KIAN NERS 2023 Fix UNUL - Compressed

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 114

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PEMELIHARAAN

KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DALAM TINJAUAN


TEORI PROMOSI KESEHATAN NOLA J PENDER
DI RT 5,6,7&8 KELURAHAN AMPANA
KOTA KECAMATAN AMPANA
KAB. TOJO UNA-UNA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Pendidikan


Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

Disusun Oleh :
Husnul Khatimah

NIM : PO7120422042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI
PROFESI NERS TAHUN
AKADEMIK 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Ilmiah Akhir Ners ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim
penguji oleh Poltekkes Kemenkes Palu

Nama : HUSNUL KHATIMAH

NIM : P07120422042

Palu, Juli 2023


Pembimbing I

Nasrul, SKM.,M.Kes.
NIP : 196804051988021001

Palu, Juli 2023


Pembimbing II

Dr. Baharuddin Condeng, SKM.,M.Kes


NIP : 196809171997031001

Menyetujui,
Ketua Prodi Profesi Ners

Dr. Irsanty Collein, M.Kep, Ns, SP.Kep.MB


NIP : 19791011200012 2003

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Karya Ilmiah Akhir Ners ini telah dipertahankan di depan tim penguji Poltekkes
Kemenkes Palu pada tanggal 17 Juli 2023
Nama : HUSNUL KHATIMAH
NIM : P07120422042
Tim Penguji
Palu, 17 Juli 2023

Supriadi Abdul Malik, SKM.,M.Kes. Penguji I


NIP : 196311281986031002

Palu, 17 Juli 2023

Drs. Junaidi, M.Kes. Penguji II


NIP : 196102051985011001

Palu, 17 Juli 2023

Firdaus Hi. Jahja Kunoli, SKM.,M.Kes. Penguji III


NIP : 197209201992031001

Mengetahui Menyetujui
Ditektur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan

T. Iskandar Faisal, S.Kp, M.Kes Dr. Andi Fatmawati, M.Kep, Ns, Sp.Kep.An
NIP : 19700781993031005 NIP : 197506272002122001

ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS

Husnul Khatimah (2023). Asuhan Keperawatan Komunitas Pemeliharaan


Kesehatan Tidak Efektif Dalam Tinjauan Teori Promosi Nola J
Pender di RT 5,6,7&8 Kelurahan Ampana Kota Kecamatan
Ampana Kabupaten Tojo Una-Una. Karya Ilmiah Akhir Ners
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing
(1) Nasrul (2) Baharuddin

ABSTRAK

(i-xii + 114 halaman + 63 tabel + 2 lampiran )

Perawatan kesehatan komunitas merupakan perpaduan antara praktek


keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menjunjung
dan memulihkan kesehatan populasi. Tujuan penelitian dilakukan untuk
menerapkan proses keperawatan komunitas dengan bekerja sama dengan
keluarga/kelompok/masyarakat dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan
serta mencegah timbulnya penyakit dengan menggunakan ilmu kiat perawat.
Desain penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi
serta melakukan asuhan keperawatan komunitas sesuai masalah pemeliharaan
kesehatan tidak efektif. Penelitian ini dilakukan di RT 05, 06, 07 & 08 kelurahan
Ampana Kota Kecamatan Ampana Kabupaten Tojo Una-Una dengan pelaksanaan
promosi kesehatan yang menekankan kepada peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan.
Hasil penelitian berdasarkan kebutuhan masyarakat di kelurahan
Ampana Kota masih rendahnya pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan,
maka perlu diberikan promosi kesehatan. Selain pemberian promosi kesehatan
tentang PHBS, alternative lain untuk mengatasi pemeliharaan kesehatan kurang
efektif dengan pemberian edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi dengan
hasil masyarakat dan lansia antusias serta mengatakan paham dan akan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya peningkatan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian dari pengkajian hingga evaluasi, dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan teori promosi
kesehatan Nola J Pender yaitu motivasi penting untuk mewujudkan hasil
seseorang dari pengalaman dahulu melalui pelajaran observasi dari orang lain
dalam perilaku. Diharapkan dari penelitian ini perawat dapat meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengatasi pemeliharaan kesehatan tidak
efektif pada masyarakat.

Kata kunci : Keperawatan Komunitas, Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Daftar Pustaka Buku 9 + 6 jurnal (2013-2023)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif dalam Tinjauan Teori Promosi Kesehatan

Nola J. Pender di RT 05,06,07 & 08 Kelurahan Ampana Kota Kelurahan Ampana

Kota Kec.Ampana Kab.Tojo Una-Una”

Ucapan terima kasih yang tak ternilai penulis ucapkan kepada ayah

handa Mansyur, S.Ag.,M.Ag. dan Ibunda Farinah, S.Pd. serta kedua adik penulis

Rizka Amaliah dan Fitri Nurlaili atas segala bantuan moril maupun materi, kasih

sayang, dukungan, semangat dan juga doa yang tulus dan ikhlas demi

keberhasilan serta kelancaran peneliti menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir.

Karya Ilmiah Akhir ini juga tak luput dari bimbingan dan bantuan semua

pihak yang ada dilingkungan Poltekkes Kemenkes Palu. Olehnya itu ucapan serta

penghargaan yang setingginya kepada yang terhormat :

1. T. Iskandar Faisal, S.Kp.,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palu

2. Dr. Andi Fatmawati, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An. Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Palu

3. Dr. Irsanty Collein, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB. Ketua Program Studi Profesi

Ners Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu

iv
4. Nasrul, SKM.,M.Kes. Pembimbing utama yang telah memberikan masukan,

bimbingan, kritik serta saran kepada penulis demi kesempurnaan Karya Ilmiah

Akhir Ners (KIAN)

5. Dr. Baharuddin Condeng, SKM.,M.Kes. pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta saran demi menyelesaikan Karya

Ilmiah Akhir Ners (KIAN)

6. Supriadi Abdul Malik, SKM.,M.Kes. penguji satu yang telah memberikan

masukan dan kritikan pada penulis

7. Drs. Junaidi, M.Kes. penguji kedua yang memberikan masukan dan saran

kepada penulis

8. Firdaus Hi. Jahja Kunoli, SKM.,M.Kes. penguji ketiga yang memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis

9. Rina Tampake, S.Pd.,S.Kep.Ns.,M.Med.Ed. Pembimbing akademik yang

dengan tulus dan ikhlas membimbing penulis selama menempuh pendidikan

di Poltekkes Kemenkes Palu

10. Serta Bapak/Ibu dosen dilingkungan Poltekkes Kemenkes Palu yang banyak

memberi support kepada penulis

11. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani sejak jenjang D3, D4 sampai

Profesi Ners yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya,

terimakasih banyak sudah membersamai susah senang penulis dan tidak

pernah lupa untuk memberi dukungan serta doa agar dapat menyelesaikan

studi bersama

v
12. Yang terkasih selalu ada saat susah dan senang, berjuang bersama meraih

gelar Profesi Ners, terimakasih selalu menemani proses penyusunan serta

memberi saran dan masukan dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir

Dengan keikhlasan dan kerendahan hati, Penulis ucapkan terimakasih

serta dengan iringan doa yang tulus dari Penulis semoga Allah SWT

memberikan balasan yang setimpal dengan amal kebaikan atas segala

pengorbanan tersebut. semoga Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semoga Tuhan YME terus melimpahkan kuasa

dan karunia pada kita semua.

Penulis menyadari Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini masih jauh dari

kata sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan penulis. Sekali lagi Peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palu, Juli 2023

Penulis,

Husnul Khatimah

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................4
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI ...............................................................................................7
A. Teori Nola J. Pender ...................................................................................7
B. Konsep Teori Keperawatan Komunitas ..................................................18
C. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ..............................................37
BAB III ..................................................................................................................48
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .................................48
A. Tahap Persiapan ........................................................................................48
B. Tahap Pelaksanaan ...................................................................................49
1. Pengkajian ...............................................................................................49
2. Pengumpulan Data ..................................................................................77
3. Analisis Data ...........................................................................................78
4. Penapisan Masalah ..................................................................................80
5. Prioritas Masalah .....................................................................................83
6. Rencana Keperawatan .............................................................................84
7. Implementasi dan Evaluasi......................................................................86
BAB IV ..................................................................................................................88
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN ..........................................................88

vii
A. Analisis Masalah Keperawatan Utama ...................................................88
B. Analisis Salah Satu Intervensi Utama dengan Konsep dan Penelitian 90
C. Alternatif Pemecahan yang Dapat dilakukan ........................................93
BAB V....................................................................................................................95
PENUTUP .............................................................................................................95
A. Kesimpulan ................................................................................................95
B. Saran ..........................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................102

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)……………………………………………………………………… 49
Tabel 3.2 Distribusi Tingkat Pendidikan di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………... 50
Tabel 3.3 Distribusi Pekerjaan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)……….. 51
Tabel 3.4 Distribusi Agama di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………… 51
Tabel 3.5 Distribusi Type Perumahan di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)…………………………………………………………………… 52
Tabel 3.6 Distribusi status Kepemilikan Rumah di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………… 52
Tabel 3.7 Distribusi Jenis Lantai di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…….. 53
Tabel 3.8 Distribusi Sistem Ventilasi di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………… 53
Tabel 3.9 Distribusi Kondisi/Keadaan Dalam Rumah di Kelurahan Ampana
(RT 5,26,7,8)……………………………………………………… 53
Tabel 3.10 Distribusi Penyebab Kondisi Rumah Tidak Bersih di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 54
Tabel 3.11 Distribusi Kebersihan Halaman Rumah di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)………………………………………………………………… 54
Tabel 3.12 Distribusi Pemanfaatan Pekarangan Rumah di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 55
Tabel 3.13 Distribusi Vektor Yang Banyak disekitar Rumah…………….. 55
Tabel 3.14 Distribusi Sumber Air Untuk Minum di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)………………………………………………………………… 56
Tabel 3.15 Distribusi Sistem Pengolahan Air Minum di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)……………………………………………………………….. 56
Tabel 3.16 Distribusi Sumber Air untuk Mandi Dan Mencuci di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 57
Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan
Septik tank/MCK Di Wilayah Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………….. 57

ix
Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Penampungan Air
Sementara Di Wilayah kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7,8)…………….. 57
Tabel 3.19 Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Air Di Wilayah
kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………… 58
Tabel 3.20 Distribusi Kondisi Air Di Wilayah kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………….…….. 58
Tabel 3.21 Distribusi Fekuensi Membersihkan Penampungan Air di
Kelurahan Ampana (RT 5,6 7,8)………………………………………….... 59
Tabel 3.22 Distribusi Pembuangan Sampah di kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………… 59
Tabel 3.23 Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………… 60
Tabel 3.24 Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………… 60
Tabel 3.25 Distribusi Kepemilikan jamban di Kelurahan Ampana (RT 5, 6,
7, 8)……………………………………………………………………….. 61
Tabel 3.26 Distribusi jenis jamban di Keluraan Ampana (RT 5,6,7,8)……. 61
Tabel 3.27 Distribusi status kepemilikan jamban di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)…………………………………………………………........ 61
Tabel 3.28 Distribusi kondisi jamban di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8).... 62
Tabel 3.29 Distribusi Sistem Pembuangan Air Limbah di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 62
Tabel 3.30 Distribusi Penghasilan Keluarga di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………… 63
Tabel 3.31 Distribusi Kepemilikan Jaminan kesehatan di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 63
Tabel 3.32 Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)…………………………………………………………………….. 64
Tabel 3.33 Distribusi Keluarga Mendapat Informasi Kesehatan di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………... 64
Tabel 3.34 Distribusi Kebiasaan Keluarga melakukan pemeriksaan

x
Kesehatan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………….. 65
Tabel 3.35 Distribusi Tanggapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………….. 65
Tabel 3.36 Distribusi Kunjungan Petugas Kesehatan/Puskesmas di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………... 66
Tabel 3.37 Distribusi Sarana Komunikasi Yang digunakan Keluarga di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………......... 66
Tabel 3.38 Distribusi Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) pada
bayi/balita di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)……………………………. 67
Tabel 3.39 Distribusi Gambaran Grafik KMS Pada Bayi/Balita Setiap
Bulan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………. 67
Tabel 3.40 Distribusi Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………………….. 67
Tabel 3.41 Distribusi Penyebab Bayi Tidak Diberikan Asi di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………………….. 68
Tabel 3.42 Distribusi Pemberian Vitamin A Pada Bayi/Balita di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 69
Tabel 3.43 Distribusi Penyakit Yang Sering Di derita Pada Bayi/Balita di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………… 69
Tabel 3.44 Distribusi Cakupan Imunisasi Pada Bayi/ Balita di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………………………. 70
Tabel 3.45 Distribusi Anak Yang Mengalami Kesulitan Makan di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………… 70
Tabel 3.46 Distribusi Frekuensi masalah yang sering di alami anak remaja
di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………... 70
Tabel 3.47 Distribusi Kegiatan Remaja Yang bermasalah di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)……………………………………………………… 71
Tabel 3.48 Distribusi Kegiatan Remaja Pada Waktu Luang di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)……………………………………………………… 71
Tabel 3.49 Distribusi Ibu Hamil Dalam Keluarga Berdasarkan Usia di di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………. 72

xi
Tabel 3.50 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Yang Sekarang di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………………….. 72
Tabel 3.51 Distribusi Imunisasi TT Pada Ibu Hamil di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)……………………………………………………………….. 72
Tabel 3.52 Distribusi Tempat Pemeriksaan Kehamilan di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)……………………………………………………… 73
Tabel 3.53 Distribusi Informasi Pendidikan Kesehatan Pada Kehamilan di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………… 73
Tabel 3.54 Distribusi Jenis Alat Kontrasepsi Yang digunakan Peserta di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)………………………………………….. 74
Tabel 3.55 Distribusi Tidak Mengikuti Peserta KB di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)………………………………………………………………... 74
Tabel 3.56 Distribusi Penyakit Terbanyak di Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)……………………………………………………………………. 75
Tabel 3.57 Distribusi Penyakit Yang Sering Di Derita Lansia di Kelurahan
Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………………….. 75
Tabel 3.58 Distribusi Kunjungan Pemeriksaan Kesehatan Lansia di
Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)…………………………………………. 75
Tabel 3.59 Distribusi Kegiatan Lansia Sehari hari di Kelurahan Ampana
(RT 5,6,7,8)……………………………………………………………….. 76
Tabel 3.60 Analisa Data………………………………………………….. 78
Tabel 3.61 Penapisan Masalah Komunitas Di kelurahan Ampana RT
05,06,07,08………………………………………………………………….. 80
Tabel 3.62 Rencana Keperawatan Komunitas Di Kelurahan Ampana ( RT
05,06,07 dan 08) Kecamatan Ampana Kota……………………………….. 84
Tabel 3.63 Implementasi dan Evaluasi Komunitas Di Kelurahan Ampana
(RT 05,06,07,08) Kecamatan Ampana Kota……………………………….. 86

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di

segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan

berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup

warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya

peningkatan derajat/status kesehatan penduduk (Rezky,2013). Komunitas

(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai

(values) perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-

batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah berkembang

(Mubarak, 2016).

WHO mendefinisikan health education sebagai kesempatan yang

dibangun secara sadar untuk belajar, yang melibatkan beberapa bentuk

komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, dan

berkembangnya kemampuan hidup yang kondusif (Hou, 2014). Health

education adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar

masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan

meningkatkan taraf kesehatannya. Pendidikan kesehatan adalah usaha yang

dilakukan untuk mempengaruhi individu, kelompok dan masyarakat dengan

harapan mereka akan melakukan sesuatu yang diharapkan oleh pemberi

pendidikan kesehatan (Kurnianingtyas, 2017).

1
2

Perawatan kesehatan komunitas merupakan perpaduan antara

praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk

menjunjung dan memulihkan kesehatan populasi. Dengan dilaksanakannya

PHBS pada setiap rumah tangga seperti menerapkan kebiasaan cuci tangan

akan mencegah penyebaran Covid-19. Tercapainya standar PHBS (perilaku

hidup bersih dan sehat) dalam keluarga sangat berperan dalam tercapainya

kesehatan dalam komunitas. Komunitas merupakan acuan dimana di

dalamnya terdapat kelompok-kelompok social yang saling berinteraksi secara

terus menerus. Komunitas terbentuk akibat kesamaan sikap, minat, kegemaran

antara individu yang kemudian diapresiasikan dengan membuat suatu wadah

(Yudha,2013).

Pemberdayaan kesehatan masyarakat dapat dimulai dari

pengambilan lingkungan tempat tinggal sebagai tolak ukurnya atau arah

strategi pelaksanaannya. Seperti halnya Indonesia yang merupakan kepulauan

maritime, sehingga focus arah pembangunan tidak hanya dilihat dari

masyaraka di dataran rendah atau arah pegunungan tetapi juga pada

masyarakat pesisir pantainya (Hendra, 2017).

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang

kesehatan tersebut maka Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Palu

sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab

dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas

dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas. Kegiatan ini


3

merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdiam masyarakat

(Bambang, 2015).

Keperawatan sebagai pelayanan professional, dalam aplikasinya

harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan

demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan

mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk

pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap

situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan

dalam praktik keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Dari beberapa model

konsep , salah satu diantaranya ialah teori model keperawatan Nola J Pender,

model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang merupakan sebuah

gabungan dua teori yaitu Nilai Harapan (Expectancy value) dan teori Kognitif

social (Social Cognitive). Teori pender tentang model promosi kesehatan ini

konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan kesehatan

untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat yang lebih

baik maupun optimal.

Pengabdian masyarakat yang di tuangkan Praktik keperawatan

komunitas merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik profesi

keperawatan yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary

Health Care (PHC). Pengabdian masyarakat tahun 2023 mahasiswa Prodi

Ners Poltekkes Kemenkes Palu dilaksanakan di Wilayah Kelurahan Ampana

Kota, yang merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan Ampana

Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah.


4

Berdasarkan uraian di atas, maka kasus yang di bahas pada karya

tulis ini yaitu “asuhan keperawatan komunitas pemeliharaan kesehatan tidak

efektif dalam tinjauan teori Nola J Pender di RT 05,06,07&08 Kelurahan

Ampana Kota Kecamatan Ampana”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, rumusan

masalah yang perlu dibahas dalam laporan karya tulis akhir ini adalah

bagaimana penerapan “asuhan keperawatan komunitas dengan pemeliharaan

kesehatan tidak efektif dalam tinjauan teori Nola J Pender di RT 05,06,07&08

kelurahan Ampana Kota?”

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Menerapkan proses keperawatan komunitas dengan bekerja sama

dengan keluarga/kelompok/masyarakat dalam meningkatkan dan

memelihara kesehatan serta mencegah timbulnya penyakit dengan

menggunakan ilmu kiat perawat

b. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di kelurahan ampana

kota RT 05,06, 07 dan 08

b) Menetapkan diagnose keperawatan komunitas di kelurahan ampana

kota RT 05,06, 07 dan 08


5

c) Menyusun intervensi keperawatan komunitas di kelurahan ampana

kota RT 05,06, 07 dan 08

d) Menerapkan implementasi keperawatan komunitas di kelurahan

ampana kota RT 05,06, 07 dan 08

e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan komunitas di kelurahan

ampana kota RT 05,06, 07 dan 08

D. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Hasil karya ilmiah ini di harapkan dapat menjadi sumber bacaan

di Pustaka dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pelaksanaan dan

perbandingan untuk karya ilmiah lebih lanjut, serta dapat menambah

wawasan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan komunitas.

b. Manfaat Praktisi

a) Bagi Puskesmas Ampana Barat

Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi puskesmas yaitu

dapat di gunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan komunitas bagi masyarakat serta melakukan pencegahan

dan memberi penyuluhan kesehatan pada masyarakat.

b) Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Manfaat praktisi bagi instansi akademik yaitu dapat

digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk

mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan komunitas


6

c) Bagi Pembaca

Meningkatkan kemampuan pembaca dalam mengaplikasikan

konsep-konsep keperawatan komunitas yang diperoleh pada penelitian

ini untuk memfasilitasi masyarakat dalam memecahkan berbagai

masalah kesehatan.
7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Nola J. Pender

1. Biografi

Pender lahir pada tanggal 16 Agustus 1941, di Lansing,

Michigan, Amerika. Dia adalah anak tunggal dari orang tua yang

mengadvokasi pendidikan untuk wanita. Dorongan keluarga untuk

menjadi perawat terdaftar membawanya ke Sekolah Keperawatan di

Rumah Sakit Suburban Barat di Oak Park, Illions. Sekolah ini dipilih

karena hubungannya dengan Wheaton College dan fondasi Kristennya

yang kuat. Pada tahun 1962 dia menerima diploma keperawatan dan mulai

bekerja pada unit medis-bedah dan lalu ia bekerja pada unit pediatric di

Rumah Sakit Michighan(Risnah, 2020).

Pender menyelesaikan gelar sarjana muda keperawatan di

Michigan State University pada tahun 1964. Dia memuji Helen Penhale,

asisten dekan, yang efisien programnya untuk mengembangkan pilihannya

untuk pendidikan lebih lanjut. Dia mendapatkan gelar master dalam

bidang human growth and development di Michigan State University pada

tahun 1965. Dia menyelesaikan Ph.D dalam bidang psikologi dan

pendidikan pada tahun 1969 di Universitas Northwestern. Beberapa tahun

kemudian, dia menyelesaikan pekerjaan tingkat master dalam kesehatan

masyarakat keperawatan di Rush University(Risnah, 2020).


8

2. Definisi dan Teori Keperawatan Menurut Nola J Pender

Health Promotion Model (HPM) memiliki bentuk yang serupa

dengan model kepercayaan kesehatan (Becker, 1974) yang menjelaskan

perilaku pencegahan penyakit, tetapi yang membuat HPM berbeda dari

model kepercayaan kesehatan adalah tidak disertakannya rasa takut atau

ancaman sebagai sumber motivasi bagi perilaku kesehatan. HPM

mencakup secara luas untuk menunjukkan perilaku yang dibutuhkan

dalam meningkatkan kesehatan dan menerapkannya sepanjang hidup

(Risnah, 2020).

Promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih

sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat

tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan, dan

membangun kebijakan politik yang sehat (Pender, 1996 : 3). Kesehatan

individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas,

lingkungan dan masyarakat dimana mereka hidup. Perawat mengerti dan

memikirkan dari usaha peningkatan derajat kesehatan. Dan telah

menetapkan skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan:

a. Kesehatan individu. Individu berperan dalam penentuan status

kesehatan mereka sendiri. Peningkatan derajat kesehatan individu itu

pada tingkat membuat keputusan pribadi dan praktek. Setiap

peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan

nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.


9

b. Kesehatan keluarga. Keluarga berperan dalam perkembangan dari

kepercayaan kesehatan dan tindakan kesehatan. Masing-masing

keluarga mempunyai sebuah karakter yang berbeda, nilai, peran dan

kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat

memberikan kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus

diberikan kepada perkembangan strategi untuk meningkatkan derajat

kesehatan keluarga.

c. Kesehatan komunitas. Berdasarkan pendapat dan kesehatan kelompok

yang baik, perilaku mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga

dan kelompok.

d. Kesehatan lingkungan. Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik

berefek luas ke individu, keluarga, dan komunitas dapat sampai ke

potensi optimal mereka. Kesehatan lingkungan yang baik adalah

manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan diantara dua

manusia dan di sekeliling mereka.

e. Kesehatan masyarakat. Sebuah masyarakat yang baik adalah semua

anggota masyarakat mempunyai standar hidup dan cara hidup

menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalam beraktifitas

yag cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat yang baik anggota

masyarakat mau membantu dan bertanggung jawab untuk kesehatan.

Promosi kesehatan dimotivasi oleh hasrat untuk meningkatkan

kesejahteraan dan untuk mengaktualisasi potensi manusia (pender, 1996).

Dalam bukupertamanya, Health Promotion In Nurshing Practice, pender

(1982) menyatakan bahwa proses-proses biopsikososial yang kompleks


10

memotivasi individu untuk melakukan sesuatu yang diarahkan menuju

peningkatan kesehatan. Empat belas pernyataan teoritis yang diambil dari

model tersebut mucul dalam edisi ke empat bukku miliknya. Health

Promotion In Nurshing Practice (Pender, Murdaugh & Parsons, 2002) :

a. Perilaku di masa lalu dan karakteristik yang diturunkan dan juga yang

didapatkan bias mengaruhi kepercayaan, afek, dan perwujudan

perilaku yang mempromosikan kesehatan.

b. Orang memiliki komitmen untuk tetap mengerjakan perilaku yang

darinya mereka mengantisipasi keuntungan-keuntungan yang dianggap

bernilai secara pribadi.

c. Persepsi akan halangan bias mengekang komitmen untuk bertindak,

mediator tindakan tersebut, dan tindakan itu sendiri

d. Persepsi akan kompetensi atau keyakinan diri untuk mengeksekusi

sebuah perilaku yang ada dapat meningkatkan kecenderungan

bertahannya komitmen terhadap tindakan tersebut dan perwujudan

perilaku tersebut yang sebenarnya

e. Semakin besarnya persepsi keyakinan diri berarti semakin sedikit

persepsi akan halangan bagi perilaku yang spesifik

f. Afek yang positif terhadap suatu perilaku berarti semakain besar

persepsi pada keyakinan diri, yang kemudian dapat menghasilkan

peningkatan pada afek yang positif

g. Ketika afek atau emosi yang positif diasosiasikan dengan suatu

perilaku, kemungkinan adanya komitmen dan tindakan semakin

meningkat.
11

h. Orang lebih cenderung untuk berkomitmen dan mewujudkan perilaku

yang mempromosikan kesehatan ketika orang-orang yang berarti bagi

mereka mencontohkan perilaku tersebut, mengharapkan perilaku

tersebut muncul, dan menyediakan bantuan dan sokongan untuk

mewujudkan perilaku tersebut.

i. Keluarga, teman sebaya, dan penyedia pelayanan kesehatan merupakan

sumber-sumber yang penting yang bias meningkatkan atau

mengurangi komitmen terhadap terwujudnya perilaku yang

mempromosikan kesehatan.

j. Pengaruh-pengaruh situasional dari lingkungan luar dapat

meningkatkan atau mengurangi komitmen terhadap partisipasi dalam

perilaku yang mempromosikan kesehatan

k. Semakin besar komitmen terhadap sebuah rencana tindakan yang

spesifik, semakin besar kecenderungan untuk mempertahankan

komitmen terhadap perilaku yang mempromosikan kesehatan seiring

waktu

l. Komitmen terhadap sebuah rencana tindakan memiliki kecenderungan

yang lebih kecil untuk terwujud terjadi perilaku yang diharapkan saat

munculnya tuntutan saingan yang orang tersebut hanya memiliki

sedikit kendali terhadapnya dan tuntutan tersebut perlu perhatian yang

segera.

m. Komitmen terhadap rencana tindakan memiliki kecenderungan yang

lebih kecil untuk terwujud menjadi perilaku yang diharapkan jika


12

tindakan lain dianggap lebih atraktif sehingga lebih dipilih daripada

perilaku yang di targetkan

n. Orang-orang dapat memodifikasi kognisi, afek, dan ligkungan fisik

dan interpersonal untuk menciptakan insentif bagi tindakan-tindakan

kesehatan yang dilakukan.

Teori Pemahaman Untuk Promosi Kesehatan & Proteksi

Kesehatan

a. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior Teori ini

berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah control

bukan sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan

merupakan dasar dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan

memperhatikan perilaku. Model ini memperhatikan prediksi dan

bergantian, sehingga perilaku mengikutinya.

b. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy) Teori kognitif social adalah

sebuah pendekatan teori yang menjelaskan perilaku manusia. Dengan

perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan pada dirinya

bukan control yang otomatis pada stimulus eksternal. Perilaku manusia

menerangkan adanya interaksi dengan yang lainnya. Persepsi self-

efficacy adalah mempertimbangan salah satu kekuatan untuk

menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam perilaku yang

spesifik.

c. The Theory Of Interpersonal Behavior Sebuah model perilaku meliputi

efektif dan psikologis dalam kekuatan habit yang menerangkan


13

perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam

model-model perilaku lainnya.

d. Cognitive Evaluation Theory Motifasi manusia adalah dasar dari

sebuah susunan dalam kebutuhan psikologisnya : dari penentuan

dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal. Menentukan dirinya

dan motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam teori. Motivasi

intrinsic adalah energy dalam kebutuhan dalam dirinya dan hubungan

dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.

e. The Interactional Model Of Clien Health Behavior Model interaksi

kesehatan klien berfokus pada karakteristik dari klien dan factor

eksternal pada klien untuk menyediakan keterangan secara

komprehensif pada tindakan langsung terhadap pengurangan resiko

dan promosi kesehatan. (Risnah,2020).

3. Konsep Utama Teori Nola J Pender

Konsep utama dari teori Health promotion Model (HPM)

menurut Nola J Pender adalah manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan :

a. Manusia

1) Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana

mereka dapat mengekspresikan keunikannya

2) Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran

dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya


14

3) Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif

dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan

stabilitas

4) Setiap individu secara aktif berusahan mengatur perilakunya

5) Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka

mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya

6) Individu sebagai subyek asuhan keperawatan sebagai model

promosi kesehatan, yang perlu dilakukan pengkajian kesehatan

secara sistematik

b. Lingkungan

1) Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan

lingkungannya secara terus menerus, menjelma lingkungan yang

diubah secara terus-menerus.

2) Professional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan

interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang

hidupnya

3) Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan

adalah penting untuk perubahan perilaku

c. Kesehatan

1) Pesebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan

2) Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model

perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat

mendukung perilaku yang sudah ada


15

3) Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber

interpersonal yang penting mempengaruhi, memenuhi menambah

atau mengurangi keinginan ntuk berperilaku promosi kesehatan

4) Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat

menambahkan atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi

dalam perilaku promosi kesehatan

5) Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk

jangka waktu yang lama

6) Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi personal

dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan

kesehatan.

d. Keperawatan

1) Perawat membantu pasien membentuk perilaku yang positif bagi

masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku tersebut

2) Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam

melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/kadar

efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan

feed back yang positif

3) Keperawatan berfokus pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat (Risnah, 2020).


16

4. Aplikasi teori Nola J Pender dalam proses keperawatan

a. Pengkajian

Berdasarkan model promosi kesehatan, perawat harus

melakukan pengkajian komprehensif agar dapat mengembangkan

rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat

adalah :

1) Pengkajian karakteristik dan pengalaman individual yang meliputi

pengkajian perilaku sebelumnya dan pengkajian factor personal

2) Pengkajian perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu yang

meliputi persepsi tentang manfaat tindakan, persepsi tentang

kemampuan diri, aktivitas berhubungan dengan sikap, pengaruh

interpersonal dan pengaruh situasional. Pengaruh interpersonal

meliputi norma, dukungan social dan model. Pengaruh

interpersonal terutama berasal dari keluarga, kelompok dan tenaga

kesehatan. Hasil pengkajian area ini menunjukkan bahwa

pengkajian mengenai hasil perilaku yang meliputi komitmen

terhadap rencana tindakan, tuntutan yang mendesak dan adanya

pilihan-pilihan yang lebih baik serta perilaku promosi kesehatan.

(Mubarak, 2016)

b. Diagnose

Diagnose keperawatan adalah penilaian terhadap individu,

keluarga ataupun komunitas mengenai proses terjadinya penyakit

secara actual dan potensial


17

c. Intervensi

Menurut Nola J Pender intervensi keperawatan yaitu proses

kognitif yang mendasari diantaranya karakteristik dan pengalaman

individual, perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu (Mutiara,

2018).

Berdasarkan komponen paradigma menurut Nola J Pender

perawat memiliki peran untuk membantu pasien agar dapat

membentuk perilaku positif bagi masa depan memfokuskan pada

manfaat perilaku positifnya tersebut. Selain itu perawat juga bertugas

untuk membantu pasien mengatasi hambatan pada saat melakukan

peningkatan perilaku possitif melalui pengalaman yang berhasil dan

umpan balik yang positif.

Kemudian untuk menerapkan promosi kesehatan atau

penyuluhan perawat dapat menggunakan strategi yang tepat agar dapat

diterima dengan baik. Strategi yang digunakan adalah menggunakan

model HPM Pender.

d. Implementasi

Menurut Noja J Pender Pada pelaksanaan tindakan

keperawatan pada klien seluruh rencana tindakan dapat di aplikasikan

dengan baik dan tidak ada masalah yang berarti. Karena banyak hal

yang mendukung dan pelaksanaan asuhan keperawatan ini.

Adapun faktor yang mendukung implementasi ini adalah

semua masalah yang ada, penulis dapat melaksanakannya dan dari

tindakan yang telah direncanakan dan diimplementasikan atas


18

persetujuan pasien serta berdasarkan standar praktek keperawatan,

karakteristik dan pengalaman individual.

e. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah proses keperawatan mengukur

respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien

kearah pencapaian tujuan. (Mutiara, 2017).

B. Konsep Teori Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan

kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma

dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et.al, 2006). Misalnya di

dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,

kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu

wilayah Desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok

masyarakat ada masyarakkat petani, masyarakat pedagang, masyarakat

pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2016).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secaraaktif serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawtan kuratif dan rehabilitative

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan ke[pada individu, keluarga,

kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses


19

keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan

(Mubarak, 2016).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, continue, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,

keluarga, kelmpok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan

(Wahyudi, 2010).

Pelaksanaan keperawatan komunitas menjadi penting sebagai

upaya mendukung pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan

promotif. Pelaksanaan perawatan komunitas terdiri dari menetapkan

prioritas, menetapkan sasaran, menetapkan tujuan, dan menetapkan

rencana. Dalam peningkatan perencanaan asuhan keperawatan komunitas

dapat melalui kegiatan melakukan penyuluhan kesehatan, melakukan

demonstrasi cara menangani penyakit, melakukan deteksi dini tanda-tanda

penyakit, serta melakukan kerja sama dngan pihak puskesmas dalam

penanganan kesehatan masyarakat (Harefa, 2019).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan

Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu

mengenal, megambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian

akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu

secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat

(Mubarak, 2016).
20

2. Paradigm Keperawatan Komunitas

Paradigm keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen

pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &

Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat

dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan

utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat

pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan

dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi, dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

apengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan

erat secara terus-menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik

secara aperorangan maupun secara bersama-sama, di dalam

lingkungannya sendiri atau masyarakat secara secara keseluruhan.

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan

dasar manusia yang kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,

dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alas an

yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan

keperawatan yaitu :

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan

lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat


21

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam

kelompoknya sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan.. penyakit

yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi

seluruh anggota keluarga tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga,

diatur oleh adat istiadat, norma, hokum dan peraturan yang khas dan

memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam

keperawatan kesehatan komunitas didefinisikan sebagai kemampuan

melaksanakan peran dan fungsi ddengan efektif. Kesehatan adalah

proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan

produktif. Menurut Hendrik L. Blum, ada empat factor yang

mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan keturunan.

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan

social. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik

seperti air, udara, sampah, tanah, iklim dan perumahan. Contoh disuatu

daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air

bersih. Keturunan merupakan factor yang telah ada pada diri manusia

yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat factor

tersebut saling berkaitan dan asing menunjang satu dengan yang


22

lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas

dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh

perawat kepada individu, keluarga dan kelompok dan masyarakat yang

mempunyai masalah keehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu

bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan

kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan

spiritual secara komprehensif yang diajukan kepada individu keluarga

dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup

manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada

ingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status

kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,

psikologis, social dan budaya lingkungan spiritual.

3. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dengan jalan :

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur


23

5) Rekreasi

6) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :

1) Imunisasi massal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkal melalui posyandu,

puskesmas, maupun kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas,

ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok

yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui :

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari

puskesmas dan Rumah sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondiis patologis di rumah ibu

bersalin dan nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah

maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita

penyakit yang sama.


24

1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti

penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struoke melalui

fisioterapi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus

kedalam pergaulan masyarakat

4. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan-keyakinan terhadap nilai-nilai yang

menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandagan

hidup. Falsafah keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan

yang luhur dan manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan

kesehatan komunitas, yaitu :

a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian

integral dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta

dapat di terima oleh semua orang

b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikam

upaya kuratif dan rehabilitative

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan

d. Perawat sebagai provider dank lien sebagai consumer pelayanan

kesehatan, menjalin suatu hubungan yang saling mendukung dan


25

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan

e. Pengembangan tegana keperawatan kesehatan masyarakat

direncanakan berkesinambungan

f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya. Ia harus ikut mendorong, mendidik, dan berpartisipasi

secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri

5. Filosofi Keperawatan Komunitas

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi

sebagai berikut :

a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang

b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan

c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu

meningkatkan kesehatannya

d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat

bagi dirinya

e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas

yang berbeda pada waktu yang berbeda

f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang berganung pada

latar belakang budaya, agama dan social klien

g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang

berbeda pada waktu yang berbeda

h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya [erubahan

eangsang internal dan eksternal


26

i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan

lingkungannya

k. Klien bergerak dalam arrah berbeda sepanjang rentang sehat pada

waktu yang berbeda

l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu

klien bergerak kearah kesejahteraan lebih tinggi yang dlaukan dengan

menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistemati

m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang

waktu akan merubah kebutuhan kesehatan

6. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan

kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan

peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan

langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam

konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh

masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau iisu kesehatan

masyarakata yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta

masyarakat.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat

secara menyeluruh dalam memelihara kesehatanyya untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.


27

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam

rangka mengatasi masalah keperawatan

3) Tertanganinya kelompok keluarga keluarga rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan dirumah, panti

dan masyarakat

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak

lanjut dan asuhan keperawatan di rumah

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk resiko tinggi

yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah

dan Puskesmas

7) Teratasi dan terkendalinya lingkungan fisik dan social untuk

menuju keadaan sehat optimal

c. Fungsi

1) Memebrikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya dibidang kesehatan


28

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan

peran serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan permasalahan atau

kebutuhannya sehingga pelayanan akhirnya dapat mempercepat

proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

7. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat

termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti

keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang

tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut

Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat

yaitu:

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu

yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu

hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan

pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah

kesehatan individu.

b. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari

keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan

keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan


29

untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada

anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan

memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan

kesehatan keluarga.

Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat

difo¬kuskan pada keluarga rawan yaitu:

1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu

keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang

persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita

tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi

oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular

atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).

2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil

yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB

kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK),

keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,

infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga

dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau

keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.

c. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan Desa atau masyarakat bermasalah


30

8. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas

perlu digunakan strategi sebagai berikut:

a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta

masyarakat dan masyarakat terlibat langsung dalam proses

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan

menggunakan birokrasi

c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada

masyarakat atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk

perubahan yang mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program

pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi

strategi:

1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola

perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana

puskesmas melalui kegiatan penataran.

2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector,

melalui kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan

ataupun puskesmas.

3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan melalui pendidikan kesehatan pada keluarga,

memberikan bimbingan teknis dalam bidang kesehatan

khususnya pelayanan keperawatan.

4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.


31

5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang

dapat dipengaruhi oleh 4 faktor:

a) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling

keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini

mencakup lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.

b) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil

dalam masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota

keluarga tersebut.

c) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga

baik sebagai upaya professional maupun sebagai upaya

pelayanan swadaya masyarakat dan atau keluarga sendiri.

d) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan

kepada keluarga

9. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus

mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus

memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau

pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-

besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat

dan kerugian (Mubarak, 2016).


32

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan

bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program

dan lintas sektoral (Riyadi, 2017).

c. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji

dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,

ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan

(Riyadi, 2017).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan

atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian

melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau

kapasitas komunitas (Mubarak, 2016).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2016).

10. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji

masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan


33

keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi

pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan

di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan

perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang

diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari

dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk

membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk

meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu :

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan

dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat

mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk

belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan

strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan

strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang

telah didapat (Mubarak, 2005).


34

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan

contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat

yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau

tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan

fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi

hak-hak klien (Mubarak, 2016). Tugas perawat sebagai pembela

klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan

dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah

mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan

karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi

dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2016).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat


35

sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan

dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan

dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya

membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan

kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan

dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini

berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan

dilaksanakan (Mubarak, 2016).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang

telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah

sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah

mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan

rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.


36

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain

mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua

anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari

banyak profesional (Mubarak, 2016).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent

and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat

perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney

mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan

klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan

dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2016).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku

yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2016).


37

k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community

Care Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan

keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan

pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau

pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan

bagian dari peran perawat komunitas.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya

menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah:

pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan secara sistematis dan

berkelanjutan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,

keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,

psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.

Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu:

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau

penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat. Jenis


38

data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data

subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang

dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang

diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data objektif adalah

data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan

pengukuran. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam

hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan

komunitas. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain

yang dapat dipercaya, misalnya kelurahan, catatan riwayat kesehatan

pasien atau medical record (Wahit, 2017).

Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan

wawancara atau anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh

informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga

dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi

masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social

ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.

Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa

untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam

pengumpulan data meliputi :


39

1) Data inti

Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Data

dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di

komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.

Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang

dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim,

type komunitas (masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi,

struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan

komunitas.

a) Data demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin,

status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,

pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.

b) Vital statistic

Jabarkan atau uraikan data tentang angka kematian kasar atau

CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka

kelahiran

c) Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan

vital statistic antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas,

IMR. MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan

komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur: bayi,

balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus


40

di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit

kronis, penyakit menular.

Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana

dibawah ini:

Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas, tanda-tanda

vital: tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh, kejadian

penyakit (dalam 1 tahun terakhir), riwayat penyakit keluarga,

pola pemenuhan sehari- hari, status psikososial status

pertumbuhan dan perkembangan pola pemanfaatan fasilitas

kesehatan pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan

kesehatan, pola perilaku tidak sehat seperti kebiasaan merokok,

minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol,

penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,

pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin. (Handerson,

2022)

2) Data lingkungan fisik

a) Pemukiman

Luas bangunan,bentuk bangunan jenis bangunan atap rumah,

dinding lantai ventilasi pencahayaan penerangan kebersihan,

pengaturan ruangan dan perabot,kelengkapan alat rumah

tangga

b) Sanitasi

Penyediaan air bersih (MCK), penyediaan air minum

pengelolaan jamban,bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan


41

bagaimana jarak dengan sumber air, Sarana pembuangan air

limbah (SPAL), Pengelolaan sampah apakah ada sarana

pembuangan sampah, bagaimana cara pengolahannya, dibakar,

ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan Polusi udara, air, tanah

atau suara/kebisingan sumber polusi pabrik, rumah tangga,

industri lainnya, sebutkan.

c) Fasilitas

Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain, pekarangan

sarana olahraga, taman, lapangan, ruang pertemuan, sarana

hiburan, sarana ibadah.

d) Batas-batas wilayah

Sebelah utara, barat, timur, dan selatan.

e) Sarana ibadah

Pelayanan kesehatan dan social pelayanan kesehatan, lokasi

sarana kesehatan

f) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)

Jumlah kunjungan, sistem rujukan,

g) Fasilitas social (pasar, took swayalan)

Lokasi, kepemilikan, kecukupan

h) Ekonomi

Jenis Pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan,

jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja

dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia


42

i) Keamanan dan transportasi

Sistem keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran,

penanggulanganbencana penanggulangan polusi, udara, air dan

tanah.

Transportasi: kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki,

sarana transportasi yang ada

j) Politik dan pemerintahan

Sistem pengorganisasian, Struktur organisasi, Kelompok

organisasi dalam komunitas, Peran serta kelompok organisasi

dalam kesehatan

k) Sistem komunikasi

Sarana umum komunikasi, jenis alat komunikasi yang

digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi

l) Pendidikan

Tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang

tersedia (formal atau non formal)

m) Rekreasi

Kebiasaan rekreasi, fasilitas tempat rekreasi,

2. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga

dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.

Tujuan analisa data adalah:


43

a. Menetapkan kebutuhan komunitas

b. Menetapkan kekuatan

c. Mengidentifikasi pola respon komunitas

d. Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan

kesehatan

3. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan

yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang

telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu

perlu diprioritaskan masalah.

4. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai

kriteria,diantaranya adalah:

a. Perhatian masyarakat

b. Prevalensi kejadian

c. Berat ringannya masalah

d. Kemungkinan masalah untuk diatasi

e. Tersedianya sumber daya masyarakat

f. Aspek politis

5. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan

menurut Abraham H. Maslow yaitu :

a. Keadaan yang mengancam kehidupan


44

b. Keadaan yang mengancam kesehatan

c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

6. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah actual adalah

masalah yang diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial

adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi menegakkan

diagnosa keperawatan minimal harus mempertimbangkan hal-hal yaitu

kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah, sumber daya yang

tersedia dari masyarakat partisipasi dan peran serta masyarakat.

7. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

pasien. Rencana keperawatan harus mencakup:

a. Perumusan tujuan

Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil

untuk menilai pencapaian tujuan. Perumusan tujuan Dalam

merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Berfokus pada masyarakat

2) Jelas dan singkat

3) Dapat diukur dan diobservasi

4) Realistik

5) Ada target waktu


45

6) Melibatkan peran serta masyarakat

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui

kegiatan:

1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan

melalui kegiatan: musyawarah masyarakat desa atau lokakarya

mini

4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.

5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi

kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat:

Mengarah pada tujuan yang akan dicapai, tindakan harus bersifat

realistic,disusun secara berurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan Penentuan kriteria

dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan kata kerja yang tepat

2) Dapat dimodifikasi

3) Bersifat spesifik:

Siapa yang melakukan, Apa yang dilakukan? Dimana dilakukan,

Kapan dilakukan, Bagaimana melakukan, Frekuensi melakukan.

1. Pelaksanaan

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada

keperawatan komunitas adalah: 12 RMU.


46

a. Inovatif Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan

luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan berdasar pada iman dan takwa

b. Integrated Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama

dengan sesame profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan

c. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan

keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi

tercapainya rencana program yang telah disusun.

d. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan

mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan

keperawatan serta komponen.

e. Ugem Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai

2. Evaluasi

a. Fokus evaluasi

1) Relevansi

Apakah program yang diperlukan?

2) Perkembangan kemajuan apakah dilaksanakan sesuai dengan

rencana? fasilitas dan jumlah peserta?

3) Cost efficiency (efisiensi biaya) Apa keuntungan program?

4) Efektifitas Apakah tujuan tercapai ? Apakah focus pada formulatif

dan hasil jangka pendek?


47

5) Impact Apakah dampak jangka panjang ?

b. Kegunaan evaluasi

1) Menentukan perkembangan masyarakat yang diberikan.

2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan

keperawatan yang diberikan.

3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk

memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil Evaluasi

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :

1) Tujuan tercapai Apabila individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria

yang telah ditetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian Apabila tujuan itu tidak tercapai secara

maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara memperbaiki

atau mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai Apabila individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali

bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara

mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis,

diagnosis, tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai

sehingga menjadi penyebab tidak tercpainya tujuan.


48

BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Tahap Persiapan

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di

Kelurahan Ampana Kota Kecamatan Ampana Kabupaten Tojo Una-una Kota

Ampana Sulawesi Tengah maka mahasiswa berusaha untuk menerapkan

konsep-konsep keperawatan komunitas, yang ada. Kegiatan praktik

keperawatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa diawali dengan pertemuan

dengan Camat, Kepala Lurah, Kepala Puskesmas, kepala RT, kader kesehatan,

tokoh masyarakat, tokoh agama di kecematan Ampana Kota Kelurahan

Ampana RT 05,06,07 dan 08. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaporkan

meliputi tahap-tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan

kemasyarakatan dan persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari

pengkajian,perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

Pada tahap ini, mula-mula kelompok melakukan kegiatan

pengidentifikasian tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, dan

organisasi kemasyarakatan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2023.

Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat, maka dilakukan pendekatan

membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan

menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas, di Kelurahan

Ampana Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-una Kota Ampana

Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya mahasiswa mengadakan pertemuan dengan ketua RT

05,06,07 dan 08 untuk rencana pertemuan dengan masyarakat setempat, tokoh


49

agama, kader kesehatan tentang rencana pertemuan pertama dan pertemuan

selanjutnya dari kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas mahasiswa Profesi

Ners Poltekkes Kemenkes Palu tersebut.

Tanggal 15 Mei 2023 diadakan pertemuan pertama. Pertemuan

tersebut, dimulai dengan perkenalan dengan perangkat lurah, Pihak Puskesmas

dan masyarakat, tujuan dan maksud keberadaan mahasiswa di Kelurahan

Ampana Kota dijelaskan. Pertemuan diakhiri dengan rencana pendataan dari

rumah ke rumah dan kesepakatan untuk melakukan Musyawarah Masyarakat

Kelurahan Ampana Kota untuk membahas hasil pendataan berupa masalah

kesehatan yang ada di masyarakat dan program kerja untuk mengatasinya.

Pada tanggal 16 s/d 18 Mei 2023 diadakan pengumpulan data oleh

mahasiswa, diambil dari data observasi langsung, data dari Kelurahan serta

puskesmas dilanjutkan dengan tabulasi dan analisis data sampai tanggal 18

Mei 2023.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Pengkajian

a. Data Demografi

Kelurahan Ampana Kota merupakan kelurahan yang masuk

pada wilayah Kecamatan Ampana yang terdiri dari 2 lingkungan yang

masing-masing dipimpin oleh kepala lingkungan dan berfungsi sebagai

perpanjangan tangan pemerintah kelurahan untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Serta didukung oleh 4 ketua RW dan 12

ketua RT yang kesemuanya berpedoman pada Undang-Undang No.73

tahun 2005 tentang Kelurahan.


50

Jumlah kepala keluarga yang terdata dikantor kelurahan

sebanyak 261 KK yang dijadikan sampel sejumlah 233 KK. Proses

pendataan belum bisa dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan

oleh warga yang tidak menetap di Kelurahan Ampana dan beberapa

warga yang menolak untuk didata.

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8).
Umur
Frequency Percent
Valid 1 bln-12 bln 10 1.3%
>1-3 tahun 30 4.0%
>3-5 tahun 32 4.3%
>5-12 tahun 68 9.1%
>12-17 tahun 55 7.3%
>17-35 tahun 246 32.8%
>35-59 234 31.2%
60 tahun ke atas 75 10.0%
Total 750 100.0%
N= 750 (Jiwa)

Berdasarkan table 3.1 umur penduduk terbanyak adalah

diatas umur >17-35 tahun yaitu 246 jiwa (32.8%). Hal ini

menunjukkan bahwa penduduk di wilayah Kelurahan Ampana RT

5,6,7 dan 8 yang terbanyak adalah di usia dewasa.

Tabel 3.2 Distribusi Tingkat Pendidikan di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
Pendidikan
Frequency Percent
Valid Belum sekolah 69 9.2%
Tidak pernah sekolah 3 0.4%
Paud/play group 3 0.4%
TK 16 2.1%
tamat SD 57 7.6%
tidak tamat SD 1 0.1%
sementara SD 56 7.5%
tamat smp 53 7.1%
tidak tamat SMP 3 0.4%
51

sementara SMP 27 3.6%


tamat SMA 250 33.3%
tidak tamat SMA 3 0.4%
sementara SMA 18 2.4%
tamat S1 161 21.5%
tidak tamat S1 1 0.1%
sementara S1 23 3.1%
tamat S2 5 0.7%
sementara S2 1 0.1%
Total 750 100.0

Berdasarkan tabel 3.2, distribusi penduduk yang paling banyak

mempunyai pendidikan di tingkat tamat SMA/Sederajat yaitu

berjumlah 250 jiwa (33,3%). sedangkan penduduk yang mempunyai

pendidikan tidak tamat SD menempati kedudukan terkecil yaitu 1

jiwa (0,1%). Sedangkan penduduk yang mempunyai tidak tamat S1

menempati kedudukan terkecil yaitu 1 jiwa (0.1%).

Tabel 3.3 Distribusi Pekerjaan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)


Pekerjaan
Frequency Percent
Valid Belum bekerja 251 33.5%
Tidak bekerja (usia produktif) 162 21.4%
PNS 83 11.1%
TNI POLRI 7 0.9%
Pensiunan 21 2.8%
Wiraswasta/swasta 121 16.1%
Petani 20 2.7%
Buruh 21 2.8%
Honorer 65 8.7%
Total 750 100%
N= 750.(KK)

Berdasarkan tabel 3.3, sebagian besar penduduk Kelurahan Ampana

Kota (RT 5,6,7,8) belum bekerja yaitu dengan jumlah 251 jiwa

(33,5%), dan jumlah yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 121

jiwa (16.1%)
52

Tabel 3.4 Distribusi Agama di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)


Agama
Frequency Percent
Valid Islam 683 91.1
Kristen protestan 52 6.9
Kristen katiolik 8 1.1
Hindu 7 .9
Total 750 100.0
N= 750(Jiwa)

Berdasarkan tabel diatas, penduduk kelurahan Ampana kota (RT

5,6,7,8) menganut agama Islam yaitu sebanyak 683 jiwa (91.1%).

b. Data Lingkungan Fisik

1) Perumahan

Tabel 3.5 Distribusi Type Perumahan di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
TYPE_RUMAH
Frequency Percent
Valid Permanen 207 88.8%
Semi permanen 23 9.9%
Panggung/kayu 2 0.9%
Lain-lain 1 0.4
Total 233 100%
N=233( Rumah )

Berdasarkan tabel diatas type rumah di desa ampana RT 5,6,7,8

sebagian besar permanen dengan jumlah rumah 207 rumah (

88.8%)

Tabel 3.6 Distribusi status Kepemilikan Rumah di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
KEPEMILIKAN
Frequency Percent
Valid Milik sendiri/pribadi 159 68.2%
Menumpang 39 16.7%
Sewa/kontrak/kos 15 6.4%
Asrama 20 8.6%
Total 233 100%
N=233( KK )
53

Berdasarkan data tabel 3.6 didapatkan data bahwa status

kepemilikan rumah sebagian besar adalah milik sendiri dengan

jumlah 159 Kepala Keluarga dengan persentase (68,2%).

Tabel 3.7 Distribusi Jenis Lantai di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
JENIS_LANTAI
Frequency Percent
Valid Tanah 1 0.4%
Papan 2 0.9%
Tegel/keramik 153 65.7%
Semen/plester 77 33.0%
Total 233 100.0
N=233( Rumah )

Berdasarkan data dari tabel 3.7 didapatkan jenis lantai dirumah

penduduk sebagian besar adalah berlantai tegel/keramik dengan

jumlah 153 rumah dengan persentase (65,7%).

Tabel 3.8 Distribusi Sistem Ventilasi di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
VENTILASI
Frequency Percent
Valid Memenuhisyarat 233 100%
kesehaatan
N=233( Rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.8 didapatkan bahwa sebagian besar

memiliki sistem ventilasi rumah yang memenuhi syarat kesehatan

dengan jumlah 233 rumah dengan persentase (100%) sehingga

sirkulasi udara dalam rumah menjadi lebih segar.

Tabel 3.9 Distribusi Kondisi/Keadaan Dalam Rumah di Kelurahan


Ampana (RT 5,26,7,8)
KONDISI_RUMAH
Frequency Percent
Valid Bersih 219 94.0
Tdk bersih 14 6.0
Total 233 100.0
N=233 (Rumah)
54

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar kondisi/keadaan dalam rumah di Wilayah Kelurahan Ampana

(RT 5,6,7,8) Bersih dengan jumlah 219 rumah dengan persentase

(94.0%).

Tabel 3.10 Distribusi Penyebab Kondisi Rumah Tidak Bersih di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Kondisi rumah tidak bersih
Frequency Percent
Valid Sisa makanan 1 .4%
Sampah 3 1.3%
Debu 11 4.7%
Total 15 6.4%
Bersih 218 93.6%
Total Rumah 233 100%
N=233 (Rumah )

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar penyebab kondisi rumah tidak bersih di Wilayah Kelurahan

Ampana(RT 5,6,7,8) debu dengan jumlah 11 dengan persentase

(4.7%).

Tabel 3.11 Distribusi Kebersihan Halaman Rumah di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
KEBERSIHAN HALAMAN
Frequency Percent
Valid Bersih 213 92.0%
Tdk bersih 20 8.0%

Total 233 100%


N=233( Rumah )

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar kebersihan halaman rumah penduduk Di Wilayah Kelurahan

Ampana (Dusun 5,6,7,8) adalah bersih dengan jumlah 213 rumah

dengan persentase (92,0%) dan rumah yang halamannya tidak

bersih sebanyak 20 rumah dengan presentase (8.0%).


55

Tabel 3.12 Distribusi Pemanfaatan Pekarangan Rumah di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
PEMANFAATAN PEKARANGAN
Frequency Percent
Valid Kebun/toga 54 23.2%
Kandang ternak 7 3.0%
Tidak dimanfaatkan 160 68.7%
Lain-lain 12 5.2%
Total 233 100.0
N=233( Rumah)

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar pemanfaatan pekarangan rumah penduduk Di Wilayah

Kelurahan Ampana (Dusun 5,6,7,8) sebagian besar tidak

diamanfaatkan sejumlah 160 rumah dengan persentase (68,7%).

Tabel 3.13 Distribusi Vektor Yang Banyak disekitar Rumah


VEKTOR
Frequency Percent
Valid Lalat dan nyamuk 1 0.4%
Lalat 30 12.9%
Nyamuk 124 53.2%
Kecoa 1 0.4%
Ayam 33 14.2%
Kucing 39 16.7%
Anjing 4 1.7%
Ayam dan kucing 1 0.4%
Total 233 100%
N=233(jumlah vektor)

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar vector yang banyak disekitar rumah penduduk Di Wilayah

kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8) adalah 124 jumlah vektor nyamuk

dengan persentase (53,2%).


56

c. Sumber Air Bersih

Tabel 3.14 Distribusi Sumber Air Untuk Minum di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
SUMBER AIR
Frequency Percent
Valid Sumur pompa 72 30.9%
Sumur gali 25 10.7%
Mata air 3 1.3%
Pam 72 30.9%
Depot/air isi ulang 61 26.2%
Total 233 100%
N=233 ( KK)

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian

besar sumber air untuk minum penduduk di Wilayah Kelurahan

ampana (RT 5,6,7,8) adalah PAM dan sumur pompa dengan

jumlah yang sama 72 KK dengan persentase (30,9%).

Tabel 3.15 Distribusi Sistem Pengolahan Air Minum di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
PENGELOLAHAN
Frequency Percent
Valid Di masak 143 61.4%
Tidak masak 90 38.6%
Total 233 1005%
N=233 ( KK )

Berdasarkan data dari tabel diatas, didapatkan sebagian besar

pengolahan air minum setiap kepala keluarga di Wilayah Desa

ampana (Dusun 5,6,7,8) adalah dimasak dengan jumlah 143

kepala keluarga dengan persentase (61,4%).


57

Tabel 3.16 Distribusi Sumber Air untuk Mandi Dan Mencuci di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
SUMBER AIR MENCUCI
Frequency Percent
Valid Sumur pompa 78 33.5%
Sumur gali 39 16.7%
Mata air 2 0.9%
Pam 114 48.9%
Total 233 100.0
N=233 ( KK )

Berdasarkan data dari tabel diatas, didapatkan sebagian besar

sumber air untuk mandi dan mencuci setiap kepala keluarga di

Wilayah Kelurahan Ampana(RT 5,6,7,8) adalah PAM dengan

jumlah 114 kepala keluarga dengan persentase (48,9%).

Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Sumber Air


Dengan Septik tank/MCK Di Wilayah Kelurahan Ampana (RT
5,6,7,8)
JARAK SEPITENG
Frequency Percent
Valid Kurang dari10 m 117 50.2%
lebih dari 10 m 116 49.8%
Total 233 100%
N= 233( Rumah )

Berdasarkan data dari tabel 1.8, didapatkan sebagian besar Jarak

Sumber Air Dengan Septik tank/MCK Di Wilayah Kelurahan

Ampana Kota (RT 5,6,7,8) adalah kurang dari 10 meter dengan

jumlah 117 rumah dengan persentase (50.2 %) dari 233 rumah.

Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat


Penampungan Air Sementara Di Wilayah kelurahan Ampana
Kota (RT 5,6,7,8)
Keadaan penanampungan_air
Frequency Percent
Valid Berlumut 31 13.3%
tidak berlumut 182 78.1%
Bersih 20 8.6%
Total 233 100.0
58

N=233( Rumah)

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan sebagian besar

keadaan penampungan air tidak berlumut dengan jumlah 182

dengan precentace (78,1%)

Tabel 3.19 Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Air Di


Wilayah kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
KONDISI_PENANAMPUNGAN_AIR
Frequency Percent
Valid Tertutup 112 48.1%
Terbuka 121 51.9%
Total 233 100%
N=233 Rumah

Berdasarkan data dari tabel 3.19 didapatkan sebagian besar

penduduk dengan tempat penampungan air dalam kondisi

tertutup dengan jumlah 112 Rumah dengan persentase (48,1%)

dan yang kondisi tempat penampungan air terbuka dengan

jumlah 121 rumah (51,9%).

Tabel 3.20 Distribusi Kondisi Air Di Wilayah kelurahan Ampana


(RT 5,6,7,8)
KONDISI_AIR
Frequency Percent
Valid Berbau 2 0.9%
Bersih 231 99. %
Total 233 100.0
N=233.( Rumah )

Berdasarkan data dari table diatas, didapatkan kondisi air di

Wilayah kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7,8) dalam kondisi

bersih 231 rumah dengan persentase (99%) namun dengan

kondisi air berbau ada 2 rumah dengan persentase (0,9%).


59

Tabel 3.21 Distribusi Fekuensi Membersihkan Penampungan Air


di Kelurahan Ampana (RT 5,6 7,8)
Frekuensi kebersihan
Frequency Percent
Valid 1 minggu sekali 216 92.7%
2 minggu sekali 16 6.9%
3 minggu sekali 1 0.4%
Total 233 100%
N=233.(Rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.21 didapatkan sebagian besar

frekuensi membersihkan penampungan air di Wilayah kelurahan

Ampana Kota (RT 5,6,7,48) sejumlah 1 minggu/sekali sebanyak

216 dengan presentasi (92,7%).

d. Pengelolaan Sampah

Tabel 3.22 Distribusi Pembuangan Sampah di kelurahan Ampana


(RT 5,6,7,8)
Sistem pembuangan
Frequency Percent
Valid Dikumpul dan dibakar 145 62.2%
Disungai 1 0.4%
Diselokan 2 0.9%
Diangkut dinas kebershan 79 33.9%
Lain-lain 6 2.6%
Total 233 100%
N=233( Rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.22, didapatkan sebagian besar

pembuangan sampah adalah di kumpul dan dibakar dengan jumlah

145 rumah dengan persentase (62,2%), hal ini sebenarnya tidak

memenuhi syarat kesehatan karna akan menimbulkan dampak

lingkungan berupa asap yang dapat menyebabkan infeksi saluran

pernafasan. Sedangkan, masih ada yang membuang sampah di

sembarang tempat sebanyak 6 rumah dengan presentasi (2,6%).


60

Tabel 3.23 Distribusi Tempat Penampungan Sampah Sementara di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Penampungan sementara
Frequency Percent
Valid Ada 219 94.0%
Tidak ada 14 6.0%
Total 233 100.0
N=233(Rumah )

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan sebagian besar

penduduk Tempat Penampungan Sampah Sementara Di Wilayah

kelurahan Ampana Kota (RT 5,26,7,8) didapatkan 219 rumah

dengan persentase 94,0% ada tempat sampah penampungan

sementara dan ada 14 rumah dengan persentase (6,0%) yang tidak

memiliki tempat penampungan sampah sementara.

Tabel 3.24 Distribusi Kondisi Tempat Penampungan Sampah


Sementara di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Kondisi penampungan
Frequency Percent
Valid Banyak lalat 30 12.9%
Bau busuk 19 8.2%
Terpelihara 184 79.0%
Total 233 100%
N=233( rumah )

Berdasarkan data dari tabel diatas didapatkan sebagian besar

penduduk kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementaranya

didapatkan terpelihara sebanyak 184 dengan persentasi (79.0%)

serta kondisi tempat penampungan sampah sementara yang banyak

lalat sejumlah 30 dengan persentase (12,9%) dan bau busuk

sejumlah 19 dengan persentase (8.2%).


61

e. Sistem Pembungan Tinja

Tabel 3.25 Distribusi Kepemilikan jamban di Kelurahan Ampana


(RT 5, 6, 7, 8)
Kepemilikan jamban wc
Frequency Percent
Valid Ya 233 100%
Total 233 100%
N=233(rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.25 didapatkan sebagian besar

frekuensi kepemilikan jamban di Wilayah kelurahan Ampana Kota

(RT 5,26,7,8) yang menjawab ya sebanyak 233 rumah dengan

persentasi (100%).

Tabel 3.26 Distribusi jenis jamban di Keluraan Ampana (RT


5,6,7,8)
Jenis jamban
Frequency Percent
Valid Cemplung 28 12.0%
Leher angsa 205 88.0%
Total 233 100%
N=233(Rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.26, didapatkan sebagian besar jenis

jamban di wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7,8) adalah

leher angsa sejumlah 205 dengan persentasi (88,0%). dan sebagian

kecil jenis jamban cemplung berjumlah 28 dengan persentase

(12,0%)

Tabel 3.27 Distribusi status kepemilikan jamban di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
Status kepemilikan
Frequency Percent
Valid Milik sendiri 227 97.4%
Menumpang 6 2.6%
Total 233 100%
N= 233( KK )
62

Berdasarkan data dari tabel 3.27 didapatkan sebagian besar

penduduk dengan status kepemilikan jamban milik sendiri dengan

jumlah 227 Kepala keluarga (97.4%), dan dengan status

kepemilikan menumpang 6 kepala keluarga (2,6%)

Tabel 3.28 Distribusi kondisi jamban di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
Kondisi jamban
Frequency Percent
Valid Terpelihara 232 99.6%
Tidak terpelihara 1 0.4%
Total 233 100%
N=233(KK)

Berdasarkan data dari tabel 3.28, didapatkan sebagian besar

kondisi jamban di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7,8)

adalah terpelihara dengan jumlah 232 kepala keluarga dengan

persentase (99,6%) dan sebagian kecil kondisi jamban berjumlah 1

kepala keluarga dengan persentase (0,4%)

Tabel 3.29 Distribusi Sistem Pembuangan Air Limbah di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Pembuangan air limbah
Frequency Percent
N
VSelokan 195 83.7
aSawah 1 .4
lSembarang tempat 2 .9
iAliran penampung 27 11.6
dLain-lain 8 3.4
Total 233 100.0
N=233(rumah)

Berdasarkan data dari tabel 3.29, didapatkan sebagian besar Sistem

Pembuangan Air Limbah Di Wilayah Kelurahan ampana Kota (RT


63

5,6,7,8) membuang air limbahnya di selokan sebanyak 195 Rumah

dengan persentase (83,7%)

f. Ekonomi

Tabel 3.30 Distribusi Penghasilan Keluarga di Kelurahan Ampana


(RT 5,6,7,8)
Penghasilan
Frequency Percent
Valid <Rp 200.000 30 12.9 %
Rp 200.000- 22 9.4%
300.000
Rp 300.000- 23 9.9%
500.000
>Rp 500.000 158 67.8%
Total 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.30, sebagian besar penghasilan

keluarga Di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) Rp.

>500.000 dengan jumlah 158 Kepala keluarga dengan persentasi

(67,8%).

Tabel 3.31 Distribusi Kepemilikan Jaminan kesehatan di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
kepemilikan.jaminan
Frequency Percent
Valid Ya 220 94.4%
Tidak 13 5.6%
Total 233 100.0%
N=233 ( KK)

Berdasarkan data dari tabel 3.31, sebagian besar penduduk

mengalokasi dana untuk pemeliharaan kesehatan Di Wilayah

Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab ya


64

dengan jumlah 220 Kepala keluarga dengan persentasi (94.4%).

Sedangkan menjawab tidak berjumlah 13 dengan precentasi 5.6%

g. Sarana Pendidikan

Tabel 3.32 Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Ampana (RT


5,6,7,8)
Sarana pendidikan
Frequency Percent
Valid Tk 2 .9%
Sd 72 30.9%
Smp 4 1.7%
Sma 155 66.5%
Total 233 100.0%
N=233

Berdasarkan data dari tabel 3.32 sebagian besar sarana pendidikan

di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yaitu SMA

dengan jumlah 155 dengan persentasi (66,5%).

h. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial

Tabel 3.33 Distribusi Keluarga Mendapat Informasi Kesehatan di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Sarana informasi
Frequency Percent
Valid Televise 51 21.9%
koran/majala 2 0.9%
papan pengumuman 3 1.3%
penyuluhan 131 56.2%
puskesmas/posyandu
lain – lain 46 19.7%
Total 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.33, sebagian besar keluarga

mendapatkan sarana informasi kesehatan Di Wilayah Kelurahan

Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab punyuluhan


65

puskesmas/posyandu dengan jumlah 131 Kepala keluarga dengan

persentasi (56.2%).

Tabel 3.34 Distribusi Kebiasaan Keluarga melakukan pemeriksaan


Kesehatan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Tempat pemeriksaan
Frequency Percent
Valid Puskesmas 164 70.4%
Rumah sakit 31 13.3%
dokter praktek 34 14.6%
perawat/bidan desa 3 1.3%
posyandu /depkes 1 .4%
Total 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.34, sebagian besar keluarga

melakukan pemeriksaan kesehatan Di Wilayah Kelurahan Ampana

Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab puskesma dengan jumlah

164 Kepala keluarga dengan persentasi (70,4%).

Tabel 3.35 Distribusi Tanggapan Keluarga Terhadap Petugas


Kesehatan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
tanggapan.keluarga
Frequency Percent
Valid Baik 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.35, sebagian besar tanggapan

keluarga terhadap petugas kesehatan Di Wilayah Kelurahan

Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab baik dengan

jumlah 233 Kepala keluarga dengan persentasi (100.0%).


66

Tabel 3.36 Distribusi Kunjungan Petugas Kesehatan/Puskesmas di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Frekuensi kunjungan
Frequency Percent
Valid ya < 1 bulan 31 13.3%
1 bulan sekali 86 36.9%
jika di panggil 22 9.4%
tidak pernah 94 40.3%
Total 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.36, sebagian besar Kunjungan

Petugas Kesehatan/Puskesmas Di Wilayah Kelurahan Ampana

Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab tidak pernah dengan jumlah

94 Kepala keluarga dengan persentasi (40.3%).

i. Komunikasi

Tabel 3.37 Distribusi Sarana Komunikasi Yang digunakan


Keluarga di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)

Sarana komunikasi
Frequency Percent
Valid Telephone/Handpone 225 96.6%
papan pengumuman 8 3.4%
Total 233 100.0%
N=233( KK )

Berdasarkan data dari tabel 3.37 sebagian besar sarana komunikasi

yang digunakan keluarga Di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT

5,6,7 dan 8) yang menjawab telepon/handphone dengan jumlah

225 Kepala keluarga dengan persentasi (96.6%).

j. Kesehatan Bayi dan Balita

1) Status Gizi Bayi dan Balita

Tabel 3.38 Distribusi Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS)


pada bayi/balita di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
67

KMS
Frequency Percent
Valid memiliki 58 98.3%
tidak 1 1.7%
memiliki
Total 59 100%
N=59 (jumlah neonatus+bayi+Batita+balita)

Berdasarkan data dari tabel 3.38, sebagian besar Kepemilikan

Kartu Menuju Sehat (KMS) pada bayi/balita Di Wilayah

Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab

memiliki dengan jumlah 58 balita (98.3%).

Tabel 3.39 Distribusi Gambaran Grafik KMS Pada Bayi/Balita


Setiap Bulan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Grafik KMS
Frequency Percent
Valid meningkat/bulan 58 98.3%
tetap/bulan 1 1.7%
Total 59 100%
N=59.(Jumlah neonates+bayi+batita+balita)

Berdasarkan data dari tabel 3.39, sebagian besar Gambaran

Grafik KMS Pada Bayi/Balita Setiap Bulan Di Wilayah

Kelurahan Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab

meningkat/bulan dengan jumlah 58 balita (98.3%).

Tabel 3.40 Distribusi Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Pemberian asi ekslusif
Frequency Percent
Valid Di berikan 34 57,6%
Tidak di berikan 25 42.4%
Total 59 100%
N=59 (Jumlah Bayi 6 bln-2 Tahun)
68

Berdasarkan data dari tabel 3.40, sebagian besar status

Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Wilayah Kelurahan

Ampana Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab tidak diberikan

dengan jumlah 24 Kepala keluarga dengan persentasi (49%).

Sedangkan diberikan dengan jumlah 35 dengan precentasi

60.0%

Tabel 3.41 Distribusi Penyebab Bayi Tidak Diberikan Asi di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Alasan tidak memberi asi
Frequency Percent
Valid produksi asi berkurang 19 32.2%
bayi tdk mau makan 2 3.4%
ibu bekerja 2 3.4%
puting susu tdk normal 1 1.7%
ibu sakit 1 1.7%
Total Balita Tidak 25 17.0%
diberikanASI
Yang diberikan ASI 34 57.6%
Total Balita RT 5,6,7,8 59 100%
N=25 (Jumlah bayi 6 bulan -2 tahun)

Berdasarkan data dari tabel 3.41, sebagian besar Penyebab Bayi

Tidak Diberikan Asi Di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT

5,6,7 dan 8) yang menjawab produksi ASI berkurang jumlah 19

Kepala keluarga dengan persentasi (32.2%).

Tabel 3.42 Distribusi Pemberian Vitamin A Pada Bayi/Balita di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
pemberian_vitamin_A
Frequency Percent
Valid di berikan 59 100%
vitamin A
Total 59 100.0%
N=59(Neonatus+Bayi+batita+balita)
69

Berdasarkan data dari tabel 42, sebagian besar Pemberian

Vitamin A Pada Bayi/Balita Di Wilayah Kelurahan Ampana

Kota (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab ya jumlah 5 Kepala

keluarga dengan persentasi (100%).

Tabel 3.43 Distribusi Penyakit Yang Sering Di derita Pada


Bayi/Balita di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Penyakit yang sering
Frequency Percent
Vbatuk-batuk 17 28.8%
aDemam 28 47.5%
lPilek 7 11.9%
ikejang- 1 1.7%
dkejang
Diare 4 6.8%
lain lain 2 3.4%
Total 59 100%
N= 55 (Neonatus+Bayi+batita+balita)

Berdasarkan data dari tabel 3.43, sebagian besar Penyakit Yang

Sering diderita Pada Bayi/Balita Di Wilayah Kelurahan

Ampana (RT 5,6,7 dan 8) yang menjawab Demam/panas

jumlah 28 Kepala keluarga dengan persentasi (47.5%).

2) Imunisasi

Tabel 3.44 Distribusi Cakupan Imunisasi Pada Bayi/ Balita di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Imunisasi
Frequency Percent
Valid Ya 56 94.9%
Tidak 3 5.1%
Total 50 29.2%
N=59 (Neonatus+bayi+batita+balita)
70

k. Masalah Anak dan Remaja

1) Kesehatan Anak

Tabel 3.45 Distribusi Anak Yang Mengalami Kesulitan Makan


di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Kesulitan makan
Frequency Percent
Valid Ya 14 21.2%
Tidak 52 78.8%
Total 66 100%
Berdasarkan data dari table diatas, didapatkan anak yang tidak

mengalami Kesulitan Makan Di Wilayah Desa Ampana (Dusun

5,6,7,8) sejumlah 54 anak (27,8%) dan yang mengalami

kesulitan makan sebanyak 14 anak (21,2%).

2) Kesehatan Remaja

Tabel 3.46 Distribusi Frekuensi masalah yang sering di alami


anak remaja di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Masalah remaja
Frequency Percent
Valid Kesulitan belajar 15 22.7%
Kurangbisa bergaul 4 6.1%
Bergadang 28 42.2%
kurang percaya 7 10.6%
lain-lain 12 18.2%

Total 66 100%
N= 66(jumlah anak 6 – 12 thn)

Berdasarkan data dari table diatas, didapatkan masalah yang

sering di alami anak remaja di kelurahan Ampana RT 5,6,7,8

yaitu bergadang dengan sejumlah 28 anak (22.7%).


71

Tabel 3.47 Distribusi Kegiatan Remaja Yang bermasalah di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Respon remaja masalah
Frequency Percent
Valid Bercerita pada teman 6 9.1%
Berbicara pada orang tua 31 47.7%
Berbicara pada saudara 8 12.1%
Marah mengamuk 2 3.0%
Mengurung diri 14 21.2%
Lain-lain 5 7.6%
Total 66 100%
N=58 (jumlah remaja)

Berdasarkan data dari table diatas, didapatkan kegiatan remaja

Di Wilayah Desa Ampana (Dusun 5,6,7,8) adalah Bercerita

pada orang tua sejumlah 31 anak (47,7%).

Tabel 3.48 Distribusi Kegiatan Remaja Pada Waktu Luang di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Kegiatan remaja
Frequency Percent
Valid kegiatan keagamaan 14 21.2%
membantu orang tua 27 40.9%
Berolahraga 7 10.6%
Main gadget/Games 18 27.3%
Total 66 100.0%
N=57.(jumlah remaja)

Berdasarkan data dari table diatas, didapatkan kegiatan remaja

pada waktu luang Di Wilayah Desa Ampana (Dusun 5,6,7,8)

adalah Membantu orang tua sejumlah 27 remaja 40,9%).


72

l. Maternal dan KB

1) Kesehatan Ibu Hamil

Tabel 3.49 Distribusi Ibu Hamil Dalam Keluarga Berdasarkan


Usia di di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Umur ibu hamil
Frequency Percent
Valid Usia 20-30 tahun 6 85.7%
Usia >35 tahun 1 14.3%
Total 7 100%
N=14

Berdasarkan data dari table diatas jumlah ibu hamil dengan

usia ibu hamil usia 20-30 tahun sebanyak 6 orang dengan

persentase (85.7%)

Tabel 3.50 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Yang Sekarang di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
No Umur Kehamilan Frekuensi Percent
1 Triwulan I (1 – 3 bulan ) 1 14.3%
2 Triwulan II (4 – 6 bulan ) 4 57.1%
3 Triwulan III (7 – 9 bulan ) 2 28.6%
Jumlah 7 100
N= 7 ( Ibu Hamil)

Berdasarkan data dari tabel diatas, didapatkan semua ibu hamil

memiliki usia kehamilan pada trimester 2 sebanyak 4 orang

(57.1%).

Tabel 3.52 Distribusi Imunisasi TT Pada Ibu Hamil di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
Imunisasi_TT
Frequency Percent
Valid Ya 6 85.7%
Tidak 1 14.3%
Total 7 100%
Total 7 100.0%
N= 6 (Ibu Hamil )
73

Berdasarkan data dari tabel diatas, didapatkan semua ibu hamil

telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang (85,7%).

Tabel 3.52 Distribusi Tempat Pemeriksaan Kehamilan di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Tempat pemeriksaan kesehatan
Frequency Percent
Valid Bidan/desa 2 28.6%
Puskesmas 3 42.8%
Rumah sakit/ dokter 2 28.6%
praktek
Total 7 100.0%
N= 7 (Ibu hamil)

Berdasarkan data dari table diatas , didapatkan semua ibu hamil

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas/Poskesdes dengan

jumlah 3 orang (42.8%).

Tabel 3.53 Distribusi Informasi Pendidikan Kesehatan Pada


Kehamilan di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Pendidikan kesehatan
Frequency Percent
Valid Gizi ibu hamil 6 85.7%
Asi 1 14.3%
Total 7 100.0%
N= 7 (Ibu hamil)

Berdasarkan tabel diatas informasi pendidikan kesehatan yang di

dapatkan ibu hamil adalah tentang gizi ibu hamil dengan jumlah 5

ibu hamil presentasi sebesar 85.7%


74

m. Keluarga Berencana

Tabel 3.54 Distribusi Jenis Alat Kontrasepsi Yang digunakan


Peserta di Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Alat Kontrasepsi
Frequency Percent
Valid Pil 12 6.6%
Suntik 25 13.7%
Susut 9 4.9%
lain-lain 6 3.3%
Total 52 28.4%
Missing System 131 71.6%
Total 183 100.0%
N= 52 (Peserta KB aktif)

Dari tabel diatas didapatkan distribusi jenis KB yang digunakan

oleh peserta KB adalah suntik sebanyak 25 jiwa (13.7%) dan

paling sedikit adalah susuk 9 (4.9%)

Tabel 3.55 Distribusi Tidak Mengikuti Peserta KB di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
Tidak mengikuti KB
Frequency Percent
Valid Takut 25 13.7%
Di larang suami 4 2.2%
Sakit 2 1.1%
Tdk tau kb 1 .5%
Ingin anak 6 3.3%
Total 38 20.8%
Menggunakan KB 145 79.2%
Total PUS 183 100.0%
N=38 (PUS)

Dari tabel diatas didapatkan alasan pasangan tidak menggunakan

KB di desa Ampana RT 5,6,7,8 adalah takut sebanyak 25 jiwa

(13.7%)
75

n. Status Kesehatan

Tabel 3.56 Distribusi Penyakit Terbanyak di Kelurahan Ampana


(RT 5,6,7,8)
No Jenis Penyakit Frekuensi %
1 Hipertensi 34 45.94
2 Malaria 2 1,7
3 Demam 8 10.81
4 Magh 4 3,4
5 Asam urat 2 2.70
6 Batu empedu 2 1,7
7 Kolestrol 7 6,0
N= (KK)

Dari Tabel diatas di dapatkan distribusi penyakit terbanyak di desa

Ampana RT 5,6,7,8 adalah Hipertensi (45.94%)

o. Lansia

Tabel 3.57 Distribusi Penyakit Yang Sering Di Derita Lansia di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
No Jenis Penyakit Frekuensi %
1 Hipertensi 14 42.42
2 Jantung 1 0,01
3 Rheumatik 1 3.03
4 Astma 6 18.18
5 Gastritis 1 3.03
6 Lain – lain 11 33,33
Total 34 100
N= ( Jumlah lansia)

Dari tabel di atas didapatkan distribusi penyakit yang sering di

derita lansia di desa Ampana RT 5,6,7,8 adalah hipertensi sebanyak

14 jiwa (42.42%)
76

Tabel 3.58 Distribusi Kunjungan Pemeriksaan Kesehatan Lansia di


Kelurahan Ampana (RT 5,6,7,8)
Pemeriksaan lansia
Frequency Percent
Valid 1x sebulan 1 2.0%
2 xsebulan 2 3.5%
3 x sebulan 8 14.2%
bila sakit 45 80.3%
Total 56 100%
N= 56 jumlah lansia)

Dari tabel di atas didapatkan distribusi kunjungan pemeriksaan

kesehatan lansia di desa Ampana RT 5,6,7,8 adalah bila sakit saja

sebanyak 45 jiwa (80.3%)

Tabel 3.59 Distribusi Kegiatan Lansia Sehari hari di Kelurahan


Ampana (RT 5,6,7,8)
Kegiatan Lansia Frequency Percent
Valid pengajian/keagamaan 5 8.9%
Olahraga 7 12.5%
berkebun/bertani 24 42.9%
nonton tv 13 23.2%
lain lain 7 12.5%
Total 56 100%
N= 56(Jumlah lansia)

Dari tabel di atas didapatkan distribusi kegiatan lansia sehari-hari

di desa Ampana RT 5,6,7,8 adalah bertani/berkebun sebanyak 24

jiwa ( 42,9%)
77

2. Pengumpulan Data

a. Distribusi pemanfaatan pekarangan rumah di Kelurahan Ampana RT

05,06,07,08 tidak di manfaatkan sejumlah 160 rumah (68,7 %).

b. Distribusi vector yang banyak di sekitar rumah di Kelurahan Ampana

RT 05,06,07,08 adalah nyamuk dengan presentasi 53.2%

c. Distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan sampah yaitu dikumpul

dan dibakar di Kelurahan Ampana RT 05,06,07,08 dengan jumlah 145

rumah (62,2 %)

d. Distribusi penampungan sampah sementara di Kelurahan Ampana RT

05,06,07,08 yang banyak lalat sejumlah 30 rumah (12.9%)

e. Distribusi sistem pembuangan air limbah di Kelurahan Ampana RT

05,06,07,08 adalah selokan sebanyak 195 rumah (83,7 %)

f. Distribusi frekuensi berdasarkan masalah yang sering di alami anak

remaja di kelurahan ampana RT 05,06,07,08 adalah bergadang

sebanyak 24 (15.0%)

g. Distribusi penyakit yang sering diderita lansia di Kelurahan Ampana

RT 05,06,07,08 yaitu hipertensi sebanyak 14 jiwa (42.42 %)

h. Distribusi kunjungan pemeriksan kesehatan lansia di Kelurahan

Ampana RT 05,06,07,08 adalah bila sakit saja sebanyak 45 jiwa

(28.0%)
78

3. Analisa Data

Tabel 3.60 Analisa Data


NO Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan
1. Lingkungan fisik: 1. Distribusi pemanfaatan Ketidakefektifan
pekarangan rumah di pemeliharaan
Lingkungan yang
Kelurahan Ampana kesehatan
tidak sehat di Kota RT 05,06,07,08 berhubungan
tidak di manfaatkan dengan
Kelurahan Ampana
160 rumah (68,7 %). ketidakmampuan
Kota RT 5,6,7,8 2. Distribusi vector yang mengatasi masalah
banyak di sekitar individu, keluarga
Usia Lanjut :
rumah di Kelurahan dan komunitas di
sebagian besar dari Ampana RT Kelurahan Ampana
05,06,07,08 adalah Kota,
jumlah lansia
nyamuk dengan RT 05,06,07,08
mengalami dengan presentasi
53.2%
berbagai keluhan
3. Distribusi frekuensi
penyakit berdasarkan
pembuangan sampah
yaitu dikumpul dan
dibakar di Kelurahan
Ampana RT
05,06,07,08 dengan
jumlah 145 rumah
(62,2 %)
4. Distribusi
penempungan sampah
sementara di
Kelurahan Ampana RT
05,06,07,08 yang
banyak lalat sejumlah
30 rumah (12.9%)
5. Distribusi sistem
pembuangan air limbah
di Kelurahan Ampana
Kota RT 05,06,07,08
adalah selokan
sebanyak 195 rumah
(83,7 %)
6. Didapatkan sebagian
besar penduduk tidak
menutup tempat
penampungan air
dengan jumlah 121
rumah dengan
79

presentase (51.9%)
7. Didapatkan penyakit
terbanyak diderita
lansia di wilayah
Kelurahan Ampana
Kota RT 05,06,07&08
yaitu hipertensi dengan
jumlah 14 rumah
dengan presentase
(42.42%)
8. Didapatkan masih ada
beberapa rumah yang
tidak memiliki jambat
sehat yaitu 28 rumah
dengan presentase
(12.0%)
80

4. Penapisan Masalah

Tabel 3.61 Penapisan Masalah Komunitas Di kelurahan Ampana RT 05,06,07,08

Kriteria penapisan

untuk
peran

program
Tersedia sumber daya

Kemungkinan untuk diatasi

Sumber daya peralatan


Jumlah yang beresiko

pendidikan kesehatan

Sumber daya tempat

Sumber daya waktu

Sumber daya orang


Sumber daya dana
Diagnosa keperawatan komunitas

Minat masyarakat
dengan

Sesuai dengan
Besarnya resiko

Kemungkinan

Jumlah skore
pemerintah
Komunitas
perawat
Sesuai
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan lingkungan 5 3 3 5 3 5 5 5 4 5 5 5 53
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam memelihara lingkungan yang
memenuhi syarat kesehatan dan penerapan PHBS di
Kelurahan Ampana Kota RT 05,06,07,08
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 55
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah individu,
keluarga dan komunitas Kelurahan Ampana Kota RT
5,6,7,8
Resiko penurunan derajat kesehatan lansia 5 5 5 5 3 5 5 5 3 2 3 3 49
berhubungan dengan kurangnya partisipasi lansia
dalam pemeliharaan kesehatan di Kelurahan Ampana
81

Kota RT 5,6,7,8
82

Keterangan Skore:

1. Sangat rendah

2. Rendah

3. Cukup

4. Tinggi kesehatan

5. Sangat rendah
83

5. Prioritas Masalah

a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

ketidakmampuan mengatasi masalah individu, keluarga dan komunitas

di Kelurahan Ampana Kota RT 05,06,07,08


84

6. Rencana Keperawatan

Tabel 3.62 Rencana Keperawatan Komunitas Di Kelurahan Ampana ( RT 05,06,07 dan 08) Kecamatan Ampana Kota

Diagnosa
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana kegiatan
Komunitas
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Lansia serta Ceramah Edukasi Kesehatan I.12383
pemeliharaan kesehatan keperawatan selama 1 kali warga RT dan Observasi
berhubungan dengan pertemuan, diharapkan 05,06,07, tanya 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
ketidakmampuan pemeliharaan kesehatan dan 08 jawab, menerima informasi
mengatasi masalah masyarakat di RT 5,6,7,dan 8 kelurahan Praktek 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
individu, keluarga dan kelurahan Ampana meningkat, Ampana meningkatkan dan menurunkan motivasi
komunitas di Kelurahan dengan kriteria hasil: Kota perilaku hidup bersih dan sehat
Ampana, a. Mampu menunjukkan perilaku Terapeutik
RT 05,06,07,08 adaptif 1. Sediakan materi dan media pendidikan
b. Menunjukkan pemahaman kesehatan
perilaku sehat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
c. Masyarakat mampu kesepakatan
menjalankan perilaku sehat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (12472)
85

Observasi
1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
dapat ditingkatkan
Terapeutik
1. Berikan lingkungan yang mendukung
kesehatan
2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
Edukasi
1. Anjurkan pemanfaatan halaman untuk
penanaman tosga
2. Anjurkan pembuangan limbah tidak diselokan
3. Anjurkan agar tidak membakar sampah
4. Anjurkan menggunakan jamban leher angsa
5. Anjurkan menutup tempat penampungan air
6. Anjurkan program vogging dilingkungan
masyarakat dalam pencegahan vector nyamuk
7. Anjurkan memeriksakan kesehatan lansia
dengan rutin sebulan sekali
86

7. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 3.63 Implementasi dan Evaluasi Komunitas Di Kelurahan Ampana (RT 05,06,07,08) Kecamatan Ampana Kota

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Ketidakefektifan 1. Tanggal 25 mei 2023 1. Evaluasi Struktur:
pemeliharaan kesehatan Pukul 08.30 WITA melakukan pemeriksaan 1) Rencana kegiatan telah
berhubungan dengan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam dilakukan satu hari sebelum
ketidakmampuan urat pada lansia di halaman posko komunitas kegiatan dilaksanakan
mengatasi masalah 2. Pukul 09.00 WITA memberikan edukasi 2) Pemberitahuan penyuluhan
individu, keluarga dan kesehatan tentang pendidikan kesehatan pada telah dilakukan dua hari
komunitas di RT lansia hipertensi sebelum acara dilaksanakan
05,06,07&08 a. Pengertian hipertensi 2. Evaluasi Proses :
Kelurahan Ampana b. Tanda dan gejala hipertensi 1) Warga yang hadir dalam
Kota c. Komplikasi hipertensi penyuluhan sebanyak 21 orang
d. Pencegahan pada penyakit hipertensi 2) Penyuluhan dilaksanakan di
e. Makanan yang tidak diperbolehkan untuk rumah sekretaris lurah
dikonsumsi penderita hipertensi 3) Warga cukup antusias
f. Menganjurkan pemeriksaan kesehatan lansia di mendengarkan pemaparan
puskesmas minimal sebulan sekali materi mengenai hipertensi dan
3. Pukul 09.30 WITA memberikan promosi PHBS
kesehatan tentang PHBS, meliputi 2) Evaluasi Hasil :
a. Pengertian PHBS dan 3M 1) Lansia mengatakan memahami
b. Jenis-jenis PHBS tentang hipertensi
c. 10 perilaku hidup bersih dan sehat 2) Masyarakat mengatakan paham
d. Manfaat rumah tangga berPHBS dan akan mempraktekan PHBS
87

e. Penyakit akibat tidak berPHBS dan 3M dalam kehidupan


f. Manfaat mencuci tangan pakai air bersih dan sehari-hari di lingkungan
sabun keluarga.
88

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Masalah Keperawatan Utama

Pada tahap pengkajian yang telah dilakukan dengan berbagai metode

pengumpulan data yang dimulai dengan Windshield survey, observasi dan

wawancana. Hal ini sesuai dengan teori Neuman yang dimodifikasi oleh Mc

Farley dan Anderson (2000) yaitu model Community is Partner, yang melihat

masyarakat dalam suatu wilayah sebagai core atau inti dan pengkajian yang

harus kita lakukan pada masyarakat tersebut secara sistematis dan ilmiah. Mc

Farley dan Anderson (2000) berpendapat bahwa 8 subtansi yang berpengaruh

di komunitas yaitu lingkungan fisik, pelayanan social dan kesehatan, ekonomi,

transportasi, keamanan, politik, pemerintah, komunitas, pedidikan dan

rekreasi.

Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada 15 s/d 18 Mei 2023.

Pengumpulan data langsung dilakukan oleh mahasiswa, diambil dari data

observasi langsung, data dari Kelurahan Ampana Kota serta Puskesmas

Ampana Barat sebanyak 261 KK yang dijadikan sampel sejumlah 233 KK

yang terdiri dari warga RT 05,06,07 dan 08. Proses pendataan belum bisa

dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan oleh warga yang tidak menetap

di Kelurahat Ampana Kota dan beberapa warga yang menolak untuk didata.

Pada tahap pengkajian menemukan beberapa masalah utama diantaranya.


89

Masalah kesehatan pada lingkungan kami menemukan :

1. Sebagian besar pemanfaatan pekarangan rumah penduduk di Wilayah

Kelurahan Ampana Kota (RT 05, 06, 07 & 08) adalah tidak dimanfaatkan

sejumlah 160 rumah dengan presentase (68.7%).

2. Didapatkan bahwa sebagian besar vector yang banyak disekitar rumah

penduduk di Wilayah Kelurahan Ampana Kota (RT 05, 06, 07 & 08)

adalah nyamuk yang terdapat di 124 rumah dengan presentase (53.2%).

3. Didapatkan sebagian besar penduduk dengan tempat penampungan air

dalam kondisi terbuka dengan jumlah 121 dengan presentase (51.9%)

sehingga masih memungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk

aedes aegepty

4. Didapatkan sebagian besar pembuangan sampah adalah di kumpulkan dan

dibakar dengan jumlah 145 rumah dengan presentase (62.2%), hal

sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan karna akan menimbulkan

dampak lingkungan berupa asap yang dapat menyebabkan infeksi saluran

pernafasan

5. Didapatkan masih ada beberapa rumah yang menggunakan jamban jenis

cemplung yaitu sejumlah 28 rumah dengan presentase 12.9%).

6. Didapatkan sebagian besar sistem pembuangan air limbah di wilayah

Kelurahan Ampana Kota (RT 05, 06, 07 & 08) penduduk yang membuang

air limbahnya di selokan sebanyak 195 rumah dengan presentase (83.7%).

7. Didapatkan pula kurangnya pemanfaatan pekarangan rumah sebanyak 160

rumah (68.7%).

Masalah kesehatan keluarga yang muncul pada lansia :


90

1. Didapatkan penyakit terbanyak yang diderita lansia di wilayah kelurahan

Ampana Kota adalah hipertensi dengan jumlah 14jiwa (42.42%).

2. Didapatkan kunjungan pemeriksaan kesehatan lansia terbanyak di wilayah

kelurahan ampana Kota (RT 05, 06, 07 & 08) adalah bila sakit saja dengan

jumlah 45 (80.3%).

Setelah teridentifikasi beberapa masalah keperawatan komunitas,

selanjutnya dilakukan penapisan untuk menentukan prioritas masalah yang

dilakukan oleh mahasiswa, perangkat Kelurahan, Kepala RT dan Tokoh-

Tokoh masyarakat. Berdasarkan SDKI 2016 diagnosa pada subkategori

penyuluhan dan pembelajaran adalah diagnose Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan berhubungan dengan ketidak mampuan mengatasi masalah

individu atau keluarga. Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan

atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan yang didukung

oleh Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan,

Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, Tidak mampu

menjalankan perilaku sehat, memiliki riwayat perilaku mencari bantuan

kesehatan yang kurang, kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan

perilaku sehat, Tidak memiliki sistem pendukung (support system).

B. Analisis Salah Satu Intervensi Utama dengan Konsep dan Penelitian

Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder,

tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga/masyarakat) sesuai dengan

diagnose yang di tetapkan. Proses di dalam tahap perencanaan ini meliputi

penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnose komunitas sesuai


91

dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,

menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.

Sesuai dengan SIKI (2016) ada dua intervensi keperawatan

komunitas untuk menanggulangi masalah pemeliharaan kesehatan tidak

efektif berhubungaan dengan ketidakmampuan mengatasi masalah keluarga

yaitu edukasi kesehatan dan promosi perilaku upaya kesehatan dalam bentuk

menambah pengetahuan dan kesadaran warga terhadap pentingnya PHBS.

Walaupun promosi kesehatan tidak menjadi satu-satunya cara untuk efek

positif terhadap perubahan perilaku individu.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh promosi kesehatan

terhadap beberapa perubahan perilaku yaitu perilaku penimbangan bayi setiap

bulan, perilaku mencuci tangan, perilaku penggunaan air bersih, perilaku

penggunaan jamban sehat, perilaku pemberantasan jentik nyamuk, perilaku

konsumsi buah dan sayur (Lubis, 2019). Hasil penelitian lain juga

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan PHBS dengan pengetahuan

dan terdapat hubungan yang signifikan antara PHBS dengan sikap (Matoya &

Kristanti, 2020).

Sejalan dengan teori pandangan teori Nola J Pender ini, manusia

mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana mereka dapat

mengekspresikan keunikannya. Manusia mempunyai kapasitas untuk

merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap

kemampuannya. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang

positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.

Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya. Individu


92

merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan

lingkungannya secara terus-menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah

secara terus-menerus. Professional kesehatan merupakan bagian dari

lingkungan interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang

hidupnya. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan

adalah penting untuk perubahan perilaku.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, Nola J Pender memahami bahwa

sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana tindakan

dan adanya kebutuhan yang mendesak. Setiap manusia mempunyai

karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat mempengaruhi

tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih

fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama

atau sasaran populasi utama seperti perilaku sebelumnya dan factor personal.

Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan tidak langsung

mendeterminan rencana kegiatan untuk mencapai manfaat sebagai hasil.

Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif atau reinforcement positif bagi

perilaku. Menurut teori nilai ekspentasi motivasi penting untuk mewujudkan

hasil seseorang dari pengalaman dahulu melalui pelajaran observasi dari orang

lain dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan

hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang positif. Keuntungan

dari penampilan perilaku bisa intrinsic atau ekstrinsik.


93

C. Alternatif Pemecahan yang Dapat dilakukan

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat

pencegahan yaitu : Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada

saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnose dini

dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan

sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya

mengkaji dan memberi intervensi pendidikan kesehatan segera guna untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan (Anderson dan Mc

Farlene, 1985).

Implementasi keperawatan yang kami berikan pada tanggal 18 Mei

2023 adalah edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi pada lansia dan

promosi perilaku upaya kesehatan yaitu pemberian promosi kesehatan tentang

PHBS. Berdasarkan kebutuhan masyarakat di kelurahan Ampana Kota masih

rendahnya pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan, maka perlu

diberikan penyuluhan tenntang PHBS yang diharapkan mampu meningkatkan

kesadaran sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Selain pemberian promosi kesehatan tentang PHBS alternative lain

untuk mengatasi pemeliharaan kesehatan kurang efektif dengan pemberian

edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi. Didukung oleh data didapatkan

penyakit terbanyak yang diderita lansia di wilayah kelurahan Ampana Kota

(RT 05, 06, 07 & 08) dengan jumlah 34 (45.94%).


94

Edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi bertujuan untuk

mencegah dan mengurangi masyarakat menderita hipertensi. Pendidikan

kesehatan yang dirasakan di RT 05,06,07&08 kelurahan ampana Kota

merupakan kegiatan positif yang harus dikembangkan sehingga penderita

hipertensi berkurang dan tetap menjaga pola makan yang sehat. Disamping

itu, edukasi ini juga diharapkan masyarakat khususnya lansia bekerjasama

dengan tenaga kesehatan pada saat kegiatan di prolansia yang dilakukan

sesekali sebulan dan setelah dilakukan memberikan pengecekan tekanan darah

dalam seminggu sekali mengingat data yang didapatkan kunjungan

pemeriksaan kesehatan lansia terbanyak di wilayah kelurahan Ampana Kota

(RT 05, 06, 07 & 08) adalah bila sakit saja dengan jumlah 45 (80.3%)..

Keseluruhan proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan

melihat peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan komunitas untuk

mengatasi masalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif. Maka dikemukakan

oleh Nola J Pender motivasi penting untuk mewujudkan hasil seseorang dari

pengalaman dahulu melalui pelajaran observasi dari orang lain dalam perilaku.

Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan hartanya dalam

beraktifitas untuk mendapat hasil yang positif. Keuntungan dari penampilan

perilaku bisa intrinsic atau ekstrensik. Upaya promosi kesehatan juga

diarahkan tidak hanya masalah pencegahan penyakit atau kelemahan fisik

tetapi kesejahteraan mental dan social yang menyeluruh guna mendapatkan

generasi berkarakter baik, perlu dilakukan pembinaan kesadaran social,

terutama kepada orang lain, pemahaman pikiran serta tujuan utama

meningkatkan kesadaran, kemauan dan keterampilan dalam berperilaku sehat.


95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masalah kesehatan dan keperawatan kelompok/masyarakat pemeliharaan

dan peningkatan derajat kesehatan lansia di RT 05,06,07 & 08 kelurahan

Ampana Kota masih perlu di canangkan lebih baik lagi dalam program-

programnya, seperti peningkatan jumlah kunjungan lansia secara teratur

untuk melakukan control kesehatan. Sebagian masyarakat masih belum

memahami seputar memelihara kesehatan utamanya pada masyarakat yang

mengalami hipertensi di RT 05,06,07&08 kelurahan Ampana Kota. Selain

itu, masalah kesehatan lingkungan masyarakat di RT 05,06,07&08 masih

perlu ditingkatkan khususnya dalam pengelolaan sampah, tempat

pembuangan limbah dan penampungan air tertutup sebagai bentuk

pencegahan dari penyakit infeksi/menular maupun tidak menular.

2. Rencana asuhan keperawatan komunitas dalam rangka mengembangkan

kemampuan komunitas untuk mengatasi masalah kesehatannya yaitu

dengan edukasi kesehatan dan promosi perilaku upaya kesehatan

3. Pelaksanaan rencana keperawatan melalui pendekatan pengorganisasian

masyarakat, penggunaaan teknologi tepat guna, menggalang kerja sama

lintas sektoral dan program, melaksanakan aktifitas pendidikan kesehatan

pada lansia tentang hipertensi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

4. Evaluasi tindakan keperawatan berdasarkan standard kriteria yang

diterapkan. Evaluasi struktur rencana kegiatan telah dilakukan tiga hari

sebelum acara dilaksanakan. Evaluasi proses: lansia yang hadir dalam


96

penyuluhan sebanyak 21 orang, penyuluhan dilaksanakan di halaman

rumah Bapak Sekertaris Lurah kelurahat Ampana Kota, lansia yang cukup

antusias mendengarkan pemaparan materi mengenai hipertensi dan PHBS

akan mempraktekkan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungan keluarga.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Ampana Barat

Diharapkan dapat membuat modifikasi dalam menjalankan

program yang ada sehingga dapat menarik minat masyarakat baik untuk

pelaksanaan Posyandu, Promosi Kesehatan dan lain sebagainya.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan media yang ada

untuk mencari lebih banyak informasi seputar kesehatan serta motivasi diri

dan keluarga agar mengambil peran dalam peningkatan derajat kesehatan

seperti memperhatikan perihal hidup bersih dan sehat.

3. Bagi Institusi

Diharapkan bagi Institusi pendidikan kesehatan terkhusus yang

berada di Kota Ampana dapat membantu petugas kesehatan yang ada di

puskesmas setempat dalam menjalankan program peningktan derajat

kesehatan masyarakat dalam bentuk pengabdian masyarakat atau praktek

lapangan bersama mahasiswa.

4. Bagi pembaca

Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi pembaca yaitu menjadi

sumber referensi dan informasi agar dapat mengetahui lebih mendalam


97

bagaimana cara merawat pasien dengan aplikasi asuhan keperawatan

komunitas pada kasus pemeliharaan kesehatan tidak efektif


98

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Husnul Khatimah

NIM : P07120422042

Jurusan Prodi : Keperawatan/Pendidikan Profesi Ners

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners yang

saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau piker saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Ilmiah

Akhir Ners ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Palu, Juli 2023

Yang membuat pernyataan

Husnul Khatimah
99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Umum
1. Nama Lengkap : Husnul Khatimah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Bima, 30 Januari 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Belum Kawin
6. Alamat Lengkap : Jl. S. Malino No.05 Kel. Ujuna Kec.Palu
Barat Kota Palu
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SD Inpres Tompe 2011
2. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Sirenja 2014
3. Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Sirenja 2017
4. Diploma III : Poltekkes Kemenkes Palu 2020
5. Diploma IV : Poltekkes Kemenkes Palu 2021
6. Profesi Ners : Poltekkes Kemenkes Palu 2023

Palu, Juli 2023

Penulis,

Husnul Khatimah
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T,& Mc.Frlane, J. (2016) Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori


dan Praktik. Edisi 3 Jakarta: Perpustakaan Terpadu Direktorat
Ardhi, Yudha 2013. Merancang Media Promosi Unik dan Menarik. Yogyakarta:
Bintang Pustaka Abadi
Bambang, 2015. Asuhan Keperawatan Komunitas. Palembang. LIPI
Hendra, P. W. (2017). Factor-faktor yang Berhubungan Dengan frekuensi
kehadirat lanjut usia di posyandu lansia. Bidan Prada (Vol.4 No.1)

Hou, S. I. (2014). Health Education: Theoretical Concepts, Effective Strategies


and Core Competencies. In Health Promotion Practice (Vol. 15. No.5)
https://doi.org/10.1177//1524839914538045

Kurnianingtyas (2017). Faktor Risiko Covid-19-Kesehatan Masyarakat, Vol.5


https://ejournal3.undip.ac.id

Masulili dkk. 2023. Panduan Profesi Keperawatan Keluarga dan Keperawata


Komunitas. Palu: Poltekkes Kemenkes Palu

Mubarak, Wahit Iqbal, Lilis Indarwati&Joko Susanto. (2016). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm.3-24). Jakarta: Salemba Medika.
Mutiara, A (2018). Aplikasi Teori Keperawatan Nola J Pender Pada an.R Dalam
Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Skabies di Puskesmas Jembatan
Kecil. Journal Of Nurshing and Public Health, 5(2)
https://doi.org/10/37676/jnph.v5i2.572

Poltekkes Kemenkes Palu. (2023). Pedoman Tekhnis Penulisan Tugas Akhir


Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu. Palu
Rezky, 2013. Asuhan Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Desa
Tinggadek,kabupaten Mulyorejo 2017. FKIK; Universitas Airlangga.
Diakses dari http;umc.ac.id pada tanggal 2 Juli 2023.
Risnah, Irwan M. (2020). Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi
Keilmuan. Allaudi University Press.

100
101

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NOLA J PENDER PADA AN. R DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN DENGAN MASALAH SKABIES DI PUSKESMAS JEMBATAN KECIL
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/572-Article%20Text-1566-1-10-
20180718.pdf ANITA MUTIARA

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy