Vestigialitas manusia
Dalam konteks evolusi manusia, vestigialitas manusia adalah sifat-sifat (seperti organ atau perilaku) yang ditemui pada manusia dan telah kehilangan semua atau sebagian besar fungsi aslinya melalui evolusi. Meskipun struktur yang disebut vestigial sering tampak tidak berfungsi, struktur vestigial dapat mempertahankan fungsi yang lebih rendah atau mengembangkan fungsi baru yang lebih khas. Dalam beberapa kasus, struktur yang pernah diidentifikasi sebagai vestigial hanya memiliki fungsi yang tidak diketahui. Organ sisa kadang-kadang disebut organ rudimenter.[1]
Contoh-contoh vestigialitas manusia sangat banyak, termasuk struktur anatomis (seperti tulang ekor manusia, gigi bungsu, dan sudut dalam mata), perilaku (merinding dan refleks genggaman telapak tangan), serta berkaitan dengan sisi molekuler (misalnya pseudogen). Banyak karakteristik manusia juga bersifat vestigial pada primata lain dan hewan terkait.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Difference between rudimentary and vestigial organ - Biology - Evolution - 11741123 | Meritnation.com". www.meritnation.com. Diakses tanggal 2021-02-16.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Shubin, Neil (2009). Your Inner Fish: A Journey into the 3.5-Billion-Year History of the Human Body. New York: Vintage Books. ISBN 978-0-307-27745-9.