Tumor Ganas Ginekologi: Dr. H. Patiyus Agustiansyah, SP - OG (K) MARS

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 88

TUMOR GANAS

GINEKOLOGI
dr. H. Patiyus Agustiansyah, Sp.OG(K) MARS

BAGIAN/KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2020
Jenis keganasan ginekologi :
 Kanker serviks,

 Kanker ovarium,

 Kanker endometrium,

 Kanker korpus uteri,

 Kanker vulva,

 Kanker vagina,

 Tumor trofoblas gestasional,

 Kanker tuba falopi.


Kanker Serviks
(Kenneth, 2000; Hacker,2000)
TOP RANK,
? CERVICAL
STEADY,INCREASING
PROPORTION
CANCER
PROBLEM
MORBIDITAS DAN
MORTALITAS TINGGI

INVASIVE, ADVANCE,
LESI PRE KANKER ± 5%
TERMINAL STATE, AND
DYSPLASIA / CIN / SIL 12 years
OTHERS
< 10 10-20 21-30 31-400 > 40
International map for cervix cancer per 100.000 women

(WHO,1985; Parkins et al, 1993)


RISK FACTORS
1. INFEKSI HPV
2. AKTIVITAS SEXUAL PADA USIA DINI
3. BERGANTI-GANTI PASANGAN SEKSUAL
4. MEROKOK
5. SOSIAL- EKONOMI YANG RENDAH
6. GENETIK
LESI PRE KANKER

CIN I CIN II CIN III CA


CERVIX
iINSITU
METAPLASIA

NORMAL CA
CERVIX
INVASIF
NORMAL METAPLASIA MILD

T ZONE MODERATE

DIFERENSIATION SEVERE
PROLIFERATION
4.SUPERFICIAL
3.SPINOSUM
2.INTERMEDIATE CERVICAL
CANCER
1.BASAL
STADIUM 0

HPV STADIUM I

STADIUM II

STADIUM III

STADIUM IV
SCHEMATIC REPRESENTATION OF A SKIN WART (PAPILLOMA)

EPIDERMAL CELL
DIFFRENTIATION PATHWAY PAPILLOMA VIRUS LIVE CYCLE

Stratum corneum Capsid proteins


(horny layer) Virus particles

Stratum granulosum
(granular layer)
Replicating
Viral DNA
Expression of
Stratum spinosum early genes
(prickle cells)

Mitosis Viral DNA


(few copies
per cell)
Basal Cell
 FREQUENT
INCREASING
INVASIVE STADE

PREVENTABLE?
KANKER SERVIX
FATALITY
MORBIDITY
DIAGNOSIS LESI
PRE KANKER
CERVIX
CANCER SCREENING &
EARLY DETECTION
1. VISUAL INSPESCTION WITH ACETIC ACID
2. PAPANICOLOU SMEAR
3. COLPOSCOPY
4. PEMERIKSAAN PCR VIRUS HPV
5. MOLECULAR PROTEIN 53, PROTEIN RB BCL-2, BAX, C-
MYC
FAKTOR RISIKO KANKER
• SPORADIK
• FAMILIAR
NORMAL CERVIX
Skrining Kanker Serviks dengan IVA

NORMAL CERVIX
IVA NORMAL AND IUCD
PRECANCER LESIONS
CLASSIFICATION
1. PAP GRADE
2. DISPLASIA
3. CERVICAL INTRAEPITHELIAL LESIONS
(CIN)-I, CIN-II, CIN-III
4. BETHESDA
THERAPI PADA
LESI PRE
KANKER CERVIX
1. ABLATION THERAPY
1. 1. CRYOTHERAPY
1. 2. ELECTROTHERAPY

2. CONISASI
3. TRACHELECTOMY
4. HISTERECTOMY
CRYOTHERAPY
24

MODALITAS
DETEKSI DINI
KANKER
CERVIX
.
25
Kualitas dari Screening Test Yang Bagus

• Efektif
• Aman
• Praktis
• Terjangkau
• Tersedia/mudah didapat
26
Deteksi Dini Ca Cervix

 Screening test (Tes skrining)


 Adjunctive test (Tes pelengkap)
 Diagnostic test (Tes diagnostik)
DETEKSI DINI CA CERVIX 27

• PAP Test
• Visual Inspection with Acetic Acid (VIA)

• GYNESCOPY
• CERVIKOGRAPHY
• COLOSCOPIY
• PAPNET (COMPUTERISASI)
• THIN PREP
• HPV TESTING
• TRU SCAN
• SPECULOSCOPY

....
Tes Pap Konvensional

Specificity 98%, sensitivity 51% (based


on 84 metaanalysis by The Agency for
Health Care Policy)

50% false negative inadequate


sampling and sample transfer

28
Screening Ca Cervix 29

Other Options: -
 Visual Ainspection with acetic acid (VIA)
 Visual inspection with acetic acid and magnification
(VIAM): GYNESCOPE OR SPECULOSCOPY
 Automated papsmear (PAP NET)
 CERVICOGRAPHY
 MOLECULAR (HPV/DNA) TESTS
 COLPOSCOPY
IVA
Sankaranarayanan dkk (Thailand)
Efektif, aman, praktis, murah
Tidak invasif
Oleh dokter – bidan - paramedis

30
Apa itu VIA/ Cervicoscopy ? 31

Visual Inspection after Acetic Acid


Also known as Aided Visual Inspection of Cervix, or
Acid Acetic Test

 Melihat Cervix setelah dilakukan pemberian Acetic Acid


 Acetic acid “mark” perubahan acetowhite
 Sensitivity and specificity of VIA - 70-92%
Effects of acetic acid 32

1. Acetic acid mengkoagulasi mukus, sehingga mudah untuk


dibersihkan.
- menjadikan pengamatan lebih baik
2. Acetic acid mengakibatkan konstriksi arteri superfisial yang berakibat
jaringan pucat.
- memudahkan pengamatan squamocolumnar junction lebih baik
3. Acetic acid menyebabkan dehidrasi dari sel dan koagulasi protein,
mengurangi transparansi dari epithel.
- memudahkan identifikasi terhadap displasia ephitel
Objectives Of Acetic Acid 33

Examination
 Mengetahui letak squamo columnar junction
 Mengidentifikasi lesi dan batas lesi
 Menentukan apakah lesi tersebut termasuk CIN
 Menentukan apakah mungkin untuk dilakukan terapi invasif
 Menentukan lokasi untuk dilakukan biopsi
34
35
VISUALISATION

Naked Eye Equipment

COLPOSCOPY
VIA
( Visualisation with CERVICOGRAPHY
acetic acid) GYNESCOPY
Cervicography
Kamera yang menghsailkan foto panoramik cervix dengan
resolusi yang tinggi
Test yang menentukan untuk meningkatkan sensitivitas dari pap
smear

36
37

CERVICOGRAPHY
Kenapa cervicogaphy 38
diperlukan ?

1.Screening
 pap smear tidak cukup sensitive
 variasi yang banyak pada sitologi dapat menurunkan
spesifisitas

2.Dokumentasi
- Evaluasi and follow-up
- Penelitian
- Teaching
Cervicography 39

 Sensitivity – tinggi

 Spesifisitas – rendah

 False positive rate- tinggi

 Negative predictive value- hampir 100%

 Tidak dapat untuk evaluasi endocervix


Tes HPV

HPV sulit dikultur


Tes deteksi dan tipe HPV 3 tes :
Hybrid Capture 2 ( HC2)
Polymerase Chain Reaction (PCR)
In Situ Hybridization (ISH)

40
Skrining dengan Tes
Pap
APA ITU TES PAP ATAU PAP SMEAR ?

 Tes Pap adalah suatu pengambilan sampel sel-


sel serviks (leher rahim) yang digunakan untuk
Skrining ada tidaknya perubahan-perubahan
prekanker (perubahan ke arah atau akan
menjadi kanker)

Bukan alat DIAGNOSTIK


untuk KANKER atau PREKANKER
TES PAP DAPAT JUGA UNTUK
mendeteksiadanya infeksi seperti:
Yeast, Herpes, Cervicitis and Trichomonas.
merupakan tes untuk HPV (Human Papilloma
Virus).
Faktor risiko untuk displasia serviks

 Seksual aktif usia dini


 Multiple sexual partner
 Tobacco
 Alkohol
 Fluor albus
 Gizi
 Grande multipara
Siapa yang diskrining

 Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual


 Dalam waktu 3 tahun setelah melakukan penetrasi
 Umur diatas 21 tahun
Frekuensi skrining

 Setiap tahun sampai usia 30 tahun, kecuali liquid base tiap 2-3 tahun
 Diatas 30 tahun dapat dilakukan 3 kali pemeriksaan berturut-turut, bila normal dapat
diulang setiap 3 tahun
Kapan pemeriksaan skrining dihentikan

 Di atas 65 tahun, dengan syarat :


 Tidak abnormalitas test Pap dalam 10 tahun terakhir
 Tidak ada riwayat pemakaian DES
 Tidak riwayat Ca serviks atau endometrium
Sebelum memulai Tes Pap

 Informasi
 Perlu?
 Manfaat?
 Persiapan 48 jam sebelumnya
 tidak campur (hubungan seks)
 tidak memakai pembersih (vaginal douche)
Saat yang Tepat?
 Dalam 2 minggu setelah haid selesai
Jenis spatula untuk Tes Pap
TEKNIK TES PAP

Pergunakan SPEKULUM,
Untuk menampilkan SERVIKS
=LEHER RAHIM
Area pengambilan TES PAP
SSK

Ksta Naboti
Zona Transformasi
• Daerah antara SSK baru dan SSK asli

• Perubahan karena usia

• Tertutup oleh epitel skuamousa metaplasi

• Rentan terhadap perubahan neoplasia


SSK baru

SSK
lama

Daerah columnar
epithelium

Daerah metaplasti
squamos epithelium

Daerah epithelium
asli
Conventional Sample Taker

1. Sample from
ectocervix
2. Sample from canalis
cervicalis
Endocervix Cell

2 1
Targeted Sample Taker

Smear
from
focal
lesion
Melakukan Tes Pap / Pap smear
TES PAP

1. Usapan spatula Eyre pada


ektoserviks dulu,
Pulas di kaca benda

2. Usapan “Cytobrush” pada


endoserviks, 2).
Pulas di kaca benda

3. Rendam kaca benda


dalam alkohol 96%,
minimal 30’
1).
Tes Pap
INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR
SISTEM BETHESDA (1988)

1. Laporan sediaan adekuat atau tidak

2. Kategori umum diagnosis :


• Dalam batas normal
• Perubahan seluler jinak
• Sel epitel abnormal :
 Lesi derajat rendah, Lesi derajat tinggi
 KANKER

3. Diagnosis deskriptif
Adekuat
 Pengambilannya sudah benar
 Sel-selnya dapat diperiksa dengan jelas oleh Patolog (skriner)
 Jenis sel yang harus terambil, didapat semua
Tidak adekuat

Biasanya spesimen (sediaan yang dikirim) ditolak/ tidak


diproses
Spesimen diproses dan diperiksa, tetapi tidak
memuaskan untuk evaluasi, karena
 Sel skuamosa sangat sedikit
 Fiksasi buruk
 Tidak jelas karena darah seluruhnya
Problem
Central Course for 60 University Hospital Residents
THE MANAGEMENT OF
ABNORMAL SMEAR
Triase
Normal NIS Kanker

Tes Pap

Kolposkopi + biopsi/LEEP

Histopatologi

Terapi
Central Course for 60 University Hospital Residents
Central Course for 60 University Hospital Residents
Central Course for 60 University Hospital Residents
Management Management
precancer lesion precancer lesion

Manage per Manage per


For Changed Diagnosis For Changed Diagnosis
TERAPI NIS
DESTRUKSI
Krioterapi
E. Koagulasi
Laser vap
EKSISI
Diat. Loop
Konisasi
Histerektomi
KIMIAWI

Interferon
Retinoid
OBSERVASI
5-FU topikal

Derajat lesi; luas lesi; lokasi lesi; fokus lesi


KRIOTERAPI
Keuntungan Kerugian
Efektif pada NIS 1/2 Kurang efektif
pada NIS 3

Teknis tidak sulit Spesimen PA (-)

Tenaga listrik (-) Pergeseran


SSK
Anastesi (-) Pengeluaran
cairan
DESTRUKSI LOKAL
KEGAGALAN METODA DESTRUKSI LOKAL

Lesi luas

Kolposkopi tidak memuaskan

Keterlibatan epitel endoserviks

Tehnik tidak memadahi


TERAPI EKSISI

 LEEP / LLETZ
 Konisasi
 Cold Knife
 Laser

 Histerektomi
KONISASI
Terima Kasih

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy