Laporan Perkebunan Sawit
Laporan Perkebunan Sawit
Laporan Perkebunan Sawit
Disusun Oleh :
Nim : 1405101050004
FAKULTAS PERTANIAN
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2017
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003), taksonomi kelapa
METODELOGI PRAKTIKUM
4.2 Pembahasan
a.Iklim
1.Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam
per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Perkebunan PT. Bahroni, Desa Krueng
Simpo, Kecamatan Juli diketahui baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama
penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun
pada sore atau malam hari.
2.Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-
27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Suhu rata-rata tahunan Daerah Bireun
adalah 27.2 C di Bireuen.
3.Curah hujan dan kelembaban
Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun
merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa
sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut.
Untuk kabupaten Bireun ini sendiri Terdapat curah hujan yang signifikan
sepanjang tahun yaitu Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1558 mm. Bahkan
bulan terkering masih memiliki banyak curah hujan.
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung
pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik
merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat
fisis dan kimia tanah.
1. Persiapan Lahan
Pada perkebunan PT. Bahroni, Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli
Kabupaten Bireun, Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman kelapa sawit
merupakan lahanbekas penanaman pohon Karet. Hal ini dapat dibenarkan karena
pada saat pembukaan lahan sisa-sisa tumbuhan yang ada dibenamkan ke dalam
tanah. Lahan yang akan dibuka juga telah dilakukan olah tanah, hal ini dilkukan
agar lapisan tanah bawah dan atas diusahakan sama.
Saat areal ini akan ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih
dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam
pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang
kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum penanaman
Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).
Pada saat pembukaan lahan Pada perkeunan PT. Bahroni, Desa Krueng Simpo,
Kecamatan Juli ini tidak menambahkan pupuk kimia terlebih dahulu, hanya
menambahkan pupuk kandang.
2.Pembibitan Bibit
Pada perkebunan PT. Bahroni, Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli
Kabupaten Bireun, Tidak melakukan pembibitan sendiri, bibit yang dipakai pada
perkebunan ini adalah bibit yang didatangkan dari Sumatera Utara dan dipastikan
bibit-bibit tersebut telah tersertifikasi.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 410
Lampiran 1
Lampiran 2
Praktikum Unit : 2