Behavior (Ocb) Dengan Mediasi Komitmen
Behavior (Ocb) Dengan Mediasi Komitmen
ORGANISASI
Oleh:
SYAFRIYANTI
1820318320035
BANJARMASIN
2020
ANALISIS PENGARUH KEADILAN ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP
BEHAVIOR (OCB) DENGAN MEDIASI KOMITMEN
ORGANISASI
(Studi pada Karyawan Kantor Badan Pertanahan Nasioanal (BPN) Kota
Banjarmasin)
TESIS
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada
Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Oleh:
SYAFRIYANTI
NIM: 1820318320035
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT atas segala rahmat,
nikmat, hidayat dan taufik-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan TESIS ini dengan baik. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan
TESIS ini selain menjadi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen
Sumberdaya Manusia.
karena itu, penulis dengan penuh rasa rendah dan ketulusan hati menerima segala
bantuan moril dari semua pihak dalam memberikan kritik dan saran yang sifatnya
Penyusunan tesis ini melibatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak terutama pembimbing saya dalam hal in ibu Dr.Hastin Umi Anisah, SE.,MM
yang telah menyempatkan diri dan meluangkan waktunya disertai dengan keikhlasan
sehingga berbagai kendala-kendala dan masalah pada tahap proses penulisan dan
penyusunan serta pembahasannya dapat diantisipasi dan dilalui dengan baik sehingga
yang telah membantu selesainya Tesis ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Zakhyadi Ariffin, Drs., M.Si. selaku ketua Program Magister
Manajemen Universitas Lambung Mangkurat.
2. Ibu Dr. Meiske Claudia, SE., M.M. selaku sekretaris Program Magister
Manajemen Universitas Lambung Mangkurat dan pembimbing tesis.
3. Ibu Laila Refiana Said, S.Psi., M.Si., Ph.D. selaku ketua tim penguji tesis.
4. Ibu Anna Nur Faidah, SE, M.Si. selaku sekretaris tim penguji tesis.
5. Bapak Doni Stiadi, S.Si, M.Si. selaku anggota penguji tesis.
6. Para dosen pengajar Program Magister Manajemen Universitas Lambung
Mangkurat yang telah memberikan begitu banyak ilmu yang bermanfaat bagi
pengembangan diri dan pengetahuan peneliti di bidang ilmu manajemen.
7. Civitas Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat.
8. Rekan-rekan mahasiswa MM ULM Angkatan 2018 yang begitu kompak dan banyak
memberikan bantuan serta dukungan kepada peneliti.
9. Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banjarmasin selaku tempat peneliti
melakukan penelitian.
10. Kedua orang tua, saudara, dan saudari yang menjadi motivasi hidup saya.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan
doa kepada Allah SWT, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
SYAFRIYANTI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekab absensi karyawan kontran BPN Banjarmasin ........................ 112
Lampiran 11 Gambar Hasil Evaluasi Outer Model setelah Eliminasi .................. 129
PENDAHULUAN
pegawainya. Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua
diharapkan. Perilaku atau tindakan ekstra yang melebihi dari peran yang
dilakukan oleh (Smith et. al., 1983) yang menyatakan bahwa OCB
pemimpin organisasi termasuk pada salah satu objek penelitian ini yaitu di
1
2
memberikan kepuasan.
dari karyawan dan komitmen organisasi yang tinggi (Jiao et al., 2011).
perhatian kepada karyawannya, sehingga hal ini dapat menjadi alasan untuk
beberapa karyawan pada kantor BPN dalam hal ini kepala sub bagian TU
dan salah satu karyawan sub bag. TU, menemukan bahwa para karyawan
pada kantor ini dituntut untuk bekerja lebih dalam menyelesaikan setiap
tugas yang telah dibebankan pada mereka, hal ini dikarenakan banyaknya
pekerjaan yang diemban oleh organisasi, oleh karena tuntutan yang ada,
para karyawan sering kali bekerja melebihi waktu kerja yang telah
Banjarmasin juga dapat dilihat dari hasil rekap absensi karyawan selama
enam bulan yang terhitung dari bulan September 2019 - Februari 2020, pada
Nasional Banjarmasin
Berdasarkan hasil rekap daftar hadir karyawan pada tabel 1.1 diatas,
melakukan scan masuk ketika sampai kantor dan tidak melakukan scan
keluar ketika pulang kerja. Hasil rekap absensi juga menunjukan bahwa
masih banyak karyawan yang terlambat masuk kantor dan tidak mengisi
daftar hadir tanpa keterangan. Jika terus berlanjut, hal ini dapat menghambat
merasa tidak nyaman dan tidak puas bekerja di organisasi atau kantor ini,
maka memungkinkan karyawan tidak betah lagi untuk bekerja dan memilih
yang ada diatas tidak dapat diatasi oleh organisasi maka akan sangat
terwujud, jika karyawan pada Kantor BPN ini ikut andil dengan bekerja
secara maksimal, selain itu kantor BPN juga akan mampu melahirkan
organisasi.
Reseach gap yang mendasari penelitian ini, yaitu dari bukti empiris
OCB, antara lain penelitian oleh (Ismail et al., 2018),(Karim & Rehman,
2012) & (Partono Prasetio et al., 2017) yang menunjukan adanya pengaruh
positif antara keadilan organisasi dan OCB begitu pula dengan kepuasan
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putra & Mihdar, 2014)
variable mediasi.
Behavior (OCB) ?
1. Manfaat Teoretis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya demi mengembangkan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan bidang manajemen sumber daya manusia pada
khususnya.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan kajian ilmu dan menambah referensi dalam dunia
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manajemen sumber
daya manusia khususnya mengenai keadilan organisasi, kepuasan
kerja karyawan dan bagaimana meningkatkan komitmen organisasi
agar karyawan dapat menerapkan Organization Citizenship
Behavior (OCB) disetiap organisasinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Keadilan organisasi adalah persepsi keseluruhan dari apa yang adil ditempat
dan keadilan interpersonal. (Robbins & Judge T.A, 2014) & (Greenberg, 1987)
dalam organisasi, yang terdiri dari persepsi tentang bagaimana keputusan dibuat
orangorang dari hasil-hasil itu sendiri (seperti yang dipelajari dalam equity theory).
mereka diperlakukan secara adil di tempat kerja (Kinicki et al., 2010). Kunci utama
dari elemen keadilan organisasi adalah persepsi individu tentang keadilan, dimana
karyawan memandang organisasi hanya ketika mereka percaya hasil yang mereka
terima, atau cara di mana hasil yang diterima adil (Robbins & Judge T.A, 2014).
berfokus pada persepsi dan penilaian oleh karyawan mengenai kewajaran prosedur
dasar dan keputusan organisasi. Inti dari maksud keadilan adalah bahwa karyawan
membandingkan usaha dan penghargaan yang mereka terima dengan orang lain
Ada Empat istilah penting dalam teori yang di kemukakan oleh (Ivancevich,
2011) tentang keadilan yaitu: 1) Orang (Person), ialah Individu kepada siapa
8
9
(Comparision other), dimana Setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh
seseorang sebagai referensi berkenaan dengan rasio input dan hasil. 3) Input, yaitu
pengalaman, pembelajaran) atau yang diturunkan (jenis kelamis, ras, dll). 4) Hasil
(Output), yaitu apa yang diterima seseorang dari pekerjaan (misalkan pengakuan,
dari input (usaha) terhadap hasil (penghargaan) sama dengan rasio pada karyawan
yang lain, sedangkan ketidakadilan muncul ketika rasio tersebut tidak sama, rasio
input dan hasil seorang individu dapat lebih besar atau kurang dari milik orang lain.
merupakan suatu persepsi seorang karyawan mengenai apa yang dirasa adil atau
tidak adil di tempat bekerja. Dimana hubungan antara faktor individu dan
dengan imbalan dan hasil yang bernilai lainnya yang didistribusikan dalam
berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan hasil seperti gaji, tugas kerja,
mengenai jumlah dan pemberian penghargaan diantara individu (Robbins & Judge
T.A, 2014). Prinsip dasar keadilan distributif terletak pada rasio atau perbandingan
antara hasil yang diperoleh seseorang dengan hasil yang diperoleh dengan
karyawan lain. Keadilan distributif mengacu pada konsep dasar persamaan atau
10
(seperti gaji dan insentif lainnya) dengan pekerjaan yang telah dilakukan. Keadilan
terjadi apabila karyawan merasa merasa bahwa rasio antara input (usaha) dan
Ketidak adilan terjadi apabila rasio tersebut tidak sebanding, yaitu rasio
antara usaha dan hasil, lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan rasio yang
lain. Secara lebih rinci keadilan distributif diartikan sebagai pengamatan mengenai
sejauh mana keadilan dari cara pembagian pemberian upah antar pekerja.
diri mereka sendiri dengan orang lain dalam hal pembagian hasil atau upah dan
mempunyai kendali atas hasil tersebut, (Robbins & Judge T.A, 2014). Keadilan
11
dipupuk ketika otoritas mematuhi aturan proses yang adil, memberikan karyawan
Konsistensi, yang diterapkan secara konsisten terhadap orang dan waktu. 2) Akurasi
yaitu memastikan bahwa informasi yang akurat dikumpulkan dan digunakan dalam
pengambilan keputusan. 3) Prosedur etis, yaitu sesuai dengan standar pribadi atau
sesuai dengan etika dan moralitas. 4) Bebas bias yaitu memastikan bahwa pihak
keputusan, dimana keputusan organisasi itu dibuat, (Kinicki et al., 2010). Orang-
secara adil dan termotivasi untuk membuat orang lain menerima keputusan mereka
adalah persepsi dan pandangan karyawan terhadap keadilan dari semua proses,
perlakuan antar pribadi yang orang terima ketika prosedur diterapkan (Kinicki et
al., 2010). Keadilan interaksional juga dapat dirasakan dari perlakuan interpersonal
keadilan tidak berhubungan dengan hasil atau prosedur yang berhubungan dengan
dan hormat atau tidak (Kinicki et al., 2010). Ketika membuat penilaian tentang
keadilan, orang memperhitungkan tidak hanya hasil yang diterima dan prosedural
yang digunakan, tetapi juga kualitas perlakuan interpersonal yang diterima dari
(Greenberg, 2010).
berhubungan dengan menghormati dan kepatutan yang mengacu pada sejauh mana
prosedur yang berlaku atau hasil diputuskan, dan keadilan informasi adalah sejauh
mana karyawan diberi informasi yang memadai mengenai prosedur dan hasil dari
dengan sopan, bermartabat dan hormat oleh pemimpin atau pihak ketiga yang
berbagai segi pekerjaan seseorang, definisi ini secara tidak langsung menyatakan
bahwa kepuasan kerja bukanlah sebuah konsep kesatuan, seseorang bisa merasa
cukup puas dengan salah satu aspek pekerjaannya dan merasa kurang puas dengan
satu atau beberapa aspek lainnya (Kreitner & Knicki, 2014). Kepuasan kerja
aspek dari pekerjaan itu. (Wiener, 1982) menjelaskan bahwa kepuasan kerja
merujuk pada sikap berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi,
dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memegang perasaan positif terhadap
pekerjaan mereka, sementara orang yang tidak puas memegang perasaan negatif
2006) yaitu: 1) Pekerjaan itu sendiri, dimana pekerjaan memberikan tugas yang
dari perusahaan untuk karyawan atas pelayanan yang telah diberikan oleh
atau tidak adanya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
4) Hubungan dengan rekan kerja, Faktor ini berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasan dan pegawai dengan pegawai yang lain. 5) Supervisi,
berkaitan dengan kondisi fisik lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh (Robbins & Judge T.A, 2014) yang menyatakan bahwa 6 faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu (1) Pekerjaan itu sendiri, (2) Gaji, (3)
yang menyebabkan karyawan merasa puas dan tidak puas terhadap pekerjaannya
karena nilai mencerminkan keyakinan pegawai atas hasil kerjanya dan tata cara
pegawai harus berprilaku di tempat kerjanya. 3) Situasi Kerja, yaitu situasi yang
terbentuk karena pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, supervisor, pegawai dengan
pengawasan teknis, keberagaman, tugas dan kondisi kerja. 4) Pengaruh Sosial, yaitu
diaman Rekan kerja, budaya kerja, dan gaya hidup pegawai berpotensi untuk
tetap menjadi anggota dan terikat pada tujuan-tujuan organisasi (Robbins & Judge
T.A, 2014) dan (Kinicki et al., 2010), ini adalah sikap kerja yang penting karena
untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan memiliki hasrat
yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan, keterlibatan seseorang
yang tinggi dalam suatu pekerjaan berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang
organisasi, etika, dan nilai organisasi untuk tetap berada dalam lingkup organisasi
(Porter, 2007). Perasaan individu untuk tetap berada di organisasi dihasilkan dari
internalisasi tekanan normatif yang diberikan pada seseorang sebelum masuk atau
mengikuti entri (Allen & Meyer, 1990). Komitmen disebutkan dapat menjadi salah
satu faktor penting yang dapat berkontribusi pada efisiensi dari organisasi sendiri
(Rehan, 2013).
16
komitmen afektif yang kuat akan tetap bersama organisasi karena mereka ingin
dengan demikian, karyawan dengan komitmen kelanjutan yang kuat tetap bersama
organisasi, baik karena alternatif yang dirasa rendah atau karena pengorbanan yang
selama ini dalam sebuah organisasi, seperti gaji, tunjangan, fasilotas kantor, dan
tanggung jawab seorang karyawan untuk tetap bertahan didalam sebuah organisasi.
Faktor personal, berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja
baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam
Adapun menurut (Allen & Meyer, 1990), terdapat tiga faktor yang akan
kepusan dan motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi, peran
dalam organisasi dan keterkaitan antara anggota dan supervisor pimpinan pada
menjadi dua yakni variabel demografis & variabel disposisional. Adapun variabel
demografis ini meliputi jenis kelamin, status pernikahan, usia, tingkat pendidikan
disposisional ini meliputi kepribadian dan nilai yang dimiliki oleh para anggota
organisasi.
dilakukan oleh karyawan yang tidak secara tegas diberi penghargaan apabila
mereka melakukannya dan juga tidak akan diberi hukuman apabila mereka tidak
18
dimiliki oleh karyawan (Dennis W; Organ et al., 2006), perilaku dan sikap yang
peran formal maupun dengan bentuk kontrak. Hal ini sejalan dengan pandangan
behavior (OCB) sebagai perilaku individu atau perseorangan yang sukarela dan
bukan bagian dari syarat formal pekerjaan, tetapi dapat meningkatkan fungsi efektif
untuk memilih, yang secara tidak langsung diakui oleh sistem reward, dan memberi
berkelanjutan dan bekerja lebih dari standar minimum yang disyaratkan, perilaku
OCB ini ditunjukkan dalam bentuk mengambil tugas tambahan, sukarela untuk
organisasi bahkan ketika tidak ada yang melihat, memajukan dan melindungi
tempat kerja (Schultz, 2006). Karyawan dengan persepsi yang positif terhadap
timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, diantaranya karena adanya kepuasan
kerja dari karyawan dan komitmen organisasi yang tinggi (Jiao et al., 2011).
19
kontribusi karyawan di luar dari deskripsi kerja formal, yang dilakukan secara
sukarela, spontan, dan tidak diakui oleh sistem reward, namun memberikan
Perbedaan individu termasuk sifat yang stabil yang dimiliki individu, meliputi:
adalah emosi dan kognisi yang berdasarkan persepsi individu terhadap lingkungan
eksternal yang berasal dari pekerjaan, tim kerja, organisasi, atau lingkungan.
nilai, visi, dan tujuan karyawan dan perusahaan. 2) Karakteristik Tugas, meliputi
otonomi tugas, identitas tugas, variasi tugas, signifikansi tugas (makna atau
hubungan antara anggota pada kelompok kerja, potensi atau kemampuan kelompok,
hambatan dalam organisasi. 5) Konteks Kultural, ada dua dimensi kebudayaan yang
adalah sebagai berikut: 1) Helping Behavior, yaitu suatu perilaku membantu orang
Sportsmanship, yaitu suatu kerelaan atau toleransi untuk bertahan pada suatu
suatu sikap individu yang menerima peraturan dan prosedur yang sudah diterapkan
dalam suatu oraganisasi dan peduli terhadap kelangsungan hidup organisasi. 7) Self-
(OCB)
adil dan sukarela seperti membantu kolega dalam masalah pekerjaan, perilaku
orang luar yang akan meningkatkan efektivitas organisasi, (Organ, 1990), (Chegini,
Citizenship Behavior (OCB) atas dasar lima hipotesis dan mengungkapkan sebagai
hasil dari analisis korelasi bahwa semua dimensi keadilan berkorelasi dengan
produktivitas dan efektivitas organisasi cukup besar. (Ali, 2016), (Folger, 2002)
(OCB).
serta dengan kinerja karyawan karena menurut teori keadilan, sikap dan perilaku
kerja karyawan bergantung pada persepsi keadilan yang adil atas hasil organisasi
Behavior berdasarkan lima hipotesis dan terungkap sebagai hasil analisis korelasi
Behavior (OCB).
ada keterkaitan sebab dan akibat (cause and effect) antara keadilan organisasi dan
diperlakukan adil oleh organisasi akan lebih menunjukan perilaku organisasi yang
karyawan.
pekerja. Pekerja yang puas seharusnya akan kelihatan berbicara positif mengenai
23
Indonesia (ACI), Kepuasan kerja di ACI memiliki efek positif dan signifikan pada
OCB dengan efek 62,4%, sementara sisa pengaruh 37,6% disebabkan oleh variabel
ada keterkaitan sebab dan akibat (cause and effect) antara kepuasan kerja dan
adilnya maka akan menghasilkan komitmen organisasi yang tinggi karena mereka
dianggap anggota yang sama dihormati dari organisasi yang sama (Tremblay et al.,
organisasi yang rendah, (Haar et al., 2009). Bagi pengusahaan dan karyawan,
ada keterkaitan sebab dan akibat (cause and effect) antara keadilan organisasi dan
akan merasa senang menghabiskan sisa karir mereka dan selalu berusaha dalam
(OCB)
anggota organisasi, keinginan untuk menunjukkan upaya tingkat tinggi atas nama
organisasi, dan keyakinan yang kuat dalam menerima nilai dan tujuan organisasi
Argumen ini didukung oleh penelitian sebelumnya dari (Saxena & Saxena, 2015)
dimana dalam penelitiannya menunjukan bahwa ada dampak yang signifikan dari
ada keterkaitan sebab dan akibat (cause and effect) antara komitmen organisasi dan
faktor kunci dalam organisasi yang selain berpengaruh pada OCB juga efek pada
banyak variabel organisasi lainnya, (Moorman, et al., 1998). (Barusman & Mihdar,
secara langsung.
ada keterkaitan sebab dan akibat (cause and effect) antara keadilan organisasi,
hasil penelitian yang didapatkan oleh para peneliti-peneliti yang telah melakukan
responden. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji penjelasan tentang
Organizational Support untuk mengukur pengaruh OCB, selain dari itu perbedaan
terletak pada alat analisis yang digunakan, dimana pada penelitian tersebut alat
analisis yang digunakan adalah Chi Square, sedangkan dalam penelitian ini alat
Penelitian oleh (Bazgir et al., 2018) yang berjudul A Study on the Effect
Behavior dengan sampel 124 responden. Hasil path analisis menunjukkan bahwa
keadilan organisasi secara langsung dan tidak langsung (melalui peran mediator
tersebut pengumpulan data melalui sensus sampling, selain itu perbedaan juga
peran mediasi dari komitmen organisasi dalam hubungan antara kepuasan kerja
dan OCB. Sampel diambil dari survei menggunakan 39 item kuesioner yang
mengungkapkan bahwa ada efek langsung dan tidak langsung dalam hubungan
antara kepuasan kerja dan OCB. Karena interval tidak mengandung nol dalam
pengumpulan data. Perbedaanya terletak pada alat analisis data yang digunakan,
dimana pada penelitian tersebut alat analisis yang digunakan adalah SPSS,
sedangkan pada penelitian ini alat analisis yang digunkan adalah PLS.
dengan sampel acak dari 148 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
organisasi sebagai variable dependen (Y), perbedaan juga terletak pada poin
skala likert (Sangat tidak setuju, cukup setuju, sedikit tidak setuju, netral, sedikit
29
setuju, cukup setuju, sangat setuju), sedangkan pada penelitian ini hanya
sampel 190 responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
Behavior (OCB) adalah prediktor signifikan dari kinerja karyawan. Penelitian ini
pengaturan organisasi.
dimana pada penelitian ini OCB di jadikan sebagai variable Dependen (Y)
untuk menguji Kinerja Karyawan, selain dari itu alat analisis yang digunakan
alat analisis regresi dan korelasi pearson dengan bantuan SPSS, sedangkan dalam
penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk menguji korelasi antar indikator
menggunaka SmartPLS.
30
Penelitian oleh (Ferdus & Kabir, 2018) yang berjudul Effect of Job
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dari studi
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja
organisasi tidak penting. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa para bankir
dari Bangladesh dengan tingkat tinggi sikap positif kepuasan kerja terus terhadap
menunjukkan bahwa para bankir negara ini taat organisasi mereka dan tujuan
organisasi mereka, tetapi tidak ingin untuk tetap sebagai anggota seumur hidup
Independen (X), perbedaan juga terletak pada analisis pengukuran variabel yang
pada alur pengaruh variabel Komitmen Organisasi dan OCB, dimana pada
sedangkan pada penelitain ini Komitmen Organisasi sebagai variable mediasi (Z)
dan OCB sebagai variable Dependen (Y), perbedaan juga terletak pada analisis
bahwa tingkat kepuasan kerja yang terjadi pada ACI adalah tinggi dengan
78,48%. Kepuasan kerja di ACI memiliki efek positif dan signifikan pada OCB
dengan efek 62,4%. Sementara, sisa pengaruh 37,6% disebabkan oleh variabel
Kepuasan Kerja (X) terhadap OCB (Y), perbedaan juga terletak pada analisis
menggunakan PLS.
Penelitian ini mencakup hubungan antara keadilan organisasi dan perilaku warga
organisasi di rumah sakit umum di antara dokter muda. Data dikumpulkan dari
200 dokter dari berbagai rumah sakit sektor public. Hasil penelitian menunjukkan
tersebut mengukur OCB melalui keadilan organisasi dan melalui factor altruism
dan kesopanan, perbedaan juga terletak pada analisis pengukuran variabel yang
pekerjaan yang berbeda dari waktu ke waktu dan juga menyelesaikan pekerjaan
yang merupakan tanggung jawab yang baik sehingga ada kepuasan kerja
pekerjaannya.
yang mempengaruhi OCB yaitu melalui variable Kepuasan kerja dan Komitmen
Penelitian oleh (Barusman & Mihdar, 2014) dengan judul The Effect of
sebanyak 158 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil
moderator.
variable tersebut dijadikan sebagai variable mediasi, perbedaan juga terletak pada
metode analisis data yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan
metode PLS dalam menguji pengaruh, sedangkan pada penelitan tersebut data
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
H1
Keadilan
Organisasi
(X1)
H5
H3 Organizational
Citizenship
Komitmen Behavior (OCB)
Organisasi H4 (Y)
(Z)
Kepuasan Kerja
(X2)
H2
Sumber Hipotesis:
2014).
35
36
organisasi bahkan ketika tidak ada yang melihat, memajukan dan melindungi
di tempat kerja, (Barusman & Mihdar, 2014). Hal ini dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Bazgir (2018) yang menyatakan, bahwa keadilan organisasi
berdampak pada OCB baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui
lain yang dilakukan oleh (Suwandewi & Sintaasih, 2016) juga menyatakan bahwa
37
kewarganegaraan.
dengan output dan feedback yang diberikan organisasi kepada individu tersebut.
Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan
(2018), yang mengungkapkan bahwa, kepuasan kerja memiliki efek positif dan
signifikan pada OCB. Begitupun dengan hasil penelitian oleh (Prasetio et al.,
mereka (usaha) terhadap hasil mereka (penghargaan) sama dengan rasio pada
karyawan yang lain. Ketidakadilan muncul ketika rasio tersebut tidak sama, rasio
input dan hasil seorang individu dapat lebih besar atau kurang dari milik orang lain
(Ivancevich, 2011).
yang dilakukan. Keadilan organisasi yang baik dapat memberikan kontribusi nyata
kemauan untuk bekerja lebih dari yang dibutuhkan untuk kepentingan unit kerja
dan bersedia bekerja untuk membantu atasan mereka melebihi tuntutan yang
bahwa keadilan distributif dan keadilan prosedural secara positif dan signifikan
masingmasing. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (Dorji &
Kaur, 2019), (Syaifuddin, 2015) dan (Mahrani et al., 2013) yang juga
komitmen organisasi.
Organisasi
tingkat tinggi atas nama organisasi, dan keyakinan yang kuat dalam menerima nilai
dan tujuan organisasi, (Luthans F., 2008). Semakin tinggi komitmen organisasi
akan mendorong perilaku warga organisasi (OCB) karyawan (Prasetio et al., 2017).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Saxena & Saxena, 2015) menunjukkan
bahwa ada dampak yang signifikan dari komitmen organisasi dan perilaku warga
organisasi (OCB). (Prasetio et al., 2017) dan (Rahman, 2015) juga mengungkapkan
OCB, semakin tinggi nilai Komitmen Organisasi akan mengarah pada nilai OCB
terhadap organisasi. Tidak ada organisasi yang dapat berhasil tanpa komitmen dan
juga merupakan salah satu faktor kunci dalam organisasi yang selain berpengaruh
pada OCB juga efek pada banyak variabel organisasi lainnya. (Niehoff, 1993),
menemukan, bahwa keadilan organisasi berdampak pada OCB baik secara langsung
keadilan organisasi secara langsung dan tidak langsung (melalui peran mediator
Komitmen Organisasi
BAB 4
METODE PENELITIAN
Unit analisis dalam penelitian ini, berada pada tingkat individual masing-
Kota Banjarmasin.
33 orang.
40
41
Total 33
Sumber: BPN Banjarmasin (Februari 2020) (Lamp. 16 Hal. 135)
sampling jenuh, yang mana semua populasi pada penelitian ini digunakan sebagai
sampel, (Sugiyono, 2014), teknik ini dipilih karena jumlah populasi dalam
1. Data Primer: sumber data primer dari penelitian ini dipeoleh dengan
2. Data Sekunder: sumber data sekunder dari penelitian ini di peroleh dari
data atau dokumen yang ada pada kantor BPN, serta melalui wawancara
keadilan Organisasi (X1), kepuasan kerja (X2), komitmen organisasi (Z), dan
yang adil ditempat kerja, dimana setiap karyawan menilai sikap dan perilaku
organisasi di ukur dengan tiga indikator, yaitu kewajaran alokasi sumber daya,
Gambar 4.1
Kewajaran alokasi
Sumber Daya
mereka, sementara orang yang tidak puas memegang perasaan negatif terhadap
pekerjaan mereka. Ada lima indikator yang digunakan untuk mengukur variable
Kepuasan Kerja menurut (Robbins & Judge T.A, 2014) yaitu dengan pekerjaan
itu sendiri, pengawasan, gaji, peluang promosi, dan rekan kerja. Model variable
Gambar 4.2
Pekerjaan itu
sendiri
Pengawasan
Variabel
Kepuasan Kerja Gaji
Peluang
Promosi
Rekan Kerja
mengukur komitmen organisasi dari penelitian ini yaitu: (1) Perasaan Emosional
Gamabr 4.3
Perasaan Emosional
terhadap Organisasi
Keinginan
menjadi anggota
Variabel
Komitmen
Organisasi Komitmen
terhadap Pekerjaan
Kesetiaan terhadap
Organisasi
dilakukan oleh karyawan yang tidak secara tegas diberi penghargaan apabila
fungsi efektif organisasi dan juga tidak akan diberi hukuman apabila mereka tidak
menggunakan tujuh item indikator dari (Podsakoff et al., 2000), yaitu: (1)
Gambar 4.4
Helping
Behavior
Sportsmanship
Organizational
Variabel Compliance
Organizational
Citizenship
Behavior (OCB) Organizatio
al Loyality
naln
Individual
Initiatif
Civic Virtue
Self
Development
Tabel 4.2
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Item
Variable Definisi Operasional Indikator Sumber
Pernyataan
Persepsi adil dari seseorang Kewajaran Alokasi
terhadap keputusan yang diambil X1.1 - X1.3
Sumber daya
oleh atasannya. Yang berkaitan
dengan Alokasi sumber daya Keadilan Pengambilan
X1.4 - X1.6
yaitu persepsi adil terkait dengan Keputusan
perbandingan gaji yang diterima
Keadilan dengan hasil kerja yang (Kristanto,
Organisasi dilakukan, proses pengambilan 2015)
keputusan dan pelaksanaan
keputusan kepada karyawan dan Pemeliharaan
X1.7 - X1. 9
persepsi adil terhadap perilaku hubungan personal
yang diterima karyawan dari
atasannya atau otoritas yang
lebih tinggi.
Pengawasan X2.4-X2.6
Kepuasan kerja merujuk pada
(Robbins &
Kepuasan sikap berkaitan dengan pekerjaan
Gaji X2.7-X2.9 Judge T.A,
Kerja yang berhubungan dengan
2014)
kondisi, dan aspek pekerjaan
Peluang Promosi X2.10-X2.12
Perasaan Emosional
Z.1 - Z.3
terhadap Organisasi
Kesetiaan terhadap
Z.10 - Z.12
Organisasi
48
Perilaku menolong
Y.1 – Y.3
(Helping Behavior)
Sikap Sportif
Y.4 -Y.6
(Sportsmanship)
Kepatuhan
Organizational Citizenship Organisasi
Y.7 -Y.9
Behavior (OCB) (Organizational
merupakan perilaku Compliance) (Joseph &
Organizatinal individu atau perseorangan Loyalitas Judge T.A,
Citizenship Behavior yang sukarela dan bukan Organisasi 2014) dan
Y.10-Y.12
( OCB ) bagian dari syarat formal (Organizational (Podsakoff et
pekerjaan, tetapi dapat Loyality) al., 2000)
meningkatkan fungsi Partisipasi
efektif organisasi Organisasi Y.13-Y.15
(Civic Virtue )
Inisiatif Individu
(Individual Y.16-Y.18
initiative)
Pengembangan Diri
(Self Development) Y.19-Y.21
skala interval yang disebut sebagai skala likert. Pengukuran menggunakan skala
likert mencerminkan skala interval (Sanusi, 2014). Skala likert digunakan untuk
tentang fenomena social (Sugiyono, 2014), dengan skala likert, maka variable
yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable dan dijadikan sebagai
atau pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative dan diberi skor,
Tabel 4.3
Skor item instrument
Pernyataan Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber: (Sugiyono, 2014)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut,
50
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan software PLS,
dengan keterangan:
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari
1) Jika koefisien Alpha Cronbach > 0,60, maka item-item penyataan dari
2) Jika koefisien Alpha Cronbach < 0,60, maka item-item penyataan dari
telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh, sedangkan
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
2) Kuesioner
Metode analisis yang digunakan adalah metode PLS yaitu teknik prediktif
yang merupakan alternatif untuk regresi kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least
pertama, Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis data yang
didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, dimana jumlah sampel kurang dari
100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution, sehingga metode PLS
cocok untuk penelitian ini yang hanya memiliki sampel sebanyak 33. Kedua,
Partial Least Square (PLS) menentukan indikator bisa berbasis teori atau
2011), demikian juga dalam penelitian ini dimana, penentuan indikator dari
variabelnya berbasis teori dan di adaptasi dari penelitian sebelumnya, dalam hal
ini oleh (Kristanto, 2015), (Robbins & Judge, 2014), (Podsakoff et al., 2000).
efesiensi perhitungan olgaritma, PLS juga dapat menguji pengaruh variable yang
52
tiga yaitu: 1) weight estimate untuk menciptakan skor variable laten, 2) path
estimate yang menghubungkan antar variable laten atau variable laten dengan
menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan
kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap
ketiga menghasilkan estimasi untuk means dan lokasi (konstanta). Pada dua tahap
nilai means (rata-rata), pada tahap ketiga, estimasi bias didasarkan pada matriks
data asli atau hasil penduga bobot dan koefisien jalur pada tahap kedua (Ghozali,
2013).
hubungan antara konstrak laten dengan indikatornya apakah bersifat reflektif atau
digunakan layak untuk dijadikan pengukuran (valid dan reliable), maka evaluasi
Tabel 4.4
Kriteria validitas dan Reliabilitas
Jenis Uji Kriteria Nilai yang diharapkan
Uji yang dilakukan pada evaluasi outer model meliputi uji validitas dan
reliabilitas pada tingkat indikator. Uji validitas terdiri dari validitas konvergen
seperangkat indikator mewakili satu variable laten dan mendasari variable laten
2012).
dibangun dengan kuat dan akurat. Evaluasi Inner Model dapat dilihat dari
relevance (Q2), Goodness of fit index (GOF), (Ghozali, 2013). Perhitungan nilai
GoF = √AVE x R2
Tabel 4.5
Kriteria Evaluasi Model
Kriteria Interpretasi
GoF Nilainya 0,1 kategori kecil, 0,25 kategori sedang dan 0,36
kategori besar.
nilai t-value, untuk tingkat keyakinan 95% (alpha 0,05), dengan ketentuan jika
t-statistik > t-value yang digunakan adalah 1,96, taraf signifikansi α sebesar 5%.
undangan. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo fungsi dan tugas dari
permohonan/bulan.
zona integritas, hal ini merupakan salah satu komitmen untuk melakukan penataan
sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat dan professional. Untuk
daya jangkau yang luas dan cepat, kantor BPN Banjarmasin meyediakan alat
transportasi yang memadai, sehingga masyarakat tidak perlu lagi datang kekantor
dengan menggunakan tanda tangan elektronik, dimana tanda tangan tersebut dapat
pertanahan.
diantaranya: 1) Pelita Online, yaitu pelayanan peralihan hak jangka waktu lima (5)
hari kerja, dengan mendaftarkan permohonan melalui pelita online, maka kantor
hanya selama tiga (3) hari kerja. 2) Aplikasi system informasi dan pengaduan
(Sugiyono, 2014). Peneliti memasukkan unsur dari jenis kelamin, usia dan lama
bekerja.
Tabel 5.1
Karakteristik Responden berdasarkan Kelamin
No Jumlah
Persentase
Jenis Kelamin (Orang)
(%)
1 Perempuan 17 51,5
2 Laki-Laki 16 48,5
Jumlah 33 100
responden penelitian berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 orang, hal ini
yang mengharuskan karyawan perempuan stay untuk mengurus segala hal yang
Tabel 5.2
Karakteristik Responden berdasarkan usia
Jumlah
No Usia
(Orang) Persentase (%)
1 dibawah 20 Thn 3 9,1
2 21 s/d 30 Thn 23 69,7
3 31 s/d 40 Thn 6 18,2
4 di atas 40 Thn 1 3
Jumlah 33 100
penelitian berusia 21 s/d 30 tahun yaitu sebanyak 23 karyawan dari total responden,
hal ini berarti responden banyak yang dianggap agresif karena didukung fisik yang
masih kuat dan mempunyai pengalaman dan juga usia yang dikatakan produktif.
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putry & Setiawan,
dipengruhi oleh umur, hal ini dikarenakn pada umumnya seseorang yang berada
pada umur produktif akan mampu bekerja secara maksimal disbanding seseorang
Tabel 5.3
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Kerja
Jumlah Persentase
No Lama Kerja
(Orang) (%)
1 1 s/d 5 thn 22 66,7
2 6 s/d 10 thn 7 21,2
3 11 s/d 15 thn 3 9,1
4 16 s/d 20 thn 1 3
Jumlah 33 100
berada pada masa kerja 1 s/d 5 tahun dengan jumlah 22 reponden, hal ini
menunjukkan bahwa karyawan pada kantor BPN Banjarmasin dalam hal ini
karyawan kontrak memiliki loyalitas dan komitmen yang cukup tinggi terhadap
organisasi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Lubis, 2014)
yang menjelaskan bahwa, lamanya kerja dapat memberikan pengalaman yang lebih
dimana keadilan organisasi terdiri dari tiga indikator yaitu kewajaran alokasi
dalam nomor kuesioner yang berurutan (1-9). Tabulasi jawaban responden untuk
ketiga indikator Keadilan Organisasi dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :
Tabel 5.4
Jawaban Responden
1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS) Mean
Item
Total % Total % Total % Total % Total %
X1.1 1 3 2 6.1 0 0 22 66.7 8 24.2 4,03
X1.2 1 3 0 0 1 3 24 72.7 7 21.2 4,09
X1.3 0 0 0 0 3 9.1 18 54.5 12 36.4 4,27
X1.4 0 0 0 0 8 24.4 18 54.5 7 21.2 3,97
X1.5 0 0 0 0 2 6.1 21 63.6 10 30.3 4,24
X1.6 0 0 1 3 2 6.1 16 48.5 14 42.4 4,30
X1.7 1 3 0 0 3 9.1 19 57.6 10 30.3 4,12
X1.8 0 0 0 0 3 9.1 19 57.6 11 33.3 4,24
X1.9 0 0 0 0 1 3 15 45.5 17 51.5 4,48
organisasi menunjukkan bahwa nilai indeks dari indikator X1.1, X1.2, X1.3, X1.4,
X1.5, X1.6, X1.7, X1.8, dan X1.9 tanggapan responden didominasi oleh jawaban
setuju (4) sebanyak 175 respon, hal ini berarti pelaksanaan keadilan organisasi di
kantor BPN sudah baik. Namun poin indikator yang memiliki total paling rendah
adalah keputusan yang di ajukan selalu diterima perusahaan (X1.4) dengan rata-
rata 3,97. Hal ini berarti bahwa, tidak semua keputusan yang di ajukan karyawan
di terima oleh organisasi. Responden juga berpendapat bahwa hanya kepala bagian
dalam mengambil keputusan. Adapun poin indikator yang memiliki total tertinggi
rata-rata 4,48, hal ini menunjukan bahwa, setiap karyawan meliki hak yang sama
karena dalam hal ini karyawan kontrak tidak komplen terhadap organisasi atau
kantor, terutama mengenai pemberian upah atau gaji, yang merupakan hal
mendasar juga sudah dianggap adil oleh karyawan. Dengan demikian, adanya
keadilan yang diterapkan organisasi atau kantor, tidak membuat karyawan saling
iri antara satu dengan yang lainnya, sehingga potensi timbulnya konflik antar
merasa puas dan tidak puas terhadap pekerjaannya yaitu: 1) Pekerjaan itu sendiri,
dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan
faktor yang berhubungan dengan ada atau tidak adanya kesempatan untuk
Faktor ini berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasan dan
Lingkungan kerja, Faktor ini lebih banyak berkaitan dengan kondisi fisik
pekerjaan itu sendiri, 2) pengawasan, 3) gaji, 4) peluang promosi, dan 5) rekan kerja
(Robbins & Judge T.A, 2014). Indikator ini memiliki masing-masing tiga butir
responden untuk kelima indikator kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel 5.5
dibawah ini:
66
Tabel 5.5
Jawaban Responden
1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS) Mean
Item
Total % Total % Total % Total % Total %
X2.1 0 0 0 0 4 12,1 19 57,6 10 30,3 4,18
X2.2 0 0 0 0 6 18,2 19 57,6 8 24,2 4,06
X2.3 0 0 0 0 1 3 15 45,5 17 51,5 4,48
X2.4 0 0 0 0 2 6,1 17 51,5 14 42,4 4,36
X2.5 0 0 0 0 1 3 18 54,5 14 42,4 4,39
X2.6 0 0 0 0 3 9,1 19 57,6 11 33,3 4,24
X2.7 0 0 0 0 3 9,1 19 57,6 11 33,3 4,24
X2.8 0 0 0 0 1 3 22 66,7 10 30,3 4,27
X2.9 0 0 0 0 5 15,2 18 54,5 10 30,3 4,15
X2.10 4 12,1 0 0 5 15,2 18 54,5 6 18,2 3,67
X2.11 5 15,2 0 0 4 12,1 15 45,5 9 27,3 3,70
X2.12 0 0 1 3 6 18,2 14 42,2 9 27,3 3,76
X2.13 0 0 1 3 1 3 21 63,6 10 30,3 4,21
X2.14 0 0 0 0 2 6,1 15 45,5 16 48,5 4,42
X2.15 0 0 0 0 1 3 19 57,6 13 39,4 4,36
kerja menunjukkan bahwa nilai indeks dari indikator X2.1, X2.2, X2.3, X2.4, X2.5,
X2.6, X2.7, X2.8, X2.9, X2.10, X2.11, X2.12, X2.13, X2.14, X2.15 tanggapan
responden didominasi oleh jawaban setuju (4) sebanyak 268 respon, hal ini berarti
pelaksanaan keadilan organisasi di kantor BPN sudah baik. Namun poin indikator
yang memiliki total paling rendah adalah promosi jabatan diberikan sesuai dengan
bidang keahlian (X2.10) dengan rata-rata 3,67. Hal ini menunjukan bahwa, tidak
67
menjadi tanggungjawab dengan baik (X2.3) dengan rata-rata 4,48, hal ini
pekerjaannya.
baik, karena karyawan merasa nyaman dan menikmati setiap fasilitas yang
disediakan oleh organisasi atau kantor, terutama mengenai dukungan moril yang
diberikan organisasi, hal ini merupakan kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh
menganggap bekerja di kantor BPN ini adalah sesuatu yang menantang. Namun
kepuasan kerja karyawan pada kantor BPN Banjarmasin ini masih perlu
ditingkatkan, terutama di bagian penempatan posisi atau jabatan yang tidak sesuai
Ada tiga model komitmen organisasi menurut (Allen & Mayer, 1990),
seseorang terhadap hilangnya sesuatu yang telah diperoleh selama ini dalam sebuah
organisasi, seperti gaji, tunjangan, fasilotas kantor, dan lainnya, dan Ketiga,
68
responden untuk kelima indikator Komitmen Organisasi dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.6
Jawaban Responden
1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS)
Item Mean
Total % Total % Total % Total % Total %
Z.1 0 0 0 0 6 18,2 20 60,6 7 21,2 4,03
Z.2 0 0 0 0 0 0 21 63,6 7 21,2 4,06
Z.3 1 3 1 3 11 33,3 15 45,5 5 15,2 3,67
Z.4 0 0 0 0 0 0 16 48,5 17 51,5 4,52
Z.5 0 0 0 0 0 0 21 63,6 12 36,4 4,36
Z.6 0 0 1 3 0 0 17 51,5 15 45,5 4,39
Z.7 0 0 0 0 0 0 20 60,6 13 39,4 4,39
Z.8 0 0 0 0 1 3 18 54,5 14 42,4 4,39
Z.9 0 0 0 0 0 0 17 51,5 16 48,5 4,48
Z.10 0 0 0 0 3 0 22 66,7 11 33,3 4,33
Z.11 0 0 0 0 2 6,1 20 60,6 11 33,3 4,27
Z.12 0 0 0 0 0 0 19 57,6 14 42,4 4,42
didominasi oleh jawaban setuju (4) sebanyak 226 respon, hal ini berarti Komitmen
karyawan terhadap organisasi di kantor BPN sudah baik. Poin indikator yang
memiliki total paling rendah adalah karyawan merasa setiap masalah yang ada di
organisasi adalah masalahnya (Z.3) dengan rata-rata 3,67. Hal ini menandakan
bahwa, tidak semua karyawan merasa peduli terhadap masalah yang terjadi dalam
ini (Z.4) dengan rata-rata 4,52, hal ini menunjukan bahwa, setiap karyawan merasa
nyaman dan menikmati setiap pekerjaan yang mereka lakuan selama berada di
ini dapat dilihat dari tanggungjawab karyawan dalam mengerjakan setiap tugas
selama bekerja di kantor BPN ini. Namun kepuasan kerja karyawan pada kantor
BPN Banjarmasin ini masih perlu ditingkatkan, terutama rasa kepedulian karyawan
(OCB)
2006), antara lain: 1) Pemimpin, yang terbagi dalam beberapa tipe, yaitu pemimpin
variasi tugas, signifikansi tugas, saling ketergantungan tugas, serta umpan balik
masing-masing tiga butir pernyataan dalam nomor kuesioner yang berurutan (1-
71
31). Tabulasi jawaban responden untuk tujuh indikator OCB dapat dilihat pada
Tabel 5.7
Distribusi variable Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Dari tabel 5.8 distribusi frekuensi jawaban item indicator dari variabel OCB
diatas menunjukkan bahwa nilai indeks dari indikator Y.1, Y.2, Y.3, Y.4, Y.5, Y.6,
Y.7, Y.8, Y.9, Y.10, Y.11, Y.12, Y.13, Y.14, Y.15, Y.16, Y.17, Y.18, Y.19, Y.20,
Y.21, tanggapan responden didominasi oleh jawaban setuju (4) sebanyak 399
respon, hal ini menunjukkan bahwa penerapan OCB terhadap organisasi di kantor
BPN sudah baik. Namun pada poin indikator yang memiliki total paling rendah
Adapun poin indikator yang memiliki total tertinggi adalah rahsia perusahaan selalu
dijaga dengan baik (Y.10) dengan rata-rata 4,58, hal ini menunjukan bahwa dengan
Banjarmasin ini.
sekarang ini dinilai sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari loyalitas kerja
karyawan yang bersedia bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditetapkan
organisasi. tetapi OCB pada kantor BPN Banjarmasin ini masih perlu ditingkatkan,
keterangan:
▪ Jika nilai AVE > 0,5 maka item pernyataan dikatakan valid
▪ Jika nilai AVE < 0,5 maka item pernyataan dikatakan tidak valid (Latan
et al., 2012)
Hasil uji validitas variable Keadilan Organisasi dinyatakan pada tabel 5.8
berikut:
73
Tabel 5.8
Uji Validitas Variabel Keadilan Organisasi
Variabel Indikator Item rhitung Ket
X1.1 0,715 Valid
1. Kewajaran Alokasi X1.2 0,677 Valid
Sumber Daya X1.3 0,772 Valid
X1.4 0,596 Valid
Keadilan Organisasi 2. Keadilan Proses X1.5 0,727 Valid
Pengambilan Keputusan X1.6 0,693 Valid
X1.7 0,737 Valid
3. Pemeliharaan X1.8 0,845 Valid
Hubungan Personal X1.9 0,613 Valid
Sumber: Output uji PLS, 2020 (Lamp. 7 Hal. 125)
kata lain konstruk valid, sehingga analisis lebih lanjut untuk mengukur variabel
Tabel 5.9
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 5.9 di atas, dapat diketahui bahwa,
item pernyataan dari indikator peluang promosi (X2.10, X2.11, X2.12) memiliki
nilai r < 0,5 (tidak valid) atau tidak memenuhi pengujian validitas, maka item
tersebut tidak dapat digunakan pada tahap pengujian selanjutnya. Namun selain dari
itu item lainnya sudah memenuhi pengujian validitas, sehingga analisis konstruk
Tabel 5.10
kata lain konstruk valid, hal ini menunjukan bahwa, item-item pernyataan tersebut
Tabel 5.11
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 5.11 di atas diketahui bahwa, Y.6,
Y.18, Y.19 dan Y.20 tidak memenuhi pengujian validitas, dimana nilai r < 0,5
(tidak valid), sehingga item tersebut tidak dapat digunakan pada tahap pengujian
selanjutnya. Selain dari item pernyataan tersebut diatas, item lainnya dinyatakan
77
valid karena memenuhi pengujian validitas. Hal ini menunjukan bahwa, item-item
terhadap pernyataan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Latan et al., 2012). Kriteria uji reliabilitas yang harus dipenuhi yaitu jika Koefisien
Alpha Cronbach > 0,60, jika Alpha Cronbach < 0,60 maka item pernyataan dalam
konstruk laten eksogen dan endogen dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini:
Tabel 5.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Keadilan Organisasi (X1) 0,877 Reliabel
Kepuasan Kerja (X2) 0,911 Reliabel
Komitmen Organisasi (Z) 0,918 Reliabel
Organizational Citizenship Behavior
0,928 Reliabel
(OCB)
konstruk laten eksogen dan endogen pada tabel 5.12 diatas, menunjukan
bahwa Alpha Cronbach > 0,60, maka item pernyataan dari setiap variable
digunakan layak untuk dijadikan pengukuran (valid dan reliabel), untuk uji
tahap, yaitu outer loading dan Average Variance Extracted (AVE), dimana
standar valid outer loading adalah > 0,7 dan AVE > 0,5. Model structural
Outer loading dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut:
Gambar 5.1
Outer Model Penelitian Awal
Gambar 5.2
mempunyai nilai loading factor > 0,7, dan jika nilai loading vaktor < 0,7 item
tersebut dinyatakan tidak valid dan harus dihapus agar pengukuran lebih lanjut
dapat dilakukan. Berdasarkan gambar di atas item variabel keadilan organisasi yang
memiliki nilai < 0,7 yang akan dihapus adalah KO.4,KO.6, KO.9, KK1, KK9,
KK10, KK11, KK12, dan KK13 untuk item variable kepuasan kerja. KMO1,
KMO3, KMO4, dan KMO6, dan untuk variable OCB adalah OCB3, OCB5, OCB6,
OCB20, OCB21. Kemudian item tersebut akan di lakukan eliminasi dan pengujian
ulang.
Gambar 5.3
Hasil Evaluasi Outer Model setelah di Eliminasi
Setelah dilakukan eliminasi dan uji analisis ulang, dapat dilihat pada
gambar 5.3 diatas nilai outer loading dari ke empat variable (X1, X2, Z, dan
Y) > 0,7, hal ini menunjukan bahwa proses analisa lebih lanjut dapat
dilakukan. Perhitungan AVE setiap variable dapat dilihat pada tabel 5.13
berikut:
82
Tabel 5.13
Hasil Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE
Keadilan Organisasi (X1) 0,694
Kepuasan Kerja (X2) 0,674
Komitmen Organisasi (Z) 0,699
Organizational Citizenship
Behavior (OCB) 0,707
Sumber: Output SmartPLS, 2020 (Lamp. 12 Hal 131)
menghasilkan nilai > 0,5, hal ini menunjukan bahwa indikator dari setiap
Tabel 5.14
Hasil Cross Loading
Indikator Keadilan Kepuasan Komitmen OCB
Organisasi Kerja Organisasi
KO3 0,831 0,737 0,671 0,735
KO5 0,834 0,650 0,722 0,719
KO8 0,833 0,699 0,618 0,699
KK3 0,767 0,854 0,745 0,738
KK4 0,580 0,797 0,418 0,500
KK5 0,712 0,885 0,642 0,693
KK6 0,709 0,795 0,503 0,686
KK14 0,725 0,887 0,775 0,761
KK15 0,780 0,730 0,722 0,632
KMO5 0,727 0,592 0,780 0,672
KMO7 0,684 0,615 0,854 0,694
KMO8 0,760 0,691 0,881 0,718
KMO9 0,693 0,648 0,853 0,670
KMO10 0,513 0,574 0,810 0,660
KMO11 0,584 0,582 0,758 0,642
KMO12 0,724 0,724 0,907 0,800
OCB2 0,800 0,695 0,774 0,848
OCB4 0,762 0,708 0,685 0,871
OCB10 0,645 0,768 0,778 0,810
OCB13 0,647 0,667 0,667 0,838
OCB14 0,762 0,540 0,575 0,835
Sumber: Output SmartPLS, 2020 (Lamp. 13 Hal 132)
lakukan eliminasi nilai item yang tidak valid, data menunjukan bahwa
korelasi antar variable dan indikator semuanya lebih besar dari korelasi
variable dengan variable lainnya, hal ini menunjukan data diatas dapat
dengan nilai standar > 0.70, sehingga model dikatakan reliable, jika
Tabel 5.15
Nilai Composite Reliability
Composite
Konstruk
Reliability
Keadilan Organisasi (X1) 0,872
Kepuasan Kerja (X2) 0,935
Komitmen Organisasi (Z) 0,942
OCB (Y) 0,923
Sumber: Output SmartPLS, 2020 (Lamp. 14 Hal 133)
melihat nilai R2, Q2, dan GoF. Nilai r2 dapat dilihat pada tabel 5.16
dibawah ini:
Tabel 5.16
Nilai R2
Konstrak R2
Komitmen Organisasi (Z) 0,651
OCB (Y) 0,807
85
GoF = √AVE x R2
= √ 0,707 x 0,807
= 0,678
variable Z berada pada tingakat model yang moderat (0,678 < 0,75), dan
nilai R2 variable Y menunjukan model yang kuat (0,807 > 0,75). Hasil nilai
variable (Z dan Y) memiliki nilai > 0. Adapun nilai GoF 0,678 termasuk
Tabel 5.17
Hasil Output Pengujian Hipotesis
Original Sampel Standar T- P
Ket
Sampel Mean Deviasi Statistik Value
Keadilan Organisasi (X1) →
OCB (Y) 0,424 0,412 0,151 2,814 0,005 Diterima
Kepuasan Kerjai (X2) →
OCB (Y) 0,192 0,229 0,161 1,194 0,233 Ditolak
Keadilan Organisasi (X1) →
Komitmen Organisasi (Z) 0,807 0,826 0,053 15,322 0,000 Diterima
Komitmen Organisasi (Z) →
OCB (Y) 0,344 0,320 0,159 2,159 0,031 Diterima
Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2020 (Lamp. 15 Hal 134)
86
Hasil pengujian statistik dengan SmartPLS dapat dilihat dari output pada
Tabel 5.17 Pengujian hipotesis dilakukan dengan estimasi koefisien jalur melalui
t-statistik > t-value yang digunakan adalah 1,96, taraf signifikansi α sebesar 5%
(Ghozali, 2013).
Behavior (OCB) ,uji statistik hipotesis 2 < 1,960 maka keterangan ditolak, dimana
hipotesis 3 diterima, nilai t-statistik > 1,960, maka keadilan organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dan hipotesis 4 diterima, nilai
t-statistik > 1,960, maka komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap OCB. Hasil analisis SmartPLS menunjukkan bahwa model diterima untuk
menguji hipotesis.
Tabel 5.18
Hasil Output pengujian Mediasi
Konstruk Original Sampel Standar T- P- Ket
Sampel Mean Deviasi Statistik Value
Keadilan Organisasi
(X1) → Komitmen 0,278 0,266 0,138 2,010 0,045 Diterima
Organisasi (Z) →OCB
(Y)
Sumber: Output SmartPLS, 2020 (Lamp. 15 Hal 135)
statistik > 1,960, hal ini menujukan bahwa, baik secara langsung maupun tidak
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1) analisis pengaruh keadilan
Behavior (OCB)
karyawan maka semakin tinggi pula tingkat OCB nya. Tingginya tingkat
OCB karyawan pada kantor BPN ini dipicu oleh keadilan yang baik yang
dirasakan oleh karyawan, dimana karyawan merasa gaji yang mereka terima
sesuai dengan prestasi kerja mereka, Gaji diterima sesuai pekerjaan yang
dalam hal ini karyawan akan bersedia bekerja di kantor BPN Banjarmasin ini
statistik X2-Y < 1,960, yang berarti kepuasan kerja tidak berpengaruh
Banjarmasin, hal ini dilihat dari kondisi karyawan yang merasa bosan karena
harus melakukan pekerjaan yang sama setiap waktunya, sehingga rasa bosan
kadang muncul dalam diri mereka, sebagian karyawan juga menganggap gaji
yang mereka terima belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup,
selain itu juga keadaan lingkungan kerja yang kurang mendukung karena
masih ada rekan kerja yang hanya mementingkan kepentingannya dan kurang
merasa senang bekerja diorganisasi ini. Oleh karena itu, salah satu faktor yang
hal ini terlihat dari nilai t-statistik X1-Z > 1,960 dan nilai outer loading item
yang valid, dimana karyawan merasa telah mendapatkan gaji sesuai dengan
hasil kerja yang mereka lakukan, perbandingan antara gaji yang diterima
dengan hasil kerja yang dilakukan karyawan dirasa sebanding, karyawan juga
dilakukan atasan sama pada tiap karyawan, dan kebenaran informasi yang
berlanjut, maka akan memberikan komitmen kerja yang tinggi dalam diri
karyawan.
90
ada pada diri karyawan pada kantor BPN Banjarmasin ini, terlihat dari
beberapa item indikator yang valid dan hasil analisis pengujian hipotesis yang
terhadap organisasi, mau bekerja dengan baik sehingga organisasi terus maju
dan berkembang, serta bersedia untuk tetap bekerja pada kantor BPN
hal ini terbukti dari hasil analisis hipotesis penelitian diatas, dimana karyawan
bekerja di kantor BPN Banjarmasin ini. Hal ini menunjukan bahwa, semakin
dengan penelitian ini, diamana dalam penelitian ini keadilan organisasi dan
Behavior (OCB), hal ini disebabkan oleh baiknya penerapan keadilan dalam
kantor BPN Banjarmasin yang mampu membagi rasa adil terhadap semua
Behavior (OCB) pada kantor BPN Banjarmasin ini dapat terwujud dengan
diterapkan sama pada setiap pekerja dan memberi kesempatan kepada setiap
OCB pada kantor BPN karna kurangnya kerjasama antar karyawan dan
ditunjang oleh keadilan organisasi dan komitmen organisasi. Hal inilah yang
melelahkan.
antara lain:
maksimal, dan membuat outor loading banyak yang tidak valid, sehingga
masih kurang.
Banjarmasin.
BAB 6
organizational citizenship behavior (OCB). Hal ini menunjukan, bahwa semakin tinggi
Sebaliknya jika keadilan organisasional karyawan rendah maka karyawan tersebut juga
terhadap Organisasi Citizenship Behavior (OCB). Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kepuasan kerja karyawan pada kantor BPN rendah, jika hal demikian terus berlanjut, maka
OCB karyawan akan sulit terwujud, dalam hal ini karyawan hanya akan mengerjakan
pekerjaannya, tanpa ada keinginan membantu pekerjaan rekan kerja yang lain. Sebaliknya
jika tingkat kepuasan kerja karyawan tinggi, maka akan meningkatkan organizational
citizenship behavior (OCB) karyawan dan secara tidak langusng akan ada keinginan
positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi. Hal ini menunjukan bahwa presepsi
karyawan terhadap keadilan pada kantor BPN Banjarmasin ini baik dan komitmen kerja
karyawannya tinggi, jika keadilan terhadap karyawan pada kantor terus berlanjut, maka
96
secara langsung karyawan akan termotivasi untuk tetap bekerja di kantor BPN Banjarmasin
ini, walaupun banyak resiko dan tantangan yang akan dihadapi. Sebaliknya, jika keadilan
organisasional pada kantor BPN rendah, maka akan semakin rendah pula komitmen
karyawan terhadap organisasi ini, sehingga keinginan untuk berada di organisasi ini akan
rendah.
dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Hal ini menandakan
bahwa, semakin tinggi komitmen organisasional yang dimiliki karyawan pada kantor BPN
ini, maka semakin tinggi pula tingkat organizational citizenship behavior (OCB)
karyawan. Sebaliknya, jika karyawan pada kantor BPN memiliki tingkat komitmen
organisasi yang rendah maka karyawan tersebut juga akan memiliki tingkat organizational
bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan membantu rekan kerja yang lain juga rendah.
organisasi. Hal ini menunjukan bahwa, Komitmen organisasi pada kantor BPN secara
organisasi yang tinggi pula pada karyawan dan secara tidak langsung akan meningkatkan
organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada kantor BPN Banjarmasin ini.
97
sebagai berikut:
kantor BPN Banjarmasin dilakukan sesuai dengan kinerja dan jabatan kerja karyawan, Juga
melalui pemberian insentif dalam bentuk pemberian uang lembur maupun honorarium, Selain
itu pemberian reward bagi karyawan berprestasi dan berkontribusi untuk peningkatan kinerja
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia.
2) Kantor BPN juga hendaknya memberi kesempatan kepada para karyawan untuk
melakukan pekerjaan yang berbeda dari yang sebelumnya yaitu dengan melakukan
rolling/rotasi kerja (kurang lebih 6 bulan 1x) di setiap subbagian, sehingga kemampuan dan
pengalaman kerja karyawan tidak hanya fokus pada satu bidang saja.
karyawan yang cukup berpengalaman untuk memberikan orientasi pada rekan kerjanya yang
baru dengan menjelaskan visi, misi, kultur, dan value organisasi secara menyeluruh, juga
menganjurkan kepada semua karyawan untuk mematuhi setiap peraturan dalam organisasi
yaitu dengan cara ontime masuk kantor dan mengerjakan pekerjaan sesuai standar operasional
DAFTAR PUSTAKA
04(03). https://doi.org/10.4172/2315-7844.1000198
Barusman, A. R. P., & Mihdar, F. (2014). the Effect of Job Satisfaction and Organizational
http://artikel.ubl.ac.id/index.php/iconlbg/article/viewFile/44/44
Bazgir, A., Vahdati, H., & Nejad, S. H. M. (2018). A Study on the Effect of Organizational
Dorji, C., & Kaur, K. (2019). The impact of organizational justice on organizational
Ferdus, Z., & Kabir, T. (2018). Effect of Job Satisfaction and Organizational Commitment
8(2), 57–69.
Ghozali, I. (2013). Desain Penelitian Kuantitatif, Kualitatif untuk Akuntansi, Bisnis dan Ilmu
https://doi.org/10.22610/jebs.v5i12.460
Ismail, S., Iqbal, Z., & Adeel, M. (2018). Impact of Organizational Justice and
https://doi.org/10.5296/ijhrs.v8i2.13070
Ivancevich. (2011). Human resource management. 1221 Avenue ot the Americas. McGraw
Hill.
Jiao, C., Richards, D. A., & Zhang, K. (2011). Leadership and Organizational Citizenship
Joseph, R., & Judge T.A. (2014). Perilaku Organisasi. Salemba Empat.
Karim, F., & Rehman, O. (2012). Impact of Job Satisfaction, Perceived Organizational
92–104.
Empat.
Latan, Ghozali, & Imam. (2012). Partial Least Square, Konsep Teknik dan Aplikasi Smart
Moorman, Robert, H., Blakely, Gerald, L., & Niehoff, Brian, P. (1998). Does Perceived
357.
9010.76.6.845
Noor, L. S., Anisa, H. U., & Rahmawati, R. (2018). the Effect of Organizational
content/uploads/2018/12/seajbel5_277.pdf
101
Organ, Dennis W;, Podsakoff, P. M., & Mackenzie, S. B. (2006). Organizational citizenship
behavior (OCB) : Its nature, antecedents, and consequences. Thousand Oaks, Sage
Publication.
Organ, Dennis W. (1990). The motivational basis of organizational citizenship behavior. Res
Organ Behavior.
Partono Prasetio, A., Yuniarsih, T., & Ahman, E. (2017). Job Satisfaction, Organizational
https://doi.org/10.13189/ujm.2017.050104
Podsakoff, P. M., Mackenzie, S. B., Paine, J. B., & Bachrach, G. D. (2000). Organizational
Ramadhan, N., Haizam Mohd Saudi, M., & . Y. (2018). Effect of Employee Job Satisfaction
https://doi.org/10.14419/ijet.v7i4.34.23901
Rimayanti, & Anisah, H. U. (2016). Pengaruh Variabel Demografi Dan Kepuasan Kerja
Studi Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Mutiara Bunda. JWM: Jurnal Wawasan
Saxena, S., & Saxena, R. (2015). Impact of job involvement and organizational commitment
Trisna Suwandewi, N., & Sintaasih, D. (2016). Keadilan Organisasional Dan Komitmen
Science and Research (IJSR) ISSN (Online Index Copernicus Value Impact Factor,
14(3), 2319–7064.