Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
7. Apa sajakah pemeriksaan penunjang dismenorea?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit dismenorea?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit dimenore ?
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan
tentang dismenorea.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari dismenorea.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari dismenorea.
3. Untuk mengetahui etiologi terjadinya dismenorea.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari dismenorea.
5. Untuk mengetahui gambaran klinis pada dismenorea.
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala umum yang terjadi pada dismenorea.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dismenorea.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit dismenorea.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penyakit dimenorea.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu dapat menambah pengetahuan seputar tentang asuhan
keperawatan dengan penyakit dismenorea.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen
bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat.
Keparahan dismenorea berhubungan langsung dengan lama dan jumlah darah haid. Seperti
diketahui haid hampir selalu diikuti dengan rasa mulas ataunyeri. Dismenorea dapat dibagi
menjadi dua kelompok, dismenorea primer dan dismenorea sekunder. (Mitayani. 2009).
Dismenorea (nyeri perut) yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Dismenorea primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya (Maryanti,
2009)
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa ada kelainan, terapi yang
diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan terapi hormonal. (Maryanti, 2009)
Banyak perempuan yang mengalami nyeri haid sebelum atau saat menstruasi, seperti
pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan sampai pingsan. Dalam hal ini jika sakit yang
dirasakan masih dapat ditahan, maka dapat disebut normal. Namun jika menyebabkan pingsan
atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas, maka dianjurkan untuk ke
dokter. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali setiap ciri atau indikasinya. Adapun
macam-macam gangguan dan kelainan menstruasi (Saryono & Sejati Waluyo. 2009) antara
lain :
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul.
Dismenorea primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi
miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh
endometrium fase sekresi. Perempuan dengan dismenorea primer didapatkan kadar
prostaglandin lebih tinggi dibandingkan perempuan tanpa nyeri haid. Nyeri dimulai
3
beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan menstruasi dan berlangsung selama
48 sampai 72 jam. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan
nyeri haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, diare, dan dan kelabilan emosi selama
menstruasi sering menyertai nyeri haid yang diduga karena masuknya prostaglandin ke
sirkulasi sistemik. Dismenore primer biasanya muncul 6-12 bulan setelah menarche ketika
ovulasi dimulai. Pendarahan tanpa ovulasi yang biasa terjadi dalam beberapa bulan atau
tahun setelah menarche tidak nyeri. Karena estrogen dan progesteron diperlukan untuk
terjadinya dismenorea primer, dismenorea ini hanya dialami pada siklus ovulasi. Masalah
ini lebih umum terjadi di antara wanita pada akhir usia remaja dan awal usia dua puluhan
dibandingkan wanita yang lebih tua ; insidens menurun seiring dengan umur. Faktor
psikogenik dapat mempengaruhi gejala, namun gejala-gejala ini berhubungan pasti dengan
ovulasi dan tidak terjadi ketika ovulasi disupresi.
b. Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan
patologis di organ genitalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis
serviks, penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome.
Dismenore sekunder sering mulai timbul pada usia 20 tahun. Dismenore menyebabkan
nyeri pada perut bagian bawah yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus-
menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, lalu
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah dua hari akan menghilang.
Rasa sakit yang muncul pada desminora ini berkaitan dengan hormon prostaglandin.
Karena kenyataannya prostaglandin banyak dihasilkan rahim bila ada benda asing di salam
rahim seperti alat KB, atau tumor.Prostaglandin berpengaruh dalam meningkatkan
kontraksi otot rahim yang bertujuan mendorong benda asing itu keluar. Kelihatannya
kontraksi otot rahim meningkat selama haid, dan rendakontraksi pada masa lutheal.
Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore spasmodik dan
dismenore kongestif (Maryanti, 2009):
1. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid
atau segera setelah masa haid mulai. Banyak perempuan terpaksa harus
berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat
4
mengerjakan apapun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat mual,
bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah
perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun
ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati.
2. Nyeri Kongestif
Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak berhari-hari
sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mereka mungkin akan
mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, bra
terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah
atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi
ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas.
Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 atau
3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu
menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah haid pertama masa
haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
A. Dismenorea primer
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. Adapun factor penyebab
nyeri menstruasi, antara lain : (Anugroho D. dan Wulandari A. 2011)
1. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan
Reynolds, hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus
sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus.
2. Kelainan organik
Seperti : retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma
submukosum bertangkai, polip endometrium
3. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
5
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,
Seperti : gangguan haid , rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya
tempat berteduh, konflik dengan kewanitaannya dan imaturitas.
4. Faktor konstitusi
a. Anemia
Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat besi.
Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak.
b. Penyakit menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkan tubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asam dan migrain.
c. Faktor alergi
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi antara dismenorea
dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale.
Adapun faktor resiko lain terjadinya dismenore primer adalah : (Mitayani. 2009)
1. Menarche pada usia lebih awal
Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi
secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri
ketika menstruasi
2. Belum pernah hamil dan melahirkan
Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf yang
menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim
melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang.
3. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari)
Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari), menstruasi menimbulkan adanya kontraksi
uterus, terjadi lebih lama mngakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin
6
banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan
menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan
suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore
4. Usia
Perempuan semakin tua, lbih sering mengalami menstruasi maka leher rahim
bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
Sedangkan wanita yang mempunyai resiko menderita dismenore primer adalah :
a. Konsumsi alkohol
Alkohol merupakan racun bagi tubuh. Hati bertanggung jawab terhadap
penghancur estrogen untuk disekresi tubuh. Adanya alkohol dalam tubuh secara
terus menerus dapat mengganggu fungsi hati sehingga estrogen tidak dapat
disekresi tubuh sehingga estrogen yang menumpuk dalam tubuh dapat merusak
pelvis.
b. Perokok
Merokok dapat meningkatkan lamanya menstruasi dan meningkatkan lamanya
dismenore
c. Tidak pernah berolahraga
Kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktivitas selama menstruasi
dan kurangnya berolahraga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen
menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun
berkurang dan menyebabkan nyeri
d. Stres
Stres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot punggung
bawah sehingga menyebabkan dismenore.
B. Desminore Sekunder
a. Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil
b. Posisi rahim yang tidak normal
c. Adanya tumor dalam rongga rahim, misalnya myoma uteri
d. Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang letaknya
dekat permukaan selaput lender rahim, adanya selaput lendir rahim, adanya
7
selaput lendir rahim di tempat lain(endometriosis), bisa ditemukan di dalam
selaput usus, di jaringan payudara atau di tempat lain.
e. Penyakit-penyakit tubuh seperti ; TBC, anemia,Konstipasi, Postur tubuh terlalu
kurus.
f. Udara terlalu dingin.
g. Penyakit rongga panggul
h. Polip uterus, Uterine fibroids, servical stenosis
8
dipertunjukkan di endometrium wanita dengan dismenorea primer yang tidak berespon
terhadap pengobatan dengan antagonis prostaglandin. Hormon pituitari posterior,
vasopressin, terlibat pada hipersensitivitas miometrium, mereduksi (mengurangi) aliran
darah uterus, dan nyeri pada penderita dismenorea primer. Peranan vasopressin di
endometrium dapat berhubungan dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin. (Anugroho
D. dan Wulandari A. 2011)
2. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah menarche namun paling
sering muncul di usia 20an atau 30an, setelah bertahun-tahun normal siklus tanpa nyeri.
Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder, namun secara
pengertian penyakit pelvis yang menyertai haruslah ada. Penyebab umum yang termasuk :
endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis, polip endometrium. Dan penggunaan
peralatan kontrasepsi atau IUD (Intrauterine device). Kondisi patologis pelvis berikut ini
dapat memicu atau mencetuskan dismenorea sekunder : (Anugroho D. dan Wulandari A.
2011)
a. Endometriosis
b. Pelvic inflammatory disease
c. Tumor dan kista ovarium
d. Oklusi atau stenosis servikal
e. Adenomyosis
f. Fibroid
g. Uterine polyps
h. Intrauterine adhesions
i. IUD (Intrauterine device)
2.5 Gejala Klinis
A. Dismenore Primer
a) Deskripsi perjalanan penyakit :
1. Dismenore muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat
spasmodis yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam
9
2. Umumnya ketidaknyamanan di mulai 1-2 hari sebelum menstruasi, namun
nyeri yang paling berat selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada
hari kedua
3. Dismenore disertai efek samping seperti :Muntah, Diare, Sakit kepala, Sinkop,
Nyeri kaki
b) Karakteristik dan faktor yang berkaitan :
1. Kasus ini bertambah berat setelah beberapa tahun sampai usia 23-27 tahun, lalu
mulai mereda
2. Umumnya terjadi pada wanita nulipara
3. Jarang terjadi pada atlet
4. Usia saat menstruasi pertama <12 tahun
B. Dismenore Sekunder
1. Indikasi
a. Dismenore di mulai setelah usia 25 tahun
b. Nyeri bersifat unilateral
2. Faktor yang berhubungan sebagai penyebab
a. Endometriosis
Intensitas nyeri semakin meningkat sepanjang menstruasi (tidak terjadi
sebelum menstruasi dan tidak berakhir dalam beberapa jam, seperti pada
kasus dismenore primer)
Nyeri yang menetap bukannya kram dan mungkin spesifik pada sisi lesi
Kadang di temukan nodul yang mungkin teraba selama pemeriksaan
3. Fibriliomioma dan polip uterus
a. Awitan dismenore sekunder lebih lambat pada tahun reproduksi daripada
dismenore primer
b. Disertai perubahan dalam aliran menstruasi
c. Nyeri kram
d. Polip yang bisa atau menonjol pada serviks
4. Prolaps uterus
a. Lebih umum terjadi pada pasien multipara
10
b. Nyeri punggung awalnya di mulai saat pramenstruasi dan menetap sepanjang
menstruasi
c. Disertai disparunia dan nyeri panggul yang dapat di pulihkan dengan posisi
terlentang, atau lutut-dada
11
7. Sering disertai mual, muntah,
kelelahan, nyeri kepala,
emosi labil
12
Pengobatan hormonal berupa obat-obatan KB yang kombinasi untuk menghambat
terjadinya pelepasan telur dari kelenjar ovarium.
Obat-obat penghambat pengeluaran hormon prostaglandin, seperti jenis aspirin,
indo metchine, asam mefenamat.
Operasi seperti curet , dan operasi pemotongan syaraf daerah pinggul
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWAN
3.1 Pengkajian
A. Identitas
1. Umur : pasien berada dalam usia masa menstruasi
2. Pendidikan : pendidikan pasien sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan
pasien mengenai menstruasi
3. Pekerjaan : pekerjaan pasien (kegiatan rutinitas pasien) juga mempengaruhi terjadinya
gangguan menstruasi
B. Keluhan Utama
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai dengan mual
muntah, pusing dan mersakan badan lemas.
C. Riwayat Menstruasi
1. Awitan menarche
2. Awitan dismenore yang berkaitan dengan menarke
3. Frekuensi dan keteraturan siklus
4. Lama menstruasi lebih dari 7 (hari) dan jumlah aliran menstruasi
5. Hubungan antara dismenore dengan siklus dan aliran menstruasi.
D. Deskripsi nyeri
1. Awitan yang terkait dangan masa menstruasi
2. Rasa kram spasmodic atau menetap
3. Lokasi menyeluruh atau spesifik
4. Unilateral atau seluruh abdomen bagian bawah
5. Lokasi pada abdomen bagian bawah, punggung atau paha.
6. Memburuk saat palpasi atau bergerak
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalaninya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat
ini atau kambuh berulang-ulang.
14
F. Riwayat Kesehatan KeluargaAdakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
yang pasien alami
G. Data fungsional
a) pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
pada kasus dismenore akan timbul ketakutan karena ketidaktahuan atau kurangnya
informasi/pengetahuan mengenai dismenore.
15
i) pada klien dismenore, daya rabanya tidak terjadi gangguan, sedangkan pada indera
yang lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami
gangguan. Namun timbul rasa nyeri pada perut bagian bawah
j) pola reproduksi seksual
kebiasaan penggunaan pembalut sangat mempengaruhi terjadinya gangguan
menstruasi
k) pola penanggulangan stress
pada klien dismenore timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu mengenai
adanya kelainan pada sistem reproduksinya
H. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : warna rambut, jenis rambut, baunya, apakah ada luka lesi/lecet
2. Mata : skleranya tidak ikterik, konjungtiva anemis, palpebra tidak oedema, fungsi
penglihatannya baik
3. Mulut : mukosa bibir klien kering
4. Payudara : adanya nyeri di sekitar payudara pasen selama menstruasi
5. Pencatatan usia dan berat badan
I. Pemeriksaan speculum
1. Observasi ostiumm uteri untuk mendeteksi polip.
2. Catat warna atau bau yang tidak biasa dari rabas vagina , lakukan pemeriksaan sediaan
basah.
3. Persiapkan uji kultur serviks, kultur IMS, dan uji darah bila perlu, berdasarkan riwayat
pasien.
J. Pemeriksaan bimanual
1. Catat nyeri tekan akibat gerakan serviks
2. Catat ukuran bentuk dan konsestensi uterus, periksa adanya fibroid.
3. Catat setiap masa atau nodul pada adneksa, terutama nyeri unilateral.
4. Catat bila terdapat sistokel atau prolaps uterus.
16
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan agens-agens penyebab cedera (biologis)
2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan umum
3. Ansietas yang berhubungan dengan ancaman status kesehatan
3.3 Intervensi Keperwatan
NO Diagnosa NOC NIC
17
3. Tidak bisa tidur, nafsu
istirahat dari skala makan,
2 (cukup berat) pengertian,
menjadi skala 3 perasaan,
(sedang) hubungan,
4. Kehilangan nafsu performa kerja
makan dari skala 3 dan tanggung
(sedang) menjadi jawab peran).
skala 4 (ringan) 3. Berikan informasi
5. Mual dari skala 2 mengenai nyeri,
(cukup berat) seperti, penyebab
menjadi 3 (sedang) nyeri, berapa lama
nyeri akan
dirasakan, dan anti
sipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
4. Kendalikan factor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya, suhu
ruangan,
pencahayaan,
suara bising).
5. Ajarkan prinsip-
prinsip nyeri.
18
6. Dorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan
menangani
nyerinya dengan
tepat.
7. Kolaborasi dengan
pasien, orang
terdekat dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementas
ikan tindakan
penurunan nyeri
nonfarmologi,
sesuai kebutuhan.
8. Dorong pasien
untuk
menggunakan
obat-obatan
penurunan nyeri
yang adekuat.
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis
yang berhubungan 2x24 jam diharapkan Dasar
dengan kelemahan pasien dengan intoleransi
Kelas A : Manajemen
umum aktivitas dapat
Aktivitas dan Latihan
menunjukkan kriteria hasil
sebagai berikut : Aktivitas-aktivitas :
Manajemen Energi 0180
Domain 1 : Funsi
Kesehatan
19
Kelas A : Pemeliharaan 1. Monitor lokasi
Energi dan sumber
ketidaknyamanan
Outcome : Tolerensi
nyeri yang dialami
terhadap aktivitas 0005
pasien selama
1. Kemudahan dalam aktivitas.
melakukan 2. Kurangi
aktivitas hidup ketidaknyamanan
harian dari skala 2 fisik yang dialami
(cukup berat) pasien yang bisa
menjadi 3 (sedang) mempengaruhi
2. Kemampuan untuk fungsi kongnitif,
berbicara ketika pemantauan diri
melakukan dan pengaturan
aktivitas fisik dari aktivitas pasien.
skala 2 (cukup 3. Bantu pasien
berat) menjadi 3 untuk membatasi
(sedang) tidur siang dengan
menyediakan
kegiatan yang
mendorong pasien
untuk terjaga,
dengan cara yang
tepat.
4. Tingkatkan tirah
baring atau
pembatasan
kegiatan
(misalnya,
meningkatkan
20
jumlah waktu
istirahat pasien).
3. Ansietas yang Setelah dilakukan tindakan Domain 3 : Perilaku
berhubungan dengan 2x24 jam diharapkan
Kelas T : Peningkatan
ancaman status pasien dengan ansietas
kenyamanan psikologis
kesehatan dapat menunjukkan
kriteria hasil sebagai Aktivitas-aktivitas :
berikut : Pengurangan kecemasan
21
3. Kekhawatiran
mengenai penyakit
atau cedera dari
skala 2 (cukup
berat) menjadi 3
(sedang)
S : Data Subjektif
Perawat mendapatkan data keluhan atau yang dirasakan oleh pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan dai pasien itu sendiri
O : Data Objektif
Sebagai data penunjang perawat melakukan observasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan
A : Analisi
Interpretasi dari data subjektif dan objektif. Merupakan masaah yang masih terjadi
setelah tindakan keperawatan
P : Planing
Perencanaan yang akan dilanjutkan, dihentikan, atau bahkan dimodifikasi dari
rencana yang dilakukan sebelumnya
I : Implementasi
22
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai intruksi yang diberikan diatas.
Tuliskan tanggal, waktu dan paraf setelah melakukan tindakan
E : Evaluasi
Respon klien stelah dilakukan tindakan keperawatan
R : Reassesment
Pengkajian ulang terhadap perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen
bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai
berat.Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. Umumnya
ketidaknyamanan di mulai 1-2 hari sebelum menstruasi, namun nyeri yang paling berat
selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua. Dan ada tidaknya kelainan
atau penyebab yang dapat diamati : yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder
Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian
yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
dismenore yaitu faktor psikologis, faktor endokrin, faktor konstitusi, anomaly uterus
congenital dan endometriosis.
4.2 Saran
1. Disarankan bagi wanita untuk banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan olahraga
secara teratur
2. Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan periksa kesehatan secara
berkala dan teratur
24
Daftar Pustaka
Anugroho D. dan Wulandari A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Maryanti, Dwi & Mjestika Septikasari. 2009. Kesehatan Reproduksi (Teori dan Praktikum).
Yogjakarta : Nuha Medika
Saryono & Sejati Waluyo. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika
Bulechek, G. (2013). Nursing Intervension Classification (NIC) . 6th Edition. Missouri : Elseiver
Mosby
Heather, Hwerdman. 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi. Ahli bahasa : Budi
Anna Keliat dkk. Jakarta: EGC
25