Sazali Syarif Hidayatollah151135021
Sazali Syarif Hidayatollah151135021
Sazali Syarif Hidayatollah151135021
Oleh:
NIM. 15.1.135.021
MATARAM
2017
2
SKRIPSI
Oleh:
MATARAM
2017
3
PERSETUJUAN
di munaqasyah-kan.
Mataram”, telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah
Di bawah bimbingan:
4
NOTA DINAS
Hal : munaqasyah
Kepada
di- Mataram
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 15.1.13.5.021
pada bagian-bagian
bagian yang dirujuk sumbernya.
Mataram.
6
7
MOTTO:
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al-
PERSEMBAHAN:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang
kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah berjuang
dengan tetesan darah dan air mata sehingga kita semua bisa menikmati
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si., selaku dosen pembimbing I dan bapak Yahdi,
M.Si., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar dan tekun serta
2. Bapak H. Lalu Mukhtar, M.Pd., selaku dosen wali kelas A angkatan 2013
3. Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd., selaku
4. Bapak dan ibu dosen jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram yang
5. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Kepada semua pihak tersebut, semoga apa yang telah diberikan kepada
penulis tercatat sebagai amal baik dan mendapat Ridho Allah SWT. Amiin ya
Rabbal Alamiin.
penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
Penulis
11
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ xi
E. Indikator Alami......................................................................... 26
G. Analisis Data.............................................................................. 33
C. Pembahasan ............................................................................... 42
A. Kesimpulan ................................................................................ 50
B. Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data Hasil Uji Indikator Alami dengan Larutan Formalin ....... 37
Tabel 4.2. Data Uji Sampel Tahu dengan Kertas Tumerik Turi Merah ..... 39
DAFTAR GAMBAR
Oleh
Abstrak
Kata kunci: bunga turi merah, ekstrak, formalin, indikator, kertas tumerik.
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh masyarakat dengan tujuan untuk menarik minat para pelanggan. Tahu
memiliki rasa yang lezat serta mudah didapat. Menurut (Wahyu, 2000)
pangan seperti Formalin karena tahu termasuk bahan pangan yang umur
simpannya hanya satu sampai dua hari dan tahu biasanya tidak habis
digunakan hanya sekali saja untuk satu bahan makanan, berbeda dengan
penggunaan es batu yang hanya bertahan beberapa jam saja dan harganya
yang relatif mahal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Zaitun fahmi,
1
Nurliza Utari, “Identifikasi Boraks Dan Formalin Pada Mie Kuning yang Beredar di
Pasaran Secara Kualitatif” (Skripsi, Universitas Sumatea Utara, Medan, 2015), h. 1.
18
sangat kuat dan dikenal dengan Formalin 100% atau Formalin 40%, yang
tahu biasanya tidak merubah rasa, tetapi dapat merubah sifat dari makanan
itu sendiri baik dari segi tekstur dan warna. Pengaruh makanan seperti tahu
dapat dirasakan dampaknya pada tubuh. Akan tetapi, jika hal tersebut terus
seperti kanker.
Obat dan Makanan telah melakukan uji laboratorium pada 761 sampel
2
(Effendi, 2004) dalam Wisnu cahyadi ., Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), h. 258.
3
(Windhzolz Et., Al., 1983), Ibid, h. 255.
19
pewarna alami pada makanan. tidak hanya itu, beberapa bagian tumbuhan
4
(Rauf, 2015) dalam Camelia, Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Putih Secara Kualitatif
di Pasar Sukaramai” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016), h. 2.
5
(BPOM, 2001). dalam Eki Rizky Siregar, “Analisa Formalin Pada Tahu Menggunakan
Ekstrak Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus)” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan,
2016), h. 2
6
(Sni,1992). Ibid., h. 2.
20
alami bisa digunakan oleh siapa saja dan dimana saja dengan biaya yang
sangat sedikit.
dengan pereaksi alami yaitu Bunga Turi Merah (Sesbania grandiflora (L)).
digunakan.
1. Rumusan Masalah
ini adalah:
2. Batasan Masalah
grandiflora (L)).
b) Bunga yang digunakan harus yang sudah besar dan mekar serta
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
tumbuhan.
b. Sebagai data awal bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut
2) Manfaat Praktis
indikator Formalin.
E. Definisi Operasional
7
Departemen Kesehatan RI., Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
(Jakarta: Departemen Kesehatan, 2000), h. 5.
