BAB II Sirup Jahe
BAB II Sirup Jahe
BAB II Sirup Jahe
TINJAUAN PUSTAKA
Sirup merupakan bahan minuman dalam kondisi kental karena kadar gulanya
tinggi. Dalam penggunaannya, sirup ditambahkan air matang sebanyak 4-5 kali
volume sirup (suprapti, 2014). Berdasarkan SNI 3544:2013, sirup adalah produk
minuman yang dibuat dari campuran air dan gula dengan kadar larutan gula
minimal 65% dengan atau tanpa bahan pangan lain dan atau bahan tambahan
pangan yang diijinkan sesuai ketentuan yang berlaku. Salah satu sirup yang
berkembang di Indonesia adalah sirup jahe.
Menurut Haryoto (1998), sirup jahe merupakan salah satu bentuk produk
olahan dari rimpang jahe sebagai bahan minuman. Sirup jahe dapat disajikan
sebagai minuman jahe panas atau campuran jamu secara praktis dan cepat. Sirup
jahe merupakan larutan berkadar gula tinggi yang dipadukan dengan rimpang
jahe sehingga menimbulkan rasa khas jahe. Di samping itu, sirup jahe harus
memilki rasa pedas yang pas, keawetannya terjamin dan aman bagi konsumen,
yang artinya sirup tidak beracun, tidak mengandung bakteri dan jamur penyebab
pembusukan.
Ciri-ciri sirup jahe yang berkualitas baik menurut Hayoto (1998) adalah
sebagi berikut:
Syarat mutu sirup menurut Haryoto (1998) pada umunya adalah sebagai
berikut:
1. Gula : Mutu I minimal 65%
: Mutu II minimal 55%
2. Zat warna : Yang diperbolehkan untuk makanan.
3. Pemanis buatan : Negatif
4. Bahan pengawet : Maksimum 250 mg/kg, dihitung
sebagai asam benzoate
3
5. Asam salisilat : Negatif
6. Logam bernahaya : Negatif
7. Zat pengental : Yang diperbolehkan untuk minuman.
8. Jamur ragi : Negatif
9. Bakteri golongan berbentuk Coli : Negatif
Sedangkan syarat mutu sirup berdasarkan SNI 3544:2013 dapat dilihat pada
dibawah ini
4
Gambar 1.1 Rimpang jahe
Jahe adalah suatu jenis umbi-umbian yang rasanya pedas dan berbau
harum. Jahe dikenal sebagai rempah penambah rasa pedas, juga digunakan
untuk lalap bagi rimpang yang masih muda. Jahe selain digunakan untuk
bumbu masakan, biasanya diseduh dengan air panas dan diminum pada waktu
cuaca dingin untuk menghangatkan badan selain itu juga membantu
pencernaan. Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman tahunan yang
tingginya mencapai 30-100 cm dan telah dimanfaatkan serta dibudidayakan
secara luas di kawasan tropik, ditanam di daratan rendah sampai daerah yang
memiliki ketinggian 1500 m dpl (Purseglove dkk., 1981 dalam Rugayah, 1994).
Menurut Rukmana (2000), kedudukan tanaman jahe dalam sistematika
(taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut:
Subfamili : Zingiberoidae
5
tersebut berhubungan dengan keadaan tanah, iklim dan cara pembudidayaannya
(Purseglove dkk., 1981 dalam Rugayah, 1994).
Unsur lain yang bermanfaat yang terdapat di dalam rimpang jahe adalah
oleoresin, yang terdiri atas minyak atsiri (volatile oil) dan minyak tak menguap
(non-volatile oil). Pada jahe emprit dan jahe merah, kadar minyak atsiri dan
oleoresin lebih besar dibandingkan dengan jahe gajah sehingga kedua jenis jahe
ini lebih pedas dan sangat cocok digunakan sebagai bahan ramuan obat-obatan
pada industri farmasi, parfum, kosmetik dan sebagainya (Suprapti, 2003).
2.2.2 Gula
Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari penguapan nira tebu (Saccharum
officinarum). Gula pasir berbentuk kristal berwarna putih dan mempunyai rasa
manis. Gula pasir mengandung sukrosa 97,1%, gula reduksi 1,24%, kadar air
0,61% dan senyawa organik bukan gula 0,7% (Suparmo dan Sudarmanto, 1991
dalam Sularjo, 2010). Menurut Fenemma (1976) dalam Sularjo (2010), gula
berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam bahan makanan, sebagai pembentuk
tekstur dan pembentuk flavor melalui reaksi pencoklatan.
Menurut Buckle et al. (1985) dalam Sularjo (2010), daya larut yang tinggi
dari gula dan daya mengikatnya terhadap air merupakan sifatsifat yang
menyebabkan gula sering digunakan dalam pengawetan bahan pangan.
Konsentrasi yang cukup tinggi pada olahan pangan dapat mencegah
pertumbuhan bakteri sehingga dapat berperan sebagai pengawet.
6
BAB III
METODOLOGI
7
j) Dimasak selama 30 menit hingga mendidih (Proses perebusan dilakukan
dalam keadaan terbuka sehingga adonan tidak meluap).
k) Kemudian diangkat dan didinginkan dan dikemas dalam wadah tertutup
seperti botol kaca, dll.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
9
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
kesimpulan dari hasil praktikum diatas yaitu sirup jahe yang dibuat
menghasilkan sirup dengan kualitas yang cukup baik. Memiliki ciri-ciri warna yang
keruh, rasa yang manis, dan pedas serta memiliki aroma jahe yang khas
10
DAFTAR PUSTAKA
Fenemma, O. R., 1997. Principle of Food Science. Marcel Dekker Ins, New York
Kurniasari, L., I. Hartati., dan R. D. Ratnani. 2008. Kajian Ekstraksi Minyak Jahe
Menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE). Momntum. 4(2): 47-52.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3544: 2013. Sirup. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional Indonesia.
Sularjo, 2010. Pengaruh perbandingan gula pasir dan daging buah terhadap kualitas
permen papaya. ISSN 0215-9511
Suparmo dan Sudarmanto, 1991. Proses pengolahan tebu. PAU Pangan dan Gizi.
UGM. Yogyakarta
11