Buku Praktikum Farmakologi 2021
Buku Praktikum Farmakologi 2021
Buku Praktikum Farmakologi 2021
FARMAKOLOGI
PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENYUSUN :
Mahasiswa akan dibagi dalam 2 kelompok tiap kelas. Semua peserta praktikum harus
menaati peraturan praktikum, sebagai berikut :
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu terampil bekerja dengan beberapa hewan
percobaan dan mengetahui karakteristik hewan coba.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada sebuah
percobaan biologis atau biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar
dasar yang diperlukan. Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian akan
rasa nyeri, dan terkadang berakhir dengan kematian. Berdasarkan hal tersebut,
dengan baik, dan diusahakan agar bisa disesuaikan pola kehidupannya seperti di
alam.
2. Tikus
3. Kelinci
Kelinci harus diperlakukan dengan halus namun sigap, karena dia
kecenderungan untuk berontak. Menangkap atau memperlakukan
kelinci jangan dengan mengangkat telinganya. Dipegang dan
ditangkap dengan tangan kiri pada leher dan diangkat pantatnya
dengan tangan kanan.
PERCOBAAN II
CARA PEMBERIAN DAN PEMAKAIAN OBAT
I. TUJUAN
1. Mengenalkan dan memberikan ketrampilan memberi dan memakai /
mangaplikasikan obat dari berbagai macam rute.
Catat saat permulaan pemberian obat. Penyuntikan secara i.v. harus dilakukan
selambat mungkin, kira-kira 0,03 cc (1 strip) dalam 2 detik. Amatilah dan
catatlah saat timbulnya dan lamanya gejala-gejala :
I. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami efek beberapa obat yang mempengaruhi sistem otonom
2. Mengenal refleks fisiologis mata tanpa pengaruh obat
3. Mengenal berbagai obat otonom
4. Mengenal dan memahami pengaruh obat otonom pada organ mata dan organ
lainnya pada binatang percobaan
Pengaruh saraf otonom pada organ-organ tubuh digambarkan oleh diagram berikut:
PERCOBAAN IV
EFEK DIURETIK
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis efek diuresis dan menjelaskan efek diuresis
Furosemide dan Aminofillin
II. TINJAUAN PUSTAKA :
Diuretik merupakan substansi kimia atau obat yang mempunyai efek meningkatkan
produki urin. Beberapa golongan diuretik, yaitu : penghambat Carbonic Anhydrase,
diuretik Loop, diuretik Thiazide, diuretik Potassium-Sparing, diuretik Osmotik, dan
antagonis hormon antidiuretik (ADH). Furosemide (Lasix R) adalah diuretik yang
bekerja pada segmen Loop Henle tubulus ginjal dan mempunyai efek diuretik yang
kuat serta kerja yang singkat. Efek diuretik dari Furosemide mulai bekerja 0.5 -1 jam
setelah pemberian secara oral dan mencapai maksimum dalam waktu 1-2 jam
dengan durasi kerja obat 4 - 6 jam. Aminofillin adalah obat golongan
methylxanthine yang biasanya digunakan sebagai bronkodilator pada penderita asma
dan mempunyai efek diuretik yang sebenarnya merupakan efek samping samping
bersifat lemah. Efek diuresis pada umumnya oliguria atau anuria untuk sementara.
Figure 3.1 Tempat kerja obat diuretika (L.H. Opie, 2004)
Interaksi obat antara Furosemid dengan Probenesid sudah diketahui dengan baik.
Probenesid termasuk urikosurik yaitu obat yang berfungsi untuk meningkatkan
ekskresi asam urat. Kedua obat tersebut disekresi melalui urin oleh sistem transport
anion organik di ginjal. Pada pemakaian bersama, Probenesid akan menghambat
sekresi tubuli Furosemide.
C. Rencana Kerja
Timbanglah seekor kelinci jantan yang cukup besar, kemudian baringkan dan
ikatlah di atas tempat binatang dengan mata dibalut. Masukkan kateter karet
steril yang dilicinkan dengan parafin ke dalam kandung kencing. Perhatikan
supaya ujung kateter masuk ke dalam orificium urethrae externa dan jangan
sampai tersangkut di preputium.
Pada permulaan percobaan dan akhir dari tiap-tiap pengumpulan air kencing,
abdomen bagian bawah harus ditekan dengan perlahan-lahan supaya kandung
kencing menjadi kosong. Kumpulkan urin dalam tabung/silinder 25 cc selama
20 menit sesudah pengosongan kandung kencing dengan seksama, berilah salah
satu dari obat-obat di bawah ini :
I. Tujuan Instruksional :
A. Umum :
Setelah menyelesaikan percobaan mahasiswa dapat menganalisis hubungan dosis
dan efek yang terjadi dalam pengobatan.
B. Khusus :
Setelah menyelesaikan percobaan mahasiswa dapat:
Menjelaskan konsep ED-50, LD-50 dan Indeks Terapi.
Menjelaskan cara penentuan ED-50, LD-50 dan Indeks Terapi suatu obat.
Menggunakan data ED-50, LD-50 dan Indeks Terapi suatu obat dalam prkatek
di klinik.
II. Definisi :
- ED-50 Dosis obat yang menyebabkan terjadinya suatu efek tertentu pada 50%
hewan percobaan
- LD-50 Dosis obat yang menyebabkan terjadinya kematian pada 50% hewan
percobaan
- Indeks Terapi adalah nilai keamanan suatu obat, ditentukan dengan rumus
Indeks Terapi = LD-50 / ED-50
50%
Efektif Letal
5 10 20 40 80 160 320 DOSIS
Jika dibuat grafik log. Dosis, hasilnya berupa kurva sigmoid sbb.:
100%
50%
PERCOBAAN VI
ANALGETIKA
I. Tujuan Instruksional :
Setelah menyelesaikan percobaan mahasiswa dapat menganalisis efek analgetik
pada hewan uji
II. Tinjauan Pustaka :
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Nyeri erat kaitannya dengan
inflamasi atau radang karena nyeri merupakan respon pertama munculnya
peradangan. Nyeri merupakan gejala penyakit yang timbul jika terdapat rangsang
mekanik, termal, kimia, atau listrik yang melampaui nilai ambang nyeri dan
menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan mediator nyeri seperti
bradikinin dan prostaglandin. Kemudian prostaglandin menimbulkan hiperalgesia,
sehingga mediator nyeri seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yang nyata (Mutschler, 1986; Wilmana, 1995).
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan
anestetika umum). Asetosal merupakan salah satu analgetika perifer yang mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri dengan cara merintangi terbentuknya
rangsangan pada reseptor nyeri perifer (Tjay dan Rahardja, 2007). Mekanismenya
yaitu melalui penghambatan biosintesis prostaglandin dengan memblok enzim
siklooksigenase (Wibowo dan Gofir, 2001)
1. Alat :
· Stopwatch
· Mencit 2 ekor
2. Bahan :
· Larutan CMC Na
3. Cara Kerja :
5. Setelah 5 menit diamati dan dicatat jumlah nyeri yang timbulpada mencit berupa
liukan badan (perut kejang dan kaki ditarik kebelakang )
Keterangan :
PERCOBAAN VI
ANTIINFLAMASI
I. Tujuan Instruksional :
b. Bahan
• Tikus
• Larutan Karagenin 1%
• Aquadest 2.5ml/20gBB
3. Cara Kerja
1. Salah satu kaki belakang tikus diberi tanda dengan spidol, kemudian
diukur volumenya dengan cara mencelupkannya ke dalam tabug air
raksa pada alat plestimometer sampai dengan batas tanda tersebut (a
untuk na diklofenak dan b untuk aquadest).
4. Volume kaki tikus diukur kembali pada setiap interval waktu 5 menit
sampai efek udemnya hilang.
Perhitungan :
Keterangan:
a = rata-rata volume telapak kaki tikus setelah diinduksi pada kelompok tikus
yang diberi obat
x = rata-rata volume telapak kaki tikus sebelum diinduksi pada kelompok tikus
yang diberi obat
b = rata-rata volume telapak kaki tikus setelah diinduksi pada kelompok tikus
yang tidak diberi obat
y = rata-rata volume telapak kaki tikus sebelum diinduksi pada kelompok tikus
yang tidak diberi obat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Katzung, B.G. Basic & Clinical Pharmacology. Seventh Edition. Connecticut : Simon
& Schuster co. Appleton & Lange , 1998
2. Goodman , Gilman’s. The Pharmacological Basis of Therapeutics . Eighth Edition.
New York : Mac Millan Company , 1994
3. Mutschler, 1986, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B dan Ranti, E.S.,
edisi V, Penerbit ITB, Bandung.
4. Neal, M.J. Medical Pharmacology at a Glance. Third Edition. Oxford : Blackwell
Science Ltd. , 1997
5. Tjay, H.T.,dan Rahardja K., 2007 , Obat- Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
Efek- Efek Sampingnya, edisi IV . Dit. Jen. POM, Dep. Kes. RI, Jakarta, Hal 312
6. Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi Dalam Neurologi Edisi
Pertama,Salemba Medika, Jakarta, 114-115.
7. Wilmana, P.F., 1995, Analgesik-Antipiretik, Analgesik-Antiinflamasi Nonsteroid dan
Obat Piral, dalam Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F, D., Purwantyastuti,