Gga Aki - Kuliah Internship 2012 Rsud Am Parikesit
Gga Aki - Kuliah Internship 2012 Rsud Am Parikesit
Gga Aki - Kuliah Internship 2012 Rsud Am Parikesit
Acute KIDNEY
Acute KIDNEY INJURY
INJURY
GAGAL Ginjal
GAGAL GinjalAkut
Akut
GANGGUAN Ginjal
GANGGUAN GinjalAkut
Akut
Definisi-Definisi
Definisi-Definisi
yang tidak
yang tidak
SERAGAM
SERAGAM
Diagnosis
Diagnosis
TERLAMBAT
TERLAMBAT
Atherosclerosis
Vasoconstriction Stroke
Vascular hypertrophy
GFR
Proteinuria
Aldosterone release Renal failure
Glomerular sclerosis
Stages of Chronic Kidney Disease
G FR
(mL/min/1.73
Stage Description m2)
( Gagal Ginjal Kronis )
1 Kidney damage ≥ 90
with
normal or ↑ GFR
2 Kidney damage 60-89
with
mild↓GFR
3 Moderate ↑ GFR 30-59
LANGKAH 2
PENGELOLAAN BERDASARKAN TAHAPAN GgGA
LANGKAH 3
MEMILIH JENIS PENGOBATAN YANG TEPAT
-TERAPI KONSERVATIF (SUPORTIF)
- TERAPI PENGGANTI GINJAL
LANGKAH 1
MENGENAL KONDISI KLINIK YANG DIHADAPI
DIAGNOSIS ETIOLOGI
KOMPLIKASI
LANGKAH 2
PENGELOLAAN
BERDASARKAN
TAHAPAN GgGA
TAHAP A :
Mencegah GGA berlanjut
Memperhatikan etiologi dan penyakit penyerta
[] bila GGA akibat pre-renal/dehidrasi, pada tahap initial dilakukan rehidrasi
[] bila GGA akibat sepsis, trauma,obat-obatan, dll, harus ditangani
penyebab/penyakit penyerta
[] bila ada bendungan post-renal harus dilakukan koreksi secepatnya
TAHAP B :
Mencegah penurunan fungsi ginjal berlanjut
Usaha agar fungsi ginjal tidak berlanjut adalah dengan cara memperbaiki produksi urin.
Pengelolaannya berbeda pada tiap tahap.
[] Rehidrasi, bila kausanya pre-renal
[] Force-diuresis Bila masuk dalam tahap ATN.
(dengan furosemid dosis 40 – 1000 mg/hari dan/atau cairan koloid, mannitol)
[] Terapi Pengganti Ginjal (TPG) bila ada indikasi
TAHAP C :
Mempertahankan homeostasis tubuh
(al: Koreksi terhadap gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa)
Gangguan yang menonjol dan dapat menimbulkan kematian pada GGA dengan
cepat adalah hiperkalemi dan Asidosis metabolik.
Beberapa Komplikasi GgGA yang Esensial
Dosis diuretik :
[] Sebagai dosis awal dapat diberikan sebagai bolus 40 mg
furosemid iv. Bila tidak ada reaksi dosis dapat digandakan,
atau diberikan secara infus (drip) cepat 100-250 mg/kali
dalam 1-6 jam atau drip lambat 10-20 mg/kgBB/hari
dengan dosis maksimum 1000 mg/hari. Dosis yang lebih tinggi
tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan ototoksisitas.
Bikarbonat
Bikarbonat dapat diberikan secara bolus 1 ampul (50% mEq natrium bikarbonat) atau
diberikan secara infus. Pengaruh bikarbonat dalam penurunan kadar kalium darah
baru bermakna bila pasien juga mengalami asidosis metabolik
ß-agonist
Salbutamol dapat diberikan secara infus (0,5mg) atau nebulizer (10-20 mg dalam 4
cc NaCl 0,9%). Onset obat ini 1-2 menit dan berlangsung selama 4-6 jam. Efek
samping obat ini adalah takhikardia, rasa cemas dan flushing. Harus diberikan secara
hati-hati bila pasien menderita komplikasi jantung. Lebih sering digunakan pada
anak-anak.
Memberikan obat-obatan yang dapat mengekskresi K+ keluar tubuh :
[] Melalui urin
Bila pasien masih responsif terhadap diuretik, dapat diberikan
furosemid oral atau intravena yang akan meningkatkan ekskresi kalium
melalui urin.
[] Melalui faeces
Resin penukar kation (kayaxalate® ) akan mengikat kalium dalam
saluran cerna dan menukarnya dengan natrium (sodium
polystyrene) atau kalsium (calsium polystyrene) kemudian diekskresi
lewat faeces. Dosis yang diberikan 15-30 gram per oral , untuk
meningkatkan ekskresi lewat feses dapat diberilkan bersamaan dengan
sorbitol 20% (50-100 cc). Onset obat ini lambat (> 2jam) dan berlangsung
selama 4-6 jam
Pada asidosis metabolik berat atau mengancam nyawa dapat diberikan
natrium bikarbonat (NaHCO3 ), dengan cara sebagai berikut ( Gregono AW :
standar pengobatan asidosis metabolik dari Universitas Tulane,Amerika):
KONSEP
KONSEPBARU
BARU
dilahirkan
dilahirkan
KONSEP
KONSEP
terus
terusberubah
berubah