Income Tax Article 21

Pajak Penghasilan Pasal 21

Group 6

Muhammad Maulana Agustian Feri

M. Fikri Hafidz
Withholding agent and the rights and obligations of withholding agent under Article
21 income tax

Pemotong serta hak dan kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 21

The withholding agent for Article 21 Income Tax is the party who is obliged to withhold tax
on income received or obtained by individuals in connection with work, services or activities,
in accordance with taxation provisions in Indonesia.

Pemotong PPh Pasal 21 adalah pihak yang wajib memotong pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh oleh orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan, sesuai ketentuan perpajakan di Indonesia.

2
Usually, the withholding agents for Article 21 Income Tax are:
● Employers, both government and private institutions.
● Government treasurers (who pay salaries, honorariums, or other compensation).
● Pension funds or other bodies that pay pensions periodically.
● Event organizers (for example, event organizers who pay speakers, event organizers,
etc.)
● Companies, CVs, Firms that provide income related to certain services or work.

Biasanya, pemotong PPh 21 adalah:

● Pemberi kerja, baik instansi pemerintah maupun swasta.
● Bendahara pemerintah (yang membayar gaji, honorarium, atau imbalan lainnya).
● Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan pensiun secara berkala.
● Penyelenggara kegiatan (misalnya event organizer yang membayar pembicara,
pengisi acara, dll.)
● Perusahaan, CV, Firma yang memberikan penghasilan terkait jasa atau pekerjaan
tertentu.

3
Income Tax Article 21 Withholding Rights
● Collect or withhold tax according to the applicable rate on income paid.
● Reduce the tax burden of income recipients by withholding tax before it is paid.
● Obtain withholding evidence, which can be a reduction in gross income when
reporting their own taxes.
● Obtain administrative recognition in their tax obligations if they have carried out
withholding and depositing correctly.

Hak Pemotong PPh 21

● Memungut atau memotong pajak sesuai tarif yang berlaku atas penghasilan yang
dibayarkan.
● Mengurangi beban pajak penerima penghasilan dengan memotong pajak sebelum
dibayarkan.
● Mendapatkan bukti potong, yang bisa menjadi pengurang penghasilan bruto saat
pelaporan pajak mereka sendiri.
● Mendapatkan pengakuan administrasi dalam kewajiban perpajakan mereka jika
telah melaksanakan pemotongan dan penyetoran dengan benar.
4
Obligations of PPh 21 Withholding Agents Withholding
● PPh 21 when paying or owing income to the party receiving the income.
● Depositing the results of the deduction to the state treasury through a perception
bank or post office no later than the 10th of the following month after the month the
tax is owed.
● Reporting PPh 21 withholding through the PPh 21 Periodic Tax Return no later than
the 20th of the following month after the tax period ends.
● Providing withholding evidence to the recipient of income as proof that the tax has
been withheld.
● Keeping documents and withholding evidence for tax audit or administration
purposes.
● Making corrections if there are errors in withholding, depositing, or reporting.

5
Kewajiban Pemotong PPh 21
● Memotong PPh 21 saat membayar atau terutang penghasilan kepada pihak yang
menerima penghasilan.
● Menyetorkan hasil potongan tersebut ke kas negara melalui bank persepsi atau
kantor pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan terutangnya
pajak.
● Melaporkan pemotongan PPh 21 melalui SPT Masa PPh 21 paling lambat tanggal
20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
● Memberikan bukti potong kepada penerima penghasilan sebagai bukti bahwa pajak
sudah dipotong.
● Menyimpan dokumen dan bukti potong untuk keperluan pemeriksaan atau
administrasi perpajakan.
● Melakukan pembetulan jika terjadi kesalahan dalam pemotongan, penyetoran, atau
pelaporan.

6
Recipient of income (PPh Article 21)
Penerima penghasilan (PPh Pasal 21)

Recipients of income subject to PPh 21 are generally individuals, not business entities.
They receive income in connection with certain jobs, services, or activities. Here are the
details:

Penerima penghasilan yang dikenai PPh 21 umumnya adalah orang pribadi, bukan
badan usaha. Mereka menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan tertentu. Berikut rinciannya:

7
1. Permanent Employee
1. Pegawai Tetap
Example:
● Office employee
● PNS (Civil Servant)
● BUMN/BUMD employee
● Private employee

Contoh:
● Karyawan kantor
● PNS (Pegawai Negeri Sipil)
● Pegawai BUMN/BUMD
● Pegawai swasta

8
2. Non-Permanent Employees or Freelance Workers
2. Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
Examples:
● Freelance daily
● Casual laborers
● Contract workers

Contoh:
● Pekerja lepas harian
● Pekerja serabutan
● Pekerja borongan

9
3. Honorarium, Commission, Fee, or Similar Reward Recipients
3. Penerima Honorarium, Komisi, Fee, atau Imbalan Sejenis

Examples:
● Seminar speakers
● Consultants
● Notaries
● Insurance agents
● Singers, film actors, screenwriters, and other artists

Contoh:
● Pembicara seminar
● Konsultan
● Notaris
● Agen asuransi
● Penyanyi, pemain film, penulis skenario, dan artis lainnya

10
4. Pension Recipient
4. Penerima Pensiun

Individuals who receive periodic pension payments.

Examples:
● Retired civil servants
● Retired private employees
● Retired soldiers or police
● Retired teachers or lecturers
● Retired state-owned bank employees

Contoh:
● Pensiunan PNS
● Pensiunan pegawai swasta
● Pensiunan tentara atau polisi
● Pensiunan guru atau dosen
● Pensiunan pegawai bank BUMN
11
5. Members of the Board of Commissioners or Supervisory Board Who Do
Not Serve as Permanent Employees
5. Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang Tidak Merangkap
Sebagai Pegawai Tetap
Example:
● A company commissioner who only attends board of commissioner meetings and
receives an honorarium.
● Business consultants appointed as Board of Commissioners in a company to provide
strategic views, without being tied to being permanent employees of the company.

Contoh:
● Komisaris perusahaan yang hanya hadir dalam rapat komisaris dan menerima
honorarium.
● Konsultan bisnis yang diangkat sebagai Dewan Komisaris di perusahaan untuk
memberikan pandangan strategis, tanpa terikat sebagai karyawan tetap perusahaan
tersebut.
12
6. Participants in activities who receive or earn income in connection with
their participation in an activity
6. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan
Example:
● Participants in competitions in all fields, including sports, arts, skills, science,
technology and other competitions
● Participants in meetings, conferences, trials, meetings or work visits
● Participants or members of a committee as the organizer of a particular activity
● Participants in education and training or Participants in other activities.
Contoh:
● Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni,
ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya
● Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja
● Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu
● Peserta pendidikan dan pelatihan atau peserta kegiatan lainnya.
13
Income that is not subject to Article 21 Income Tax

Article 7 of the Regulation of the Minister of Finance Number 168 of 2023 states 8 types
of income that are exempt from Article 21 Income Tax deductions. These incomes are:
● Health/accident/life insurance claims;
● Pension contributions paid by employers;
● Zakat or religious donations; scholarships;
● In-kind/benefits; grants;
● Profit share given to members of the association; and
● Income tax borne by the government.

14
Penghasilan yang Bukan Objek PPh Pasal 21

Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2023 menyebutkan 8 jenis
penghasilan yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 21. Penghasilan tersebut
adalah:
● Klaim asuransi kesehatan/kecelakaan/jiwa;
● Iuran pensiun yang dibayar oleh pemberi kerja;
● Zakat atau sumbangan keagamaan;
● Beasiswa;
● Natura/kenikmatan;
● Hibah;
● Bagian laba yang diberikan kepada anggota persekutuan; dan
● Pajak penghasilan ditanggung pemerintah.

15
How to Calculate Income Tax Article 21
Cara Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Calculating Net Income

Net income is gross income minus deductible costs related to work, such as position
costs, contribution costs, and other costs permitted by tax law.

1. Menghitung Penghasilan Bersih

Penghasilan bersih adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pengurang yang
terkait dengan pekerjaan, seperti biaya jabatan, biaya iuran, dan biaya lainnya yang
diperkenankan oleh undang-undang perpajakan.

16
2. Calculating Non-Taxable Income (PTKP)
After calculating the amount of net income for one year, the next way to calculate income
tax is to find out the Non-Taxable Income (PTKP) to find the Taxable Income (PKP).

PTKP is the minimum limit of income that is free from tax. Taxpayers whose income is
equal to or less than PTKP do not need to pay income tax.

PTKP rates are regulated in the Regulation of the Minister of Finance Number
101/PMK.010/2016 of 2016 with the following details:
● IDR 54,000,000 for individual taxpayers.
● IDR 4,500,000 additional for taxpayers who are married.
● IDR 54,000,000 for wives whose income is combined with the husband's income.
● IDR 4,500,000 additional for each blood family member in a direct line and adopted
children who are fully dependent, a maximum of 3 people for each family.

17
2. Menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Setelah menghitung besaran penghasilan bersih selama satu tahun, cara menghitung
pajak penghasilan selanjutnya adalah mengetahui Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
untuk mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP).

PTKP adalah batas minimum penghasilan yang bebas dari pajak. Wajib pajak yang
penghasilannya sama dengan atau kurang dari PTKP tidak perlu membayar pajak
penghasilan.

Tarif PTKP diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Tahun
2016 dengan rincian sebagai berikut:
● Rp 54.000.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi.
● Rp 4.500.000 tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah.
● Rp 54.000.000 untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
● Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
18
3. Calculating Taxable Income (PKP)
After calculating PTKP, the next way to calculate income tax is to find out the Taxable
Income (PKP) rate.

You have to calculate how much net income is for a year. The calculation of the PKP rate
is obtained by subtracting net income from PTKP.

There are office costs of around 5% of gross income with a maximum rate of around IDR
6,000,000 per year for permanent employees and a maximum of around IDR 2,400,000
per year for pensioners.

Here's how to calculate income tax for the Taxable Income component:
● Net Income = Gross Income - Office/Business Costs
● PKP = Net Income - PTKP.

19
3. Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Selesai menghitung PTKP, cara menghitung pajak penghasilan yang berikutnya adalah
mengetahui tarif Penghasilan Kena Pajak (PKP).

Anda harus menghitung berapa penghasilan bersih selama setahun. Perhitungan tarif
PKP diperoleh dari pengurangan antara penghasilan bersih dengan PTKP.
Terdapat biaya jabatan sekitar 5% dari penghasilan bruto dengan tarif maksimal sekitar
Rp 6.000.000 per tahun untuk pegawai tetap dan maksimal sekitar Rp 2.400.000 per
tahun untuk penerima pensiun.

Berikut ini cara menghitung pajak penghasilan untuk komponen Penghasilan Kena Pajak:
● Penghasilan Bersih = Penghasilan Bruto - Biaya Jabatan/Usaha
● PKP = Penghasilan Bersih - PTKP.

20
4. Calculating Income Tax (PPh)
After knowing the amount of PKP, then determine the percentage of income tax (PPh)
calculation applied with the following provisions:
● PKP less than IDR 50,000,000 is subject to a tax rate of 5%
● PKP between IDR 50,000,000 - IDR 250,000,000 is subject to a tax rate of 15%
● PKP between IDR 250,000,000 - IDR 500,000,000 is subject to a tax rate of 25%
● PKP above IDR 500,000,000 is subject to a tax rate of 30%.

The PPh that must be paid in a one-year period is obtained from the multiplication of the
PKP that has been obtained by the percentage according to the provisions.

21
4. Menghitung Pajak Penghasilan (PPh)
Setelah mengetahui besaran PKP, kemudian tentukan persentase perhitungan pajak
penghasilan (PPh) yang diterapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
● PKP kurang dari Rp 50.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 5%
● PKP antara Rp 50.000.000 - Rp 250.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 15%
● PKP antara Rp 250.000.000 - Rp 500.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 25%
● PKP di atas Rp 500.000.000 dikenai tarif pajak 30%.

PPh yang wajib dibayarkan dalam periode satu tahun diperoleh dari perkalian antara
PKP yang sudah diperoleh dengan persentase sesuai ketentuan.

22
Contoh Cara Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
 Penghasilan < 60 juta
Dede merupakan seorang pegawai dengan status belum menikah tanpa tanggungan di
perusahaan XYZ dengan penghasilan bruto per tahunnya senilai Rp 57,6 juta atau sekitar Rp
4,8 juta per bulannya. Dede membayar iuran pensiun dan tunjangan hari tua senilai Rp 25.000
setiap bulan.
Berikut cara menghitung pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Dede:
● Biaya jabatan setahun = 5% x Rp 57.600.000 = Rp 2.880.000
● Iuran pensiun setahun = Rp 25.000 x 12 = Rp 300.000
● Penghasilan bersih = Penghasilan bruto - biaya jabatan - iuran pensiun
= Rp 57.600.000 - Rp 2.880.000 - Rp 300.000
= Rp 54.420.000
● Penghasilan Tidak Kena Pajak = Rp 54.000.000
● Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan bersih - PTKP
= Rp 54.420.000 - Rp 54.000.000
= Rp 420.000
● PPh Pasal 21 setahun = 5% x Penghasilan Kena Pajak
= 5 % x Rp 420.000
= Rp 21.000
23
Example of How to Calculate Income Tax Article 21
 Income < 60 million
Dede is an employee with unmarried status without dependents at XYZ company with a gross
annual income of IDR 57.6 million or around IDR 4.8 million per month. Dede pays pension and
old-age benefits of IDR 25,000 every month.
Here's how to calculate the income tax that Dede must pay:
● Job cost per year = 5% x IDR 57,600,000 = IDR 2,880,000
● Pension contribution per year = IDR 25,000 x 12 = IDR 300,000
● Net income = Gross income - job cost - pension contribution
= IDR 57,600,000 - IDR 2,880,000 - IDR 300,000
= IDR 54,420,000
● Non-taxable income = IDR 54,000,000
● Taxable income = Net income - PTKP
= IDR 54,420,000 - IDR 54,000,000
= IDR 420,000
● PPh Article 21 per year = 5% x Taxable income Tax
= 5% x IDR 420,000
= IDR 21,000
24
 Income > 60 million
Bima works as a permanent employee at ABC company with a monthly salary of IDR 8,000,000
and pays pension contributions of IDR 100,000. Bima's current status is unmarried, but has 1
dependent.
How to calculate income tax article 21 of employee A is as follows:
● Gross income per year = IDR 8,000,000 x 12 = IDR 96,000,000
● Job cost per year = 5% x IDR 96,000,000 = IDR 4,800,000
● Pension contribution per year = IDR 100,000 x 12 = IDR 1,200,000
● Net income = Gross income - job cost - pension contribution
= IDR 96,000,000 - IDR 4,800,000 - IDR 1,200,000
= IDR 90,000,000
● Non-taxable income = IDR 58,500,000
● Taxable income = Net income - PTKP
= IDR 90,000,000 - IDR 58,500,000
= IDR 31,500,000
● Article 21 Income Tax per year = 5% x Taxable Income
= 5% x IDR 31,500,000
= IDR 1,575,000

25
 Penghasilan > 60 juta
Bima bekerja sebagai pegawai tetap di perusahaan ABC dengan gaji yang diterima per
bulannya sebesar Rp 8.000.000 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000.
Status Bima saat ini tidak kawin, namun memiliki 1 orang tanggungan.
Cara menghitung pajak penghasilan pasal 21 karyawan A adalah sebagai berikut:
● Penghasilan bruto setahun = Rp 8.000.000 x 12 = Rp 96.000.000
● Biaya jabatan setahun = 5% x Rp 96.000.000 = Rp 4.800.000
● Iuran pensiun setahun = Rp 100.000 x 12 = Rp 1.200.000
● Penghasilan bersih = Penghasilan bruto - biaya jabatan - iuran pensiun
= Rp 96.000.000 - Rp 4.800.000 - Rp 1.200.000
= Rp 90.000.000
● Penghasilan Tidak Kena Pajak = Rp 58.500.000
● Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan bersih - PTKP
= Rp 90.000.000 - Rp 58.500.000
= Rp 31.500.000
● PPh Pasal 21 setahun = 5% x Penghasilan Kena Pajak
= 5 % x Rp 31.500.000
= Rp 1.575.000

26
 Freelance income
Candra works as a teacher with freelance status. Per day, Candra earns a net income of
IDR 250 thousand. In one month, Candra can teach up to 20 times with an accumulated
net income per month reaching IDR 5 million.
So, how to calculate Candra's income tax is as follows:
● Non-taxable income = 20 x (IDR 54 million: 360) = IDR 3,000,000
● Taxable income = Net income - PTKP
= IDR 5,000,000 - IDR 3,000,000
= IDR 2,000,000
● PPh 21 payable on the 20th day = 5% x Taxable income
= 5% x IDR 2,000,000
= IDR 100,000

27
 Penghasilan pekerja lepas
Candra bekerja sebagai seorang pengajar dengan status pekerja lepas. Per harinya,
Candra mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp 250 ribu.Dalam satu bulan, Candra
bisa mengajar hingga 20 kali dengan akumulasi penghasilan bersih per bulan mencapai
Rp 5 juta.
Maka, cara menghitung pajak penghasilan Candra adalah sebagai berikut:
● Penghasilan Tidak Kena Pajak = 20 x (Rp 54 juta : 360) = Rp 3.000.000
● Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan bersih - PTKP
= Rp 5.000.000 - Rp 3.000.000
= Rp 2.000.000
● PPh 21 terutang hari ke-20 = 5% x Penghasilan Kena Pajak
= 5% x Rp 2.000.000
= Rp 100.000

28
“THANK YOU”

29