Pelatihan deteksi dini tumbuh kembang untuk guru PAUD di Desa Karanganyar bertujuan meningkatkan cakupan balita dan pra sekolah. Dokumen ini membahas latar belakang rendahnya cakupan balita dan pra sekolah di desa tersebut, serta rencana pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
180 tayangan53 halaman
Pelatihan deteksi dini tumbuh kembang untuk guru PAUD di Desa Karanganyar bertujuan meningkatkan cakupan balita dan pra sekolah. Dokumen ini membahas latar belakang rendahnya cakupan balita dan pra sekolah di desa tersebut, serta rencana pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
Pelatihan deteksi dini tumbuh kembang untuk guru PAUD di Desa Karanganyar bertujuan meningkatkan cakupan balita dan pra sekolah. Dokumen ini membahas latar belakang rendahnya cakupan balita dan pra sekolah di desa tersebut, serta rencana pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
Pelatihan deteksi dini tumbuh kembang untuk guru PAUD di Desa Karanganyar bertujuan meningkatkan cakupan balita dan pra sekolah. Dokumen ini membahas latar belakang rendahnya cakupan balita dan pra sekolah di desa tersebut, serta rencana pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53
1
USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
MINI PROJECT
Tanggal : 29 Januari 17 Februari 2014 Kode Kegiatan : F7 Uraian Kegiatan : Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang untuk Guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Sebagai Upaya Meningkatkan Cakupan Balita dan Anak Prasekolah Paripurna Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan baik lingkungan prenatal maupun post natal. Faktor lingkungan ini yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan dasar awal tersebut terdiri dari asuh, asih dan asah. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna untuk mengembangkan potensi anak. Stimulasi sendiri merupakan bagian dari asah. Anak yang memperoleh stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulus. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah meliputi anak umur 1-6 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat. Pemerintah telah mengadakan program berupa pelayanan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita dan anak pra sekolah sejak dini untuk merangsang perkembangan anak dikemudian hari dan dapat mendeteksi anak jika terdapat penyimpangan. Di Provinsi Jawa Timur cakupan bayi paripurna sudah mencapai target yang diharapkan tetapi masih ada sebagian kabupaten yang tertinggal. Hal ini dapat dinilai dari data pada tahun 2012 cakupan (kunjungan) bayi paripurna Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 94,10%, dimana 12 kabupaten/kota belum mencapai target yang ditentukan, yakni 90% (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012). 2
Sedangkan untuk cakupan balita dan pra sekolah, provinsi Jawa timur belum mencapai target yang diharapkan. Dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, hanya 6 (enam) kabupaten/kota yang mencapai target 83%. Kisaran cakupan antara yang terendah yakni sebesar 44,19% di Kabupaten Nganjuk dan yang tertinggi 91,86 % di Kabupaten Lamongan. Kabupaten Bondowoso sendiri masih belum mencapai target tersebut dengan hanya mencapai 72,79 %. (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012). Kabupaten atau kota yang belum mencapai target perlu meningkatkan cakupan pelayanan anak balita dengan pelayanan paripurna, yakni salah satu pelayanannya adalah sudah di-Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebanyak 2 (dua) kali. Petugas diharapkan tetap memantau anak balita di Pendidikan Anak Usaha Dini (PAUD) dan mencatat di kohort anak balita. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menunjukkan hasil cakupan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) balita dan apras di Dinas Kesehatan Kota Bondowoso pada tahun 2013 yaitu balita sebesar 79,59%, dan apras sebesar 80,87%. Hal ini belumlah mencapai target yang ditentukan karena masih di bawah 90%. Dari data Puskesmas Tegalampel, hasil cakupan DDTK bayi, balita dan pra sekolah di Desa Karanganyar di tahun 2013 yakni untuk bayi sebesar 97,1 %, untuk balita sebesar 55,7%, dan apras sebesar 68,7%. Dibandingkan desa lainnya di Tegalampel, desa Karanganyar termasuk yang memiliki cakupan balita dan apras yang rendah dan masih di bawah 90%, sedangkan untuk cakupan bayi paripurna sudah di atas 90%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai screening untuk DDTK maupun hal-hal teknis berkenaan dengan pelaporan hasil kepada petugas kesehatan. Oleh karena itu perlu diadakan adanya pelatihan dan pemantauan DDTK untuk para guru PAUD di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel agar cakupan pelayanan paripurna bayi, balita dan apras dapat ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam pembuatan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan kesadaran para guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Desa Karanganyar mengenai pentingnya DDTK dan cara melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS? 2. Bagaimana peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 dalam melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS setelah dilaksanakannya pelatihan? 3
3. Apa saja permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan DDTK bagi balita dan APRAS di PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2?
1.3 Tujuan Umum Untuk meningkatkan cakupan balita dan anak pra sekolah paripurna di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso
1.4 Tujuan Khusus 1. Untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam melakukan dan melaporkan hasil DDTK secara mandiri 2. Untuk mendeteksi adanya kelainan tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra sekolah di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi 1. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 1995) 2. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002) 3. Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko- sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak 1. Faktor Intrinsik Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu: Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner) Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. 5
Anemia atau penyakit darah lainnya. Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
2. Faktor Ekstrinsik Yang merupakan faktor ekstrinsik antara lain : Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua). Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun). Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-psiko-fisiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
3. Faktor Pendukung Faktor faktor pendukung perkembangan anak, antara lain : Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut 6
Peran aktif orang tua Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak Peran aktif anak Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).
2.3 Aspek Perkembangan Anak a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. o Perkembangan motorik kasar Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya. o Perkembangan motorik halus Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
b. Perkembangan Emosi Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
7
c. Perkembangan Kognitif Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.
d. Perkembangan Psikososial Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.
2.4 Tahapan Perkembangan Anak Menurut Usia Usia 0-3 bulan: Mengangkat kepala setinggi 45 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah Melihat dan menatap wajah anda Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh Suka tertawa keras Bereaksi terkejut terhadap suara keras Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum. Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
Usia 3-6 bulan: Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil Menggenggam pensil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan 8
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
Usia 6-9 bulan: Duduk sendiri (dalam sikap bersila) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak dan meraih mainan atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup Bersuara tanpa arti seperti: mamama, bababa, dadada, tatata Mencari mainan/benda yang dijatuhkan Bermain tepuk tangan/cilukba Bergembira dengan melempar benda Makan kue sendiri
Usia 9-12 bulan: Mengangkat badannya ke posisi berdiri Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi Dapat berjalan dengan dituntun Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan Mengenggam erat pensil Memasukkan benda ke mulut Mengulang menirukan bunyi yang didengar Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja Bereaksi terhadap suara bisikan (perlahan) Senang diajak bermain "CILUK BA" Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
9
Usia 12-18 bulan: Berdiri sendiri tanpa berpegangan Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali Berjalan mundur 5 langkah Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama". Menumpuk dua buah kubus Memasukkan kubus di kotak Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
Usia 18-24 bulan: Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik Berjalan tanpa terhuyung-huyung Bertepuk tangan, melambai-lambai Menumpuk empat buah kubus Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Menggelindingkan bola kearah sasaran Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
Usia 24-36 bulan: Jalan menaiki tangga sendiri Dapat bermain dan menendang bola kecil Mencoret-coret pensil pada kertas Bicara dengan baik, menggunakan dua kata Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu membawa suatu benda jika diminta Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah 10
Melepas pakaiannya sendiri
Usia 36-48 bulan: Berdiri pada satu kaki selama 2 detik Melompat dengan kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus Mengenal 2-4 warna Menyebut nama, umur, tempat. Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan Mendengarkan cerita Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri Bermain bersama ternan, mengikuti aturan permainan Mengenakan sepatu sendiri Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
Usia 48-60 bulan: Berdiri pada satu kaki selama 6 detik Melompat dengan kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus Mengenal 2-4 warna Menyebut nama, Usia, tempat Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan Mendengarkan cerita Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan Mengenakan sepatu sendiri Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
Usia 60-72 bulan: Berjalan lurus 11
Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap Menangkap bola kecil dengan kedua tangan Menggambar segi empat Mengerti arti lawan kata Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10 Mengenal warna-warni Mengungkapkan simpati Mengikuti aturan permainan Berpakaian sendiri tanpa dibantu
2.5 Penilaian Perkembangan Anak Tujuan Penilaian Perkembangan Anak Tujuan dari penilaian perkembangan anak adalah agar para tenaga kesehatan : 1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal yang merupakan resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut. 2. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan konseling genetik. 3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.
Tahap Penilaian Perkembangan Anak 1. Anamnesis Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya akan dapat diketahui. Ditanyakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak saat masa prenatal, natal dan postnatal. Prenatal: a) Genetika b) Gizi ibu c) Anemia d) Diabates Melitus 12
e) Alkoholik f) Narkotik g) TORCH h) Perdarahan antepartum Natal: a) Hipoglikemi b) Infeksi c) Bayi berat lahir rendah d) Asfiksia Neonatal e) Tindakan partus Postnatal: a) Infeksi (intrakranial) b) Kejang demam c) Trauma Kapitis d) Tumor otak e) Hiperbilirubinemia
2. Skrining Gangguan Perkembangan Anak Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologik lainnya.
3. Evaluasi Lingkungan Anak Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan biopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini kita juga harus melakukan evaluasi terhadap lingkungan anak tersebut, misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).
4. Evaluasi Penglihatan dan Pendengaran Anak Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi; umur 2 tahun 3 tahun dengan kartu gambar dari Allen; dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya. 13
Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung dan tenggorok.
5. Evaluasi Bicara dan Bahasa Anak Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada/tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak, dan sebagainya.
6. Pemeriksaan Fisik Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda penyakit defisiensi dan lain lain.
7. Pemeriksaan Neurologi Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang teliti maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya jika ada lesi intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit degeneratif dan sebagainya.
8. Integrasi hasil penemuan Berdasar anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, perencanaan konsultasi dan prognosisnya.
14
2.6 KPSP sebagai Salah Satu Metode Penilaian Perkembangan Anak Ada banyak jenis tes perkembangan dan psikologi untuk menilai tahap perkembangan anak. Berikut beberapa jenis tes penilaian perkembangan anak yang sering digunakan antara lain : 1. KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) 2. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak 3. Tes Daya Dengar Anak 4. DDST (Denver Developmental Screening Test) Pada mini project ini, metode yang penulis libatkan adalah KPSP. Untuk itu, berikut penjabaran lebih lanjut mengenai KPSP: Definisi KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.
Prosedur Pelaksanaan Tentukan usia anak yang akan dilakukan skrining. Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3-6-9-12-15-18-21-24-30-36-42-48-54-60-66-72 bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. Untuk usia ditetapkan menurut bulan dengan kelebihan 16 hri dibulatkan menjadi 1 bulan. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : o Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri? o Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk 15
Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu- ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
Penilaian Hasil Kuisioner Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab oleh orang tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai. o Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang) o Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah) o Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S) o Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) o Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). o Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja. 1. Untuk Anak dengan Perkembangan Sesuai (S) Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu. 2. Untuk Anak dengan Perkembangan Meragukan (M) Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering . Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai. 16
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak. 3. Untuk Anak dengan Kemungkinan Penyimpangan Perkembangan (P) - Lakukan tes lanjutan dengan menggunakan tes DDST lengkap
2.7 Gangguan Perkembangan dan Intervensinya Meskipun beberapa keterlambatan perkembangan pada perkembangan milestone bahasa, motorik, atau sosial adaptif dapat bersifat sementara, keterlambatan perkembangan pada usia dini sangat erat hubungannya dengan diagnosis dari disabilitas perkembangan seperti retardasi mental, serebral palsi, gangguan bicara, autis dan kesulitan belajar pada perkembangan anak lebih lanjut. Terlebih lagi, adanya bukti bahwa identifikasi dini dan penanganan anak dengan kondisi perkembangan yang terganggu dapat meningkatkan hasil akhir secara fungsional dan menurunkan resiko dari masalah tingkah laku sekunder. Kemampuan berbicara dan berbahasa telah dipertimbangkan oleh para ahli sebagai indikator yang baik terhadap perkembangan anak secara keseluruhan dan kemampuan kognitif yang berhubungan dengan keberhasilan pendidikan. Identifikasi anak dengan keterlambatan perkembangan atau masalah yang berkaitan dapat mengarahkan kepada intervensi ketika usia dini dimana kemungkinan untuk perbaikan paling baik. Penilaian perkembangan anak meliputi identifikasi masalah-masalah perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan surveillance ukuran standart atau non standart, yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya. Tolak ukur perkembangan meliputi motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan prilaku sosial. Dikatakan terdapat penyimpangan apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan tolak ukur (milestone) anak normal. Dalam survei diperoleh informasi kepedulian orang tua terhadap perkembangan dan prilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan perkembangan anak : 1. emosi dan perilaku 2. berbicara dan berbahasa 3. keterampilan sosial dan menolong diri sendiri 4. motorik kasar 5. motorik halus 6. membandingkan dengan lingkungan 7. masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh 17
Beberapa Gangguan Perkembangan Anak Yang Sering Ditemukan 1. Gangguan bicara dan bahasa Kemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab kemampuan ini melibatkan kemampuan kognitif, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2. Cerebral Palsy Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 3. Sindrom Down Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia berat, masalah biologis, atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4. Gangguan Autisme Merupakan gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat yang dapat mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 5. Retardasi Mental Merupakan suat kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutann masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 6. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hioeraktivitas Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
18
2.8 Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak Merupakan suatu tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Tindakan tersebut dapat berupastimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.
Indikasi dilakukan intervensi perkembangan anak - Perkembangan yang meragukan (M), artinya kemampuan anak tidak sesuai dengan yang seharusnya dimiliki anak. Pemeriksaan KPSP jawaban YA = 7 atau 8. - Langkah intervensi : o Pilih kelompok stimulasi yang lebih muda dari umur anak o Ajari orang tua cara melakukan intervensi sesuai dengan masalah/penyimpangan yang ditemukan pada anak tersebut. Misalnya anak memiliki penyimpangan pada gerak kasar, aka yang diintervensi adalah gerak kasarnya, contoh : anak dilaih berdiri. o Beri petunjuk pada orang tua untuk mengintervensi anak sesering mungkin dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain agar anak tidak bosan. o Intervensi dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam selama 2 minggu. o Minta orang tua untuk datang kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi.
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri utamanya adalah adanya tindakan yang berulang atau bersiklus dengan ciri utamanya adalah adanya tahap refleksi hasil tindakan kelas per siklusnya dan metode utamanya adalah refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam konteks penelitian tindakan ini peneliti bertindak sebagai pelaku utama sekaligus observer, sebab peneliti terlibat langsung dalam pemberi materi pelatihan DDTK kepada para guru PAUD sekaligus dalam pengevaluasian pemahaman tersebut. Sebagai observer, peneliti mengobservasi langsung kegiatan para guru dalam pengisian Kartu Anak guna tercapainya cakupan bayi yang paripurna. Di samping itu, pendekatan ini dipilih karena penelitian tindakan ini memenuhi kriteria kualitatif (Lexy J. Moleong, 1999: 4-7).: 1) peneliti sebagai instrumen utama, di samping sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian; 2) menggunakan latar alami, dalam hal ini peneliti akan menyelidiki dan memaparkan data secara alami seperti apa adanya di lapangan; 3) hasil penelitian bersifat deskriptif-analisis, karena data yang akan terkumpul berupa kata-kata atau kalimat dan angka-angka; 4) adanya batas permasalahan yang ditentukan oleh fokus penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Desa Karanganyar. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2014 sampai tanggal 17 Februari tahun 2014.
3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para guru PAUD Putra Harapan yang berjumlah 3 orang dan guru PAUD Bougenville 2 yang berjumlah 2 orang. Semuanya adalah perempuan dengan kemampuan yang heterogen.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 20
a. KPSP dan penyederhanaan KPSP Keduanya merupakan bahan yang harus dipelajari dan dipahami oleh subyek peneliti untuk dapat melakukan pengisian Kartu Anak b. Alat peraga Alat peraga yang digunakan berupa balok-balok kecil dengan berbagai ukuran, baju yang memilki kancing, kertas gambar, sebagai sarana untuk melakukan DDTK kepada balita dan apras. c. Kartu Anak Kartu anak digunakan sebagai acuan keberhasilan pelatihan tindakan berupa tingkat pemahaman subyek peneliti dalam mendeteksi tumbuh kembang.
3.5 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan istilah dalam penelitian, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penelitian : menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan : menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas : dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas' adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Dalam penelitian ini, kelas adalah sekelompok guru yang diberi perlakuan tindakan pembelajaran tentang pelaksanaan DDTK. 4. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) adalah kegiatan/pemeriksaan yang bertujuan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada Balita dan Anak Pra Sekolah. Dengan ditemukannya secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang pada anak, maka intervensi yang akan dilakukan tentunya akan lebih mudah dan fokus dilaksanakan dan selain itu tenaga kesehatan juga mempunyai waktu yang cukup dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang sesuai.
21
3.6 Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Rancangan dari model PTK Sumber : Hopkins (1993) yang dikutip oleh Tim Pelatihan Proyek PGSM (1999:7).
3.7 Prosedur Pelaksanaan Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan per siklus; pertemuan pertama adalah pelaksanaan tindakan pembelajaran dan pertemuan kedua adalah evaluasi proses pelaksanaan DDTK oleh guru terhadap siswanya. Siklus kedua tidak 22
dilaksanakan apabila hasil evaluasi siklus pertama sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan DDTK. Namun apabila hasil evaluasi tidak menunjukkan peningkatan maka perlu dilaksanakan siklus ke dua berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Tahap kegiatan awal, meliputi: a. Observasi awal b. Tes awal: untuk mengetahui kemampuan awal para guru PAUD tentang pentingnya DDTK, cara pemeriksaan DDTK yang benar serta cara pelaporan yang sesuai. 2. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi: a. membuat skenario pelatihan b. membuat lembar observasi lembar observasi digunakan untuk melihat para guru PAUD dalam mengaplikasikan materi yang diberikan. c. mendesain alat evaluasi alat evaluasi digunakan untuk melihat apakah materi telah dikuasai oleh subyek peneliti dalam hal ini para guru PAUD. d. membuat jurnal refleksi diri. 3. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah memberikan materi DDTK dan pelatihan cara pengisian Kartu Anak melalui KPSP. 4. Observasi/evaluasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi. 5. Refleksi hasil yang diperoleh dalam tahap observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Kelemahan-kelemahan/ kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
3.8 Jenis Data dan Cara Pengambilan Data a. Sumber data: sumber data dalam penelitian ini adalah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso mengenai cakupan balita dan APRAS paripurna di Bondowoso dan dari Puskesmas Tegalampel mengenai cakupan balita dan APRAS paripurna di Desa Karanganyar 23
b. Jenis data: jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar. c. Cara pengambilan data - Data tentang pelaksanaan pelatihan DDTK diambil berdasarkan pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal refleksi diri. - Data tentang pemahaman para guru PAUD diambil melalui hasil pengisian Kartu Anak.
3.9 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pelatihan yaitu minimal 90% skenario pelatihan yang dibuat telah dilaksanakan dengan benar, melalui hasil pengisian Kartu Anak dan pelaporannya.
24
BAB IV DATA DASAR
4.1 Data Geografis Desa Karanganyar - Luas wilayah : 441 ha - Batas batas : o Utara : Desa Tanggulangin o Timur : Kelurahan Sekarputih o Selatan : Kelurahan Kotakulon o Barat : Desa Locare
4.2 Data Demografi Desa Karanganyar - Terdiri dari 6 Dusun : o Dusun Jembatan Kecil o Dusun Blok Pasar o Dusun Krajan o Dusun Trebung o Dusun Song Tengah o Dusun Song Barat - Jumlah Kepala Keluarga : 2.781 KK - Jumlah Penduduk : 5649 jiwa o Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki : 2757 jiwa Perempuan : 2892 jiwa
25
Peta Desa Karanganyar
4.3 Sumber Daya Desa Karanganyar - Sarana Pendidikan o PAUD : 9 o TK : 2 o SD / Sederajat : 3 o SMP / Sederajat : 1 o SMA / Sederajat : 0 - Jumlah Tempat Ibadah o Masjid : 3 o Mushallah : 37 o Gereja : 0 o Vihara : 0 o Pura : 0
26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan mini project ini diawali dengan pemilihan sampling untuk kegiatan pelatihan guru PAUD. Rangkaian kegiatan dimulai dengan melakukan survey data dasar pada desa- desa di kecamatan Tegalampel. Di antara 7 desa yang ada, Karanganyar dan Sekarputih merupakan 2 desa terpilih yang dianggap memiliki angka cakupan balita dan APRAS paripurna terendah dibandingkan desa lain. Angka terendah sebenarnya ditunjukkan pada data desa Sekarputih, tetapi hal ini disebabkan karena permasalahan teknis yakni perihal pelaporan yang kurang baik sehingga data yang terkumpul tidak mencukupi untuk menggambarkan kondisi cakupan balita dan APRAS paripurna yang sebenarnya sehingga tidak relevan untuk dijadikan sampel. Karena itu, desa Karanganyar dipilih untuk kegiatan ini. Pengambilan data dasar dilakukan pada kantor balai desa Karanganyar, PKM Tegalampel dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. Jumlah balita dan APRAS desa Karanganyar berdasar data KIA tahun 2013 yaitu balita sebanyak 282 jiwa dan APRAS sebanyak 147 jiwa dengan cakupan balita paripurna desa Karanganyar 79,59%, dan apras sebesar 80,87%. Desa Karanganyar memiliki 9 PAUD dengan total guru PAUD 29 orang. Kegiatan miniproyek dilanjutkan dengan pelaksanaan observasi dan tes awal dengan mendatangi guru-guru PAUD desa Karanganyar. Dalam tahap ini, dilakukan penilaian kemampuan awal para guru PAUD desa Karanganyar tentang pentingnya DDTK, cara pemeriksaan DDTK yang benar serta kelainan tumbuh kembang yang mungkin ditemukan selama DDTK serta kapan gangguan itu harus dilaporkan. Dari pertemuan awal ini tampak bahwa para guru PAUD hanya mengetahui sekilas tentang DDTK namun belum memahami seberapa penting dan bagaimana cara DDTK itu sendiri dilakukan. Para guru PAUD sendiri belum dapat mengetahui kapan balita dan APRAS memerlukan perhatian lebih terkait proses tumbuh kembangnya termasuk kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus atau bahkan perlu intervensi medis. Setelah mendapatkan gambaran mengenai kemampuan awal para guru PAUD mengenai DDTK melalui observasi dan tes awal, dilakukan perencanaan kegiatan pelatihan. Perencanaan ini terdiri dari pembuatan skenario pelatihan, lembar observasi, dan jurnal refleksi diri.
27
1. Skenario pelatihan Pelatihan dirancang terdiri dari penyusunan materi pelatihan yang akan diberikan kepada para guru PAUD serta rencana isi kegiatan pelatihan. Isi kegiatan pelatihan terdiri dari pemberian materi mengenai DDTK, demonstrasi pelaksanaan DDTK dengan KPSP dan penyederhanaannya, serta demonstrasi cara pengisian kartu anak yang dilanjutkan dengan diskusi dua arah dengan para guru PAUD. Rancangan materi DDTK meliputi pentingnya DDTK beserta cara melakukannya dengan benar serta apa saja gangguan yang mungkin muncul selama DDTK dan kapan gangguan itu harus dilaporkan kepada petugas medis terkait. 2. Lembar observasi Lembar observasi dalam penelitian ini berupa observation checklist yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru PAUD dalam mengaplikasikan materi yang diberikan. Di dalam lembar observasi ini dicantumkan indikator apa saja yang perlu diamati dari kegiatan guru PAUD dalam melakukan DDTK berdasar penyederhanaan KPSP pada balita dan APRAS. Dalam lembar observasi ini dicantumkan pula deskripsi cara guru dalam melaksanakan DDTK beserta kondisi yang terjadi pada saat itu. Adapun bentuk lembar observasi adalah sebagai berikut; Tabel 1: Observation checklist pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD
No
Nama guru (yang diamati) INDIKATOR PENGAMATAN GURU Jumlah GK GH BB SK A NA A NA A NA A NA 1 2 3 4 5
Catatan: GK = Gerak Kasar; GH = Gerak Halus; BB = Bicara dan Bahasa; SK = Sosialisasi dan Kemandirian A = Applicable (dapat melakukan); NA = Not Applicable (tidak dapat melakukan)
28
3. Alat evaluasi Selanjutnya, observasi dilanjutkan dengan evaluasi menggunakan alat evaluasi yang dibuat untuk melihat apakah materi telah dikuasai dan seberapa baik penguasaan materi oleh para guru PAUD. Alat evaluasi ini mencakup penilaian seberapa baik guru melakukan DDTK dalam hal ini melibatkan penilaian kesesuaian apa yang dilakukan para guru PAUD dengan cara menggunakan DDTK berdasar KPSP dan penyederhanaannya yang benar. Hal tersebut dapat dinilai dari lembar observasi dan kartu anak yang dievaluasi dengan alat evaluasi yang dirancang oleh peneliti. Alat evaluasi tersebut digunakan sebagai pedoman penilaian kartu anak sebagai hasil pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD. Alat evaluasi tersebut berisi kisi-kisi hal-hal yang dinilai dalam dari kartu anak yang telah diisi oleh guru PAUD. Adapun bentuk alat evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
4. Pembuatan jurnal refleksi diri. Jurnal refleksi diri ini dirancang untuk menarik hasil observasi dan evaluasi yang telah dilakukan, di dalamnya terdiri dari : kondisi-kondisi yang mempengaruhi penelitian ini seperti kendala dan kekurangan faktor yang mendukung faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil DDTK yang tidak terkait dengan guru PAUD. Solusi dan alternatif untuk perbaikan dan antisipasi masalah pada kegiatan serupa selanjutnya. Tahap-tahap yang sudah dirancang dalam perencanaan tersebut kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan dilaksanakan dengan mengumpulkan guru-guru PAUD yang ada di Karanganyar di Poskesdes Karanganyar. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian materi DDTK melalui ceramah dan dilanjutkan dengan pelatihan melakukan DDTK dengan KPSP beserta penyederhanaannya dibantu dengan alat peraga. Setelah para PAUD 4 Aspek Penilaian KPSP Hasil Akhir Kuisioner Salah Benar Salah Benar
29
guru dapat melaksanakannya di depan peneliti, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan mengenai cara mengisi Kartu Anak melalui KPSP. Untuk melancarkan kegiatan pelatihan, para peserta sebelumnya diinstruksikan untuk membawa 1 orang balita dan 1 orang APRAS untuk demonstrasi cara melakukan DDTK dan pengisian kartu anak dengan KPSP dan penyederhanaannya. Setelah dilakukan demonstrasi, diadakan diskusi dengan guru PAUD mengenai DDTK ini. Komunikasi 2 arah ini ditujukan untuk mengakomodasi apa saja yang ingin diketahui guru PAUD lebih lanjut mengenai pelaksanaan DDTK dan pengisian kartu anak serta apa saja yang belum dipahami guru PAUD mengenai materi dan demonstrasi yang telah dilakukan. Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan tahap observasi/evaluasi. Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi. Peneliti mengamati guru melakukan DDTK terhadap balita dan APRAS yang dilaksanakan di PAUD Putra Harapan (PH) dan PAUD Bougenville 2 (B) serta pengisian kartu anak oleh guru PAUD yang bersangkutan. Dari pengamatan yang dilakukan sesuai dengan rancangan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya tersebut tampak bahwa guru sudah dapat melakukan cara melaksanakan DDTK dengan penyederhanaan KPSP. Adapun gambaran hasil pengamatan pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD sesuai lembar observasi adalah sebgai berikut: Tabel 1: Observation checklist pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD
No
Nama guru (yang diamati) INDIKATOR PENGAMATAN GURU Jumlah GK GH BB SK A NA A NA A NA A NA 1 Guru PAUD PH 1 V V V V 4 A 2 Guru PAUD PH 2 V V V V 4 A 3 Guru PAUD PH 3 V V V V 4 A 4 Guru PAUD B 1 V V V V 4 A 5 Guru PAUD B 2 V V V V 4 A Catatan: GK = Gerak Kasar; GH = Gerak Halus; BB = Bicara dan Bahasa; SK = Sosialisasi dan Kemandirian A = Applicable (dapat melakukan); NA = Not Applicable (tidak dapat melakukan)
Hasil observasi tersebut menunjukkan semua guru baik dari PAUD Putra Harapan maupun PAUD Bougenvelle 2 dapat melakukan pemeriksaan DDTK sesuai dengan KPSP 30
dengan penyederhanaan meliputi pemeriksaan Gerak Kasar, Gerak Halus, Bicara dan Bahasa, dan Sosialisasi Kemandirian. Selanjutnya pengamatan dilanjutkan dengan penilaian kemampuan guru PAUD dalam melaksanakan DDTK dengan menggunakan alat evaluasi yang telah dirancang sebelumnya. Dengan penilaian kartu anak menggunakan alat evaluasi, tampak bahwa para guru PAUD sudah dapat melaksanakan dengan baik DDTK menggunakan penyederhanaan KPSP yang tampak dari kartu anak yang diisi. Indikator dalam pengisian kartu anak dapat dianggap telah diisi dengan baik jika 90% kartu anak sudah dapat diisi dengan benar, dan dititik beratkan pada poin ke 4 pada kartu anak, yaitu aspek perkembangan. Hal ini tampak dari penyajian data berdasar evaluasi kartu anak yang telah terkumpul sebagai berikut:
Selanjutnya tahap yag dilakukan adalah refleksi hasil. Refleksi hasil yang diperoleh dalam tahap observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi hasil dari kegiatan ini antara lain: 1. Kekurangan dan kendala pelaksanaan kegiatan a. Undangan untuk pelatihan tidak menyebar ke semua PAUD di desa Karanganyar, sehingga tidak semua guru PAUD datang pada saat pelatihan bersama di Poskesdes Karanganyar. b. Tidak semua murid PAUD masuk secara rutin/ aktif setiap harinya sehingga dalam kurun waktu evaluasi yang pendek tidak dapat dilakukan pemeriksaan untuk seluruh murid PAUD. 2. Faktor yang mendukung pelaksanaan kegiatan a. Bidan serta perawat desa turut membantu dalam pelaksanaan pelatihan DDTK di Poskesdes Karanganyar PAUD 4 Aspek Penilaian KPSP Hasil Akhir Kuisioner Terisi Dengan Benar Salah Benar Salah Benar Putra Harapan 0 22 0 22 100% Bougenville 2 0 25 0 25 100% 31
b. Guru PAUD yang mau semangat dan belajar untuk pelaksanaan DDTK setelah diberi pengertian akan pentingnya pelaksanaan DDTK serta pengaruh kedepannya untuk anak-anak didiknya 3. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil DDTK yang tidak terkait dengan guru PAUD a. Tingkat kemauan anak (malu atau malas) dalam melakukan suruhan- suruhan pada saat pemeriksaan DDTK 4. Solusi dan alternatif untuk perbaikan dan antisipasi masalah pada kegiatan serupa selanjutnya a. Perlunya pendataan lengkap PAUD yang masuk cakupan wilayah Karanganyar sehingga nantinya undangan untuk pelatihan dapat tersebar merata b. Waktu evaluasi yang lebih lama sehingga memungkinkan semua balita dan apras dapat dideteksi tumbuh kembangnya
32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dengan pelaksanaan pelatihan DDTK untuk guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Desa Karanganyar dan dari evaluasi yang dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari guru-guru PAUD dalam melaksanakan DDTK, dimana dari awalnya belum bisa melakukan, setelah dilakukan kegiatan ini guru-guru PAUD dapat melakukan pemeriksaan DDTK secara mandiri. Selain itu, setelah diberikan pengertian dan penjelasan, muncul kesadaran dari guru PAUD akan pentingnya dilakukan DDTK ini karena akan berpengaruh pada masa depan si anak. Kurangnya cakupan balita dan apras paripurna sebelumnya di desa Karanganyar selain awalnya karena ketidaktahuan guru PAUD akan pemeriksaan DDTK, juga dipengaruhi faktor kehadiran dari anak saat dilakukan pemeriksaan, dimana beberapa anak tidak bisa hadir misalnya karena kesibukan orang tua. Dari kegiatan DDTK ini, juga akhirnya ditemukan beberapa anak yang kemungkinan memiliki kelainan perkembangan.
6.2 Saran Perlu dilakukan pelaksanaan DDTK secara berkesinambungan setelah kegiatan ini agar dapat meningkatkan cakupan balita dan apras paripurna di desa Karanganyar dan dapat mendeteksi secara dini anak-anak yang memiliki kelainan tumbuh kembang sehingga dapat ditangani dengan segera. Perlu pendekatan dan penjelasanyang lebih baik pada masyarakat (guru PAUD dan orang tua anak) dari pihak bidan, perawat, dan dokter agar bisa mencapai cakupan balita dan apras paripurna. 33
DAFTAR PUSTAKA
Rusmil, Kusnandi et al. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Departemen Kesehatan RI
Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : EGC
Schwartz, William. 2004. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta ; EGC.
Subbagian Tumbuh Kembang. 2004. Pemantauan Perkembangan Denver II. Yogyakarta : Bagial Ilmu Kesehatan Anak FKUGM / RS. Sardjito
34
Lampiran Lampiran 1. KPSP untuk Usia 3 Bulan 72 Bulan
KPSP usia 3 bulan 1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali. 2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda? 3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis? 4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?
5. Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?
6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum kembali kepada anda? 7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?
8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45 seperti pada gambar ?
9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar? 35
10. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?
KPSP usia 6 bulan 1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya 3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?
4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti pada gambar ?
5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis? 6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya? 7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? 36
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya. 9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya? 10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.
KPSP usia 9 bulan 1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai. 3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi? 4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini. 37
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya. 6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang?kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? 9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan. 10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?
KPSP usia 12 bulan 1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda muncul kembali? 2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali? 3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja? 4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: ma-ma, da-da atau pa-pa. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara tadi. 5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda? 38
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya. 7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?
8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? 9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi? 10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.
KPSP usia 15 bulan 1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut dinilai 2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan? 3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. 4. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan mama jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu diantaranya. 5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik? 6. Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih? Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali? 7. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan 8. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung? 9. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu seperti pada gambar ini 39
KPSP usia 18 bulan 1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. 2. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan mama jika memanggil/melihat ibunya? 3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik? 4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih? 5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali? 6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan. 7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung? 8. Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?
9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda? 10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa tumpah?
KPSP usia 21 bulan 1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali? 2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan. 3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung? 4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ? 40
5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda? 6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa tumpah? 7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? 8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm 9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain papa dan mama?. 10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)
KPSP usia 24 bulan 1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? 2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" clan "mama"? 4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya). 5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). 6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang. 7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)? 8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? 41
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta? 10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
KPSP usia 30 bulan 1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai) 2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang. 3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)? 4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? 5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta? 6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai. 7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? 8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta minum, mau tidur? Terimakasih dan Dadag tidak ikut dinilai. 10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?
KPSP usia 36 bulan 1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? 2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 42
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta minum; mau tidur, Terimakasih dan Dadag tidak ikut dinilai. 4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?
5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari jarak 1,5 meter? 6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: Letakkan kertas ini di lantai. Letakkan kertas ini di kursi. Berikan kertas ini kepada ibu. Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi? 7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2.5 cm. Suruh anak menggambar garis lain di samping garis tsb.
8. Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari? 9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? 10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
KPSP usia 42 bulan 1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? 2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter? 3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya? 43
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih? 5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari? 6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?
7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? 9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
KPSP usia 48 bulan 1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter? 2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya? 3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih? 4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari? 5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?
44
6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? 8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) 9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
KPSP usia 54 bulan 1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 5 cm. 2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain? 3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) 4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti. 5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. "Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?" "Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?" "Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?" Jawab YA bila anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel atau "masuk kedalam rumah. Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan" Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur", "berbaring/tidur-tiduran", "istirahat" atau "diam sejenak" 6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? 7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih? 8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang". Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. 45
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?" Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar? 9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai". "Letakkan kertas ini di bawah kursi". "Letakkan kertas ini di depan kamu" "Letakkan kertas ini di belakang kamu" Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang
KPSP usia 60 bulan 1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan? Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar? Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah? Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah menggigil ,pakai mantel atau masuk kedalam rumah. 46
Jika lapar, jawaban yang benar adalah makan Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur, berbaring/tidur-tiduran, istirahat atau diam sejenak 2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? 3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih? 4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata lebih panjang. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: Mana garis yang lebih panjang? Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar? 5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: Letakkan kertas ini di atas lantai. Letakkan kertas ini di bawah kursi. Letakkan kertas ini di depan kamu Letakkan kertas ini di belakang kamu Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di atas, di bawah, di depan dan di belakang 7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? 47
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak : Tunjukkan segi empat merah Tunjukkan segi empat kuning Tunjukkan segi empat biru Tunjukkan segi empat hijau Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? 10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
KPSP usia 66 bulan 1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai". "Letakkan kertas ini di bawah kursi". "Letakkan kertas ini di depan kamu" "Letakkan kertas ini di belakang kamu" Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang 3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninqgalkannya? 4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :
48
"Tunjukkan segi empat merah" "Tunjukkan segi empat kuning" Tunjukkan segi empat biru "Tunjukkan segi empat hijau" Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar? 5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? 6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? 7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar orang". Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh? 8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh? 9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: "Jika kuda besar maka tikus "Jika api panas maka es "Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ? 10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
KPSP usia 72 bulan 1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :
Tunjukkan segi empat merah Tunjukkan segi empat kuning Tunjukkan segi empat biru Tunjukkan segi empat hijau Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar? 49
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? 3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? 4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar orang". Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh? 5. Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh? 6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan: "Jika kuda besar maka tikus "Jika api panas maka es "Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)? 7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai). 8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih? 9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya. "Sendok dibuat dari apa?" "Sepatu dibuat dari apa?" "Pintu dibuat dari apa?" Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? 50
Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu. Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu. Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu