0% found this document useful (0 votes)
29 views25 pages

Total Quality Management Di Radio Gen FM

Disusun Oleh Kelompok 4: Salsabila Qatrun Nada (072011633003) Dennys Ananda Maulidina (072011633022) Angelique Patricia (072011633030) Muhammad Esa Ardiansyah (072011633038) Rizqi Nur Muhammad (072011633041) Anggia Ayu Ragita Pramesty (072011633049) Ayu Eka Rahmadhani Putri (072011633050) Lulu Artha Anjani (072011633052) Nadya Ananda Tri Anugrah Putri (072011633054) Muhammad Iqbal Sujana Sahudi (072011633058) Annisa Kusumawardhani (072011633067)
Copyright
© Public Domain
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
29 views25 pages

Total Quality Management Di Radio Gen FM

Disusun Oleh Kelompok 4: Salsabila Qatrun Nada (072011633003) Dennys Ananda Maulidina (072011633022) Angelique Patricia (072011633030) Muhammad Esa Ardiansyah (072011633038) Rizqi Nur Muhammad (072011633041) Anggia Ayu Ragita Pramesty (072011633049) Ayu Eka Rahmadhani Putri (072011633050) Lulu Artha Anjani (072011633052) Nadya Ananda Tri Anugrah Putri (072011633054) Muhammad Iqbal Sujana Sahudi (072011633058) Annisa Kusumawardhani (072011633067)
Copyright
© Public Domain
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 25

LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


DI RADIO GEN FM SURABAYA

Dosen Pengampu:
Dr. Koko Srimulyo, Drs., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Salsabila Qatrun Nada (072011633003)
Dennys Ananda Maulidina (072011633022)
Angelique Patricia (072011633030)
Muhammad Esa Ardiansyah (072011633038)
Rizqi Nur Muhammad (072011633041)
Anggia Ayu Ragita Pramesty (072011633049)
Ayu Eka Rahmadhani Putri (072011633050)
Lulu Artha Anjani (072011633052)
Nadya Ananda Tri Anugrah Putri (072011633054)
Muhammad Iqbal Sujana Sahudi (072011633058)
Annisa Kusumawardhani (072011633067)

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Praktek Kuliah Lapangan
terkait Mata Kuliah Total Quality Management.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam Terlaksananya PKL khususnya Radio Gen FM yang
berada dibawah naungan PT Mahaka Media, yang telah bersedia menjadi sumber
informasi. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak lainnya.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Laporan ini.
Kami berharap semoga Laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, 24 November 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi seluruh elemen dalam organisasi dituntut untuk
memperbaiki diri agar dapat bersaing dalam tingkat global. Perbaikan dalam suatu
organisasi diperlukan agar organisasi tersebut dapat terus menjadi organisasi yang
berkelanjutan (going concern). Setiap organisasi tentunya memiliki strategi tersendiri
untuk mampu bertahan dengan segala perubahan yang ada. Salah satu strategi yang
dapat diterapkan menurut Kaynak (2003) adalah Total Quality Management (TQM).
TQM didefinisikan sebagai sebuah filosofi manajemen holistik yang mengupayakan
perbaikan secara terus menerus dalam semua fungsi organisasi dan dapat dicapai jika
konsep kualitas total digunakan dari perolehan sumber daya ke layanan pelanggan
setelah penjualan.
Larina (2015) menjelaskan bahwa TQM memungkinkan untuk memprediksi
prospek dimasa depan, kemudian memecahkan masalah yang mungkin terjadi, dan
menemukan cara untuk mencapainya. TQM menurut Ejionueme (2015) adalah sebuah
filosofi manajemen dan praktik yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya
manusia dan material dari setiap organisasi dengan cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan organisasi. Sehingga dalam penerapan Total Quality Management
(TQM), tujuan akhir sebuah organisasi adalah suatu sistem perbaikan terus menerus
untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi hal utama dalam
sebuah organisasi maupun perusahaan karena pelanggan yang nanti akan menikmati
produk maupun jasa yang dihasilkan suatu perusahaan.
Keberhasilan suatu produk maupun jasa yang dihasilkan tidak terlepas dari
karyawan yang bekerja didalamnya maupun kualitas produk yang dihasilkan. Untuk
perusahaan yang beroperasi menghasilkan suatu jasa, suatu perusahaan akan
memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas pelayanan tersebut dapat
dihasilkan dari karyawan yang bekerja maksimal demi memberikan kualitas pelayanan
yang baik kepada pelanggan. Berdasarkan penjelasan tersebut, TQM dapat menjadi
salah satu strategi yang tepat untuk mencapai hal tersebut. Sehingga kualitas pelayanan
yang maksimal dapat dihasilkan dari kualitas kerja seorang karyawan.
Berbagai platform informasi yang ada salah satunya adalah radio, siapa yang tak
tahu terkait alat komunikasi informatif yang satu ini. Kebutuhan akan informasi bukan
hanya di Indonesia tapi juga masyarakat dunia sangatlah beragam, setiap media
informasi memiliki karakteristik nya masing-masing. Namun memiliki satu kesamaan
yaitu memberikan informasi sekaligus sebagai sarana untuk mengiklankan suatu produk
maupun jasa. Era modern ini kebutuhan terkait informasi sangat lah penting, bahkan
sudah menjadi kebutuhan di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia.
Kebutuhan tersebut bisa diperoleh melalui berbagai media, seperti TV, surat kabar,
bahkan radio.
Di era modernisasi dengan globalisasi seperti sekarang ini, eksistensi radio
seolah terpinggirkan. Radio sebagai mana yang punya rekam jejak menakjubkan pada
masa awal kemerdekaan, era demokrasi terpimpin, hingga Orde Baru, kini perannya
seolah mati suri oleh kehadiran Media Televisi, Internet, hingga Telepon Seluler
(Mobile Media). Namun demikian, beberapa inovasi dan strategi kreatif terus yang
dilakukan oleh para penggiat radio, media radio ini kini mampu kembali menyapa
konsumennya yang masih tersisa. Terutama dengan kecepatan informasi yang dipunyai
radio, para pekerja/karyawan dan pelajar di beberapa kota besar tetap menikmati siaran
radio.
Radio 103,1 Gen FM ini adalah radionya anak muda, musiknya hits, update,
menghibur, seru, dll. Oleh karena itu Gen FM berada pada nomor 6 dari keseluruhan
radio yang ada di surabaya, dengan banyak pendengar aktif sebanyak 358.000 orang.
103,1 Gen FM adalah media radio yang selalu memutarkan lagu hits 24 jam nonstop
selama 7 hari dalam seminggu, dengan program programnya yang kreatif dan inovasi.
Untuk weekdays (senin – jumat) program Gen FM dimulai dari pagi hari jam 06:00 –
10:00 dimulai dari program Semangat Pagi dengan gimmick andalannya Salah
Sambung, TopLes (topik woles), dan Karjo (Karaoke Jowo), di lanjut GenZ, kemudian
GENerator, GANAS, dan Gen Asoy di jam 21:00 – 23:00. Setelah semua program
selesai dilanjut dengan memutarkan Musik Mix sampai dengan jam 06:00 lagi.
Sebagai radio yang menjadi nomor satu di segmentnya dalam industri radio, Gen
FM dianggap tidak mampu mempertahankan pendengar weekendnya. Meskipun Gen
FM adalah radio yang menjadi nomor 1 di segmentnya. Sejak Gen FM memasuki
persaingan dalam industri radio yang jumlah pendengarnya menurun di weekend , Gen
FM tetap menjadi pilihan di benak pendengarnya sebagai radio yang mewakili radio
anak muda namun tidak berdampak terhadap jumlah pendengar di weekend. Hingga saat
ini Gen FM masih menjadi pilihan pertama untuk mendengarkan radio, terutama ketika
ingin mendengarkan lagu di radio. Mendengarkan lagu hits pendengar Surabaya
langsung teringat Gen FM.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana implementasi focus customer oleh Radio Gen FM Surabaya
berdasarkan konsep Total Quality Management?
2. Bagaimana implementasi aspek continuous improvement berdasarkan konsep
Total Quality Management yang diterapkan oleh Radio Gen FM Surabaya?
3. Bagaimana pemberdayaan sumber daya manusia oleh Radio Gen FM Surabaya
berdasarkan konsep Total Quality Management?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana penerapan focus customer oleh Radio
Gen FM Surabaya berdasarkan konsep Total Quality Management.
2. Memahami alur implementasi aspek continuous improvement berdasarkan
konsep Total Quality Management yang diterapkan oleh Radio Gen FM
Surabaya.
3. Memahami dan mengidentifikasi aspek pemberdayaan sumber daya manusia
oleh Radio Gen FM Surabaya berdasarkan konsep Total Quality Management.

I.4 Manfaat
I.4.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana penerapan focus
customer di Radio Gen FM Surabaya berdasarkan konsep Total Quality
Management.
b. Bagi Peneliti
Penulis semakin memahami bagaimana aspek focus customer, continuous
improvement, dan pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh
Radio Gen FM Surabaya.
c. Bagi Masyarakat
Hasil praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan
peengembangan sumber ilmu pengetahuan dalam bidang Total Quality
Management dan bidang-bidang terkait lainnya.

I.4.2 Manfaat Akademis


a. Hasil praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi diri penulis
untuk memperdalam keilmuan dan pengalaman yang telah diperoleh di bangku
perkuliahan.
b. Sebagai wujud peningkatan kreativitas dan pengetahuan tentang implementasi
dan kasus konkrit terkait bidang Total Quality Management.

I.4.3 Manfaat Teoritis


a. Hasil praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan
sumber rujukan bagi penulis lainnya terutama terkait dengan bidang Total
Quality Management.
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1 Profil Instansi


Gen 103.1 FM Surabaya merupakan stasiun radio yang berdiri sejak 10 Maret
2010. Stasiun radio ini pada awalnya bernama Camar FM, sebelum akhirnya
diakuisisi oleh Mahaka Radio Integra menjadi Gen 103.1 FM Surabaya. Lokasi
studio Gen FM Surabaya terletak di Gedung Graha Pena Lt, 7 Unit 709J I. Ahmad
Yani 88 Surabaya.
Gen FM Surabaya adalah stasiun radio yang bertajuk “Generasi Suara Musik
Indonesia”. Tajuk tersebut dibuktikan melalui aktivitas Gen FM Surabaya yang
selalu memutar lagu-lagu Indonesia selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Hal ini
juga sebagai bentuk apresiasi dan dukungan Gen FM Surabaya kepada musisi-musisi
Indonesia.
Gen FM Surabaya yang bertujuan menjadi “Teman Terbaik Buat Kamu” bukan
hanya memutar lagu-lagu yang enak dan terseleksi, namun juga menghadirkan
konten-konten seru setiap hari, mulai dari pagi hingga malam hari. Selain itu, ada
banyak lagi inovasi-inovasi produk yang dilakukan oleh Gen FM Surabaya. Dengan
segala usahanya, Gen FM mampu menjadi stasiun radio yang tetap digemari oleh
para pelanggan hingga saat ini, utamanya oleh para pelanggan dari usia remaja.

II.2 Visi
Radio Gen FM berada di bawah naungan PT Mahaka Media, sehingga visinya
sebagai berikut:
“Menjadi perusahaan media terintegrasi yang terdepan di Indonesia”

II.3 Misi
Radio Gen FM berada di bawah naungan PT Mahaka Media, sehingga misinya
sebagai berikut:
“Menciptakan serta mendistribusikan informasi dan hiburan kepada konsumen
secara terintegrasi”
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Fokus Pelanggan (Focus Customer)


Tugas utama dari sebuah institusi Total Quality Management (TQM) adalah
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Organisasi yang unggul menurut
Peters (1989) adalah organisasi yang dapat menjaga hubungan dengan pelanggannya
dan memiliki obsesi terhadap mutu. Mereka mengakui bahwa perkembangan sebuah
institusi bersumber pada kesesuaian layanan institusi dengan kebutuhan pelanggan.
Mutu harus sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Fokus pada pelanggan
menurut International Standard Organization ialah top manajemen harus menjamin
persyaratan/keinginan pelanggan yang ditetapkan dan dipenuhinya tujuan meningkatkan
kepuasan pelanggan. Whiteley (1991) mengemukakan karakteristik organisasi yang
sukses dalam membentuk fokus pada pelanggan, yaitu:

1. Visi, Komitmen, dan Suasana


Pelanggan merupakan aspek penting bagi organisasi, organisasi memiliki
komitmen besar terhadap kepuasan pelanggan, dan kebutuhan pelanggan lebih
diutamakan dari kebutuhan internal organisasi. Salah satu cara untuk menunjukkan
komitmen itu adalah menjadikan fokus pada pelanggan sebagai faktor utama dalam
pertimbangan meningkatkan kesuksesan sebuah organisasi maupun institusi.
Pelanggan utama atau target pasar utama Gen FM Surabaya yaitu semua orang
yang memiliki jiwa muda, jadi radio ini menciptakan suasana jiwa muda yang dapat
dijangkau segala usia. Radio Gen FM sendiri sebenarnya bukan radio anak muda, tetapi
Gen FM berfokus kepada pelanggan dan pendengar di usia berapapun yang memiliki
jiwa muda atau spirit muda. Di industri media sendiri ada ada target segmented untuk
mengetahui rata-rata usia tertentu untuk dituju agar mudah diakumulasikan. Pada setiap
bulannya Gen FM selalu membuat laporan mengenai pelanggan yang mendengarkan
radio ini, berdasarkan laporan yang diperoleh yaitu pelanggan Gen FM Surabaya berada
pada kisaran usia 18 hingga 45 tahun. Kisaran usia yang dijangkau termasuk cukup luas
yaitu mulai remaja, dewasa hingga orang tua juga ikut mendengarkan Radio Gen FM
ini.
“Target pendengar kami adalah semua orang sebetulnya, tapi yang berjiwa
muda. jadi itu mungkin kesan yang ditangkap oleh Rizqi dan kawan-kawan “tuh
Gen FM ini muda ya…” gitu. Tapi kami bukan radio anak muda sebetulnya, tapi
kami radio yang berjiwa muda.” (Narasumber: Fafa)

2. Penjajaran dengan Pelanggan


Organisasi yang bersifat customer driven yaitu menyesuaikan dengan perubahan
selera pelanggan mensejajarkan dirinya dengan para pelanggan. Hal ini tercermin dalam
beberapa hal, yaitu :
a) Pelanggan berperan sebagai penasihat dalam penjualan barang dan pelayanan,
b) Pelanggan tidak pernah dijanjikan sesuatu yang lebih daripada yang dapat
diberikan,
c) Pegawai memahami atribut produk yang paling dihargai pelanggan, dan
d) Masukan dan umpan balik dari pelanggan dimasukkan dalam proses
pengembangan produk atau pelayanan.
Radio Gen FM ini selalu berusaha mensejajarkan diri dengan pelanggan, mulai
dari segi usia maupun kelas ekonomi. Mereka selalu berusaha berada di tengah-tengah
agar seluruh kalangan dapat menjangkau pasar Gen FM, sehingga membuat Gen FM ini
memiliki daya beli. Gen FM selalu berusaha untuk menjangkau klien agar tertarik
dengan Gen FM yang mendominasi jiwa muda sehingga mampu menciptakan daya beli

“Cuma kalau namanya industri, itu pasti ada sudut pandang bisnis yang
kami pikirkan, dan bagaimana caranya itu bisa bergerak, dan bagaimana
caranya bisa menarik, menarik untuk klien adalah bagaimana kami e…
membuat di segmentasi ekonomi tertentu cenderung lebih mendominasi gitu.
Karna kalau lebih mendominasi otomatis punya daya beli. Sehingga klien
kalau mau beriklan di kita, mereka pede, oh ya pendengar Gen FM ini
mungkin usianya masih muda-muda mungkin gitu...” (Narasumber: Fafa)

3. Kemauan untuk Mengidentifikasi dan Mengatasi Permasalahan Pelanggan


Organisasi yang bersifat customer driven selalu berusaha untuk mengidentifikasi
dan mengatasi permasalahan para pelanggannya. Hal ini tercermin dalam hal, yaitu :
a) Keluhan pelanggan dipantau dan dianalisa,
b) Selalu mengupayakan adanya umpan balik dari pelanggan, dan
c) Organisasi berusaha mengidentifikasi dan menghilangkan proses,
prosedur, dan sistem internal yang tidak menciptakan nilai bagi
pelanggan.
Gen FM selalu mengikuti dan peduli akan apa yang pelanggan dan pendengar
rasakan saat ini, mereka selalu berusaha mengikuti perubahan-perubahan yang ada agar
tetap eksis di pendengarnya. Gen FM juga selalu berusaha beradaptasi dengan
perubahan yang ada agar dapat diterima oleh para pendengar. Mereka mendengar
argumen-argumen mengenai radio ini, maupun mencari informasi mengenai apa saja
yang sedang dialami para pendengarnya untuk membuat Gen FM ini menjadi lebih
menarik bagi pendengar serta pelanggannya.

“Jadi perubahan yang terjadi di industri radio adalah sekarang menjadi lebih,
lebih aware dengan behavior pendengarnya, itu sih Qi mungkin…"
(Narasumber: Fafa)

4. Memanfaatkan Informasi dari Pelanggan


Organisasi yang bersifat customer driven tidak hanya mengumpulkan umpan
balik dari pelanggan, tetapi juga menggunakan dan menyampaikannya kepada semua
pihak yang membutuhkan dalam rangka melakukan perbaikan. Pemanfaatan informasi
pelanggan ini tercermin dalam hal, yaitu
a) Semua pegawai memahami bagaimana pelanggan menentukan kualitas,
b) Pegawai pada semua level diberi kesempatan untuk bertemu dengan
pelanggan,
c) Pegawai mengetahui siapa yang menjadi pelanggan sesungguhnya,
d) Organisasi memberikan informasi yang membantu terciptanya harapan
realistis kepada para pelanggan, prinsip dasarnya ialah janjikan apa yang
bisa diberikan, tetapi berikan lebih dari yang dijanjikan, dan
e) Pegawai dan manajer memahami kebutuhan dan harapan pelanggan.
Gen FM mengambil informasi yang didapatkan dari pendengar sebagai
pembahasan didalam radionya, hal ini akan menarik para pendengar karena apa yang
mereka rasakan sesuai dengan yang disampaikan oleh Gen FM. Para pendengar
biasanya ingin dimengerti mengenai kejadian senang maupun sedih yang mereka alami
telah disampaikan dengan baik pada radio Gen FM.
"Jadi apasih, apasih yang relate dengan pendengar kami saat ini, misal e…
kemaren, kalian pasti ngerasain ramenya ticket war-nya Blackpink kan kemaren
kan? Dan itu terjadi di kami. Dan itu bener-bener terjadi di kami gitu loh. Jadi
saya, bahkan saya, program director saya, e… pokoknya tim saya lah, intinya
sama semua tim saya itu, kami semua ikutan ticket war, bener-bener ikutan
ticket war. Jadi kaya, itu kan satu hal yang relate ya, dengan apa yang terjadi
saat itu.” (Narasumber: Fafa)

