Teuku Muhammad Haikal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Pengaruh Tingkat Salinitas Terhadap Laju Korosi Akibat Intrusi Air Asin

Pada Zona Timur Krueng Aceh

Teuku Muhammad Haikal1*, Surya Bermansyah2, Yulia Hayati3


1*
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala
Jalan Tgk. Syech Abdur Rauf No. 7 Darussalam Banda Aceh 23111 Indonesia
2,3
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala
Jalan Tgk. Syech Abdur Rauf No. 7 Darussalam Banda Aceh 23111 Indonesia
1
tmhaikal@mhs.unsyiah.ac.id*, 2surya_cesp@usk.ac.id, 3yuliahayati@usk.ac.id.
*Corresponding author

ABSTRACT
The intrusion of seawater is a process in which seawater enters the groundwater layer due to the higher
pressure of seawater compared to the pressure of groundwater. This seawater intrusion leads to corrosion
occurring in the structural components of buildings, especially those located in coastal areas. This phenomenon
can affect the service life of these buildings. The purpose of this research is to determine the rate of corrosion
based on different levels of salinity in the eastern Krueng Aceh region, which can serve as a reference and
consideration in construction to prevent excessive corrosion in buildings. The determination of salinity levels is
obtained through testing the salinity of groundwater samples using a salinometer, with the results used to map
the extent of saltwater intrusion. After obtaining the mapping of saltwater intrusion, plain reinforcement test
specimens with diameters of Ø10 and Ø12 are immersed for one month at the previously selected groundwater
sampling points. The calculation of corrosion rate is performed by weighing the initial and final weights of the
test specimens after immersion, allowing the determination of weight loss using the Weight Loss formula. The
results of this study consist of a graph illustrating the relationship between salinity levels and corrosion rates in
plain reinforcement steel with diameters of Ø10 and Ø12.

Keyword: Salinity, Corrosion Rate, Saltwater Intrusion, Weight Loss

ABSTRAK
Intrusi air laut merupakan proses masuknya air laut kedalam lapisan air tanah yang diakibatkan oleh
tekanan air laut yang lebih tinggi dibandingkan tekanan air tanah. Intrusi air ini menyebabkan terjadinya korosi
pada komponen struktur bangunan terutama pada bangunan yang terletak pada wilayah pesisir. Hal tersebut
dapat mempengaruhi umur layan dari bangunan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
besarnya laju korosi berdasarkan tingkatan salinitas pada wilayah timur krueng aceh sehingga dapat dijadikan
referensi dan pertimbangan dalam pembangunan guna menghindari terjadinya korosi yang berlebihan pada
bangunan. Penentuan tingkatan salinitas diperoleh dari pengujian sainitas pada sampel air tanah menggunakan
salinometer dimana hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan pemetaan tingkat intrusi air asin. Setelah
didapatkan pemetaaan intrusi air asin maka dilakukan perendaman benda uji tulangan polos diameter Ø10 dan
Ø12 selama 1 bulan pada titik pengabilan sampel air tanah sebelumnya. Perhitungan laju korosi dilakukan
dengan melakukan penimbangan berat awal dan akhir benda uji setelah perendaman sehingga didapatkan
kehilangan berat yang selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan rumus Weight Loss. Hasil dari
penelitian ini ialah grafik hubungan antara tingkat salinitas dan laju korosi pada baja tulangan polos diameter
Ø10 dan Ø12.

Kata kunci: Salinitas, Laju Korosi, Intrusi Air Asin, Weight Loss

I. Pendahuluan air tanah ikut melemah. Pada kondisi ini, air laut
dapat mendesak dan mengalir kedalam
Perkembangan yang pesat mendorong terjadinya
permukaan tanah dan terjadilah intrusi air laut.
pembangunan terus menerus di suatu daerah
Intrusi air asin adalah kejadian dimana air laut
yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
masuk kedalam lapisan tanah sehingga
akan air bersih, salah satu alternatif pemenuhan
mencemari kualitas air tanah yang
air bersih tersebut antara lain adalah air tanah.
mengakibatkan air tanah tidak dapat digunakan
Penggunaan air tanah yang melebihi kapasitas
kembali oleh makhluk hidup [1]. Intrusi atau
amannya dapat menyebabkan volume dan muka
penyusupan air asin ke dalam akuifer di daratan
air tanah menurun, sehingga tekanan hidrostatis
pada dasarnya adalah proses masuknya air laut menggunakan berat tersebut sebagai massa
di bawah permukaan tanah melalui akuifer di awal, yang kemudian mengalami lingkungan
daratan atau daerah pantai [2]. Dengan korosif, seperti air laut pada periode tertentu.
pengertian lain, yaitu proses terdesaknya air Berat kemudian dihitung sekali lagi setelah
bawah tanah tawar oleh air asin/air laut di dalam logam dibersihkan dari efek korosi, dan berat
akuifer pada daerah pantai. Apabila adalah berat akhir. Laju korosi dapat ditentukan
keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dengan mengumpulkan data seperti luas
tawar dan air bawah tanah asin di daerah pantai permukaan terendam, waktu perendaman, dan
terganggu, maka akan terjadi pergerakan air berat jenis logam yang diuji.
bawah tanah asin/air laut ke arah darat dan
Untuk menghitung laju krosi digunakan rumus
terjadilah intrusi air laut. Air Asin adalah air
sebagai berikut:
yang bersifat asin dan mengandung sejumlah
garam terlarut didalamnya, di mana kandungan (K ×W )
CR=
garam tersebut dinyatakan dalam parts per ( A × T × D)
million (ppm) [3]. Sedangkan air asin adalah (1)
semua air yang mempunyai kadar garam yang
tinggi, tingkat garam biasanya dicerminkan dari Dimana:
CR = Laju korosi (mm/year)
total kandungan zat telarut [4]. Air tanah
K = Konstanta (8,76 x 104)
merupakan air tawar yang berada pada lapisan
W = Kehilangan berat (gr)
tanah yang terdapat dibawah permukaaan yang A = Luas baja tulangan yang terendam (cm2)
dikenal sebagai akuifer [5]. Air laut adalah salah T = Waktu terhadap korosi (h)
satu penyebab kegagalan pada struktur D = Densitas baja karbon (7,85 gr/cm3)
bangunan. Hal ini disebabkan kandungan sulfat
dan ion klorida pada air laut yang bereaksi Laju korosi dipengaruhi oleh tingkat salinitas,
dengan unsur kimia pada baja tulangan sehingga salinitas adalah jumlah kandungan garam yang
mengakibatkan terjadinya korosi pada tulangan. terdapat dalam satuan massa larutan [12].
Padahal tulangan adalah komponen yang Salinitas dapat diukur menggunakan alat
penting untuk menahan beban-beban struktur. bernama salinometer maupun refraktometer.
Dengan terjadinya korosi, kekuatan tulangan Perbedaan pada kedua alat ini terletak pada
akan menurun dan bahkan hilang, sehingga display, salinometer dalam bentuk digital
mengakibatkan kegagalan struktur [6]. sedangkan refraktometer dalam bentuk analog
Lingkungan air asin yang mempengaruhi umur [13]. Klasifikasi air tanah berdasarkan tingkat
layan dari struktur Bangunan yang salinitas yang berhubungan dengan intrusi air lat
mengakibatkan bangunan pada wilayah pesisir ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut [14].
sangat rentan terkena korosi [7]. Korosi adalah
Tabel 1. Klasifikasi Air berdasarkan Tingkat
kerusakan material yang disebabkan oleh
Sainitas
lingkungan sekitar seperti lingkungan asam, air
laut, air sungai dan air danau [8]. Korosi pada N Jenis Salinitas Salinita Salinitas
O Air (mg/L atau ppm) s (ppt) (%)
tulangan baja menyebabkan diameter baja Sangat
tulangan berkurang, selain itu juga 1 > 35.000 > 35 > 3,5
Asin
menimbulkan volume senyawa hasil reaksi 2 Asin 3.000 – 35.000 3 – 35 0,3 – 3,5
3 Payau 1.000 – 3.000 1–3 0,1 – 0,3
korosi lebih besar daripada volume baja yang
4 Tawar < 1.000 <1 < 0,1
bereaksi [9]. Laju korosi adalah kecepatan Sumber: Bouwer, 2001 dikutip dari Ardaneswari, 2016
rambatan atau keepatan penurunan kualitas
bahan terhadap waktu. Menghitung laju korosi Berdasarkan data yang telah dikumpulkan,
dapat dilakukan menggunakan metode penulisan tugas akhir ini dibuat dengan tujuan
kehilangan berat (Weight Loss) [10]. Menurut untuk mengetahui seberapa besar laju korosi
standar ASTM G31-72 (American Society for yang terjadi pada Zona Timur Krueng Aceh,
Testing Materials International), prinsip dari sehingga diperoleh data perhitungan laju korosi
prosedur ini adalah menghitung berapa banyak terhadap salinitas dengan menggunakan bantuan
material atau berat yang hilang setelah melalui software microsoft excel. Selain itu, dari data
langkah perendaman [11]. Menghitung berat perhitungan yang diperoleh akan meghasilkan
logam yang telah dibersihkan dari oksida dan kurva hubungan antara laju korosi yang terjadi
dengan tingkat salinitas yang diperoleh. Dari 1. Pekerjaan Persiapan & Penentuan Titik
penelitian ini juga akan dihasilkan peta intrusi Rencana Pengambilan Sampel Air Tanah
air asin berdasarkan tingkat salinitas yang Pekerjaan persiapan meliputi pengadaan
didapatkan. peralatan guna pengambilan sampel air tanah
dan spesimen benda uji, pengadaan material
II. Metodologi Penelitian
tulangan baja dan peta rencana pengambilan
Tahapan pada penelitian ini dimulai dengan titik sampel air tanah yang dibuat menggunakan
studi litelatur, dilanjutkan dengan peninjauan bantuan software ArcGIS, pengujian tarik baja
survey lapangan, pengumpulan data salinitas, menggunakan alat yang tersedia di
pembuatan peta intrusi air asin dengan bantuan Laboratorium Konstruksi Bahan Bangunan
software ArcGIS dan perendaman benda uji Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
tulangan baja Ø10 dan Ø12 untuk melihat Universitas Syiah Kuala untuk memastikan
kehilangan berat dari baja tulangan, serta kesesuaian mutu benda uji baja tulangan yang
melakukan perhitungan laju korosi dengan digunakan dan pemotongan material beda uji
menggunakan metode weight loss. tulangan baja yang dilakukan menggunakan
gerinda potong sepanjang 50 milimeter untuk
A. Objek Penelitian digunakan dalam pengujian korosi.
Objek peneltian adalah sampel air tanah, benda
uji baja tulangan diameter Ø10 dan Ø12.
Pengumpulan data salinitas menggunakan alat
pengukur salinitas yaitu salinometer,
Pengolahan data menggunakan bantuan
software microsoft excel serta pembuatan peta
menggunakan bantuan software ArcGIS.

B. Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer, yaitu data yang
diperoleh dan dikumpulkan langsung di
lapangan oleh peneliti dan orang yang Sumber: Pembuatan peta dilakukan penulis di ArcGIS
bersangkutan. Sumber data yang digunakan Gambar 1. Peta rencana titik pengambilan sampel
air tanah
didapat dari survey dan pengumpulan data
salinitas air tanah dan perendaman benda uji Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tinjauan
baja tulangan serta melakukan perhitungan laju penulis adalah bagian peta sebelah kanan
korosi pada benda uji baja tulangan. dengan titik-titik merah yaitu bagian timur
Krueng Aceh.
C. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan metode 2. Pengambilan Sampel Air Tanah
pengolahan data ataupun proses/tahapan Pengambilan sampel air tanah dilakukan sesuai
pelaksanaan penelitian untuk memperolah data dengan peta titik rencana pengambilan sampel
yang digunakan untuk melakukan analisis air tanah menggunakan bantuan bor biopori
terhadap pengaruh laju korosi pada salinitas, tanah manual dan cangkul, penggalian diawali
yaitu dimulai dari pekerjaan persiapan maupun dengam pembersihan bagian atas tanah
penentuan titik rencana pengambilan sampel air menggunakan cangkul sehingga bersih dari
tanah, selanjutnya dilanjutkan dengan rumput, kemudian dilakukan penggalian
pengambilan air tanah, pengujian salinitas, menggunaan bor biopori dengan kedalaman 1
penempatan benda uji baja tulangan dengan sampai 2 meter hingga didapatkan air tanah
diameter Ø10 dan Ø12, pemetaan intrusi air asin yang akan digunakan sebagai sampel air tanah.
berdasarkan salinitas, pengambilan benda uji
tulangan, dan perhitungan laju korosi dengan
metode weight loss.
3. Pengujian Salinitas dibersihkan terlebih dahulu sehingga didapatkan
Sampel air yang telah diambil dilakukan pengurangan berat bersih dari benda uji.
pemeriksaan secara visual untuk memastikan
7. Perhitungan Laju Korosi Metode Weight
tidak ada hal yang dapat mengganggu sampel air
Loss
tanah saat pengujian salinitas, sampel air tanah
yang dipastikan tidak terdapat hal yang dapat Dari penimbangan berat uji diperoleh data
mengganggu sampel air tanah diletakkan ke kehilangan berat dari setiap benda uji yang
dalam wadah untuk diuji nilai salinitas selanjutnya akan dilakukan perhitungan
menggunakan bantuan alat salinometer. menggunakan rumus persamaan (1) dengan
bantuan sofware microsoft excel hingga
4. Perletakan Benda Uji Baja Tulangan didapatkan hasil berupa laju korosi setiap benda
Diameter Ø10 dan Ø12 uji dalam satuan mm/year. Sistem penggolongan
Benda uji baja tulangan yang telah dipotong tingkat ketahanan material yang digunakan
diletakkan ke dalam keranjang sebanyak 6 terhadap laju korosi ditunjukkan pada Tabel 2
benda uji yang masing-masing terdiri dari 3 berikut ini.
benda uji baja tulangan diameter Ø10 dan 3 Tabel 2. Hubungan Laju Korosi dan Ketahanan
benda uji diameter Ø12, sebelumnya keranjang
Ketahanan Laju Korosi
dilapisi menggunakan kain pada bagian dalam
Korosi
keranjang guna mengantisipasi agar benda uji Mpy
mm/
µm/yr
nm/ pm/
Relatif year yr sec
tidak keluar dari dalam keranjang, selanjutnya
dimasukkan tanah bekas galian kedalam Sangat <
keranjang untuk melapisi benda uji sehingga <1 < 25 <2 <1
Baik 0.02
dapat mendekati keadaan di lapangan.
0.02- 25- 2-
Keranjang yang telah berisikan benda uji Baik 1-5 1-5
0.1 100 10
tersebut diikat menggunakan tali dan
dimasukkan kedalam lubang pengambilan 5- 0.1- 100- 10-
Cukup 5-20
sampel air tanah yang telah digali sebanyak 1 20 0.5 500 50
lubang pada setiap zona. Perletakan benda uji 20- 500- 50- 20-
Kurang 0.5-1
dilakukan dengan keadaan bagian keranjang 50 1000 100 50
yang terdapat benda uji terendam air tanah.
150
50- 4212 1000- 50-
Buruk -
5. Pemetaan Intrusi Air Asin Berdasarkan 200 5 5000 200
500
Nilai Salinitas
Sumber : Fontana & Mrs Guy, (1994).
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu
kumpulan wilayah yang berkaitan dengan III. Hasil dan Pembahasan
beberapa letak geografis wilayah yang memiliki
ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang Hasil dari penelitian ini berupa nilai laju korosi
tepat [15]. Pemetaan intrusi air asin pada dari semua spesimen benda uji baja tulangan
penelitian ini akan membagi zona timur krueng yang telah direndam dalam air dengan tingkat
aceh kedalam zona I sampai zona IV salinitas yang berbeda. Dari data yang diperoleh
berdasarkan nilai salinitasnya menggunakan dari hasil perhitungan menggunakan bantuan
bantuan software ArcGIS, dimana salinitas microsoft excel dapat diketahui nilai laju korosi
tertinggi menjdi zona I dan salinitas terendah dan salinitas pada masing-masing spesimen
pada zona IV sesuai dengan zona rencana benda uji. Selain itu, hasil yang diperoleh juga
mengacu pada Tabel 1. dapat mengetahui grafik hubungan pengaruh
laju korosi terhadap salinitas yang terjadi akibat
6. Pegambilan Benda Uji Baja Tulangan intrusi air asin pada zona timur Krueng Aceh.
Selanjutnya dilakukan pembahasan bagaimana
Setelah dilakukan perendaman terhadap benda cara menganalisis hasil yang diperoleh pada
uji baja tulangan selama 30 hari benda uji akan benda uji dengan melihat efek samping yang
diambil dari setiap zona untuk selanjutnya disebabkan oleh pengaruh laju korosi dan
dilakukan penimbangan berat benda uji, tingkat salinitas.
sebeelum dilakukan penimbangan benda uji
A. Hasil Kuat Tarik BjTP 280 mm dan diameter 12 mm menggunakan
persamaan weight loss sesuai seperti pada
Data hasil pengujian kuat tarik benda uji baja
persamaan (1). Dilakukan perhitungan
tulangan baja polos diameter Ø10 dan Ø12
menggunakan benda uji pada lokasi A untuk
disajikan dalam Tabel 3 dan Tabel 4 sebagai
masing-masing diameter 10 mm dan diameter
berikut:
12 mm, yaitu:

Tabel 3. Hasil perhitungan Uji Tarik Baja


Diameter 10 mm:
Diameter 10
(K ×W )
Regan CR=
Benda
Tegangan
gan
Modulus ( A × T × D)
No Leleh Elastisitas
Uji Leleh

(8 , 76 x 10 )
(Mpa) (Mpa)
(%) 4 mm
×0,153 gr
(a) (b) (c) (d) = (b) / (c) year
BjTP
CR=
1
Ø10
324,752 0,164 197,477 ( 17 , 91 c m2 ×720 jan ×7 , 85 gr /c m2 )
2
BjTP
299,772 0,176 170,083 CR=0,1324 mm/ year
Ø10
BjTP Diameter 12 mm:
3 324,752 0,182 178,166
Ø10 (K ×W )
CR=
Sumber : Perhitungan Microsoft Excel yang dilakukan Penulis ( A × T × D)

(8 , 76 x 10 )
Tabel 4. Hasil perhitungan Uji Tarik Baja 4 mm
Diameter 12 ×0,192 gr
year
Regan CR=
Benda
Tegangan
gan
Modulus ( 22 , 63 c m2 ×720 jan × 7 , 85 gr /c m2 )
No Leleh Elastisitas
Uji Leleh
(Mpa) (Mpa)
(%) CR=0,1315 mm/ year
(a) (b) (c) (d) = (b) / (c)
Data perhitungan laju korosi selanjutnya dapat
BjTP
1 346,958 0,190 182,633 dilihat pada Tabel 5 berikut:
Ø12

2
BjTP
329,610 0,161 201,409 Tabel 5 Hasil Perhitungan Laju Korosi
Ø12
Menggunakan Metode Weight Loss
BjTP
3 312,262 0,171 182,609 Berat Berat Rata-rata
Ø12 Awal Akhir
Kehilangan Laju Korosi
Laju
Benda Uji Berat (W) (CR)
Sumber : Perhitungan Microsoft Excel yang dilakukan Penulis (W0) (W1) Korosi
gr gr gr mm/year mm/year
Pengujian kuat tarik baja tulangan polos BjTP 1 30.016 29.863 0.153 0.1324
280 ini dilakukan untuk mengetahui atau D10 2 30.144 29.98 0.164 0.1419 0.1305
3 29.636 29.503 0.133 0.1171
memastikan kesesuaian spesimen benda uji baja A
1 45.105 44.913 0.192 0.1315
tulangan polos yang digunakan. Hasil dari D12 2 45.098 44.881 0.217 0.1486 0.1349
pengujian uji kuat tarik baja untuk diameter 3 44.721 44.539 0.182 0.1247
1 27.158 27.079 0.079 0.0742
tulangan Ø10 maupun Ø12 menghasilkan nilai D10 0.0634
2 26.943 26.884 0.059 0.0554
tegangan leleh dan juga regangan leleh yang 3 26.843 26.779 0.064 0.0607
B
terjadi untuk masing-masing spesimen sehingga 1 39.55 39.465 0.085 0.0659
D12 2 39.534 39.448 0.086 0.0667 0.0672
dari kedua nilai tersebut dapat diperoleh nilai
3 39.241 39.153 0.088 0.0689
modulus elastisitas baja 1 30.352 30.305 0.047 0.0403
D10 2 30.566 30.518 0.048 0.0412 0.0393
B. Hasil Perhitungan Laju Korosi Metode C
3 30.000 29.958 0.042 0.0363
1 44.923 44.861 0.062 0.0432
Weight Loss D12 2 44.745 44.687 0.058 0.0404 0.0409
3 44.737 44.681 0.056 0.0390
Dari pengujian yang telah dilakukan maka Sumber : Perhitungan Microsoft Excel yang dilakukan Penulis
didapatkan hasil berupa pengurangan berat
benda uji baja tulangan yang selanjutnya akan Dari data laju korosi yang didapatkan maka
dibuatkan grafik dari laju korosi terhadap
dilakukan perhitungan laju korosi untuk setiap
salinitas yang dapat dilihat pada Gambar 2 dan
benda uji baja tulangan BjTP 280 diameter 10 Gambar 3 berikut ini:
Sumber: Pembuatan grafik dilakukan penulis di Microsoft Excel
Gambar 2. Grafik Laju Korosi Diameter 10 mm
Sumber: Pembuatan peta dilakukan penulis di ArcGis ArcMap
Gambar 4. Peta Intrusi Air Asin

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada


zona timur Krueng Aceh hanya terdapat 3 zona
sesuai dengan acuan yang terdapat pada Tabel 1
diatas. daerah yang memiliki tingkat salinitas
tertinggi terletak pada daerah yang sangat dekat
dengan bibir pantai yang ditandai dengan warna
oren dan selanjutnya dengan salinitas sedang
yang ditandai dengan warna kuning dan daerah
Sumber: Pembuatan grafik dilakukan penulis di Microsoft Excel
Gambar 3. Grafik Laju Korosi Diameter 12 mm
dengan tingkat salinitas terendah yang ditandai
dengan warna hijau.
Dari data dan grafik yang diperoleh maka dapat
dilihat bahwa laju korosi yang terjadi pada IV. Kesimpulan
lokasi A dengan benda uji Ø10 dan Ø12 Berdasarkan data lapangan dan data yang
memiliki laju korosi paling tinggi dimana benda diperoleh dari hasil analisis perhitungan laju
uji Ø10 yang pertama memiliki laju korosi korosi terhadap tingkat salinitas yang
sebesar 0,1324 mm/year dan benda uji Ø12 disebabkan oleh intrusi air asin pada zona timur
pertama sebesar 0,1315 mm/year. Sedangkan, Krueng Aceh, maka kesimpulan yang diperoleh
laju korosi terkecil terdapat pada lokasi C pada penelitian ini yaitu mengetahui bahwa
dimana benda uji Ø10 pertama memiliki laju wilayah yang berada pada tinjauan lokasi titik A
korosi sebesar 0,0403 mm/year dan benda uji memiliki nilai salinitas yang tinggi maka pada
Ø12 sebesar 0,0432 mm/year. wilayah ini merupakan zona I. Sedangkan
wilayah tinjaun B merupakan zona II dan
C. Pemetaan Intrusi Air Asin Berdasarkan
wilayah C merupakan wilayah dengan salinitas
Tingkat Salinitas Yang Telah Diperoleh
terendah yang termasuk ke dalam zona III.
Dari pengambilan dan pengujian salinitas pada Selain itu, juga diperoleh kesimpulan bahwa
beberapa sampel air tanah ditemukan tingkat spesimen benda uji yang terdapat pada lokasi A
salinitas yang beragam. Selanjutnya dari data memiliki ketahanan korosi yang cukup baik.
yang telah diperoleh dapat dibuat peta tingkatan Sedangkan spesimen benda uji pada lokasi B
salinitas menggunakan software ArcGIS yang dan C memiliki ketahanan korosi yang baik.
dapat dilihat pada gambar berikut: Berdasarkan Tabel 2, ketahan korosi yang baik
memiliki nilai laju korosi berkisar antara 0,02-
0,1 mm/year dan ketahanan korosi yang cukup
baik memiliki nilai laju korosi berkisar antara
0,1-0,5 mm/year. Dari penelitian ini juga dapat
disimpulkan bahwa pemetaan intrusi air asin
pada zona timur Krueng Aceh dibedakan
menjadi 3 zona berdasarkan tingkat salinitas air
tanah yang terintrusi oleh air asin dan sesuai
dengan acuan pada Tabel 1, yaitu zona 2 dengan
tingkat salinitas sebesar 3000 – 35000 ppm, SMD, L. Susanti, and S. Akhmad, “Pengaruh
zona 3 sebesar 1000 – 3000 ppm, dan zona 4 Variasi Campurandan Lama Perendaman
Spesi Dalam Air Laut Terhadap Kuat Tekan
dengan salinitas <1000 ppm. Secara umum
Dan Kedalaman Intrusinya,” Jur. Tek. Sipil
intrusi air asin pada zona timur Krueng Aceh Fak. Tek. Univ. Brawijaya, pp. 1–8, 2009.
termasuk kedalam zona 4.
[7] H. Hardianti, S. A. Kristiawan, and )
Wibowo, “Pengaruh Konsentrasi Klorida
V. Saran
Terhadap Laju Penetrasi Ion Klorida Ke
Dalam melengkapi beberapa kekurangan pada Dalam Beton High Volume Fly Ash-Self
penelitian ini, maka ada beberapa saran yang Compacting Concrete (HVFA-SCC),” e-
Jurnal MATRIKS Tek. SIPIL, 2017.
dapat menjadi acuan ataupun referensi untuk
penelitian selanjutnya untuk topik laju korosi [8] M. R. Alghifari, Elfida Moralista, and N. F.
akibat intrusi air asin. Saran dari penelitian ini Isniarno, “Kajian Korosi Struktur Conveyor
C Pada Tambang Batubara PT XYZ Di
yaitu memperbanyak sampel air tanah yang Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi,” J. Ris.
digunakan agar mendapatkan hasil pemetaan Tek. Pertamb., vol. 1, no. 1, pp. 47–53, Oct.
intrusi air asin yang lebih detil dan akurat. 2021, doi: 10.29313/jrtp.v1i1.142.
Selain itu, memperbanyak penempatan titik-titik [9] A. S. Sudjono, “Prediksi Waktu Layan
benda uji di lapangan, sehingga hasil yang Bangunan Beton Terhadap Kerusakan Akibat
didapat bisa menjadi lebih akurat dan valid. Korosi Baja Tulangan,” Civ. Eng. Dimens.,
vol. 7, pp. 6–15, 2005.
Ucapan Terima Kasih [10] I. Eka Putra and H. Ramdani, “The Effect of
Ucapan terima kasih banyak tidak lupa penulis Circulation of 0.5% HCL Solution On the
Corrosion Rate of Low Carbon Steel,” J. Tek.
sampaikan kepada Bapak Surya Bermansyah, Mesin, vol. 11, no. 1, pp. 26–29, Apr. 2021,
S.T., M.T. dan Ibu Dr. Yulia Hayati, S.T.M.Eng. doi: 10.21063/jtm.2021.v11.i1.26-29.
selaku pembimbing dan juga co-pembimbing
[11] ASTM, G31-72. (1999). Standard Practice for
yang telah membantu dan membimbing penulis Laboratory Immersion Corrosion Testing of
selama proses penelitian tugas akhir penulis. Metals.

Daftar Pustaka [12] G. I. Hapsari and R. Chaidir, “Pengukuran


Konduktivitas Cairan Berbasis
[1] A. Herdyansah and D. Rahmawati, “Dampak Mikrokontroler AT89C2051,” TELKA, vol. 2,
Intrusi Air Laut Pada Kawasan Pesisir no. 2, pp. 70–81, 2016.
Surabaya Timur,” J. Institusi Teknol. Sepuluh
Nop., 2017. [13] A. Suparta, B. P. Lapanporo, and Apriansyah,
“Rancang Bangun Alat Ukur Salinitas dan
[2] H. Hendrayana, “Intrusi Air Asin Ke Dalam Suhu Menggunakan Mikrokontroler
Akuifer Di Daratan,” J. Univ. Gadjah Mada, ATMEGA328P Berbasis Data Logger yang
2002. Terintegrasi dengan GPS,” J. Ilmu Kelaut.,
vol. VI, no. 01, pp. 70–75, 2018.
[3] Water Sience School, “Saline Water and
Salinity,” Jun. 11, 2018. [14] H. Bouwer, Ground water Hydrology. Int.
https://www.usgs.gov/special-topics/water- Student Ed., McGraw Hill Kogakusha Ltd.,
science-school/science/saline-water-and- 2001.
salinity (accessed Mar. 16, 2023).
[15] Y. Prasetya and Hermawan, “Pemetaan
[4] M. Yusuf, “Analisis Potensi Intrusi Air Asin saluran drainase di pasar lenteng,” J. Tek.
Menggunakan Metode Anomali Gravity Sipil, 2019.
Mikro Antar Waktu (Studi Kasus: Dki
Jakarta),” J. Sekol. Tinggi Meteorol.
Klimatologi dan Geofis., 2015, [Online].
Available: www.stmkg.ac.id.
[5] Muhardi, Faurizal, and Widodo, “Analisis
Pengaruh Intrusi Air Laut terhadap
Keberadaan Air Tanah di Desa Nusapati,
Kabupaten Mempawah Menggunakan
Metode Geolistrik Resistivitas,” Indones. J.
Appl. Phys., vol. 10, no. 2, pp. 2089–0133,
2020.
[6] R. Anggraini, H. Indrawahyuni, Prastumi, A.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy