Tugas Depiton Kogoya
Tugas Depiton Kogoya
Tugas Depiton Kogoya
Mk Keperawatan Anak I
Ns. Julita Legi.S.Kep.,M.Kep
DISUSUN OLEH :
DEPITON KOGOYA
NIM:2014201241
2014201241
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus. Atas petunjuk dan
pertolongan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan judul :
“TUMBUH KEMBANG ANAK 0 – 5 TAHUN”.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat
menghargai tegur sapa yang membagun demi semakin berkualitasnya makalah ini. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih
Penulis,
DEPITON KOGOYA
NIM: 2014201241
BAB I
PENDAHULUAN
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang.
Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsungsangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2010). Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu,
neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan (WHO,
2013).
Bayi adalah anak usia 0 sampai 12bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan
proses yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari
proses perkembangan (Rusli, 2013). Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan,
berat badan, gigi, struktur tulang, dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat
Fenomena yang terjadi di masyarakat masih banyak ditemukan bayi ataupun anak yang
kenaikan berat badannya belum optimal mencapai berat badan ideal sesuai usia anak.
Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 menyatakan bahwa
prevalensi balita mengalami gizi kurang dan gizi buruk secara nasional pada tahun 2013
adalah 19,6% yang terdiri dari 5,7% balita mengalami gizi buruk dan 13,9% gizi kurang
dilihat dari indikator BB/U. Jika dibandingkan dengan dengan angka prevalensi nasional
tahun 2010 yaitu 18,0% dan tahun 2010 yaitu 17,9% yang terlihat meningkat. Perubahan
terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu 5,4% tahun 2007, 4,9% tahun 2010 dan 5,3% tahun
2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2007 dan 2013.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi berdasarkan hasil analisis terhadapRiskesdas tahun 2010
menyebutkan bahwa prevalensi gizi kurang-buruk menurut indikator BB/U adalah 19,6%.
prevalensinya nasionalnya adalah 18,0%. Prevalensi balita stunting (pendek dan sangat
Provinsi di Indonesia, dimana prevalensi nasionalnya adalah 35,6%. Prevalensi balita kurus
dan sangat kurus menurut indikator BB/TB menduduki peringkat ke-1 dari 33 Provinsi,
Beberapa dampak akibat dari tumbuh kembang anak yang tidak sesuai dengan usianya
diantara lain dapat menghambat perkembangan otak, sering sakit / sistem imun yang
menurun, rasa cemas atau takut yang berlebiha, emosi tidak terkontrol, dan gangguan
kognitif (Syarif et al, 2011). Dampak jangka panjang lainnya berupa rendahnya kemampuan
bahwa masih banyak ditemukan kasus balita atau anak gizi kurang dan stunting sehingga
perlu diberikan perhatian lebih serta perawatan yang optimal. Balita gizi kurang dan stunting
merupakan salah satu contoh balita yang tumbuh kembang tidak sesuai dengan usianya atau
tidak optimal. Oleh karena itu, tujuan pengabdian ini yaitu memberikan penyuluhan tentang
“Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun” agar masyarakat khususnya para ibu dapat
wilayah kerja PuskesmasSarolangun. Posyandu ini terletak di pinggir jalan sehingga cukup
Usia 0-5 Tahun” yang telah dilakukan sebelumnya. Posyandu tersebut dapat ditemukan
dengan mudah dan tempatnya juga nyaman sertamendapatkan udara dan sinar matahari yang
cukup karena berada diteras rumah warga. Secara umum Posyandu tersebut telah memenuhi
kegiatan sampai selesai sehingga capaian sasaran dalam kegiatan ini 100%. Kegiatan ini
didampingi oleh bidan desa dan kader posyandu sehingga diharapkan dapat
oleh 1 orang dosen yang ahli dibidang gizi yaitu ketua pengabdian serta dibantu oleh 3 orang
diberikan soal post-test untuk mengukur pengetahuan sasaran setelah diberikan penyuluhan.
Berdasarkan hasil pre-test dan post- test dapat diketahui bahwa nilai jawaban benar dari
dan post-test, dikarenakan adanya penyampaian materi atau edukasi yang disampaikan oleh
tim penyuluh setelah dilakukannya pre-test sehingga pada saat post-test dibagikan maka
responden dapat mengetahui apa dan memahami materi yang telah disampaikan.
Diketahui dari soal pre-test soalpilihan ganda, sebanyak 2 orang dari 10 responden
yang hanya menjawab benar.Pada soal atau pertanyaan yang ke-3 pre- test, responden yang
menjawab benarhanya 20% dan mengalami peningkatanpada post-test mencapai 70%. Soal
atau pertanyaan pre dan post-test tersebut tentang apa saja faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang pada anak. Pada pertanyaaan soal nomor 3 yang jawaban benarnya paling
sedikit jumlahnya dibandingkan soal lain, dapatdikarenakan ibu atau responden tidak pernah
Menurut teori, paparan informasi (pesan) yang didapatkan dari orang, media, maupun
pengetahuan seseorang (receiver) (Sarwono, 1997). Oleh sebab itu, mayoritas pekerja
Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa hampir seluruh ibu atau responden memiliki
kesamaan pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan, yaitu sama- sama kurang dalam
menjawab pertanyaan pre-test pada soal nomor 3 yaitu tentang faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang padaanak. Kondisi ini bertujuan untuk menghindari bias informasi.
Sebagian besar responden tidak mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang pada anak (80%). Namun pada saat post-test terjadi peningkatan
tumbuh kembang pada anak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak seperti faktor keturunan/genetik,
Hasil kegiatan pengabdian ini juga menunjukkan bahwa nilai rata- rata skor
pengetahuan sebelum dilakukannya penyuluhan adalah 66 poim, dengan standar deviasi 0,82,
dan nilai median 3,5. Sedangkan rata- rata skor pengetahuan sesudah dilakukannya
penyuluhan adalah
80 poin, dengan standar deviasi 0,7, dannilai median 5. Adanya selisih antara nilai rata-rata
pre-test dan post-test menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor pengetahuan ibu
mengungkapkan kembaliapa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau
dikarenakan para ibu atau responden mendapatkan penyuluhan dengan bantuan media
leaflet. Perbedaan nilai rata- rata yang didapatkan cukup jauh berbeda, yakni 66 poin pada
saat sebelum dilakukannya penyuluhan dan 90 poin pada saat setelah dilakukannya edukasi.
Menurut teori, peningkatan ini dikarenakan paparan informasi yang diperoleh dari
media leaflet. Informasi atau pesan penyuluhan yang disampaikan dengan menggunakan
media atau alat bantu pendidikan ini membantu pendidik dalammenyampaikan pesan tersebut
agar terlihat menarik perhatian pada sasaran pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Informasi
yang diberikan oleh media leaflet ini karena informasi dapat langsung dibaca dan dapat
dipahami, pada dasarnya isi dari media leaflet ini berupa gambar dan tulisan sehingga terlihat
lebih menarik bagi sasaran pendidikan agar mempermudah sasaran pendidikan menerima
pesan atau informasi. Dengan demikian fungsi dari media dapat berfungsi untuk
mempertinggi daya serapdan retensi seseorang terhadap materi pembelajaran (Usman, 2002).
yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan
stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
pemberian edukasi kesehatan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hasil ini
tersebut diartikan sebagai hasil dari pendidikan kesehatan dengan pemberian penyuluhan
dengan alat bantu berupa media leaflet. Salah satu kegiatan pendidikan kesehatanadalah suatu
kegiatan pemberian informasi atau pesan berupa penyuluhan dari pemberi pesan kepada
sikap seseorang tentang kesehatan dengan tujuan merubah perilaku manusia secara individu,
kelompok ataupun masyarakat agar lebih baik lagi dalam menciptakan perilaku sehat
(Notoatmodjo,2005).
mengerti untuk bisamelakukan anjuran- anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Machfoed, 2007). Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan
adalah meningkatkan pengetahuan seseorang. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Fauziah (2012) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada pengetahuan, sikap
dan praktik sebelum dan sesudah dilakukannya edukasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
adanya jarak atau rentang waktu selama seminggu seseorang mendapatkan sumberinformasi
yang pendek pada saat pengukuran antara pengaruh pendidikanterhadap pengetahuan sikap
dan praktik, akan mempengaruhi pemahaman dan kemampuan ingatan sesorang dalam
pengetahuan diperlukan alat bantu media, adapun fungsi dari media itu adalah membantu
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan dan untuk menarik perhatian sasaran
pendidikan.
Pemilihan dan penggunaan alat bantu media merupakan salah satu komponen yang
penting dilakukan, dengan tujuan agar membantu penggunaan indera sebanyak- banyaknya.
sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui indera perasa 1%, indera peraba 2%, dan indera
informasi yang disampaikan melaluimata lebih banyak, sehingga informasi akanlebih mudah
leaflet dalam penelitian pendidikan kesehatan telah banyak dilakukan dan menunjukkan
perubahan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan ini menunujukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah
meningkatkan pengetahuan, apabila pendidikan kesehatan ini dibantu dengan alat peraga atau
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Koshi dan Vijayalaxmi (2009) yang
menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan dengan media booklet danmetode diskusi efektif
dilakukan dengan penggabungan antara pemberianmetode dan pemberian alat bantu media
bersikap dan bertindak (Benjamin S Bloom, 1956). Pengetahuan yang dimaksud adalah
sebelum dilakukannya penyuluhan tentang tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya
adalah hal-hal yang diketahui responden mengenai apa itu tumbuh kembang, faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang, dan dampak yang terjadi jika anak tidak tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya yang dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan
mempengaruhi tumbuh kembang, dan dampak yang terjadi jika anak tidak tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya yang dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan
1. Kesimpulan
disimpulkan bahwa peserta mampu menjawab pertanyaan terkait dengan materi tumbuh
kembang pada anak usia 0-5 tahun pada tahap post-test, yaitu jawaban benarsebesar ≥ 80%.
Peserta juga mampumemahami materi tentang tumbuh kembang anak terkait dengan pola
konsumsi yang baik melalui diskusi, seperti pertanyaan yang diberikan kepada tim
penyuluhan dan adanya umpan balik jawaban yang diberikan oleh tim penyuluhan.
2. Saran
Berdasarkan kegiatan ini maka perlu upaya kerja sama dari petugas kesehatan dan
kader untuk memotivasi ibu balita agar rutin melakukan pemantauan tumbuh kembang balita
Depkes RI. 2008. Field Book Metode dan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pranikah.
Yogyakarta: Fitramaya
Murti, B.2003. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Ed. Kedua, Jilid Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Nurazizah, Dhiena. 2012. Pengaruh Penyuluhan Melalui Media KIE Mengenai ASI
Eksklusif dan IMD Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
/ pnemonia terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) ibu bayi / balita dan
Potter, Perry. 2010. Fundamental OfNursing: Concep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.3.
Jakarta: EGC.