23
turi putih. Turi yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas
turi merah.
3) Indikator alami merupakan bahan alam yang dapat dibuat dari bagian
8
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Keunggulan Turi Sebagai Pakan Ternak, (Palembang: BPTU Sembawa Ditjen Peternakan
Dan Keswan, 2010), h. 3.
9
Cita Indira, “Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting”, Kaunia, No. 1, Vol. Xi,
ISSN 1829-5266 (Print) ISSN 2301-8550 (Online), (April, 2015), h. 2.
10
Sugono, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008)
11
Wisnu Cahyadi, Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 262.
12
(Nanang Nurjanah, 2007) dalam Zaitun Fahmi, “Identifikasi Formalin Pada Tahu yang
Pemasarannya di Pasar Umum Narmada Tahun 2015” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram,
2015), h. 9.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahu merupakan makan yang berasal dari Cina dan pertama kali
atau cuka sehingga menjadi kental. Setelah kental, dicetak dan ditekan
13
Eki Rizky Siregar, “Analisa Formalin Pada Tahu Menggunakan Ekstrak Buah Naga
(Hylocereus Polyrhizus)” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016), h. 19.
14
Camelia, “Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Putih Secara Kualitatif di Pasar
Sukaramai” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016), h. 13.
25
Tabel 2.1 Syarat Kualitas Tahu (dalam 100 gram Tahu) Berdasarkan
Industry Indonesia (SII) No. 0270-80.
seperti cuka dan kalsium sulfat. Tahu termasuk bahan pangan yang
15
(Nanang Nurjanah, 2007) dalam Zaitun Fahmi, “Identifikasi Formalin Pada Tahu yang
Pemasarannya Di Pasar Umum Narmada Tahun 2015” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram,
2015), h. 9.
26
mudah rusak karna kandungan air yang terdapat pada tahu sekitar
85%. Biasanya tahu yang rusak ditandai dengan bau asam dan lendir
tahan simpan dari tahu. Tahu tanpa Formalin biasanya hanya bertahan
satu hari saja sedangkan tahu dengan Formalin bisa bertahan sampai
tujuh hari.16
berikut:
16
(Widyaningsih dan murtini, 2006) dalam Nyi Mekar Saptarini dkk., “Deteksi Formalin
Dalam Tahu Di Pasar Tradisional Purwakarta”, Penelitian Sains & Teknologi, No. 1, Vol. 12,
(April, 2011), h. 37.
17
Ibid., h. 38.
18
Observasi langsung, tanggal 5 April 2017.
27
2) Formalin (formaldehyde)
4) Kloramfenikol (chlorampenicol)
6) Dietilpirokarbonat (DEPC)
7) Nitrofuranzon (nitrofuranzon)
ethoxypHenyl urea).
19
Wisnu Cahyadi, Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 4.
20
Ibid., h. 13-15
28
21
Ibid., hal. 16-18.
30
Roti 2 g/kg
3 Asam sorbat Sediaan keju olahan 3 g/kg, tunggal atau
campuran dengan garamnya
atau dengan asam propionat
dan garamnya.
4 Kalium benzoat Margarine 1 g/kg, tunggal atau
campuran dengan garamnya
atau dengan asam sorbat dan
garamnya.
Pekatan sari nanas 1 g/kg, tunggal atau
campuran dengan asam
benzoate dan asam sorbat
dan garamnya dan senyawa
sulfit, tetapi senyawa sulfit
tidak lebih dari 500 mg/kg
Apriket yang dikeringkan 500 mg/kg, tunggal atau
campuran dengan
garamnya.
yang ada di tabel 2.1 dan tabel 2.2 dikategorikan sebagai bahan
1) Karakteristik Formalin
tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di
dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel
22
Nurchasanah, What Is In Your Food (Jawa Barat: Hayati Qualita, 2008), h. 130.
33
yang sifatnya mudah rusak oleh aktifitas mikroba. Struktur bangun dari
H-C-H
ruangan sehingga Formalin bisa disimpan dalam bentuk cair dan gas.
Pada suhu kamar berwujud gas yang tidak berwarna dan berbau
23
(Reynold, 1982) dalam Wisnu Cahyadi, Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 260.
24
Alfina, “Analisis Kadar Formalin Pada Ikan Segar yang dijual di Pasar Inpres Pasar II
Kisaran Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan 2006” (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2006), h. 26
34
sumbu lampu dan lilin, dan pengawet untuk contoh-contoh biologi dan
dijual dalam 30-50% b/b larutan mengandung air. metanol atau unsur-
kadar 0,5% diperlukan waktu 6-12 jam untuk membunuh kuman dan
25
Agus Salam, Ensiklopedia Kimia, 4 (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2013), h. 14.
26
(Fessenden, 1986) Wisnu Cahyadi, “Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), h. 255.
27
(Who, 2002) Wisnu Cahyadi, “Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 255.
28
Alfina, “Analisis Kadar Formalin Pada Ikan Segar yang dijual di Pasar Inpres Pasar II
Kisaran Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan 2006” (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2006), h. 27
35
kali diserang adalah gugus amina pada posisi dari lisin diantara gugus-
formaldehid dan metanol, berupa gas tak berwarna pada suhu dan
tekstil.31
tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: luka bakar pada kulit,
iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada
manusia.
1) Bila terhirup
warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada
rasa terbakar.
31
(Saparinto & Hidayati, 2006) dalam Nelly, “Analisis Kualitatif Kandungan Formalin
dalam Tahu yang dijual di Pasar-Pasar Tradisional di Kecamatan Medan Areadan Kecamatan
Medan Tembung Tahun 2011” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2011), h. 9
37
lensa mata.
4) Bila tertelan
32
Alfina, “Analisis Kadar Formalin Pada Ikan Segar Yang Dijual Di Pasar Inpres Pasar Ii
Kisaran Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan 2006”, (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2006), h. 28-29.
38
tenggorokan.33
1) Bila terhirup
kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang
menyebabkan gelembung.
33
(Sembel, 2015) Dalam Camelia, “Pemeriksaan Formalin Pada Tahu Putih Secara
Kualitatif Di Pasar Sukaramai”, (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016,), h. 2.
39
4) Bila tertelan
akan muntah, diare bercampur darah, air seni bercampur darah dan
grandiflora (L)).
(L)).
barat sekitar 140 tahun yang lalu dan sudah tersebar luas ke berbagai
34
Alfina, Analisis Kadar, h. 30-31.
35
(Cahyadi, 2008) Dalam Skripsi Camelia. Pemeriksaan Formalin, h. 13-14.
40
Pertumbuhan turi bisa mencapai 3-10 meter dan terlihat rimbun ketika
1.200 meter dpl. Pohonnya kurus dan berumur pendek serta memiliki
kuning kemerahan.38
anak daun genap (berpasangan) sekitar 20-50 anak daun per tangkai,
bentuk daun lonjong atau oval. Bunga berbentuk tandan, tumbuh pada
ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk bulan sabit dan mahkota bunga
36
(Yuniarti, 2008) dalam sri wahyu widiati, “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Turi
(Sesbania Grandiflora (L)) Terhadap Jumlah Sekresi Air Susu dan Diameter Alveolus
Kelenjar Ambing Mencit (Mus Musculus)” (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibarahim, Malang,
2009) h. 11-12.
37
Ibid. h. 12.
38
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Keunggulan Turi Sebagai Pakan Ternak (Palembang: BPTU Sembawa Ditjen Peternakan Dan
Keswan, 2010), h. 5.
39
Ibid, h. 6-7
41
(L)).
Kerajaan : Plantae
Divisi : MagnoliopHyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Sesbania
40
(Wardiyono, 2008) dalam Sri wahyu widiati, “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Turi
(Sesbania grandiflora (L)) Terhadap Jumlah Sekresi Air Susu dan Diameter Alveolus
Kelenjar Ambing Mencit (Mus musculus)” (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibarahi, Malang,
2009) h. 13.
41
Kementerian Pertanian, keunggulan turi, h. 4-7.
42
(L)).
No Kandungan Jumlah
1 Air 77,2 g
2 Protein 8,4 g
3 Kalium 356 mg
4 Niasin 2,4 mg
5 Lemak 1,1 g
6 Karbohidrat 9,7 g
7 Kalsium 181 mg
8 Fosfor 29 mg
9 Serat 1,8 g
10 Vitamin B1 0,6 mg
11 Vitamin B2 0,71 mg
12 Vitamin C 11 mg
13 Ferum 0,3 mg
14 Natrium 23 mg
primer seperti yang terdapat pada tabel 2.5, tetapi juga mengandung
42
Sri Wahyu Widiati, Pengaruh Pemberian, h. 14.
43
pelarut yang berbeda yaitu: aquades, asam sitrat dan sari jeruk nipis.
daun, buah dan bunga. Akan tetapi, antosianin banyak terdapat pada
organ tumbuhan yang memiliki warna yang terang seperti buah yang
43
Elfi Anis Saati, Dkk., “Pengaruh Jenis Pelarut Pada Proses Ekstraksi Terhadap Kualitas
Pigmen Bunga Turi (Sesbania Grandiflora (L) Pers)”, Jurnal Prosiding Seminar Nasional,
ISBN 978-979-1366-28-1, (Agustus, 2008), h. 20.
44
( Walford, John, 1989) dalam Ferdinand R.H., “Studi Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi
Jalar (Ipomoea Batatas Poir) Sebagai Indikator Pada Titrasi Asam Basa” (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2010), h. 19-20.
44
Warna merah bunga mawar dan biru pada bunga jagung terdiri dari
pigmen yang sama yaitu sianin. Perbedaannya adalah bila pada bunga
Warna merah pada bunga canna, warna ungu pada daun Talas-
ungu, warna biru pada daun telang itu disebabkan oleh zat warna yang
disebut antosianin. Zat warna ini terdapat di dalam air sel vakuola,
E. Indikator Alami
Indikator alami merupakan bahan alam yang dapat dibuat dari bagian
tanaman yang berwarna, misalnya kelopak bunga, akar, batang dan daun.
keasaman.49
banyak cara yaitu, dilarutkan dalam air, direbus dengan air, dan dilarutkan
kerja indikator alam yaitu dengan melihat perubahan warna sampel yang
Antosianin pada tumbuhan serta sifat asam dan basa pada suatu senyawa
47
(Azwar, 2010) dalam Ardi Kurniawan Makalalag, dkk., Skrining Fitokimia Dan Uji
Toksisitas Ekstrak Etanol Dari Daun Turi (Sesbania Grandiflora Pers), (Artikel Ilmiah, Balai
Riset Dan Standarisasi Industri, Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2011), h. 1
48
Cita Indira, “Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting”, Kaunia, No. 1, Vol. XI,
ISSN 1829-5266 (Print) ISSN 2301-8550 (Online), (April, 2015), h. 2.
49
David W oxtoby, Prinsip-Prinsip Kimia Modern (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 305
50
Cita Indira, Pembuatan Indikator, h. 2.
46
F. Kerangka Berpikir
indikator asam dan basa. Penelitian ini mengikuti prinsip asam dan basa
kota Mataram. Bunga Turi Merah yang dipakai harus yang sudah mekar
dan memiliki warna terang karena warna terang pada Bunga Turi Merah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
perubahan warna yang terjadi pada sampel tahu yang diuji dengan kertas
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
penelitian ini yaitu semua tahu putih yang terdapat di pasar pagesangan
1. Alat Penelitian
a. Gelas kimia 50 ml
b. Kertas Label
c. Kertas Saring
d. Labu Ukur
e. Cawan Petri
f. Batang Pengaduk
g. Pipet Tetes
h. Pipet Ukur
i. Timbangan Analitik
j. Plat Tetes
k. Kamera
2. Bahan Penelitian
a. Aquades
b. Tissue
diambil di pasar)
d. Formalin 15%
49
e. Alkohol 70%
E. Cara Kerja
a. Mengumpulkan sampel
terang.
Metode Penggerusan
sebanyak 10 gr.
larutan Formalin.
50
haluskan.
jam.
Merah
c. Rentang skor yang diberikan yaitu 1-4 (Mengacu pada tabel 2.1.
dan 2.2.)
Digerus+Alkohol 70%
F. Pengumpulan Data
Observasi langsung atau survei dimana cara pengambilan data ini dengan
G. Analisis Data
verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan
dan analisa data disajikan dalam bentuk tabel, dan narasi, serta
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Data uji sampel tahu dengan kertas tumerik turi merah.
No Kode Warna awal Pengamatan Hasil
Sampel analisis
1 Alkohol
70%
2 Kontrol
positif
3 A
4 B
5 C
51
Etta Memang Sangaji & Sopiah, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: C.V. Andi Offset,
2010), h. 198.
