Admin, Jurnal III
Admin, Jurnal III
1 Tahun 2010
ABSTRAK
Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki
orang dewasa, hak asasi manusia (HAM). Kekerasan dalam rumah tangga
terhadap anak (KDRTA) bukanlah kasus yang tidak ada terjadi. Berdasarkan
monitorin PKPA di Sumatera Utara sejak 1999 sampai sekarang, keluarga atau
orang yang terdekat dengan anak justru merupakan pelaku kekerasan paling
dominan terhadap anak. Sementara kasus-kasus kekerasan seperti memukul,
menendang dianggap sebagai hal biasa. Memandang pentingnya arti perlindungan
anak, terutama anak yang berada di kawasan rumah tangga yang notabene berada
di bawah pengawasan orang tua orang yang terdekat pada diri anak, maka perlu
ditelaah lebih lanjut mengenai perlindungan terhadap pengaruh untuk
meminimalisir kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga. Perlindungan hak-
hak anak yang diwujudkan sebagai gerakan global negara-negara di seluruh dunia
dengan mensahkan Konvensi Hak Anak sebagai bagian dari hukum nasional.
Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak mengatur
tentang Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Kesejahteraan Anak.
34
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
35
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
36
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
perbuatan itu menjadi pingsan, tak terpencil); anak dan perempuan cacat
berdaya atau tidak dapat berbuat dan anak dan perempuan dari keluarga
sesuatu.2 Pengertian kekerasan (abuse) broken home (keluarga retak).
menurut M.H. Tirtaamidjaja adalah Dewasa ini diperkirakan jumlah
setiap perbuatan yang dilakukan anak Indonesia usia di bawah 14
dengan kekuatan badan yang agak (empat belas) tahun yang secara
hebat. Secara yuridis dalam Bab IX ekonomis aktif adalah sekitar 2 (dua)
Pasal 89 KUHP menyebutkan bahwa sampai 4 (empat) juta anak. Tetapi
orang pingsan atau membuat orang sekedar angka saja, tidak dapat
tidak berdaya disamakan dengan menggambarkan penderitaan fisik,
menggunakan kekerasan.3 Menurut intelektual, emosional dan moral yang
Pasal 89 KUHP defenisi kekerasan harus ditanggung pekerja anak. Angka
adalah suatu perbuatan dengan itu tidak mengungkapkan bagaimana
menggunakan tenaga atau kekuatan hari depan seseorang anak yang tidak
jasmani tidak kecil secara tidak sah, berpendidikan, hari depan seseorang
misalnya memukul dengan tangan atau anak yang tidak berpendidikan, hari
dengan segala macam senjata, depan seseorang tanpa harapan akan
menyepak, menendang dan perbaikan.
sebagainya. Yang disamakan dengan Pekerja anak merupakan
melakukan kekerasan menurut pasal ini pelanggaran yang tidak dapat
adalah membuat orang jadi pingsan dimaafkan atas hak-hak anak untuk
atau tidak berdaya.4 mendapatkan pendidikan, kebebasan,
Kekerasan sering terjadi dan perlindungan dari pemerasan.5 Hal
terhadap anak dan perempuan rawan. yang mengejutkan, adalah kenyataan
Disebut rawan adalah karena bahwa masalah pekerja anak, bukan
kedudukan anak dan perempuan yang saja mengancam hari depan anak
kurang menguntungkan atau anak dan secara individu, melainkan yang sangat
perempuan yang dirugikan. Anak dan berbahaya bagi hari depan bangsa dan
perempuan rawan (children and negara di kemudian hari, karena masa
women at risk) merupakan anak dan depan negara terletak di tangan anak-
perempuan yang mempunyai resiko anak masa kini. Bentuk kekerasan yang
besar untuk mengalami gangguan atau dialami anak, bukan saja berasal dari
masalah dalam perkembangannya, baik kondisi atau keadaan keluarga dan
secara psikologis (mental), sosial bangsa, tetapi juga berasal dari
maupun fisik. Anak dan perempuan perlakuan anggota keluarganya sendiri.
rawan dipengaruhi oleh kondisi Bentuk kekerasan yang dialami anak
internal maupun kondisi eksternalnya, dapat berupa tindakan-tindakan
diantaranya ialah anak dan perempuan kekerasan baik secara fisik, psikis dan
yang “economically disadvantaged” seksual. Seperti yang terjadi di Kota
(anak dan perempuan dari keluarga Binjai Sumatera Utara awal April
miskin); culturally disadvantaged 2003, yaitu seorang abang mencabuli 2
(anak dan perempuan di daerah (dua) orang adik kandungnya. Seorang
ibu di kota Subang-Jawa Barat, awal
2
Yan Pramadya, Kamus Hukum, Agustus 2003 menganiaya anak
(Semarang: Aneka Ilmu, 1977), hal. 511. kandungnya hingga tewas. Peristiwa
3
Laden Marpaung, Kejahatan,
Kesusilaan dan Masalah Prevensinya,
5
(Jakarta:Sinar Grafika), hal. 52. Hadi Setia Tunggal (Ed), Konvensi
4
R. Soesilo, KUHP, (Bogor:Politeia), Hak-hak Anak (Harvarindo:Convention on Thr
hal. 98. Right of The Child, 2000), hal. iii-iv.
37
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
yang dialami seorang gadis cilik yang Undang-undang Nomor 23 tahun 2002
berusia 9 (sembilan) tahun di tegal- tentang Perlindungan Anak,
Jawa Tengah, awal Mei 2003 yang menentukan:
dicabuli oleh ayah angkatnya. 1. Setiap anak selama dalam
“keluarga dan kekerasan” pengasuhan orang tua, wali atau
sekilas seperti sebuah paradoks. pihak lain manapun yang
Kekerasan bersifat merusak, berbahaya bertanggung jawab atas pengasuhan,
dan menakutkan, sementara di lain sisi, berhak mendapatkan perlindungan
keluarga diartikan sebagai lingkungan dari perlakuan: a. Diskriminasi; b.
kehidupan manusia, merasakan kasih Eksploitasi, baik ekonomi, maupun
sayang, mendapatkan pendidikan, seksual; c. Penelantaran; d.
pertumbuhan fisik dan rohani, tempat Kekejaman, kekerasan, dan
brlindung, beristirahat dan sebagainya, penganiayaan; e. Ketidakadilan; f.
yang diterima anak dari anggota Perlakuan slah lainnya.
keluarganya hingga ia dewasa dan 2. Dalam hal orang tua, wali atau
sanggup memenuhi kebutuhannya pengasuh anak melakukan segala
sendiri. Apabila seorang anak bentuk sebagaimana dimaksud
mendapat tindak kekerasan dari dalam ayat (1), maka pelaku
keluarganya, siapa yang menanggung dikenakan pemberatan hukuman.
kerugian yang dideritanya. Kerugian
anak sebagai korban tindak kekerasan II.1. Bentuk-bentuk Kekerasan
yang dilakukan oleh keluarga, tidak Bentuk kekerasan terhadap
saja bersifat material, tetapi juga anak dan perempuan, mulai dari
immaterial antara lain berupa pengabaian sampai pada pemerkosaan
goncangan emosional dan psikologis, dan pembunuhan, yang dapat
yang langsung atau tidak langsung diklasifikasikan dalam 4 (empat)
akan mempengaruhi kehidupan masa macam, yaitu:7
depannya. a) Emotional Abuse (kekerasan
Dalam Resolusi Majelis Umum emosional), dapat terjadi apabila
PBB Nomor 40/34, ditentukan bahwa ada orang tua yang mengetahui
kerugian yang diderita korban keinginan anaknya untuk meminta
kejahatan meliputi kerugian fisik perhatian namun sang orang tua
maupun mental (physical on mental tidak memberi apa yang diinginkan
injury), penderitaan emosional anaknya tetapi justru
(emotional suffering), kerugian mengabaikannya. Anak akan
ekonomi (economic loss) atau mengingat semua kekerasan
perusakan substansial dari hak-hak emosional jika kekerasan emosional
asasi mereka (substansial impairment berjalan konsisten.
of their fundamental right). b) Verbal Abuse (kekerasan dengan
Selanjutnya dikemukakan, bahwa perkataan), lahir akibat bentakan,
seseorag dapat dipertimbangkan makian orang tua terhadap anak,
sebagai korban tanpa melihat apakah si ketika anak meminta sesuatu orang
pelaku kejahatan itu sudah diketahui, tua tidak memberikan malah
ditahan atau dipidana dan tanpa
memandang hubungan keluarga antara Pengembangan Hukum Pidana,
si pelaku dengan korban.6 Pasal 13 (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1998), hal. 54-
55.
7
Pusat Kajian dan Perlindungan
6
Barda Nawawi Arief, Beberapa Anak, Kekerasan Terhadap Anak, 1995, hal.
Aspek Kebijakan Penegakan dan 29-32.
38
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
39
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
40
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
41
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
42
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
kemanusiaan apabila anak tetap tidak dengan baik secara fisik, mental dan
diperlakukan dan diposisikan dalam sosial. Kewajiban negara secara
status yang rendah. Oleh sebab itu, yuridis akan bergantung pada
perlu di cari solusi pemecahan hukum positis yang ada di dalam
permasalahan tersebut. Adapun solusi Negara tersebut. Memberikan
yang dapat diterapkan adalah sebagai perlindungan yang memadai
berikut: terhadap seorang anak, usaha
1. Perlu melakukan memasyarakatkan perlindungan terhadap anak harus
Konvensi Hak Anak dan hak Asasi didukung oleh adanya hukum
Manusia pada seluruh lapisan perlindungan anak yang efektif dan
masyarakat, terutama pada pihak komprehensif. Perlindungan hukum
yang selama ini sering melakukan terhadap anak korban kekerasan
kekerasan terhadap anak. dalam rumah tangga, belum diatur
2. Meningkatkan kualitas dan kualitas secara tegas dalam Hukum Pidana
kampanye perlindungan dan Nasional. Dalam upaya penegakan
penegakan hak-ahak anak melalui hukum perlindungan anak,
media massa, media elektronik dan menghadapi berbagai hambatan,
cetak, spanduk, poster, stiker, baik hambatan budaya, hambatan
seminar-seminar yang berkaitan ekonomi, hambatan dari sistem
dengan kekerasan. hukum itu sendiri, yang diakibatkan
3. Pelaku kriminal dan pelanggaran oleh kurangnya aturan-aturan
hak-hak anak di sektor public dan hukum tertentu, atau hambatan yang
keluarga hendaklah ditegakkan diakibatkan karena kurangnya
secara tegas dan jelas baik secara keahlian/skill para penegak hukum.
fisik, maupun materi. 2. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
4. Usaha-usaha untuk meningkatkan menanggulangi kekerasan dalam
pengetahuan dan pemahaman para rumah tangga antara lain:
hakim, jaksa, pengacara polisi dan a) memasyarakatkan Konvensi Hak
aparat penegak hukum lainnya Anak dan Hak Asasi Manusia
terhadap anak dan hak-hak anak pada seluruh lapisan masyarakat,
yang dimilikinya, dengan demikian terutama pada pihak yang selama
penegakan hukum terhadap pelaku ini sering melakukan kekerasan
kekerasan terhdapa anak dapat terhadap anak.
dilakukan dengan memberikan rasa b) Meningkatkan kualitas dan
keadilan dan hukuman yang kuantitas kampanye
mendidik masyarakat serta pelaku. perlindungan dan penegakan
hak-hak anak melalui media
III. KESIMPULAN massa, media elektronik dan
1. Kekerasan terhadap anak dalam cetak, spanduk, poster, stiker,
lingkungan rumah tangga dan seminar-seminar yang
mempunyai karakteristik tertentu berkaitan dengan kekerasan.
yang mengakibatkan sulitnya untuk c) Pelaku kriminal dan pelanggaran
dilakukan penegakan hukum. hak-hak anak di sektor publik
Karena begitu pentingnya arti dan keluarga hendaklah
seorang anak, negara bersama-sama ditegakkan secara tegas dan jelas
masyarakat harus mengusahakan baik secara fisik, maupun materi.
memberikan perlindungan yang d) Meningkatkan pengetahuan dan
memadai terhadap anak supaya pemahaman para hakim, jaksa,
dapat tumbuh dan berkembang polisi, advokat dan para penegak
43
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Nawawi, A.B. 1998. Beberapa Aspek
Kebijakan Penegakan dan
Pengembangan Hukum Pidana.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Gultom, M. 2004. Bentuk-bentuk
Kekerasan, Makalah dalam
seminar yang dilaksanakan oleh
PPAI, Bandar Baru Sibolangit:
Tempat Taman rekreasi Dewi.
Marpaung, L. Kejahatan, Kesusilaan
dan Masalah Prevensinya.
Jakarta: Sinar Grafika.
Pramadya, Y. 1977. Kamus Hukum.
Semarang: Aneka Ilmu.
Pusat Kajian dan Perlindungan Anak.
1995. Kekerasan Terhadap
Anak.
Setia, H.T. 2000. (Ed). Konvensi Hak-
hak Anak. Harvarindo:
Convention on Thr Right of The
Child.
Setyowati, R. 2004. Anak yang
Dilacurkan di Surakarta dan
Indramayu. UNICEF.
B. Peraturan Perundang-undangan
44