CBR Keterampilan Bahasa Reseptif-1
CBR Keterampilan Bahasa Reseptif-1
CBR Keterampilan Bahasa Reseptif-1
OLEH :
Nim : 2243111090
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa dan hidayatnya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report yang berjudul “Keterampilan Bahasa
Reseptif” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah pembelajaran keterampilan bahasa reseptif. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan bahasa bagi
pembaca. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu Ika Febriana, M.Pd. Selaku
dosen mata kuliah pembelajaran keterampilan bahasa reseptif. Ucapan terimakasih
juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
Stephanie Clarabela
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas bangsa Indonesia. Istilah bahasa
tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut setiap saat selalu kita
dengar, baca, atau digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
Begitu seringnya kita menggunakan istilah bahasa sehingga membuat kita lupa untuk
memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu. Bahasa Indonesia terdiri
dari beragam bahasa, suku, ras, agama, budaya. Setiap daerah memiliki bahasa
daerahnya masing-masing, oleh karena itu ketika kita berada di tengah-tengah suatu
lingkungan masyarakat yang berasal dari berbagai penjuru daerah mereka
menggunakan beberapa ragam bahasa daerah yang tidak kita pahami sama sekali.
Namun di samping itu mereka juga harus menjadi warga negara Indonesia yang baik.
Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, namun tidak semua
memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Kemampuan seseorang dalam berpikir
dan berbahasa sebenarnya bisa diberdayakan, yaitu dengan melakukan usaha/aktivitas
atau keterampilan yaitu melatih diri kita untuk terampil. Kemampuan ialah
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik,
sedangkan keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil dan cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah hasil
terakhir adanya aktivitas atau usaha (keterampilan), sedangkan keterampilan adalah
sebuah proses aktivitas atau usaha usaha untuk menentukan hasil yang akan diperoleh
(kemampuan).
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang didapat ialah:
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Buku Utama
Edisi :-
ISSBN :-
Buku Pembanding 1
Edisi :-
Riady Darwis,M.Pd.
Penerbit : ALFABETA
Buku Pembanding 2
ISSBN : 978-623-514-070-4
BAB II
BAB 1
HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa pada Pada hakikat nya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia
secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas, 2005:3).
Sementara itu menurut Harun Rasyid, Mansyur dan Suratno (2009:126). Bahasa
merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunaannya, sebagai tanda yang
menyimpulkan suatu tujuan. Keterampilan berbahasa merupakan suatu patokan utama
siswa dalam mempelajari pembelajaran bahasa. Menurut Tarigan (2013:1)
keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu 1) keterampilan
menyimak (listening skilss); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3)
keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills).
1. Mendangarkan/Menyimak
2. Membaca
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat reseptif.
Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan
merupakam satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
3. Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-
produktif. Keterampilan menulis sama halnya dengan keterampilan berbicara
karena penulis secara aktif memproduksi ide-ide, informasi-informasi, dengan
bahasa yang dapat dimengerti oleh si pembaca.
1. Defenisi Menyimak
Defenisi menyimak yang lebih rinci dikemukakan oleh Tarigan (1990:98), yakni
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
bahasa lisan.
2. Proses Menyimak
Menyimak adalah suatu proses. Proses itu terdiri dari tahap-tahap, yakni:
1. Mendengar
2. Mengidentifikasi
3. Menginterpretasi
4. Memahami
5. Menilai
6. Menanggapi
3. Tujuan Menyimak
1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
6. Meningkatkan kemampuan berbicara
B. Jenis-Jenis Menyimak
Menyimak berdasarkan tujuan memiliki banyak jenis bergantung apa yang ingin
dicapai dari kegiatan menyimak tersebut.
Menyimak berdasarkan intensitas bertujuan untuk menangkap pesan atau isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara melalui ujaran.
BAB III
BAB IV
HAKIKAT MEMBACA
A. Defenisi Membaca
B. Tujuan Membaca
C. Aspek Membaca
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu
keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman.
D. Proses Membaca
Membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
(Hodgson dalam Tarigan, 1985:7). Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara
kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi,
dan dampak bacaan itu.
BAB V
MEMBACA CEPAT
Membaca cepat dan efektif yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dan
harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kemampuan teknik membaca
cepat. Manfaat tersebut adalah memilah informasi penting atau tidak, menguasai
informasi dengan cepat, dan meningkatkan pemahaman.
Pola dasar membaca cepat bisa dikatakan sebagai modal utama bagi seseorang
untuk melakukan teknik membaca cepat. Beberapa pola dasar dalam membaca antara
lain menangkap dan mengenali kata, mengenali kelompok kata, fiksasi, dan gerakan
mata.
Teknik membaca cepat ada tiga jenis yaitu teknik scanning, teknik skimming,
dan previewing.
1. Metode kosakata
2. Metode motivasi
3. Metode gerak mata
BAB VI
TEKNIK MEMBACA
Teknik melompati (skipping) untuk langsung ke sasaran yang kita cari itu
disebut skanning.
C. Teknik SQ3R
BAB VII
MEMBACA KRITIS
1. Keterampilan menginterpretasi
2. Keterampilan menganalisis
3. Keterampilan menginferensi
4. Keterampilan mengevaluasi
5. Keterampilan mengeksplanasi
6. Keterampilan meregulasi diri.
BAB VIII
PROSEDUR KLOSE
A. Metode Klose
Terdapat dua fungsi utama dari prosedur klose, pertama sebagai alat untuk
mengukur tingkat keterbacaan dan sebagai alat ajar.
BAB IX
A. Tingkat Keterbacaan
Grafik bacaan yang diperkenalkan Fry ini merupakan formula yang dianggap
relatif baru dan mulai di publikasikan pada tahun 1977 dalam majalah “Journal of
Reading”.
BAB I
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. Keterampilan Berbahasa
TERAMPIL BERBICARA
BAB III
Berbicara sebagai pewara atau dalam istilah populer lazim dinamakan master
caremony (MC) dan membawa/memandu suatu acara.Tugas seorang pewara dapat
dikatakan penyiap, pengonsep, pengatur sekaligus pengendali jalannya suatu acara
yang sudah diskenariokan atau disusun rangkaian acaranya terlebih dahulu.
Sebagai pewara, anda harus tampil rapi dan pantas dengan busana yang sopan.
Tampilkan rasa percaya diri namun tetap rendah hati, kuncinya kuasai diri, kuasai
materi acara, kuasai situasi agar tetap dalam kendali’.
BAB IV
Karya tulis akademik adalah karya tulis yang dibuat dengan menggunakan
kaidah ilmiah dan disajikan secara ilmiah. Karya tulis akademik juga dikenal sebagai
karya ilmiah atau tulisan akademis (academic writing). Karya tulis akademik
memiliki beberapa ciri, yaitu:
Karya tulis akademik biasanya ditulis oleh akademisi perguruan tinggi, dosen,
dan mahasiswa. Beberapa contoh karya tulis akademik, yaitu: Buku, Makalah,
Kertas kerja, Artikel, Tugas akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian.
BAB VI
A. Definisi Surat
Surat adalah sarana komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak lain yang
saling berkepentingan. Rumusan lain tentang surat dapat dikemukakan bahwa, surat
adalah sehelai kertas bertulis atau lebih yang memuat suatu bahan komunikasi berupa
pemberitahuan, permohonan, undangan, dll. yang disampaikan seseorang kepada
orang pihak lain, baik atas nama pribadi maupun karena kedudukannya dalam suatu
organisasi, instansi, atau perusahaan. Dalam praktik surat-menyurat senantiasa ada
informasi/ pesan yang disampaikan; ada pihak pengirim dan penerima informasi/
pesan; atau media yaitu tulisan-kertas bertulis. Surat menyurat akan terjadi bila
minimal ada dua pihak yang saling berkepentingan.
B. Fungsi Surat
BAB VII
Proposal dan laporan kegiatan adalah dokumen yang berisi informasi, ide, atau
rekomendasi yang ditujukan kepada khalayak tertentu. Keduanya sering digunakan
dalam lingkungan bisnis, akademis, atau teknis. Proposal kegiatan adalah rencana
kegiatan yang ditulis dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Proposal
kegiatan dibuat sebelum kegiatan dilaksanakan untuk mendapatkan izin atau mencari
sponsor. Proposal kegiatan biasanya ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait
dengan kegiatan tersebut, seperti kepala sekolah, pihak yang menjamin keamanan,
sponsor, atau pihak yang berkepentingan lainnya.
Laporan kegiatan adalah tulisan yang berisi hasil pengolahan data dan
informasi dalam bentuk dokumen pendek, tajam, dan ringkas. Struktur penulisan
laporan terdiri dari pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, dan kesimpulan.
Keterampilan Membaca
1. Pendahuluan
Membaca merupakan aktivitas yang sangar kompleks yang melibatkan
faktor fisik dan faktor mental. Para ahli mengalami kesulitan untuk
mendefinisikan kegiatan membaca. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya
aktivitas yang terjadi pada saat membaca. Namun, Kridalaksana (1984:94)
mengemukakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk mengambil informasi
dari teks, baik berupa gambar-gambar maupun media tulis dan juga kombinasi
dalam bentuk lambang-lambang grafik dan perubahan menjadi wicara bermakna
dalam bentuk pemahaman secara diam-diam ataupun keras-keras. Jadi, membaca
tidak hanya sekadar membaca tulisan berupa teks, tetapi juga gambar ataupun
grafik juga dapat dibaca Berdasarkan gambar yang tertulis, pembaca bisa
memeroleh informasi yang tersirat dalam gambar ataupun grafik melalui
pemahaman membaca menjadi sebuah aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua
orang baik siswa maupun masyarakat umum. Keterampilan membaca yang
memadai wajib dimiliki oleh pembaca, karena kemampuan membaca yang
memadai akan memudahkan pembaca anak memahami bacaan pembaca sudah
dapat memahami isi bacaan yang dibacanya, keinginan penulis untuk memberikan
informasi kepada pembaca melalui bacaan dapat dikatakan sudah berhasil
2. Tujuan Membaca
Di samping itu, ada juga pembaca yang bertujuan memeroleh informasi secara umum,
secara mendetail, atau untuk memeroleh informasi tertentu saja.
1. Aspek Sensori
Proses membaca dimulai dengan kesan sensori visual. Kesan sensori visual diperoleh
melalui penangkapan simbol-simbol grafis dengan indra penglihatan. Kegiatan ini
merupakan aspek sensori proses membaca. Dalam kegiatan ini, pembaca mengamati
serangkaian simbol grafis yang digunakan dalam teks.
2. Aspek Persepsi
Aspek persepsi adalah sebuah kegiatan menginterprentasi kesan sensori yang sudah
masuk ke otak. Dalam kegiatan ini, pembaca memprose dan mengorganisasikan data
senson visual yang berasal dari halaman tulis berdasarkan latar belakang dan
pengetahuan serta pengalaman Individunya
3. Aspek Urutan
Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikut rangkaian tulisan
yang tersusun secara linier, logis, dan sistematis menurut kaidah-kaidah gramatika.
Dalam kegiatan ini, pembaca harus mengatur gerak mata untuk mengikuti ialur
tulisan.
4. Aspek Pengalaman
Aspek pengalaman merupakan aspek yang penting dalam proses membaca. Dalam
hal ini, pembaca menggunakan latar belakang pengalaman dalam kegiatan pemberian
makna terhadap rangkaian tulisan yang tertera dalam halaman cetakan. Artinya, latar
belakang pengalaman dipakai sebagai dasar untuk memaknai rangkaian tulisan yang
dibaca: Pembaca yang memiliki latar belakang pengalaman ya banyak, lebih mungkin
mengembangkan pemahaman dan konsep- konsep kata yang dihadapi pada waktu
membaca dibandingkan dengan yang memiliki pengalaman yang kurang
5. Aspek Berpikir
Aspek berpikir dalam proses membaca berkenaan dengan aktivitas mental berpikir.
Akivitas berpikir diperlukan dalam membaca, dan membaca merupakan suatu
aktivitas berpikir.
6. Aspek Belajar
Aspek belajar dalam kegiatan membaca merupakan kegiatan mengingat sesuatu yang
sudah pernah dipelajari dan meramunya dengan ide-ide dan fakta baru yang dijumpai
dalam teks bacaan.
7. Aspek Asosiasi
8. Aspek afektif
4. Teknik Membaca
Seorang pembaca, kadang-kadang tidak membaca seluruh isi wacana tulis Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya keinginan memeroleh semua informasi yang ada dalam
teks. Sebaliknya, pembaca hanya ingin memeroleh informasi tertentu saja. Oleh karna
itu, pembaca akan memilih bagian-bagian teks tertentu yang dibacanya. Melalui
teknik baca pilih, pembaca memilih bahan-bahan bacaan yang dianggap relavan atau
sesuai dengan informasi yang dikehendaki.
Teknik baca lompat berkaitan dengan teknik baca pilih. Hal ini disebabkan oleh
pembaca memilih bagian-bagian teks yang perlu dibacanya. Ada kemungkinan dia
melompati bagian teks yang dibacanya
Baca lompat merupakan teknik membaca yang banyak digunakan oleh pembaca yang
mahir: Dalam hal ini, pembaca tidak membaca secara keseluruhan teks dari awal
sampai akhir. Pembaca melampaui bagian-bagian yang dianggap tidak relevan
dengan tujuan membacanya, dan melompat pada bagian-bagian yang ada
hubungannya dengan folus informasi yang ditetapkan sebelumnya
Teknik baca layap akan digunakan oleh pembaca, apabila pembaca ingin menemukan
isi umum suatu bacaan secara cepat Pada saat melayap, pembaca hanya berusaha
menemukan gambaran umum secara keseluruhan suatu bacaan Rincian informasi
tidak diperlukan dalam membaca layap. Teknik baca layap sering digunakan ketika
pembaca bermaksud menilai kadar kesukaran atau kemudahan materi bacaan, ada-
tidaknya informasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk memeroleh
gambaran umumnya terlebih dahulu.
6. Baca Reseptif
7. Baca Responsif
Model membaca responsif adalah model membaca yang dilakukan oleh pembaca
ketika ia ingin merefleksi gagasan, konsep, atau ide penalis Model membaca
responsif disebut juga dengan model membaca kritis Model membaca ini menuntur
berbagai macam keterampilan membaca untuk dapat merangkum isi bacaan,
menganalisis, dan akhirnya menilai gagasan yang ditemukan dalam bacaan.
1. Faktor dalam meliputi hal-hal seperti kompetensi bahasa, yaitu sesuatu yang
diketahui pembaca tentang bahasa yang dipakai penulis. Hal lain yang termasuk
faktor dalam adalah minat yaitu keteracuhan pembaca terhadap berbagai topik yang
terdapat di dalam bacaan Motivasi juga termasuk faktor dalam, yaitu faktor-faktor
yang mendorong untuk melakukan aktivitas baca
Unsur sifat lingkungan baca meliputi faktor-faktor kegiatan yang dilakukan guru
pada waktu sebelum, ketika, dan sesudah membaca untuk membantu tiga siswa dalam
memahami isi teks Jadi, faktor dalam (kompetensi bahasa, minat, motivasi) dan
faktor luar (unsur dalam bacaan dan sifat lingkungan baca) diri pembaca berpengaruh
terhadap kemampuan seorang pembaca dalam memahami bacaan.
BAB III
1. Dari aspek isi bab, pada kedua buku tersebut cocok dibaca bagi yang ingin
mempelajari lebih mendalam mengenai Keterampilan Membaca dikarenakan di
dalam buku tersebut ada beberapa topik yang harus dipelajari dan dipahami dengan
baik dan benar dalam menguasai hal-hal yang terdapat pada bacaan seperti pengertian
Membaca, Tujuan Membaca, Inti makna Membaca.
2. Dari aspek layout, tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font pada
kedua buku tersebut cukup bagus dan paragraf antar paragraf juga sangat rapi serta
penggunaan huruf sudah mudah dipahamin dan dimengerti untuk dibaca.
3. Dari aspek tata kebahasaan, buku utama dan buku pembanding sudah baik dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada.
2. Didalam Buku Pembanding Penggunaa bahasa yang cukup sulit untuk ditelaah
membuat pembaca harus sedikit berfikir keras tentang isi dari buku ini.
3. Didalam buku utama terdapat kalimat yang tidak nyambung dengan kalimat.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya peranan bahasa bagi kehidupan manusia. Bahasa adalah ciri utama
manusia yang merupakan bagian dari susunan sosial suatu masyarakat. Bahasa
merupakan kendaraan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan sastra. Bahasa tidak
hanya sekedar bagian dari kita, tetapi bahasa menentukan siapa kita. Bahasa tersebut
tidak pernah berpikir tentang makna sebenarnya dari suatu kalimat, dan tidak
mempertimbangkan unsur situasi dan konteks sebagai faktor penentu makna suatu
ucapan atau kalimat mereka menganggap bahwa unsur-unsur makna, situasi, dan
konteks terlalu rumit dan tidak dapat dijangkau untuk diteliti melalui teori mereka.
faktor penentu makna suatu ucapan atau kalimat mereka menganggap bahwa unsur-
unsur makna, situasi, dan konteks terlalu rumit dan tidak dapat dijangkau untuk
diteliti melalui teori mereka.
3.2 Saran
Penyusun juga menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun kami harap dapat
membantu dalam pengembangan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
University Press.
Febriana Ika, M.Pd. Dra. Rosmaini, M.Pd. (2024). “Keterampilan Bahasa Reseptif”.
Medan. Unimed Press.
Nurjamal Daeng, M.Pd. Riadi Darwis, M.Pd. Warta Sumirat, M.Pd. (2017).
"Terampil
Rahardi. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Pergiouan Tinggi. Jakarta: Erlangga
Santoso, Puji, Dkk, 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Simpen. I Wayan, 2008. Pelangi Bahasa Indonesi. Denpasar Bali: Pustaka Larasan