Makalah IPS

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

SILABUS PEMBELAJARAN IPS SD/MI

Makalah ini disusun sebagai bahan presentasi mata kuliah Pembelajaran IPS

Dosen Pengampu :
Choiru Ummatin, M. Pd.

Oleh Kelompok 8 :

1. Febry Putri Nur Andraini (932600718)


2. Annisa Nanda Fathin N. L. (932601218)
3. Jihan Rona Nabilah (932602118)
4. Siti Nur Hamidah (932602618)
5. Lilia Camelia Dewi (932603418)

KELAS A / SEMESTER V
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami.
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT kita
dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah Pembelajaran IPS di SD/MI “Silabus Pembealajaran IPS
SD/MI ”.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa makalah
ini masih ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberi manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Kediri, 2 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

A. Pengertian Silabus..........................................................................................5

B. Landasan Pengembangan Silabus..................................................................5

C. Prinsip Pengembangan Silabus......................................................................6

D. Unit Waktu Silabus........................................................................................7

E. Pengembangan Silabus.................................................................................7

F. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan Silabus...........................8

G. Contoh Silabus.............................................................................................12

BAB III 32

PENUTUP 32

A. Kesimpulan.................................................................................................32

B. Saran............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupsksn salah satu mata
pelajaran yang diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Silabus mata pelajaran IPS SD/MI disusun dengan format dan
penyajian/penulisan yang sederhana sehingga gampang dipahami dan
dilaksanakan oleh guru. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam
mengembangkan pembelajaran seperti pembuatan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian silabus?
2. Apa saja landasan pengembangan silabus?
3. Apa saja prinsip pengembangan silabus?
4. Bagaiman unit waktu silabus?
5. Bagaimana pengembangan silabus?
6. Apa saja komponen dan langkah-langkah pengembangan silabus?
7. Bagaimana contoh silabus?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian silabus
2. Mengetahui pengembangan silabus
3. Mengetahui prinsip pengembangan silabus
4. Mengetahui unit waktu silabus
5. Mengetahui pengembangan silabus
6. Mengetahui komponen dan langkah-langkah pengembangan
silabus
7. Mengetahui contoh silabus.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran untuk satu semester, dimana
di dalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber serta alat
evaluasi yang digunakan. Dalam hal pembelajaran tematik maka silabus
dikembangkan untuk pembelajaran satu tema satu silabus. Jadi nantinya
akan tertulis silabus tema apa, yang kemudian dimasukkan beberapa
kompetensi dasar beberapa bidang studi yang ada didalamnya.1
Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya berisikan
identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD), materi pokok atau pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam mengembangkan
pembelajaran seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus
merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran.2

B. Landasan Pengembangan Silabus


Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (2) dan pasal 20, yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Pasal 17 ayat (2)
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
1
Mardianto, Pembelajaran Tematik, (Medan: Perdana publishing, 2011), hlm.81
2
Saiful Sugala, Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan Dan Pengembangan Pembelajaran Bagi
Guru Yang Profesional, Vol. 5, No. 1, 2008

5
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dibawah supevisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab dibidang pendidikan untuk, SD, SMP, dan SMK. Dan
departemen yang menangani urusan pemerintah dibidang agama untuk
MI, MTs, MA, dan MAK.
2. Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.3

C. Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
2. Relevan yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan karateristik peserta
didik, misalnya tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten yaitu ada hubungan yang konsisten antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem penilaian.
5. Memadai yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Konstektual cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir sistem penilaian dalam kehidupan
nyata dan peristiwa yang terjadi.
3
Peraturan Pemerintah NOMOR 19 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hlm.15 dan 18

6
7. Fleksibel yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh yaitu komponen silabus mencakup keseluruan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).4

D. Unit Waktu Silabus


1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
Pendidikan di tingkat satuan Pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
persemester, pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan
silabus dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
(BNSP, 2006:15)

E. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompokdalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah
melalui kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru sejauh guru yang bersangkutan
mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah dan
lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena suatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata

4
Syaiful Sagala, “Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan dan Pengembangan Pembelajaran Bagi
Guru yang Profesional”, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, Vol. 5, No. 1 Juni 2008, hlm 13.

7
pelaharan untuk mengembangakan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas 1 sampai kelas IV, menyusun silabus
secara bersama.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain
melalui forum MGMP atau PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah
dalam ruang lingkup MGMP atau PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan
silabus dengan membentuk suatu tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing.5

F. Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Secara garis besar, silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Beberapa komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi: adalah kompetensi yang dapat dilakukan atau
ditampilkan siswa untuk suatu mata pelajaran.
2. Kompetensi Dasar: Kompetensi minimal yang harus dapat dilakukan
atau ditampilkan siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata
pelajaran.
3. Indikator: Karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan atau respon
yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk
menunjukkan bahwa ia telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
4. Materi Pokok/pembelajaran: Bahan ajar minimal yang harus dipelajari
siswa untuk menguasai kompetensi dasar.
5. Kegiatan Pembelajaran: Pengalaman atau kegiatan yang perlu
dilakukan siswa untuk menguasai kompetensi dasar atau materi
pembelajaran.
5
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 290

8
6. Penilaian: Kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program,
yang di dalamnya ada unsur ‘pembuatan keputusan’ sehingga
mengandung unsur subyektifitas.
7. Alokasi Waktu: alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran
selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
8. Sumber Belajar: Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memberi
pengalaman kepada seseorang yang belajar, baik secara langsung
maupun tidak, sebagian atau secara keseluruhan.6
Langkah-langkah Pengembangan Silabus :
a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-
hal berikut:
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan
yang ada di SI;
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
antar mata pelajaran
b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran yang
menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:
1) Potensi peserta didik
2) Relevansi dengan karakteristik daerah
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik

6
Ahmad Zubaidi, “Model – Model Pengembangan Kurikulum Dan Silabus Pembelajaran”, Jurnal
Cendekia, Vol. 13, No. 1, Juni 2015, hlm. 112.

9
5) Struktur keilmuan
6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan dan
8) Alokasi waktu.
c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.
d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

10
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
e. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri. ”Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.

11
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman
belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya,
jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.7

G. Contoh Silabus
Untuk penyusunan silabus harus sesuai dengan standar penyusunan
silabus, yang berisi komponen utama dalam perangkat pembelajaran
silabus yaitu: (1)Kompetensi Dasar (KD), (2) Materi pembelajaran dan
(3)Kegiatan pembelajaran. Selain itu contoh silabus juga berisi
pendahuluan silabus seperti: kompetensi setelah mempelajrai Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, kerangka
pengembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar/Madrasah ibtidaiyah, pembelajaran dan penilaian,dll.8
1. Pendahuluan
Pada kurikulum 2013, khususnya untuk jenjang SD,
terdapat beberapa perubahan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS di kelas I sampai III ditiadakan,

7
Bani, “Pengembangan Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru”, Jurnal Pendidikan, Komunikasi, Dan Pemikiran Hukum Islam, Vol. 6, No.
2, April 2015, hlm. 204-206.
8
Hasrawati, Perangkat Pembelajaran Tematik di SD, Jurnal Pendidikan Dsaar Islam,Vol.3 No.1,
2016, hlm. 39

12
tetapi muatan IPS tetap ada dan diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn dan Matematika. Sementara Kelas
IV sampai VI mata pelajaran IPS berdiri sendiri tetapi
pembelajarannya diberikan secara tematik terpadu dengan mata
pelajaran lain. Geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi dilebur dalam
bentuk tema secara terintegratif.
Pembelajaran IPS SD dilakukan untuk menjadikan peserta
didik aktif, kritis, beradab, dan berkesadaran sebagai warga negara
yang dapat berperan dalam kehidupan masyarakat multikultur pada
lingkungan lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup materi IPS di
Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat
terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara
satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki koneksi.
Lingkungan internasional di lingkup SD dibatasi pada
pengenalan lingkungan ASEAN.Pengembangan Mata Pelajaran IPS
untuk SD secara terintegrasi tematik(integrated), tidak semata-mata
transfer kognisi, melainkan juga membangun sikap dan keterampilan
sosial sederhana, seperti mampu melakukan pengamatan dan
mengomunikasikan karakteristik dan konektifitas lingkungan dan
masyarakat terdekat kepada pihak lain secara santun melalui
kerjasama dengan menggunakan teknologi.
2. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Konten pendidikan IPS terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari
masyarakat dan disiplin ilmu-ilmu sosial. Secara rinci, konten IPS
meliputi: (1) aspek pengetahuan tentang kehidupan masyarakat
di sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam berbagai bidang
kehidupan dan lingkungannya; (2) aspek keterampilan terdiri
atas berpikir logis dan kritis, membaca, keterampilan belajar
(learning skills), memecahkan masalah, berkomunikasi, dan

13
bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa (3)
aspek sikap terdiri atas nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian, menghargai prestasi, berkompetisi,
kreatif dan inovatif. Muatan IPS di kelas I sampai dengan Kelas
III terintegrasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, dan PPKn. Kompetensi yang diharapkan setelah
peserta didik mengikuti pembelajaran IPS di SD/MI, yaitu:9
Kelas I-III Kelas IV Kelas V-VI

Kelas I, II dan III - Menerima karunia Tuhan - Menerima karunia Tuhan


terintegrasi dengan MataYang Maha Esa atas Yang Maha Esa atas
Pelajaran Bahasa penciptaan waktu, penciptaan manusia dalam
Indonesia, Matematika, manusia, dan mengelola
dan PPKn Lingkungannya lingkungannya
Kompetensi yang - Menunjukkan perilaku - Menunjukkan perilaku
diharapkan adalah: sosial dan budaya yang sosial dan budaya yang
Mencerminkan mencerminkan dirinya
- Menerima karunia jatidiri bangsa Indonesia sebagai warganegara
Tuhan Yang Maha Esa - Mengenal konsep dan Indonesia
atas penciptaan karakteristik ruang, waktu - Menjaga kelestarian
waktu, manusia, dan dan aktifitas manusia lingkungan hidup dan
dalam kehidupan
Lingkungannya ekonomi, memanfaatkannya secara
- Menunjukkan sosial, dan budaya, bijaksana
perilaku sosial di - Menceritakan keragaman - Menceritakan interaksi
manusia dengan
lingkungan setempat sosial, ekonomi, budaya, lingkungan
- Mengenal diri dan etnis dan agama dan perubahan sosial yang
keluarga/ orang-orang dalam masyarakat terjadi
di tempat tinggalnya, - Menceritakan hasil - Menceritakan peran
peristiwa-peristiwa eksplorasi mengenai ekonomi
Meneladani tindakan
penting yang terjadi kehidupan bangsa - heroik
pada diri sendiri dan Indonesia pemimpin bangsa, dalam
keluarga, teknologi kehidupan sosial dan
produksi, komunikasi, budaya bangsa Indonesia
serta transportasi di - Menceritakan hasil
lingkungan setempat eksplorasi mengenai
- Menceritakan tentang kehidupan bangsa
diri dan keluarga/ Indonesia
9
Ibid hlm. 40

14
orang-orang di tempat
tinggalnya,
peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi
pada diri sendiri dan
keluarga teknologi
produksi, komunikasi,
serta transportasi di
lingkungan setempat

3. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial


Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran IPS diberikan sejak jenjang SD/MI sampai
SMA/MA. Pada jenjang SD/MI kelas I, II dan III muatan IPS
diintegrasikan pada kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia, PPKn, dan Matematika, sedangkan untuk kelas IV sampai
kelas VI, IPS menjadi mata pelajaran tersendiri tetapi
pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan mata
pelajaran lainnya. Kerangka Pengembangan Kurikulum IPS SD/MI
kelas IV sampai kelas VI mengikuti pengorganisasian Kompetensi
Inti sebagai berikut:
Kelas Kelas V Kelas VI
1 Menerima, menjalankan, 1 Menerima, menjalankan, 1 Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya

2 Menunjukkan perilaku 2 Menunjukkan perilaku 2 Menunjukkan perilaku


jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
dan jawab, santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam percaya diri dalam percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, dan
dan tetangganya tetangganya, serta cinta tetangganya , serta cinta
tanah air tanah air

3 Memahami pengetahuan 3 Memahami pengetahuan 3 Memahami pengetahuan


faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual

15
mengamati dan menanya dengan cara mengamati, dengan cara mengamati,
berdasarkan rasa ingin menanya dan mencoba menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, tahu tahu
makhluk ciptaan Tuhan tentang dirinya, makhluk tentang dirinya, makhluk
dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
benda-benda yang kegiatannya, dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah, di benda-benda yang benda-benda yang
sekolah dan tempat dijumpainya di rumah, di dijumpainya di rumah, di
Bermain sekolah dan di tempat sekolah dan di tempat
bermain. bermain
4 Menyajikan pengetahuan 4 Menyajikan pengetahuan 4 Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang faktual dan konseptual faktual dan konseptual
jelas, sistematis dan
logis, dalam bahasa yang jelas, dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan sistematis, logis, dan
dalam karya yang estetis, kritis, kritis,
dalam gerakan yang dalam karya yang estetis, dalam karya yang estetis,
mencerminkan anak
sehat, dalam gerakan yang dalam gerakan yang
dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat,
mencerminkan perilaku dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
anak beriman dan mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak anak beriman dan
Mulia berakhlak mulia

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai


melalui pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karkateristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar:
a. Ruang lingkup mata pelajaran IPS SD

16
b. Karakteristik keruangan dalam lingkup nasional dan regional
c. Keragaman sosial, interaksi sosial dan perubahan sosial
d. Kegiatan ekonomi penduduk
e. Perubahan masyarakat Indonesia sejak jaman Hindu Buddha
sampai sekarang.

Tabel Peta Materi IPS


Kelas IV Kelas V Kelas VI
∙ Letak dan luas ∙ Letak dan luas Indonesia ∙ Posisi dan luas wilayah
dalam
kabupaten/kota, dan peta ASEAN pada peta Asia
provinsi dalam peta ∙ Kondisi alam wilayah ∙ Karakteristik kondisi alam
∙ Kondisi/karakteristik Indonesia kawasan ASEAN.
Alam ∙ Karakteristik ∙ Karakteristik kependudukan
∙ Kondisi kependudukan Kependudukan kawasan ASEAN
Pengaruh negara
∙ Kegiatan ekonomi ∙ maritim ∙ Negara-negara ASEAN (11
dan agraris
dalam pemanfaatan terhadap negara)
sumber daya alam kehidupan sosial ∙ Posisi wilayah ASEAN
∙ Keragaman sosial ekonomi, budaya dan dalam politik, ekonomi,
transportas
Budaya i sosial budaya
∙ Keragaman ekonomi, ∙ Interaksi sosial budaya ∙ Perubahan sosial budaya
etnis, agama ∙ Sosialisasi/ enkulturasi ∙ Modernisasi dalam bidang
∙ Ketersediaan ∙ Pembangunan sosial iptek, ekonomi, pendidikan,
sumber-sumber budaya Pembangunan dan Demokrasi.
Ekonomi ekonomi ∙ Ekspor dan Impor
∙ Kegiatan ekonomi dan ∙ Kegiatan ekonomi untuk ∙ Pengiriman/pertu-karan
lapangan kerja Meningkatkan tenaga kerja.
∙ Lembaga ekonomi kesejahteraan bangsa ∙ Masyarakat Ekonomi
∙ Perniagaan untuk Indonesia. ASEAN (MEA)
Penjajahan bangsa
Meningkatkan ∙ Eropa ∙ SEAMEO
Kesejahteraan di Indonesia ∙ Sekretariat ASEAN
Perlawanan
∙ Kerajaan Hindu- ∙ bangsa ∙ Proklamasi kemerdekaan
Indonesia
Buddha terhadap Indonesia
∙ Kerajaan Islam penjajah bangsa Eropa ∙ Peran Soekarno-Hatta

17
dalam
∙ Organisasi pergerakan Proklamasi
Perjuangan
nasional ∙ mempertahankan
Masa pendudukan
∙ militer kemerdekaan .
Jepang di
Indonesia ∙ Membangun kehidupan
∙ Tokoh-tokoh lokal yang kebangsaan yang berdaulat
berjuang melawan (NKRI)
penjajahan Eropa dan
Jepang

5. Pembelajaran dan Penilaian


a. Pembelajaran
1) Pembelajaran IPS dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran Terpadu.
2) Pembelajaran IPS menggunakan pendekatan saintifik
dengan memperhatikan langkah kegiatan pembelajaran 5
M yang dapat diperkuat dengan model-model
pembelajaran, antara lain: Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem BasedLearning), Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning),Pembelajaran penemuan dan
penyelidikan (discovery-Inquiry learning), Pembelajaran
Kooperatif(Cooperative Learning).Selain itu,
pembelajaran IPS
3) Menekankan pada kegiatan pembelajaran yang melibatkan
proses berpikir kritis, analitis, dan ilmiah serta proses
pembiasaan bersikap dan berperilaku peduli lingkungan.10
4) Kegiatan pembelajaran harus kuat menunjukkan indirect
teachingdari pembelajaran IPS.

10
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru),2019, hlm.
28

18
5) IPS sangat menekankan pengenalan peserta didik terhadap
lingkungannya, agar peserta didik tidak tercerabut dari
budaya lokal. Pengenalan lingkungan dan masyarakat
diawali dari lingkungan yang terdekat sampai yang
terjauh. Pengenalan wilayah lokal, juga harus mampu
mengidentifikasi sejumlah nilai kearifan lokal, yang dapat
diambil contohnya dari ceritera rakyat dan sejarah
setempat.11
6) Pembelajaran IPS tidak hanya menyiapkan peserta didik
untuk mengenal potensi daerahnya, tetapi juga
mengembangkan nasionalisme dan menyiapkan peserta
didik menjadi warga dunia yang unggul dan dapat
bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
7) Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik:
(sebagai pendekatan, sebagai model, dan sebagai
kemampuan) selalu dikaitkan dengan kondisi daerah
masing-masing. Lingkungan menjadi sumber belajar yang
penting baik secara langsung melalui observasi maupun
melalui media pembelajaran seperti gambar atau film.
Sumber pembelajaran IPS diharapkan dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar. Karakteristik potensi
fisik dan sosial yang terdapat di daerah sekitar dapat
diangkat menjadi sumber dan sekaligus media
pembelajaran IPS.
8) Kompetensi IPS di SD dicapai melalui pembelajaran
tematik terpadu dengan mata pelajaran lain.
b. Penilaian
Penilaian hasil belajar IPS merupakan proses
pengumpulan informasi/bukti autentik tentang capaian
pembelajaran peserta didik yang meliputi: kompetensi sikap

11
Ibid, hlm. 35

19
spiritual, kompetensi sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan setelah proses pembelajaran.Penilaian hasil belajar
oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian sikap meliputi penilaian observasi,
penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Sikap sosial
dalam IPS meliputi: jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri. Penilaian
sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut sesuai
dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.Penilaian
pengetahuan IPS mencakup: tes tertulis, lisan, penugasan.
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh peserta didik meliputi
penguasaan definisi, konsep, dan aplikasinya dalam
memecahkan masalah sosial.Penilaian keterampilan/kinerja
dapat diwujudkan dalam bentuk: unjuk kerja; tugas kelompok
atau individu; observasi partisipatif; portofolio; proyek,
pameran atau demonstrasi.
6. Alokasi Waktu
a. Kelas IV dengan alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap
Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan

20
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
b. Kelas V dengan alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap
Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
c. Kelas VI dengan alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap
Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (
indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.12

SILABUS TEMATIK TERPADU

KELAS IV

12
Ibid, hlm. 40

21
TEMA 1 : INDAHNYA KEBERSAMAAN

ALOKASI WAKTU : 96 JAM PELAJARAN

Mata Pelajaran dan


Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar

Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

1.4. Menerima berbagai  Keberagaman suku Subtema 1: Keberagaman


bentuk persatuan dan bangsa, sosial dan Budaya Bangsaku (32 jam
kesatuan suku bangsa, budaya di Indonesia pelajaran)
sosial, dan budaya di
 Bentuk keberagaman  Mengamati gambar dan
Indonesia sebagai
suku bangsa, sosial, dan mengidentifikasi keragaman
anugerah Tuhan Yang
budaya di Indonesia budaya Indonesia
Maha Esa
yang terikat persatuan  Berbagi cerita dengan teman
2.4. Bekerja sama dalam dan kesatuan tentang pengalaman saling
berbagai bentuk
 Sikap toleransi antar menghargai di lingkungan
keberagaman suku
teman berbeda agama masyarakat sekitar
bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang  Sikap kerjasama antar  Berdiskusi tentang

terikat persatuan dan teman berbeda agama keragaman budaya, etnis dan

kesatuan dan kesatuan  Bentuk kerjasama dalam agama dalam kelompok-

keberagaman kelompok kecil dan


3.4. Mendeskripsikan berbagai
mengkomunikasikan
bentuk keberagaman suku  Bentuk-bentuk
hasilnya di kelas
bangsa, sosial, dan Keberagaman
budaya di Indonesia yang  Bentuk-bentuk kerja  Membaca teks tentang

terikat persatuan dan keberagaman suku bangsa,


sama dalam permainan
kesatuan sosial, budaya, etnis dan
 Persatuan dan kesatuan
agama
4.4. Bekerja sama dalam bangsa
keberagaman suku  Menemukan gagasan pokok
 Makna persatuan dan dan gagasan pendukung dari
bangsa, sosial, dan
kesatuan dalam

22
budaya dalam keberagaman teks yang dibaca
masyarakat  Pentingnya sikap  Mendiskusikan penyusunan
persatuan dan kesatuan kerangka penulisan
dalam keberagaman berdasarkan gagasan pokok

 Contoh-contoh sikap dan pendukung

persatuan dan kesatuan  Menemukan ciri-ciri


dalam keberagaman di segibanyak dalam permainan
lingkungan bentengan dan gobak sodor

Bahasa Indonesia  Membedakan segibanyak

3.1. Mencermati gagasan Gagasan pokok dan beraturan dan tidak beraturan

pokok dan gagasan gagasan pendukung dari berbagai bentuk motif

pendukung yang seni tradisional di


 Teks tulis
diperoleh dari teks lisan, lingkungan sekitar
 Peta pikiran
tulis, atau visual  Menggambar berbagai
 Teks bacaan
4.1. Menata informasi yang bentuk segi banyak beraturan

didapat dari teks  Kerangka tulisan dan tidak beraturan

berdasarkan  Menggambar bentuk rumah


keterhubungan adat dikaitkan dengan segi
antargagasan ke dalam banyak beraturan
kerangka tulis
 Melakukan kegiatan
3.2. Mencermati eksplorasi menggunakan
keterhubungan benda-benda yang dapat
antargagasan yang menghasilkan bunyi dan
didapat dari teks lisan, perambatan bunyi yang
tulis, atau visual terdapat di kelas dan

4.2. Menyajikan hasil sekitarnya

pencermatan tentang  Melakukan percobaan cara


keterhubungan menghasilkan bunyi dari
antargagasan ke dalam

23
tulisan berbagai alat musik dan

Matematika perambatan bunyi

3.8. Menganalisis segibanyak  Segi banyak di sekitar  Menjelaskan tentang cara

beraturan dan segibanyak  Pengukuran sudut alat musik tersebut

tidak beraturan dibunyikan (dipukul, ditiup,


dengan busur derajat
digoyang, dipetik, digesek,
4.8. Mengidentifikasi
dsb) serta berbagai alat yang
segibanyak beraturan dan
menunjukkan perambatan
segibanyak tidak
bunyi
beraturan
 Membaca teks/gambar/
3.12 Menjelaskan dan
tayangan tentang
menentukan ukuran sudut
keberagaman budaya dan
pada bangun datar dalam
etnis di Indonesia
satuan baku dengan
menggunakan busur  Menyajikan informasi

derajat tentang keberagaman budaya


dan etnis di Indonesia dalam
4.12 Mengukur sudut pada
bentuk gambar
bangun datar dalam
satuan baku dengan  Menari tarian daerah yang

menggunakan busur merupakan salah satu bentuk

derajat kecintaan terhadap


keberagaman budaya daerah
Ilmu Pengetahuan Alam
 Melakukan permainan
3.6. Menerapkan sifat-sifat Bunyi
tradisional benteng-
bunyi dan keterkaitannya  Sifat-sifat bunyi
bentengan atau gobak sodor
dengan indera
 Syarat terjadinya bunyi atau permainan tradisional
pendengaran
 Sumber bunyi lainnya dikaitkan dengan
4.6. Menyajikan laporan hasil
segi banyak pada gambar/
 Cara menghasilkan
pengamatan dan/atau
lapangan permainannya
percobaan tentang sifat- bunyi
 Mempraktikkan prosedur
sifat bunyi  Telinga sebagai indera

24
pendengar dan cara gerak dasar jalan, lari,
merawatnya lompat dalam permainan

Ilmu Pengetahuan Sosial benteng-bentengan dan


gobak sodor atau permainan
3.2. Mengidentifikasi Keragaman sosial,
tradisional lainnya
keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis,
ekonomi, budaya, etnis dan agama
dan agama di provinsi  Di lingkungan sekitar Subtema 2: Kebersamaan
setempat sebagai identitas dalam Keberagaman (32 jam
 Di Provinsi setempat
bangsa Indonesia pelajaran)
 Di Indonesia
4.2. Menyajikan hasil  Menyimak teks/gambar/
identifikasi mengenai paparan/video tentang sikap
keragaman sosial, toleransi dan kerjasama
ekonomi, budaya, etnis dalam keragaman suku,
dan agama di provinsi budaya, dan agama
setempat sebagai identitas
 Menceritakan atau
bangsa Indonesia
menuliskan pengalaman
Seni Budaya dan Prakarya peserta didik tentang sikap
3.3. Mengetahui gerak tari  Gerak tari kreasi daerah toleransi yang pernah
kreasi daerah dialaminya

4.3. Meragakan gerak tari  Melakukan diskusi


kreasi daerah kelompok tentang

Pendidikan Jasmani pentingnya kerjasama dalam

Olahraga dan Kesehatan keberagaman

3.1. Memahami prosedur  Membaca teks tentang


Variasi gerak dasar
variasi gerak dasar toleransi dan kerjasama
lokomotor, non-
lokomotor, non- lokomotor, dan  Membuat ringkasan dan peta
lokomotor, dan manipulatif : pikiran dari teks tertulis
manipulatif sesuai dengan terkait sikap toleransi dan
 Permainan sepakbola
konsep tubuh, ruang, kerjasama dalam bentuk

25
usaha, dan keterhubungan (menendang dan tulisan.
dalam permainan bola menghentikan bola)  Menentukan banyak dan
besar sederhana dan atau  Permainan bolavoli besar sudut pada beragam
tradisional* (passing bawah) bangun datar (segi tiga, segi
4.1. Mempraktikkan variasi  Permainan tradisional empat dan segi banyak)
gerak dasar lokomotor,  Mengidentifikasi teknik
non-lokomotor, dan mengukur dan
manipulatif sesuai dengan mempraktikkan cara
konsep tubuh, ruang, mengukur sudut dengan
usaha, dan keterhubungan satuan baku busur derajat
dalam permainan bola
 Mengukur besar sudut pada
besar sederhana dan atau
bangun datar (segi tiga, segi
tradisional*
empat dan segi banyak)

 Melakukan penaksiran dan


membandingkan hasil
penaksiran dan pengukuran
sudut yang terdapat pada
bangun datar (segi tiga, segi
empat dan segi banyak)

 Melakukan percobaan
sederhana untuk membukti-
kan tentang asal sumber
bunyi hingga sampai ke
telinga dan perambatan
bunyi dalam medium
berbeda (benda padat, cair,
dan gas), pemantulan dan
penyerapan bunyi, tinggi-
rendah bunyi, dan keras-

26
lemah bunyi

 Menyimpulkan sifat-sifat
bunyi dari beragam sumber
bunyi secara tertulis

 Melakukan tanya jawab


dengan tokoh masyarakat
yang didatangkan ke kelas
tentang budaya masyarakat
setempat

 Membuat tulisan tentang


keragaman budaya
masyarakat setempat

 Mengamati tari kreasi daerah


melalui demonstrasi oleh
guru atau video

 Melakukan gerak dasar tari


kreasi daerah

 Mengamati variasi pola


gerak dasar lokomotor jalan,
lari, lompat melalui
permainan daerah misalnya
kasti/ lompat karet atau
permainan daerah lainnya

 Melakukan permainan
daerah misalnya kasti/lompat
karet atau permainan daerah
lainnya

27
Subtema 3: Bersyukur atas
Keberagaman (32 jam
pelajaran)

 Melakukan pendataan teman


yang ada di kelas, misalnya
suku bangsa, agama, dan
kebiasaan.

 Mendiskusikan tentang
bentuk-bentuk kerjasama
yang membangun persatuan
dan kesatuan

 Menuliskan hasil diskusi


tentang bentuk-bentuk
kerjasama yang membangun
persatuan dan kesatuan

 Membaca teks tentang


keragaman suku bangsa,
sosial, dan budaya yang ada
di Indonesia

 Menceritakan kembali teks


tentang keragaman suku
bangsa, sosial, dan budaya
yang ada di Indonesia

 Membuat kliping tentang


keragaman suku bangsa,
sosial, dan budaya yang ada
di Indonesia

 Mengamati dan menggambar


berbagai bentuk segitiga,

28
segi empat, segi banyak
beraturan dan segi banyak
tidak beraturan

 Mengklasifikasikan berbagai
bentuk segitiga, segi empat,
segi banyak beraturan dan
segi banyak tidak beraturan

 Melakukan pengukuran
berbagai bentuk bentuk
segitiga, segi empat, segi
banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan
dengan menggunakan busur
derajat

 Mendiskusikan dan
mempresentasikan hasil
diskusi tentang bagaimana
indera pendengaran manusia
bekerja dan bagaimana
manusia yang tidak memiliki
indera pendengaran dapat
berkomunikasi

 Mengamati dan
memperagakan tari kreasi
daerah dengan penuh
penjiwaan

 Memperagakan hasil belajar


tentang variasi pola gerak
dasar lokomotor, non-

29
lokomotor, dan manipulatif
dalam permainan sepak bola
bola mini dan atau
tradisional yang dilandasi
nilai-nilai tanggung jawab,
disiplin, dan kerja sama

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran untuk satu semester, dimana
di dalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber serta alat
evaluasi yang digunakan. Landasan pengembangan silabus adalah
Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (2) dan pasal 20.
Secara garis besar, silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah melalui

30
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan dinas Pendidikan
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam mengembangkan
pembelajaran seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus
merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran

B. Saran
Penulis memohon maaf jika ada yang salah atau kekeliruan dalam
penyusunan makalah. Untuk itu kritik dan saram dari pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berterima kasih
semoga setelah membaca makalah ini kita mendapatkan banyak manfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zubaidi. 2015. “Model – Model Pengembangan Kurikulum Dan Silabus


Pembelajaran”. Jurnal Cendekia. Vol. 13, No. 1.
Bani. 2015. “Pengembangan Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru”. Jurnal Pendidikan,
Komunikasi. Dan Pemikiran Hukum Islam. Vol. 6, No. 2.
Hasrawati. 2016. “Perangkat Pembelajaran Tematik di SD”. Jurnal Pendidikan
Dasar Islam. Vol.3 No.1.
Mardianto. 2011. Pembelajaran Tematik. Medan: Perdana publishing.
Maulana Arafat Lubis. 2019. Pembelajaran Tematik SD/MI. Yogyakarta:
Samudra Biru.
Peraturan Pemerintah NOMOR 19 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

31
Syaiful Sagala. 2008. “Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bagi Guru yang Profesional”. Jurnal Tabularasa PPS
Unimed. Vol. 5, No. 1.
Tim Pengembang MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali
Pers.

32

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy