1019-Article Text-5592-1-10-20211207

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)

https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/
______________________________________________________________

Peran Kader Kesehatan Remaja Dalam Mengurangi Risiko Kelebihan Berat


Badan Di Kalangan Remaja SMP Jakarta
Nourmayansa Vidya Anggraini1, Sigit Mulyono2, Poppy Fitriyani3
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2,3
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

__________________________
Keywords : Abstract
Remaja, Berat Badan, Kader Kesehatan
Remaja The prevalence of overweight adolescents is increasing and has the
__________________________ potential to emerge non-communicable diseases (NCDs) in the future.
One of these non-communicable diseases is the problem of being
Kontak : overweight in adolescents. Community empowerment is a solution that
Nourmayansa Vidya Anggraini can enable youth to take an active role in public health. Activities in the
Email : nourmayansa@upnvj.ac.id form of a Community Empowerment Program involving youth aim to
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas optimize adolescents' health status. Youth empowerment is carried out
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta through the establishment of an integrated youth service post,
recruitment of youth health cadres, training of youth cadres who
__________________________ provide supporting infrastructure and media for health promotion and
counseling posts for adolescents. The purpose of this study was to
Vol 4 No 1 September 2021 determine the role of adolescent health cadres in efforts to treat
overweight in adolescents. This quantitative research uses an analytical
observational method with a cross-sectional approach. The data were
DOI: https://doi.org/10.31605/j- collected using questionnaires and observation sheets for changes in the
healt.v2i1 level of knowledge, attitudes, and skills of students involved in
__________________________ adolescent health cadres. The intervention carried out was to use the
©2021J-Healt provision of ho adolescents regarding overweight by using a nursing
ini adalah artikel dengan akses terbuka service management approach through adolescent health cadres. The
dibawah licenci CC BY-NC-4.0 number of samples is 48 students who are members of youth health
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ cadres. The data analysis used for this study is using the Chi-Square
test with a significance level of 5%. The results showed student's
knowledge, attitudes, and skills at the beginning and ended with a p-
value <0.05. The results of this study are recommended to the education
office to activate the role of UKS in schools and the role of adolescent
health cadres accompanied by the puskesmas so that adolescents in
schools can have better quality and quality of health..

40
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

PENDAHULUAN kelebihan berat badan merupakan masalah


yang harus diatasi baik secara internasional
Remaja merupakan aset sumber daya manusia maupun daerah.
masa datang yang perannya sangat penting
dalam pembangunan suatu negara. Kualitas Indeks Massa Tubuh (IMT) menunjukkan
bangsa di masa depan ditentukan kualitas status gizi, demikian juga dengan IMT pada
remaja saat ini, termasuk kondisi fisik yang remaja menunjukkan status gizi remaja. IMT
sehat sebagai penentu pertumbuhan dan lebih atau kurang akan berpengaruh terhadap
perkembangan yang berpengaruh pada kualitas pertumbuhan dan perkembangan remaja.
hidup remaja (Kopelman, Caterson, & Dietz, Berdasarkan teori WHO dalam (Badan
2010). Gaya hidup masa kini cenderung gaya Kependudukan dan Keluarga Berencana
hidup tidak baik yang dipengaruhi oleh Nasional, 2017) bahwa nilai Indeks Massa
perkembangan remaja itu sendiri dan tugas Tubuh yang normal adalah antara 18,5-24,9.
perkembangan keluarga. Masalah kelebihan Dengan IMT yang normal akan mencegah
berat badan pada remaja dipengaruhi oleh gaya mulainya muncul berbagai penyakit di masa
hidup yang tidak baik yaitu gizi tidak yang akan datang, khususnya pada saat lanjut
seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. lansia. Penyakit-penyakit yang bisa muncul
akibat IMT yang tidak normal di antaranya
(Stanhope, 2011) menyatakan bahwa terdapat adalah penyakit jantung, diabetes mellitus,
perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja hipertensi, pembuluh darah, dan osteoporosis.
memungkinkan remaja mengaktualisasi peran, (Badan Kependudukan dan Keluarga
mengeksplor diri, dan menjalani gaya hidup Berencana Nasional, 2017) mengatakan bahwa
masa kini. Berdasarkan data WHO tahun 2008 masa pertumbuhan remaja memerlukan nutrisi
dijelaskan bahwa dari tahun ke tahun terjadi sehingga akan terbentuk otot dan kematangan
peningkatan kasus kelebihan berat badan, lebih organ reproduksi sehingga sangat diperlukan
dari 1,4 milyar. Bahkan terjadi peningkatan asuan nutrisi yang cukup.
kelebihan berat badan lebih dari dua kali lipat
di dunia menurut data WHO tahun 2011. Hal Masalah kelebihan berat badan harus segera
ini merupakan suatu hal yang diatasi supaya tidak berdampak pada penyakit
mengkhawatirkan. Data Riset Kesehatan Dasar tidak menular (PTM) yang akan muncul.
tahun 2018, pada usia 13-15 tahun adalah Dampak dari kelebihan berat badan yang lain
16.0%, terdiri dari 11.2% gemuk dan 4.8% diantaranya adalah dapat menyebabkan
sangat gemuk atau obesitas. Sedangkan penderitaan secara psikososial dan
prevalensi gemuk pada remaja usia 16-18 meningkatnya biaya kesehatan yang harus
tahun sebanyak 13.5% yang terdiri dari 9.5% ditanggung keluarga dan individu yang
gemuk serta 4.0% obesitas (Riskesdas, 2018). memiliki kelebihan berat badan. Banyak
Jakarta merupakan propinsi tinggi di Indonesia program yang ada untuk menanggulangi
yang memiliki prevalensi gemuk di atas masalah kelebihan berat badan, baik di dunia
prevalensi nasional. Propinsi dengan maupun secara nasional. Penatalaksanaan
prevalensi obesitas tertinggi untuk usia 16-18 intervensi kelebihan berat badan pada remaja
tahun adalah DKI Jakarta. Sementara itu, data lebih baik dilakukan di sekolah dan di rumah,
hasil pemantauan status gizi siswa SMP di yaitu tempat dimana remaja menghabiskan
salah satu SMP wilayah puskesmas Jakarta keseharian waktunya. Identifikasi masalah dan
pada tahun 2015 sebanyak 40 siswa (1.98%) penatalaksanaan masalah kelebihan berat
(Laporan Puskesmas Jagakarsa, 2015). Hasil badan di sekolah dapat dilakukan oleh perawat
skrining berat badan dan tinggi badan pada melalui pendekatan Coordinated School
seluruh remaja SMPN X Jakarta (n=431) pada Health Program (CSHP) yang mampu
bulan Oktober 2015 didapatkan data status gizi memandu perawat dalam melakukan
remaja yaitu 2.1% kurus, 71.7% normal, pengkajian kemudian perencanaan dan
18.1% kelebihan berat badan, dan 8.1% implementasi serta evaluasi intervensi
obesitas. Dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang akan diberikan kepada

41
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

remaja baik dalam tatanan individu, keluarga penting bagi perawat komunitas dalam
maupun komunitas. Penggunaan CSHP yang menjalankan fungsinya sebagai edukator dan
digagas oleh Kolbe dan Allensworth (CDC, pelaksana asuhan keperawatan untuk
2014) dalam pemantauan masalah kelebihan melakukan intervensi terhadap individu dan
berat badan lebih berfokus pada pendidikan keluarga. Dalam pelaksanaannya diperlukan
kesehatan, pendidikan jasmani, nutrisi, fungsi manajemen pelayanan keperawatan
konseling, keterlibatan orang tua, serta untuk mewujudkan sekolah yang sehat. Fungsi
keterlibatan sekolah sebagai pemberi perencanaan didasarkan pada usulan dari
pengambil kebijakan dan pemberi pelayanan penanggung jawab program dari suku dinas
kesehatan di sekolah bagi remaja. kesehatan Jakarta Selatan yang merupakan
pengambil kebijakan dalam pelaksanaan UKS
Upaya preventif yang dapat dilakukan pada di sekolah. Pada fungsi pengorganisasian
remaja dengan kelebihan berat badan tentunya diperlukan adanya struktur organisasi sebagai
harus seimbang antara di sekolah dan di wadah dalam pelaksanaan monitoring mandiri
rumah. Remaja lebih banyak waktunya di sekolah. Fungsi ketenagaan diperlukan
bersama dengan keluarga dan teman sebaya. sebagai pelaksana dalam monitoring mandiri
Fokusnya adalah pada usaha perubahan supaya berjalan susuai dengan tujuan. Fungsi
perilaku terkait gaya hidup. Hal ini distimulasi pengarahan dan pengawasan diperlukan
oleh pendekatan perubahan gaya hidup secara supaya adanya evaluasi terkait monitoring
tidak langsung yang dipengaruhi oleh teman mandiri sehingga pelaksanaannya dapat
sebaya dan juga orang tua terhadap remaja. berjalan lebih baik. Upaya penanganan
Upaya preventif ini menjadi sebuah inovasi masalah kelebihan berat badan merupakan
penatalaksanaan pencapaian berat badan ideal salah satu kewenangan dari perawat
pada remaja bernama intervensi monitoring komunitas. Pencapaian keberhasilan intervensi
mandiri. Diperlukan peran guru dan teman monitoring mandiri SIFORTASIMA dan buku
sebaya dalam pemantauan dan dukungan diari dibutuhkan keterlibatan lintas sektoral
menjalani program tersebut. Harapannya dari seperti Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan,
kedua intervensi ini adalah berubahnya gaya Puskesmas Jagakarsa, Dinas Pendidikan
hidup remaja yang secara perlahan-lahan akan Jakarta Selatan, Suku Dinas Pendidikan
mampu menjadi lebih baik dan memperbaiki Jagakarsa. Pengelolaan kesehatan sekolah
status gizi remaja menjadi ideal. Penelitian dan selama ini bertumpu pada suatu wadah Usaha
program yang telah dilakukan di atas belum Kesehatan Sekolah (UKS. Hal ini didukung
menggunakan peran kader kesehatan remaja oleh Kader Kesehatan Remaja (KKR) di
setting sekolah secara komprehensif yang sekolah.
dihasilkan dari suatu kebijakan sekolah. Selain
itu penelitian dan program di atas belum METODE PENELITIAN
menggunakan pemantauan status gizi menuju
berat badan ideal dengan teknologi modern Penelitian ini merupakan suatu penelitian
yang diminati oleh remaja, yaitu aplikasi kuantitatif yang menggunakan metode
android di handphone dan buku diari yang bisa observasional analitik dengan pendekatan
remaja gunakan untuk pemantauan nutrisi dan cross sectional. Sampel diambil dengan
aktivitas fisik. Pada pelaksanaannya menggunakan metode non probability
diperlukan kebijakan dari sekolah, diantaranya sampling yang dilakukan secara purposive
pembentukan kader kesehatan remaja (KKR) sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebagai pelaksana kegiatan ini dengan adalah 48 siswa yang terlibat dalam kader
dipantau oleh perawat. kesehatan remaja di sekolah. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan lembar observasi
Upaya optimalisasi kualitas hidup dari
perubahan tingkat pengetahuan, sikap, dan
masalah kesehatan kelebihan berat badan pada
keterampilan siswa yang terlibat dalam kader
remaja ini lebih baik menjadi suatu sorotan
kesehatan remaja. Analisis data yang

42
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

digunakan untuk penelitian ini dengan analisa PEMBAHASAN


menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat
Beberapa masalah remaja diantaranya adalah
kemaknaan 5%. Etika pengambilan data telah
perilaku seks pra nikah, status gizi, merokok,
disampaikan kepada calon responden dan
narkoba, dan lain-lain. Banyak faktor yang
mendapat perlindungan sesuai dengan etika
mempengaruhinya, baik dari lingkungan
penelitan yang mengikuti prinsip beneficence
maupun dari sifat remaja yang memiliki
dan non-maleficense, respect for human
keingintahuan yang banyak. Pemerintah telah
dignity, dan justice.
membuat suatu kebijakan melalui suatu
program di Puskesmas dalam rangka
HASIL PENELITIAN
menanggulangi permasalahan-permasalahan
pada remaja. Salah satu programnya tersebut
Karakteristik responden adalah kader adalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
kesehatan remaja yang berada pada rentang (PKPR) yang merupakan pelayanan kesehatan
remaja tengah (13-15 tahun). yang ditujukan untuk remaja. Pelayanan ini
bersifat rahasia, menerima remaja dengan
Tabel 1 Distribusi frekuensi pengetahuan, tangan terbuka, dan peka terhadap kebutuhan
sikap, dan keterampilan KKR dalam mengatasi remaja sehingga mempunyai kesan
risiko kelebihan berat badan (n=48) menyenangkan oleh remaja. Perawat
Pengetahuan Sikap Keterampilan
melakukan monitoring buku diari remaja pada
Sebelum 14.4 15.4 14.7 bulan pertama, kemudian monitoring bulan
Sesudah 17.6 17.2 16.6 kedua dilakukan oleh guru UKS dan KKR,
pada bulan ketiga remaja melaksanakan
P value 0.000 0.000 0.000 monitoring secara mandiri dengan
SD 0.6 0.9 0.5 memberikan laporan kepada perawat didukung
oleh KKR.

Rata-rata nilai tingkat pengetahuan kader PKPR dibuat agar remaja nyaman untuk
kesehatan remaja di awal sebelum dilakukan berbagi cerita dan berkeluh kesah sehingga
edukasi adalah adalah 14.4 dan akhir setelah permasalahan yang sedang dihadapi pada diri
edukasi adalah 17.6 dengan p = 0,000, remaja dapat segera tertangani. PKPR telah
sehingga disimpulkan terjadi peningkatan dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan
pengetahuan kader kesehatan remaja dari masa RI adalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
awal dan sampai masa akhir. Sikap kader yang telah dicanangkan sejak tahun 2003.
kesehatan remaja memiliki nilai rata-rata Salah satu hal yang menentukan keberhasilan
sebelum dilakukan edukasi sebesar 15.4 dan suatu kebijakan/program adalah proses
akhir setelah dilakukan edukasiadalah 17.2 implementasi. Implementasi kebijakan
dengan p = 0.000, sehingga disimpulkan merupakan serangkaian kegiatan menjadi
terjadi peningkatan sikap kader kesehatan tanggung jawab pihak terkait untuk mencapai
remaja dari masa awal ke masa akhir. sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam
Keterampilan kader kesehatan remaja pada kebijakan (Ali, 2018).
masa awal sebelum dilakukan edukasi adalah
sebesar 14.7 dan di akhir setelah edukasi Tujuan program PKPR menurut (Kementerian
adalah sebesar 16.6 dengan p = 0.000, Kesehatan, 2015) yaitu menyediakan tempat
sehingga disimpulkan terjadi peningkatan pelayanan untuk remaja yang dalam program
keterampilan kader kesehatan remaja dari tersebut mampu menghargai dan memenuhi
masa awal ke masa akhir. hak-hak dan kebutuhan remaja sebagai
individu. Hal ini diwujudkan dalam dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

43
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

bagi remaja sesuai dengan potensi yang kekerasan dan pelecehan seksual (Azzopardi et
dimiliki. al., 2019). Masalah kesehatan yang dihadapi
remaja juga didorong oleh perilakunya seperti
Pengaruh lingkungan terhadap kejadian penggunaan tembakau, konsumsi minuman
kelebihan berat badan pada remaja meliputi beralkohol, penggunaan ganja, dan kurangnya
ketersediaan makanan (terutama makanan aktivitas fisik (Patton et al, 2012). Berdasarkan
yang tinggi lemak, karbohidrat, kalori) pada permasalahan besar pada diri remaja tersebut,
lingkungan masyarakat (Santrock, 2011). sudah selayaknya adanya pembinaan
Faktor risiko terkait gaya hidup erat kesehatan remaja sebagai salah satu program
hubungannya dengan keluarga, kebiasaan- prioritas.
kebiasaan kesehatan terutama terkait diet
keluarga, aktifitas fisik, dan konsumsi zat Teori manajemen keperawatan yang
aditif dapat berkembang dalam keluarga digunakan dalam manajemen pelayanan
(Stanhope, 2011). Menurut (Stanhope, 2011) keperawatan kesehatan komunitas
gaya hidup sehat awalnya dibentuk di keluarga berhubungan dengan pelaksanaan KKR adalah
melalui pembentukan nilai kesehatan, menggunakan teori fungsi manajemen oleh
kebiasaan sehat, dan persepsi terhadap risiko (Marquis dan Huston, 2012), yaitu fungsi
kesehatan. Masalah kelebihan berat badan perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pada remaja dipengaruhi oleh gaya hidup yang pengarahan, dan pengawasan. Langkah awal
tidak baik yaitu gizi tidak seimbang dan dalam kegiatan manajemen adalah suatu
kurangnya aktivitas fisik. Faktor risiko utama perencanaan. Tahap manajemen yang baik
yang mempengaruhi kesehatan remaja terkait dipengaruhi oleh suatu perencanaan yang
risiko kelebihan berat badan adalah kebiasaan dilakukan dengan baik. Kegiatan yang
gaya hidup tidak baik, diantaranya adalah dilakukan pada tahap perencanaan adalah
nutrisi yang tidak seimbang dan aktifitas fisik menentukan filosofi, rencana kegiatan jangka
yang kurang. pendek dan panjang, kebijakan, tujuan,
prosedur dan aturan, penentuan biaya, dan
Keberadaan remaja saat ini menjadi salah satu solusi pemecahan masalah (Marquis dan
fokus kebijakan global. Hal ini terceminkan Huston, 2012). (Ervin, 2012) menyatakan
pada peran remaja dalam mencapai tujuan bahwa rangkaian awal kegiatan yang
pembangunan tahun 2030 mendatang. dilakukan secara terperinci untuk
Populasi remaja merupakan salah satu menyelesaikan masalah melalui beberapa cara
populasi terbesar di dunia, yaitu mencapai 1,2 secara terstruktur dilakukan melalui suatu
milyar jiwa dari total penduduk 7,6 milyar perencanaan yang baik.
jiwa.
Hal di atas belum sesuai dengan (Ervin, 2012)
Saat ini jumlah remaja di Indonesia telah yang menyatakan bahwa perencanaan
mencapai 66,3 juta jiwa atau 25,6% dari total merupakan rangkaian kegiatan yang penting
penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
2015). Oleh karenanya perlu adanya investasi Sebelum melakukan intervensi yang
dalam kesehatan remaja dan kesejahteraannya terstruktur dalam menyelesaikan suatu solusi,
yang akan menghasilkan keuntungan tidak dibutuhkan suatu perencanaan. Apabila
hanya untuk remaja sekarang tetapi juga untuk elemen yang dikaji dalam tahap perencanaan
kehidupan dewasa dan generasi masa depan dilaksanakan dengan optimal, maka tahap
(Guthold et al, 2019). Permasalahan kesehatan manajemen selanjutnya akan berjalan optimal.
remaja sangat beragam, meliputi penyakit Dengan terlaksananya fungsi perencanaan ini,
menular, penyakit tidak menular, kesehatan maka masalah kelebihan berat badan pada
jiwa, dan risiko cedera. Permasalahan lainnya remaja akan menjadi salah satu prioritas yang
mencakup kecukupan gizi, kesehatan akan diselesaikan khususnya dengan
reproduksi, pernikahan usia anak, kesehatan menggunakan monitoring mandiri
mental, penyalahgunaan narkoba, serta

44
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

SIFORTASIMA dan buku diari nutrisi dan supaya tercapai berat badan ideal pada remaja.
aktivitas fisik. Teori manajemen menyatakan bahwa
hubungan formal dan informal dalam sebuah
Fungsi manajemen kedua adalah organisasi dapat memberikan dampak yang
pengorganisasian. Pada kegiatan ini dilakukan positif atau bahkan mempengaruhi efektifitas
revitalisasi UKS secara formal. Restrukturisasi dari pekerjaan yang sedang dijalankan
anggota UKS juga dilaksanakan pada kegiatan (Marquis dan Huston, 2012). Selain itu,
ini dengan tujuan UKS dapat berjalan sesuai pembagian tugas dalam sebuah organisasi
dengan fungsinya. Pada saat restrukturisasi perlu dilakukan sehingga dalam pelaksanaan
UKS dilaksanakan uraian tugas pokok dan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
fungsi UKS terhadap para anggotanya serta risiko kelebihan berat badan dapat
kerjasama dan koordinasi masing-masing dilaksanakan secara efisien dan efektif
anggota, sehingga elemen-elemen dalam (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
fungsi pengorganisasian dapat terlaksana. Menular, 2007).
Setelah dilakukan revitalisasi dan
restrukturisasi UKS, kegiatan UKS mulai Pada kegiatan ini dilaksanakan proses
berjalan sesuai dengan fungsinya. Kegiatan rekruitmen, seleksi, orientasi, penempatan, dan
UKS mulai terorganisir. pelatihan SDM sesuai dengan elemen fungsi
(Marquis dan Huston, 2012) ketenagaan dalam mengatasi risiko kelebihan
menyatakan terdapat pembagian struktur kerja berat badan remaja dengan menggunakan
dalam suatu organisasi, yaitu: 1) Pembagian SIFORTASIMA dan buku diari nutrisi dan
ketenagaan yang disesuaikan dengan aktivitas fisik. Proses rekrutmen dilakukan
kompetensi masing-masing individu, 2) oleh guru UKS terhadap para siswa untuk
birokrasi yang tergambar dari struktur hirarki menjadi anggota kader kesehatan remaja
organisasi, 3) terdapat penjelasan tugas dan (KKR). Rekrutmen dilakukan terhadap para
fungsi masing-masing, 4) adanya standar siswa yang aktif mengikuti kegiatan
operasional prosedur, dan 5) adanya promosi ekstrakulikuler PMR karena dianggap telah
jabatan. UKS di sekolah seharusnya dibentuk memiliki pengetahuan terkait masalah
secara formal. Menurut (Marquis dan Huston, kesehatan.
2012) bahwa setiap organisasi mempunyai
pengorganisasian yang formal maupun Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah
informal. proses seleksi anggota adalah tahap orientasi
(Marquis dan Huston, 2012). Orientasi
Fungsi manajemen ketiga adalah fungsi dilakukan perawat terhadap para anggota KKR
ketenagaan terdapat kegiatan pemimpin dalam dengan tujuan dapat melaksanakan program
memilih, merekrut, menempatkan, dan intervensi dengan menggunakan monitoring
mengajarkan personel supaya tujuan tercapai mandiri SIFORTASIMA dan buku diari untuk
sesuai dengan yang telat disepakati. Pelatihan mengatasi masalah kelebihan berat badan pada
seharusnya dilaksanakan sebelum pelaksanaan remaja di SMPN X Jakarta. Hal tersebut juga
penempatan jabatan. Akan tetapi yang terjadi mendukung pernyataan (Marquis dan Huston,
adalah penempatan jabatan terlebih dahulu, 2012) bahwa proses orientasi yang adekuat
baru kemudian pelatihan. akan meminimalkan keluhan, kecenderungan
pelanggaran peraturan, dan kesalahpahaman;
Pada pelaksanaan monitoring mandiri serta tentunya akan menumbuhkan perasaan
SIFORTASIMA dan buku diari dapat berjalan menerima dan meningkatkan antusiasme
optimal karena terdapat PJ UKS yang khusus dalam bekerja pada institusi dan memberikan
memonitor pelaksanaannya. Pelaksana UKS pelayanan kesehatan kepada klien atau
adalah PJ UKS dari guru dan siswa. Kader masyarakat.
kesehatan remaja (KKR) sebagai pelaksana
program UKS. KKR membantu meningkatkan Tahap selanjutnya adalah melakukan
kesehatan, kemandirian, dan kesejahteraan pembinaan dan pengembangan anggota KKR.

45
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

Pelatihan terhadap KKR dilakukan supaya Hal ini didukung oleh (Marquis dan Huston,
KKR dapat melaksanakan tujuan sesuai 2012) bahwa komunikasi merupakan inti
dengan yang telah disepakati pada fungsi dalam suatu kegiatan dan proses manajemen.
perencanaan, yaitu mengatasi risiko kelebihan Elemen pengarahan lain yang dilakukan
berat badan pada remaja. Pelatihan yang adalah pendelegasian. Pendelegasian
dilakukan diantaranya adalah pengukuran dilakukan apabila terdapat KKR yang
tinggi dan berat badan, menentukan status gizi berhalangan dalam melaksanan tugasnya
dengan menggunakan SIFORTASIMA, dalam melakukan pendidikan kesehatan, maka
memonitor nutrisi dan aktivitas fisik dengan anggota KKR tersebut mendelegasikan
menggunakan buku diari, komunikasi efektif, tugasnya kepada temannya yaitu anggota KKR
dan melakukan pendidikan kesehatan. Hal ini lainya sehingga program SIFORTASIMA dan
sesuai dengan pernyataan Marquis dan Huston buku diari tetap berjalan untuk mengatasi
(2012) bahwa pengembangan staf dapat masalah risiko kelebihan berat badan pada
dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan remaja. Hal ini sejalan dengan pernyataan
yang akan meningkatkan produktifitas lebih (Marquis dan Huston, 2012) bahwa
baik dalam menjalankan suatu organisasi. pendelegasian merupakan proses penyelesaian
tugas melalui orang lain guna tercapainya
Terbentuknya KKR merupakan suatu wadah tujuan suatu organisasi.
yang dapat memberikan manfaat positif bagi
penanganan masalah risiko kelebihan berat Fungsi selanjutnya adalah fungsi pengawasan.
badan pada remaja. KKR berjalan dengan baik Fungsi pengawasan dilakukan untuk menilai
setelah adanya pelatihan KKR. KKR keberhasilan program kerja terkait masalah
membantu dalam pelaksanaan monitoring risiko kelebihan berat badan yang terjadi pada
mandiri SIFORTASIMA dan buku nutrisi remaja. Pengawasan merupakan suatu proses
nutrisi dan aktivitas fisik. supervisi dapat juga diartikan sebagai proses
yang memacu anggota unit kerja untuk
Fungsi selanjutnya dalam manajemen adalah berkontribusi secara aktif dan positif
fungsi pengarahan dalam hal ini pengarahan supayatujuan organisasi tercapai (Marquis dan
terkait UKS dan PKPR dilaksanakan langsung Huston, 2012).
oleh dinas kesehatan. Pengarahan yang
dilakukan lebih mengarah pada motivasi Fungsi pengawasan yang dilakukan dalam
bekerja. Hal ini sejalan dengan (Marquis dan mengatasi risiko kelebihan berat badan dengan
Huston, 2012) yang menyatakan pengarahan menggunakan SIFORTASIMA dan buku diari
yang diberikan dapat berupa motivasi melalui adalah dengan melakukan monitoring dan
komunikasi yang baik dalam suatu organisasi evaluasi. Hal ini didukung oleh (Marquis dan
sebagai suatu umpan balik dari implementasi Huston, 2012) bahwa kegiatan yang dilakukan
kegiatan organisasi. Pengarahan yang dalam pengawasan adalah monitoring
dilakukan melalui suatu komunikasi dan kemudian dilakukan suatu evaluasi.
motivasi akan dapat mengarahkan pada Monitoring dan evaluasi pada pelaksaan
delegasi tugas yang baik sehingga akan program ini dilaksanakan setiap akhir bulan
berdampak pada pencegahan konflik yang terhadap KKR. Monitoring dilakukan oleh
terjadi dalam suatu organisasi (Marquis dan perawat supaya kinerja KKR sesuai dengan
Huston, 2012). Elemen pengarahan yang tujuan dan pelaksanaan program
dilakukan selain motivasi kepada KKR dalam SIFORTASIMA dan buku dairi nutrisi dan
mengatasi masalah risiko kelebihan berat aktivitas fisik. Kegiatan monitoring yang
badan dengan menggunakan SIFORTASIMA dilakukan adalah dengan mengumpulkan
dan buku diari nutrisi dan aktivitas fisik adalah informasi dari KKR dan memberikan umpan
dengan meningkatkan komunikasi antar balik. Hal ini sejalan dengan (Marquis dan
anggota KKR. Huston, 2012) bahwa tahapan yang dilakukan
pada tahap monitoring yaitu memutuskan
informasi apa yang akan dikumpulkan,

46
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

kemudian mengumpulkan data dan Family and Community Involvement. Dua


menganalisasinya, untuk selanjutnya diberikan komponen, yaitu kesehatan lingkungan
umpan balik hasil monitoring terhadap staf. sekolah dan promosi kesehatan untuk
KKR melalui kegiatan self monitoring akan karyawan sekolah tidak digunakan dalam
membantu menemukan suatu masalah secara pelaksanaanya karena penulis merasa kurang
dini dalam pelaksanaan SIFORTASIMA dan cocok terhadap penggunaan dua komponen ini
buku diari dalam mengatasi masalah risiko untuk pelaksaaan monitoring mandiri nutrisi
kelebihan berat badan sehingga mempercepat dan aktivitas fisik untuk mengatasi masalah
tercapainya kualitas layanan tanpa banyak risiko kelebihan berat badan pada remaja.
memerlukan banyak dana yang dikeluarkan. Dalam pelaksanaan monitoring mandiri
Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh diperlukan peran serta KKR. Pengaruh teman
perawat terhadap KKR supaya dapat sebaya diperlukan pembentukkan kelompok
teridentifikasi masalah atau hambatan selama pendukung remaja untuk mencegah masalah
menjalankan program SIFORTASIMA dan risiko kelebihan berat badan. Teman sebaya
buku diari sehingga dapat tercapai tujuannya. dalam hal ini adalah kader kesehatan remaja
Hal ini sesuai dengan (Ervin, 2012) bahwa (KKR) di sekolah. Remaja dapat menceritakan
kegiatan evaluasi untuk efisien dan keefektifan perkembangan status gizi kepada teman
program yang sedang atau yang telah sebaya. Selain itu juga dapat menceritakan
dilaksanakan, sehingga akan teridentifikasi ketercapaian tujuan dan hambatan selama
masalah yang muncul dalam pelaksanaan penggunaan monitoring mandiri.
program.
(Bloom, 1956) menegaskan perilaku terdiri
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang tiga elemen yang menyusunnya yaitu
mensejahterakan siswanya secara fisik, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Elemen
psikologis, sosial dan spiritual harus awal bagi terciptanya perilaku individu adalah
menjalankan program-program dalam rangka pengetahuan. Salah satu cara mendapatkan
preventif dan promotif untuk meningkatkan pengetahuan adalah pendidikan kesehatan.
status kesehatan siswanya. Remaja sebagai Konsep pendidikan kesehatan ditekankan pada
usia produktif yang berisiko mengalami upaya perubahan perilaku supaya berperilaku
masalah kesehatan seperti kelebihan berat lebih sehat pada aspek kognitif sehingga
badan. Remaja berada pada masa pertumbuhan sasaran pendidikan sesuai dengan yang
dan perkembangan yang berpengaruh pada diharapkan (Nasution, 2004).
masa depannya. Kelebihan berat badan pada
remaja lebih banyak disebabkan oleh karena Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan,
pola makan yang tidak sesuai dengan gizi maka dilakukan demontrasi cara perawatan
seimbang dan rendahnya aktivitas fisik. keluarga dengan masalah kelebihan berat
Aktivitas fisik rendah yang tidak diimbangi badan. Demonstrasi dilakukan dengan cara
dengan pemenuhan nutrisi yang baik akan perawat menjelaskan tujuan dan manfaat, lalu
memperberat kondisi kesehatan berisiko menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
kelebihan berat badan. kemudian mencontohkan kepada keluarga.
Keperawatan keluarga bertujuan untuk
Pelaksanaan asuhan keperawatan di SMPN X membantu keluarga menolong anggota
Jakarta dengan menggunakan Coordinated keluarganya sendiri sehingga tercapai tingkat
School Health Program (CSHP) dipelopori fungsi keluarga yang tertinggi dalam konteks
oleh Kolbe dan Allensworth digunakan tujuan, aspirasi dan kemampuan keluarga
sebagai model untuk asuhan keperawatan (Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones,
individu, keluarga, serta komunitas di seluruh 2010). Anggota keluarga dapat melakukan
dunia (CDC, 2014). Komponen CSHP yang perawatan kesehatan kepada remaja dengan
digunakan adalah pendidikan kesehatan fisik, kelebihan berat badan di rumah secara
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, mandiri, dengan cara menyediakan makanan
psikologi, pelayanan konseling, social, dan sesuai gizi seimbang dan mendukung dalam

47
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

kegiatan aktivitas fisik. Dukungan dari yaitu bentuk intervensi langsung pada siswa
keluarga juga sangat penting dalam yang bersifat promotif, preventif, dan kuratif
menentukan tingkat kemandirian pada remaja terbukti dapat meningkatkan pengetahuan,
dengan kelebihan berat badan. sikap, dan keterampilan siswa dalam
pencapaian berat badan ideal dan tercapai
(Wawan A dan Dewi M, 2011) mendukung sejumlah siswa mengalami pencapaian berat
teori yang menyatakan bahwa faktor yang badan ideal.
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
berasal dari informasi yang diterimanya.
Sumber informasi itu banyak, salah satunya Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
adalah dari perugas kesehatan melalui edukasi meneliti terkait peran kader kesehatan remaja
kesehatan sehingga terjadi peningkatan di sekolah berkaitan dengan masalah-masalah
pengetahuan. kesehatan lainnya pada remaja. Sehingga
(Kaakine, JR., 2010) menyatakan upaya remaja bisa lebih sehat dan berkualitas.
promosi kesehatan suatu keluarga dipengaruhi
oleh penghasilan keluarga. Dalam hal risiko UCAPAN TERIMA KASIH
kelebihan berat badan, berhubungan dengan
penyediaan pola makan sesuai dengan gizi Ucapan terima kasih diberikan kepada kepala
seimbang. Penghasilan rendah pada keluarga sekolah dan ibu bapak guru SMPN X Jakarta
membuat keluarga lebih berfokus pada yang telah mendukung penelitian ini, suku
pemenuhan kebutuhan dasar sandang, pangan, dinas kesehatan Jakarta dan puskesmas yang
dan papan tanpa memperhatikan kualitasnya telah mendukung penelitian ini, siswa-siswi
dalam memenuhi gizi seimbang. Pekerjaan dan SMPN X Jakarta yang telah bersedia menjadi
penghasilan juga saling berpengaruh. sampel dalam penelitian ini.
Pekerjaan dan penghasilan keluarga akan
mempengaruhi kemampuan keluarga dalam REFERENSI
memberikan dukungan instrumental pada
remaja untuk pencapaian berat badan ideal. Ali, M. M. (2018). Pimary Health Care Policy
Penghasilan keluarga mempengaruhi kondisi Implementation Performance in
ekonomi keluarga. Bangladesh: Affecting Factors. Journal of
Public Administration and Goverance, 8,
Proses perubahan perilaku dari individu 317–352.
terlebih dahulu merubah elemen yang Badan Kependudukan dan Keluarga
mendasari perilaku. (Bloom, 1956) membagi Berencana Nasional. (2017). Promosi dan
perilaku menjadi tiga elemen yaitu Konseling Kesehatan Reproduksi Bagi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan Kelompok Kegiatan PIK Remaja. Jakarta:
(psikomotor). Pengetahuan merupakan unsur Direktorat Kesehatan Reproduksi Badan
perilaku merupakan faktor terpenting Kependudukan dan Keluarga Berencana.
berkontribusi pada terjadinya perubahan Badan Pusat Statistik. (2015). Survei
perilaku. Peningkatan pengetahuan merupakan Penduduk Antar Sensus 2015. Jakarta:
dasar peubahan perilaku tersebut. Badan Pusat Statistik RI.
Bloom. (1956). Toxonomy Of Educational
Objectives : Classification Of
KESIMPULAN Educational Goals. New York: Mcka.
CDC. (2014). School Health Index: A self
Program intervensi self monitoring berbasis assessment and planning guide.
aplikasi android dan buku diari terkait Elementary School version. Atlanta:
manajemen layanan keperawatan yaitu Centers for Disease Control and
terlaksananya revitalisasi UKS dan Prevention.
membentuk KKR sebagai wadah pelaksana Ervin, N. (2012). Advanced community health
intervensi. Program intervensi self monitoring nursing : Concept and practice.

48
Journal Of Health, Education and Literacy, 2021 4(1)
e-issn : 2621-9301, p-issn : 2714-7827

Philadelphia: Lippincot.
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E. .
(2010). Family Nursing: Research Theory
& Practice. New Jersey: Prentice Hall.
Guthold et al. (2019). The Global Action for
Measurement of Adolecent Health
(GAMA) Initiative-Rethingking
Adolescent Metric. Journal of Adolescent
Health, 697–699.
Kaakine, JR., et al. (2010). Family health care
nursing (4, ed.). Philadelphia: Davis
Company.
Kementerian Kesehatan. (2015). Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Kesehatan
Tahun 2015. Jakarta: : Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kopelman, P. G., Caterson, I. D., & Dietz, W.
H. (2010). Clinical Obesity in Adults and
Children: Third Edition. In Clinical
Obesity in Adults and Children: Third
Edition.
https://doi.org/10.1002/9781444307627
Marquis dan Huston. (2012). Kepemimpinan
dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Jakarta: EGC.
Nasution. (2004). Metode Research. Jakarta:
Bumi Aksara.
Patton et al. (2012). Health of the Wold’s
Adolescents: a Synthesis of
Internationally Comparable Data.
Lancert, 1665–1675.
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset
Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal
of Physics A: Mathematical and
Theoretical, 44(8), 1–200.
https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
Santrock, J. W. (2011). Life Span Development
(13th ed.). New York: McGraw Hill.
Stanhope, L. (2011). Community Health
Health Nursing (4th ed.). St Louis
Missouri: Mosby Co.
Wawan A dan Dewi M. (2011). Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha.

49

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy