Proposal Penelitian Tindakan Sekolah
Proposal Penelitian Tindakan Sekolah
Proposal Penelitian Tindakan Sekolah
I
PENDAHULUAN
1
Sebagai pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya
cenderung mengedepankan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek pembentukan
karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. Namun penulis ingin mengubah
hambatan tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar
yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru mata
pelajaran PKn untuk menerapkan model-model pembelajaran sesuai kompetensi dasar
mata pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di MI
Miftahul Ulum dengan menyusun berbagai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
seperti : RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang dibutuhkan untuk
membantu guru dalam mengelola kelas dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah penerapan model-model pembelajaran
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan
pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa.”
Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model-model pembelajaran sesuai kompetensi dasar mata
pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di
dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa di
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan model-mmodel
pembelajaran sesuai kompetensi dasar mata pelajaran PKn melalui kegiatan
supervisi klinis dengan pendekatan kolaboaratif
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model-model pembelajaran sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan
pendekatan kolaboratif di pada pembelajaran di kelas IV,V,VI ?
2
Adapun tujuan Penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan
menciptakan model pembelajaran Guru PKN khususnya dan Guru mata pelajaran pada
umumnya.
> Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi
siswa, guru, maupun sekolah.
a. Manfaat bagi siswa :
1. Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.
2. Meningkatkan aktivitas siswa di dalam belajar.
3. Meningkatkan penguasaan konsep.
4. Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok/
membiasakan bekerja sama dengan teman.
b. Manfaat bagi guru:
1. Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru untuk peningkatan
mutu pembelajaran.
c. Manfaat bagi sekolah :
1. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
2. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa hal yang
berhubungan dengan teori dan pengertian untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
PTS ini, sebagai gambaran yang tentu ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya
berupa teori-teori yang diambil dari berbagai sumber.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar ( Udin
Winataputra, 1994,34).
Banyak model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar yang pada prinsipnya pengembangan model
pembelajaran bertujuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efetif dan efisien,
menyenangkan, bermakna, lebih banyak mengaktifkan siswa.
Dalam pengembangan model pembelajaran yang mendapat penekanan
pengembangannya terutama dalam strategi dan metode pembelajaran. Untuk masa
sekarang ini perlu juga dikembangkan system penilaian yang mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
bisa saja mengembangkan model pembelajaran sendiri dengan tujuan proses pembelajaran
lebih efektif dan efisien, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkreasi, sehingga siswa lebih aktif.
Berikut ini adalah pengertian model pembelajaran menurut pendapat para tokoh
pendidikan antara lain:
1. Agus Suprijono : pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial.
2. Mills : “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu”
3. Richard I Arends : model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan
di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Kompetensi dasar
4
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis
yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa supervisi klinis diperlukan, diantaranya:
• Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana praktik profesional telah
memenuhi standar kompetensi dan kode etik
• Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
• Kehilangan identitas profesi
• Kejenuhan profesional (bornout)
• Pelanggaran kode etik yang akut
• Mengulang kekeliruan secara masif
• Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT)
• Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya
• Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan
Secara umum tujuan supervisi klinis untuk :
• Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
kualitas proses pembelajaran.
• Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
• Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran
• Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan
dalam proses pembelajaran
• Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri
secara berkelanjutan.
Pendekatan Kolaboratif
5
Suhartian ( 2000 ) menjelaskan pendekatan kolaboratif adalah cara
pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi
cara pendekatan yang baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru
bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kreiteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Dengan
demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisi sebagai berikut: ( 1) Menyajikan
(2) Menjelaskan ( 3 ) Mendengarkan (4) Pemecahan masalah (5) Negosiasi.
B. Penyelesaian Masalah
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan penerapan model-model
pembelajaran sesuai kompetensi dasar mata pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi
klinis dengan pendekatan kolaboratif kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru mata pelajaran PKn dalam menerapkan model-model pembelajaran sesuai
kompetensi dasar mata Ppelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan
pendekatan kolaboratif.
BAB III
6
METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di terhadap dua orang guru mata pelajaran PKn
di Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimulai 20 Agustus sampai dengan 01
Nopember 2018.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah pokok yaitu :
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, dengan
melibatkan 2 orang guru Penelitian dilakukan dua tahapan secara berkelanjutan selama 4
bulan. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah meningkatkan kemampuan guru mata
pelajaran PKn dalam menerapkan model-model pembelajaran sesuai kompetensi dasar
mata pelajaran PKn melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif Aspek
yang diukur dalam observasi adalah antusiasme guru dalam menerapkan model-model
pembelajaran sesuai kompetensi dasar mata pelajaran PKn, interaksi siswa dengan guru
dalam proses belajar mengajar, interaksi dengan siswa dengan siswa dalam kerja sama
kelompok, dan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok.
7
i) Membuat format observasi
j) Membuat angket respon guru dan siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
1. Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
2. Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki
rencana pembelajaran.
3. Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan
kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan (observasi)
1. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar
observasi
2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
3. Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang
telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-
close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.