CBR Keterampilan Bahasa Reseptif-1

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 31

CRITICAL BOOK REVIEW

KETERAMPILAN BAHASA RESEPTIF

OLEH :

Nama : Stephanie Clarabela

Nim : 2243111090

Mata Kuliah : Keterampilan Bahasa Reseptif

Dosen Pengampu : Ika Febriana, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa dan hidayatnya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report yang berjudul “Keterampilan Bahasa
Reseptif” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah pembelajaran keterampilan bahasa reseptif. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan bahasa bagi
pembaca. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu Ika Febriana, M.Pd. Selaku
dosen mata kuliah pembelajaran keterampilan bahasa reseptif. Ucapan terimakasih
juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Medan, 4 September 2024

Penulis

Stephanie Clarabela
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
1.5 Identitas Buku ...................................................................................... 3
BAB II RINGKASAN ISI BUKU…............................................................... 4
2.1 Buku Utama ........................................................................................ 4
2.2 Buku Pembanding ...............................................................................12
2.3 Buku Pembanding 2 ............................................................................ 17
BAB III PENILAIAN ISI BUKU..................................................................... 24
3.1 Kelebihan Buku Utama dan Buku Pembanding.................................. 24
3.2 Kekurangan Buku Utama dan Buku Pembanding............................... 24
BAB IV PENUTUP …...................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 25
4.2 Saran .................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu unsur identitas bangsa Indonesia. Istilah bahasa
tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut setiap saat selalu kita
dengar, baca, atau digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
Begitu seringnya kita menggunakan istilah bahasa sehingga membuat kita lupa untuk
memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu. Bahasa Indonesia terdiri
dari beragam bahasa, suku, ras, agama, budaya. Setiap daerah memiliki bahasa
daerahnya masing-masing, oleh karena itu ketika kita berada di tengah-tengah suatu
lingkungan masyarakat yang berasal dari berbagai penjuru daerah mereka
menggunakan beberapa ragam bahasa daerah yang tidak kita pahami sama sekali.
Namun di samping itu mereka juga harus menjadi warga negara Indonesia yang baik.

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek
reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Berbagai
kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang mampu
mengikatnya yaitu bahasa. Keterampilan berbahasa memiliki dua unsur yaitu unsur
logika dan linguistik, berbeda dengan keterampilan berpikir hanya memiliki satu
unsur yaitu logika. Unsur logika terdiri atas diksi, pembentukan kata, pembentukan
kalimat, fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara, serta ejaan untuk menulis.

Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, namun tidak semua
memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Kemampuan seseorang dalam berpikir
dan berbahasa sebenarnya bisa diberdayakan, yaitu dengan melakukan usaha/aktivitas
atau keterampilan yaitu melatih diri kita untuk terampil. Kemampuan ialah
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik,
sedangkan keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil dan cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah hasil
terakhir adanya aktivitas atau usaha (keterampilan), sedangkan keterampilan adalah
sebuah proses aktivitas atau usaha usaha untuk menentukan hasil yang akan diperoleh
(kemampuan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang didapat ialah:

1. Apakah isi dari buku utama?


2. Apakah perbedaan buku utama dengan buku pembanding?
3. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan isi buku?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan critical book report ini adalah :

1. Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang


disajikan oleh buku.
2. Untuk mengajarkan mahasiswa mengulas atau menelaah isi buku.
3. Untuk melatih mahasiswa agar mampu membandingkan buku yang satu
dengan buku yang lainnya.

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan critical book report ini adalah :

1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.


2. Untuk menambah wawasan tentang keterampilan bahasa reseptif.
3. Menumbuhan kekreatifan berpikir dan menelaah isi buku.
1.5 Identitas Buku

Buku Utama

Judul : Keterampilan Bahasa Reseptif

Edisi :-

Pengarang : Dra. Rosmaini, M.Pd.

Ika Febriana, M.Pd.

Penerbit : Unimed Press

Kota Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2024

ISSBN :-

Buku Pembanding 1

Judul : Terampil Berbahasa

Edisi :-

Pengarang : Daeng Nurjamal, M.Pd.

Warta Sumirat, M.Pd.

Riady Darwis,M.Pd.

Penerbit : ALFABETA

Kota Terbit : Bandung

Tahun Terbit : 2024


ISSBN : 978-602-8800-78-5

Buku Pembanding 2

Judul : Keterampilan Berbahasa Indonesia

Edisi : Bahasa Indonesia

Pengarang : Prof. I Nyoman Suandi, M.Pd.

Prof. I Nengah Suandi, M.Hum.

Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd.

Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada

Kota Terbit : Depok

Tahun Terbit : 2018

ISSBN : 978-623-514-070-4
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku Utama ( Keterampilan Bahasa Reseptif )

BAB 1
HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

A. Defenisi Hakikat Berbahasa

Bahasa pada Pada hakikat nya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia
secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas, 2005:3).
Sementara itu menurut Harun Rasyid, Mansyur dan Suratno (2009:126). Bahasa
merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunaannya, sebagai tanda yang
menyimpulkan suatu tujuan. Keterampilan berbahasa merupakan suatu patokan utama
siswa dalam mempelajari pembelajaran bahasa. Menurut Tarigan (2013:1)
keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu 1) keterampilan
menyimak (listening skilss); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3)
keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills).

B. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu


mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

Empat jenis keterampilan berbahasa :

1. Mendangarkan/Menyimak

Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat


reseptif. Menyimak merupakan proses kegiatan dalam mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi dengan tujuan memperoleh informasi.
1. Berbicara
Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi berbicara, yaitu
interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan kepada orang lain.

2. Membaca
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat reseptif.
Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan
merupakam satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.

3. Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-
produktif. Keterampilan menulis sama halnya dengan keterampilan berbicara
karena penulis secara aktif memproduksi ide-ide, informasi-informasi, dengan
bahasa yang dapat dimengerti oleh si pembaca.

C. Keterampilan Antaraspek Keterampilan Berbahasa

1. Hubungan Berbicara dengan Menyimak

2. Hubungan Menyimak dengan Membaca

3. Hubungan Membaca dengan Menulis

4. Hubungan Menulis dengan Berbicara


BAB II

HAKIKAT KETERAMPILAN MENYIMAK

A. Defenisi, Proses, dan Tujuan Menyimak

1. Defenisi Menyimak

Defenisi menyimak yang lebih rinci dikemukakan oleh Tarigan (1990:98), yakni
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
bahasa lisan.

2. Proses Menyimak

Menyimak adalah suatu proses. Proses itu terdiri dari tahap-tahap, yakni:

1. Mendengar
2. Mengidentifikasi
3. Menginterpretasi
4. Memahami
5. Menilai
6. Menanggapi

3. Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak adalah seperti berikut yaitu menyimak untuk tujuan:

1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
6. Meningkatkan kemampuan berbicara
B. Jenis-Jenis Menyimak

1. Menyimak berdasarkan tujuan

Menyimak berdasarkan tujuan memiliki banyak jenis bergantung apa yang ingin
dicapai dari kegiatan menyimak tersebut.

2. Menyimak berdasarkan intensitas

Menyimak berdasarkan intensitas bertujuan untuk menangkap pesan atau isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara melalui ujaran.

BAB III

TINGKAT KEMAMPUAN DAN TEKNIK KETERAMPILAN MENYIMAK

A. Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar

Menyimak atau dalam kurikulum sekolah digunakan istilah mendengarkan,


dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu kegiatan berbahasa yang sangat
penting karena melalui menyimak kita dapat memperoleh informasi untuk menambah
wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan

B. Kemampuan Menyimak Tingkat Lanjut

Kemampuan menyimak lanjut tergolong menjadi tiga jenis, yaitu menyimak


kritis, menyimak kreatif, dan menyimak eksploratif.

C. Teknik Pembelajaran Menyimak

1. Teknik ulang-ucap (Menirukan)


2. Teknik informasi beranting
3. Teknik satu mulut satu kelas
4. Teknik satu rekaman satu kelas
5. Teknik group cloze
6. Teknik simak libat cakap
7. Teknik parafase
8. Teknik simak bebas libat cakap

BAB IV
HAKIKAT MEMBACA

A. Defenisi Membaca

Menurut Henry Guntur Tarigan (1985:2) membaca adalah proses pemerolehan


pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan. Membaca pada hakikat
nya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan tetapi, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguisik,
dan metakognitif.

B. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memeperoleh


informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan.

C. Aspek Membaca

Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu
keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman.

D. Proses Membaca

Membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
(Hodgson dalam Tarigan, 1985:7). Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara
kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi,
dan dampak bacaan itu.
BAB V

MEMBACA CEPAT

A. Defenisi Membaca Cepat

Membaca cepat dan efektif yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dan
harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan.

B. Manfaat Membaca Cepat

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kemampuan teknik membaca
cepat. Manfaat tersebut adalah memilah informasi penting atau tidak, menguasai
informasi dengan cepat, dan meningkatkan pemahaman.

C. Pola Dasar Membaca Cepat

Pola dasar membaca cepat bisa dikatakan sebagai modal utama bagi seseorang
untuk melakukan teknik membaca cepat. Beberapa pola dasar dalam membaca antara
lain menangkap dan mengenali kata, mengenali kelompok kata, fiksasi, dan gerakan
mata.

D. Teknik Membaca Cepat

Teknik membaca cepat ada tiga jenis yaitu teknik scanning, teknik skimming,
dan previewing.

E. Metode Mengukur Kecepatan Membaca

Beberapa contoh metode dalam mengembangkan kecepatan membaca adalah :

1. Metode kosakata
2. Metode motivasi
3. Metode gerak mata
BAB VI
TEKNIK MEMBACA

A. Teknik Membaca Sekilas

Membaca sekilas (skimming) bukan sekedar menyapu halaman buku,


melainkan suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien, untuk mendapatkan berbagai tujuan membaca,
misalnya mengenali topik bacaan, mengetahui pendapat orang, mendapat kan bagian
penting yang kita perlu membaca seluruhnya, mengetahui organisasi tulisan, urutan
ide pokok, dan penyegaran.

B. Teknik Membaca Skaning

Teknik melompati (skipping) untuk langsung ke sasaran yang kita cari itu
disebut skanning.

C. Teknik SQ3R

SQ3R merupakan kependekan dari Survei, Question, Read, Recite, dan


Review. Metode ini dikemukakan oleh Francis P.Robinson tahun 1941.

BAB VII

MEMBACA KRITIS

A. Hakikat Membaca Kritis

Membaca kritis merupakan proses membaca yang dilakukan untuk memahami


secara mendalam informasi yang terkandung dalam bacaan, baik informasi tersurat
dari pesan tertulis, maupun maksud terselubung yang berada di balik teks.
B. Keterampilan Membaca Kritis

Keterampilan membaca kritis dapat dibagi menjadi enam tingkatan secara


berjenjang, yakni:

1. Keterampilan menginterpretasi
2. Keterampilan menganalisis
3. Keterampilan menginferensi
4. Keterampilan mengevaluasi
5. Keterampilan mengeksplanasi
6. Keterampilan meregulasi diri.

BAB VIII
PROSEDUR KLOSE

A. Metode Klose

Metode yang dipandang paling berhasil dalam pembelajaran membaca adalah


prosedur klose. Selain dapat dipergunakan sebagai alat untuk pengajaran membaca
juga untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Metode ini diperkenalkan
oleh Wilston Taylor (1953) yang berasar dari istilah “Clozure” suatu istilah dari ilmu
jiwa Gestalt. Konsepnya menjelaskan tentang kecenderungan orang yang
menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap, secara mental menjadi satu kesatuan
yang utuh, melihat bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan.

B. Fungsi Prosedur Klose

Terdapat dua fungsi utama dari prosedur klose, pertama sebagai alat untuk
mengukur tingkat keterbacaan dan sebagai alat ajar.
BAB IX

FORMULA KETERBACAAN FRY DAN RAYGOR

A. Tingkat Keterbacaan

Keterbacaan merupakan alih bahasa dari readability. Jadi keterbacaan


mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu bahan bacaan tertentu
oleh pembaca.

B. Formula Keterbacaan Fry: Grafik Fry

Grafik bacaan yang diperkenalkan Fry ini merupakan formula yang dianggap
relatif baru dan mulai di publikasikan pada tahun 1977 dalam majalah “Journal of
Reading”.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding 1

BAB I

KETERAMPILAN BERBAHASA

A. Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi


dengan menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan
berbahasa ini meliputi kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu dan memahami
apa yang disampaikan oleh orang lain. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua,
yaitu keterampilan berbahasa lisan dan tulis. Keterampilan berbahasa lisan meliputi
menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca
dan menulis. Keempat keterampilan ini saling berhubungan dan menunjang satu sama
lain. Keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif adalah mendengarkan dan
membaca, sedangkan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif adalah
berbicara dan menulis.
BAB II

TERAMPIL BERBICARA

Keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran,


gagasan, dan perasaan melalui kata-kata atau bunyi-bunyi artikulasi. Seseorang
dikatakan terampil berbicara jika mampu memilih bunyi-bunyi bahasa secara tepat,
baik kata, kalimat, tekanan, dan nada. Keterampilan berbicara penting karena menjadi
modal untuk meraih kesuksesan dalam berbagai situasi sosial dan profesional.
Keterampilan berbicara yang baik juga membantu orang lain dan diri sendiri
memahami informasi dengan lebih cepat dan akurat.

Beberapa indikator keterampilan berbicara di antaranya:

1. Pengucapan konsonan dan vokal yang benar


2. Intonasi suara yang jelas, seperti pemenggalan kata, nada, dan kecepatan
berbicara
3. Ketepatan ucapan
4. Beberapa teknik berbicara di depan publik yang dapat dilakukan, di antaranya:
5. Persiapkan diri dengan matang
6. Kuasai bahasa tubuh
7. Gunakan cerita yang menarik
8. Gunakan visual yang mendukung
9. Gunakan intonasi suara yang variatif
10.Latihan dan umpan balik

BAB III

TERAMPIL MEMANDU ACARA

A. Menjadi Pewara/MC Handal

Berbicara sebagai pewara atau dalam istilah populer lazim dinamakan master
caremony (MC) dan membawa/memandu suatu acara.Tugas seorang pewara dapat
dikatakan penyiap, pengonsep, pengatur sekaligus pengendali jalannya suatu acara
yang sudah diskenariokan atau disusun rangkaian acaranya terlebih dahulu.

B. Tips Kreatif Pewacara/MC

Sebagai pewara, anda harus tampil rapi dan pantas dengan busana yang sopan.
Tampilkan rasa percaya diri namun tetap rendah hati, kuncinya kuasai diri, kuasai
materi acara, kuasai situasi agar tetap dalam kendali’.

BAB IV

TERAMPIL MEMODERATORI ACARA

Moderator acara harus memiliki beberapa keterampilan, di antaranya:

1. Menguasai topik: Moderator harus menguasai topik yang akan dibahas.


2. Mampu memahami posisi: Moderator harus mampu memahami posisi.
3. Sikap tenang tetapi tetap tegas: Moderator harus memiliki sikap yang tenang
tetapi tetap tegas.
4. Mampu mencairkan suasana: Moderator harus mampu mencairkan suasana.
5. Mampu menjaga pandangan fokus: Moderator harus mampu menjaga
pandangan fokus.
6. Mampu menyampaikan suara jelas: Moderator harus mampu menyampaikan
suara jelas dengan nada bicara yang tepat.
7. Mampu tampil menarik: Moderator harus mampu tampil menarik.
8. Moderator juga memiliki beberapa tugas, di antaranya:
9. Memperkenalkan para pembicara
10. Memastikan para pembicara mematuhi jadwal
11. Mengajukan dan memoderasi pertanyaan
12. Memastikan pembicaraan berjalan sesuai dengan topik yang dibahas
13. Menciptakan ide atau topik baru agar diskusi tetap hidup dan dinamis
14. Menyampaikan tata tertib sebelum acara
15. Memberikan peringatan kepada anggota diskusi yang menyalahi aturan
BAB V

KARYA TULIS AKADEMIK

Karya tulis akademik adalah karya tulis yang dibuat dengan menggunakan
kaidah ilmiah dan disajikan secara ilmiah. Karya tulis akademik juga dikenal sebagai
karya ilmiah atau tulisan akademis (academic writing). Karya tulis akademik
memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Ditulis secara sistematis


2. Ditulis berdasarkan penalaran yang logis
3. Tulisan didukung oleh data yang objektif
4. Objektif, yakni ditulis atau dibukukan untuk individu atau kelompok tertentu
5. Argumentasi teori yang benar, sahih dan relevan
6. Mengaitkan argumentasi empirik dengan teoretis

Karya tulis akademik biasanya ditulis oleh akademisi perguruan tinggi, dosen,
dan mahasiswa. Beberapa contoh karya tulis akademik, yaitu: Buku, Makalah,
Kertas kerja, Artikel, Tugas akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian.

BAB VI

PENGETAHUAN DAN CONTOH PRAKTIS SURAT MENYURAT

A. Definisi Surat

Surat adalah sarana komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak lain yang
saling berkepentingan. Rumusan lain tentang surat dapat dikemukakan bahwa, surat
adalah sehelai kertas bertulis atau lebih yang memuat suatu bahan komunikasi berupa
pemberitahuan, permohonan, undangan, dll. yang disampaikan seseorang kepada
orang pihak lain, baik atas nama pribadi maupun karena kedudukannya dalam suatu
organisasi, instansi, atau perusahaan. Dalam praktik surat-menyurat senantiasa ada
informasi/ pesan yang disampaikan; ada pihak pengirim dan penerima informasi/
pesan; atau media yaitu tulisan-kertas bertulis. Surat menyurat akan terjadi bila
minimal ada dua pihak yang saling berkepentingan.

B. Fungsi Surat

Fungsi surat dalam kehidupan bermasyarakat antara lain dapat dirumuskan


sebagai alat komunikasi, alat bukti autentik, alat bukti histories, duta-wakil, pedoman
pelaksanaan tugas, dan sebagai pengikat-pemandu berpikir. Agar diperoleh gambaran
agak lengkap berikut ini penjelasan satu per satu secara ringkas.

BAB VII

PROPOSAL DAN LAPORAN KEGIATAN

Proposal dan laporan kegiatan adalah dokumen yang berisi informasi, ide, atau
rekomendasi yang ditujukan kepada khalayak tertentu. Keduanya sering digunakan
dalam lingkungan bisnis, akademis, atau teknis. Proposal kegiatan adalah rencana
kegiatan yang ditulis dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Proposal
kegiatan dibuat sebelum kegiatan dilaksanakan untuk mendapatkan izin atau mencari
sponsor. Proposal kegiatan biasanya ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait
dengan kegiatan tersebut, seperti kepala sekolah, pihak yang menjamin keamanan,
sponsor, atau pihak yang berkepentingan lainnya.

Laporan kegiatan adalah tulisan yang berisi hasil pengolahan data dan
informasi dalam bentuk dokumen pendek, tajam, dan ringkas. Struktur penulisan
laporan terdiri dari pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, dan kesimpulan.

2.3 Ringkasan buku pembanding 2 (Keterampilan Berbahasa Indonesia)

 Keterampilan Membaca

1. Pendahuluan
Membaca merupakan aktivitas yang sangar kompleks yang melibatkan
faktor fisik dan faktor mental. Para ahli mengalami kesulitan untuk
mendefinisikan kegiatan membaca. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya
aktivitas yang terjadi pada saat membaca. Namun, Kridalaksana (1984:94)
mengemukakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk mengambil informasi
dari teks, baik berupa gambar-gambar maupun media tulis dan juga kombinasi
dalam bentuk lambang-lambang grafik dan perubahan menjadi wicara bermakna
dalam bentuk pemahaman secara diam-diam ataupun keras-keras. Jadi, membaca
tidak hanya sekadar membaca tulisan berupa teks, tetapi juga gambar ataupun
grafik juga dapat dibaca Berdasarkan gambar yang tertulis, pembaca bisa
memeroleh informasi yang tersirat dalam gambar ataupun grafik melalui
pemahaman membaca menjadi sebuah aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua
orang baik siswa maupun masyarakat umum. Keterampilan membaca yang
memadai wajib dimiliki oleh pembaca, karena kemampuan membaca yang
memadai akan memudahkan pembaca anak memahami bacaan pembaca sudah
dapat memahami isi bacaan yang dibacanya, keinginan penulis untuk memberikan
informasi kepada pembaca melalui bacaan dapat dikatakan sudah berhasil

2. Tujuan Membaca

Tujuan membaca setiap orang berbeda-beda Tujuan membaca yang berbeda-


beda ini berkaitan dengan keburuhan, kondisi dan situasi membaca (Sudiana, 2007:
60). Walaupun demikian, secara umum tujuan orang membaca adalah untuk
memperoleh informasi dari suatu teks tulis Berdasarkan jenis informal, ada tiga
tujuan membaca, yaitu tujuan membaca referensial tujuan membaca melektual, dan
tujuan membaca antuk kesenangan (White 1986)

1. Tujuan membaca referensial berkenaan dengan tujuan memeroleh informasi yang


berupa fakta yang ada di lingkungan untuk menambah wawasan atau pengetahuan
yang bersifat faktual
2. Tujuan membaca intelektual berkenaan dengan tujuan memeroleh informasi yang
dapat meningkatkan daya intelektual

3. Tujuan membaca untuk kesenangan berkenaan dengan tujuan memeroleh


informasi yang dapat menyenangkan diri pembaca

Di samping itu, ada juga pembaca yang bertujuan memeroleh informasi secara umum,
secara mendetail, atau untuk memeroleh informasi tertentu saja.

3. Proses Membaca Proses membaca melibatkan sejumlah aktivitas, baik yang


meliputi kegiatan mental maupun fisik. Proses membaca sendiri atas delapan aspek
(Burns dan Roc, 1980)

1. Aspek Sensori

Proses membaca dimulai dengan kesan sensori visual. Kesan sensori visual diperoleh
melalui penangkapan simbol-simbol grafis dengan indra penglihatan. Kegiatan ini
merupakan aspek sensori proses membaca. Dalam kegiatan ini, pembaca mengamati
serangkaian simbol grafis yang digunakan dalam teks.

2. Aspek Persepsi

Aspek persepsi adalah sebuah kegiatan menginterprentasi kesan sensori yang sudah
masuk ke otak. Dalam kegiatan ini, pembaca memprose dan mengorganisasikan data
senson visual yang berasal dari halaman tulis berdasarkan latar belakang dan
pengetahuan serta pengalaman Individunya

3. Aspek Urutan

Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikut rangkaian tulisan
yang tersusun secara linier, logis, dan sistematis menurut kaidah-kaidah gramatika.
Dalam kegiatan ini, pembaca harus mengatur gerak mata untuk mengikuti ialur
tulisan.
4. Aspek Pengalaman

Aspek pengalaman merupakan aspek yang penting dalam proses membaca. Dalam
hal ini, pembaca menggunakan latar belakang pengalaman dalam kegiatan pemberian
makna terhadap rangkaian tulisan yang tertera dalam halaman cetakan. Artinya, latar
belakang pengalaman dipakai sebagai dasar untuk memaknai rangkaian tulisan yang
dibaca: Pembaca yang memiliki latar belakang pengalaman ya banyak, lebih mungkin
mengembangkan pemahaman dan konsep- konsep kata yang dihadapi pada waktu
membaca dibandingkan dengan yang memiliki pengalaman yang kurang

5. Aspek Berpikir

Aspek berpikir dalam proses membaca berkenaan dengan aktivitas mental berpikir.
Akivitas berpikir diperlukan dalam membaca, dan membaca merupakan suatu
aktivitas berpikir.

6. Aspek Belajar

Aspek belajar dalam kegiatan membaca merupakan kegiatan mengingat sesuatu yang
sudah pernah dipelajari dan meramunya dengan ide-ide dan fakta baru yang dijumpai
dalam teks bacaan.

7. Aspek Asosiasi

Aspek asosiasi dalam membaca berkenaan dengan kegiatan menghubungkan simbol-


simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna. Kemampuan mengasosiasi yang perlu
dikuasai oleh seorang pembaca adalah kemampuan memahami asosiasi antara
rangkaian.

8. Aspek afektif

berkenaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran, dan


menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca
Berdasarkan kelelapan aspek tersebut, dapat disinpulkan bahwa dalam proses
membaca, pembaca melalui berbagai tahap melibatkan bertiga aspek. Salah satu
aspek yang ada dalam kepitan membaca adalah pek pengalaman. Pengalaman
merupakan salah satu kunci dalam membaca agar dapat memberi makna dalam
rangkaian tulisan yang dibacanya Aspek pengalaman merupakan aspek penting dalam
proses membaca karena pengalaman menjadi latar belakang pembaca dalam
membaca Pembaca yang memiliki latar belakang pengalaman yang banyak dan
beragam, lebih mungkin mengembangkan pemahaman konsep-konsep kata yang
dihadapi pada waktu membaca dibanding dengan yang memiliki pengalaman yang
kurang. Hal tersebut berarti bahwa pengalaman yang dimiliki atau latar belakang
pembaca dalam membaca dapat dikatakan sebagai skemata yang dimiliki oleh
pembaca.

4. Teknik Membaca

Tujuan membaca yang berbeda-beda mensyaratkan penggunaan teknik-teknik


membaca yang berbeda-beda pula. Penyesuaian teknik membaca dengan tujuan
membaca menyebabkan membaca menjadi efisien Teknik membaca yang
dikembangkan adalah sebagai berikut (Sudiana, 2007),

1. Membaca untuk Menemukan Informasi (Search Reading)

Dalam membaca untuk menemukan informasi, pembaca berusaha menemukan


informasi untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk
menemukan informasi secara cepat pembaca akan menggunakan petunjuk-petunjuk
yang ada dalam buku yang dibaca, seperti daftar isi, indeks, dan glosarium. Petunjuk
informasi halaman yang ada dalam daftar isi dan indeks akan membantu pembaca
menemukan informasi tertentu yang diperlukan. Kalau dalam buku yang dibaca berisi
glosarium, pembaca dapat menemukan dengan cepat informasi pengertian tentang
inilah tertentu yang digunakan dalam buku
2. Baca Pilih (Selecting)

Seorang pembaca, kadang-kadang tidak membaca seluruh isi wacana tulis Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya keinginan memeroleh semua informasi yang ada dalam
teks. Sebaliknya, pembaca hanya ingin memeroleh informasi tertentu saja. Oleh karna
itu, pembaca akan memilih bagian-bagian teks tertentu yang dibacanya. Melalui
teknik baca pilih, pembaca memilih bahan-bahan bacaan yang dianggap relavan atau
sesuai dengan informasi yang dikehendaki.

3. Baca Lompat (Shipping)

Teknik baca lompat berkaitan dengan teknik baca pilih. Hal ini disebabkan oleh
pembaca memilih bagian-bagian teks yang perlu dibacanya. Ada kemungkinan dia
melompati bagian teks yang dibacanya

Baca lompat merupakan teknik membaca yang banyak digunakan oleh pembaca yang
mahir: Dalam hal ini, pembaca tidak membaca secara keseluruhan teks dari awal
sampai akhir. Pembaca melampaui bagian-bagian yang dianggap tidak relevan
dengan tujuan membacanya, dan melompat pada bagian-bagian yang ada
hubungannya dengan folus informasi yang ditetapkan sebelumnya

4. Baca Layap (Skimming)

Teknik baca layap akan digunakan oleh pembaca, apabila pembaca ingin menemukan
isi umum suatu bacaan secara cepat Pada saat melayap, pembaca hanya berusaha
menemukan gambaran umum secara keseluruhan suatu bacaan Rincian informasi
tidak diperlukan dalam membaca layap. Teknik baca layap sering digunakan ketika
pembaca bermaksud menilai kadar kesukaran atau kemudahan materi bacaan, ada-
tidaknya informasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk memeroleh
gambaran umumnya terlebih dahulu.

5. Baca Tetap (Scanning)


Dengan teknik ini, orang dapat membaca dengan cepat dan memusatkan perhatian
pada bagian bacaan yang berisi informasi Fokus yang telah ditentukan dan membaca
bagian teetentu dengan lebih teliti sehingga informasi fokus ditemukan dengan tepat,
dan dipahami dengan benar

6. Baca Reseptif

Penggunaan model membaca ini dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat


tentang sesuatu yang ingin disampaikan penulis Membaca reseptif diperlukan apabila
orang ingin mengetahui bahkan bacaan sampai pada hal-hal yang sangat rinci. Untak
mendapatkan informasi secara mendetail, pembaca kadang-kadang perlu membaca
secara berulang- ulan

7. Baca Responsif

Model membaca responsif adalah model membaca yang dilakukan oleh pembaca
ketika ia ingin merefleksi gagasan, konsep, atau ide penalis Model membaca
responsif disebut juga dengan model membaca kritis Model membaca ini menuntur
berbagai macam keterampilan membaca untuk dapat merangkum isi bacaan,
menganalisis, dan akhirnya menilai gagasan yang ditemukan dalam bacaan.

5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemahaman Bacaan

Faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman bacaan dapat diklasifikasikan menjadi


dua kategori, yaitu faktor dalam dan faktor luar (Nurhadi, 1987),

1. Faktor dalam meliputi hal-hal seperti kompetensi bahasa, yaitu sesuatu yang
diketahui pembaca tentang bahasa yang dipakai penulis. Hal lain yang termasuk
faktor dalam adalah minat yaitu keteracuhan pembaca terhadap berbagai topik yang
terdapat di dalam bacaan Motivasi juga termasuk faktor dalam, yaitu faktor-faktor
yang mendorong untuk melakukan aktivitas baca

2. Faktor luar dapat diklasifikasikan atas dua subkategori, yaitu unsur-unsur


dalam bacaan dan lingkungan baca. Unsur dalam bacaan meliputi faktor keterbacaan,
yaitu faktor yang berhubungan dengan tingkat kesuksesa bacaan dan faktor organisasi
teka.

Unsur sifat lingkungan baca meliputi faktor-faktor kegiatan yang dilakukan guru
pada waktu sebelum, ketika, dan sesudah membaca untuk membantu tiga siswa dalam
memahami isi teks Jadi, faktor dalam (kompetensi bahasa, minat, motivasi) dan
faktor luar (unsur dalam bacaan dan sifat lingkungan baca) diri pembaca berpengaruh
terhadap kemampuan seorang pembaca dalam memahami bacaan.
BAB III

PENILAIAN ISI BUKU

A. Kelebihan Buku Utama dan Buku Pembanding

1. Dari aspek isi bab, pada kedua buku tersebut cocok dibaca bagi yang ingin
mempelajari lebih mendalam mengenai Keterampilan Membaca dikarenakan di
dalam buku tersebut ada beberapa topik yang harus dipelajari dan dipahami dengan
baik dan benar dalam menguasai hal-hal yang terdapat pada bacaan seperti pengertian
Membaca, Tujuan Membaca, Inti makna Membaca.

2. Dari aspek layout, tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font pada
kedua buku tersebut cukup bagus dan paragraf antar paragraf juga sangat rapi serta
penggunaan huruf sudah mudah dipahamin dan dimengerti untuk dibaca.

3. Dari aspek tata kebahasaan, buku utama dan buku pembanding sudah baik dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada.

B. Kekurangan Buku Utama dan Buku Pembanding

1. Didalam Buku utama banyak menggunakan bahasa asing yang dapat


membuatpara pembaca tidak mengetahui arti dari kata bahasa asing tersebut.

2. Didalam Buku Pembanding Penggunaa bahasa yang cukup sulit untuk ditelaah
membuat pembaca harus sedikit berfikir keras tentang isi dari buku ini.

3. Didalam buku utama terdapat kalimat yang tidak nyambung dengan kalimat.
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pentingnya peranan bahasa bagi kehidupan manusia. Bahasa adalah ciri utama
manusia yang merupakan bagian dari susunan sosial suatu masyarakat. Bahasa
merupakan kendaraan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan sastra. Bahasa tidak
hanya sekedar bagian dari kita, tetapi bahasa menentukan siapa kita. Bahasa tersebut
tidak pernah berpikir tentang makna sebenarnya dari suatu kalimat, dan tidak
mempertimbangkan unsur situasi dan konteks sebagai faktor penentu makna suatu
ucapan atau kalimat mereka menganggap bahwa unsur-unsur makna, situasi, dan
konteks terlalu rumit dan tidak dapat dijangkau untuk diteliti melalui teori mereka.
faktor penentu makna suatu ucapan atau kalimat mereka menganggap bahwa unsur-
unsur makna, situasi, dan konteks terlalu rumit dan tidak dapat dijangkau untuk
diteliti melalui teori mereka.

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling
berhubungan, namun menulislah hal yang paling utama. Perbedaan utama antara
menulis dan berbicara yaitu orang yang menulis lebih berani daripada orang yang
banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai
berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih mengandalkan daya orasi daripada
literasi

3.2 Saran
Penyusun juga menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun kami harap dapat
membantu dalam pengembangan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Yusni Khairul. 2005. Bahasa Indonesia: Pemahaman Dasar-Dasar Bahasa


Indonesia. Yogyakarta. Atap Buku.

Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Chaer. Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta Rineka Cipta

Febriana Ika, M.Pd. Dra. Rosmaini, M.Pd. (2024). “Keterampilan Bahasa Reseptif”.
Medan. Unimed Press.

Nurjamal Daeng, M.Pd. Riadi Darwis, M.Pd. Warta Sumirat, M.Pd. (2017).
"Terampil

Berbahasa". Bandung: Alfabeta.

Rahardi. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Pergiouan Tinggi. Jakarta: Erlangga

Santoso, Puji, Dkk, 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD. Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.

Simpen. I Wayan, 2008. Pelangi Bahasa Indonesi. Denpasar Bali: Pustaka Larasan

Tarigan, Henry Guntur. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy