Kasus Buah Nangka

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

KASUS BUAH NANGKA

Disusun oleh:

Lisma Siti (20150210066)


Hutami Rusbadila (20150210074)
Irfan aris (20150210083)
Agung Hari Priambudi (20150210092)
Siti Puji (20150210107)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2016
A. Kasus Buah Nangka
Raharjo, warga masyarakat kecamatan Magelang mempunyai beberapa
tanaman nangka di kebunnya yang sudah berumur sekitar 10 tahun. Tanaman
tersebut ditanam bersama dengan bebrapa jenis buah lainnya seperti jambu,
rambutan, dan durian tanpa pengaturan pola dan jarak tanam. Tanaman nangka
tersebut sudah mulai produktif namun setiap kali berbuah, buahnnya tidak pernah
baik karena hampir selalu busuk dan ada larva di dalamnnya. Raharjo tidak pernah
melakukan pemeliharaan tanaman secara khusus dan hanya membiarkan tanaman
tumbuh dan berkembang secara alamiah. Bagaimana memberikan solusi terhadap
permasalahan tersebut?

B. Klarifikasi atau Pendugaan


Berdasarkan dari kasus yang dialami oleh Raharjo, warga masyarakat
kecamatan Magelang tersebut mengenai buah nangka yang selalu busuk sebelum
panen dapat disebabkan oleh sistem penanaman yang tidak baik seperti pada jarak
tanam, pola penanaman dan pemeliharaan. Jarak tanam yang terlalu rapat antar
tanaman menyebabkan persaingan dalam mendapatkan sinarmatahari akibatnya
pertumbuhan tanaman akan tinggi memanjang karena bersaing mendapatkan
cahaya matahari sehingga akan menghambat proses fotosintesis, dengan jarak
tanam yang terlalu rapat dan kurangnya pemeliharaan akan menyebabkan tanaman
menjadi ribun sehingga cahaya matahari tidak dapat menembus kepermukaan
tanah. Hal ini akan berakibat pada kelembapan tanah yang tinggi sehingga
memicu munculnya lalat buah. Pengaturan pola atau sistem tanam yang
bercampur akan menyebabkan hama lalat buah memiliki inang, sehingga
populasinya tidak akan habis.

C. Penjelasan
Lalat buah pada nangka sangat merugikan petani, pada khususnya petani
hortikultura. Lalat buah (Bactrocera sp) merupakan salah satu hama yang sangat
ganas pada tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka,
semangka, melon, pare, cabe dan lain sebagainya. Lalat buah yang sering
menyerang buah-buahan dan sayur-sayuran adalah lalat buah genus Bactrocera.
Hama yang sering merisaukan petani hortikultura adalah lalat buah Dacus
dorsalis dan Dacus umbrosus yang menyebabkan buah nangka menjadi busuk.
Kutu putih sering tampak pada daun muda dari bibit nangka.
Penyakit yang membahayakan adalah Erwinia carotouora. Bakteri ini
menyerang titik tumbuh tanaman, kemudian menjalar menyerang batang sehingga
menimbulkan busuk lunak berwarna kehitaman. Bakteri menyerang bila kondisi
lingkungan terlalu basah dan berkabut. Cendawan Rhizopus artocarpi
menyerangtangkai buah sehingga pangkal buah membusuk berwarna hitam. Bila
belum terlambat, semprotan Benlate 0,2% dapat mengatasi serangan cendawan
ini. Penyakit bakteri hanya dapat diatasi dengan infusan antibiotik, misalnya
Tetracyclin 0,5-1,5%. Penyiraman akar tanaman yang sakit mati pupus Erwinia
dengan lisol (karbol) 10-15 % dapat menghambat serangan lebih lanjut.
Menurut anonim (2008), lalat buah merupakan salah satu serangan hama
yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili
Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies dan terdapat 20
spesies dari genus Bactrocera sp yang merupakan hama penting pada buah-buhan
dan sayuran di Asia. Bactrocera sp, memiliki inang yang cukup banyak seperti:
jeruk, mangga, pepaya, alpokat, nangka, tomat, jambu, rambutan dan durian.
Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian tengah
kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak.
Gejala awal ditandai dengan noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak
telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya, karena
aktivitas hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva
makan daging buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila
dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil dengan ukuran antara
4-10 mm yang biasanya meloncat apabila tersentuh. Kerugian yang disebabkan
oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan
menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan.
Dalam siklus hidupnya lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur,
larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur kedalam kulit buah
nangka atau di dalam luka atau cacat buah secara berkelompok. Lalat buah betina
bertelur sekitar 15 butir. Telur berwarna putih transparan berbentuk bulat panjang
dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah hidup dan berkembang di
dalam daging buah selama 6-9 hari. Larva mengorek daging buah sambil
mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakkan daging
buah sehingga mudah diisap dan dicerna. Enzim tersebut diketahui yang
mempercepat pembusukan, selain bakteri pembusuk yang mempercepat aktivitas
pembusukan buah.
Jika aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut, buah akan jatuh
ke tanah, bersamaan dengan masaknya buah, larva lalat buah siap memasuki tahap
pupa, larva masuk dalam tanah dan menjadi pupa. Pupa berwarna kecoklatan
berbentuk oval dengan panjang 5 mm. Lalat dewasa berwarna merah kecoklatan,
dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian perut
terdapat garis melintang. Lalat betina ujung perutnya lebih runcing dibandingkan
lalat jantan. Siklus hidup dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16 hari.
Fase kritis tanaman yaitu pada saat tanaman mulai berbuah terutama pada saat
buah menjelang masak.
Lalat buah yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus hidup
yang pendek peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Suhu optimal untuk
perkembangan lalat buah 26oC, sedangkan kelembaban relatif sekitar 70%.
Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa.
Kelembaban tanah yang sesuai untuk stadia pupa adalah 0-9%. Cahaya
mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat buah
betina akan meletakkan telur lebih cepat dalam kondisi yang terang, sebaliknya
pupa lalat buah tidak akan menetas apabila terkena sinar.
Hama lalat buah menggunakan sejumlah isyarat visual ( Visual cues)
ataupun isyarat kimia (chemical cues) untuk menemukan inang berupa buah atau
sayuran. Kesesuaian isyarata visual atau isyarat kimia akan menyebabkan lalat
buah lebih tertarik untuk menemukan inangnya.

D. Tinjauan Pustaka
1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Nangka

Nangka ( Artocarpus heterophyllus Lamk ) merupakan tanaman buah yang


berasal dari India dan menyebar luas keberbagai daerah tropis, terutamanya
Indonesia. Tanaman ini memiliki nama berbeda beda dan bervariasi tergantung
wilayah maupun daerahnya. Tanaman nangka ini merupakan tanaman yang
tergolong kedalam jenis buah tahunan, dan masih berfamili dengan Malvales dan
juga termasuk kedalam ordo Urticales.
Selain itu, tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh dan berkembang di
daerah tropis, serta ketinggian apapun. Menurut beberapa penelitian dan pakar
botani secara sistematisnya klasifikasi dan anatomi tanaman nangka adalah
sebagai berikut.

Klasifikasi Tanaman Nangka


Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Sub Kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatiphyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magniliopsida ( berkepin dua / dikotil )
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus

Morfologi Tanaman Nangka


a. Akar
Tanaman nangka memiliki perakarang tunggang dan juga memiliki
percabangan yang sangat banyak. Perakaran tanaman nangka ini
menembus permukaan tanah hingga kedalam 10-15 meter bahkan lebih
tergantung dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu,
akar tanaman ini berguna untuk menyokong pertumbuhannya hingga kuat
dan berdiri kokoh.

b. Daun
Tanaman nangkan memiliki daun tunggal, bertangkai 1-4 cm, memiliki
bagian tepi rata dan memiliki bentuk bulat telur memanjang, serta
memiliki ujung pangkal pendek meruncing. Daun pada nangka ini
memiliki permukaan atas berwarna hijau tua mengkilap, kaku dan juga
permukaan bagian bawah memiliki warna hijau muda.

c. Bunga
Tanaman nangka memliki bunga dalam satu rumah hanya satu, yaitu dapat
diartikan bahwa tanaman nangka memiliki bunga jantan dan bunga betina.
Bunga jantan ini memiliki ciri khas berwarna hijau tua dan juga
membengkok, sedangkan bunga betina memiliki bentuk yang silinderis.
Proses pembuahan ini sering terjadi di kelopak bunga dan benang sari,
dalam penyerbukaan ini biasanya di bantu dengan angin dan juga binatang
sekitar.

d. Buah
Tanaman nangka memiliki buah berbentuk bulat memanjang berwarna
hijau dan kekuningan jika sudah mau matang. Buah ini tergolong kedalam
buah yang majemuk, yang memiliki daging didalamnya yang banyak.
Buah ini memiliki permukaan kasar dan berduri lunak, serta buah ini
terdapat di batang dan percabangan.

e. Biji
Biji pada tanaman nangka ini memiliki bentuk bulat memanjang dan ada
juga bulat telur, memiliki warna keabu-abuan, dan juga terdiri dari lapisan
luar dan dalam. Selain itu, biji ini diselimuti daging tebal berwarna
kekuningan hingga kuning pekat. Biji ini memiliki lapisan luar yang tipis,
dan lapisan dalam yang tebal berwarn putih.

2. Klasifikasi Lalat Buah (Bactrocera, sp)

Lalat buah, atau bahasa latinnya Bactrocera, sp, merupakan salah satu
hama yang sangat ganas menyerang tanaman hortikultura, kehadirannya sering
menimbulkan kerugian besar bagi para petani, khususnya petani buah dan
sayuran. Sepertinya apalah guna tanaman sehat dan berbuah lebat jika akhirnya
diserang lalat buah. Karena jika sudah terserang, buah-buah yang lebat dan siap
dipetik tersebut akan membusuk dan gugur dalam sekejap. Hal ini sangat
menyedihkan bagi para petani karena hasil panen yang dinanti-nanti bisa sirna
begitu saja. Tidak heran jika lalat buah termasuk hama yang paling ditakutkan
oleh para petani setelah antraknosa (patek).
Seekor lalat buah betina sedang meletakkan telurnya ke dalam buah jambu
air dengan menusukkan ovipositor atau alat peletak telur. Lalat buah termasuk
Ordo Diptera. Famili Tephtritidae, yang terdiri dari 4000 spesies, terbagi ke dalam
500 genera. Famili ini merupakan famili terbesar dari ordo Diptera dan
merupakan salah satu famili yang secara ekonomi sangat merugikan. Di alam ada
banyak spesies lalat buah. Beberapa spesies memiliki efek negatif, beberapa yang
lainnya positif. Salah satu spesies yang dikenal sangat merusak buah adalah
Bactrocera sp. Lalat buah menyerang dengan menyuntikkan telur mereka ke
dalam buah. Ini akan menyebabkan buah menjadi busuk dan rontok sebelum dapat
dipetik.
Siklus hidup lalat buah sekitar 20- 28 hari, dan selama hidupnya kawin
dan bertelur dapat menghasilkan 1200 butir! Kehidupan dan perkembangan lalat
buah dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya suhu, kelembaban dan
ketersediaan inang. Ketiga faktor tersebut cukup terpenuhi di wilayah tropis
seperti Indonesia sehingga sangat mendukung perkembangan populasi lalat buah.
Di daerah tropis lalat buah hanya mendapat gangguan iklim lebih kecil
dibandingkan di wilayah lain. misalnya daerah sedang dan dingin. Selain itu,
ketersediaan makanan di wilayah tropis lebih besar oleh karena itu serangga
termasuk lalat buah selalu mendapat pakan yang cukup. Di musim hujan, populasi
lalat buah mencapai puncaknya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Section : Schizophora
Subsection : Acalyptratae
Superfamily : Tephritoidea
Family : Tephritidae

Secara fisik, lalat buah dewasa berukuran sekitar 1-6 mm, berkepala besar,
berleher sangat kecil. Warnanya bervariasi mulai dari kuning cerah, orange, hitam,
coklat, atau kombinasinya. Disebut tephritidae (berarti bor) karena terdapat
ovipositor pada lalat betina yang berfungsi untuk memasukkan telur ke dalam
buah.
a) Tanaman Inang
Sasaran utama dari lalat buah adalah tanaman buah, mulai dari
cabai, tomat, pare, mentimun, terong, melon, semangka, nangka, jeruk,
apel, belimbing, mangga, lengkeng, pepaya, pisang, jambu air, jambu biji,
dan banyak lagi.
b) Siklus Hidup
Lalat buah mempunyai empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan
imago (serangga dewasa). Seperti yang telah disebutkan, lalat buah betina
meletakkan telur ke dalam buah dengan ovipositornya (alat peletak telur).
Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, diletakkan berkelompok 2
15 butir dan dalam waktu 2 hari. Telur yang diletakkan di dalam buah
akan menetas menjadi 1arva. Seekor lalat betina mampu menghasilkan
telur 1200 1500 butir.
Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk
bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva terdiri atas tiga
instar, dengan lama stadium larva 6 9 hari.
Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang
keluar untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah
untuk menjadi pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang
5 mm dan lama stadium pupa 4 10 hari.
Imago rata-rata berukuran panjang 7 mm, lebar 3 mm dengan
warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi misalnya
oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam. Demikian pula sayapnya
transparan dengan bercak-bercak pita (band) yang bervariasi merupakan
ciri masing-masing spesies lalat buah. Pada lalat betina ujung
abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur, sedangkan
abdomen lalat jantan lebih bulat. Secara keseluruhan daur hidup lalat buah
berkisar 25 hari.
E. Pengendalian
1. Pemeliharaan Tanah
Memelihara tanaman dengan baik di antaranya melakukan
mengolah dan merawat tanah secara berkala. Pencacahan tanah di bawah
tajuk pohon dapat menyebabkan pupa lalat buah yang terdapat di dalam
tanah terkena sinar matahari dan akhirnya mati. Pemangkasan tanaman
dilakukan untuk mencegah terjadi tingginya kadar air pada udara disekitar
tanaman sehingga udara menjadi lembab yang dapat menyebabkan ruang
hidup atau habitat bagi larva lalat buah. Ketika dilakukan pemangkasan
sinar matahari yang masuk ke tanaman dapat maksimal dan menekan
berkembangnya larva lalat buah.
2. Sanitasi yang Baik
Kebersihan kebun menentukan tingkat serangan lalat buah. Tujuan dari
sanitasi (memberishkan) kebun adalah memutus siklus perkembangan lalat
buah. Lantai kebun harus terbebas dari buah-buah yang terserang lalat
buah yang jatuh atau yang masih di pohon. Buah yang berisi telur dan
larva lalat buah dikumpulkan kemudian dimusnahkan dengan dibakar atau
dibenamkan ke dalam tanah. Buah-buah yang gugur di bawah pohon
berpeluang dijadikan tempat bertelur lalat buah. Semak-semak dan gulma
juga dapat digunakan lalat buah sebagai inang alternatif ketika tidak
musim buah. Sanitasi kebun akan efektif jika dilakukan oleh seluruh
petani secara serempak.
3. Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah saat masih muda dapat membantu menangkal
serangan hama lalat buah. Petani bisa menggunakan kertas, kertas karbon,
plastik hitam, daun pisang, daun jati, atau kain untuk membungkus buah
yang tidak terlalu besar seperti belimbing, dan jambu. Untuk buah yang
berukuran besar, seperti nangka, petani biasa menggunakan anyaman daun
kelapa, karung plastik, atau kertas semen. Setiap jenis pembungkus tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pembungkusan buah dapat dilakukan tergantung dari jenis
buahnya. Misalnya, buah nangka harus sedini mungkin dibungkus. Lalat
buah tertarik pada warna kuning dan aroma buah yang masak atau aroma
aroma yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bunga dan buah, jadi
membungkus buah sedini mungkin bisa efektif mengurangi serangan lalat
buah. Membungkus buah untuk menghindari serangan lalat buah cukup
efektif untuk melindungi komoditas buah yang lebih besar. Upaya
membungkus buah untuk menghindari serangan lalat buah akan semakin
efektif jika dibarengi dengan pengasapan (dijelaskan di bawah).
4. Pengasapan
Pengasapan di sekitar pohon dengan membakar serasah/jerami
sampai menjadi bara yang cukup besar bisa pula mengusir lalat.
Pengasapan dilakukan 3 4 hari sekali dimulai pada saat pembentukan
buah dan diakhiri 1 2 minggu sebelum panen. Tujuan pengasapan adalah
mengusir lalat buah dari kebun. Pengasapan dilakukan dengan membakar
serasah atau jerami sampai menjadi bara yang cukup besar. Kemudian bara
dimatikan dan di atas bara ditaruh dahan kayu yang masih lembab.
Pengasapan di sekitar pohon dapat mengusir lalat buah dan efektif selama
tiga hari. Pengasapan selama 13 jam bisa membunuh lalat buah yang tidak
sempat menghindar. Namun, cara ini juga menjadi kurang efisien jika
diterapkan di kebun yang luas. Cara ini hanya efisien jika diterapkan di
pohon-pohon milik perseorangan yang jumlahnya terbatas atau tidak
terlampau banyak. Kelemahan lain pada pengendalian pengasapan adalah
sulitnya diterapkan pada komoditas sayuran.
5. Penggunaan tanaman perangkap
Tanaman aromatik atau tanaman yang mampu mengeluarkan
aroma, bisa juga digunakan untuk mengendalikan lalat buah. Di antaranya
jenis selasih/kemangi (Ocimum) yaitu O.minimum, O.tenuiflorum,
O.sanctum dan lainnya. Selain tanaman selasih ada juga tanaman kayu
putih (Melaleuca bracteata) dan tanaman yang bersifat sinergis
(meningkatkan efektifitas atraktan), seperti pala (Myristica fragans).
Semua tanaman ini mengandung bahan aktif yang disukai lalat buah, yaitu
Methyl eugenol, dengan kadar yang berbeda.
Dengan menanam salah satu tanaman tersebut disekitar lahan,
maka diharapkan dapat mengurangi serangan lalat buah secara signifikan.
Minyak kayu putih dan minyak selasih berpeluang menjadi atraktan
karena mengandung metil eugenol yang cukup tinggi. Sesuai dengan
fungsinya sebagai atraktan, minyak tersebut hanya bersifat menarik lalat
buah tetapi tidak membunuhnya. Jadi tujuan sebenarnya hanya untuk
mengalihkan perhatian lalat buah dari tanaman budidaya utama. Oleh
karena itu, penggunaan minyak tersebut akan lebih optimal bila dilengkapi
dengan alat yang dapat menjebak atau menangkap lalat buah.
6. Pemanfaatan Musuh Alami dan Agens Hayati
Selanjutnya kita juga bisa memanfaatkan musuh alami (natural
enemy) untuk menekan populasi lalat buah, baik berupa prasitoid maupun
predator. Yang termasuk parasitoid untuk lalat buah di antaranya Biosteres
sp dan Opius sp, dari famili Braconidae. Adapun predator yang bisa
memangsa lalat buah antara lain semut/lebah (hymenoptera), laba-laba
(arachnida), kumbang tanah carabid dan staphylinid (coleoptera), cocopet
(dermaptera), sayap jala chrysopid (ordo neuroptera) dan kepik
penratomid (hemiptera).

7. Secara Biologi
Pengendalian lalat buah secara biologi bisa dilakukan dengan cara
menghasilkan lalat buah jantan yang mandul. Teknik ini memang masih dalam
penelitian oleh para ilmuwan, tetapi dianggap kurang praktis karena untuk
membuat lalat jantan mandul diperlukan alat dan teknologi khusus.
Untuk menghasilkan serangga jantan mandul biasanya diperlukan
sejumlah jenis lalat buah jantan yang disinari dengan sinar gamma (biasanya
cobalt 60 atau phosphor 132). Secara teori, cara ini memang cukup ampuh
karena populasi lalat di alam secara perlahan-lahan dapat ditekan. Dengan
melepaskan lalat jantan yang sudah dibuat mandul, telur yang dihasilkan dari
perkawinan dengan lalat betina menjadi steril alias tidak bisa menghasilkan
keturunan. Jika sudah mencapai umur maksimal (1-2 bulan), lalat betina akan
mati dengan sendirinya, begitu pula dengan lalat jantan mandul yang dilepas.
Meskipun demikian, masih perlu diperhitungkan populasi lalat jantan
fertil yang berada di alam sehingga lalat jantan mandul dapat berkompetisi
untuk memperoleh betina. Menurut beberapa penelitian, gerakan lalat jantan
yang telah dimandulkan menjadi lebih lamban dibandingkan dengan lalat
jantan yang ada di alam sehingga sering kalah bersaing dalam memperebutkan
lalat betina. Sekali lalat betina dikawini oleh lalat jantan, sperma yang
diperoleh akan disimpan di dalam spermateka atau kantung sperma,
selanjutnya lalat betina tidak memerlukan sperma lagi. Karena itu, jika lalat
jantan mandul yang dilepas berhasil mengawini lalat betina terlebih dahulu,
hasil yang diharapkan akan tercapai. Namun, kenyataan yang terjadi di
lapangan, lalat jantan mandul lebih banyak kalah bersaing dengan lalat jantan
fertil untuk menjadi pejantan pertama yang dapat mengawini lalat betina.

8. Aplikasi Umpan Protein


Metode lainnya untuk mengendalikan lalat buah adalah penerapan
umpan protein, yang mana dapat menarik lalat buah baik jantan maupun
betina. Metode ini aman bagi manusia, namun mungkin diperlukan
pengetahuan tentang bahan-bahan yang harus digunakan.
Aplikasi umpan protein dapat dilakukan dengan cara memasang
tabung/botol umpan protein. 1 liter umpan protein dicampur dengan 9 liter air
kemudian ditambah 100 gram sodium benzoate ditambah dengan ME atau
Cue lure (bergantung jenis tanamannya) dan 16 ml fipronil atau 10 ml
luvinuron. Bahan-bahan umpan protein ini bisa Anda beli di toko-toko bahan
kimia atau toko obat pertanian skala menengah-besar. Setiap 2 minggu sekali
tabung diisi ulang dengan 250 ml campuran tersebut. Untuk hamparan
tanaman yang luas cukup dipasang 4 buah tabung umpan protein per
hektarnya.
9. Penggunaan Perangkap Atraktan
Salah satu cara yang dianggap paling efektif, mudah dan ramah
lingkungan untuk mengendalikan lalat buah adalah penggunaan perangkap
atraktan (pemikat) lalat buah. Cara ini dianggap aman karena tidak
meninggalkan residu pada komoditas yang ditanam. Bahan pemikat ini
biasanya ditempatkan di dalam perangkap berupa botol plastik atau tabung
silinder sehingga lalat buah akan masuk dan terperangkap di dalam. Atraktan
dapat digunakan untuk tiga fungsi utama, yakni:
1) mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah di sekitar lahan
budidayamenarik lalat buah kemudian membunuhnya dengan
menggunakan perangkap.
2) mengacaukan perilaku kawin, berkumpul, dan perilaku makan lalat buah.
Mekanisme kerja perangkap adalah memancing lalat buah masuk ke
dalam perangkap dengan menggunakan methyl eugenol yang ditempatkan di
dalam botol perangkap. Di dasar botol perangkap bisa diisi air sehingga sayap
lalat buah akan lengket jika menyentuh air tersebut dan akhirnya lalat buah
akan mati tenggelam.
Perangkap lalat buah itu sendiri bisa dibuat dari bahan sederhana, pada
umumnya adalah bekas botol plastik minuman. Botol ini dimodifikasi
sedemikian rupa dan diisi dengan zat pemikat lalat buah yaitu methyl eugenol.
Zat pemikat atau atraktan ini bisa kita beli di toko-toko obat pertanian.
Walaupun begitu, kita pun bisa menggunakan bahan alami lainnya yang
mudah diperoleh dan murah seperti ekstrak daun selasih/kemangi dan daun
melaleuca. Bisa pula berupa cue lure atau umpan protein seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Jika mau, atraktan dapat dicampur dengan insektisida
dan diteteskan pada kapas, namun hal ini tidak disarankan.
10. Salah satu produk pemikat lalat buah (methyl eugenol)
Pengendalian lalat buah secara kimia, yakni menggunakan protein baik
(pencampuran protein hidrolisat yang merupakan makanan lalat buah dengan
insektisida). Namun, cara ini belum populer dilakukan khususnya di
Indonesia. Selain itu, daya jangkau efektivitasnya tidak terlampau luas.
Keunggulan penggunaan protein baik adalah daya bunuhnya yang tinggi. Jika
lalat buah mengonsumsinya, kemungkinan besar akan langsung mati sehingga
tidak memerlukan perangkap lagi.
Penggunaan insektisida juga dapat merugikan perdagangan nasional
karena produk pertanian yang diekspor bisa ditolak oleh negara tujuan. Oleh
karena itu, diperlukan suatu terobosan untuk menemukan cara pengendalian
hama lalat buah yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
11. Saran
Dalam melakukan budidaya tanaman tahunan khusunya tanaman
hortikultur sebaikanya dalam pola penanaman, jarak tanam dan pemeliharaan
lebih diperhatikan, hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan efek negatif
seperti sebagai inang hama untuk berkembang biak. Buah yang sudah
terlanjur terserang lalat buah dan gugur segera dikumpulkan dan dibakar.
Tanah di bawah pohon yang terserang lalat buah perlu didangir, agar
kepomong yang sudah tersembunyi di bawah permukaan tanah mati terjemur
matahari. Untuk mencegah perkembangan lalat buah, buah jangan sampai
dibiarkan telanjang di pohon sampai matang.

sss

DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2005. Selasih Pengendali Lalat Buah. http://distan.pemda-diy.go.id.
Diakses tanggal 22 September 2016.

Ngasih, 2014. Mencegah Buah Rontok, Busuk dan Berulat.


http://www.ngasih.com/2014/08/20/mencegah-buah-rontok-busuk-dan-
berulat/#ixzz4KxHdf71H. Diakses tangggal 22 September 2016.

Samsudin. 2008. Pengendalian Hama Dengan Insektisida


Botani. http://pertaniansehat.or.id. Diakses tanggal 22 September 2016.

1. Pustaka
Lalat buah merupakan salah satu jenis serangga yang merusak
tanaman pertanian dan sangat merugikan, dapat merusak karena lalat buah
bisa mengakibatkan buah dan sayur menjadi berulat sehingga tidak bisa
dikonsumsi, dan merugikan karena bisa menurunkan penghasilan di bidang
pertanian. Karena merugikan maka lalat buah harus dikendalikan, dan salah
satu cara yang bisa dilakukan yaitu membuat lalat buah jantan menjadi
mandul, tetapi hal ini kurang efisien karena harus memperhitungkan
kecepatan gerak dan jumlah populasi lalat buah jantan, lalat buah yang sudah
dibuat mandul biasanya bergerak lebih lambat sehingga kesempatan
membuahi lalat buah betina bisa didahului oleh lalat buah yang tidak mandul,
dengan demikian cara yang lebih efisien adalah dengan menggunakan
atraktan (pemikat).
Pencegahan serangan lalat buah dapat dilakukan penyemprotan
insektisida dan pembungkusan buah, perkembangan lalat buah, terutama pada
tanaman belimbing, jambu air, jambu biji, mangga dan nangka bisa dicegah.
Insektisida disemprotkan dua kali. Pertama, pada waktu tanaman berbunga.
Insektisida disemprotkan ke seluruh bagian pohon. Kedua, ketika buah
hampir dibungkus. Insektisida cukup disemprotkan pada buah.
Pembungkusan buah bisa menggunakan kantung dari plastik kresek, kertas
semen, kertas koran atau daun pisang kering. Pembungkus buah itu harus
cukup longgar dan sesuai dengan besarnya buah.
Pengasapan pohon, dengan membakar daun-daun kering atau sampah
juga dapat dipakai untuk mengusir lalat buah. Namun, perlakuan itu hanya
efektif selama tiga hari. Dalam percobaan di laboratorium, dengan
pengasapan selama 13 jam lalat buah akan mati. Akan tetapi, kalau
pengasapan itu dilakukan di kebun belum tentu akan demikian hasilnya,
karena tempatnya terbuka. Lalat buah hanya akan pergi sementara saja.
Setelah aroma asap hilang, mereka biasanya akam kembali lagi. Oleh karena
itu, setelah tiga hari sebaiknya tanaman diasapi lagi.
Kasus analisis kasus kata kunci? Rangkai jd masalah pokok analisis
pendugaan (ada yg blm jelas) dari pendugaan muncul sesuatu yg
berhub dgn teori atau pustaka bagai mana siklus hidup nangka dan
larva (teori) dugaan + teori = penyelesaian atau solusi.
Solusi ada dua hal : harus ada dua prespektif yaitu bagimana ??? :
1. konsep(dijelaskan), dan
2. teknisnya (dijelaskan) ;{waktu, tenaga, cara,}

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy