Keong
Keong
Keong
PENDAHULUAN
Kekayaan sumber daya alam hayati itu baru sebagian yang sudah
zat racun, walaupun tidak begitu membahayakan bagi kehidupan kita. Banyak
tumbuhan liar lainnya yang sampai saat ini merupakan sumber daya hayati
(Kuncoro, 2006).
kepada gangguan alami yang bersifat biotik maupun abiotik. Oleh karena itu,
seperti benih induk semula maka masyarakat harus mampu mencegah atau
1
golongan besar pengganggu tanaman yaitu biotik (gulma, penyakit tumbuhan,
Hama tersebut dapat berupa binatang misalnya molusca sawah, wereng, tikus,
ulat, tungau, ganjur dan belalang. Hama dapat merusak tanaman secara
langsung maupun tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat
dilihat bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak
tanaman secara tidak langsung melalui penyakit yang dibawa hama tersebut.
pemanenan tidak luput dari gangguan hama. Dari satu komoditi pertanian di
waktu yang relatif cepat, sehingga cepat pula merusak tanaman padi. Molusca
sawah (Pila ampulaceae) disebut hama karena menjadi pemakan tanaman padi
tanaman padi yang di tempati oleh keong akan mati. Pada tingkat serangan
yang berat molusca sawah (Pila ampulaceae) mampu merusak banyak tanaman
padi, sehingga petani harus menyulam atau menanam ulang. Kerugian yang
disebabkan oleh molusca sawah (Pila ampulaceae) bukan hanya turunnya hasil
2
1.2 Rumusan masalah
padi.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Padi
1. Karakteristik tanaman padi
Pertumbuhan tanaman padi dibagi ke dalam tiga fase (Anonim, 2012) yaitu :
4
a. Vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukaan)
5
Tahap keluar malai ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah
daun bendera.Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari
pelepah daun.
3. Pembungaan
Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar dari
kelopak bunga karena pemanjangan stamen dan serbuk sari tumpah.
Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari jatuh ke putik, sehingga
terjadi pembuahan.
6
B. Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamark)
a. Klasifikasi Ilmiah
Genus : Pomacea
b. Morfologi
c. Habitat
Keong mas merupakan hewan yang dapat hidup di daerah tropik dan
subtropik dengan temperatur terendah 10ºC. Hewan ini bersifat amfibhi karena
mempunyai insang dan paru-paru sebagai organ pernafasannya. Paru-paru ini
7
menutup kembali jika sedang tenggelam di air dan dalam tanah. Keong mas ini
juga dapat bergerak sambil mengambang dengan menggunakan sifon pernafasan.
Apabila habitatnya dalam keadaan kekurangan air
maka keong mas akan berdiapause dengan cara membenamkan diri pada
lumpur yang dalam, hal ini dapat bertahan selama 6 bulan. Keong mas dapat
hidup pada lingkungan yang berat seperti air terpolusi atau kurang kandungan
oksigen (Budiyono, 2006).
d. Penyebaran
Habitat asli dari keong mas berasal dari Amerika Serikat yang menyebar
ke beberapa negara hingga Indonesia. Hal tersebut dikarenakan penyebarannya
yang sangat cepat. Invasi keong mas berkaitan dengan daya reproduksi yang
tinggi, kemampuan beradaptasi yang cepat, dan rakus makan pada tanaman inang
yang beragam.
e. Siklus Hidup
Siklus hidup keong mas atau siput murbai dibagi ke dalam empat tahap (Sesbany,
2012), yakni:
a. Masa bertelur
Wujudnya yang kecil dan sulit ditemukan akan menimbulkan bahaya laten
ketika beranjak dewasa. Keong mas muda ukurannya relatif kecil dan berwarna
putih, karena mempunyai kebiasaan menyebar sehingga sulit terlihat. Kulit
cangkang halus dan akan mengeras dalam waktu 2 hari setelah penetasan.
8
c. Masa pertumbuhan lanjut (dewasa atau 26 – 59 hari)
f. Daya Rusak
Keong mas memiliki mulut yang berada di antara tentakel bibir dan memiliki
radula, yaitu lidah yang dilengkapi beberapa baris duri yang tiap baris terdiri atas
tujuh duri. Radula memarut jaringan tanaman pada perbatasan permukaan air
sehingga tanaman patah dan dimakan. Tingkat kerusakan tanaman padi sangat
tergantung pada populasi , ukuran keong, dan umur tanaman. Tiga ekor per m²
tanaman padi akan mengurangi hasil secara nyata. Semakin besar ukuran diameter
keong mas, kerusakan yang ditimbulkan semakin besar (Suharto dan Kurniawati,
2012).
9
II. PEMBAHASAN
10
memusnahkan telur keong mas yang menempel pada pangkal batang dan daun
tanaman padi.
6. Menaburkan kapur Jika telur hama keong mas sudah terlanjur berkembang
menjadi keong mas dewasa yang mengancam lahan persawahan, maka cara
lain yang patut dicoba adalah dengan menggunakan kapur yang biasa
digunakan sebagai bahan bangunan. Caranya adalah dengan menaburkan
kapur tersebut di sekitar lahan, maka hama keong mas akan musnah dengan
sendirinya.
7. Pengelolaan air Keong mas aktif pada air yang menggenang, oleh karena itu
perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat membantu
mengendalikan keong mas. Parit kecil dengan lebar 15-25cm dan dalam 5cm
perlu dibuat untuk memudahkan pengeringan dan juga sebagai titik fokus
dalam mengumpulkan keong.
8. Pemanfaatan musuh alami, Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan
lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35
hari setelah tanam) agar dapat memakan keong mas secara langsung.
9. Pengendalian secara kimia Pengendalian secara kimia ini lebih baik dijadikan
sebagai alternatif terakhir jika pengendalian dengan cara mekanis dan alami
belum memberikan hasil yang baik. Pestisida yang dapat digunakan adalah
yang berbahan aktif Niclos Amida dan Deris. Sebaiknya dipilih produk-
produk yang tersedia di toko pertanian yang memiliki kadar racun rendah
terhadap manusia dan lingkungan.
11
10. Menancapkan ajir bambu sebagai perangkap telur keong mas pada sela-
sela tanaman padi dan di saluran air untuk menarik keong mas dewasa
bertelur. Dengan cara ini kelompok telur muda dapat terkumpul untuk
kemudian diambil dan dihancurkan.
11. Penggembalaan itik yang sering disebut ISG (Itik Sistem Gembala). Hal
ini dapat dilakukan pada saat pengolahan lahan, saat penanaman,
maupun setelah panen. Penggembalaan itik pada saat masa tanam
dilakukan pada 30 – 35 hari setelah tanam (HST). Itik dilepaskan di
daerah areal persawahan dan selanjutnya akan memangsa baik keong
mas yang dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Pelepasan itik ke
lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama, perkembangan keong
mas dan hama lain dapat terkendali. Kedua, dapat memperbaiki aerasi di
sekitar perakaran padi. keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan
produktif sehingga produksi tanaman menjadi lebih banyak
(Sulistiono,2007 dalam Sesbany, 2011).
12
IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik pengendalian keong mas pada tanaman padi dapat dikelompokkan sesuai
dengan perkembangan tanaman padi antara lain:
3.2 Saran
Dari hasil penulisan karya tulis ini diharapkan ada upaya antisipasi terutama
dari pemerintah dan para cendekia dalam menanggulangi hama keong mas melalui
pendayagunaan hama keong mas sebagai bahan alternatif pembuatan kecap. Tindakan
yang mungkin dapat dilakukan yaitu:
13
sekolah menengah umum maupun sekolah lanjutan agar siswa mengetahui
manfaat dari keong mas dan dampaknya terhadap banyak bidang.
14
DAFTAR PUSTAKA
%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%252
0Crop%2
520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No
%25202%2
F9.AstamWiresyamsih-137-
143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4x
f2cLAzg4 su4MQnof8g. Akses 10 oktober 2019.
15