Tugas I
Tugas I
Tugas I
HUKUM LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS I
Tugas Anda
Carilah putusan hakim (bebas dapat dari putusan tingkat pertama, banding ataupun tingkat
kasasi) yang menggunakan prinsip kehati-hatian sebagai pertimbangan hukumnya! Analisalah
secara singkat putusan tersebut!
PENYELESAIAN :
Putusan No. 71/G.TUN/2001/PTUN.JKT Dengan Kasus Ketiadaan Dokumen AMDAL Sebelum
Penerbitan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 107/Kpts/KB.430/2/2001.
Penggugat : 1. Yayasan lembaga pengembangan Hukum lingkungan Indonesia/ Indonesian
Centre for Environmental Law (ICEL).
2. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
3. Yayasan Biodinamika Pertanian Indonesia/ Biotani Indonesia.
4. Yayasan Lembaga Konsumen Sulawesi Selatan (YLKSS).
5. Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM).
6. Konsorsium Nasional Untuk Pelestarian Hutan dan Alam Indonesia
(KONPHALINDO).
7. Yayasan Biodinamika Pertanian.
Tergugat : PT. Mngro
Penjelasan kasus :
Salah satu kasus yang cukup mencolok mengenai penerapan hak aktif ini adalah
tindakan yang dilakukan beberapa yayasan yang terlibat dalam perlindungan lingkungan dan
konsumen yang mengajukan gugatan atas Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
107/Kpts/KB.430/2/2001 tentang Pelepasan Secara Terbatas Kapas Transgenik Bt DP 56903
sebagai Varietas Unggul dengan Nama NuCOTN 35B (Bollgard) tertanggal 7 Februari 2001.
Para Penggugat merasa bahwa surat keputusan tersebut berpotensi memberikan kerugian
bagi masyarakat yang diwakili oleh yayasan-yayasan tersebut.
Surat keputusan yang menjadi objek gugatan ini menjadi permasalahan karena
dikeluarkan tanpa dilengkapi dokumen AMDAL sebagai prasyarat dikeluarkan izin usaha yang
seharusnya dipenuhi PT Mngro sebagai pemrakarsa kegiatan. Dokumen AMDAL ini menjadi
sangat penting karena kegiatan yang akan dilakukan PT Mngro berkaitan dengan tanaman
transgenik yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi lingkungan.
Pada prinsipnya, tanaman kapas ini disisipi gen khusus yang dapat membunuh
serangga apabila memakan tanaman tersebut. Tentunya hal ini kemudian mempengaruhi
keanekaragaman hayati dan ekosistem di mana tanaman kapas tersebut berada. Hal ini
dikarenakan pola hidup tanaman kapas tersebut berubah maka tempat hidupnya berpotensi
untuk berubah. Usaha yang berpotensi risiko seperti inilah yang perlu didukung dengan
dokumen AMDAL sebagai prasyarat dikeluarkannya izin usahanya.
Pada kenyataannya, surat keputusan yang menjadi objek gugatan dikeluarkan tanpa
adanya dokumen AMDAL. Majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini
menganggap bahwa surat keputusan tersebut telah dibuat sesuai dengan prinsip kehati-
hatian, tidak perlu disertai dokumen AMDAL, dan tidak dimaksudkan untuk berlaku secara
permanen.
Majelis hakim melihat bahwa Tergugat telah menggunakan prinsip kehati-hatian
sebelum mengeluarkan surat keputusan dan kewajiban untuk AMDAL bagi Tergugat tidak
dipersyaratkan. Majelis hakim berpandangan bahwa surat keputusan ditujukan untuk uji coba
penanaman di lapangan dan pemanfaatan secara terbatas kapas transgenik dalam jangka
waktu satu tahun, dengan disertai pemantauan dan evaluasi. Kemudian, uji coba tersebut
akan ditinjau kembali jika berdampak negatif terhadap keamanan hayati, lingkungan, dan
kesehatan manusia
Dari pertimbangan ini, majelis hakim melihat bahwa surat keputusan belum
menghasilkan kerugian bagi siapapun. Mengenai dasar gugatan Penggugat mengenai
kerugian potensial akibat dikeluarkannya surat keputusan tersebut, majelis hakim
menimbang bahwa peradilan tata usaha negara melakukan penilaian yang bersifat a
posteriori, yaitu setelah terjadinya akibat yang secara faktual benar-benar terjadi dan
bukannya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, majelis
hakim memutuskan bahwa gugatan Penggugat harus ditolak seluruhnya
Sumber :
1. Direktori Putusan No. 71/G.TUN/2001/PTUN.JKT.
2. https://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/viewFile/123/107