53
6 D
7 E
8 F
9 G
10 H
11 I
12 J
3. Uji organoleptik
berformalin.
55
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
dengan uji kertas tumerik Bunga Turi Merah dan uji organoleptik pada
larutan standar pada konsentrasi yang berbeda. Tahap kedua yaitu proses
pembuatan kertas tumerik Bunga Turi Merah dari kertas saring selama 24
sampel tahu dengan kertas tumerik Bunga Turi Merah dengan 12 sampel
penilaian yaitu warna, aroma, dan tekstur, dengan skor 1-4 serta 10
panelis.
56
Tabel 4.1 Analisis data kumulatif uji Formalin dan uji organoleptik
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data hasil uji indikator alami dengan larutan formalin.
Gambar
bar 4.1. Uji indikator formalin
2. Data hasil uji kertas tumerik dengan larutan standar dan sampel tahu
Bunga Turi Merah akan diolah menjadi kertas indikator dengan cara
warna setelah ditetesi dengan alkohol 70% seperti yang terdapat pada
gambar 4.2.
Alkohol
berikut:
Tabel 4.2.. Data uji sampel tahu dengan kertas tumerik turi merah.
3 A Ungu Merah +
muda
4 B Ungu Ungu -
5 C Ungu Merah +
muda
6 D Ungu Merah +
muda
7 E Ungu Merah +
muda
60
8 F Ungu Merah +
muda
9 G Ungu Merah +
muda
10 H Ungu Merah +
muda
11 I Ungu Merah +
muda
12 J Ungu Merah +
muda
13 K Ungu Ungu -
14 L Ungu Merah +
muda
Berdasarkan data pada tabel 4.2, terdapat dua sampel tahu yang
karena terjadi perubahan warna pada kertas tumerik dari ungu menjadi
No Sampel Keadaan
Warna Aroma Tekstur
1 A 0,65 0,65 0,45
2 B 0,7 0,7 0,7
3 C 0,57 0,6 0,65
4 D 0,65 0,6 0,5
5 E 0,7 0,75 0,67
6 F 0,65 0,6 0,65
7 G 0,55 0,52 0,55
8 H 0,67 0,55 0,5
9 I 0,67 0,6 0,55
10 J 0,7 0,6 0,6
11 K 0,7 0,6 0,67
12 L 0,57 0,6 0,6
Keterangan:
Nilai 0 atau < 0,7 = positif mengandung formalin
Nilai 0,7 atau > 0,7 = tidak mengandung formalin
62
C. Pembahasan
1. Uji sensitifitas indikator segar bunga turi merah dan kertas tumerik
pelarut alkohol 70% memiliki warna awal yaitu ungu. Setelah ekstrak
dari 0,5%, 1%, 1,5%, 3%, 5%, dan 15% secara terurut kedalam plat
dari warna awal ungu menjadi merah muda. Perubahan warna yang
sama. Hal ini disebabkan senyawa antosianin pada ekstrak Bunga Turi
kertas saring selama 24 jam dalam ekstrak Bunga Turi Merah dan
tahu di pasar pagesangan kota mataram mengacu pada tabel 2.4 ciri
tahu berformalin.
Bunga Turi Merah dari ungu menjadi merah muda. Perubahan warna
53
( Walford, John, 1989) dalam Ferdinand R.H., “Studi Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi
Jalar (Ipomoea Batatas Poir) Sebagai Indikator Pada Titrasi Asam Basa” (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2010), h. 19-20.
54
Irham Falahudin, dkk., “Uji Kandungan Boraks Pada Pempek Lenjer yang dijual di
Kelurahan Pahlawan”, Jurnal Biota, No. 2, Vol. 2 (Agustus, 2016), h. 4.
55
Cita Indira, “Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting”, Kaunia, ISSN 1829-
5266 (Print) ISSN 2301-8550 (Online), Vol. XI No. 1, (April, 2015), h. 2.
64
tidak berubah warna karena tidak ada senyawa formalin yang dapat
sampel tahu.
yaitu kesadaran alat indra akan rangsangan yang diterima dari benda-
Parameter penilaian yaitu dari angka 1-4 dimana warna: skor 1 jika
sangat kuning, skor 2 jika kuning cerah, skor 3 jika putih kekuningan
dan skor 4 jika putih. Aroma: skor 1 jika berbau formalin, skor 2 jika
56
(Anggraini, dkk, 2013) dalam Irham Falahudin, dkk., “Uji Kandungan Boraks Pada
Pempek Lenjer yang dijual di Kelurahan Pahlawan”, Jurnal Biota, No. 2, Vol. 2 (Agustus,
2016), h. 7.
57
(Putri, 2012) dalam Irham Falahudin, dkk., “Uji Kandungan Boraks Pada Pempek
Lenjer yang dijual di Kelurahan Pahlawan”, Jurnal Biota, No. 2, Vol. 2 (Agustus, 2016), h. 4.
65
tidak berbau kedelai, skor 3 jika bau kedelai sedikit dan skor 4 jika bau
kedelai keras. Tekstur: skor 1 jika sangat kenyal, skor 2 jika kenyal,
skor 3 jika sedikit kenyal dan skor 4 jika lebur. Pemberian rentang skor
berdasarkan pada tabel 2.1. syarat kualitas tahu yang baik dan 2.2. ciri
tahu berformalin.
empat sampel tahu dengan nilai 0,7 dan >0,7 yaitu pada sampel B,
formalin dengan nilai >0,7 yaitu pada sampel B dan sampel E. Aroma
dari kedua sampel yaitu bau kedelai sedikit sampai dengan bau kedelai
kesepuluh sampel tahu tersebut yaitu dari bau kedelai sedikit sampai
66
dengan nilai >0,7. Ciri morfologi yaitu memiliki tekstur lebur sampai
menunjukkan angka > 0,7 yaitu pada sampel B dan E yang berarti
yang dapat merusak protein, tubuh manusia terdiri atas protein yang
protein.
simpannya pada suhu ruang selama 4-5 hari. Sedangkan tahu kontrol
59
Wisnu cahyadi, Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 256.
60
Ibid, h. 256.
61
(Herdiantini, 2003) Ibid, h. 257.
62
Ibid, h. 256.
69
reaksi kimia yang bisa membentuk ikatan polimer, salah satu hasilnya
tubuh karena akan bereaksi dengan hampir semua zat dalam sel
sel/jaringan).64
63
Ibid, h. 262.
64
Ibid, h. 259
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan:
selama 24 jam memiliki sensitifitas yang lebih baik dari pada ekstrak
melihat perubahan warna yang terjadi dari ungu menjadi merah muda.
3. Berdasarkan hasil uji warna kertas tumerik bunga turi merah yang
persen.
71
B. Saran
kertas tumerik dan hasil uji dengan menggunakan senyawa sintetis (uji
Laboratorium)
72
DAFTAR PUSTAKA
Alfina, “Analisis Kadar Formalin Pada Ikan Segar yang dijual di Pasar Inpres
Pasar II Kisaran Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan 2006”
(Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2006).
Ardi Kurniawan Makalalag, dkk., Skrining Fitokimia Dan Uji Toksisitas Ekstrak
Etanol Dari Daun Turi (Sesbania Grandiflora Pers), (Artikel Ilmiah, Balai
Riset Dan Standarisasi Industri, Universitas Sam Ratulangi, Manado,
2011).
Cita Indira, “Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting”, Kaunia, No. 1, Vol.
XI, ISSN 1829-5266 (Print) ISSN 2301-8550 (Online), (April, 2015).
Eki Rizky Siregar, “Analisa Formalin Pada Tahu Menggunakan Ekstrak Buah
Naga (Hylocereus Polyrhizus)” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2016).
Elfi Anis Saati, dkk., “Pengaruh Jenis Pelarut Pada Proses Ekstraksi Terhadap
Kualitas Pigmen Bunga Turi (Sesbania Grandiflora (L) Pers)”, Jurnal
Prosiding Seminar Nasional, ISBN 978-979-1366-28-1, (Agustus, 2008).
Etta Memang Sangaji & Sopiah, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: C.V. Andi
Offset, 2010).
73
Ferdinand R.H., “Studi Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar (Ipomoea Batatas
Poir) Sebagai Indikator Pada Titrasi Asam Basa” (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2010).
Irham Falahudin, dkk., “Uji Kandungan Boraks Pada Pempek Lenjer yang dijual
di Kelurahan Pahlawan”, Jurnal Biota, No. 2, Vol. 2 (Agustus, 2016).
Nelly, “Analisis Kualitatif Kandungan Formalin dalam Tahu yang dijual di Pasar-
Pasar Tradisional di Kecamatan Medan Areadan Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2011” (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan,
2011).
Nurliza Utari, “Identifikasi Boraks Dan Formalin Pada Mie Kuning yang Beredar
di Pasaran Secara Kualitatif” (Skripsi, Universitas Sumatea Utara, Medan,
2015).
Nyi Mekar Saptarini dkk., “Deteksi Formalin Dalam Tahu Di Pasar Tradisional
Purwakarta”, Penelitian Sains & Teknologi, No. 1, Vol. 12, (April, 2011).
Wisnu Cahyadi., Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
76
Pengenceran Formalin
Keterangan:
V1 = …..?
V2 = 50 ml (Aquades)
P1 = 15 %
Perhitungan
. %
1. 1= %
= = 0 ml
. , %
2. 1= %
= = 1,7 ml
. %
3. 1= %
= = 3,3 ml
. , %
4. 1= %
= = 5 ml
. %
5. 1= %
= = 10 ml
. %
6. 1= %
= = 16,7 ml
. %
7. 1= %
= = 50 ml
77
Uji Organoleptik
1. Sampel A
Warna : 3+2+2+4+3+3+3+2+2+2 = 26/40 = 0,65
Aroma : 2+3+2+3+2+3+3+2+2+3 = 26/40 = 0,65
Tekstur: 1+3+2+4+1+1+1+2+2+1 = 18/40 = 0,45
2. Sampel B
Warna : 2+4+2+3+3+3+3+4+3+2 = 29/40 = 0,72
Aroma : 2+4+4+3+2+3+3+3+2+3 = 29/40 = 0,72
Tekstur: 3+2+3+2+2+3+4+2+3+4 = 28/40 = 0,7
3. Sampel C
Warna : 2+2+2+2+4+3+2+3+2+2 = 23/40 = 0,57
Aroma : 1+2+4+2+2+4+2+4+2+2 = 25/40 = 0,62
Tekstur: 3+2+3+3+3+3+2+2+1+3 = 26/40 = 0,65
4. Sampel D
Warna : 3+2+2+3+3+2+3+3+2+3 = 26/40 = 0,65
Aroma : 2+2+2+4+2+3+2+2+3+2 = 24/40 = 0,6
Tekstur: 2+1+2+2+2+2+4+1+2+2 = 20/40 = 0,5
5. Sampel E
Warna : 4+2+2+3+3+2+3+4+3+2 = 28/40 = 0,7
Aroma : 4+4+3+2+3+2+3+4+3+2 = 30/40 = 0,75
Tekstur: 2+4+4+2+3+3+2+4+2+2 = 27/40 = 0,67
6. Sampel F
Warna : 2+2+2+2+3+4+2+3+3+3 = 26/40 = 0,65
Aroma : 2+4+2+3+2+3+2+3+2+2 = 25/40 = 0,6
Tekstur: 4+1+4+1+2+4+4+3+1+2 = 26/40 = 0,65
7. Sampel G
Warna : 2+2+2+2+3+2+2+3+2+2 = 22/40 = 0,55
Aroma : 2+4+2+3+1+2+2+2+2+1 = 21/40 = 0,52
Tekstur: 3+1+4+2+2+4+1+1+2+2 = 22/40 = 0,55
8. Sampel H
Warna : 2+2+2+3+3+3+3+3+3+3 = 27/40 = 0,67
Aroma : 2+3+3+3+2+1+2+2+2+2 = 22/40 = 0,55
Tekstur: 3+2+1+1+2+2+4+1+2+2 = 20/40 = 0,5
9. Sampel I
Warna : 2+2+2+3+3+3+3+3+3+3 = 27/40 = 0,67
Aroma : 2+3+2+2+2+4+2+2+4+2 = 25/40 = 0,62
78
Rumus :
Persentase =
x 100
Hasil :
Persentase TB = x 100 = 83,3% (tahu berformalin)
Persentase TN = x 100 = 16, 7% (tahu non-formalin)
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
81
Tahap uji indikator bunga turi merah dengan larutan standar (Formalin)
Tahap pembuatan kertas tumerik dan uji kertas tumerik pada sampel tahu
Hasil perendaman dan pengeringan Uji kertas tumerik pada sampel tahu
kertas tumerik selama 24 jam
83
Uji organoleptik
A G
B H
C I
85
D J
E K
F L
86
87
88
89