Gagasan Konseptual Ruang Publik
Gagasan Konseptual Ruang Publik
Gagasan Konseptual Ruang Publik
Abstrak
Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh negara telah memberikan dampak yang sangat besar baik
secara fisik maupun non-fisik. Menurut para ahli, pandemi ini memberikan dampak yang sangat besar
bagi kesehatan mental manusia. Artikel ini merupakan ide perancangan ruang publik secara
konseptual sebagai upaya meningkatkan kesehatan mental di masa pandemi COVID-19 ini. Metode
yang digunakan dalam artikel ini adalah lima tahapan dalam metode pemikiran design thinking. Tujuan
dari perancangan ini adalah untuk menciptakan fasilitas ruang publik yang dapat digunakan oleh
masyarakat di masa COVID-19 dengan memperhatikan protokol kesehatan yang sesuai dari
pemerintah. Ruang publik didesain dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu warna dengan
pengaruh yang baik untuk psikologis, bentuk yang sesuai untuk sirkulasi dan jarak antar pengguna,
tanda alur sirkulasi agar tidak terjadi kepadatan pada area tertentu, dan penempatan di taman yang
baik untuk psikologis pengguna. Pada ruang publik ini pengguna dapat bekerja maupun sekedar
bersantai dengan aman, nyaman, dan juga mendapatkan suasana yang menyegarkan karena berada
di ruang terbuka hijau. Melalui artikel ini, diharapkan ide gagasan perancangan ini dapat memberikan
inspirasi desain untuk meningkatkan kesehatan mental pada masyarakat dalam masa pandemi COVID-
19.
Kata Kunci: kesehatan mental, covid-19, ruang publik
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Corona yang baru akhir - akhir ini
ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada akhir Desember tahun 2019. Virus ini memiliki tingkat penularan
yang sangat cepat sehingga dengan cepat juga dapat menyebar ke puluhan negara. Oleh karena itu,
virus ini sudah ditetapkan sebagai sebuah pandemi. Penyebaran yang begitu cepat menyebabkan
beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus tersebut
termasuk di Indonesia. Melihat kasus COVID-19 yang terus bertambah dan tidak stabil, membuat
pemerintah Indonesia mengeluarkan himbauan untuk tetap tinggal di rumah sehingga banyak orang
yang harus tinggal di rumah berbulan-bulan tanpa kontak dengan dunia luar. Guna mengurangi
terjadinya kerumunan atau kepadatan dalam suatu ruang, pemerintah juga memutuskan untuk
menutup banyak ruang publik. Bahaya dari virus ini sebenarnya tidak dalam hal penyakit fisik saja,
namun juga secara non-fisik (mental) yang merupakan penyakit yang lebih bahaya dari penyakit fisik.
Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya harus bersosialisasi satu dengan yang lainnya, sehingga
dengan berdiam di rumah dalam jangka waktu panjang dan tidak ada ruang publik yang dapat
dikunjungi dengan aman membuat manusia sedikit kehilangan jati diri sebagai makhluk sosial.
Keadaan yang memaksa manusia untuk tinggal di rumah selama berbulan - bulan bisa dirasakan
sebagai suatu tekanan atau beban yang bila tidak dikendalikan, dapat berdampak negatif pada
kesehatan mental. Maka dapat disimpulkan pandemi ini menggandeng penyakit mental, terutama
2. Kajian Literatur
2.1 COVID-19
COVID-19 adalah hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat di seluruh belahan dunia. Menurut World
Health Organization (WHO) Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19.
2.4 Warna
Salah satu unsur yang sangat penting dalam desain adalah warna. Melalui warna suatu karya memiliki
arti dan nilai. Warna juga dapat mempengaruhi suasana dalam suatu ruang, mulai dari suasana
menyenangkan, tegang, dan lainnya secara psikologis (Pile, 1995).
Dari sisi psikologi, warna adalah salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap emosi
manusia. Dalam otak manusia, setiap warna memberikan kesan yang berbeda-beda seperti warna
putih membuat ruang terasa lbeih luas, sedangkan warna hitam membuat ruangan terasa lebih
sempit.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 golongan warna yaitu panas yang terdiri dari warna merah,
jingga, dan kuning dapat memberikan pengaruh psikologis panas, merangsang, dan menggembirakan
dan warna dingin seperti jijau dan biru yang memberikan efek psikologis menenangkan dan damai
(Pile, 1995 dan Birren, 1961). Warna coklat yang merupakan warna netral dapat memberikan efek
psikologis kehangatan, aman, dan rasa nyaman.
Warna dalam desain interior memiliki pengaruh yang kuat pada perasaan dan emosi penggunanya.
Dan tidak menutup kemungkinan bahwa keadaan fisik pengguna pun dapat dipengaruhi oleh warna-
warna tertentu yang terdapat pada ruang yang ditempatinya. (Sriti Mayang Sari, 2003)
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode design thinking. Metode ini terdiri dari
lima tahapan yaitu emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Penelitian ini merupakan
perancangan awal yang hanya sampai pada tahapan prototype. Penjelasannya adalah sebagai berikut.