Fix Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Hortikultura
Fix Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Hortikultura
Fix Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Hortikultura
HORTIKULTURA
“BUDIDAYA MELON DAN SEMANGKA”
Dosen Pengampu :
Ari Istanti, S.P., M.P.
Oleh :
Kelompok 5 / 2C
Nama anggota :
1. Junaidi Abdillah Ahmad (361941311062)
2. Moch. Rafli Firdaus (361941311063)
3. Dewi Maya Maziyyah T (361941311067)
4. Rina Durrotul Badi’ah
(361941311074)
5. Novi Mauidhatul Hasanah (361941311083)
6. Pinky Syafifa Ananda (361941311089)
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Pengertian Budidaya Tanaman......................................................................4
1.2 Pengertian Hortikultura..................................................................................4
1.3 Perkembangan Hortikultura..........................................................................5
1.4 Pengertian Melon.............................................................................................5
1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Melon ..................................................................7
1.6 Pengertian Semangka......................................................................................8
1.7 Syarat Tumbuh Tanaman Semangka............................................................9
BAB II METODELOGI PRATIKUM...............................................................11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
3.1 Tahapan Budidaya Melon.............................................................................12
3.2 Tahapan Budidaya Semangka......................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25
3
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
4
produk unggulan yang mampu mewujudkan kesejahteraan petani di Indonesia,
baik produk hortikultura yang tergolong produk buah buahan, sayur sayuran,
obat obatan maupun tanaman hias.
5
Namun, buah yang mengandung banyak air kini sudah bisa dinikmati semua
kalangan. Bahkan, tanaman ini sudah dibudayakan secara luas di Indonesia.
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850);
melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller
Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (1881–1890); melon Honey
Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of
Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan
pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe,
yaitu:
a) Tipe Netted-Melon
1) Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala
(net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih
cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan.
2) Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti
jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit
bersisik dan harum.
b) Tipe Winter-Melon
1) Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum;
buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak
tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai
tanaman hias.
2) Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah
memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var.
flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm;
(3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk
tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk
lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.
6
Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari
Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman.
Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai
wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar
dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar
dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.
7
C. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian
300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman
tidak berproduksi dengan optimal.
8
ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan).
Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis labu-
labuan lainnya.
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina,
Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia
terdapat di Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa
Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung, dengan rata-rata produksi 30
ton/ha/tahun.
9
2) Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5
(tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan
dengan tingkat keasaman tanah tersebut.
3) Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous
(sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang
terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
C. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka
adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah
dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas
perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
10
BAB 2
METODELOGI PRAKTIKUM
11
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
organ dan bekerja berkelanjutan), dan zat pengatur tumbuhan
(memaksimalkan pertumbuhan tanaman).
Prosedur pada perlakuan benih, yaitu pertama siapkan botol
perendaman, siapkan larutan formulasi (air, fungisida, dan zpt), endam benih
selama 12 jam, dan diberi label pada setiap botol (setiap botol 1 varietas buah
melon). Setiap 1 timba berisi 1 liter air. Tahapan perlakuan benih yang
selanjutnya,yaitu pemeraman. Pemeraman dilakukan bertujuan untuk menjaga
tingkat kelembapan di bawah 30%, membantu proses perkecambahan,
menjaga kelembapan air, dan menjaga atau mencegah benih dari serangan
hama penyakit tanaman.
Alat bahan yang dibutuhkan pada saat pemeraman, yaitu media
pemeraman (kain/kertas merang dengan jumlah 11), air, larutan pestisida
(fungi da zpt), baki/rak peram sebanyak 2, saringan, timba, dan botol spray.
Langkah kerja yang pertama dilakukan adalah benih yang telah direndam
ditiriskan dan dicuci bersih, siapkan kain/ media peram (dicuci terlebih
dahulu), media peram kondisikan dalam keadaan memal/lembab, letakkan
benih ke permukaan media peram, lipat dan simpan pada baki dan letakkan di
rak, yang terakhir berikan aplikasi pestisida (larutn pestisida) dengan cara di
spray pada kainnya.
C. Pindah Tanam
Pindah tanam pada benih ini dilakukan pada saat benih sudah tumbuh
tunas. Tujuan dilakukannya pindah tanam ini untuk meningkatkan daya
tumbuh pada tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Alat
dan bahan yang dibutuhkan adalah timba, cangkul, corong, saringan, skop
tanah, terpal/alas, plastic sosis, rol meter, gunting, tanah, pasir, pupuk
kandang, sekam padi, arang sekam, dan cocopeat. Pada pembuatan media
tanam ini setiap 1 m sosis dipotong menjadi 4 cm = 25 potong/sosis. Setiap
kelas membutuhkan 60 lonjor.
Tahapan kerja pembuatan polybag, yaitu pertama siapkan plastik sosis
ukuran 1 meter, tali 120/110 dilebihkan, siapkan 1 timba pupuk kandang, 1
timba tanah, 1 timba cocopeat yang sudah diayak terlebih dahulu, campurkan
13
semuanya dan di aduk hingga rata, plastic sosis diikat terlebih dahulu yang
paling bawah, setelah semua bahan siap masukkan ke dalam plastic sosis yang
sudah disediakan kemudian ditali, lalu plastic sosis tersebut dilubangi dan
direndam di air selama 1 menit kemudian tiriskan, yang terakhir potong 3-5
cm ditaruh di nampan bambu. Kemudian isi dengan benih buah melon yang
sudah tumbuh tunaspada setiap polybag tersebut dan ditaruh di rumah bibit.
Pada media tanam tray juga diisi penuh dengan campuran tanah, pupuk
kandang, cocopeat dan arang sekam setelah itu ambil bibit yang sayuran yang
sudah tumbuh tunas untuk di isi pada setip tray. Kemudian beri tanda pada
setiap tray agar mengetahui bibit tanaman yang sudah tumbuh. Lalu taruh di
rumah bibit.
D. Perawatan Vegetatif
Pada perawatan vegetatif pemupukan dapat dipacu dengan
menyemprotkan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk
daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0-1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk
organic tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang
diberikan pada media semai telah mencukupi.
Setelah bibit tananam dipindah ke lahan, tanaman mulai memasuki
fase vegetatif di mana lebih mengarah pada pembentukan atau pertumbuhan
daun, akar, batang dan percabangan. Di sini dilakukan pemotongan cabang
tanaman atau pemangkasan yang bertujuan untuk memelihara cabang sesuai
dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20
sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut).
Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak
diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang
paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah (cabang awal
mulai ruas 1- 5) kemudian cabang ke 6 – 8 dan sisakan dua helai daun.
Kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2
helai daun. Cabang di ruas ke 9 - 12 di buahkan dan dipilih satu buah terbaik.
14
Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada
cabang ke-20 atau 25.
E. Perawatan Generatif
Tumbuhan ketika memasuki fase dewasa atau generatif, pertumbuhan
sepenuhnya atau sebagian besar diarahkan pada pembungaan dan pembuahan.
Sehingga pertumbuhan daun, akar, dan percabangan mulai berhenti atau
berkurang. Pada cabang di ruas ke 9-12, cabang tidak dipangkas melainkan
dibiarkan untuk dibuahkan dan dipilih satu buah terbaik untuk dibesarkan.
Perawatan selanjutnya yaitu polinasi atau perkembangbiakan tanaman.
Polinasi pada melon hanya dilakukan jika penanaman dilakukan di dalam
green house, dimana serangga penyerbuk dan angin kurang. Sedangkan untuk
penanaman di lahan terbuka tidak diperlukan polinasi. Setelah proses polinase
selesai, bakal buah akan muncul. Kemudian dipilih bakal buah yang memiliki
kualitas bagus, yaitu tidak terserah hama dan penyakit serta memiliki ukuran
yang lebih besar. Setelah itu bakal buah digantung menggunakan tali dan
diikat ke lanjaran untuk menghindari kebusukan pada buah.
Perawatan selanjutnya yaitu pemupukan yang dilakukan sebanyak 2
kali yaitu pada saat tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan
penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak
proses pematangan). Caranya adalah sebarkan secara merata di atas tanah
bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15cm). Kemudian tanah
dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar
pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Pupuk yang digunakan
yaitu uera dengan takaran 220 kg/ha (usia 40 hari) dan 440 kg/ha (usia 60
hari), TSP 220 kg/ha (usia 40 hari dan 550 kg/ha (usia 60 ahri), serta KCl 160
kg/ha.
F. Panen
Ciri-ciri buah melon siap panen adalah sebagai berikut:
a. Masak fisioligis, umur 65-70 HST
b. Bentuk dan ukuran buah maksimal
c. Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
15
d. Warna kulit hijau kekuningan.
e. Terbentuk cincin di pangkal tangkai buah.
f. Daun diatas tangkai buah mongering
g. Penggolongan buah; Grade A, 2-2.5 kg, Grade B, 1.5-1.9 kg, Grade C, 1-
1.4 kg
Untuk proses Panen sendiri sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari,
dengan mengikutkan tangkai buah. Untuk cara panen buah melon adalah
sebagai berikut:
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk
memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh
dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong
daunnya.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang
benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir.
Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari
karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
Data panen buah melon:
16
Langkah selanjutnya lahan yang sudah menjadi guludan tersebut diberi
pupuk dasar dengan 3 jenis pupuk, yaitu pupuk tunggal yang terdiri atas hanya
mengandung 1 unsur saja contohnya urea. Pupuk majemuk yaitu jenis pupuk
yang terdiri dari 2 unsur hara tanah. Pupuk campuran yang terdiri lebih dari 2
unsur hara. Pupuk dasar yang digunakan pada persiapan lahan ini antara lain
KCL 1kg, SP 36 1,5kg, pupuk organic 3kg, dolomit 1/2 kg, dan nitrogen.
Semua pupuk tersebut disebarkan di atas guludan kemudian ditutup kembali
menggunakan tanah. Tujuan dari pemupukan dasar sendiri adalah untuk
meningkatkan atau menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah untuk
tanaman tumbuh nantinya.
Untuk selanjutnya, yaitu pemasangan mulsa pada guludan yang sudah
dibuat sebelumnya. Panjang mulsa disesuaikan dengan panjang guludan.
Untuk alat dan bahan yang digunakan antara lain mulsa, gunting atau sabit,
bambu yang sudah di potong kecil dan tipis. Bambu ini berfungsi untuk
mengencangkan mulsa agar menutupi seluruh permukaan tanah pada guludan.
Setelah mulsa terpasang pada guludan langkah selanjutnya adalah melubangi
mulsa sesuai dengan ukuran jarak tanam untuk yang kemudian digunakan
sebagai media tumbuh dari bibit semangka.
17
disaring dan diguyur menggunakan air bersih. Tahapan perlakuan benih yang
selanjutnya yaitu pemeraman. Pemeraman dilakukan bertujuan untuk menjaga
tingkat kelembaban benih dengan kadar air di bawah 30%, membantu
mempercepat proses perkecambahan, menjaga kelembaban air, dan menjaga
atau mencegah benih dari serangan hama penyakit tanaman.
Alat bahan yang dibutuhkan pada saat pemeraman, yaitu media
pemeraman (kain/kertas merang dengan jumlah 11), air, larutan pestisida
(fungi dan zpt), baki/rak peram sebanyak 2, saringan, timba, dan botol spray.
Langkah kerja yang pertama dilakukan adalah benih yang telah direndam
ditiriskan dan dicuci bersih, siapkan kain/media peram (dicuci terlebih
dahulu), media peram kondisikan dalam keadaan memal/lembab, letakkan
benih ke permukaan media peram (usahakan jangan sampai tumpang tindih
agar proses kecambah dapat maksimal), setelah itu berikan larutan pestisida
(fungi dan zpt) dengan cara di spray pada permukaan kain. Langkah terakhir
yaitu lipat dan simpan pada baki dan letakkan di rak yang sudah disediakan.
C. Pindah Tanam
Pindah tanam pada benih semangka dilakukan pada saat benih sudah
mulai tumbuh radikula. Tujuan dilakukannya pindah tanam ini untuk
meningkatkan daya tumbuh pada tanaman dan meningkatkan daya tahan
terhadap penyakit. Sebelum melakukan pindah tanam, terlebih dahulu
membuat media semai/sosis tanah. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah
timba, cangkul, corong, saringan, skop tanah, terpal/alas, plastik sosis, rol
meter, gunting, tanah, pasir, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan
cocopit. Pada pembuatan media tanam ini setiap 1 m sosis dipotong menjadi 4
cm = 25 potong/sosis. Tidak lupa setiap sisi sosis diberi lubang untuk proses
perendaman. Setiap kelas membutuhkan 60 lonjor atau 60 m sosis tanah.
Tahapan kerja pembuatannya yaitu pertama siapkan plastik sosis
ukuran 1 meter (dilebihkan 10 cm untuk tali ujung), siapkan 1 timba pupuk
kandang, 1 timba tanah, 1 timba cocopit yang sudah diayak terlebih dahulu.
Campurkan semua bahan dan diaduk hingga rata. Salah satu ujung plasti sosis
diikat terlebih dahulu, setelah semua bahan siap masukkan ke dalam plastic
18
sosis yang sudah disediakan kemudian ditali. Langkah selanjutnya plastic
sosis tersebut dilubangi dan direndam di air selama 10-15 menit kemudian
tiriskan. Langkah yang terakhir potong 3-5 cm dan taruh di nampan bambu.
Lubangi setiap potongan sosis untuk tempat benih tumbuh. Kemudian isi
dengan benih buah semangka yang sudah tumbuh tunas pada setiap potongan
sosis. Taburi dengan furadan di setiap sisi dan permukaan potongan sosis
untuk menghindari serangan serangga. Tutup permukaan menggunakan
karung beraih dan ditaruh di rumah bibit.
Setelah bibit berumur 12-14 HSS dan telah berdaun 2-3 helai, bibit
siap dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah sebelumnya. Langkah
pertama yang dilakukan adalah mengairi seluruh guludan hingga penuh
sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi guludan, dan dibiarkan sampai air
meresap hingga tanah menjadi lebih lunak. Sebelum batang bibit ditanam,
terlebih dulu lubangi media tanam sekitar 5-7 cm dan bibit tanaman yang
disobek palstik sosisnya dimasukkan ke dalam lubang tanam. Setelah itu
ditutup menggunakan tanah di sekitar lubang tanam dan disiram. Tanaman
semangka yang berumur 3-5 HST perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu
lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman atau diganti dengan bibit baru yang
telah disiapkan dari bibit cadangan.
D. Perawatan Vegetatif
Pada perawatan vegetatif pemupukan dapat dipacu dengan
menyemprotkan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk
daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0-1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk
organic tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang
diberikan pada media semai telah mencukupi.
Setelah bibit tananam dipindah ke lahan, tanaman mulai memasuki
fase vegetatif di mana lebih mengarah pada pembentukan atau pertumbuhan
daun, akar, batang dan percabangan. Pada tanaman semangka dipelihara 2-3
cabang primer tanpa memotong ranting sekunder.
19
E. Perawatan Generatif
Tumbuhan ketika memasuki fase dewasa atau generatif, pertumbuhan
sepenuhnya atau sebagian besar diarahkan pada pembungaan dan pembuahan.
Sehingga pertumbuhan daun, akar, dan percabangan mulai berhenti atau
berkurang. Pada tanaman semangka dilakukan penjarangan bila tanaman
terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan.
Karena hal ini dapat menghalangi sinar matahari yang membantu
perkembangan tanaman.
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang
tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak
berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena
mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer
agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian
sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
Perawatan selanjutnya adalah perempalan. Di mana dilakukan melalui
penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat
banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
Pemupukan pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan
pemupukan Topsis B yaitu untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan.
Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang
disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan
sebagai berikut:
a. Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
b. Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
c. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam
sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari
setelah tanam sebanyak 400 ml.
20
Proses penyerbukan/Polinase
Salah satu perlakuan khusus yang penting dan diperhatikan untuk
budidaya semangka non biji yaitu penyerbukan. Dalam melakukan
penyerbukan atau mengawinkan bunga betina dan jantan harus lebih teliti dan
cermat. Pada semangka non biji, penyerbukan harus dilakukan secara manual.
Secara morfologi, tanaman semangka non biji dan semangka berbiji
mempunyai bunga Jantan dan Betina. Namun dalam pelaksanaan proses
budidaya semangka non biji, bunga jantan harus diambilkan dari semangka
berbiji sedangkan bunga betina dari semangka non biji. Hal ini berlaku mutlak
dan tidak boleh di lakukan bolak - balik.
Penyerbukan buatan ini dilakukan pada saat pagi hari, yakni pada
pukul 06.00-09.00 dan pada saat tanaman berumur 21-28 hari setelah masa
tanam. Penyerbukan dilakukan dengan mengumpulkan bunga jantan dari
semangka biji, untuk selanjutnya diusapkan pada putik bunga betina paling
banyak 3 bunga percabang.
Bunga jantan (serbuk sari) semangka berbiji diambil secukupnya dan
dioleskan secara merata pada bakal buah atau putik buah semangka non biji.
Penyerbukan sebaiknya maksimal sampai jam 09.00. Bunga jantan diambil
sore hari sebelumnya, yang diambil adalah bunga jantan yang diperkirakan
esok hari akan mekar. Proses penyerbukan hanya dapat dilakukan hingga
tanaman berusia 35 HST.
Penyerbukan dilakukan pada semua bakal buah (putik) yang ada pada
setiap ranting sekunder dan batang utama, mulai pada daun ke-14 dan
seterusnya. Perkembangan bunga semangka setelah penyerbukan bunga betina
setelah diserbuki maka kelopaknya akan mengkerut, hal ini berarti perhiasan
bunga telah melakukan fungsinya, sehingga akan layu dan mengering. Pada
akhirnya sisa bagian bunga yang berada di atasnya akan rontok dan hanya
tersisa buahnya yang bentuknya bulat atau oval.
Langkah selanjutnya adalah seleksi calon buah ketika buah dipastikan
jadi, kira-kira ketika buah berukuran sebesar buah duku. Bertujuan untuk
memperoleh kualitas buah yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara
1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran
21
berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam
dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Buah yang kurang bagus dibuang.
Sisakan satu buah pada setiap ranting sekunder dan batang utama jika
memungkinkan. Jika tanaman kurus atau kurang subur cukup sisakan satu
buah saja. Bakal buah tersebut kemudian dibungkus menggunakan kertas
untuk menghindari serangan dari serangga. Setelah beberapa hari dan sudah
mulai membesar, pembungkus kertas dilepas. Setiap calon buah dengan berat
± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat
ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan
menurunkan harga jual buah itu sendiri. Kemudian buah semangka akan
tumbuh membesar sampai dengan ukuran 30-50 cm.
F. Panen
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman semangka yaitu setelah 70-100 hari setelah
penanaman. Ciri-cirinya:
a. Setelah terjadi perubahan warna buah (tampak mengkilap dan tidak
kusam) dan warna kulit luar buah lebih gelap
b. Batang buah mulai mengecil dan mongering maka buah tersebut bisa
dipetik (dipanen)
c. Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid,
maupun jenis buah berbiji).
Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering
permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam proses penyimpanan ataupun
ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan
beserta tangkainya.
Periode Panen
Panen dapat dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara
serempak maka dapat dipanen bersama sekaligus, tetapi apabila tidak bisa
22
bersamaan dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, tahap
ke-dua semua sisanya dipetik semua sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun
sudah mulai kering karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka
buah tersebut harus segera dipetik.
Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam
beberapa kelas, antara lain:
1) Kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2) Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
Data panen buah semangka:
23
DAFTAR PUSTAKA
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85033/Penyerbukan-Semangka-Non-
Biji/
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12381
24
LAMPIRAN
25
26
27
28
29