berwarna
dijumpai Biosite Savana Sadengan pada jam-jam mencari makan yaitu siang biru ini juga memiliki suara yang cantik dan nyaring. Hobi melakukan manufer
Banteng Jawa (Bos javanicus) hari. Selebihnya dia akan bersembunyi di dalam hutan yang merupakan ketika berada di atas sungai untuk menangkap mangsanya. Populasinya juga
Sekelompok Banteng Jawa (Bos javanicus) sedang mencari makan di Savana Sadengan dan seekor banteng betina menyusui anaknya didampingi banteng jantan habitatnya. Kali ini dia terlihat sedang bertengger mengincar apa yang bisa relatif stabil dan dapat ditemukan di Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, serta
(hitam). Herbivora ini memiliki indra penciuman yang kuat yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan predator dan sebagai salah satu cara mereka berkomunikasi dijadikan santapan siangnya. Sumbawa.
sesama satu kawanan. Merupakan fauna endemik pulau Jawa dan Bali (Indonesia) namun sayang termasuk dalam spesies yang terancam punah dan populasinya This dashing bird known as Crested Serpent Eagle (Spilornis cheela) is often The Kingfisher (Alcedo coerulescens) was seen perched on a water pipe near
selalu mengalami penurunan. Diketahui total populasi di dunia saat ini adalah <10.000 hewan. seen in the Alas Purwo National Park area and it is easy to find in the Savanna a water source. This little bird with beautiful blue feathers also has a sonorous .
A group of Banteng (Bos javanicus) are looking for food in Sadengan Savanna and a female bull is breastfeeding her child accompanied by an adult male (black) bull. Sadengan Biosite during the day when looking for food. For the rest, it will hide in Its hobby is doing maneuver on the river while catching the prey. The population
These herbivores have a strong sense of smell that serves to detect the presence of predators and as a way for them to communicate with one another. It is an endemic the forest which is his habitat. This time he seemed to be perched on what could is also relatively stable and can be found in Java, Sumatra, Bali, Lombok and
fauna of Java Island and Bali Island (Indonesia) but unfortunately is included in an endangered species and its population is always decreasing. It is known that the be its lunch. Sumbawa.
43 total population in the world today is <10,000 animals. 44
B-2. Teluk Pangpang (Pang-Pang Bay)
Biosite
(Kendenglembu Site)
55 56
Culturesite
Dolmen
Dolmen Mulyosari tergolong unik karena di bagian bawah terdapat penambahan kontruksi pada keempat batu penyangga utama,
serta penambahan batu-batu pipih pada keempat sisinya. Kontruksi dengan sistem kancing ‘saling mengait’ di keempat batu
penyangganya. Dolmen merupakan penanda perkembangan konsep dasar religi manusia saat itu, yaitu kepercayaan tentang
kehidupan di alam arwah. Secara eksplisit masyarakat megalitik yakin bahwa kekuatan arwah nenek moyang dapat memberikan
kesejahteraan pada hidup mereka .
The Mulyosari Dolmen is unique because at the bottom there are additional buildings on the four main supporting stones, as well as the
addition of flat stones on all four sides. The building with a 'interlocking' button system on the four supporting stones of the dolmen, is similar to
the construction system of a stone coffin grave in general. Dolmen is a marker of the development of the basic concept of human religion at that
time, namely the belief about life in the spirit realm. Explicitly megalithic communities believe that the power of ancestral spirits can provide
prosperity to their lives .
57 58
C-3. Situs Umpak Sanga (Umpak Sanga Site)
Culturesite
Umpak ( Fork )
Situs Umpak Sanga yang terletak di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar – Banyuwangi dan pada awalnya memiliki luasan kurang lebih
2 hektar ini merupakan salah satu penanda penting eksistensi Kerajaan Blambangan pada abad 14 M berdasarkan Prasasti Balawi yang
berangka tahun Saka 1227 Saka atau 1305 M . Situs ini digunakan kembali pada masa kolonial pasca pemberontakan Jagapati (11
Oktober 1772) terhadap pendudukan penjajah yang terdiri dari koalisi VOC, Mataram dan Madura. Dulunya tempat ini diyakini sebagai
lokasi pelantikan Bupati Blambangan Mas Alit (Raden Tumenggung Wiraguna) pada abad ke-18. Selain itu, tempat ini juga dipakai
sebagai tempat pemujaan oleh komunitas Hindu sebelum Pura Agung Blambangan dibangun.
The Umpak Sanga site is located in Tembokrejo Village, Muncar District - Banyuwangi. The site, which initially had an area of approximately 2
hectares, was one of the important markers of the existence of the Blambangan Kingdom in the 14th century AD based on the Balawi Inscription
which dates to the Saka year 1227 Saka or 1305 AD (Wibowo, 2020). This site was reused in the colonial period after the Jagapati rebellion (11
October 1772) against colonial occupation consisting of a coalition of VOC, Mataram and Madura.It was allegedly used as the place for the
inauguration of the Blambangan Regent Mas Alit (Raden Tumenggung Wiraguna) in the 18th century AD and as a place of worship for the Hindu
59 community as well before Pura Agung Blambangan was built. 60
59
Culturesite
61 62
C-5. Petilasan Rawa Bayu (Petilasan of Rawa Bayu)
Culturesite
Petilasan Rawa Bayu merupakan peninggalan Kerajaan Blambangan di dekat telaga di dalam kawasan hutan Rawa Bayu dengan pintu
gerbang berbentuk paduraksa. Petilasan Raja Blambangan, Tawang Alun, terletak di tengah kawasan Rawa Bayu yang dibangun oleh
Tawang Alun untuk mengasingkan diri setelah ia turun takhta .
Petilasan Rawa Bayu refers to a place believed by the community as the location of Prabu Tawangalun bath after the conflict with his brother,
Wilabrata. Based on local stories, Tawangalun once built a city in this location. Many Kedawung people then flocked to Bayu Village. Finding this,
Wilabrata again attacked his brother but unfortunately the arrogant king perished. The architecture of Petilasan Rawa Bayu is very unique and
interesting because the gate is in the form of a paduraksa.
65 66
C-7. Desa Adat Osing Kemiren (Osing Village of Kemiren)
Culturesite
Barong Kemiren
Barong Kemiren berfungsi secara sakral sekaligus profan. Barong
Kemiren berfungsi sakral sebagai unsur terpenting dalam ritual
selametan Ider Bumi dan Tumpeng Sewu. Sedangkan secara profan,
Barong Kemiren merupakan sarana hiburan rakyat pada acara hajatan
pernikahan, khitanan dan acara-acara lainnya. Sebagai seni Masyarakat Adat Osing ( Osing Indigenous People )
pertunjukan, Barong Kemiren menampilkan drama tari yang Diyakini sebagai pewaris kultural Kerajaan Blambangan, Wong Osing
merupakan ekspresi seni yang erat kaitannya dengan masyarakat dianggap sebagi pribumi Banyuwangi. Secara umum mereka memiliki
agraris. Secara garis besar pertunjukan Barong Kemiren adalah kisah beberapa karakteristik, yaitu: 1) menggunakan bahasa Osing, 2)
perjuangan penduduk desa dalam membuka hutan untuk areal memiliki Buyut (danyang desa), 3) bersifat homogen karena mereka
persawahan dan upaya mereka dalam menghadapi makhluk-makhluk pada umumnya cenderung melakukan perkawinan dengan orang dari
halus yang ada di hutan tersebut. desa yang sama, 3) masih menjalankan ritual bersih desa, 4) meyakini
Barong Kemiren functions sacredly (related to rituals) and profanely as folk kepercayaan yang diwarisi dari leluhurnya, dan 5) mayoritas
performing arts. Barong is the most important element in the ritual of penduduknya memiliki pekerjaan dalam bidang pertanian atau
Lanskap Kemiren ( Kemiren Landscape ) salvation Ider Bumi and Tumpeng Sewu in the form of a Barong procession pertukangan.
Empat kilometer ke arah Barat dari pusat kota Banyuwangi, di antara petak sawah yang menghijau dan ladang- around the village. Meanwhile, profanely, Barong Kemiren is a means of Believed as the cultural heirs of Blambangan Kingdom, Osing community
ladang penduduk, tumbuh subur beragam seni tradisi pedesaan dan ritual adat Osing individual-komunal. Kemiren entertainment for the people at weddings, circumcisions and other events. is the indigenous people in Banyuwangi with several shared
yang kental dengan aroma agraris sesuai dengan kondisi geografis wilayahnya mengemuka sebagai zona penyangga As a performing art, Barong Kemiren presents a dance drama which is an characteristics. They 1) use Osing language, 2) have Buyut (tutelary
budaya Osing. artistic expression that is closely related to an agrarian society. Broadly spirits), 3) are homogeneous because they generally tend to marry people
Four kilometers to the west of Banyuwangi city center, among local people's green rice fields, flourishes various rural traditional speaking, the Barong Kemiren show is the story of the struggle of the from the same village, 3) still carry out village cleansing rituals, 4) hold
arts and individual-communal Osing rituals. Kemiren which is thick with an agrarian aroma in accordance with the geographical villagers in clearing the forest for rice fields and their efforts in dealing with tightly the beliefs and values inherited from their ancestors, and 5) have
67 conditions of the area then stands out as the buffer zone of Osing culture. the spirits dwelling in the forest. jobs in agricultural field or carpentry. 68
Culturesite
Struktur Gua Butha Sumber Canting merupakan gua alam yang pada bagian kanan mulut gua dipahatkan motif kala dan angka tahun
1316 Caka/1394 SM. Motif Kala tersebut ciri-ciri bermata dan hidung besar, bertaring, lidahnya menjulur, telinganya besar dan
panjang, alisnya dipahat berbentuk ukiran, dan memakai mahkota yang berbentuk kurawal.
The structure of Gua Buta Sumber Canting Cave is a natural cave which on the right side of the mouth of which is carved with the motif of Kala
(Giant) and year 1316 Caka/1394 BC. The Kala motif is characterized by large eyes and nose, fangs, protruding tongue, large and long ears,
chiseled eyebrows, and a curly crown.
69 70
C-9. Goa Butha Cermee (Butha Cave of Cermee)
Culturesite
Struktur Gua Buta Cermee merupakan gua pertapaan yang difungsikan sejak abad ke-14 M. Pada bagian interior gua
ini terdapat ornamen Kala atau Banaspati dan relief bernafaskan agama Buddha.
The structure of the Gua Buta Cermee is a hermitage cave that has functioned since the 14th century AD. In the interior of this
cave there are Kala or Banaspati ornaments and reliefs with Buddhist inspiration.
71 72
Culturesite
73 74
Intangible Heritage
Gandrung Banyuwangi merupakan seni pertunjukan tradisional yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional
(WBTB) pada tahun 2013. Dalam pertunjukannya, seorang atau beberapa penari wanita yang disebut Gandrung akan menari dan
menyanyi sepanjang malam dengan iringan gendang, biola, gong, dan kluncing sampai fajar menyingsing. Juga akan ada tamu laki-laki
yang menari bersama Gandrung dengan gaya tarian yang sering membuat penonton histeris senang.
Gandrung Banyuwangi is a traditional performing art that has been designated as a National Intangible Cultural Heritage (WBTB) in 2013. In the
show, one or some woman dancers called Gandrung will dance and sing along the night to the accompaniment of drums, violins, gongs, and
kluncing until the dawn falls. There also will be male guests who dance with the Gandrung the dancing style of whom often make the audiences
75 hysterically happy. 76
Intangible Heritage
Pada setiap malam Senin atau Jumat pertama bulan Dzulhijjah, Ritual Tumpeng Sewu digelar oleh seluruh warga Kemiren. Mereka
meyakini bahwa ritual tolak bala ini digelar untuk menaati titah Buyut Cili Sang Danyang desa. Warga Kemiren yakin jika ritual
Tumpeng Sewu ditinggalkan, maka mereka akan kualat pada Buyut Cili sehingga mereka tetap menjaga tradisi itu secara turun-
temurun. Tumpeng Sewu yang dimasukkan pada kategori adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan ini telah ditetapkan sebagai
WBTB Nasional pada tahun 2014.
From generation to generation, Osing people in Kemiren have never been absent in conducting Tumpeng Sewu, a village rite to keep away
Kemiren people from calamity. It is held every Dzulhijjah on the night of the first Monday or Friday as ordered by the village tutelary spirit
Buyut Cili. Kemiren people believe that if Tumpeng Sewu is abandoned, they will be cursed by Buyut Cili so they continue to maintain the
tradition from time to time. Tumpeng Sewu which is included in the category of community customs, rituals and celebrations has been
77 designated as the National Intangible Cultural Heritage.in 2014. 78
Intangible Heritage
Seblang bakungan
( Seblang Ritual in Bakungan Village )
Sekitar jam 8 malam ketika penari Seblang
Bakungan kerasukan arwah nenek moyang, dia
akan menari mengikuti tembang yang dinyanyikan
oleh sekelompok perempuan. Penari Seblang di
bakungan harus perempuan yang telah menopause.
Sebagaimana Seblang Olehsari, Seblang Bakungan
juga mengenakan mahkota bunga, tetapi
rambutnya terbuat dari kain kafan yang menambah
seram suasana. Ritual ini diyakini membawa
kedamaian, keselamatan dan panen yang
melimpah.
At around 8 pm when the Seblang Bakungan dancer has
been possessed by one of the spirits of the ancestors,
she will dance following the theme of the songs sung by
the chorus of village women. The dancer of Seblang in
Seblang merupakan nama bagi tarian mistis religious yang Bakungan should be a menopause woman. Just like
diselenggarakan secara tahunan di Olehsari dan Bakungan sebagai tolak Seblang Olehsari dancer, she wears a crown flowers,
bala dan untuk menunjukkan penghormatan kepada roh leluhur yang but the hair is made of shroud which contribute to add
dianggap sebagai cikal bakal masyarakat setempat. to a spooky atmosphere. The ritual is believed to make
Seblang which has been designated as the National Intangible Cultural life more peaceful, to free villagers from disturbances
Heritage.in 2014 is the name for annual mystico-religious dance held in by evil spirits and to get better harvest.
Olehsari dan Bakungan to show respect to the village tutelary spirits who are
79 considered the forerunners of the local community and to avoid calamity. 80
Intangible Heritage
81 82
Intangible Heritage
IH-5. Janger (Janger Folk Art) Kombinasi unsur Jawa, Bali dan Banyuwangi melebur indah dalam suatu kemasan teater tradisional Banyuwangi yang dikenal luas
dengan nama Janger dan memainkan lakon yang terkenal berjudul Damar Wulan. Dalam pertunjukan yang ditetapkan sebagai WBTB
Nasional tahun 2018 ini pula penonton dapat berkenalan dengan local hero Banyuwangi, Minak Jinggo, tokoh yang selalu
digambarkan sebagai tokoh antagonis oleh pandangan Jawa-sentris.
The combination of Javanese, Balinese and Banyuwangi elements blends beautifully in a traditional Banyuwangi theater package which is
widely known as Janger and plays a famous play entitled Damar Wulan. In this traditional show designated as the National Intangible Cultural
Heritage in 2018, the audience can also get acquainted with Banyuwangi local hero, Minak Jinggo, a legendary character always portrayed as
an antagonist by a Javanese-centric view.
83 84
Intangible Heritage
85 86
Intangible Heritage
87 88
Intangible Heritage
Berfungsi sebagai tolak bala, Singo Ulung dengan kostum serupa singa merupakan ritual tahunan desa Blimbing di Bondowoso yang
telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya TakBenda (WBTB) Nasional pada tahun 2015. Ritual ini menggambarkan Juk Seng yang
terkenal atas jasa-jasanya sehingga desa menjadi makmur dan aman dari perusuh.
Functioning as a repellent against calamities, Singo Ulung with lion-like costumes is an annual rite of Blimbing village of Bondowoso
designated as a National Intangible Cultural Heritage in 2015. It depicts the struggle of a local hero called Juk Seng who was famous for his
services so that the village becomes prosperous and safe from rioters.
89 90
Thanks To :
ria
sto
Geo