5. Mendekati para Pelanggan


Berdasarkan pendekatan TQM, tidak cukup bila organisasi hanya pasif dan
menunggu umpan balik yang disampaikan oleh pelanggannya. Berbagai bidang yang
kompetitif menuntut pendekatan yang lebih aktif. Mendekati pelanggan berarti
melakukan hal-hal yaitu:
a) Memudahkan pelanggan untuk menjalankan bisnis,
b) Berusaha untuk mengatasi semua keluhan pelanggan, dan
c) Memudahkan pelanggan dalam menyampaikan keluhannya, misalnya
melalui telepon, surat, dan datang langsung.
Gen FM menyediakan banyak media untuk menyampaikan keluh kesah maupun
komplain para pendengarnya, pelanggan bisa saja menyampaikan keluh kesah kepada
KPID, datang langsung ke lokasi maupun platform media sosial milik Gen FM. Untuk
media sosial Gen FM memiliki banyak platform seperti Instagram, WhatsApp serta
telepon secara langsung juga bisa dilakukan dan akan diterima dengan baik oleh
mereka. Gen FM selalu berusaha membuat pendengar dan pelanggan merasa nyaman
agar meningkatkan kepuasan pelanggan.

“Dan kebetulan kami media massa dan milik public yang pastinya ada
peraturan perundang-undangan yang berlaku kan. Dan pengawasnya kan ada
di kami yaitu KPID. Saya sudah dipanggil dua kali, tapi untungnya saya
berteman baik dengan beliau-beliaunya jadi biasanya pendengar complainnya
melalui mereka. Dan kami menanggapi melalui panggilan tersebut. Kalau
complain langsung dari pendengar itu biasanya ada telepon, dm Instagram, wa,
pokoknya semua akses komunikasi itu pasti ada. Biasanya complainnya tuh lagu
lah, penyiar, konten. Seperti ada yang complain masalah lagu, ya solusinya saya
take down. Karena pendengar kit aitu adalah orang yang harus kita service kan
meski hanya 1 orang. Dan meskipun hanya 1 tapi jika tidak nyaman dengan
kita, kita harus menjaga mereka nyaman dengan kita.” (Narasumber: Fafa)

6. Kemampuan, Kesanggupan, dan Pemberdayaan Pegawai


Pegawai diperlukan sebagai profesional yang memiliki kemampuan dan
diberdayakan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri dalam melakukan hal-hal
yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini berarti
setiap pegawai memahami produk atau jasa yang mereka tawarkan dan kebutuhan
pelanggan yang berkaitan dengan produk atau jasa tersebut. Ini juga berarti bahwa
pegawai diberi sumber daya dan dukungan yang diperlukan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Para tim kreatif Gen FM berusaha melihat apa kebutuhan dari pelanggan dan
pendengar, ide yang nantinya dituangkan dapat menjadi wadah aspirasi. Mereka
menampung kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pendengar untuk dijadikan sebuah
ide konten yang nantinya akan dipertimbangkan untuk direalisasikan. Hal ini akan
meningkatkan ketertarikan pendengar bahwa aspirasi mereka berusaha untuk didengar
dan ditampung oleh radio Gen FM.

“iya, terakhir mungkin dari saya, mungkin temen-temen bisa tanya juga, eee…
untuk menyediakan sebuah konten, emmm… tim kreatif dari Gen FM sendiri
eee… melihat apapun yang terjadi atau apapun yang dibutuhkan atau Gen FM
sendiri membuat suatu wadah aspirasi bahwa “ini loh bikin konten kayak gini,
enak, bikin konten kayak gini hype nih” atau seperti apa gitu, jadi ada wadah
untuk menampung itu atau emang rekan-rekan dari tim kreatis, kreatif Gen FM
itu sendiri membuat konten tersebut, kayak gitu.” (Narasumber: Fafa)

7. Penyempurnaan Produk dan Proses Secara Terus-Menerus


Organisasi yang bersifat customer driven melakukan setiap tindakan yang
diperlukan untuk secara terus-menerus memperbaiki produk atau jasa dan proses yang
menghasilkan produk/jasa tersebut. Pendekatan ini diwujudkan dalam hal, yaitu:
a) Kelompok fungsional internal bekerja sama untuk mencapai sasaran
bersama,
b) Praktik-praktik terbaik yang berkaitan dengan bidang pendidikan
dipelajari dan dilaksanakan,
c) Waktu siklus riset dan pengembangan secara terus-menerus dikurangi,
d) Setiap masalah diatasi dengan segera, dan
e) Investasi dalam pengembangan ide-ide inovatif dilakukan.
Radio Gen FM selalu berusaha menciptakan inovasi didalamnya agar tidak
tertinggal dari radio lain, adanya inovasi juga dituangkan dalam beberapa event yang
mendorong antusias para pendengar untuk mengikutinya. Selain itu untuk beberapa
masalah yang muncul akan selalu berusaha diatasi dengan cepat sesuai peraturan
perusahaan yang mereka miliki. Misalnya saja masalah pada pihak internal maka akan
coba diselesaikan dengan nasihat, konseling, hingga peringatan jika masih tetap sulit
diatasi.

“Tapi dari pertanyaan-pertanyaan dari mas rizqi jawabannya ada, ngatasinnya


gimana? pakai aturan, gampang kita kan punya peraturan perusahaan. ikutin
gak peraturannya, jadi technicalnya ada non-technicalnya ada dikasih
wejanganlah, dinasehati gak bisa, dimentoring gak bisa, dikonseling gak bisa
kasih peringatan…“ (Narasumber: Fafa)

III.2 Continuous Improvement


Continuous Improvement atau yang dalam bahasa Indonesia Perbaikan
Berkesinambungan merupakan suatu proses untuk melakukan perbaikan secara terus
menerus pada proses produksi, untuk menghasilkan hasil akhir yang terus meningkat.
Di dalam mewujudkannya diperlukan berbagai macam sumberdaya yang memadai.
Dalam praktiknya, continuous improvement memerlukan keterlibatan dan komitmen
setiap orang yang terlibat untuk mengidentifikasi dan menggunakan kesempatan
perbaikan (Asy’ari, 2018). Dalam literatur, kami mengamati bahwa alasan kegagalan
organisasi adalah kurangnya pengetahuan tentang perbaikan berkesinambungan,
kurangnya pengukuran yang tepat, dan sistem yang tindak lanjut.
Di Jepang, terdapat continuous improvement yang bernama Kaizen. Kaizen
merupakan filosofi jepang yang memfokuskan pada proses berkelanjutan dalam suatu
perusahaan bisnis. Kaizen terdiri dari dua kata yaitu “kai” berarti perbaikan dan “zen”
yang berarti baik. Jadi, Kaizen adalah usaha berkelanjutan untuk melakukan perbaikan
suatu proses yang ada pada sebuah perusahaan bisnis. Konsep ini mencontohkan bahwa
hidup kita yang mana mulai dari aktivitas dan gaya hidup kita harus berusaha untuk
melakukan perbaikan berkelanjutan, meskipun perbaikan tersebut dilakukan secara
sedikit-sedikit dan bertahap. Sasaran akhir dari konsep Kaizen adalah tercapainya kualitas,
biaya, dan distribusi. Dan kualitas adalah prioritas tertingginya.
Dalam beberapa konsep penting Kaizen, Konsep PDCA (Plan, Do, Check,
Action) sesuai dengan yang diimplementasikan oleh Gen FM, salah satunya dalam
pembentukan program GENCAR (Gen Cari Penyiar). Gen FM memiliki budaya kerja
yang diimplementasikan oleh seluruh karyawan terkait sikap kerja yang mencerminkan
nilai visi dan misi dari Gen FM. Visinya adalah “Menjadi perusahaan media
terintegrasi yang terdepan di Indonesia” dan misinya adalah “Menciptakan serta
mendistribusikan informasi dan hiburan kepada konsumen secara terintegrasi”. Dalam
praktiknya, tujuan budaya kerja Gen FM yaitu mendistribusikan informasi dan hiburan
kepada pendengar, maka dalam hal ini adanya program nyata sangat dikedepankan
dalam menyongsong informasi hiburan yang terintegrasi dan eksistensi akan semakin
berkelanjutan. Ketika ada tujuan yang ingin dicapai dengan maksimal maka perlu
dilakukan dengan prosedur yang benar. Konsep ini perlu dilakukan secara terus
menerus. Siklus PDCA merupakan prinsip dasar untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan yang penjelasannya sebagai berikut :
1) Planning, yang berarti merencanakan sesuatu yang ingin dicapai, memahami
apa yang ingin dicapai, memahami permasalahan dan memecahkan akar
permasalahannya, menciptakan solusi kreatif.
Dalam hal ini karyawan Gen FM berusaha mencapai lebih banyak target
pelanggan orang-orang yang berjiwa muda dengan ide membuat topik konten
tentang sesuatu yang sedang trend saat ini yang sifatnya berkelanjutan. Akan
tetapi, permasalahannya adalah untuk konten tersebut dibutuhkan penyiar atau
talent yang lebih expert dalam membawakannya. Karena dengan didukung
penyiar atau talent pembawa topik tersebut dapat lebih alamiah. Sehingga para
atau calon content creators (pendengar radio) bisa mendapatkan ide dan
wawasan yang lebih luas dari mendengarkan konten-konten kekinian tersebut
dari Gen FM. Dari permasalahan tersebut, karyawan Gen FM menciptakan
solusi dengan membentuk program Gen Pencari Penyiar (Gencar) untuk mencari
penyiar atau talent yang lebih expert dalam bidang konten kekinian.

Bagaimana Gen FM memproses suatu ide:

“oke, sebenarnya aspirasi itu kan tidak selalu berhubungan sama ide ya.
In ikan kalau saya ngomongnya, fokusnya kepada ide. Tapi kalau
ngomongin soal manpower, biasanya mereka ada aspirasi yang tidak
tersalurkan karena ada berbagai factor. Nah kalau di Gen FM sendiri
atau di grup kami sendiri sebenernya, kami punya human capital yang
membawahi human resource dan sebagainya, yang hubungannya dengan
pengembangan tenaga kerja di Gen FM Surabaya. Jadi peran human
capital ini adalah untuk menjembatani aspirasi dari Gen FM. Jadi,
mereka bisa menyuarakan apa saja di luar ide. Nah biasanya kalau ide,
saya biasanya ketemunya itu dalam konteks forum yang casual. Jadi
biasanya gini, staff itu biasanya berkumpul dengan orang yang selevel
dengan dia, misal driver ob mereka ngobrolnya mereka-mereka sendiri.
Jadi saya nimbrung aja gitu. Biasanya mereka lagi ngobrol soal apa
gitu, saya nimbrung aja, nyambung aja gitu, ngobrol aja gitu buat
pemanasan, buat ice breakingnya dulu supaya mereka nyaman buat
ngobrol, setelah itu mereka jadi nyaman buat cerita. Setelah itu saya
bridging ke hal-hal yang ingin saya tanyakan ke mereka. Jadi prosesnya
seperti itu, engga yang harus duduk rapat gitu. Gak semua ide harus di
realisasi karena kita harus memastikan ide itu harus dikemas sesuai
dengan yang dibutuhkan. Gak bisa kita ber ide terus harus jalan gitu,
gak semua harus diikuti. Kan kita kan punya patokan, punya pakem,
benchmark, kalau Gen FM surabaya tuh larinya harus gini nih. Jadi
kalau punya ide harus kayak gini nih, gitu. Jadi temen-temen harus bisa
mengerti bahwa di Gen FM Surabaya seperti itu. Semua diterima tapi
tidak semua harus dieksekusi. Jadi kita harus diskusikan dulu, dan yang
memberi ide pun harus bisa mengerti, kita beri pengertian biasanya.
Yang penting kan sudah beri ide. Tapi kan beride itu seperti mengasah
otak kan, akhirnya jadi terbiasa terbiasa dan ketemu tuh caranya
gimana” (Narasumber: Fafa)

Bagaimana awal mula ide proses membentuk program GENCAR:

“gimana kalo kita bikin lomba cari penyiar tuh gitu, sama sepertinya
masih banyak sih orang yang kepengen apa namanya ya, kepengen apa
namanya, eee… menyalurkan, menyalurkan hobi atau mungkin mereka
menyadari bahwa punya potensi untuk berbicara atau komunikasi
seperti penyiar gitu, terus yaudah gitu kita bikin lomba penyiar gitu
eee.., terus saya usul, gimana kalo dibikinnya model, model-model. Jadi
kita jangan ngomong penyiar ya, tapi lebih ke, lebih itu kita ke kayak
cari talent sebenernya ya, karena kan sekarang eranya era digital ya,
semua orang pengen jadi artis, ya mau jadi selebgram, mau jadi apa,
fenomena di internet, ya bisa aja, pokoknya kamu emang punya konten
atau kamu riding the wave, konten apa yang lagi happening, bikin
dengan caramu, mainin aja di platform yang lagi rame, misal TikTok yaa
kan, semua orang pokok bisa jadi artis aja gitu, kayak kemaren tuh saya
baru dapet informasi seperti bunda Carla gitu, opo wong iki gitu ya,
ternyata abis. Jjadi happening banget gitu. Akhirnya terus gimana,
pokok bikin kayak gitu, gitu aja tapi yang gampang, yang orang
gampang ngikutinnya, dia cuman ee… apa namanya cuman ngelihat “oh
caranya begini”, dia cuma tinggal ngetik apa namanya, filter kita, filter
yang kita bikinin, terus dia tinggal nge-tap, dia tinggal ngikutin aja, kita
kasih contoh, akhirnya, akhirnya dari obrolan-obrolan ide liar itu terus
muncullah GENCAR itu, ehh GENCAR gitu, karena GENCAR itu kan
vibe nya itu kayak, kayak kebersamaan dan penuh dengan spirit gitu,
dan kita pengen nunjukkin bahwa radio itu still here, still exist, dan still
got something gitu, jadi kita punya banyak hal yang bisa kita tawarkan,
kita deal dan itu yang dan GENCAR itu jadi salah satu pintunya.”
(Narasumber: Fafa)

2) Do, yang berarti melakukan apa yang sudah direncanakan, namun tidak mudah
yang dibayangkan, biasanya ada masalah yang besar dan sering berubah pada
saat-saat terakhir. Jika sudah seperti itu maka tidak bisa dilanjutkan lagi dan
harus di mulai dari awal.
Dalam hal ini, Gen FM melakukan apa yang sudah direncanakan, yaitu
dengan melaksanakan program GENCAR. Karyawan Gen FM semangat dalam
melakukan promosi program GENCAR. Program GENCAR ini mendapat
sponsor dengan mengandalkan koneksi dari head operation Gen FM Mas Fafa.
Setelah program mencapai akhir pengumuman pemenang, pemenang dari
GENCAR tersebut akan melakukan training lebih lanjut sebagai penyiar.

“Nah kek tadi, akhirnya dieksekusi lah GENCAR itu dengan, dengan apa
ngajakin temen-temen di, di platform kita follow ataupun orang-orang
yang terpapar itu untuk diikutkan GENCAR itu. Terusannya adalah saat
ini 4 pemenang GENCAR itu lagi training dan mereka juga sharing story
mereka selama training, mungkin kalo temen-temen ngikutin di sosial
medianya Gen, kalian akan capturing kok ada, ada 4 pemenang, eh 4
pemenang GENCAR, yaitu si Laras, Angel, terus Amel sama Wilson
yang dia share-share di sosial media mereka gitu, jadi kayak, kayak apa
ya post campaign lah gitu, kayak post content lah, jadi orang jadi makin
ngeh ada GENCAR dan itu memang di tahun depan ini akan ada
suprising, suprising content yang menjadi kelanjutan dari GENCAR gitu,
jadi ee.. hehehe.. karena ya syukurlah GENCAR ini kan akhirnya
disponsori, itupun juga 3 sponsor kita ini ngelihatnya kayak yang “wah
kok ini banget ya, ayolah langsung kita beli” gitu, jadi kebetulan saya
ketemu sama, sama atasan ya, jajaran atasnya dari sponsor ini gitu,
saya ngobrol, ngobrol-ngobrol “eh kita ada konten gini” mereka nanya
“lagi bikin konten apa mas di Gen FM?” “oh saya gini-gini” “oh oke
saya beli mas” jadi kayak eee… di radio itu intinya adalah gimana
caranya bikin semua orang senang gitu, jadi orang yang ngeliatnya itu
kek happy aja ngeliatnya, lucu ya, eh gini ya, akhirnya kan moga-moga
jadi kebentuk rasa ingin tahu dan ngerasa ingin terlibat ya, GENCAR
eee… iya betul, betul, jadi kami memang bermain di titik-titik kumpul
sih, di tempat yang rame, kami juga, kami juga kerjasama sama
temen-temen di pasar Tunjungan juga, jadi kayak yaaa… yaaa…
bagaimana membuat itu menjadi masif sih sebenernya? Sebenernya kan,
kan kunciannya nihh mungkin, mungkin nanti juga bisa berguna buat
temen-temen ya, someday kalian bekerja dimana atau saat ini kalian
pengen bikin apa, kalian punya konten bagus tapi kalo yang tau cuman
kalian itu rasanya sayang gitu, jadi mendingan saat kalian memang
punya konten yang bagus, gimana caranya bikin semua orang tau gitu,
yaa dan konteksnya gabisa hanya konteks secara digital gitukan, kalo
digital tu sebenernya kan dibilang unlimit juga, ya engga engga juga,
tapi kalau bisa maksimalin semua apa namanya, semua platform, jadi
digital, kemudian dia off air, jadi orang ngeliat “oh ada ini, ada itu”
yaa, jadi itu yang Gen FM lakuin itu, sehingga ya syukurlah kalau
sampe temen-temen notice ada GENCAR gitu “oh iya ada GENCAR”
(Narasumber: Fafa)

3) Checking, yang berarti mengecek hasil yang didapat dan membandingkannya


sesuai dengan yang diinginkan. Jika segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik
tidak ditemukan. Maka, keberanian, kejujuran dan kecerdasan sangat di
butuhkan untuk mengendalikan sebuah proses.
Dalam hal ini, Gen FM melakukan pengecekan hasil yang didapat dan
membandingkannya sesuai dengan yang diinginkan terhadap program dari
GENCAR. Dari melakukan checking dan evaluasi ini, karyawan Gen FM dapat
menghitung dan menetapkan target di masa depan. Jadi, dengan keberanian
karyawan Gen FM mulai bersiap membentuk program GENCAR dengan tema
dan promosi yang lebih meriah lagi di masa mendatang.

“misal bikin Gencar ya konten terakhir yg kita bikin cukup massive kan
Gencar. Aku bikin Gencar nih, tahun depan levelnya harus diatasnya ini.
Harus diatasnya yg kemaren. Misal kalo kemaren yg ikut tuh 160 org, yg
nge save berapa ribu gitu. Yg berani nge save filternya berapa ribu, yg
berani nge post 100 an, jadi ya ketawa2 juga gitu. Ini yg nge save ada
berapa ribu lho, tapi yg ikutan cuma 100 ini kemana org2 ini.”
4) Action, yang berarti menindak lanjuti dari apa yang di dapat selama pengecekan.
Dalam arti lain adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses atau
belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang tepat.
Dalam hal ini, Gen FM menetapkan standarisasi. Standarisasi merupakan
usaha bersama dalam pembentukan suatu standar sebagai upaya untuk menjaga
kualitas. Di sini Gen FM berusaha menetapkan penentuan standar tolak ukur
dari apa yang didapat selama checking terhadap program GENCAR. Belajar dari
pengalaman yang lalu di checking, akhirnya di action karyawan Gen FM dapat
melakukan standarisasi untuk menjadi lebih baik lagi.

“Jadi kayak besok kalo bikin yg nge save harus puluhan ribu atau
ratusan ribu, yg ikutan harus seribu misal gitu. Karena patokannya ada
bench mark kan gitu. Nah kayak gitu. Itu kalo di internal kita. Nah kalo
dengan radio yg lain ya kita ngukurnya gitu.” (Narasumber: Fafa)
III.3 PSDM
1) Pemberdayaan SDM
Pemberdayaan SDM berhubungan dengan upaya pengembangan diri,
yakni pengendalian internal dan praktik pemecahan masalah. Selain itu,
pemberdayaan juga merupakan proses yang inovatif dan menunjukkan
keterkaitan yang subjektif antara individu dengan lingkungannya. Dengan
demikian pemberdayaan merupakan proses sosial dan personal guna mendorong
kompetensi, kreativitas, kekuatan, dan kebebasan individu untuk bertindak
(Prijono & Pranarka, 1996). Dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan,
kompetensi, maupun kualitas SDM menjadi lebih baik, pemberdayaan SDM
dapat dilakukan dengan cara: 1) pendidikan, 2) pelatihan, 3) magang, dan 4)
kursus.
Selanjutnya, dalam praktiknya, Gen FM Surabaya untuk
mengembangkan keterampilan dan kompetensi para karyawannya diadakan
sebuah training, workshop, maupun pelatihan-pelatihan skill development
lainnya. Proses pelatihan ini dilakukan selama periode tertentu dan untuk
pelatihan yang baru saja dilakukan adalah injection training yang bertujuan
untuk pengenalan value, pengenalan positioning, yang mana tidak berfokus pada
produk saja tetapi juga manpower-nya yang juga dibutuhkan di Gen FM
Surabaya.
Forum-forum pelatihan ini nantinya dapat mengembangkan karyawan
menjadi pekerja/pribadi yang lebih baik dan berkualitas yang berguna untuk
rekan kerja masing-masing maupun perusahaan. Sehingga, meskipun karyawan
sudah tidak lagi bekerja di perusahaan, mereka tetap memiliki value di mata
orang lain.

“Karena yang kami kejar ujung-ujungnya harus punya value. PR saya


adalah bagaimana caranya semua yang di Gen FM punya value, punya
skill set, punya sesuatu yang valuable di luar sana.” (Narasumber: Fafa)

2) Employee Involvement
Employee involvement atau dikenal dengan pelibatan karyawan
merupakan salah satu prinsip total quality management (TQM) dalam proses
pemberdayaan SDM dimana seluruh karyawan akan dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam perangkat organisasi
(Bounds & Davis, 1994). Dalam proses pelibatan karyawan, peran yang tak
luput untuk terus mendorong pemikiran dan inisiatif para karyawan adalah
Human Resources. Dimana, mereka sebagai faktor penggerak untuk dapat
mengkomunikasikan maupun melatih para karyawan agar ikut terlibat.
Sehingga, tercapainya tujuan employee involvement ini secara tidak langsung
telah membuat karyawan turut andil untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasi yang terbaik dalam meningkatkan daya saing perusahaan.
Meninjau hal ini, proses keterlibatan karyawan pada perusahan Radio
Gen FM Surabaya dapat dilihat saat mereka terlibat dalam menyalurkan ide-ide
atau aspirasi yang bertujuan untuk pengembangan perusahaan maupun pihak
karyawan itu sendiri atau secara singkatnya perusahaan telah menerapkan
manajemen partisipatif. Adapun satu permasalahan apabila salah satu karyawan
enggan untuk berkontribusi dalam menyalurkan aspirasi mereka, peran Human
Capital menjadi salah satu solusi yang diperlukan untuk melakukan pendekatan
kepada pihak karyawan. Disini, Human Capital memiliki tupoksi dalam proses
untuk menjembatani aspirasi dari karyawan Gen FM Surabaya baik itu dalam
konteks yang tidak ada kaitannya dengan menyalurkan ide/inovasi.
Dalam proses pendekatannya, cara yang dilakukan tidak bertumpu pada
konteks formalitas seperti mengadakan rapat tetapi, dari pihak atasan sendiri
melakukan pendekatan dengan gaya yang casual dimana, ikut terlibat atau
bergabung dalam percakapan non-formal karyawan sebagai upaya pemanasan
agar dari pihak karyawan sendiri dapat lebih fleksibel dan lebih akrab untuk
menyampaikan aspirasinya. Kemudian, dari sinilah pihak manajemen dapat
lebih leluasa untuk bertanya secara lebih kompleks kepada karyawan.

“Biasanya mereka lagi ngobrol soal apa gitu, saya nimbrung aja,
nyambung aja gitu, ngobrol aja gitu buat pemanasan, buat ice
breakingnya dulu supaya mereka nyaman buat ngobrol, setelah itu
mereka jadi nyaman buat cerita. Setelah itu saya bridging ke hal-hal
yang ingin saya tanyakan ke mereka. Jadi prosesnya seperti itu, engga
yang harus duduk rapat gitu.” (Narasumber: Fafa).
3) Peran Pemimpin dalam Pemberdayaan SDM
Aspek kepemimpinan dalam upaya pemberdayaan SDM bertujuan untuk
menghasilkan kinerja SDM yang berkualitas dan berkompeten, maka diperlukan
seorang pimpinan yang lebih dulu mampu menunjukkan kompetensinya di
dalam pekerjaan. Sebagai seorang pemimpin, dituntut untuk mampu secara
terampil mengarahkan dan membimbing organisasi atau perusahaan ke arah
strategi baru. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pendirian atau pendapat karyawannya untuk
mencapai tujuan.
Peran pemimpin dapat dikonseptualisasikan menjadi 3 fungsi yang
secara sederhana meliputi: 1) komitmen, 2) kepemimpinan, dan 3) kemudahan.
Adanya tiga fungsi ini diperlukan untuk mengatasi hambatan dan penolakan
terhadap pengimplementasian pemberdayaan sumber daya manusia atau
perubahan pokok lainnya. Tidak hanya itu, pemimpin juga diharapkan untuk
terus berupaya melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjamin
keberhasilan penerapan konsep atau perubahan yang ada secara terus-menerus.
Dari sini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan atau leadership pada Gen
FM Surabaya sendiri berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik (be a really
good leader) dalam proses pengembangan SDM, yang kita ketahui dari adanya
karakteristik leadership yang seperti ini dapat menciptakan suasana lingkungan
perusahaan yang produktif dan juga optimal. Tentunya, untuk menciptakan
suasana ini diperlukan upaya pendekatan untuk menunjukkan bahwa pemimpin
memang mempunyai potensi untuk dapat memberdayakan para karyawannya.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengajak para karyawan
untuk berdiskusi atau mengobrol secara santai yang mana dari pihak pimpinan
berusaha untuk menciptakan suasana yang tidak kaku (creating vibes). Model
pendekatan ini sendiri bertujuan untuk membuat mereka merasa nyaman tanpa
ada tekanan dan merasa lebih mudah saat melakukan komunikasi dengan
pimpinannya. Peran pemimpin juga dapat dilihat melalui situasi dari lingkungan
karyawan tempat itu bekerja dimana, pemimpin dapat memonitoring dan
mempengaruhi karyawan untuk bisa dapat berubah bila ada karyawan yang
menciptakan citra buruk yang tidak baik terhadap kinerja perusahaan.
“Mungkin teman-teman berpikir orang kayak mas fafa ngobrolnya
dalam forum khusus gitu, dipanggilin satu-satu, diajak ngobrol
satu-satu. Habis waktu saya kalau kayak gitu. Jadi, biasanya kumpul
ngobrol.” (Narasumber: Fafa)
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Gen FM Surabaya dengan manajemen mutunya berhasil menjadi stasiun radio
yang mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan industri hiburan di Indonesia.
Untuk dapat bertahan dan bersaing di dunia industri hiburan, Gen FM senantiasa
melakukan perbaikan, perubahan, dan peningkatan pada semua fungsi organisasi
dengan strategi Total Quality Management (TQM), yang kemudian dapat berpengaruh
positif pada kepuasan pelanggan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek manajemen fokus
pelanggan, continuous improvement, dan pengembangan sumber daya manusia.
Pada aspek manajemen fokus pelanggan, Gen FM telah berupaya mengikuti atau
melakukan penyesuaian terhadap zaman dan pendengarnya, sehingga pelanggan merasa
nyaman dan puas menikmati produk yang dihasilkan oleh Gen FM. Lalu pada aspek
manajemen continuous improvement, Gen FM memiliki budaya kerja yang
diimplementasikan oleh seluruh karyawan terkait sikap kerja yang mencerminkan nilai
visi dan misi dari Gen FM, budaya kerja tersebut mendorong adanya upaya untuk
melakukan perbaikan berkelanjutan dan membangun kepekaan dalam melihat masalah
yang ada lingkungan organisasi. Kemudian pada aspek manajemen pengembangan
sumber daya manusia, Gen FM terus melakukan pengembangan terhadap karyawan di
setiap fungsi organisasi untuk dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas diri mereka
pada bidang yang dikuasainya, yakni dengan memberikan training kepada setiap
sumber daya manusia yang potensial dengan mengirimkannya ke suatu pelatihan dan
pembelajaran tertentu.

IV.2 Saran
Setelah melaksanakan observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber
dari lokasi yang telah diambil. Adapun saran dari penulis antara lain:
1. Penelitian baik secara kuantitatif dan kualitatif mengenai manajemen mutu dari
Gen FM Surabaya perlu untuk dilakukan
2. Gen FM Surabaya dapat menjadi salah satu organisasi yang bisa dicontoh oleh
perusahaan radio lain dalam hal manajemen sumber daya manusianya.
3. Gen FM dapat menjadi tempat magang yang menarik bagi para mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, M. (2018). Continuous Quality Improvement Dalam TQM. Jurnal Quality


Management System, 11, 1–10.
Bhuiyan and Baghel. (2005). A theory of continuous improvement, designed to facilitate
learning and innovation between the for-profit and the not-for- profit sectors.
1–35.
Bounds, G. & Davis, K. (1994). Beyond Total Quality Management: Toward the
Emerging Paradigm. New York: McGraw-Hill.
Cardenas-cristancho, D., Monticolo, D., Muller, L., Lhoste, P., Cardenas-cristancho, D.,
Monticolo, D., Muller, L., & Improve-, P. L. C. (2021). Continuous Improvement
process model : A Knowledge Management approach To cite this version : HAL
Id : hal-03288224 CIGI 2021 Continuous Improvement process model : A
Knowledge Management approach.
Ejionueme, L.K., et al. (2015). Application of Total Quality Management (TQM) in
Secondary School Administration in Umuahia Education Zone. Journal of
Education and Practice. Vol,6 (27) : 102 - 111
Kaynak, Hale. (2003). The relationship between total quality management practices and
their effects on firm performance. Journal of Operations Management. Vol, 21:
405–435
Larina, Ludmila N. (2015). Practical Application of Total Quality Management System
to Education of International Students. Procedia – Social and Behavior Science.
Vol, 215 : 9 – 13
Mora, J. N. (2014). Continuous Improvement Strategy. European Scientific Journal,
10(34), 117–126.
Prijono, O.S & Pranarka, A.M.W. (1996). Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.
Whiteley, Richard C. (1991). The Customer-Driven Company: Moving from Talk to
Action. Perseus Books.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy