Lampiran Jurnal M4 Merged
Lampiran Jurnal M4 Merged
Industrial waste is the waste produced by industrial activity which includes any material that
is rendered useless during a manufacturing process such as that of factories, industries, mills,
and mining operations. It has existed since the start of the Industrial Revolution. Some
examples of industrial wastes are chemical solvents, paints, sandpaper, paper products,
industrial by-products, metals, and radioactive wastes.
Most researchers, have linked Waste generation directly to the size of population and the
various activities undertaken by different categories of the population including large scale
Worldwide Knowledge Sharing Platform | www.ijaar.org Page 26 Worldwide Knowledge Sharing Platform | www.ijaar.org Page 27
ANALISA KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KERAK CaCO3-CaSO4 DALAM HASIL DAN PEMBAHASAN
PIPA BERALIRAN LAMINAR PADA SUHU 300C DAN 400C Pengaruh Suhu Terhadap Massa Kerak CaSO4 dan CaCO3
MENGGUNAKAN PERSAMAAN ARRHENIUS Pengaruh suhu terhadap massa kerak kalsium sulfat dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh suhu terhadap pembentukan massa kerak campuran kalsium karbonat dan kalsium
Haryono1 sulfat. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 300Cdan 400C. Hasil variasi suhu tersebut
kemudian dilakukan penimbangan. Pengaruh suhu terhadap massa kerak kalsium sulfat ditunjukan
ABSTRAK pada Gambar 1.
70
The crust is a hard pile of inorganic material especially on the heat transfer 58,5
60
surface caused by deposition of mineral particles in water. Know the reaction
massa kerak (mg)
TRAKSI Vol. 17 No. 2 Desember 2017 40 TRAKSI Vol. 17 No. 2 Desember 2017 43
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI, PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020 Volume 9 Nomor 3 Agustus 2020
EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL SPONS Aplysina sp. absorbansi larutan pada panjang gelombang 400- yang berbeda-beda. Campuran DPPH dan ekstrak
DIPESISIR PANTAI LEMBEH KOTA BITUNG 600 nm. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini dibantu dengan perlakuan vortex selama 3 detik.
adalah 517 nm dan memiliki absorbansi control Berkurangnya intensitas warna larutan DPPH
0,772. tersebut dapat menunjukkan bahwa terjadi reaksi
EVALUATION OF ANTIOXIDANT ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT SPONGE Sebelum melakukan pengujian larutan antara atom hidrogen yang dilepas oleh bahan uji
DPPH dilakukan pembuatan larutan stok. Larutan dengan molekul radikal DPPH sehingga terjadi
Aplysina sp. ON THE COAST OF LEMBEH, BITUNG CITY.
stok adalah larutan yang konsentrasinya perubahan warna dari ungu menjadi kuning.
dipekatkan atau ditinggikan dari konsentrasi Setelah campuran dihomogenkan lalu
media. Pada umumnya dinyatakan dalam diinkubasi dengan ditutup alumunium foil dengan
Hendra1), Adithya Yudistira1), Surya Sumantri1) kelipatan konsentrasi media yaitu 10x, 20x, 100x, suhu 370C selama 30 menit. Hal ini dilakukan
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 bahkan 1000x konsentrasi media. Pada penelitian untuk menghindari kontaminasi dan
*hendra05052@gmail.com ini dilakukan pengujian dengan pengulangan mengoptimalkan aktivitas DPPH agar terjadi
konsentrasi 25, 50, 75, dan 100 mg/L. Tujuan dari reaksi antara DPPH dengan sampel uji.Setelah
pembuatan larutan stok sendiri adalah untuk diinkubasi, masing-masing ekstrak dilakukan
menghindari penimbangan yang berulang-ulang pengukuran absorbansi dengan menggunakan
setiap kali membuat media. Kondisi simpan juga spektrofotometer pada panjang gelombang
ABSTRACT perlu diperhatikan, larutan yang sudah mengalami serapan maksimum DPPH 517 nm. Tiap
pengendapan tidak dapat digunakan konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 3
Aplysina sp., is one of the marine biota, which forms the coral reefs that contain active compounds, whose lagi.Pengendapan biasanya terjadi bila kepekatan kali pengulangan.
percentage of activity is greater than the compounds produced by terrestrial plants. This study aims to larutan terlalu tinggi. Oleh karena itu Pembanding yang digunakan sebagai
analyze the antioxidant activity of the sponge Aplysina sp. Sponge sample Aplysina sp., obtained from the pengendapan larutan dapat dihindari dengan kontrol postif adalah vitamin C p.a karena
waters of the Lembeh Strait, Bitung. This research is an experimental laboratory by testing the ethanol membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau berfungsi sebagai antioksidan sekunder yaitu
extract of sponge Aplysina sp., with the DPPH method [1,1-diphenyl-2-picrilhidrazil] to analyze antioxidant tidak menggunakan bahan campuran yaitu dengan menangkap radikal bebas, mencegah terjadinya
activity using a spectrophotometer UV-Vis. The results of this study showed that the ethanolic extract of the membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis reaksi berantai, aktivitas antioksidannya sangat
sponge Aplysina sp. Lembeh straits waters have antioxidant activity in each concentration test. The highest bahan. tinggi, mudah diperoleh dan vitamin C lebih polar
concentration has an antidote to free radical activity by reaching a percentage of 24,83%. Pengujian aktivitas antioksidan dalam dari vitamin yang lain.
penelitian ini menggunakan perbandingan 1 : 1 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
Keywords : Aplysina sp., Antioxidants, Ethanol, DPPH yang artinya 2 mL larutan DPPH dicampurkan aktivitas dari penangkal radikal bebas, di uji pada
dengan 2 mL larutan sampel (ekstrak etanol spons spektrofotometer. Hasil pengujian disajikan pada
ABSTRAK Aplysina sp. atau vitamin C) pada tiap konsentrasi tabel dibawah ini:
Spons Aplysina sp. merupakan salah satu biota laut penyusun terumbu karang yang mengandung senyawa
aktif yang presentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh Tabel 1.Hasil Pengukuran Absorbansi Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Apysina Sp.
tumbuhan darat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan dari spons Aplysina sp. Dipesisir Pantai Lembeh, Kota Bitung.
Sampel spons Aplysina sp. di peroleh dari perairan Selat Lembeh, Bitung. Penelitian ini merupakan
Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan III
eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap ektrak etanol spons Aplysina sp.dengan metode
Konsentrasi Ekstrak Ekstrak Ekstrak
DPPH [1,1-difenil-2-pikrilhidrazil] untuk menganalisis aktivitas antioksidan dengan menggunakan Vit. C Vit. C Vit. C
sprektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian ini memperlihatkan ekstrak etanol spons Aplysina sp.di perairan
0.616 0,616 0,613
selat lembeh mempunyai aktivitas antioksidan disetiap konsentrasi pengujiannya. Konsetrasi tertinggi 25 mg/L
0,004 0,043 0,044
memliki aktivitas penangkal radikal bebas dengan mencapai presentase 24,83%.
0,599 0,607 0,612
50 mg/L
Kata kunci :Aplysina sp., Antioksidan, Etanol, DPPH 0,051 0,046 0,046
0,586 0,599 0,590
75 mg/L
0,045 0,048 0,045
0,579 0,588 0,575
100 mg/L
0,044 0,044 0,046
458 461
6.3. Biogeochemical Cycling of Carbon and dithionite,49−53 and dissimilatory iron(III)-reducing bacte-
Other Nutrients Associated with Fe(II) For- ria,54−58 and oxidation of zerovalent iron (ZVI) systems.59
pubs.acs.org/CR Review mation in the Oceans 8197 Probably the most influential overarching development in the
7. Fe(II)-Associated Oxidation Processes 8197 conceptual understanding of iron-based redox chemistry in the
7.1. Fenton Type Reactions 8197 environment is the recent recognition that combining aqueous
Fe(II) Redox Chemistry in the Environment 7.2. Persulfate Activation by Fe(II) Species 8199 Fe(II) with iron-based solid phases results in materials with
8. Methodologies 8200 much greater and more diverse reactivity than the more familiar
Jianzhi Huang, Adele Jones, T. David Waite, Yiling Chen, Xiaopeng Huang, Kevin M. Rosso, 8.1. Classic Batch Kinetic Experiments 8200 and widely studied iron minerals. This development has led to a
Andreas Kappler, Muammar Mansor, Paul G. Tratnyek, and Huichun Zhang* 8.2. Wet Chemical Extraction 8201 paradigm shift regarding the reactivity of iron in the environ-
8.3. X-ray Diffraction (XRD) 8201 ment, with many new (and old) studies being reframed around
8.4. Mössbauer Spectroscopy 8202 the idea that the association of Fe(II) with many iron minerals
Cite This: Chem. Rev. 2021, 121, 8161−8233 Read Online
8.5. X-ray Photoelectron Spectroscopy (XPS) 8203 (or ligands) results in an “activated” phase that can serve as a
8.6. X-ray Absorption Spectroscopy (XAS) 8203 reactive intermediate in biogeochemical and environmental
8.7. Fourier Transform Infrared Spectroscopy engineering processes.
(FTIR) 8204
ACCESS Metrics & More Article Recommendations
8.8. Transmission Electron Microscopy (TEM) and
In the past three decades, there has been a large number of
papers reporting important reduction processes involving
Scanning Electron Microscopy (SEM) 8204 various Fe(II) species, which belong to four categories: aqueous
See https://pubs.acs.org/sharingguidelines for options on how to legitimately share published articles.
Downloaded via CALIFORNIA INST OF TECHNOLOGY on August 12, 2021 at 09:19:52 (UTC).
ABSTRACT: Iron (Fe) is the fourth most abundant element in the earth’s crust and plays 8.9. Electrochemical Methods 8205 Fe(II), Fe(II) complexed with ligands (Table 1),60−63 structural
important roles in both biological and chemical processes. The redox reactivity of various 8.10. Surface Complexation Modeling (SCM) 8207 Fe(II) (Table 2),64−70 and surface-sorbed Fe(II) (Table
Fe(II) forms has gained increasing attention over recent decades in the areas of (bio) 8.11. Kinetic Modeling 8208 3).8,71−74 Fe(II)−ligand complexes refer to aqueous Fe(II)
geochemistry, environmental chemistry and engineering, and material sciences. The goal of 8.12. Quantum Chemical Methods 8208 cations complexed with different, typically organic ligands,
this paper is to review these recent advances and the current state of knowledge of Fe(II) 9. Conclusions and Future Work 8209 resulting in a decrease in the Fe(II)/Fe(III) redox potential and
redox chemistry in the environment. Specifically, this comprehensive review focuses on the Author Information 8210 consequently an often higher reduction reactivity than
redox reactivity of four types of Fe(II) species including aqueous Fe(II), Fe(II) complexed Corresponding Author 8210 uncomplexed Fe(II)aq. Structural Fe(II) reductants refer to
with ligands, minerals bearing structural Fe(II), and sorbed Fe(II) on mineral oxide surfaces. Authors 8210 those originating from iron minerals that contain Fe(II), such as
The formation pathways, factors governing the reactivity, insights into potential mechanisms, Notes 8210 magnetite, green rust, FeS, and Fe(II) within Fe-containing
reactivity comparison, and characterization techniques are discussed with reference to the Biographies 8210 clays. Surface sorbed Fe(II) reductants refer to the sorption of
most recent breakthroughs in this field where possible. We also cover the roles of these Acknowledgments 8211 Fe(II) onto the surface of (oxyhydr)oxide minerals but also
Fe(II) species in environmental applications of zerovalent iron, microbial processes, References 8211 include the prospect of electron exchange with metal ions in the
biogeochemical cycling of carbon and nutrients, and their abiotic oxidation related processes mineral substrate.
in natural and engineered systems. While there have been many reviews on iron in mineralogy,
(green)catalysis, biogeochemistry, and environmental remedia-
1. INTRODUCTION tion technologies,3,75−78 none to date have reflected the
CONTENTS 5.1. Fe(II)-Oxidizing Microorganisms: Acidophilic Iron (Fe) is the fourth most abundant element in the Earth’s paradigm shift described above, despite major breakthroughs
and Neutrophilic (Microaerophilic, Nitrate- crust and is present in virtually all aquatic environments.1,2 in the understanding of the reactivity of these Fe(II)-associated
1. Introduction 8162 Reducing, and Phototrophic) Fe(II) Oxidizers
2. Aqueous Fe(II) 8166 Average quantities of Fe in sedimentary rocks are approximately reductants in the last 15 years. So far, only narrow aspects of
(FeOx) 8188 5−6% by weight, with approximately 3.5 × 1012 mol/year of Fe Fe(II)-associated reductants toward select groups of contami-
2.1. Generation of Fe(II) 8166 5.2. Microbial Oxidation of Dissolved Inorganic
2.2. Reactivity of Aqueous Fe(II) 8170 involved in redox reactions in the environment.3 Iron plays an nants have been reviewed. Usman et al. (2018) reviewed the
Fe2+ 8189 important role in the global biogeochemical cycles of many occurrence, properties, and synthesis methods of mixed-valent
3. Iron(II) Complexed by Organic Ligands 8170 5.3. Microbial Oxidation of Fe(II)−Ligand Com-
3.1. Environmental Relevance of Fe(II)−Ligand other major and minor elements (e.g., C, O, N, and S)4−6 and Fe minerals and briefly discussed their environmental
plexes 8189 also has direct and indirect impacts on corrosion,7 degradation applications.79 Strathmann (2011) summarized the reductive
Complexes 8170 5.4. Microbial Oxidation of Fe(II)-Containing
3.2. Reactivity of Fe(II)−Ligand Complexes 8171 of organic and inorganic compounds,8,9 mobility of metals,10,11 reactivity of soluble Fe(II)−ligand complexes.80 Neumann et al.
Minerals 8189 evolution and sequestration of natural organic matter (2011) discussed the effects of structural Fe redox reactions on
4. Solid Phase Fe(II) 8173 5.5. Controls on Microbial Fe(II) Oxidation Rates 8193
4.1. Structural Fe(II) 8173 (NOM),12−15 mineral dissolution,16 nutrient availability,17 and the clay mineral structures and properties.81 He et al. (2009)
5.6. Fe Redox Cycling Involving Fe(II)-Oxidizing the weathering of rock and diagenesis,2,18 in addition to evaluated the abiotic degradation of chlorinated organic
4.1.1. Magnetite 8173 and Fe(III)-Reducing Microorganisms 8194
4.1.2. Green Rusts 8175 microbial activity.19 Iron is also central to many chemical compounds by the major classes of reactive minerals.82 Rickard
6. Biogeochemical Processes Involving Formation aspects of the built or human-impacted environments including and Luther (2007) reviewed the chemistry of iron sulfide
4.1.3. Mackinawite 8175 and Reactivity of Fe(II) 8194
4.1.4. Iron-Containing Clay Minerals 8176 catalysis,20−22 corrosion,23 environmental remediation,9 medi- minerals.83 In addition to these more recent reviews, there are
6.1. Biogeochemical Cycling Associated with Fe cal diagnosis and therapy,24 pigments manufacture,25,26 several reviews on the reducing activity of Fe(II)-associated
4.2. Surface Sorbed Fe(II) 8177 in Soils 8195
4.2.1. Fe(II)-Treated Iron(III) (Oxyhydr)oxides 8177 sensors,27 solar cell operations,28,29 water treatment,30,31 and reductants, but these were published more than 20 years
6.2. Biogeochemical Cycling of Carbon and development of cost-effective iron-based materials for environ- ago.84−88
4.2.2. Fe(II)-Treated Noniron Oxides 8182 Other Nutrients Associated with Fe in Sedi-
4.2.3. Fe(II)-Treated Iron-Containing Clay Min- mental and energy applications.32−34 Iron redox chemistry is This review focuses on assessing recent developments (in the
ments 8196 involved in all of the above processes. past 15 years) and the current understanding of the redox
erals 8182
4.2.4. Reaction Mechanisms of Fe(II)-Treated Iron has a variable range of oxidation states from −2 to + 635 reactivity of these four types of Fe(II)-associated reductants.
Minerals 8183 but, in natural environments, exists in two main redox states: The review examines their respective occurrence, reaction
4.3. Zero-Valent Iron 8185 ferrous iron (Fe(II)) and ferric iron (Fe(III)). Fe(II) is much kinetics and mechanisms, and common factors affecting their
4.4. Comparison of the Reactivity of Different Received: December 6, 2020 more soluble than Fe(III) resulting in its high abundance in redox reactivity (sections 2−4). Note that the reduction
Solid Fe(II) Species 8186 Published: June 18, 2021 bioavailable forms.36−38 In the environment, Fe(II) can products and reaction pathways of various organic and inorganic
5. Microbial Processes Related to Fe(II) Redox originate from many sources including chemical and physical compounds are not discussed in detail. These compounds are
Chemistry 8188 weathering,39 reduction of iron(III)-bearing minerals including only treated as chemical probes that have been used to quantify
ferrihydrite, goethite, lepidocrocite, hematite, and magnet- the reactivity of different Fe(II) species. The role of Fe(II)
ite40−42 as well as different Fe(III)−ligand complexes43−45 by species in zerovalent iron technology is reviewed in section 4.3.
photolysis,46,47 chemical reductants such as sulfide48 and The diverse range of reductive reactivity reported for different
© 2021 American Chemical Society https://doi.org/10.1021/acs.chemrev.0c01286
8162 https://doi.org/10.1021/acs.chemrev.0c01286
8161 Chem. Rev. 2021, 121, 8161−8233
Chem. Rev. 2021, 121, 8161−8233
JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 11, NO. 1: 2014 Ety Nurpita Purnamasari 33
KARAKTERISTIK KANDUNGAN LINEAR ALKYL BENZENE Netral, bagian polar mempunyai gugus atau air sungai yang tercemar tanah, dan
SULFONAT (LAS) PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY hidroksil sementara bagian nonpolar penggunaan formulasi pestisida
biasanya merupakan rantai alkil yang mengandung LAS sebagai zat pengemulsi
panjang. Surfaktan pada umumnya atau pendispersi. Adanya LAS dalam tanah
Eti Nurpita Purnamasari disintesis dari turunan minyak bumi dan memiliki dampak merugikan terhadap
Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Palembang limbahnya dapat mencemarkan pertumbuhan bakteri aerobik tertentu, yang
lingkungan,karena sifatnya yang sukar dapat mengganggu fungsi tanah pertanian
terdegradasi. Surfaktan yang banyak (Budiawan,2009).
ABSTRAK Linear Alkylbenzene Sulfonat (LAS) merupakan surfaktan anionik yang banyak
digunakan dalam detergen adalah surfaktan Penelitian ini bertujuan untuk
digunakan dalam detergen dengan konsentrasi berkisar antara 22–30%.
anionik yaitu senyawa Linear Alkyl mengetahui karakteristik limbah cair yang
Penggunaan LAS merupakan penyebab dari penumpukan limbah rumah tangga di
benzene Sulfonat (LAS). LAS merupakan dihasilkan dari usaha Laundry.
sungai maupun di laut dan juga hasil dari kegiatan usaha laundry. Akumulasi
bahan deterjen yang paling banyak
konsentrasi LAS melampaui0,5mg/L bersifat toksit bagi berbagai organisme
akuatik. LAS pada konsentrasi tersebut akan membentuk busa sehingga dapat dikonsumsi, mencapai2,8x106ton/thn pada METODOLOGI PENELITIAN
menurunkan estetika lingkungan dan bila busa tersebut tertiup angin bisa tahun 1995 (Ainsworth, 1996). Pada LAS
biasanya terdapat senyawa sulfonat Alat
menyebarkan mikrobiapathogen.Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit
aromatik yang produksinya mencapai Alat yang digunakan pada penelitian
manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak terhadap senyawa LAS sebesar
1,8x106ton/thn pada tahun 1987. ini adalah shaker, oven, neraca analitik,
1% dengan akibat iritasi sedang pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
LAS adalah senyawa biodegradble gelas kimia, erlemeyer, gelas ukur, labu
limbah cair Laundy memiliki kandungan Linear Alkylbenzene Sulfonat (LAS)
yang biasanya terkandung pada air buangan ukur, corong pemisah, corong gelas, bola
sebesar 5,48 jauh diatas nilai ambang yang aman bagi lingkungan.
sekitar 1–20mg/L (Kertesz,1987). LAS karet, pH meter, ayakan, pengaduk, pipet
dapat terurai pada kondisi aerob (cukup ukur, pipet volumetrik, pipet tetes ,botol
Kata kunci: Limbah, Linear Alkyl benzene Sulfonat, laundry,.
oksigen dan mikroorganisme), namun BOD, aerator, magnetic stirrer , hot plate,
PENDAHULUAN (ConneldanMiller,1995). degradasi ini secara alami membutuhkan DO meter, kertas saring, pompa vakum,
Deterjen umumnya tersusun atas waktu yang lama sekitar 9 hari dan hanya filter buchner, desikator, kaca arloji, tang
Salah satu hasil kegiatan yang krus, penjepit, statif, ring corong,
menghasilkan limbah cair adalah kegiatan tiga komponen utama yaitu,surfaktan mencapai 50% (Retno,2009). LAS tidak
sebagai bahan dasar detergen) yang dapat terurai dalam kondisi anaerob (tidak spectrometer UV – VIS dan peralatan SEM
mencuci pakaian.Seiring dengan EDS.
meningkatnya jumlah penduduk dan berkisar antara 22–30 %, bahan builders ada udara), sehingga LAS tidak dapat
majunya teknologi, kegiatan mencuci (senyawaposfat) dan bahan aditif (pemutih terurai dengan kondisi sungai– sungai di
dan pewangi). Surfaktan merupakan Indonesia yang sebagian besar keruh.Sejak Bahan
pakaian saat ini tidak hanya menjadi Bahan yang digunakan pada
kegiatan rumah tangga, akan tetapi sudah molekul yang memiliki gugus polar yang tahun 1990 , LAS menjadi perhatian peneliti
suka air (hidrofilik) dan gugus non polar karena terbukti residu LAS ditemukan pada penelitian ini adalah limbah cair detergen,
menjadi salah satu sumber usaha yang LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonat), HCl,
menghasilkan limbah,yaitu hadirnya tempat yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, limbah lumpur yang digunakan untuk lahan
sehingga dapat mempersatukan campuran pertanian. Hasil penelitian menunjukkan NH4NO3, NaOH, H2SO4, fenolftalin,
laundry pakaian yang menghasilkan limbah methylen blue, CHCl3 , NaH2PO4.H2O,
detergen dalam jumlah yang besar setiap yang terdiri dari minyak dan air. bahwa LAS terdistribusi predominan dalam
Surfaktan adalah bahan aktif air sekitar 97,5%,dalam tanah 0,5% dan larutan buffer pH 4,7,10, larutan buffer
harinya.Limbah deterjen merupakan salah posfat, K2Cr2O7, HgSO4, Ag2SO4, CaCl2,
satu pencemar yang bisa membahayakan permukaan, yang bekerja menurunkan sedimen 2%. LAS memasuki tanah
tegangan permukaan cairan,sifat aktif ini pertanian melalui beberapa jalur, yaitu FeCl3, MgSO4.7H2O, KH2PO4,
kehidupan organisme di perairan karena Na2HPO4.7H2O, NH4Cl, FeCl3.6H2O,C6H14,
menyebabkan suplai oksigen dari udara diperoleh dari sifat ganda molekulnya. penggunaan limbah padat sebagai pupuk
Bagian molekul polarnya dapat bermuatan tanah pertanian, penggunaan air limbah methyl orange, glass wool, kertas saring dan
sangat lambat akibat busanya yang air suling.
menutupi permukaan air positif, negatif ataupun netral, bagian untuk irigasi, infiltrasi tanah oleh air limbah
Abstract: Indonesian society has a very high dependence on rice. Beras merupakan salah satu komoditas pangan yang harus dijamin ketersediannya
Info Article
Received : The consumption level of rice reaches 139 kg/capita per year, this karena komoditas pangan tersebut dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan
01 Juni 2024 figure is higher than other countries such as Japan which has a
consumption rate of 45 kg, Malaysia 80 kg, and Thailand 90 kg pembangunan nasional. Beras masih menjadi komoditas pangan dominan utama yang
Revised :
04 Juli 2024 per year. This study aims to determine the level of Fe metal in rice menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan selama ini
Accepted : using atomic absorption spectrophotometer instrument. The Fe
content of the rice sample which was done in duplo was obtained [2]. Beras dipiih sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia karena komoditas
02 Agustus 2024
Publication : at 12.84 mg/kg. This research uses an Inductive Approach where tersebut didukung oleh penyediaan sumber daya alam dan penyediaannya tergolong
31 Agustus 2024 this research often begins with data collection without an initial
hypothesis, and theories or generalizations arise from the analysis mudah, cepat, dan aman dalam segi Kesehatan.
Keywords:
Fe Metal, Atomic of the data obtained. The results of the levels of Fe metal in rice Penggunaan pupuk anorganik serta air yang tercemar oleh limbah industri dapat
Absorption use a calibration curve which states the relationship between the
levels of working solutions including blanks with a proportional menjadi potensi pencemaran bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan yang mencemari
Spectrophotometer,
Rice response. Heavy metal Fe in rice tested in duplicates is not akar, batang, daun, dan buah tanaman. Sektor industri yang semakin pesat memberikan
Kata Kunci: suitable for consumption because it exceeds the threshold allowed
by the Decree of the Indonesian Minister of Health No. 492 of dampak negatif terhadap sektor pertanian. Pencemaran logam berat pada aliran irigasi
Logam Fe,
Spektrofotometri 2010. According to the regulation, Fe metal that does not exceed persawahan padi diduga disebabkan dari pembuangan limbah industri sekitar wilayah
Serapan Atom, Beras the threshold is 0.3 mg/kg.
pertanian sehingga wilayah pertanian sekitar menjadi tercemar dan mengakibatkan
Licensed Under a
Creative Commons Abstrak: Masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan pada menurunnya kualitas tanah, air dan udara. Air irigasi yang digunakan dalam kegiatan
Attribution 4.0 beras yang sangat tinggi. Tingkat konsumsi pada beras mencapai
139 kg/kapita per tahun, angka ini lebih tinggi dibandingkan pertanian tidak lepas dari unsur kimia akibat limbah hasil produksi dari masing-masing
International
License negara lain seperti Jepang yang memiliki angka konsumsi sebesar industri setempat, salah satunya logam berat seperti Kadmium (Cd), Tembaga (Cu),
45 kg, Malaysia 80 kg, dan Thailand 90 kg per tahunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam Fe pada Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Besi (Fe) dan sebagainya. Pencemaran logam berat pada
beras menggunakan instrumen spektrofotometer serapan atom. padi tidak dapat diabaikan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia
Kadar Fe dari sampel beras yang dilakukan secara duplo didapat
sebesar 12,84 mg/kg. Penelitian ini menggunakan Pendekatan dalam jangka panjang akibat akumulasi pada organ, serta berbagai macam penyakit saat
Induktif dimana Penelitian ini sering kali dimulai dengan tubuh tercemar logam berat seperti penyakit kanker paru-paru, gagal ginjal akut,
pengumpulan data tanpa hipotesis awal, dan teori atau generalisasi
muncul dari analisis data yang diperoleh. Hasil kadar dari logam anemia, kelumpuhan, dan kerusakan hati. Idwan, I., & Abdullah, R. (2022)
Fe pada beras tersebut menggunakan kurva kalibrasi yang Logam Fe merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
menyatakan hubungan antara kadar larutan kerja termasuk blanko
dengan respon yang proporsional. Logam berat Fe pada beras yang Logam Fe berperan untuk pembentukan hemoglobin. Logam Fe biasanya terdapat pada
diuji secara duplo tidak layak untuk dikonsumsi dikarenakan buah-buahan, sayuran, maupun suplemen makanan. Fe juga dapat berasal dari buangan
melebihi ambang batas yang diperbolehkan oleh Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 492 tahun 2010. Menurut peraturan pabrik dan limbah rumah tangga sehingga dapat menyebabkan pencemaran pada
tersebut, logam Fe yang tidak melebihi ambang batas ialah sebesar lingkungan. Dalam jumlah yang berlebihan, logam Fe dapat menjadi racun bagi tubuh,
0,3 mg/kg
karena sifat korosif pada logam Fe dapat meningkatkan penyerapan racun pada tubuh
139 140
Jurnal WAKTU Jurnal WAKTU, Vol. 21, No. 02, 2023, pp. 68-73 69
e-ISSN: 2715-4947 p-ISSN: 1412-1867
Volume 21 Number 02, Tahun 2023, pp. 68-73
Terakreditasi “Peringkat 5” oleh Kemenristek/ BRIN, Nomor SK: 164/E/KPT/2021
Open Access: https://doi.org/10.36456/waktu.v21i02.7727 Fitoremediasi merupakan metode penggunaan tanaman, pepohonan, dan rerumputan, untuk menurunkan atau
menghilangkan polutan pada lingkungan [13]. Pistia stratiotes adalah tumbuhan yang efektif dalam mengolah
limbah, baik zat organik maupun anorganik [14]. Salvinia molesta merupakan tanaman fitoremediator yang
memiliki sifat hiperakumulator dan absorbsi yang tinggi pada limbah organik maupun anorganik [15]. Tanaman
Potensi salvinia molesta dan pistia stratiotes dalam Salvinia molesta dan Pistia stratiotes memiliki kemampuan untuk mereduksi cemaran limbah laundry.
Berdasarkan beberapa fakta diatas maka disimpulkan bahwa tanaman Pistia stratiotes dan Salvinia molesta
penurunan kadar fosfat, BOD, dan COD pada sangat berpotensi digunakan sebagai fitoremediator dalam mengolah limbah laundry, khususya pada kandungan
fosfat, COD, dan BOD. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengolah dan menurunkan kadar fosfat, COD, dan
limbah cair laundry BOD menggunakan tanaman Pistia stratiotes dan Salvinia molesta.
Imelda Wulansari Tuye1, Joko Sutrisno2, Dian Majid3*
1,2,3
II. METODE PENELITIAN
Teknik Lingkungan, Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, Indonesia
A. Bahan
ARTICLE INFO ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium secara batch. Reaktor fitoremediasi menggunakan reaktor
Article history: Tingginya kadar fosfat, BOD, dan COD disebabkan oleh pembuangan limbah material kaca berjumlah tiga (3) buah dengan dimensi 40cm x 40cm x 35 cm. Pada reaktor I menggunakan tanaman
Received Mei 2023 dari kegiatan laundry ke dalam badan air tanpa pengolahan yang memadai. Pistia stratiotes, reaktor II menggunakan tanaman Salvinia molesta, dan pada reaktor III mengunakan gabungan
Revised Mei 2023 Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar fosfat, BOD, dan COD tanaman Pistia stratiotes dan Salvinia molesta. Tanaman masing-masing reaktor memiliki kerapatan volum 8 gr/L.
Accepted Juni 2023
Available online Juli 2023
dengan menggunakan berbagai jenis tanaman. Tanaman yang digunakan dalam Tanaman Pistia stratiotes yang digunakan memiliki ukuran diameter yang seragam yaitu sekitar 10-12 cm. Pada
penelitian ini meliputi Pistia stratiotes, Salvinia molesta, serta kombinasi kedua tanaman Salvinia molesta memiliki ukuran panjang yang seragam yaitu sekitar 10-12 cm.
jenis tanaman tersebut. Metode eksperimen yang digunakan adalah sistem
batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Pistia stratiotes dan B. Metode
Kata Kunci:
Limbah, Pengolahan, Pistia
Salvinia molesta efektif dalam menurunkan kadar fosfat, BOD, dan COD. Limbah yang diolah berasal dari limbah cair laundry skala rumah tangga yang berlokasi di Kecamatan
stratiotes, Salvinia molesta Kadar fosfat mengalami penurunan sebesar 39%, 41%, dan 44% pada reaktor Gayungan, Surabaya. Pengambilan sampel air limbah dilakukan di saluran sekitar rumah usaha laundry pada jam
I, II, dan III masing-masing. Kadar BOD mengalami penurunan sebesar 90%, aktif. Dilakukan pengambilan sampel sebanyak 500mL untuk uji kualitas air limbah laundry untuk mengetahui
Keywords: 86%, dan 91% pada reaktor I, II, dan III masing-masing. Selain itu, kadar COD kadar fosfat, BOD dan COD awal. Hasil analisa sampel diamati dan dibandingkan dengan Pergub Jatim Tahun
Pistia stratiotes, Salvinia molesta, juga mengalami penurunan sebesar 91%, 87%, dan 91% pada reaktor I, II, dan 2014 mengenai nilai baku mutu air limbah cair laundry.
Treatment, Waste III. Secara keseluruhan, kombinasi tanaman Pistia stratiotes dan Salvinia Proses fitoremediasi diawali dengan menyiapkan air limbah pada masing-masing reactor (Reaktor I, II,dan
molesta menunjukkan hasil yang paling efektif dalam mengurangi fosfat, III) dengan volume air mencapai 25 liter. Proses pengambilan sampel uji dilakukan pada rentang tiap 5 hari, dari
BOD, dan COD pada limbah laundry. Oleh karena itu, tanaman-tanaman hari ke- 0 hingga 20 hari. Pengujian terhadap parameter fosfat, BOD, dan COD dengan analisis Fosfat
tersebut dapat digunakan dengan baik untuk mengurangi pencemaran limbah menggunakan spektrofotometri, BOD menggunakan Lovibond BOD System BD-600 Instruction Manual, dan
This is an open access article under the CC industri. COD menggunakan SNI 6989.2:2019. Efisiensi penurunan Fosfat, COD dan BOD menggunakan persamaan (1)
BY-SA license. dibawah ini.
Copyright © 2022 by Author. Published by ABSTRACT
Universitas PGRI ADI BUANA SURABAYA. 𝐶𝑜 −𝐶𝑒
The high levels of Phosphate, BOD, and COD, are caused by laundry waste Efisiensi penurunan (%) = x 100……...…(1)
𝐶𝑜
that is dumped into water bodies without any treatment. This study aims to Keterangan
reduce levels of Phosphate, BOD, and COD using different types of plants. The Co = Hasil analisis awal (mg/L)
plant variations used in this study were Pistia stratiotes, Salvinia molesta, and Ce = Hasil analisis akhir (mg/L)
a combination of the two types of plants. The experimental method used is a
batch system. From the results of research on Pistia stratiotes, Salvinia
molesta can reduce levels of phosphate, BOD, and COD effectively. Phosphate III. HASIL DAN PEMBAHASAN
levels decreased in reactors I, II, and III respectively by 39%, 41%, and 44%. A. Uji Awal Limbah Laundry
BOD decreased in reactors I, II, and III by 90%, 86%, and 91%, respectively. Uji awal limbah laundry disajikan pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar fosfat telah memenuhi baku
And COD levels decreased in reactors I, II, and III by 91%, 87%, and 91%. mutu limbah cair yaitu 6,38 mg/L. Sedangkan pada hasil uji awal limbah pada parameter BOD dan COD belum
Overall, the combination of Pistia stratiotes, Salvinia molesta showed the most memenuhi baku mutu limbah cair yang (Pergub Jatim Tahun 2014/ Tabel 1). Keadaan fosfat ini kemungkinan
effective reduction in phosphate, BOD, and COD in laundry waste. So that the besar disebabkan oleh fosfat yang berasal dari detergen yang digunakan memiliki kandungan yang ramah
plant Pistia stratiotes, Salvinia molesta is very capable of being used to reduce lingkungan.
industrial waste contamination. Tabel 1. Analisa Parameter Limbah Laundry
Parameter Metode Analisa Hasil Uji Baku Mutu
Sampel (mg/L)
I. PENDAHULUAN (mg/L)
Permasalahan lingkungan yang paling banyak dijumpai adalah akibat dari pencemaran badan air permukaan Fosfat Spektrofotometri 6,38 10
[1]. Salah satu sumber pencemar limbah yang sering dibuang ke badan air permukaan adalah limbah laundry. BOD Lovibond BOD System BD-600 228 75
Limbah laundry mengandung beberapa senyawa yang sulit terdegradasi dan berefek bagi lingkungan [2]. Instruction Manual
Beberapa metode telah dikembangkan dalam mengatasi limbah [3]–[10]. Berdasarkan penelitian terdahulu COD SNI 6989.2:2019 417 180
oleh Istighfari, Dermawan, & Mayangsari (2017) melaporkan, didapatkan hasil kadar Biological Oxygen Demand
(BOD) sebesar 103 mg/L, Chemical Oxygen Demand (COD) mencapai 239 mg/L dan fosfat mencapai 16 mg/L
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingginya kadar BOD dan COD pada air limbah menunjukan
pada buangan limbah laundry di surabaya. Merujuk pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014,
limbah cair Laundry memiliki zat organik yang sulit terdegradasi secara alamiah. Keadaan dimana tingginya BOD
maka analisa konsentrasi Fosfat, BOD, dan COD melampaui nilai baku mutu air limbah kegiatan laundry.
dan COD mengindikasikan kadar oksigen terlarut dalam air limbah kecil [6]. Oleh karena itu jika dibuang ke
Sehingga perlu adanya upaya treatmen air limbah laundry sebelum limbah tersebut di buang ke badan air
perairan akan membahayakan mikroorganisme aquatic. Pengamatan fisik limbah cair laundry sebelum ditreatment
permukaan.
*Corresponding author. Imelda Wulansari Tuye / Potensi salvinia molesta dan pistia stratiotes dalam penurunan kadar fosfat, BOD, dan COD pada limbah cair
E-mail addresses: majid@unipasby.ac.id laundry