Makalah Nutrisi Dan Pertumbuhan Mikroorganisme

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH NUTRISI DAN

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Dosen Pembimbing :

Brevmana Anugerah P., S. Farm.,Apt

Disusun Oleh :

Riky Yuda Pradana


Ninda Sulastiya Ningsih

 
BAB I

PENDAHULUA

A.  Latar Belakang 


“ Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan
makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk

kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari


lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang
 proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).” 
“Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat

mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan


kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat
tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali
(Anonymous, 2006).” 
Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
 bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan
yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara
umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
 penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).” 
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel
suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pembelahan sel. Pada jasad bersel
tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan
 jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan
 pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak
(multiseluler), pembelahan sel pembentukan jaringan atau bertambah besar
 jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara
 pertumbuhan masing-masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau
 pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya
tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan
kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan
ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat
atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan
pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi
mikroba (Sofa, 2008).
“ Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-
 bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Tuntutan
 berbagai mikroorganisme yang menyangkt susunan larutan makanan dan
 persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu
diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme.
Pada dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-
syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada
 pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat dioloah
(Schlegel, 1994).” 

B.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.  Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba?
2.  Apa saja jenis-jenis nutrisi yang diperlukan dalam perkembangan
mikroorganisme ?
3.  Bagaimana fase pertumbuhan mikroba ?

C. Manfaat 
  Bagi mahasiswa :
a.  Mengetahui nutrisi apa yang dibutuhkan oleh mikroba.
 b.  Mengetahui pentingnya mikroba dalam teknologi pengolahan pangan.
c.  Mengetahui fase pertumbuhan mikroba.

  Bagi penulis :
a.  Membiasakan diri untuk menyelesaikan suatu masalah.
 b.  Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat dalam
menulis dan meneliti.

c.  Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN 

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBA

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan


suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam
mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang
mempengaruhi
 pertumbuhan mikroba :

a.  Suplai Nutrisi 

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai


nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar
tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi
dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir
sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

 b.  Suhu / Temperatur 

Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan


 pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam
dua cara yang berlawanan :
1.  Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan
 pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka
kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2.  Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan
akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga
sel-sel menjadi mati.

Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan


 pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :

   Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka


 pertumbuhan terhenti.
   Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung
paling cepat dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi)

   Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka


 pertumbuhan tidak terjadi.

Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba


digolongkan menjadi :

Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu

Kelompok   Suhu Minimum  Suhu Optimum  Suhu Maksimum 


o o o
Psikrofil - 15 C. 10 C. 20 C.
o o o
Psikrotrof - 1 C. 25 C. 35 C.
o o o
Mesofil 5 –  10 C. 30 –  37 C. 40 C.
o o o
Thermofil 40 C. 45 –  55 C. 60 –  80 C.
o o o
Thermotrof 15 C. 42 –  46 C. 50 C.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu:
1.  Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu
o
60 C selama 10-20 menit.
o
2.  Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100 C selama 10 menit
untuk mematikan sel.
o
3.  Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60 C selama 10-20 menit
o
tapi kurang dari 100 C selama 10 menit untuk mematikan sel.

c.  Keasaman atau Kebasaan (pH) 


Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH
optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh
 pada kisaran ph 8,0 –  8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya
 bersifat merusak.

d.  Ketersediaan Oksigen 


Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam
kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan
menjadi :
1.  Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2.  Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3.  Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen
 bebas.

4.  Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

B. JENIS NUTRISI

 Nutrien dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen yang


 penting untuk sintesis biologik organisme baru. Nutrient diklasifikasikan
 berdasarkan elemen yang mereka suplai.
a.  Sumber Karbon 
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi
fotosintetik untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme ini
termasuk kelompok autotrof, makhluk hidup yang tidak membutuhkan nutrient
organik untuk pertumbuhannya. Autotrof lain adalah khemolitotrof, organisme
yang menggunakan substrat anorganik seperti hidrogen atau thiosulfat sebagai
reduktan dan karbondioksida sebagai sumber karbon.
“Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya, dan
karbon organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Contohnya,
naphthalene dapat menyediakan semua karbon dan energi yang dibutuhkan untuk
 pertumbuhan respirasi heterotropik, tetapi sangat sedikit organisme yang memiliki
 jalur metabolik yang perlu untuk asimilasi naphthalene. Sebaliknya, glukosa,
dapat membantu pertumbuhan fermentatif atau respirasi dari banyak organisme.
Adalah penting bahwa substrat pertumbuhan disuplai pada tingkatan yang cocok
untuk galur mikroba yang akan ditumbuhkan. Karbondioksida dibutuhkan pada
sejumlah reaksi biosintesis. Banyak organisme respiratif menghasilkan lebih dari
cukup karbondioksida untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi yang lain
membutuhkan sumber karbondioksida pada medium pertumbuhannya (Jawetz,
2001).” 

Keperl uan akan Z at Karbon   

Organisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari


oksidasi senyawa organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling
teroksidas, CO2, sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan
CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah proses reduktif, yang memerlukan
 pemasukan bersih energi. Karena itu, di dalam golongan faali ini, sebagian besar
dari energi yang berasal dari cahaya atau dari oksidasi senyawa anorganik yang
tereduksi harus dikeluarkan untuk reduksi CO2 sampai kepada tingkat zat organik.
Semua organisme lain memperoleh karbonnya terutama dari zat gizi

organik. Karena kebanyakan substrat organik adalah setingkat dengan oksidasi


umum sebagai unsur pokok sel organik, zat-zat itu biasanya tidak usah menjalani
reduksi pertama yang berguna sebagai sumber karbon sel. Selain untuk
memenuhi keperluan biosintetik akan karbon, maka substrat organik harus
memberikan keperluan energetik untuk sel itu. Akibatnya sebagian besar daripada
karbon yang terdapat pada substrat organik memasuki lintasan lintasan
metabolisme yang menghasilkan energi dan akhirnya dikeluarkan lagi dari sel,
sebagai CO2  (hasil utama dalam metabolisme pernapasan yang menghasilkan
energi atau sebagai campuran CO 2 dan senyawa organik). Jadi, substrat organik
biasanya mempunyai
 peran gizi yang lengkap. Pada waktu yang bersamaan berguna sebagai sumber
karbon dan sumber energi. Banyak mikroorganisme dapat menggunakan senyawa
senyawa organik tunggal untuk memenuhi keperluan kedua zat gizi tersebut
seluruhnya. Akan tetapi, yang lain tidak dapat tumbuh bila hanya diberi satu
senyawa organik dan mereka memerlukan bermacam-macam jumlah senyawa
tambahan sebagai zat gizi. Tambahan zat gizi organik ini mempunyai fungsi
 biosintetik semata-mata, yang diperlukan sebagai pelopor unsur-unsur pokok sel
organik tertentu yang tidak dapat disintesis oleh organisme tersebut. Zat itu
disebut faktor tumbuh.
Mikroorganisme teramat beragam baik dalam hal macam maupun jumlah
senyawa organik yang dapat mereka gunakan sebagai sumber utama karbon dan
energi. Keanekaragaman ini diperlihatkan secara nyata bahwa tidak ada senyawa
organik yang dihasilkan secara alamiah yang tidak dapat digunakan sebagai
sumber karbon dan energi oleh beberapa mikroorganisme. Karena itu, tidaklah
mungkin untuk memberikan secara singkat sifat-sifat kimiawi sumber karbon
organik untuk mikroorganisme. Variasi yang luar biasa mengenai keperluan akan
karbon adalah salah satu segi fisiologis yang paling menarik dalam mikrobiologi.
Bila keperluan karbon organik mikroorganisme tersendiri dipelajari,
 beberapa memperlihatkan tingkatan serbaguna yang tinggi, sedangkan yang lain
teramat khusus. Bakteri tertentu dari golongan  Pseudomonas  misalnya, dapat
menggunakan setiap salah satu diantara lebih dari 90 macam senyawa organik
sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Pada ujung lain dalam spektrum

terdapat bakteri yang mengoksidasi metan, yang hanya dapat menggunakan dua
substrat organik, metan dan methanol, dan bakteri pengurai selulose tertentu
hanya dapat menggunakan selulose.
Kebanyakan (dan barangkali semua) organisme yang bergantung pada
sumber-sumber karbon organik memerlukan CO2  pula sebagai zat gizi dalam
 jumlah yang sangat kecil, karena senyawa ini digunakan dalam beberapa reaksi
 biosentitik. Akan tetapi, karena CO 2  biasanya dihasilkan dalam jumlah banyak
oleh organisme yang menggunakan senyawa organik, persyaratan biosintetik
dapat terpenuhi melalui metabolisme sumber karbon organik dan energi.
Sekalipun demikian, peniadaan CO 2 sama sekali sering kali menangguhkan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media organik, dan beberapa
 bakteri dan cendawan memerlukan konsentrasi CO 2 yang relatif tinggi di dalam
atmosfer (5-10 %) untuk pertumbuhan yang memadai dalam media organik.

b.  Sumber Nitrogen dan Belerang 


 Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu
sebesar lebih kurang 10 persen dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin
disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan mikroorganisme beragam
kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis
+
asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH 4 ).
Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat
(NO3) dan nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak
(NH3). Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur
dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini sebagai elektron
 penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi, dan
hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.
Kemampuan untuk mengasimilasi N 2  secara reduksi melalui NH 3, yang
disebut fiksasi nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri
yang memiliki kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan
sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen.
Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang berevolusi
sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim  fixing-nitrogen
nya dari oksigen.
+
Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH 4   sebagai sumber
nitrogen utama, dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan
+
 NH4   dari amina (R-NH2) atau dari asam amino (RCHNH2COOH). Produksi
amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi. Amoniak dimasukkan
ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang melibatkan glutamat dan
glutamine.
Seperti nitrogen, belerang adalah komponen dari banyak substansi organik
sel. Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan
dalam rantai samping cisteinil dan merionil protein. Belerang dalam bentuk
asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa
2-
bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO 4 ). Kebanyakan
mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber belerang, mereduksi
sulfat menjadi hidrogen sulfida (H 2S). Beberapa mikroorganisme dapat
mengasimilasi H2S secara langsung dari medium pertumbuhan tetapi senyawa ini
dapat menjadi racun
 bagi banyak organisme.
Kedua unsur ini yaitu belerang dan nitrogen terdapat dalam sel dalam
 bentuk tereduksi, sebagai gugus sulfhidril dan amino. Sebagian besar
mikroorganisme mampu menampung unsur-unsur ini dalam bentuk oksida dan
mereduksi sulfat dan juga nitrat. Sumber nitrogen yang paling lazim untuk
mikroorganisme adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu
mereduksi nitrogen molekul (N 2  atau dinitrogen). Mikroorganisme lain
memerlukan asam-asam amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung
nitrogen organik. Tidak semua mikroorganisme mampu mereduksi sulfat,
 beberapa diantaranya memerukan H2S atau sistein sebagai sumber S.

Keperl uan Ak an Ni tr ogen dan Belerang   

 Nitrogen dan belerang terdapat pada senyawa organik sel terutama dalam
 bentuk yang terinduksi masing-masing sebagai gugus amino dan sulfhidril.

Kebanyakan organisme fotosintetik mengasimilasi kedua unsur ini dalam


keadaan
anorganik yang teoksidasi, sebagai nitrat dan sulfat, jadi penggunaan
 biosintetiknya meliputi reduksi pendahuluan. Banyak bakteri nonfotosintetik dan
cendawan dapat juga memenuhi keperluannya akan nitrogen dan belerang dari
nitrat dan sulfat. Beberapa mikroorganisme tidak dapat mengadakan reduksi salah
satu atau kedua anion ini dan harus diberikan unsur dalam bentuk tereduksi.
Keperluan akan sumber nitrogen yang tereduksi agak umum dan dapat dipenuhi
oleh persediaan nitrogen sebagai garam-garam ammonium. Keperluan akan
 belerang tereduksi lebih jarang, bahan itu dipenuhi dari persediaan sulfida atau
dari senyawa organik yang mengandung satu gugus sulfhidril (misalnya sisteine).
Persyaratan akan nitrogen dan belerang sering kali juga dapat diperoleh
dari zat gizi organik yang mengandung kedua unsur ini dalam kombinasi organik
yang tereduksi (asam amino atau hasil penguraian protein yang lebih kompleks,
seperti pepton). Tentu saja, senyawa-senyawa seperti itu dapat menyediakan
sumber karbon organik dan energi, sekaligus memenuhi keperluan selular akan
karbon, nitrogen, belerang, dan energi.
Beberapa bakteri dapat juga memanfaatkan sumber nitrogen alam yang
 paling banyak, yaitu N2. Proses asimilasi nitrogen ini disebut fiksasi nitrogen dan
meliputi reduksi permulaan N2 menjadi amino.

c.  Sumber Phospor 


3-
Fosfat (PO4 ) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan
sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit,
lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid)  ,
beberapa
 polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu
diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (P i).

d.  Sumber Mineral 


Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium
2+ 2+
(Mg ) dan ion ferrum (Fe ) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu:
magnesium dalam molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim

sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+   keduanya sangat penting untuk fungsi dan
2+
kesatuan ribosom. Ca   dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif,
meskipun ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme
+
laut membutuhkan Na  untuk pertumbuhannya. Dalam memformulasikan
medium untuk pembiakan kebanyakan mikroorganisme, sangatlah
penting untuk
menyediakan sumber potassium, magnesium, kalsium, dan besi, biasanya dalam
+ + + + +
 bentuk ion-ion (K  , Mg2 , Ca2 , dan Fe2 ). Banyak mineral lainnya (seperti Mn 2 ,
+ + + +
Mo2 , Co2 , Cu2 , dan Zn2 ) dibutuhkan: mineral ini kerapkali terdapat dalam air
kran atau sebagai kontaminan dari kandungan medium lainnya.
Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida yang tak larut pada pH netral,
difasilitasi pada banyak bakteri dan fungi dengan produksi senyawa siderofor
yang mengikat besi dan mendukung trasnportasinya sebagai kompleks terlarut.
Semua ini meliputi hydroxymates  (-CONH2OH) yang disebut  sideramines, dan
turunan catechol (seperti 2,3-Ddihydroxybenzolyserine). Siderofor yang dibentuk
 plasmid memainkan peranan utama dalam sifat invasi beberapa bakteri patogen.

e.  Sumber Oksigen 


Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga
terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya
organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O 2  atau dioksigen). Oksigen
yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi
sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic
yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan
sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme: organisme aerob obligat yang
mampu menghasilkan energi hanya melalui respirasi dan dengan demikian
tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam
lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O2  bersifat toksik.
Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi bersifat
aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O 2, tetapi
memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif
lain ( Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi
dengan
respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).
 
C. FUNGSI NUTRISI UNTUK MIKROBA

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
 jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang
 biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
 Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang
hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak
dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang
dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, 
sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe
holofitik . Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat,
tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan
pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai
extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat
berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau
donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh
golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,
sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
a.  Air 
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
b.  Sumber energi 
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
c.  Sumber karbon 
Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino,
asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa
anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon
utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
d.  Sumber aseptor elektron 
Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan
elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk
bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut.
Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia
pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah
O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4 =, CO2, dan Fe3+.
e.  Sumber mineral 
Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O,
 N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.
Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu,
Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad.
Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah
sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro
sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat
masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel
debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk
mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial
oksidasireduksi (redox potential ) medium.
f.  Faktor tumbuh 
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
 pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak
dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga
disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.

Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh


digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
 pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis
atau bagian aktif dari enzim.
g.  Sumber nitrogen 
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat,
asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen
dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat
nitrogen.

Unsur utama, sumber dan fungsi mereka dalam sel bakteri.  

% dari
Elemen  berat Sumber  Fungsi 

kering 

Kompleks organik atau CO 


Karbon 50 2 Material Utama dari bahan selular

H 2 O, Kompleks organik, Konstituen dari sel dan sel bahan air; O 2 adalah
Oksigen 20
CO 2, dan O 2 menerima elektron dalam respirasi aerobik  

 NH 3, NO 3, Kompleks Konstituen dari asam amino,


 Nitrogen +14
organik, N 2  asam nukleik nucleotides, dan coenzymes

H 2 O, Kompleks organik,


Hidrogen 8 Utama dari organik memanjang dan sel air
H 2 

Konstituen dari asam nukleik,


Fosfor 3 anorganik Fosfat (PO 4) 
nucleotides, phospholipids, LPS,
teichoic asam

Belerang 1 SO 4, H 2 S, S Konstituen dari cysteine, methionine,


o,
 belerang
glutathione, beberapa coenzymes
organik memanjang

Kalium 1 Kalium GARAM


dapur Utama selular anorganik gigih dan cofactor
untuk enzim tertentu

Magnesium 0.5
Magnesium Anorganik selular dengan gigih, cofactor
0,5
GARAM tertentu untuk reaksi enzimatis

dapur

Kalsium 0.5 0,5 Kalsium GARAM Anorganik selular dengan gigih, cofactor untuk
dapur
enzim tertentu dan komponen endospores

Besi 0.2 0,2 GARAM dapur


besi Komponen tertentu cytochromes dan nonheme-
 besi dan protein yang cofactor untuk beberapa
reaksi enzimatis

D. PENGGOLONGAN MIKROBA BERDASARKAN NUTRISI DAN


OKSIGEN

a.  Berdasarkan sumber karbon 


Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof
dan heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam

 bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah
 jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad
heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit ialah
 jasad yang dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup
atau sisa jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam
jasad hidup lain dan menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya. Jasad
parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya disebut jasad patogen.
b.  Berdasarkan sumber energi 
Berdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof,
 jika menggunakan energi cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari
reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal
 jasad fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan
dari keempat jasad tersebut sbb:

Jasad  Sumber Karbon  Sumber Energi 

Fotoototrof Zat anorganik Cahaya matahari


Fotoheterotrof Zat organik Cahaya matahari

Khemotrof Zat anorganik Oksidasi zat anorganik

Khemoheterotrof Zat organik Oksidasi zat organik

c.  Berdasarkan sumber donor elektron 


Berdasarkan atas sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad
litotrof dan organotrof. Jasad litotrof ialah jasad yang dapat menggunakan donor
elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad
organotrof ialah jasad yang menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa
organik.

d.  Berdasarkan sumber energi dan donor elektron  


Berdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat
digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan
khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sbb:
Jasad  Sumber Energi Sumber Donor Contoh 

Elektron 
Fotolitotrof Cahaya Zat anorganik Tumbuhan tingkat
tinggi, alga

Fotoorganotrof Cahaya Zat organik Bakteri belerang


fotosintetik

Bakteri besi, bakteri


Khemolitotrof Oksidasi zat Zat anorganik
hidrogen, bakteri
anorganik
nitrifikasi
Jasad heterotrof
Khemoorganotrof Oksidasi zat Zat organik
organik

e.  Berdasarkan kebutuhan oksigen 


Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam

 jasad aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan


mikroba di dalam media cair dapat menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan
oksigen.
Obligat aerob Fakultatif anaerob Obligat anaerob Aerotoleran/Anaerob
Mikroaerofil Jasad aerob ialah jasad yang menggunakan oksigen bebas (O2)
sebagai satusatunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya.
Jasa anaerob, sering disebut anaerob obligat atau anaerob 100% ialah jasad yang

tidak dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam
 proses respirasinya. Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya memerlukan
oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif ialah jasad yang
dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob. Jasad ini juga bersifat
anaerob toleran. Jasad kapnofil ialah jasad yang memerlukan kadar oksigen
rendah dan kadar CO2 tinggi.
E.  PERTUMBUHAN POPULASI

Pertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel
(berat kering sel). Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan
 pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah menjadi 2 sel baru, maka
 pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel. Waktu yang diperlukan
untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna disebut waktu
generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi dua
kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu penggandaan.
Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari beberapa menit,
 beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan pertumbuhannya.
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit
waktu.

F.  PERTUMBUHAN POPULASI MIKROBA 

Suatu bakteri yang dimasukkan ke dalam medium baru yang sesuai akan
tumbuh memperbanyak diri. Jika pada waktu-waktu tertentu jumlah bakteri
dihitung dan dibuat grafik hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu maka
akan diperoleh suatu grafik atau kurva pertumbuhan. Pertumbuhan populasi
mikrobia dibedakan menjadi dua yaitu biakan sistem tertutup (batch culture) dan
 biakan sistem terbuka (continous culture).
Pada biakan sistem tertutup, pengamatan jumlah sel dalam waktu yang
cukup lama akan memberikan gambaran berdasarkan kurva pertumbuhan bahwa
terdapat fase-fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan dimulai pada fase permulaan,
fase pertumbuhan yang dipercepat, fase pertumbuhan logaritma (eksponensial),
fase pertumbuhan yang mulai dihambat, fase stasioner maksimum, fase kematian
dipercepat, dan fase kematian logaritma.
Pada fase permulaan, bakteri baru menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang baru, sehingga sel belum membelah diri. Sel mikrobia mulai membelah diri
 pada fase pertumbuhan yang dipercepat, tetapi waktu generasinya masih panjang.
Fase permulaan sampai fase pertumbuhan dipercepat sering disebut lag phase.
Kecepatan sel membelah diri paling cepat terdapat pada fase pertumbuhan
logaritma atau pertumbuhan eksponensial, dengan waktu generasi pendek dan
konstan. Selama fase logaritma, metabolisme sel paling aktif, sintesis bahan sel
sangat cepat dengan jumlah konstan sampai nutrien habis atau terjadinya
 penimbunan hasil metabolisme yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
Selanjutnya pada fase pertumbuhan yang mulai terhambat, kecepatan pembelahan
sel berkurang dan jumlah sel yang mati mulai bertambah. Pada fase stasioner
maksimum jumlah sel yang mati semakin meningkat sampai terjadi jumlah sel
hidup hasil pembelahan sama dengan jumlah sel yang mati, sehingga jumlah sel
hidup konstan, seolah-olah tidak terjadi pertumbuhan (pertumbuhan nol). Pada
fase kematian yang dipercepat kecepatan kematian sel terus meningkat sedang
kecepatan pembelahan sel nol, sampai pada fase kematian logaritma maka
kecepatan kematian sel mencapai maksimal, sehingga jumlah sel hidup menurun
dengan cepat seperti deret ukur. Walaupun demikian penurunan jumlah sel hidup
tidak mencapai nol, dalam jumlah minimum tertentu sel mikrobia akan tetap
 bertahan sangat lama dalam medium tersebut.
Grafik pertumbuhan mikroba dalam biakan sistem tertutup (batch culture)
BAB III 

KESIMPULAN DAN SARAN 


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan “ Nutrisi dan Pertumbuhan Mikroba”, dapat diambil


kesimpulan bahwa:

  Nutrient diklasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai yaitu:


   Sumber Karbon
   Sumber Nitrogen dan Belerang

   Sumber Phospor

   Sumber Mineral

   Sumber Oksigen

  Fungsi utama nutrisi bagi organisme diantaranya adalah: sumber energi,


bahan
 pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron.

  Pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner.

  Dalam siklus hidupnya mikroba mengalami 4 fase pertumbuhan yaitu :


   Fase Lag

   Fase Eksponensial
   Fase Stasioner

   Fase Kematian
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2006.  Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba.


(Online). (http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-
  pertumbuhan-mikroba/) Diakses Tanggal 4 Maret 2011.

Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.

Schlegel, Hans. 1994.  Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.

Stanier Roger, Edward Alderberg dan John Ingraham. 1982.  Dunia


 Mikroba Bharata Karya Aksara. Jakarta.

Waluyo, Lud. 2005.  Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah


Malang Prees. Malang.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy