Eksplorasi Konsep Topik 6
Eksplorasi Konsep Topik 6
Eksplorasi Konsep Topik 6
EKSPLORASI KONSEP
Contoh:
Matematika
Gbr. 6.1. Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Materi Konsep Bentuk Aljabar
(1) Peserta didik mula-mula diminta mengamati gambar dua garis lurus yang
saling berpotongan yang satu miring ke kanan dan yang lain miring ke kiri.
(2) Peserta didik diminta menentukan dua titik sebarang (x1, y1) dan (x2, y2)
pada masing-masing kedua garis tersebut lalu diminta menentukan perubahan
komponen y ( y ) dan perubahan komponen x ( x ). Dengan menggunakan
y y y1
mg = = 2 diperoleh harga gradien masing-masing garis yaitu mg1
x x 2 x1
dan mg2
(3) Peserta didik diminta mengambil sebarang dua titik pada masing-masing
garis dan memasukkan ke dalam rumus mg serta mengamati masing-masing
hasilnya.
(4) Peserta didik diminta menyimpulkan hubungan antara arah garis dengan nilai
dari gradien garis tersebut.
(5) Peserta didik menyimpulkan bahwa garis yang gradiennya positif maka arah
garisnya condong ke kanan, sebaliknya garis yang gradiennya negatif arah
garisnya condong ke kiri.
(6) Selanjutnya guru memberikan pesan spiritual bahwa orang-orang yang
hidupnya diselamatkan Allah swt di dunia dan di akhirat adalah golongan
ashabul yamiin yaitu orang-orang yang selalu berbuat positif atau kebajikan
dan meninggalkan kemungkaran, sebaliknya orang-orang yang akan
dibinasakan Allah swt di dunia dan akhirat adalah golongan ashabus simal
yaitu orang-orang yang selalu berbuat negatif atau kejahatan dalam
kehidupannya.
Secara garis besar bahwa integrasi nilai-nilai Islam dalam
pengembangan materi dilakukan dengan analogi, yaitu mengembangkan
makna simbolik dari matematika dihubungkan dengan makna kehidupan,
sepeti yang diilustrasikan pada Gambar 6.2 berikut:
Tahap-tahap aktivitas pembelajaran dimulai dari konsep garis lurus dan akan
diarahkan untuk menemukan nilai-nilai Islam shirothol mustaqiem. Pembelajaran
dimulai dari konsep garis lurus yang dapat dibuat melalui dua titik yang berbeda
selanjutnya diarahkan untuk menemukan sebuah garis yang menggambarkan satu-
satunya jalan menuju keselamatan (shirothol mustaqiem).
(1) Peserta didik diminta untuk membuat sebarang dua titik yang berbeda pada
bidang Cartesius
(2) Peserta didik diminta untuk membuat lintasan yang menghubungkan kedua titik
tersebut dengan cara yang berbeda.
(3) Selanjutnya peserta didik diminta untuk menghitung berapa banyak lintasan yang
mungkin terjadi yang menghubungkan kedua titik tersebut.
(4) Selanjutnya peserta didik diminta menghitung diantara lintasan-lintsan tersebut
berapa lintasan yang berupa garis lurus
(5) Peserta didik secara umum dapat menjawab dengan menyatakan bahwa
banyaknya lintasan yang berupa garis lurus yang menghubungkan kedua titik
tersebut adalah hanya satu, sedangkan lintasan-lintasan yang lain banyaknya tak
hingga dan semuanya adalah bengkok.
(6) Selanjutnya guru menyampaikan pesan spiritual bahwa inilah perumpamaan
sirotol mustaqiem, bahwasanya setiap orang pasti menjalani kehidupan dari
kampung dunia menuju ke kampung akhirat. Ada banyak cara hidup yang
ditempuh manusia dalam menjalani kehidupannya, namun diantara cara-cara
hidup yang dipilih, hanya cara hidup yang mengikuti tuntunan Allah swt dan
rasulNya sajalah yang lurus dan menyelamatkan sedangkan cara-cara hidup
lainnya adalah bengkok dan tidak menyelamatkan. Proses integrasi dilakukan
secara analogi dan dapat digambarkan dalam Gambar 6.3 sebagai berikut:
Garis Lurus
Pada era modern ini, muncul para sarjana dari kalangan muslim yang terus
memperjuangkan penyatuan antara ilmu dan Islam, di antaranya adalah Syed
Muhammad Naquib al-Attas yang menyampaikan konsep ilmu dalam beberapa
karyanya antara lain Islam and the Philosophy of Science, Islam and Secularism,
The Concept of Education in Islam, Ismail Raji al-Faruqi Faruqi menawarkan
penyusunan dan pembangunan ulang sains-sains sastra, sains-sains sosial, dan
sains-sain alam dengan memberikan landasan dan konsistensi Islam (Soleh, 2012,
271-288), sehingga disiplin-displin tersebut memunculkan relevansi Islam
(Barbour, 2002, xi-xii), Seyyed Hossein Nasr yang menawarkan konsep
penggabungan (unity) berbagai sumber pengetahuan (Barbour, 2002, 189-190),
Ziauddin Sardar, dan Amin Abdullah dengan paradigma keilmuan integrasi-
interkoneksi. Meskipun saat ini Nidhal Guessoum menilai bahwa para pejuang
tersebut mengalami jalan buntu, sebagaimana yang dialami oleh Nasr dan al-Faruqi,
serta Sardar yang tenggelam dalam perkembangan sains itu sendiri dan saat ini
masih terdapat topik-topik penting yang belum tersentuh oleh para pemikir muslim
tersebut seperti topik tentang mukjizat, tindakan ilahi, sifat dasar waktu, realitas
penciptaan, dan sebagainya (Guessoum 2011, 543).
Pada era saat ini, ilmu biologi dan kedokteran telah mampu membuktikan
melalui tes DNA di mana pada era pra modern hal tersebut belum dapat dilakukan.
Maka ketika para hakim agama bersikukuh kepada kesepakatan para ahli agama
(ulama fikih) berdasarkan naskah kitab fikih abad tengah dan mengabaikan bukti
ilmiah yang disumbangkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan tidak
memberikan ruang dialog apalagi memanfaatkan hasil temuan ilmu pengetahuan
tersebut (Moosa, 2006), sangat tampaklah bahwa paradigma para hakim agama
menggunakan konflik dan independensi (Abdullah, 2015). Contoh lainnya yaitu
pemikiran tentang konsep akhlak (agama) yang memasuki ranah kesehatan dan
kedokteran, yaitu meliputi pengobatan ruh maupun pengobatan jasmani, agama
berperan (ḥaḍārah al-naṣṣ) dan berada pada posisi mendasar dari seorang dokter.
Menurut al-Razi, dokter berperan besar dan berada pada posisi sentral dalam
proses pengobatan, karena tidak hanya wawasan dokter yang dapat menyelesaikan
penyakit pasien, tapi jauh sebelum itu adalah akhlak dokter dan keyakinannya
kepada Ilahi. Sehingga dalam hal ini, al-Razi tidak saja melibatkan ḥaḍārah al-‘ilm
(peradaban ilmu) dan ḥaḍārah al-falsafah (peradaban Filsafat) sebagai kerangka
pemikiran, melainkan juga mengintegrasikannya dengan ḥaḍārah al-naṣṣ
(peradaban teks agama) (Istianah, 2020).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. (2015). Agama, Ilmu Dan Budaya: Membuka Ruang Integrasi
Islam dan Ilmu Pengetahuan. Purwokerto.
Amri, A. B. (2012, February 18). Pakar: Putusan MK Terkait Anak di Luar
Nikah Dekati Aturan KUH Perdata. Retrieved from Dakwatuna website:
https://www.dakwatuna.com/2012/02/18/18766/pakar-putusan-mk-terkait-
anak-di-luar-nikah-dekati-aturan-kuh-perdata/#axzz6POrJRofy
Barbour, I. G. (2002). Juru Bicara Tuhan Antara Sains dan Agama (2nd ed.).
Bandung: Mizan.
Guessoum, N. (2011). Islam dan Sains Modern (Maufur, Ed.). Bandung: Mizan.
Istianah. (2020). Morals of Doctor According to Abū Bakral-Rāzī’s View. Al-
Irsyad: Journal of Islamic and Contemporary Issues, 5(1), 244–252.
Retrieved from http://al-
irsyad.kuis.edu.my/index.php/alirsyad/article/view/53
Istianah, I., & Rahmatullah, L. (2021). Abu Bakr Al-Razi di Antara Agama dan
Sains. Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 22(2), 209–224.
Kusno & Marsigit (2018). Integrasi nilai-nilai spiritual dalam materi relasi. Journal of
Mathematics Education, 4(1), pp. 46-62.
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/alphamath/article/view/7354/3151
Kusno (2020). Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika pada tanggal 29 Agustus 2020 di Prodi Pendidikan
Matematika FKIP UMP.
https://drive.google.com/file/d/1rzjtffIX8vCNW_RPL0WV03XwsCLBtAZz/vie
w?usp=sharing
Kusno & Ahmad (2021). Matematisasi islam sebuah pembelajaran integrative dengan
pendekatan steam. Penerbit RIZQUNA. Jawa Tengah.
https://drive.google.com/file/d/1QmEhiQ5ITJlgxlLdsUpdf3GhPm_wGKUX/vie
w?usp=sharing
Kusno (2022). Islamic values-based mathematics learning for secondary schools
Indonesian in islamic boarding schools. Journal of Ethnomathematics Volume 1,
No. 1, pp. 15-28,
https://drive.google.com/file/d/1WDKwO4JpD6hQdt_fveGTCMKUDMnbRZQl
/view
Moosa, E. (2006). Perjumpaan Sains dan Yurisprudensi: Pelbagai Pandangan
tentang Tubuh dalam Etika Islam Modern. In M. I. dan S. N. H. Ted
Petters (Ed.), Tuhan, Alam, Manusia: Perspektif Sains dan Agama.
Bandung: PT. Mizan.
Mu’tasim, R. (2007). Keilmuan Integrasi dan Interkoneksi Bidang Agama dan
Kealaman. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Suka.
Soleh, K. (2012). Wacana Baru Filsafat Islam (2nd ed.; Kamdani, Ed.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, T. (2021). Konseptualisasi Integrasi Psikologi dan Islam (Psikologi
Islam) dalam Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan
Dasar Dan Keguruan, 6(1), 1–13. https://doi.org/10.47435/jpdk.v6i1.582
Zakiyah, Z., & Yusriyah, Y. (2020). Models of Children Character Building at
Aisyiyah Bustanul Athfal Kindergarten. Islam in World Perspectives
Symposium, 1(1), 197–204. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.