Leaflet Kompos Jerami
Leaflet Kompos Jerami
Leaflet Kompos Jerami
merupakan suatu kebiasaan yang salah. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan kerusakan pada tanah
2.
Batang
dan
daun
padi
yang
bisa
Salah satu alternatif yaitu dengan pembuatan kompos. Pengomposan merupakan proses
menyuburkan tanah secara fisika (jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang. 3. Membunuh permukaan mikroorganisme tanah yang di dapat
humifikasi bahan organik tidak stabil (rasio C/N >25) menjadi bahan organik stabil yang dicirikan oleh pelepasan panas dan gas dari bahan yang dikomposkan. Percepatan
areal persawahan karena lama kelamaan unsur hara yang terdapat pada tanah sawah akan selalu berkurang tanpa adanya 4.
memanfaatkan jerami sebagai sumber energinya. Menurunkan sehingga panen produktifitas semakin hari tanah akan
pengembalian kembali.
Pembakaran jerami
mikroba pengompos (dekomposer) unggul dengan dosis maksimum, bahan pelemah lignin dan penambahan bahan starter (pemacu perkembangan mikroba). PROSEDUR PENGOMPOSAN 1. Persiapan bahan Jerami, dicacah sampai berukuran 1-3 cm (dengan mesin atau manual)
justru akan menghancurkan sebagian bahan organiknya. Terdapat beberapa kerugian jika kita membakar jerami padi: 1. Menghilangkan terkandung unsur hara yang 5.
semakin menurun. Pemborosan bagi kaum petani, karena jika jerami dikembalikan ke sawah maka pemupukan dapat dikurangi, namun jika dibakar maka akan memerlukan biaya pupuk lebih banyak. 6. Mengakibatkan akibat asap polusi/ yang pencemaran dari
dalam
jerami
tersebut,
terutama Kalium yang paling banyak terdapat dalam jerami. Unsur kalium
Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok fungi perombak lignin dan selulosa dengan dosis ganda, misalnya dosis biasa 1 kg menjadi 2 kg per ton jerami.
ini berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian tanaman yang akan membantu ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika jerami dibakar menyebabkan terus-menerus tanaman padi akan kita
dihasilkan
pembakaran jerami. Pengolahan jerami membutuhkan tenaga, waktu, dan pekerjaan tambahan yang banyak, sehingga perlu dicari cara lain agar jerami tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petani.
Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam 5-10 L air per ton jerami sebagai bahan
pemacu
pekembangan
mikroba
dekomposer (starter) atau 2,5 kg urea per ton jerami. Kapur sebagai sebagai bahan pelemah lignin. Diberikan dalam bentuk tepung atau diencerkan dengan air, dosis 5 kg per ton jerami. Plastik penutup kompos warna gelap (tidak transparan). 2. Tahap Kerja Cacahan jerami ditumpuk di pinggir galengan sawah lapis demi lapis (tebal lapisan 20 cm), tinggi dan lebar
Pembalikan kompos dilakukan pada hari ke-3 untuk aerasi dan pelembaban bahan dengan air (bila kembali kering), dengan
kemudian
ditutup
tumpukan maksimum 100 cm. Tiap lapisan jerami ditaburi larutan atau kapur,
dibasahi
dengan
kemudian larutan starter gula (atau urea), terkahir agen pengompos. Tumpukan jerami yang sudah 2.
jerami >1/3 bagian (tinggi semula 100 cm menjadi sekitar 60 cm). Kompos berwarna gelap (coklat atau coklat kehitaman) 3. Kompos berbau (busuk). Sumber : Balai Penelitian Tanah Penulis : Rima Purnamayani beraroma tengik atau fermentasi, bau tidak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V, Kotabaru, Jambi Website : http://jambi.litbang.deptan.go.id
diinokulasi ditutup rapat dengan plastik penutup warna gelap. Penutupan ini untuk mengurangi memerangkap penguapan panas, atau
menyengat