Pembahasan Uji Metabolisme Bakteri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Pembahasn Uji Metabolisme Bakteri

Pada parktikum ini, dilakukan pengamatan uji metabolisme bakteri yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan suatu bakteri untuk menghidrolisis amilum, protein, dan lemak.
Pada percobaan yang kami lakukan digunakan tiga jenis medium yakni medium amilum agar
(AA), medium NA (Nutrient Agar), dan medium SMA (Skim Milk Agar) serta dua koloni
bakteri yakni koloni bakteri A dan koloni bakteri B.

Dalam suatu kegiatan identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri, selain
identifikasi melalui sifat morfologi perlu juga untuk dilakukan identifikasi berdasarkan sifat
biokimia dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu bakteri tersebut (Hastuti, 2018).
Pada praktikum yang sebelumnya, kami telah melakukan pengamatan atau identifikasi
berdasarkan sifat morfologinya antara lain misalnya berdasarkan bentuk, warna, tipe tepian,
tipe elevasi, kepekatan, serta ukuran baik panjang atau diameter suatu bakteri. Dan pada
praktikum ini, kami melakukan pengamatan atau identifikasi bakteri berdasarkan sifat biokimia
nya. Adapun beberapa macam pengujian sifat biokimia yang akan dilakukan antara lain: 1) Uji
adanya kemampuan hidrolisis amilum; 2) Uji adanya kemampuan hidrolisis protein; dan 3) Uji
adanya kemampuan hidrolisis lemak.

1. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Amilum


Berdasarkan kemampuan menghidrolisis amilum oleh suatu bakteri, bakteri dibedakan
menjadi bakteri amilolitik, yakni bakteri yang memiliki kemampuan menghidrolisis
amilum; dan bakteri non-amilolitik, yakni bakteri yang tidak memiliki kemampuan
menghidrolisis amilum. Bakteri yang tergolong sebagai bakteri amilolitik akan
menghidrolisis amilum pada medium AA sehingga ketika dilakukan uji hidrolisis amilum
akan diperoleh hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar koloni
bakteri (Choirunnisa, dkk, 2017). Adnan, dkk (2017) menambahkan bahwa hidrolisis
amilum dapat terjadi pada bakteri amilolitik karena bakteri amilolitik mampu
mensekresikan enzim ekstraseluler amilase yang berperan dalam penguraian amilum dalam
proses metabolisme hidrolisis amilum. Enzim amilase bekerja dengan memutuskan ikatan
glikosida (-1,4-glikosida) pada unit polimer amilum berantai lurus atau bercabang
menghasilkan glukosa (Adnan, dkk, 2017). Enzim amilase merupakan unsur penting dalam
metabolisme organisme yang menggunakan pati (amilum) sebagai sumber karbon dan
energi (Adnan, dkk, 2017). Sebaliknya, bakteri yang tergolong sebagai bakteri non-
amilolitik, ketika dilakukan uji hidrolisis amilum tidak terbentuk zona bening setelah
pemberian larutan iodium. Hal ini dikarenakan bakteri tersebut tidak memiliki kemampuan
menghidrolisis amilum. Sehingga seluruh bagian terwarna biru kehitaman yang
mengindikasikan bahwa amilum masih berwujud amilum, yakni belum terhidrolisis
(Choirunnisa, dkk, 2017).
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh, koloni A dan B keduanya tidak
menunjukkan terbentuknya zona bening diantara warna biru kehitaman pada daerah sekitar
koloni bakteri sebagai reaksi terhadap pemberian larutan iodium, maka kedua koloni bukan
merupakan bakteri amilolitik tetapi bakteri non-amilolitik.
2. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Protein
Berdasarkan kemampuan menghidrolisis amilum oleh suatu bakteri, bakteri dibedakan
menjadi bakteri proteolitik yakni bakteri yang memiliki kemampuan menghidrolisis protein;
dan bakteri non-proteolitik, yakni bakteri yang tidak memiliki kemampuan menghidrolisis
protein. Sifat proteolitik bakteri ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar koloni
bakteri sebagai hasil dari pemutusan ikatan peptide protein menjadi peptida yang lebih kecil
oleh enzim protease ekstraseluler yang disekresikan oleh bakteri proteolitik (Muharni, dkk,
2013; Setyati dan Subagyo, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh,
koloni A dan B keduanya menunjukkan terbentuknya daerah berwarna bening disekitar
koloni bakteri pada medium. Maka, kedua koloni merupakan bakteri proteolitik. Irena
(2020) menambahkan bahwa aktivitas proteolitik ditunjukkan dengan semakin lebarnya
zona bening tersebut. Pada koloni A terbentuk daerah bening lebih banyak daripada koloni
B, sehingga dapat diketahui bahwa jenis bakteri pada koloni A memiliki kemampuan atau
aktivitas hidrolisis lebih besar daripada koloni B.
3. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Lemak
Berdasarkan kemampuan menghidrolisis lemak oleh suatu bakteri, bakteri dibedakan
menjadi bakteri lipolitik, yakni bakteri yang memiliki kemampuan menghidrolisis lemak;
dan bakteri non-lipolitik, yakni bakteri yang tidak memiliki kemampuan menghidrolisis
lemak. Bakteri lipolitik memiliki kemampuan menghidrolisis lemak pada medium NA
(Nutrient Agar) sehingga terurai menjadi gliserol dan asam lemak untuk kemudian diolah
menjadi lemak bakteri, komponen sel, atau sebagai energi (Rizky, dkk, 2017). Kemampuan
hidrolisis lemak oleh bakteri disebabkan karena adanya aktivitas enzim lipase yang
disekresikan oleh sel bakteri pada medium NA tersebut. Lee, dkk, (2015) menambahkan
bahwa kemampuan bakteri dalam mensekresikan enzim ekstraselular merupakan
mekanisme adaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Dalam hal ini, pada uji
kemampuan hidrolisis lemak digunakan medium NA yang ditambahkan dengan minyak
zaitun sebagai lemak sehingga disebut juga sebagai medium NAL (Nutrient Agar Lemak).
Kehadiran lemak pada lingkungan bakteri memicu bakteri untuk mensekresikan enzim
ekstraseluler lipase sehingga dapat menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol
dan kemudian digunakan sebagai sumber karbon bagi bakteri tersebut (Lee, dkk, 2015).
Hasil positif pada uji kemampuan hidrolisis ditandai dengan terbentuknya warna merah
pada bagian bawah koloni bakteri (Hastuti, 2018). Hastuti (2018) menjelaskan bahwa
aktivitas hidrolisis lemak oleh suatu koloni bakteri lipolitik menyebabkan penurunan pH
medium. Warna merah terbentuk sebagai reaksi positif dari indikator neutral red yang
ditambahkan pada medium terhadap penurunan pH oleh aktivitas hidrolisis lemak pada
bakteri (Hastuti, 2018). Sebaliknya apabila tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium
akan tetap dalam kondisi pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah
koloni bakteri (Hastuti, 2018).
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh, pada koloni A dan B tidak terbentuk
warna merah pada bagian bawah koloni, melainkan bewarna kuning yang menunjukkan
bahwa medium memiliki tingkat keasaman atau pH netral. Hal ini menunjukkan bahwa
pada koloni bakteri A dan B tidak terjadi proses hidrolisis lemak, sehingga bakteri A dan
B bukan merupakan bakteri lipolitik.

Daftar Rujukan

Adnan, Nur S., Wahyuni, S., dan Khaeruni, A. 2017. Pengujian Sifat Amilolitik dan Proteolitik
dar Isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) Hasil Fermentasi Air Cucian Beras Merah
(Oryza nivara) Kultivar Wakawondu. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan (JSTP).
Kemdari: Universitas Halu Oleo.
Choirunnisa, Hesti N., Sari, Ria Y., Hastuti, Utami S., dan Witjoro, A. 2017. Identifikasi dan
Uji Kemampuan Hidrolisis pada Bakteri Amilolitik dan Proteolitik yang diisolasi dari
Wadi, Makanan Khas Kalimantan Tengah. Jurnal Bionature. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Hastuti, Utami S. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammdiyah Malang Press.
Hastuti, Utami S., Nugraheni, Febriani S. A., Asna, Putri M. A. 2017. Identifikasi dan
Penentuan Indeks Hidrolisis Protein pada Bakteri Proteolitik dari Tanah Mangrove di
Margomulyo, Balikpapan. Prosiding Konferensi Pendidikan Biologi (Proceeding
Biology Education Conference). Malang: Universitas Negeri Malang.
Lee, Li P., Karbul, Hudzaifah M., Citartan, M., Gopinath, S. C. B., Lakshmipriya, T., Tang,
Tean H. 2015. Lipase-Secreting Bacillus Species in an Oil-Contaminated Habitat:
Promising Strains to Alleviate Oil Pollution. BioMed Research International (BMRI).
Muharni, Juswardi, dan Prihandayani, I. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik
Peghasil Protease dari Sumber Air Panas Tanjung Sakti Lahat Sumatera Selatan.
Prosiding Semirata Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lampung. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Pelczar, Michael J. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Risky, Mirza Y., Fitri, Rizka D., Hastuti, Utami S., dan Prabaningtyas, S. 2017. Identifikasi
dan Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak dan Penentuan Indeks Zona Bening Asam
Laktat pada Baktero dalam Wadi Makanan Tradisional Kalimantan Tengah. Jurnal
Bionature. Malang: Universitas Negeri Malang.
Setyati, Wilis A., dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim
Ekstraseluler (proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik) yang Berasal dari
Sedimen Kawasan Mangrove. Indonesian Journal of Marine Sciences. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Bakteri mempertahankan kehidupannya melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan, untuk


itu bakteri mampu merombak dan menggunakan bahan kimia yang ada dilinkungannya sebagai
sumber energi dan zat pembangunan. Setiap jenis spesies bakteri mempunyai karakterisasi sifat
biokimia dan fisiologi yang khas. Sifat-sifat ini dapat dijadikan acuan dalam proses identifikasi.
Oleh karena itu dalam praktikum kali ini dilakukan uji enzimatik untuk mengetahui
karakteristik sifat dari bakteri

Metabolisme merupakan pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan kimia,
pembentukan dan penguraian zay di dalam badan yang meungkinkan berlangsungnya hidup ().

Metabolisme didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi kimia yang terjadi dalam organisme ().

Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk


identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan
mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati,
lemak, protein dan asam nukleat. (Dwidjoseputro, 1980).

Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar dari bakteri yang diatur oleh katalis
biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan
enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.
Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang
dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri (Pelczar, 2006.).
mengenai uji metabolisme bakteri. Melalui pengamatan ini, dapat dilakukan
identifikasi suatu biakan bakteri berdasarkan

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy