Fix Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Hortikultura

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN

HORTIKULTURA
“BUDIDAYA MELON DAN SEMANGKA”

Dosen Pengampu :
Ari Istanti, S.P., M.P.

Oleh :
Kelompok 5 / 2C

Nama anggota :
1. Junaidi Abdillah Ahmad (361941311062)
2. Moch. Rafli Firdaus (361941311063)
3. Dewi Maya Maziyyah T (361941311067)
4. Rina Durrotul Badi’ah
(361941311074)
5. Novi Mauidhatul Hasanah (361941311083)
6. Pinky Syafifa Ananda (361941311089)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Hortikultura dengan judul
“Budidaya Melon dan Semangka” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pratikum Holtikultura. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai bagaimana penanaman melon dan
semangka dengan baik sehingga menciptakan buah yang berkualitas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ari Istanti, S.P., M.P. selaku
dosen mata kuliah Pratikum Holtikultura yang telah memberikan tugas ini
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas laporan ini.
Kami menyadari tugas yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Banyuwangi, 02 Agustus 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Pengertian Budidaya Tanaman......................................................................4
1.2 Pengertian Hortikultura..................................................................................4
1.3 Perkembangan Hortikultura..........................................................................5
1.4 Pengertian Melon.............................................................................................5
1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Melon ..................................................................7
1.6 Pengertian Semangka......................................................................................8
1.7 Syarat Tumbuh Tanaman Semangka............................................................9
BAB II METODELOGI PRATIKUM...............................................................11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
3.1 Tahapan Budidaya Melon.............................................................................12
3.2 Tahapan Budidaya Semangka......................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25

3
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Budidaya Tanaman


Budidaya tanaman merupakan suatu proses menghasilkan bahan
pangan dan berbagai produk agroindustri lainnya dengan memanfaatkan
sumber daya tumbuhan. Yang menjadi objek budidaya tanaman ini antara lain
tanaman holtikultura, tanaman pangan, dan tanaman perkebunan (Chairani
Hanum dalam buku Teknik Budidaya Tanaman tahun 2008).
Istilah budidaya berarti usaha yang dilakukan manusia yang
bermanfaat dan memberikan hasil. Manfaat budidaya tanaman yang paling
utama adalah agar produksi tanaman lebih meningkat bagi dari segi kuantitas
maupun kualitas seperti tanaman lebih besar, lebih berat, lebih manis, tidak
mudah rusak dan lain-lain. Namun tidak semua kegiatan bercocok tanam
dapat dikatakan budidaya tanaman. Suatu kegiatan dapat dikatakan budidaya
tanaman jika komoditi yang dilibatkan dalam jumlah atau volume yang besar
dan proses produksinya relatif beresiko tinggi. Sehingga kegiatan-kegiatan
seperti menanam sayuran di halaman rumah atau menanam bunga di kebun
sekolah belum dapat dikategorikan budidaya tanaman.

1.2 Pengertian Hortikultura


Hortikultura merupakan gabungan bahasa Latin, hortus yang
mengandung arti kebun dan culture yang berarti bercocok tanam. Hortikultura
bisa didefinisikan sebagai cara budidaya tanaman yang dilakukan di kebun
dan halaman rumah. Tanaman pada hortikultura berguna sebagai sumber daya
untuk dikonsumsi, tapi ada juga untuk hal keindahan. Biasanya hasil yang
diperoleh dari budidaya secara hortikultura selalu upayakan lebih tinggi dari
pada cara budidaya tanaman lainnya, karena hortikultura menggunakan lahan
atau area yang lebih luas untuk bercocok tanam.
Produk hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang
mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan sehingga menjadi

4
produk unggulan yang mampu mewujudkan kesejahteraan petani di Indonesia,
baik produk hortikultura yang tergolong produk buah buahan, sayur sayuran,
obat obatan maupun tanaman hias.

1.3 Perkembangan Hortikultura


Di Indonesia sektor Hortikultura memiliki potensi dan peran yang
cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Dalam komoditas Hortikultura
yang potensial dikembangkan sebanyak 323 komoditas, yang terdiri dari buah-
buahan sebanyak 60 jenis, sayuran sebanyak 80 jenis, bioformaka sebanyak 66
jenis dan tanaman hias sebanyak 117 jenis, sampai akhir tahun 2007 yang
dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah komoditas hanya 70 Jenis
kemudian pada tahun 2008 meningkat 91 jenis.
Selain keanekaragaman, ketersediaan lahan pertanian juga sangat
penting, saat ini ketersediaan lahan untuk hortikultura pertanian masih sangat
kecil dibandingkan lahan pertanian lainnya. Indonesia memiliki tipe lahan
yang beragam seperti sawah, lahan kering, rawa, lebak, pasang surut, gambut.
Sehingga Keragaman jenis ini dapat dikembangkan sebagai hortikultura.
Potensi sumber daya ini harus dikelola dengan baik dengan pemanfaatannya
untuk pengembangan hortikultura sebagai alternatif peningkatan pendapatan
petani.

1.4 Pengertian Melon


Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah semusim yang
berasal dari lembah Persia, Mediterania. Dari daerah asalnya, melon kemudian
menyebar ke Eropa dan Timur Tengah. Pada abad ke-14, Colombus membawa
tanaman ini ke Amerika, yang kemudian banyak tumbuh di daerah California,
Texas dan Colorado. Selain Colombus, Bangsa Moor juga banyak berjasa
mengembangkan tanaman ini. Melon kemudian mengalami perkembangan
jenis di Jepang, Cina, India, Spanyol dan Iran.
Buah melon masuk ke Indonesia dan mulai dibudayakan pada tahun
1970. Pada saat itu, melon menjadi buah yang bergengsi tinggi dan sangat
mahal. Konsumennya pun terbatas, hanya kalangan tergolong ekonomi tinggi.

5
Namun, buah yang mengandung banyak air kini sudah bisa dinikmati semua
kalangan. Bahkan, tanaman ini sudah dibudayakan secara luas di Indonesia.
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850);
melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller
Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (1881–1890); melon Honey
Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of
Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan
pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe,
yaitu:
a) Tipe Netted-Melon
1) Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala
(net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih
cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan.
2) Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti
jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit
bersisik dan harum.
b) Tipe Winter-Melon
1) Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum;
buah lambat untuk masak antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak
tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai
tanaman hias.
2) Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah
memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var.
flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm;
(3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk
tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk
lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.

Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan


kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Sebelum tahun 1980, buah melon
hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan
agribisnis yang mencoba menanam melon untuk dibudidayakan daerah

6
Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari
Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman.
Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai
wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar
dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar
dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.

1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Melon


A. Iklim
1) Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon,
dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman.
2) Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah
terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang
menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen,
akan mengurangi kadar gula dalam buah.
3) Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama
pertumbuhannya.
4) Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk
pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30
derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18
derajat C.
5) Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah
diserang penyakit.
B. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat
berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan
akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai
tanah yang terlalu basah.
2) Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
3) Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak.
Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.

7
C. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian
300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman
tidak berproduksi dengan optimal.

1.6 Pengertian Semangka


Tanaman semangka (Citrullus vulgaris) merupakan tanaman yang
berasal dari Afrika yang merupakan salah satu tanaman holtikultura yang
sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan
airnya banyak, dan renyah. Klasifikasi ilmiah semangka menurut Sobir dan
Siregar (2010) antara lain kingdom plantae, divisi magnoliophyta (tumbuhan
berbunga), kelas magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil), ordoviolales, famili
curcubitaceae (suku labu-labuan), genus Citrullus, dan spesies Citrullus
vulgari.
Semangka memiliki kulit buah yang tebal, berdaging, dan licin.
Albedo dapat disebut sebagai lapisan tengah (mesokarp) buah semangka yang
terletak di antara epidermis luar (eksokarp) dan epidermis dalam (endokarp).
Albedo merupakan bagian kulit buah yang paling tebal dan berwarna putih
atau disebut juga daging kulit buah. Sebagaimana jaringan tanaman lunak
yang lain, albedo semangka juga tersusun atas pektin (Kalie, 1993).
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi
hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia
varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling
dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan
Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut
diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya: benih Yamato, Sugar
Suika, Cream Suika dan lainnya.
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah
segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk
bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan
bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi makanan

8
ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan).
Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis labu-
labuan lainnya.
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina,
Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia
terdapat di Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa
Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung, dengan rata-rata produksi 30
ton/ha/tahun.

1.7 Syarat Tumbuh Semangka


A. Iklim
1) Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman
semangka adalah 40-50 mm/bulan.
2) Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit
sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan
terjadinya kemunduran waktu panen.
3) Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan optimal pada suhu ± 25 derajat C (siang hari).
4) Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah
suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm.
5) Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari
areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi
demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di
daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir
yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan
mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
B. Media Tanam
1) Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan.

9
2) Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5
(tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan
dengan tingkat keasaman tanah tersebut.
3) Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous
(sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang
terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
C. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka
adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah
dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas
perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.

10
BAB 2
METODELOGI PRAKTIKUM

2.1 Judul Praktikum


Budidaya Melon dan Semangka

2.2 Tujuan Praktikum

2.3 Waktu Praktikum


Tanggal :
Waktu : 7.30 – selesai

2.4 Lokasi Praktikum

2.5 Alat dan Bahan


Alat : Bahan :

2.6 Prosedur Kerja

11
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Budidaya Melon


A. Persiapan Lahan
Pada tahapan persiapan lahan budidaya melon ini, untuk ploting lahan
memanjang timur ke barat. Setiap kelompok berjarak 50 cm dengan kelompok
lainnya. Lebar guludan yaitu 1 m. Untuk jarak tanamnya 50x50 cm. Tanah di
lahan yang sudah disediakan digemburkan dengan mesin traktor agar
mempercepat waktu persiapan lahan. Setelah digemburkan tanah dialiri air
dengan mesin diesel. Kemudian tanah tersebut diberi pupuk dengan 3 jenis
pupuk, yaitu pupuk tunggal yang terdiri atas hanya mengandung 1 unsur saja
contohnya urea. Pupuk majemuk jenis pupuk ini terdiri dari 2 unsur hara
tanah. Pupuk campuran yang terdiri dari lebih dari 2 unsur hara. Pupuk yang
digunakan pada persiapan lahan ini antara ain KCL 1kg, SP 36 1,5kg, pupuk
organic 3kg, dolomit 1/2 kg, dan nitrogen. Semua pupuk tersebut ditaruh di
atas gundukan anah yang sudah di sediakan.
Untuk selanjutnya, yaitu pemasangan mulsa pada guludan yang sudah
disediakan. Panjang mulsa disesuaikan dengan panjang guletan. Untuk alat
dan bahannya antara lain mulsa dan bambu yang sudah di potong kecil dan
tipis. Bambu ini berfungsi untuk mengencangkan mulsa agar menutupi sesmua
permukaan tanah pada guletan. Setelah mulsa terpasang pada guludan bolongi
mulsa selang seling untuk menaruh bibit melon yang sudah siap tanam.

B. Tahapan Perlakuan Benih


Pada tahapan perlakuan benih pada buah melon adanya perendaman
yang bertujuan utuk emecah atau memutus masa dermansi, mempercepat
munculnya radikular, dan mencegah serangan HPT pada saat persemaian.
Untuk alat dana bahan yang digunakan antara lain botol aqua, kain, air, timba
2 buah, botol, corong, atonik, fungisida sistematik (menyerang keseluruh

12
organ dan bekerja berkelanjutan), dan zat pengatur tumbuhan
(memaksimalkan pertumbuhan tanaman).
Prosedur pada perlakuan benih, yaitu pertama siapkan botol
perendaman, siapkan larutan formulasi (air, fungisida, dan zpt), endam benih
selama 12 jam, dan diberi label pada setiap botol (setiap botol 1 varietas buah
melon). Setiap 1 timba berisi 1 liter air. Tahapan perlakuan benih yang
selanjutnya,yaitu pemeraman. Pemeraman dilakukan bertujuan untuk menjaga
tingkat kelembapan di bawah 30%, membantu proses perkecambahan,
menjaga kelembapan air, dan menjaga atau mencegah benih dari serangan
hama penyakit tanaman.
Alat bahan yang dibutuhkan pada saat pemeraman, yaitu media
pemeraman (kain/kertas merang dengan jumlah 11), air, larutan pestisida
(fungi da zpt), baki/rak peram sebanyak 2, saringan, timba, dan botol spray.
Langkah kerja yang pertama dilakukan adalah benih yang telah direndam
ditiriskan dan dicuci bersih, siapkan kain/ media peram (dicuci terlebih
dahulu), media peram kondisikan dalam keadaan memal/lembab, letakkan
benih ke permukaan media peram, lipat dan simpan pada baki dan letakkan di
rak, yang terakhir berikan aplikasi pestisida (larutn pestisida) dengan cara di
spray pada kainnya.

C. Pindah Tanam
Pindah tanam pada benih ini dilakukan pada saat benih sudah tumbuh
tunas. Tujuan dilakukannya pindah tanam ini untuk meningkatkan daya
tumbuh pada tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Alat
dan bahan yang dibutuhkan adalah timba, cangkul, corong, saringan, skop
tanah, terpal/alas, plastic sosis, rol meter, gunting, tanah, pasir, pupuk
kandang, sekam padi, arang sekam, dan cocopeat. Pada pembuatan media
tanam ini setiap 1 m sosis dipotong menjadi 4 cm = 25 potong/sosis. Setiap
kelas membutuhkan 60 lonjor.
Tahapan kerja pembuatan polybag, yaitu pertama siapkan plastik sosis
ukuran 1 meter, tali 120/110 dilebihkan, siapkan 1 timba pupuk kandang, 1
timba tanah, 1 timba cocopeat yang sudah diayak terlebih dahulu, campurkan

13
semuanya dan di aduk hingga rata, plastic sosis diikat terlebih dahulu yang
paling bawah, setelah semua bahan siap masukkan ke dalam plastic sosis yang
sudah disediakan kemudian ditali, lalu plastic sosis tersebut dilubangi dan
direndam di air selama 1 menit kemudian tiriskan, yang terakhir potong 3-5
cm ditaruh di nampan bambu. Kemudian isi dengan benih buah melon yang
sudah tumbuh tunaspada setiap polybag tersebut dan ditaruh di rumah bibit.
Pada media tanam tray juga diisi penuh dengan campuran tanah, pupuk
kandang, cocopeat dan arang sekam setelah itu ambil bibit yang sayuran yang
sudah tumbuh tunas untuk di isi pada setip tray. Kemudian beri tanda pada
setiap tray agar mengetahui bibit tanaman yang sudah tumbuh. Lalu taruh di
rumah bibit.

D. Perawatan Vegetatif
Pada perawatan vegetatif pemupukan dapat dipacu dengan
menyemprotkan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk
daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0-1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk
organic tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang
diberikan pada media semai telah mencukupi.
Setelah bibit tananam dipindah ke lahan, tanaman mulai memasuki
fase vegetatif di mana lebih mengarah pada pembentukan atau pertumbuhan
daun, akar, batang dan percabangan. Di sini dilakukan pemotongan cabang
tanaman atau pemangkasan yang bertujuan untuk memelihara cabang sesuai
dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20
sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut).
Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak
diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang
paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah (cabang awal
mulai ruas 1- 5) kemudian cabang ke 6 – 8 dan sisakan dua helai daun.
Kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2
helai daun. Cabang di ruas ke 9 - 12 di buahkan dan dipilih satu buah terbaik.

14
Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada
cabang ke-20 atau 25.

E. Perawatan Generatif
Tumbuhan ketika memasuki fase dewasa atau generatif, pertumbuhan
sepenuhnya atau sebagian besar diarahkan pada pembungaan dan pembuahan.
Sehingga pertumbuhan daun, akar, dan percabangan mulai berhenti atau
berkurang. Pada cabang di ruas ke 9-12, cabang tidak dipangkas melainkan
dibiarkan untuk dibuahkan dan dipilih satu buah terbaik untuk dibesarkan.
Perawatan selanjutnya yaitu polinasi atau perkembangbiakan tanaman.
Polinasi pada melon hanya dilakukan jika penanaman dilakukan di dalam
green house, dimana serangga penyerbuk dan angin kurang. Sedangkan untuk
penanaman di lahan terbuka tidak diperlukan polinasi. Setelah proses polinase
selesai, bakal buah akan muncul. Kemudian dipilih bakal buah yang memiliki
kualitas bagus, yaitu tidak terserah hama dan penyakit serta memiliki ukuran
yang lebih besar. Setelah itu bakal buah digantung menggunakan tali dan
diikat ke lanjaran untuk menghindari kebusukan pada buah.
Perawatan selanjutnya yaitu pemupukan yang dilakukan sebanyak 2
kali yaitu pada saat tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan
penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak
proses pematangan). Caranya adalah sebarkan secara merata di atas tanah
bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15cm). Kemudian tanah
dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar
pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Pupuk yang digunakan
yaitu uera dengan takaran 220 kg/ha (usia 40 hari) dan 440 kg/ha (usia 60
hari), TSP 220 kg/ha (usia 40 hari dan 550 kg/ha (usia 60 ahri), serta KCl 160
kg/ha.
F. Panen
Ciri-ciri buah melon siap panen adalah sebagai berikut:
a. Masak fisioligis, umur 65-70 HST
b. Bentuk dan ukuran buah maksimal
c. Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar

15
d. Warna kulit hijau kekuningan.
e. Terbentuk cincin di pangkal tangkai buah.
f. Daun diatas tangkai buah mongering
g. Penggolongan buah; Grade A, 2-2.5 kg, Grade B, 1.5-1.9 kg, Grade C, 1-
1.4 kg

Untuk proses Panen sendiri sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari,
dengan mengikutkan tangkai buah. Untuk cara panen buah melon adalah
sebagai berikut:
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk
memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh
dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong
daunnya.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang
benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir.
Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari
karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
Data panen buah melon:

3.2 Tahapan Budidaya Semangka


A. Persiapan Lahan
Pada tahapan persiapan lahan budidaya semangka, yang pertama
dilakukan adalah pembersihan lahan dari tanaman terdahulu yang masih
tumbuh atau dari rerumputan liar. Untuk ploting lahan memanjang dari timur
ke barat. Masing-masing kelompok berjarak 50 cm dengan kelompok lainnya.
Untuk jarak tanam tanaman semangka adalah 60x1,5 cm dengan lebar guludan
1 m. Tanah pada lahan yang sudah disediakan dilakukan pembalikan tanah
untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang
merata dengan menggunakan mesin traktor agar mempercepat waktu
persiapan lahan. Setelah digemburkan tanah dialiri air dengan mesin diesel.

16
Langkah selanjutnya lahan yang sudah menjadi guludan tersebut diberi
pupuk dasar dengan 3 jenis pupuk, yaitu pupuk tunggal yang terdiri atas hanya
mengandung 1 unsur saja contohnya urea. Pupuk majemuk yaitu jenis pupuk
yang terdiri dari 2 unsur hara tanah. Pupuk campuran yang terdiri lebih dari 2
unsur hara. Pupuk dasar yang digunakan pada persiapan lahan ini antara lain
KCL 1kg, SP 36 1,5kg, pupuk organic 3kg, dolomit 1/2 kg, dan nitrogen.
Semua pupuk tersebut disebarkan di atas guludan kemudian ditutup kembali
menggunakan tanah. Tujuan dari pemupukan dasar sendiri adalah untuk
meningkatkan atau menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah untuk
tanaman tumbuh nantinya.
Untuk selanjutnya, yaitu pemasangan mulsa pada guludan yang sudah
dibuat sebelumnya. Panjang mulsa disesuaikan dengan panjang guludan.
Untuk alat dan bahan yang digunakan antara lain mulsa, gunting atau sabit,
bambu yang sudah di potong kecil dan tipis. Bambu ini berfungsi untuk
mengencangkan mulsa agar menutupi seluruh permukaan tanah pada guludan.
Setelah mulsa terpasang pada guludan langkah selanjutnya adalah melubangi
mulsa sesuai dengan ukuran jarak tanam untuk yang kemudian digunakan
sebagai media tumbuh dari bibit semangka.

B. Tahapan Perlakuan Benih


Pada tahapan perlakuan benih tanaman semangka, langkah yang
pertama adalah adanya proses perendaman yang bertujuan untuk memecah
atau memutus masa dormansi, mempercepat munculnya radikula, dan
mencegah serangan HPT pada saat persemaian. Untuk alat dan bahan yang
digunakan antara lain botol aqua bekas berukuran sedang, kain, air, timba 2
buah, corong, fungisida sistematik (menyerang keseluruh organ dan bekerja
berkelanjutan) yaitu ridomil, dan zat pengatur tumbuhan (memaksimalkan
pertumbuhan tanaman) atau atonik.
Prosedur pada perlakuan benih, yaitu pertama siapkan botol
perendaman, siapkan larutan formulasi (air, fungisida, dan zpt), kemudian
rendam benih selama 12 jam pada botol bekas dan diberi label (setiap botol
berisi 1 varietas buah semangka). Setelah perendaman selama 12 jam, benih

17
disaring dan diguyur menggunakan air bersih. Tahapan perlakuan benih yang
selanjutnya yaitu pemeraman. Pemeraman dilakukan bertujuan untuk menjaga
tingkat kelembaban benih dengan kadar air di bawah 30%, membantu
mempercepat proses perkecambahan, menjaga kelembaban air, dan menjaga
atau mencegah benih dari serangan hama penyakit tanaman.
Alat bahan yang dibutuhkan pada saat pemeraman, yaitu media
pemeraman (kain/kertas merang dengan jumlah 11), air, larutan pestisida
(fungi dan zpt), baki/rak peram sebanyak 2, saringan, timba, dan botol spray.
Langkah kerja yang pertama dilakukan adalah benih yang telah direndam
ditiriskan dan dicuci bersih, siapkan kain/media peram (dicuci terlebih
dahulu), media peram kondisikan dalam keadaan memal/lembab, letakkan
benih ke permukaan media peram (usahakan jangan sampai tumpang tindih
agar proses kecambah dapat maksimal), setelah itu berikan larutan pestisida
(fungi dan zpt) dengan cara di spray pada permukaan kain. Langkah terakhir
yaitu lipat dan simpan pada baki dan letakkan di rak yang sudah disediakan.

C. Pindah Tanam
Pindah tanam pada benih semangka dilakukan pada saat benih sudah
mulai tumbuh radikula. Tujuan dilakukannya pindah tanam ini untuk
meningkatkan daya tumbuh pada tanaman dan meningkatkan daya tahan
terhadap penyakit. Sebelum melakukan pindah tanam, terlebih dahulu
membuat media semai/sosis tanah. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah
timba, cangkul, corong, saringan, skop tanah, terpal/alas, plastik sosis, rol
meter, gunting, tanah, pasir, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan
cocopit. Pada pembuatan media tanam ini setiap 1 m sosis dipotong menjadi 4
cm = 25 potong/sosis. Tidak lupa setiap sisi sosis diberi lubang untuk proses
perendaman. Setiap kelas membutuhkan 60 lonjor atau 60 m sosis tanah.
Tahapan kerja pembuatannya yaitu pertama siapkan plastik sosis
ukuran 1 meter (dilebihkan 10 cm untuk tali ujung), siapkan 1 timba pupuk
kandang, 1 timba tanah, 1 timba cocopit yang sudah diayak terlebih dahulu.
Campurkan semua bahan dan diaduk hingga rata. Salah satu ujung plasti sosis
diikat terlebih dahulu, setelah semua bahan siap masukkan ke dalam plastic

18
sosis yang sudah disediakan kemudian ditali. Langkah selanjutnya plastic
sosis tersebut dilubangi dan direndam di air selama 10-15 menit kemudian
tiriskan. Langkah yang terakhir potong 3-5 cm dan taruh di nampan bambu.
Lubangi setiap potongan sosis untuk tempat benih tumbuh. Kemudian isi
dengan benih buah semangka yang sudah tumbuh tunas pada setiap potongan
sosis. Taburi dengan furadan di setiap sisi dan permukaan potongan sosis
untuk menghindari serangan serangga. Tutup permukaan menggunakan
karung beraih dan ditaruh di rumah bibit.
Setelah bibit berumur 12-14 HSS dan telah berdaun 2-3 helai, bibit
siap dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah sebelumnya. Langkah
pertama yang dilakukan adalah mengairi seluruh guludan hingga penuh
sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi guludan, dan dibiarkan sampai air
meresap hingga tanah menjadi lebih lunak. Sebelum batang bibit ditanam,
terlebih dulu lubangi media tanam sekitar 5-7 cm dan bibit tanaman yang
disobek palstik sosisnya dimasukkan ke dalam lubang tanam. Setelah itu
ditutup menggunakan tanah di sekitar lubang tanam dan disiram. Tanaman
semangka yang berumur 3-5 HST perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu
lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman atau diganti dengan bibit baru yang
telah disiapkan dari bibit cadangan.

D. Perawatan Vegetatif
Pada perawatan vegetatif pemupukan dapat dipacu dengan
menyemprotkan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk
daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan
konsentrasi 1,0-1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk
organic tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang
diberikan pada media semai telah mencukupi.
Setelah bibit tananam dipindah ke lahan, tanaman mulai memasuki
fase vegetatif di mana lebih mengarah pada pembentukan atau pertumbuhan
daun, akar, batang dan percabangan. Pada tanaman semangka dipelihara 2-3
cabang primer tanpa memotong ranting sekunder.

19
E. Perawatan Generatif
Tumbuhan ketika memasuki fase dewasa atau generatif, pertumbuhan
sepenuhnya atau sebagian besar diarahkan pada pembungaan dan pembuahan.
Sehingga pertumbuhan daun, akar, dan percabangan mulai berhenti atau
berkurang. Pada tanaman semangka dilakukan penjarangan bila tanaman
terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan.
Karena hal ini dapat menghalangi sinar matahari yang membantu
perkembangan tanaman.
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang
tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak
berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena
mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer
agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian
sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
Perawatan selanjutnya adalah perempalan. Di mana dilakukan melalui
penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat
banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
Pemupukan pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan
pemupukan Topsis B yaitu untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan.
Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang
disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan
sebagai berikut:
a. Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
b. Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
c. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam
sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari
setelah tanam sebanyak 400 ml.

20
Proses penyerbukan/Polinase
Salah satu perlakuan khusus yang penting dan diperhatikan untuk
budidaya semangka non biji yaitu penyerbukan. Dalam melakukan
penyerbukan atau mengawinkan bunga betina dan jantan harus lebih teliti dan
cermat. Pada semangka non biji, penyerbukan harus dilakukan secara manual.
Secara morfologi, tanaman semangka non biji dan semangka berbiji
mempunyai bunga Jantan dan Betina. Namun dalam pelaksanaan proses
budidaya semangka non biji, bunga jantan harus diambilkan dari semangka
berbiji sedangkan bunga betina dari semangka non biji. Hal ini berlaku mutlak
dan tidak boleh di lakukan bolak - balik.
Penyerbukan buatan ini dilakukan pada saat pagi hari, yakni pada
pukul 06.00-09.00 dan pada saat tanaman berumur 21-28 hari setelah masa
tanam. Penyerbukan dilakukan dengan mengumpulkan bunga jantan dari
semangka biji, untuk selanjutnya diusapkan pada putik bunga betina paling
banyak 3 bunga percabang.
Bunga jantan (serbuk sari) semangka berbiji diambil secukupnya dan
dioleskan secara merata pada bakal buah atau putik buah semangka non biji.
Penyerbukan sebaiknya maksimal sampai jam 09.00. Bunga jantan diambil
sore hari sebelumnya, yang diambil adalah bunga jantan yang diperkirakan
esok hari akan mekar. Proses penyerbukan hanya dapat dilakukan hingga
tanaman berusia 35 HST.
Penyerbukan dilakukan pada semua bakal buah (putik) yang ada pada
setiap ranting sekunder dan batang utama, mulai pada daun ke-14 dan
seterusnya. Perkembangan bunga semangka setelah penyerbukan bunga betina
setelah diserbuki maka kelopaknya akan mengkerut, hal ini berarti perhiasan
bunga telah melakukan fungsinya, sehingga akan layu dan mengering. Pada
akhirnya sisa bagian bunga yang berada di atasnya akan rontok dan hanya
tersisa buahnya yang bentuknya bulat atau oval.
Langkah selanjutnya adalah seleksi calon buah ketika buah dipastikan
jadi, kira-kira ketika buah berukuran sebesar buah duku. Bertujuan untuk
memperoleh kualitas buah yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara
1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran

21
berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam
dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Buah yang kurang bagus dibuang.
Sisakan satu buah pada setiap ranting sekunder dan batang utama jika
memungkinkan. Jika tanaman kurus atau kurang subur cukup sisakan satu
buah saja. Bakal buah tersebut kemudian dibungkus menggunakan kertas
untuk menghindari serangan dari serangga. Setelah beberapa hari dan sudah
mulai membesar, pembungkus kertas dilepas. Setiap calon buah dengan berat
± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat
ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan
menurunkan harga jual buah itu sendiri. Kemudian buah semangka akan
tumbuh membesar sampai dengan ukuran 30-50 cm.
F. Panen
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman semangka yaitu setelah 70-100 hari setelah
penanaman. Ciri-cirinya:
a. Setelah terjadi perubahan warna buah (tampak mengkilap dan tidak
kusam) dan warna kulit luar buah lebih gelap
b. Batang buah mulai mengecil dan mongering maka buah tersebut bisa
dipetik (dipanen)
c. Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid,
maupun jenis buah berbiji).

Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering
permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam proses penyimpanan ataupun
ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan
beserta tangkainya.

Periode Panen
Panen dapat dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara
serempak maka dapat dipanen bersama sekaligus, tetapi apabila tidak bisa

22
bersamaan dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, tahap
ke-dua semua sisanya dipetik semua sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun
sudah mulai kering karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka
buah tersebut harus segera dipetik.
Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam
beberapa kelas, antara lain:
1) Kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2) Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
Data panen buah semangka:

23
DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85033/Penyerbukan-Semangka-Non-
Biji/

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12381

24
LAMPIRAN

25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy