Tulisan Nikma
Tulisan Nikma
Tulisan Nikma
Nikma
Nikmaruslian18@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the form of producer legal responsibility for product
defects according to the Consumer Protection Act, and to find out how to resolve
consumer disputes against product defects according to the Consumer Protection
Act. The type of research used is normative juridical research using statutory
approaches, conceptual approaches and case approaches. From the research it can be
concluded that the producer is responsible for the goods purchased from the
producer. The application of the principle of absolute responsibility is intended to
replace the system of responsibility based on Article 1365 of the Civil Code and the
system of proof in Article 1865 of the Civil Code for cases of consumer losses due to
using defective products. Settlement of consumer disputes either through the District
Court or alternative dispute resolution conducted through the Consumer Dispute
Resolution Agency according to Law No.8 of 1999 concerning Consumer Protection,
there are 3 (three) types of dispute resolution through BPSK, namely by mediation,
arbitration and conciliation. If the consumer is harmed in consuming goods or
services, he can sue the party causing the loss. Parties here mean
producers/factories, suppliers, wholesalers, retailers / sellers or parties who market
products, depending on who does or does not commit acts that cause harm to
consumers.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tanggung jawab hukum produsen
terhadap cacat produk menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen, serta
untuk mengetahui bagaimana penyelesaian sengketa konsumen terhadap cacat
produk menurut UU Perlindungan Konsumen. Tipe penelitian yang digunakan adalah
penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-
undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus. Dari penelitian dapat
disimpulkan bahwa, produsen bertanggung jawab terhadap barang-barang yang
dibeli dari produsen. Penerapan prinsip tanggung jawab mutlak dimaksudkan untuk
mengganti sistem tanggung jawab berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata dan sistem
297
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
A. Pendahuluan
1Sri Redjeki Hartono, Makalah Aspek -Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Buku
Hukum Perlindungan Konsumen, Hlm. 36-37
298
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
2Andrew Carl Spacone, “The Emergency Of Strict Liability: A Historical Perspective And Other
Consideration Including Senate 100”, Journal Of Products Liability, Vol. 8, hlm. 273-274.
3Celine Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Cet. 4, Sinar Grafika, Jakarta, 2014,
Hlm. 101.
299
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
B. Pembahasan
1. Bentuk Tanggung Jawab Produsen Otomotif Terhadap Cacat Produk
Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Tanggung jawab produk atau tanggung gugat produk merupakan istilah yang
diterjemahkan dari product liability. Tanggung jawab produk juga mengarah pada
tanggung jawab produsen, didalam bahasa jerman disebut produzenten hafting.
Menurut E.Saefullah tanggung jawab produk adalah “suatu tanggung jawab secara
hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk (producer
manufacture) atau dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk
menghasilkan suatu produk (processor, assembler) atau dari orang atau badan
yang menjual atau mendistribusikan (seller, distributor) produk tersebut. 4
Inti dari product liability adalah pelaku usaha bertanggung jawab atas
kerusakan, kecacatan, penjelasan, ketidaknyarnanan dan penderitaan yang
dialami oleh konsumen karena pemakaian atau mengkonsumsi barang atau jasa
yang dihasilkannya. Umumnya product liability disebut juga dengan istilah
tanggung jawab produk, tanggung gugat produk, alau tanggung jawab produsen.
300
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
301
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
302
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
303
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
C. Kesimpulan
Daftar Pustaka
A. Artikel/Buku
304
Volume 1 Nomor 2 Nopember 2022
Kristiyanti, Celine Tri Siwi. “Hukum Perlindungan Konsumen”, Cet. 4, Penerbit Sinar
Grafika, Jakarta, 2014.
B. Peraturan Perundang-Undangan
305