BAB II Tomaat
BAB II Tomaat
BAB II Tomaat
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
Daun pada tanaman tomat ini berupa daun majemuk, menyirip, letak
berseling, bentuknya bulat telur sampai memanjang, ujung daun runcing
(acutus), dan pangkal daun membulat. Petiola pendek dan rakhis
berukuran 1,9-14,5 cm, tangkai daun 1,2-4,2 cm, pseudostipula tidak ada.
Helaian daun yang besar tepinya berlekuk dan helaian daun yang kecil
tepinya bergerigi, panjangnya mencapai 10-40 cm, dan berwarna hijau
muda (Darwin et al, 2003).
Buah pada tanaman tomat berupa buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin
mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, dan buahnya
berwarna kuning atau merah. Biji pada buah tomat biasanya banyak,
Buah tomat plum berbentuk seperti buah pear yaitu bulat memanjang
(oval). Buah tomat plum adalah buah yang berdaging dengan biji yang
sedikit dibandingkan kultivar lainnya. Buah tomat plum cenderung kurang
berair pada daerah locular cavity. Buah tomat plum ini dapat dikonsumsi
dalam keadaan segar (fresh tomato) maupun diolah menjadi saus,
minuman atau sup. Buah tomat plum tidak mudah busuk dan tahan
terhadap retakan (Heuvelink, 2005).
tunggal yaitu lokula. Endocarp adalah lapisan paling dalam terdiri dari
biji, plasenta, dan columella (Jones, 2008).
Epidermis pada buah atau sayuran yang berbentuk buah biasanya dibentuk
oleh sel-sel yang sangat kecil sehingga menyerupai dinding tebal yang
kompak tanpa ruang antar sel kecuali pada bagian stomata dan lentisel.
Bentuk sel epidermis bervariasi tergantung pada spesies dan varietas.
Pada buah tomat, varietas yang tahan terhadap retakan memiliki sel
epidermis berbentuk datar, sementara pada varietas yang mudah
mengalami keretakan kulit, sel epidermisnya berbentuk bundar (Jones,
2008).
10
11
Lokula ke 1
Lokula ke 2
Gambar 3. Bilocular
(Jones, 2008)
Lokula ke 1
Lokula ke 2
Lokula ke 3
Lokula ke 5
Lokula ke 4
Gambar 4. Multilocular
(Jones, 2008)
12
Tahap perkembangan buah meliputi tahap fruit set, developing fruit, green
fruit, breaker stage, turning stage, pink stage, light red stage dan ripe.
Fruit set ditandai oleh petal dan anther mengalami senesnce dan akhirnya
gugur. Selanjutnya, buah seukuran kacang muncul. Dari titik ini sampai
buah bisa dipanen dibutuhkan 40-50 hari. Developing fruit ditandai oleh
buah yang berwarna hijau dan sangat keras. Pembelahan sel yang intensif
terjadi tetapi pertumbuhan buah secara keseluruhan berlangsung lambat,
memerlukan waktu 2-3 minggu (Lippman et al, 2008)
Green fruit ditandai oleh buah yang masih hijau, pertumbuhannya lebih
dipercepat oleh ekspansi sel daripada pembelahan sel, sel membesar
sampai 20 kali lipat. Periode ini berlangsung sekitar 3-5 minggu, buah
hampir mencapai ukuran akhir dan berubah warna yaitu buah yang masih
hijau pertumbuhannya dipercepat dengan ekspansi sel daripada
pembelahan sel. Sel membesar hingga 20 kali lipat. Periode ini memakan
waktu sekitar 3-5 minggu, buah hampir mencapai ukuran akhir dan
berubah warna (Lippman et al, 2008).
13
14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agarwa and Rao (2000), buah
tomat adalah salah satu jenis buah yang banyak mengandung antioksidan
yang sangat berguna untuk menangkal radikal bebas. Senyawa
antioksidan membantu mengikat radikal bebas yang berlebihan sehingga
mencegah perubahan oksidatif yang abnormal dalam tubuh manusia .
Radikal bebas oksigen yang diturunkan dan pro-oksidan lainnya adalah
mediator penting dalam transduksi sinyal dan memiliki peran penting
dalam memproduksi senyawa biologis aktif dan penting dalam tubuh
manusia.
Radikal bebas dapat terbentuk secara spontan dalam tubuh dengan banyak
proses biologis dan produksi mereka dapat meningkatkan sebagai hasil
dari sumber lingkungan seperti asap rokok , radiasi UV dan oksidator .
Akumulasi yang berlebihan ini pro - oksidan dan radikal bebas dapat
merusak sel-sel oleh oksidasi lipid , protein dan DNA , dan menginduksi
peroksidasi dan DNA untai istirahat (Agarwa dan Rao, 2000).
15
16
Vitamin lainnya yang terdapat dalam buah tomat adalah vitamin B9.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa vitamin B9 dalam tomat mampu
mempercepat regenerasi sel sehingga membuat tubuh kita menjadi sehat.
Manfaat lain dari vitamin B9 adalah merangsang tubuh untuk
memproduksi enzim yang mampu mengontrol homocysteine.
Homocysteine merupakan protein berbahaya di dalam darah yang dapat
menimbulkan masalah pada arteri dan menjadi penyebab utama serangan
jantung. Selain mengandung ketiga nutrisi di atas, buah tomat juga
mengandung vitamin B6, potassium, dan folat (Hartz, 2001).
Kandungan protein buah tomat hijau mentah dalam 100 g buah tomat
adalah 1,20 g dengan jumlah kalori 23. Kandungan protein buah tomat
berwarna kuning mentah dalam 100 g buah adalah 0,96 g dengan jumlah
kalori 15. Kandungan protein buah tomat yang berwarna oranye mentah
dalam 100 g buah adalah 1,16 g dengan jumlah kalori 16. Buah tomat
yang berwarna merah, matang, dan belum diolah yang dipanen pada bulan
Juni hingga Oktober dalam 100 g mengandung 0,85 g protein dengan
jumlah kalori 21 (Brodowski dan Geisman, 1980).
17
E. Respirasi Klimakterik
Hubungan antara waktu setelah panen dengan laju respirasi dapat dilihat
pada gambar 6.
Laju Respirasi Relatif (%)
100
kenaikan respirasi
maksimum klimakterik
50
minimum klimakterik
0
4
8
Hari Setelah Panen
12
18
19
S-adenosilmethionine
1-aminosiklopropan-1-
20
Karena ACC sintase terdapat dalam jumlah yanag rendah dalam jaringan
tanaman (0,0001% dari protein total buah tomat matang) maka sulit
memurnikan enzim ini untuk analisis biokimia. Hambatan sekarang ini
diatasi dengan menggunakan teknik biologi molekuler. ACC sintase yang
dimurnikan secara parsial digunakan untuk memproduksi antibodi
melawan enzim ini, dan antibodi digunakan untuk mengisolasi gen yang
mengkodekan enzim. Gen yang diisolasi kemudian diekspresikan pada
bakteri E.coli, membuatnya mungkin mengisolasi ACC sintase yang
dimurnikan dalam jumlah besar (Arshad and Frankenberger, 2002).
Tahap akhir dalam biosintesis etilen-konversi ACC menjadi etilenmemiliki beberapa karakteristik dari reaksi-reaksi yang dikatalisis enzimenzim, tetapi enzim yang terlibat yang disebut ethylene forming enzyme
(EFE) belum diisolasi. Walaupun ada keterbatasan ini, konversi ACC
21
menjadi etilen telah dipelajari secara intensif saat ini (Arshad and
Frankenberger, 2002).
22
23
Biuret Protein Assay. Jadi, dalam assay ini sampel protein berkombinasi
dengan reagen biuret yang mengandung ion tembaga pada larutan basa.