Kewaspadaan
Dalam psikologi modern, kewaspadaan (bahasa Inggris: vigilance) juga disebut konsentrasi berkelanjutan, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan perhatian terkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama.[1] Selama masa tersebut, seorang individu mencoba mendeteksi kemunculan stimulus target tertentu. Individu tersebut mengamati stimulus sinyal yang mungkin terjadi pada waktu yang tidak diketahui.[2]
Studi kewaspadaan telah berkembang sejak tahun 1940-an terutama karena meningkatnya interaksi manusia dengan mesin untuk aplikasi yang melibatkan pemantauan dan deteksi kejadian langka dan sinyal lemah. Aplikasi tersebut meliputi kontrol lalu lintas udara, inspeksi dan kontrol kualitas, navigasi otomatis, pengawasan militer dan perbatasan, serta penjagaan pantai.[butuh rujukan]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Perhatian
- Kontrol perhatian
- Faktor manusia
- Teori Deteksi Sinyal
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Warm, J. S., Parasuraman, R., & Matthews, G. (2008). Vigilance requires hard mental work and is stressful. Human factors, 50(3), 433-441.
- ^ Sternberg, Robert (2009). Cognitive Psychology. Belmont: CA: Wadworth Cengage Learning. hlm. 142.
Tautan eksternal
[sunting | sunting sumber]- Masyarakat Faktor Manusia dan Ergonomi https://web.archive.org/web/20100510232049/http://www.hfes.org/web/Default.aspx
- Asosiasi Psikologi Amerika http://www.apa.org